Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN INDUSTRI

PENINGKATAN KINERJA ANHYDROUS EVAPORATOR PADA PEMBUATAN KRISTAL Na2SO4 DI PT.INDO BHARAT RAYON

Performance Upgrading of Anhydrous Evaporation in Making Na2SO4 Crystal at PT. Indo Bharat Rayon

Diajukan sebagai persyaratan untuk melaksanakan Penelitian Industri

DISUSUN OLEH

Dyah Ayu Sekarsari Rizki Zahrarianti

(08414005) (08414024)

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG OKTOBER 2011

LEMBAR PENGESAHAN

Bandung, Oktober 2011

Mahasiswa I

Mahasiswa II

Dyah Ayu Sekarsari NIM. 08414005

Rizki Zahrarianti NIM.08414024

Menyetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

Harita N Chamidy, LRSC, MT NIP. 196601111994031002

Dr.Ir.Bintang Iwhan Moehady, MSc NIP. 195511201984032001

Mengetahui, Koordinator Penelitian Industri

Unung Leoanggraeni, Ir., MT NIP. 195912141987032002

Daftar Isi

Halaman Judul Lembar Pengesahan ......i Daftar Isi ....ii


I. Pendahuluan 1.1 1.2 1.3 II. Latar Belakang Masalah .... Tujuan . . . . ...2 .2 .. 3 .. .......7 . . ..8 10 .11 .8 3 . 1 1

Ruang Lingkup ....

Tinjauan Pustaka . . 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

III.

Metodologi Penelitian ......................................................................... .13 3.1 3.2 3.3 3.4 Rencana Kegiatan Tugas Akhir Data Pengamatan Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir .. Perkiraan Biaya ..17 ...13 15 .16

Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

PT. Indo-Bharat Rayon merupakan salah satu industri yang memproduksi staple fiber rayon sebagai produk utama dan Natrium Sulfat Anhydrous sebagai produk sampingnya. Industri ini terletak di Desa Cilangkap, Kabupaten Purwakarta. PT. Indo-Bharat Rayon memproduksi Natrium Sulfat Anhydrous dengan spesifikasi pH 5,5-6,5 dan kandungan air sebesar 0,10%. Natrium Sulfat Anhydrous ini biasa digunakan sebagai bahan pengisi pada detergen. Natrium Sulfat Anhydrous merupakan produk yang dihasilkan dari proses kristalisasi larutan spinbath di Departemen Auxilliary. Salah satu proses yang terlibat dalam proses pembuatan Natrium Sulfat Anhydrous ini adalah proses evaporasi di Seksi Calcination. Evaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan menjadi uap. Proses evaporasi bertujuan untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah menguap. Air merupakan jenis pelarut yang kebanyakan ada dalam proses evaporasi. Evaporasi dilaksanakan dengan menguapkan sebagian dari pelarut sehingga didapatkan larutan yang pekat dan konsentrasinya lebih tinggi. Proses evaporasi di Seksi Calcination bertujuan untuk mengurangi kadar air pada glauber salt (Na2SO4.10H2 O). Melalui proses evaporasi ini diharapkan kandungan air pada glauber salt berkurang menjadi 7-10%. Alat yang digunakan untuk proses evaporasi tersebut adalah Triple-Effect Evaporator. Alat ini terdiri dari tiga buah evaporator sirkulasi alamiah tabung panjang yang dihubungkan satu sama lain sehingga didapatkan sistem efek tiga (Triple-Effect). Alat tersebut dirancang sehingga uap yang keluar dari satu efek berfungsi sebagai media pemanas bagi efek berikutnya. Sebuah kondensor dan ejektor udara membangkitkan vakum pada efek ketiga dalam rangkaian tersebut dan menarik keluar gas-gas yang tidak terkondensasi dari sistem tersebut.

Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa air yang dapat diuapkan hanya sekitar 10%. Hal tersebut diakibatkan oleh adanya overflow glauber salt dari settler ke VDK 2 dan VDK 3. Evaluasi kinerja terhadap Triple-Effect Evaporator dilakukan dengan menghitung dan membandingkan effisiensi dari alat tersebut pada periode tahun 2010 (Bulan Desember) dan tahun 2011 (Bulan Agustus dan September). Dari hasil evaluasi kinerja tersebut dapat di analisa peluang-peluang modifikasi untuk meningkatkan kinerja alat tersebut. Evaluasi kinerja dilakukan melalui perhitungan neraca massa dan neraca energi.

1.2.Tujuan Tujuan dari penelitian mengenai peningkatan kinerja triple effect evaporator dalam pembuatan kristal Na2SO4 di unit kalsinasi ini antara lain: 1. Melakukan evaluasi kinerja alat triple effect evaporator untuk meningkatkan efisiensi evaporator. 2. Membandingkan kinerja alat Triple-Effect Evaporator pada periode tahun 2010 (Bulan Desember) dan tahun 2011 (Bulan Agustus dan September). 3. Mengevaluasi vakum yang dihasilkan dalam pengoperasian alat triple effect evaporator.

1.3.Ruang Lingkup Pembahasan


1. Menghitung effisiensi triple effect evaporator di seksi kalsinasi PT. IndoBharat Rayon

2. Mengevaluasi penggunaan energi pada alat triple effect evaporator 3. Evaluasi banyaknya air yang dapat teruapkan pada alat triple effect evaporator 4. Penentuan peluang efisiensi energi untuk peningkatan kinerja alat triple effect evaporator yang dapat dilakukan berdasarkan perhitungan neraca massa dan neraca energi. 5. Evaluasi banyaknya vakum yang dapat dihasilkan oleh sistem vakum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evaporasi 2.1.1. Pengertian Evaporasi Evaporasi secara umum dapat didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu evaporasi yang berarti proses penguapan yang terjadi secara alami, dan evaporasi yang dimaknai dengan proses penguapan yang timbul akibat diberikan uap panas (steam) dalam suatu peralatan. Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada liquid (cairan) dengan penambahan panas (Robert B. Long, 1995). Panas dapat disuplai dengan berbagai cara, diantaranya secara alami dan penambahan steam. Evaporasi didasarakan pada proses pendidihan secara intensif yaitu pemberian panas ke dalam cairan, pembentukan gelembung-gelembung (bubbles) akibat uap, pemisahan uap dari cairan, dan mengkondensasikan uapnya. Evaporasi atau penguapan juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan kalor ke dalam zat cair mendidih (Warren L. Mc Cabe, 1999).

2.1.2. Manfaat Evaporasi di Industri


a. Pengentalan awal cairan sebelum proses lanjut b. Pengurangan volume cairan c. Untuk menurunkan aktivitas air

2.1.3. Pengaruh sifat-sifat larutan umpan terhadap evaporasi

2.1.4. Faktor-faktor yang mempercepat proses evaporasi 1. Suhu Walaupun cairan dapat terevaporasi di bawah suhu titik didihnya, namun prosesnya akan cepat terjadi ketika suhu di sekeliling lebih tinggi. Hal ini terjadi karena evaporasi menyerap kalor laten dari sekelilingnya. Dengan

demikian, semakin hangat suhu sekeliling semakin banyak jumlah kalor yang terserap untuk mempercepat evaporasi. 2. Kelembapan udara Jika kelembapan udara kurang, berarti udara sekitar kering. Semakin kering udara (sedikitnya kandungan uap air di dalam udara) semakin cepat evaporasi terjadi. Contohnya, tetesan air yang berada di kepingan gelas di ruang terbuka lebih cepat terevaporasi lebih cepat daripada tetesan air di dalam botol gelas. Hal ini menjelaskan mengapa pakaian lebih cepat kering di daerah kelembapan udaranya rendah. 3. Tekanan Semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi terjadi. Pada tetesan air yang berada di gelas botol yang udaranya telah dikosongkan (tekanan udara berkurang), maka akan cepat terevaporasi. 4. Sifat cairan Cairan dengan titik didih yang rendah terevaporasi lebih cepat daripada cairan yang titik didihnya besar. Contoh, raksa dengan titik didih 357C lebih susah terevaporasi daripada eter yang titik didihnya 35C. 2.2 Evaporator 2.2.1. Konstruksi Dasar Evaporator Sistem evaporator industri pada umumnya terdiri atas :
1. Sebuah penukar kalor untuk memasok kalor sensibel dan kalor laten penguapan pada umpan. Di dalam industri biasanya uap ( steam ) jenuh dipergunakan sebagai medium pemanas. 2. Sebuah separator yang di dalamnya uap dipisahkan dari phasa cair kentalnya. 3. Sebuah kondensor untuk penghasil kondensasi uap dan pembuangan dari sistem . Ini dapat dihilangkan jika sistem bekerja pada kondisi atmosphere.

2.2.2.Pepindahan Kalor di dalam Evaporator 2.2.2.1. Koefisien Perpindahan Kalor Persamaan perpindahan kalor mempunyai bentuk : Q= U A DT dimana Q adalah kalor terpindah per satui satuan waktu, U koefisien

perpindahan kalor keseluruhan, A luas permukaan perpindahan kalor dan DT beda suhu antara dua arus. 2.2.2.2. Tahanan terhadap perpindahan kalor
a. Koefisien perpindahan kalor lapis film kondensasi pada sisi steam dari penukar kalor . b. Koefisien lapis film cairan yang sedang mendidih pada sisi cairan dari penukar kalor. c. Faktor karat atau fouling factors pada kedua dinding dalam dan luar pembatas permukan perpindahan kalor . d. Tahanan panas bahan dinding.

2.2.3. Neraca Massa

2.3. Multiple effect Evaporators 2.3.1. Deskripsi Umum Multiple Effect Evaporators Multiple effect evaporators merupakan peralatan yang dirancang dengan tujuan meningkatkan efisiensi energi dari proses evaporasi yang berlangsung dengan menggunakan energi panas dari steam (uap) untuk menguapkan air. Prinsip dasar dari jenis evaporator ini yaitu menggunakan panas/kalor yang dilepaskan/disediakan dari proses kondensasi pada satu efek untuk memberikan panas bagi efek lainnya. Uap yang terbentuk dari separator first effect akan memanasi komponen yang sedang berada di unit second effect, ketika steam awal (steam langsung) sedang memanasi komponen yang berada pada unit first effect. Pada suatu multiple-effect evaporator, air dididihkan pada suatu rangkaian wadah (vessel), masingmasingnya dilangsungkan pada tekanan yang lebih rendah dibandingkan dengan dengan unit sebelumnya. Karena titik didih dari air

berkurang/menurun seiring dengan penurunan tekanan maka uap yang terbentuk dari satu wadah dapat digunakan untuk memanaskan unit berikutnya dan hanya pada vessel pertama.(pada tekanan tertingi)

membutuhkan sumber panas eksternal. Laju uap dan air pendingin bagi unit double effect diperkirakan 50% dibandingkan dengan unit single effect. Laju alir berbagai jenis bagi multiple effect berkisar antara 3000 LPH sampai dengan 50,000 LPH

2.3.2. Sejarah Multiple-effect evaporator Multiple-effect evaporator ditemukan oleh seorang insiyur AfricanAmerican bernama Norbert Rillieux. Meskipun beliau mungkin saja telah merancang peralatan tersebut semenjak 1820-an dan membangun konstruksi prototypenya pada 1834, dia tidak membangun industri yang

mengaplikasikan evaporator ini untuk pertama kalinya sampai tahun 1845. Semulanya dirancang untuk memekatkan gula pada jus sugar cane. Teknologi ini sekarang menjadi berkembang pesat digunakan di semua aplikasi industri yang memerlukan teknologi untuk menguapkan air dalam jumlah yang banyak seperti produksi garam dan desalinasi air.

Gambar Multiple Effect Evaporators

Sumber gambar : http://www.3rtechnology.in/?Evaporators

Sumber gambar : http://www.tespl.com/Water%20Recycling.htm 2.3.3. Aplikasi dan Keuntungan Multiple Effect Evaporators Keuntungan utama penggunaan sistem Multiple Effect Evaporators yaitu energi yang ekonomis dan efisien. Ekonomi energi bagi multiple effect evaporators bergantung pada jumlah unit efek (number of effects) dan berkisar dari 220 kkal energi panas per 1 kg air yang diuapkan.untuk Triple Effect Evaporator sampai dengan 120 kkal untuk sebuah Six Effect Evaporator. Oleh karena biaya operasi dari sistem Multiple Effect Evaporators ekonomis maka sistem dengan aliran dengan debit besar menyukai aplikasi ini pada semua sektor industri dan khususnya pada proses produksi garam dan desalinasi air. Sistem ini sudah terbukti sangat ekonomis, dengan prosesnya menggunakan gas panas dengan suhu di atas 250 C atau biaya uap yang rendah pada tekanan moderat sekitar 7 bar sampai 21 bar yang dibangkitkan dari energi biomassa atau batubara atau waste heat yang tersedia.

2.3.4. Prinsip Umum Multiple Effect Evaporators

Ditinjau dari rangkaian tiga buah evaporator ,masing-masing unit memiliki suhu dan tekanan T1, T2, T3, dan P1, P2, P3, jika cairan tidak mempunyai kenaikan titik didih maka kalor terpindah per satu satuan waktu melintas setiap efek akan menjadi : Efef 1 Q1 = U1 A1 D T1, Efek 2 Q2 = U2 A2 D T2, Efek 3 Q3 = U3 A3 D T3, dimana D T1 = (To - T1), dimana D T2 = (Tl - T2 ), dimana D T3 = (T2 - T3)

To = suhu steam awal, Tf = suhu umpan. Dengan mengabaikan kalor yang diperlukan untuk memanasi umpan dari Tf to T1, kalor Q1 yang dipindah melintas A1 muncul sebagai kalor laten di dalam uap D efek kedua , dan : Q1 = Q2 = Q3 sedemikian hingga U1 A1 D T1 = U2 A2 D T2 = U3 A3 D T3 Jika , seperti dalam banyak kasus. Masing-masing efek sama ,A1 = A2 = A3, sehingga : U1 D T1 = U2 D T2 = U3 D T3 Simplifikasi ditunjukkan dengan : (a) kalor yang dibutuhkan untuk memanasi umpan dari To ke diabaikan, dan (b) cairan yang melintas dari efek (1) ke efek (2) membawa kalor ke dalam efek ke dua dan ini dipergunakan untuk evaporasi demikian pula sama untuk efek ke tiga . Air yang diuapkan di dalam setiap efek sebanding dengan Q selama kalor laten mendekati konstan. Jadi kapasitas totalnya, Q= Q1 = Q2 = Q3 = U1 A1 D T1 = U2 A2 D T2 = U3 A3 D T3 Jika dipergunakan nilai rata-rata koefisien Uav maka Q = Uav (D T1 + D T2 + D T3) A T1 telah
1

dan digunakan sebagai steam dalam

dengan asumsi luas setiap efek sama .

2.3.5. Operasi Sistem Evaporator Efek Banyak 2.3.5.1. Forward Feeding

2.3.5.2. Backward feeding

2.3.5.3. Mixed feeding

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rencana Kegiatan Tugas Akhir Kegiatan yang dilakukan untuk pelaksanaan penelitian industri di seksi kalsinasi dept.Auxiliarry PT.Indo Bharat Rayon sebagai berikut : a. Tahap persiapan: y Mempelajari flowsheet proses evaporasi di seksi kalsinasi pada departemen auxilliary y Mempelajari cara pengoperasian triple effect evaporator kalsinasi. b. Tahap Pelaksanaan dan analisis: y Pengambilan data aktual seluruh parameter pada alat triple effect evaporator dan data analisa konsentrasi Na2SO4. y Menghitung neraca massa, neraca energi, heat loss, effisiensi penggunaan energi pada alat triple effect evaporator y Menghitung banyaknya vakum yang diperoleh dalam pengoperasian sistem vakum y Menentukan peluang-peluang modifikasi proses melalui simulasi perhitungan. di seksi

Skema Alat Anhdrous Evaporator (Triple Effect) di Seksi Kalsinasi

3.3. Jadwal Pelaksanaan

No 1. Tahap persiapan

Kegiatan

Minggu 1 2 3 4

y Mempelajari flowsheet proses evaporasi di seksi kalsinasi pada departemen auxilliary y Mempelajari cara pengoperasian triple effect evaporator di seksi kalsinasi. 2. Tahap Pelaksanaan dan analisis y Pengambilan data aktual pada alat triple effect evaporator dan data analisa konsentrasi Na2SO4. y Menghitung neraca massa, neraca energi, heat loss, effisiensi penggunaan energi pada alat triple effect evaporator y Menghitung banyaknya vakum yang diperoleh dalam pengoperasian sistem vakum y Menentukan peluang-peluang modifikasi proses melalui simulasi perhitungan.

3.4.Perkiraan Biaya Tabel Perkiraan Biaya yang Dikeluarkan No Uraian 1 Proposal Percetakan Penjilidan Browsing 2 3 Penelitian Pembuatan Laporan Percetakan Penjilidan Fotocopy 4 Biaya Tak Terduga Total Rp. 355.000 Rp. Rp. Rp. Rp. 100.000 90.000 50.000 50.000 Rp. Rp. Rp. 10.000 5.000 50.000 Kebutuhan Harga Satuan Harga Total

DAFTAR PUSTAKA
C, J. Geankoplis, 2000. Transport Process and Separation Process Principles. Edisi IV. Prentice hall PTR http://masdiisya.wordpress.com/tag/evaporasi/ http://smartmath-regicati.blogspot.com/2010/02/pengertian-evaporasi.html

Anda mungkin juga menyukai