Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH

REKLAMASI RAWA (HSKK 817)


DOSEN PEMBIMBING: M. AZHARI NOOR, M.Eng

OLEH : AYU NINGDYA H1A109029

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL BANJARBARU 2012

Daftar Isi

Daftar Isi Pendahuluan ........................................................................................................................ 1. 2. 3. 4. 5. Definisi Rawa dan Definisi lain yang berkaitan .......................................................... Asas Pemanfaatan Rawa .............................................................................................. Tujuan Reklamasi Rawa .............................................................................................. Pelaksanaan Reklamasi Rawa ..................................................................................... Pelestarian dan Keberlanjutan Reklamasi Rawa ................................................ 1 1 2 2 3 3 4

Perbandingan PP No. 27 Tahun 1991 dan RPP 2009 ......................................................... Daftar Pustaka

Ada beberapa dasar hukum dalam Reklamasi Rawa, antara lain: 1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR 2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 27 TAHUN 1991 TENTANG RAWA 3. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 64 / PRT / 1993 TENTANG REKLAMASI RAWA 4. RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 TENTANG RAWA

Peraturan perundangan terbaru yakni Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Republik Indonesia Tahun 2009 mengenai Rawa, memuat antara lain: 1. Definisi Rawa dan Definisi lain yang berkaitan Rawa ialah sumber daya air berupa genangan air terus menerus atau musiman yang terbentuk secara alamiah di atas lahan yang pada umumnya mempunyai kondisi topografi relatif datar dan/atau cekung, tanahnya berupa mineral mentah dan/atau tanah organik/gambut, mempunyai derajat keasaman air yang tinggi, dan terdapat flora dan fauna yang spesifik. (Pasal 1, ayat 1) Reklamasi rawa adalah pengembangan rawa melalui teknologi hidrolika dalam bentuk jaringan reklamasi rawa guna mendukung budidaya pertanian dan/atau tambak. (Pasal 1, ayat 8) Sistem reklamasi rawa adalah kesatuan pengaturan air yang meliputi jaringan reklamasi rawa, air di daerah reklamasi rawa, pengelolaan air di daerah reklamasi rawa, kelembagaan pengelola reklamasi rawa, dan sumber daya manusia. (pasal 1, ayat 9) Daerah reklamasi rawa adalah kesatuan lahan yang dilengkapi dengan satu atau ebih jaringan reklamasi rawa yang mempunyai ikatan ketergantungan antarjaringan reklamasi rawa itu, baik secara teknis maupun sosial, ekonomi dan lingkungan berdasarkan rencana pengembangan. (Pasal 1, ayat 10) Jaringan reklamasi rawa adalah saluran, bangunan air dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan fungsi yang diperlukan untuk pengelolaan air di daerah reklamasi rawa. (Pasal 1, ayat 11) Pengembangan jaringan reklamasi rawa adalah pembangunan jaringan reklamasi baru dan/atau peningkatan jaringan reklamasi rawa yang sudah ada. (pasal 1, ayat 29) Pengelolaan jaringan reklamasi rawa adalah kegiatan yang meliputi operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan reklamasi rawa. (pasal 1, ayat 30)

Saluran utama adalah saluran-saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan sungai, yang terdiri antara lain saluran primer, saluran sub primer, saluran sekunder dan saluran sub sekunder. (Pasal 1, ayat 38) Saluran primer adalah saluran yang berhubungan langsung dengan sungai/sumber air. (Pasal 1, ayat 39) Saluran sekunder adalah saluran yang menghubungkan saluran primer dengan saluran tersier. (Pasal 1, ayat 40) Saluran tersier adalah saluran yang berhubungan langsung dalam pelayanan air dengan lahan pertanian dan/atau tambak. (Pasal 1, ayat 41) Garis sempadan saluran adalah garis batas luar saluran atau tanggul yang menetapkan daerah yang dibutuhkan untuk keperluan pengamanan jaringan reklamasi rawa. (Pasal 1, ayat 42)

2.

Asas Pemanfaatan Rawa Pengelolaan rawa didasarkan pada pola dan rencana pengelolaan sumber daya air yang berbasis wilayah sungai dan dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya secara menyeluruh, terpadu, partisipatif, dan berkelanjutan. Pengelolaan rawa memerlukan dukungan sistem informasi yang terkini, akurat, dan tepat waktu yang dapat diakses oleh seluruh pemilik kepentingan dan dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan keseimbangan antara konservasi rawa dan pendayagunaan rawa, serta memperhatikan kearifan lokal. (Pasal 5, ayat 1 sd. 4)

3.

Tujuan Reklamasi Rawa Pengembangan rawa yang berwawasan lingkungan ditujukan untuk peningkatan kemanfaatan rawa guna mendukung kegiatan pertanian, perikanan, pemukiman, industri, pariwisata, pertahanan dan keamanan, pertambangan, ketenagaan, perhubungan, dan untuk berbagai keperluan budidaya lainnya. Pengembangan rawa diselenggarakan berdasarkan rencana pengelolaan sumber daya air dan rencana tata ruang wilayah yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan: a. daya dukung sumber daya air ; b. kekhasan dan aspirasi daerah serta masyarakat setempat ; c. kemampuan pembiayaan; dan d. kelestarian keanekaragaman hayati dalam sumber air. (Pasal 18, ayat 1 dan 2)

4.

Pelaksanaan Reklamasi Rawa Kegiatan pengelolaan jaringan reklamasi rawa meliputi kegiatan rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa. (Pasal 45) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya bertanggung jawab dalam pembangunan dan peningkatan jaringan reklamasi rawa tingkat primer dan sekunder. Kegiatan rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa tingkat tersier menjadi hak dan tanggung jawab perkumpulan petani pemakai air. Operasi jaringan reklamasi rawa menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah sesuai dengan kewenangannya. Dalam hal perkumpulan petani pemakai air tidak mampu melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan reklamasi rawa tingkat tersier yang menjadi hak dan tanggung jawabnya, pemerintah sesuai dengan kewenangannya dapat membantu pengelolaan jaringan reklamasi rawa berdasarkan permintaan dari perkumpulan petani pemakai air dengan memperhatikan prinsip kemandirian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Perkumpulan petani pemakai air dapat berperan serta dalam pemeliharaan jaringan reklamasi rawa di tingkat primer dan sekunder sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Perkumpulan petani pemakai air dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa di tingkat primer, dan sekunder. (Pasal 46)

5. Pelestarian dan Keberlanjutan Reklamasi Rawa Dalam rangka mengupayakan pelestarian dan keberlanjutan fungsi dan manfaat jaringan reklamasi rawa, pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya mengendalikan alih fungsi daerah reklamasi rawa. (Pasal 53) Alih fungsi daerah reklamasi rawa hanya dapat dilakukan apabila: a. terdapat perubahan rencana tata ruang wilayah; atau b. memperoleh izin alih fungsi budidaya dari pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai kewenangannya; atau c. bencana alam yang mengakibatkan hilangnya fungsi lahan dan jaringan reklamasi rawa. (Pasal 54, ayat 1)

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 Tentang Rawa dan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Republik Indonesia Tahun 2009 Tentang Rawa memiliki perbedaan salah satunya dalam hal Pelaksanaan yang juga mencakup ke dalam hal pembagian Wewenang dan Tanggung Jawab.

(1)Wewenang dan tanggung jawab pembinaan rawa ada pada Pemerintah; (2) Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab pembinaan rawa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Menteri; (3) Wewenang dan tanggung jawab pembinaan rawa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Bab V : Wewenang dan Tanggung Jawab Pembinaan , Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 Tentang Rawa)

Pasal 63 memuat wewenang dan tanggung jawab pemerintah. Pasal 64 memuat wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Provinsi. Pasal 65 memuat wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Pasal 66 memuat wewenang dan tanggung jawab pemerintah desa. Pasal 67 memuat wewenang dan tanggung jawab masyarakat (petani). (Bab VIII : Wewenang dan Tanggung Jawab, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Republik Indonesia Tahun 2009 Tentang Rawa)

Dari contoh 2 paragraf di atas dapat dilihat bahwa pada Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 Tentang Rawa, pasal-pasal yang ada hanya ditulis secara garis besar. Sedangkan pada Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Republik Indonesia Tahun 2009 Tentang Rawa, pasal-pasalnya ditulis dengan lebih jelas dan terperinci.

Daftar Pustaka

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 Tentang Rawa. 1991. Jakarta Rancangan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2009 Tentang Rawa. 2009. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai