Anda di halaman 1dari 98

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2005 ATAS

LAPORAN KEUANGAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN ANGGARAN 2004

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA IV PERWAKILAN III BPK-RI DI JAKARTA


Nomor : Tanggal :

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


Jl. HOS Cokroaminoto No. 52 Yogyakarta 55244, Telp 0274-563635, Fax 0274-588736

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kepada Para Pengguna Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2004 Berdasarkan ketentuan Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 2 Undang-Undang No. 15 Tahun 2004, dan Pasal 31 UU No. 17 Tahun 2003, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) telah memeriksa Laporan Keuangan Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2004 yang telah disusun oleh Pemerintah Kabupaten Sragen. Laporan Keuangan tersebut adalah tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Sragen. Tanggung jawab BPK-RI terletak pada pernyataan pendapat atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004 berdasarkan Pemeriksaan BPKRI. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan oleh BPK-RI. Standar tersebut mengharuskan BPK-RI untuk merencanakan, mengumpulkan bukti yang cukup dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan yang memadai sebagai dasar untuk memberikan pendapat. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2004 bertujuan untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004 telah disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam Peraturan Perundangan yang berlaku. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2004 meliputi pengujian atas Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2004, Neraca per tanggal 31 Desember 2004, Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004 dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sebagaimana diungkapkan dalam catatan pemeriksaan, dalam Laporan Keuangan Tahun 2004 Pemerintah Kabupaten Sragen menyajikan hal-hal berikut : a. Pengakuan dan penilaian gedung dalam aktiva tetap belum memperhatikan bantuan dari komite sekolah dan fungsi anggaran belanja modal sebagaimana diungkapkan dalam catatan pemeriksaan nomor C.1.a. b. Penatausahaan bantuan Ingub berupa mesin pengering gabah dan RPC belum sesuai ketentuan dan tidak jelas status kepemilikannya sebagaimana diungkapkan dalam catatan pemeriksaan nomor C.1.b.

c. Administrasi persediaan obat apotik di RSUD Sragen belum tertib dan tidak dapat direkonsiliasi ke perhitungan harga pokok sebagaimana diungkapkan dalam catatan pemeriksaan nomor C.1.d. d. Penyajian nilai hutang dari pengadaan obat dan alat kesehatan di RSUD Sragen tidak sesuai ketentuan dan diragukan kewajarannya sebagaimana diungkapkan dalam catatan pemeriksaan nomor C.1.e. Berdasarkan Pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2004, BPK-RI berpendapat bahwa Laporan Keuangan Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2004 kecuali atas akibat paragraph atas hal-hal yang dimuat dalam paragraph sebelumnya telah disajikan secara wajar untuk semua hal yang material sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam berbagai peraturan perundangan yang berlaku. Di dalam hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2004, BPK-RI menyampaikan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Sragen dalam upaya penyempurnaan Laporan Keuangan Daerah sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Yogyakarta, 23 Agustus 2005 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perwakilan IV di Yogyakarta Ketua Tim

AM. Bagus Pantja Putra Djaja, S.E., Ak., M.Si. Akuntan REG-NEG D.11.521

I. LAPORAN KEUANGAN YANG DIBERI OPINI OLEH BPK-RI A. NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN NERACA PER 31 DESEMBER 2004 (AUDITAN) PERKIRAAN ASSET Asset Lancar Kas Daerah Piutang Pajak Piutang Lain-lain Piutang Retribusi Piutang Pokok Piutang Bunga Persediaan Uang Muka Pemeliharaan Jumlah Investasi Permanen Penyertaan Modal Perusda Penyertaan Modal Dana Bergulir Jumlah Asset Tetap Tanah Peralatan & Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Jembatan dan Jaringan Irigasi Asset Tetap Lainnya Konstruksi dalam Pengerjaan Sub Jumlah Koreksi Jumlah Asset Lainnya Tagihan Penjualan Angsuran Built Operating Transfer Dana Cadangan Lain-lain Asset Jumlah Total Asset REF PER 31 DESEMBER 2004 (AUDITAN) 21.284.642.045,00 3.216.459.088,00 7.716.762.383,00 38.439.398,00 15.000.000,00 1.500.000,00 6.457.113.813,32 1.191.525.350,00 39.921.442.077,32 19.223.571.104,00 4.494.947.800,00 23.718.518.904,00 140.063.507.944,00 67.960.427.298,00 125.136.184.444,00 267.071.204.877,00 6.963.316.170,00 260.000.000,00 607.454.640.733,00 (20.863.134.596,00) 586.591.506.137,00 0,00 1.456.225.000,00 0,00 0,00 1.456.225.000,00 651.687.692.118,32

E.I.a.1) E.I.a.2) E.I.a.3) E.I.a.4) E.I.a.5) E.I.a.6) E.I.a.7) E.I.a.8)

E.I.b.1) E.I.b.2)

E.I.c.1) E.I.c.2) E.I.c.3) E.I.c.4) E.I.c.5) E.I.c.6)

E.I.d.

HUTANG & EKUITAS (R/K) Hutang Hutang Jangka Pendek Hutang Biaya Bagian Lancar Hutang Jgk Panjang Hutang/Perhitungan Fihak Ketiga Jumlah Hutang Jangka Panjang Hutang Luar Negeri Hutang kpd Pemerintah Pusat Hutang kpd Pemda Otonom Lainnya Hutang kpd BUMN/D Hutang kpd Bank/ Lembaga Keuangan Lainnya Jumlah Total Hutang Ekuitas Dana Ekuitas Dana Umum Ekuitas Dana yg Diinvestasikan Cadangan Piutang Uang Muka Pemeliharaan Cadangan Persediaan Dana yang Disisihkan Membayar Hutang Cadangan Piutang Pokok Cadangan Piutang Bunga SILPA Tahun Berjalan Jumlah Ekuitas Dana Dicadangkan Ekuitas Dana Dicadangkan Jumlah Ekuitas Dana Donasi Koreksi menambah Ekuitas Dana Donasi Jumlah setelah koreksi Total Ekuitas Dana Total Utang dan Ekuitas

E.II.a.1) E.II.a.2)

1.519.850.173,00 0,00 681.729.269,00 2.201.579.442,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.201.579.442,00

E.III.a) E.III.a) E.III.a) E.III.a) E.III.a) E.III.a) E.III.a) E.III.a)

606.896.801.561,00 10.971.660.869,00 1.191.525.350,00 6.457.113.813,32 (2.201.579.442,00) 15.000.000,00 1.500.000,00 21.284.642.045,00 644.616.664.196,32 0,00 0,00

E.III.b)

4.869.448.480,00 4.869.448.480,00 649.486.112.676,32 651.687.692.118,32

Merupakan Bagian Tak Terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

B. LAPORAN PERHITUNGAN APBD PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN LAPORAN PERHITUNGAN APBD Untuk Periode yang Berakhir 31 DESEMBER 2004 URAIAN PENDAPATAN Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pajak Daerah Retribusi Daerah Bagian Laba Usaha Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan (DP) Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Bagi Hasil Pajak Propinsi Lain-lain Pendapatan yang Sah BELANJA Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasional dan Pemeliharaan Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Modal (BM) Belanja Modal Tanah Belanja Modal Jalan dan Jembatan Belanja Modal Bangunan Air Belanja Modal Instalasi Belanja Modal Jaringan REF E.IV E.IV.a E.IV.a E.IV.a E.IV.a E.IV.a E.IV.b E.IV.b E.IV.b E.IV.b E.IV.b E.IV.c E.V E.V.a E.V.a E.V.a E.V.a E.V.a E.V.b E.V.b E.V.b E.V.b E.V.b E.V.c E.V.c E.V.c E.V.c E.V.c E.V.c REALISASI 395.271.903.830,00 43.547.105.781,00 6.957.120.952,00 19.228.260.353,00 1.382.930.184,00 15.978.794.292,00 331.267.844.533,00 18.611.370.870,00 283.621.000.000,00 8.110.000.000,00 20.925.473.663,00 20.456.953.516,00 380.335.918.529,00 280.021.090.451,00 263.238.726.215,00 12.521.235.591,00 899.646.940,00 3.361.481.705,00 33.490.267.759,00 8.886.376.418,00 15.179.968.408,00 1.337.275.500,00 8.086.647.433,00 43.164.510.240,00 1.015.759.600,00 15.996.541.000,00 3.286.165.875,00 479.973.500,00 469.688.600,00

Belanja Modal Bangunan dan Gedung Belanja Modal Monumen Belanja Modal Alat Besar Belanja Modal Alat Angkut Belanja Modal Alat Bengkel Belanja Modal Alat Pertanian Belanja Modal Alat Kantor dan RT Belanja Modal Alat Studio Belanja Modal Alat Kedokteran Belanja Modal Alat Laboratorium Belanja Modal Buku/Perpustakaan Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Belanja Bagi Hasil Pajak/Retribusi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota Belanja Bantuan Keuangan kpd Pemerintah Bawahan dan Instansi Vertikal Lainnya Bantuan Keuangan kepada Organisasi Sosial dan Kemasyarakatan Bantuan Keuangan kepada Organisasi Profesi/ Politik Belanja Tidak Tersangka Belanja Tidak Tersangka SURPLUS/DEFISIT

E.V.c E.V.c E.V.c E.V.c E.V.c E.V.c E.V.c E.V.c E.V.c E.V.c E.V.c E.V.d E.V.d E.V.d E.V.d E.V.d

11.950.465.150,00 96.214.000,00 48.000.000,00 1.697.156.500,00 492.740.000,00 37.010.000,00 2.227.590.715,00 380.285.000,00 16.570.000,00 379.671.000,00 4.590.679.300,00 23.660.050.079,00 626.833.250,00 12.530.625.829,00 6.869.826.000,00 3.632.765.000,00 0,00 0,00

E.VI

14.935.985.301,00

PEMBIAYAAN Penerimaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu Penerimaan Pinjaman Modal TOTAL PENERIMAAN DAERAH Pengeluaran Daerah Pembayaran Hutang Pokok yang Jatuh Tempo Penyertaan Modal Pinjaman Modal Silpa Tahun Berjalan 22.187.273.599,00 15.085.733.599,00 7.101.540.000,00

15.838.616.855,00 128.892.855,00 2.600.224.000,00 13.109.500.000,00 21.284.642.045,00

Merupakan Bagian Tak Terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

C. LAPORAN ALIRAN KAS PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN LAPORAN ALIRAN KAS PERIODE 1 JANUARI s.d. 31 DESEMBER 2004 ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS OPERASI A Aliran Masuk Kas 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) a. Pendapatan Daerah b. Retribusi Daerah c. Bagian Laba Usaha Daerah d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah TOTAL PAD 2) Dana Perimbangan a. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak b. Dana Alokasi Umum c. Dana Alokasi Khusus d. Bagi Hasil Pajak Propinsi TOTAL DANA PERIMBANGAN Lain-lain Pendapatan Yang Sah LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

6.957.120.952,00 19.228.260.353,00 1.382.930.184,00 15.978.794.292,00 43.547.105.781,00 18.611.370.870,00 283.621.000.000,00 8.110.000.000,00 20.925.473.663,00 331.267.844.533,00 20.456.953.516,00 395.271.903.830,00

3)

TOTAL ALIRAN MASUK KAS B Aliran Kas Keluar 1) Belanja Administrasi Umum (BAU) a. Belanja Pegawai b. Belanja Barang dan Jasa c. Belanja Perjalanan Dinas d. Belanja Pemeliharaan TOTAL BAU 2) Belanja Operasi dan Pemeliharaan (BOP) a. Belanja Pegawai b. Belanja Barang dan Jasa c. Belanja Perjalanan Dinas d. Belanja Pemeliharaan TOTAL BOP Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan a. Belanja Bagi Hasil dan Pajak/Retribusi b. Belanja Bantuan Keuangan kepada Instansi Pem. Bawahan dan Instansi Vertika tikal lainnya c. Bantuan Keuangan kpd Org. Sosial dan Kemasyarakatan d. Belanja Bantuan Keuangan kpd Org. Profesi/Politik TOTAL BBHBKU

263.238.726.215,00 12.521.235.591,00 899.646.940,00 3.361.481.705,00 280.021.090.451,00 8.886.376.418,00 15.179.968.408,00 1.337.275.500,00 8.086.647.433,00 33.490.267.759,00 626.833.250,00 12.530.625.829,00 6.869.826.000,00 3.632.765.000,00 23.660.050.079,00

3)

4)

Belanja Tak Tersangka (BTTs)

0,00 337.171.408.289,00 58.100.495.541,00

TOTAL ALIRAN KAS KELUAR ALIRAN KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI (A-B) ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI A. Aliran Kas Masuk B. Aliran Kas Keluar Belanja Modal (Recovery Fund) 1) Belanja Modal Tanah Perkampungan 2) Belanja Modal Jalan dan Jembatan 3) Belanja Modal Bangunan Air (Irigasi) 4) Belanja Modal Instalasi 5) Belanja Modal Jaringan 6) Belanja Modal Bangunan Gedung 7) Belanja Modal Monumen 8) Belanja Modal Alat-alat Besar 9) Belanja Modal Alat-alat Angkut 10) Belanja Modal Alat-alat Bengkel 11) Belanja Modal Alat-alat Pertanian 12) Belanja Modal Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 13) Belanja Modal Alat-alat Studio dan Alat-alat Komunikasi 14) Belanja Modal Alat-alat Kedokteran 15) Belanja Modal Alat-alat Laboratorium 16) Belanja Modal Buku/Perpustakaan TOTAL ALIRAN KAS KELUAR ALIRAN KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI (A-B) ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN A. Aliran Kas Masuk Penerimaan Pinjaman Modal (Recovery Fund) TOTAL ALIRAN KAS MASUK B. Aliran Kas Keluar a. Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo b. Penyertaan Modal c. Pinjaman Modal TOTAL ALIRAN KAS KELUAR

1.015.759.600,00 15.996.541.000,00 3.286.165.875,00 479.973.500,00 469.688.600,00 11.950.465.150,00 96.214.000,00 48.000.000,00 1.697.156.500,00 492.740.000,00 37.010.000,00 2.227.590.715,00 380.285.000,00 16.570.000,00 379.671.000,00 4.590.679.300,00 43.164.510.240,00 (43.164.510.240,00)

7.101.540.000,00 7.101.540.000,00 128.892.855,00 2.600.224.000,00 13.109.500.000,00 15.838.616.855,00

ALIRAN KAS BERSIH DARI AKTV. PEMBIAYAAN (A-B) (8.737.076.855,00) SALDO AWAL KAS 15.085.733.599,00 SALDO AKHIR KAS 21.284.642.045,00 Merupakan Bagian Tak Terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

D. KEBIJAKAN AKUNTANSI Pemerintah Kabupaten Sragen belum membakukan kebijakan akuntansi sebagai suatu pedoman resmi yang akan digunakan dalam pelaksanaan penatausahaan dan sistem akuntansi keuangan daerah melalui keputusan Kepala Daerah (dhi. Bupati), karena menunggu acuan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang sedianya akan diterbitkan pada tahun 2004 sebagai referensi. Namun demikian dalam pelaksanaan penatausahaan dan sistem akuntansi keuangan daerah, Pemerintah Kabupaten Sragen mengacu pada ketentuan yang terdapat pada Kepmendagri No. 29 tahun 2002 dan ketentuan lain yang bersifat kebijakan intern serta prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kebijakan tersebut dapat diikhtisarkan sebagai berikut : 1. Kas dan Bank Kas adalah alat pembayaran yang sah yang setiap saat dapat digunakan. Kas diakui pada saat diterima atau dikeluarkan berdasarkan nilai nominal uang. Kas Pemerintah Kabupaten Sragen meliputi Kas, Kas di Pemegang Kas, Bank, Bank di Pemegang Kas dan Deposito. 2. Piutang Piutang merupakan hak atau klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi. Piutang diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah kas yang akan diterima dan jumlah pembiayaan yang telah diakui dalam periode berjalan. Piutang dinilai sebesar nilai yang diperkirakan dapat direalisasikan. 3. Persediaan Persediaan adalah barang yang dijual atau dipakai habis dalam satu periode akuntansi. Persediaan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan nilai barang yang belum terjual atau terpakai. Persediaan dinilai berdasarkan : a. Harga pembelian terakhir jika diperoleh dengan pembelian. b. Harga standar jika diperoleh dengan memproduksi sendiri. c. Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya jika diperoleh dengan cara lain seperti donasi.

4. Belanja Dibayar Dimuka Belanja dibayar dimuka merupakan penurunan aktiva dan atau kenaikan hutang yang digunakan untuk uang muka pembelian barang atau jasa dan belanja yang maksud penggunaannya akan dipertanggungjawabkan kemudian. Belanja dibayar dimuka diakui dalam periode berjalan berdasarkan jumlah kas yang dikeluarkan. 5. Investasi Jangka Panjang Investasi jangka panjang adalah penyertaan yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomis dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi jangka panjang terdiri dari : a. Penyertaan modal pemerintah pada badan usaha milik daerah (BUMD), lembaga keuangan daerah, dan badan usaha lainnya yang bukan milik daerah. b. Pinjaman kepada BUMD, lembaga keuangan daerah, pemerintah daerah otonom atau sebaliknya dan pihak lainnya yang diteruspinjamkan. c. Investasi jangka panjang lainnya yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan. Investasi jangka panjang diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan harga perolehan yaitu jumlah kas yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan dalam rangka memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut. 6. Asset Tetap Asset tetap adalah asset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan pemerintah dan pelayanan publik. Asset tetap diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, donasi, dan pertukaran dengan asset lainnya. Asset tetap yang diperoleh bukan berasal dari donasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah belanja modal yang telah diakui dalam periode berjalan. Asset tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berjalan saat diterima dan hak kepemilikannya berpindah. Dalam pengakuan asset tetap harus dibuat ketentuan yang membedakan antara penambahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian utama. Penambahan adalah peningkatan nilai asset tetap karena diperluas atau diperbesar. Biaya penambahan akan dikapitalisasi dan ditambah pada harga perolehan asset tetap yang bersangkutan. Pengurangan adalah penurunan nilai asset tetap karena

berkurangnya kuantitas. Pengurangan asset tetap dicatat sebagai pengurangan harga perolehan asset tetap bersangkutan. Pengembangan adalah peningkatan nilai asset tetap karena meningkatnya manfaat asset tetap. Pengembangan asset tetap diharapkan akan (1) memperpanjang usia manfaat, (2) meningkatkan efisiensi, dan atau (3) menurunkan biaya pengoperasian sebuah asset tetap. Biaya pengembangan akan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan asset tetap. Penggantian utama adalah memperbarui bagian utama asset tetap. Biaya penggantian utama akan dikapitalisasi dengan cara mengurangi nilai bagian yang diganti dari harga asset yang semula dan menambah biaya penggantian pada harga asset. Asset tetap dinilai dengan nilai histories atau harga perolehan. Jika penilaian asset tetap dengan menggunakan nilai histories tidak memungkinkan, maka nilai asset tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan. Untuk nilai asset yang sumber pengadaan atau penerimaannya (donasi) tidak pada tahun berjalan akan dinilai berdasarkan estimasi menurut ketentuan yang berlaku. 7. Asset Lain-lain Asset Lain-lain adalah asset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam asset lancar, investasi jangka panjang, asset tetap dan dana cadangan. 8. Hutang jangka pendek Hutang jangka pendek merupakan hutang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo dalam satu periode akuntansi. Hutang jangka pendek diukur dengan nilai nominal mata uang rupiah yang harus dibayar kembali dan diukur dalam mata uang asing yang telah dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi. Hutang jangka pendek terdiri dari : a. Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang, adalah bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu periode akuntansi. Bagian lancar hutang jangka panjang diakui pada saat reklasifikasi dalam periode berjalan atau berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa pembayaran bagian lancar hutang jangka panjang yang telah diakui dalam periode berjalan. b. Hutang Perhitungan Pihak Ketiga, adalah kewajiban kepada pihak ketiga sebagai akibat transaksi keuangan masa lalu yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo dalam satu periode akuntansi. Hutang perhitungan pihak ketiga

diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan nilai sekarang, kas yang akan dibayarkan atau jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan atau pembayaran hutang perhitungan pihak ketiga yang diakui dalam periode berjalan. 9. Hutang Jangka Panjang Hutang jangka panjang adalah hutang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Hutang jangka panjang diukur dengan nilai nominal mata uang rupiah yang harus dibayar kembali dan diukur dalam mata uang asing yang dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai kurs (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi. 10. Ekuitas Dana Ekuitas dana adalah jumlah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara jumlah aktiva dengan jumlah hutang. Ekuitas dana meliputi : a. Ekuitas Dana Umum, merupakan jumlah kekayaan bersih tidak termasuk aktiva yang berasal dari donasi dan dana cadangan. Ekuitas Dana Umum diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa sisa lebih perhitungan anggaran, hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan dan jumlah surplus dan defisit. b. Ekuitas Dana Dicadangkan, merupakan jumlah kekayaan bersih berupa aktiva yang dicadangkan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah dana cadangan yang ditransfer dalam periode berjalan. c. Ekuitas Dana Donasi, merupakan jumlah kekayaan bersih berupa aktiva yang berasal dari donasi. Ekuitas Dana Donasi diakui selama atau pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah penerimaan hibah, bantuan atau sumbangan yang telah diakui dalam periode berjalan.

E. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Penjelasan Pos-pos Neraca I. a. 1) ASSET ASSET LANCAR Kas di Kas Daerah Rp. 21.284.642.045,00 Jumlah tersebut merupakan saldo kas di tangan setiap pemegang kas unit unit kerja Pemerintah Kabupaten Sragen dengan rincian sebagai berikut : 360.137.853,00 - Sisa UUDP Rp. - Kas pada PKD Rp. 100.263.543,00 8.576.227.929,00 - Rek. Giro BPD Jateng Cabang Sragen Rp. 151.000.000,00 - Rek. Simpeda BPD Jateng Cabang Sragen Rp. - Rek. Tabungan Bima BPD Jateng Cab. 1.000.000,00 Sragen Rp. 254.803.597,00 - Rekening Bank di RSUD Sragen Rp. 11.339.500.000,00 - Deposito pada BPR Joko Tingkir Rp. Rp. Jumlah 20.782.932.922,00 Koreksi menambah: Rp 114.580.409,00 - Selisih UUDP Rp. 387.128.714,00 - Selisih Rekening Kas di RSUD (Selisih tersebut dalam proses penyelesaian Rp 501.709.123,00 Bawasda) Jumlah setelah koreksi Rp. 21.284.642.045,00 Piutang Pajak Rp. 3.216.459.088,00 Jumlah tersebut merupakan jumlah Piutang PBB yang telah menjadi hak penerimaan Pemerintah Kabupaten Sragen tetapi belum dilakukan pembayarannya oleh pihak yang berhutang dan terdapat di unit - unit kerja Pemerintah Kabupaten Sragen dengan rincian sebagai berikut : Rp. 598.932.706,00 - Kecamatan Sragen Rp. 69.399.277,00 - Kecamatan Kalijambe Rp. 166.899.152,00 - Kecamatan Masaran Rp. 133.633.718,00 - Kecamatan Gondang Kecamatan Sambungmacan Rp. 297.720.729,00 Rp. 10.889.237,00 - Kecamatan Ngrampal Rp. 142.122.529,00 - Kecamatan Karangmalang Rp. 365.366.941,00 - Kecamatan Sidoharjo Rp. 3.745.213,00 - Kecamatan Tanon Rp. 81.049.691,00 - Kecamatan Gemolong Rp. 18.696.490,00 - Kecamatan Miri Rp. 7.203.216,00 - Kecamatan Sumberlawang Rp. 6.520.449,00 - Kecamatan Tangen Rp. 49.549.104,00 - Perusahaan Jumlah Rp. 1.951.728.452,00 Koreksi menambah: Piutang PLN (PPJU) Rp. 1.264.730.636,00 Jumlah setelah koreksi Rp. 3.216.459.088,00

2)

3)

Piutang Lain-lain Rp. 7.716.762.383,00 Jumlah tersebut merupakan jumlah yang telah menjadi hak penerimaan Pemerintah Kabupaten Sragen tetapi belum dilakukan pembayarannya oleh pihak yang berhutang dengan rincian sebagai berikut : Piutang L P E K Rp. 945.500.000,00 Piutang L K D Rp. 250.000.000,00 Piutang PD PAL Rp. 500.000.000,00 Piutang pasien umum pada RSUD Rp. 35.735.684,00 Piutang Klaim PKPS BBM pada RSUD Rp. 274.672.315,00 Piutang Klaim Askes pada RSUD Rp. 125.234.800,00 Piutang Tuntutan Ganti Rugi Rp. 114.346.500,00 Kelebihan pembayaran gaji Rp. 233.909,00 Jumlah Rp. 2.245.723.208,00 Koreksi menambah: Piutang - Mantan Anggota DPRD Rp. 2.769.384.675,00 Piutang - Aparat Pemda Rp. 442.979.500,00 Rp. 157.400.000,00 - Piutang petani garut Piutang Peternak Rp. 2.101.275.000,00 Jumlah koreksi menambah Rp. 5.471.039.175,00 Jumlah setelah koreksi Rp. 7.716.762.383,00 Piutang Retribusi Rp. 38.439.398,00 Jumlah tersebut merupakan jumlah Piutang Retribusi Kios dan Loss Pasar Kota dan Pasar Bunder yang telah menjadi hak penerimaan Pemerintah Kabupaten Sragen tetapi belum dilakukan pembayarannya oleh pihak yang berhutang dan belum dilakukan pencatatan, sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: Koreksi menambah: Piutang Retribusi Kios-Pasar Kota Rp. 13.304.170,00 Piutang Retribusi Loss-Pasar Kota Rp. 11.001.508,00 Piutang Retribusi kios-Pasar Bunder Rp. 4.831.070,00 Piutang Retribusi Loss-Pasar Bunder Rp. 9.302.650,00 Jumlah Rp. 38.439.398,00 Piutang Pokok Rp. 15.000.000,00 Jumlah tersebut merupakan piutang pokok dana bergulir bantuan Pokja TKS yang belum dicatat dengan uraian sebagai berikut: Piutang Pokja TKS Rp. 15.000.000,00 Piutang Bunga Rp. 1.500.000,00 Jumlah tersebut merupakan piutang bunga atas dana bergulir bantuan Pokja TKS yang belum dicatat dengan uraian sebagai berikut: Piutang Pokja TKS Rp. 1.500.000,00 Persediaan Rp. 6.457.113.813,32 Jumlah tersebut merupakan sediaan yang ada di setiap unit - unit kerja Pemerintah Kabupaten Sragen dengan rincian sebagai berikut : 5.022.472.866,48 - Persediaan Obat Rp. 84.520.630,71 - Persediaan Perlengkapan Gigi Rp.

4)

5)

6)

7)

- Persediaan Alat Kesehatan - Persediaan Bahan Laborat Jumlah Koreksi menambah: - Persed. Habis Pakai Dinas Perhubungan - Persed. BPKB - Persediaan Karcis Parkir - Dinhub - Persediaan Karcis Pasar - Dispenda - Persediaan Buku KIA - DKK - Persediaan Leaflet - Dinas Perhubungan - Persediaan Obat - DKK - Persediaan Karcis - Puskesmas Sragen - Persediaan ATK - Persediaan - Bahan Laborat - Persediaan Obat - Gudang (APBD) - Persediaan Hewan Ternak Jumlah koreksi menambah Koreksi mengurangi: - Persediaan Obat - DKK - Persediaan Obat - Gudang (Askes) Jumlah koreksi mengurangi Jumlah setelah koreksi 8)

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

415.470.030,28 143.546.352,50 5.666.009.879,97 6.726.479,50 51.143.000,00 120.000,00 513.598.900,00 192.500,00 58.000,00 64.574.572,00 71.940,00 767.250,00 16.276.230,00 52.676,13 340.000.000,00 993.581.547,63 202.335.714,28 141.900,00 202.477.614,28 6.457.113.813,32

Uang Muka Pemeliharaan Rp. 1.191.525.350,00 Jumlah tersebut merupakan jaminan pemeliharaan dari berbagai kegiatan sebagai pengganti dana pemeliharaan yang merupakan hak pihak ketiga dan belum jatuh tempo namun sudah dibayarkan penuh sehingga perlu dilakukan koreksi sebagai berikut: Koreksi menambah - UM Pemeliharaan - DPU Rp. 1.136.125.350,00 - UM Pemeliharaan - RSU Rp. 6.978.250,00 - UM Pemeliharaan - DKK Rp. 48.421.750,00 Jumlah setelah koreksi Rp. 1.191.525.350,00 INVESTASI PERMANEN Penyertaan Modal Pada Perusda Rp. 19.223.571.104,00 Jumlah tersebut merupakan saldo penyertaan modal pada Perusda sebagai berikut : 435.000.000,00 - Bank Pembangunan Daerah Jateng Rp. 4.393.309.000,00 - BPR/BKK di Kab. Sragen Rp. 2.438.933.000,00 - BPR Joko Tingkir Sragen Rp. 3.464.617.250,00 - PD Perbengkelan Kab. Sragen Rp. - PD Percetakan Daerah Kab. Sragen Rp. 1.361.799.354,00 15.774.874.062,00 - PDAM Kabupaten Sragen Rp. Jumlah Rp. 27.868.532.666,00 Koreksi kurang: 8.644.961.562,00 PDAM Kabupaten Sragen Rp. Jumlah setelah koreksi Rp. 19.223.571.104,00

b. 1)

2)

Penyertaan Modal Proyek Pembangunan Koreksi menambah: - Penyertaan Modal - Dana Bergulir Sapi - Penyertaan Modal - Dana Bergulir Bank Padi - Penyertaan Modal - Dana Bergulir Pokja TKS Jumlah koreksi menambah Jumlah setelah koreksi

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp Rp

4.494.947.800,00 3.152.947.800,00 1.192.000.000,00 150.000.000,00 4.494.947.800,00 4.494.947.800,00

c. 1)

ASSET TETAP Tanah Rp. 140.063.507.944,00 Jumlah tersebut merupakan saldo asset tanah yang dimiliki dan atau dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Sragen yang terdiri dari beberapa peruntukan sebagai berikut : Tanah untuk Gedung Pertemuan Rp. 1.725.129.705,00 9.965.414.000,00 Tanah untuk Irigasi Rp. 17.900.660.961,00 Tanah untuk Jalan Rp. 10.619.819.995,00 Tanah untuk Kantor Rp. 3.158.371.027,00 Tanah untuk Makam Umu Rp. Tanah untuk Mess/Penginapan Rp. 109.000.000,00 1.680.000,00 Tanah untuk Musium Rp. 6.706.035.000,00 Tanah untuk Pasar Rp. 488.362.000,00 Tanah untuk Perikanan Rp. 396.030.675,00 Tanah untuk Perkebunan Rp. 58.713.907.566,00 Tanah untuk Pertanian Rp. 1.311.171.000,00 Tanah untuk Peternakan Rp. 7.049.077.509,00 Tanah untuk Rekreasi/Pariwisata Rp. Tanah untuk Rumah Dinas Rp. 1.929.610.000,00 1.050.704.750,00 Tanah untuk Rumah Sakit/Puskesmas Rp. 13.602.424.756,00 Tanah untuk Sekolah Rp. 20.000.000,00 Tanah untuk Sumur PDAM Rp. 5.257.509.000,00 Tanah untuk Terminal Rp. Tanah untuk TPA Rp. 58.600.000,00 Jumlah Rp. 140.063.507.944,00 Peralatan dan Mesin Jumlah saldo peralatan dan mesin tersebut berupa : - Alat Angkutan Kendaraan Dinas - Alat Berat - Alat Kantor dan Rumah Tangga - Alat Kedokteran dan Kesehatan - Alat Laboratorium - Alat Musik dan Olah Raga - Alat Perbengkelan dan Pertukangan - Alat Pertanian - Alat Studio dan Komunikasi - Peralatan Sekolah Dasar Jumlah Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 67.960.427.298,00 20.786.830.500,00 9.451.463.000,00 19.113.831.740,00 5.035.276.955,00 1.125.759.415,00 359.560.500,00 5.355.877.946,00 324.050.000,00 169.510.000,00 5.965.956.562,00 67.688.116.618,00

2)

Koreksi menambah: - Alat Kedokteran & Kesehatan - Alat Laboratorium Jumlah koreksi menambah Jumlah setelah koreksi 3)

Rp. Rp. Rp. Rp.

125.610.680,00 146.700.000,00 272.310.680,00 67.960.427.298,00

Gedung dan Bangunan Rp. 125.136.184.444,00 Gedung dan Bangunan yang dikuasi / dimiliki oleh Pemda Kabupaten Sragen yang diklasifikasikan berdasarkan kegunaannya adalah sebagai berikut: Rp. - Bangunan untuk Bengkel 747.139.607,00 Rp. - Bangunan untuk Instalasi 395.587.113,00 Rp. - Bangunan untuk Kantor 19.360.562.075,00 Rp. - Bangunan untuk Olah Raga 4.075.094.191,00 Rp. - Bangunan untuk Pabrik 993.425.000,00 Rp. - Bangunan untuk Pasar 27.239.274.925,00 Rp. - Bangunan untuk Pengolah Limbah 10.600.000,00 - Bangunan untuk Peristirahatan/ Rekreasi Rp. 1.884.172.736,00 Rp. - Bangunan untuk Pertemuan 2.878.965.370,00 Rp. - Bangunan untuk Rumah Dinas 1.748.792.353,00 Rp. - Bangunan untuk Rumah Sakit / Puskesmas 5.106.075.880,00 Rp. - Bangunan untuk Sekolah / Pendidikan 57.700.594.227,00 Rp. - Bangunan untuk Taman 1.605.490.967,00 Rp. - Bangunan untuk Tempat Pertemuan 103.150.000,00 Rp. - Bangunan untuk Terminal 635.370.000,00 Rp. - Bangunan untuk TPA/TPS 253.000.000,00 Jumlah Rp. 124.737.294.444,00 Koreksi menambah: Bantuan Komite Sekolah Rp. 398.890.000,00 Jumlah koreksi menambah Rp. 398.890.000,00 Jumlah setelah koreksi Rp. 125.136.184.444,00 Jalan, Jembatan dan Jaringan Irigasi Rp. 267.071.204.877,00 Jalan, Jembatan dan Jaringan Irigasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sragen terdiri dari: 241.789.585.407,00 - Jalan sepanjang 1.318,18 km senilai Rp. 30.993.070.800,00 - Jembatan sebanyak 310 unit Rp. - Jaringan Irigasi sepanjang 1.510,354 km Rp. 5.667.350.170,00 Rp. 278.450.006.377,00 Koreksi mengurangi - Jalan sepanjang 1.318,18 km senilai Rp 11.378.801.500,00 Jumlah koreksi mengurangi Rp 11.378.801.500,00 Jumlah setelah koreksi Rp. 267.071.204.877,00

4)

5)

Asset Tetap Lainnya Asset Tetap Lainnya per 31 Desember 2004 terdiri dari: - Buku sebanyak 1.134.973 expl - Sapi 9 ekor di UPTD Aneka Ternak Jumlah

Rp. Rp. Rp. Rp.

6.963.316.170,00 6.797.316.170,00 166.000.000,00 6.963.316.170,00

6)

Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp. 260.000.000,00 Jumlah tersebut merupakan nilai asset gedung yang sedang dalam pengerjaan per 31 Desember 2004 dari dana stimulan Pemerintah Kabupaten Sragen yang akan digabung dengan uraian sebagai berikut : 100.000.000,00 - SD Gemolong 1, Kec. Gemolong Rp. 25.000.000,00 - SD Girimargo 1, Kec. Miri Rp. 25.000.000,00 - SD Gemantar 1, Kec. Mondokan Rp. - SD Ngargosari 4, Kec. Sumberlawang Rp. 110.000.000,00 Jumlah Rp. 260.000.000,00 TOTAL ASSET TETAP Koreksi selisih pencatatan penambahan Asset Tetap dengan Kapitalisasi Belanja Modal TA 2004 Rp. Rp. 607.454.640.733,00 (20.863.134.596,00)

Rp. d.

586.591.506.137,00

Asset Built Operate and Transfer (BOT) Rp. 1.456.225.000,00 Asset berupa bekas Gedung Nasional dan Gedung Percetakan Daerah yang dioperasikan oleh Ananto Pratiknyo BS sesuai perjanjian nomor 511.3/334404/1994 tanggal 1 Juli tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Sragen dengan cara bagi hasil tempat usaha selama 30 tahun, mulai tahun 1994 untuk pertokoan, tempat rekreasi, restaurat dan hiburan umum UTANG UTANG JANGKA PENDEK Hutang Biaya Koreksi menambah : - Biaya Listrik (Puskesmas) - Biaya Listrik (Kecamatan) - Biaya Listrik (Satuan Kerja) - Biaya Air (Puskesmas) - Biaya Air (Kecamatan) - Biaya Air (Satuan Kerja) - Biaya Telepon (Puskesmas) - Biaya Telepon (Kecamatan) - Biaya Telepon (Satuan Kerja) Jumlah setelah koreksi

II a 1)

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

2.201.579.442,00 1.519.850.173,00 304.800,00 188.940,00 1.489.170.916,00 207.155,00 191.180,00 6.057.738,00 340.790,00 1.275.992,00 22.112.662,00 1.519.850.173,00

2)

Hutang Pihak Ketiga Rp. 681.729.269,00 Jumlah tersebut terdiri atas hutang barang yang sudah diterima di tahun 2004 tetapi belum dilakukan pembayaran per 31 Desember 2004, yaitu sebagai

berikut: - Farmasi - O2 dan LPG - Makan Pasien - Alkes dan Bahan Laborat Koreksi menambah: - KTP dan KK Jumlah setelah koreksi b. 1) III a. UTANG JANGKA PANJANG Hutang Jangka Panjang Tidak ada koreksi EKUITAS Ekuitas Dana Umum - Ekuitas Dana Lancar Koreksi mengurangi: Reklasifikasi Jumlah setelah koreksi - Ekuitas Dana yang Diinvestasikan Koreksi menambah: Alat Laboratorium Penyertaan Modal Jumlah koreksi menambah Koreksi mengurangi: Investasi Permanen PDAM Kapitalisasi peningkatan jalan Nilai Aktiva Tetap Jumlah koreksi mengurangi Jumlah setelah koreksi - Cadangan Piutang Koreksi menambah: Piutang PLN (PPJU) Piutang mantan anggota DPRD Piutang aparat Pemda Piutang Retribusi Piutang Peternak Piutang Petani Garut Reklasifikasi Jumlah koreksi menambah Jumlah setelah koreksi

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

304.290.200,00 8.032.000,00 17.809.347,00 58.241.622,00 388.373.169,00 293.356.100,00 681.729.269,00 0,00 0,00

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

644.616.441.196,32 30.258.021.292,97 30.258.021.292,97 0,00 647.486.999.219,00 146.700.000,00 150.000.000,00 296.700.000,00 8.644.961.562,00 11.378.801.500,00 20.863.134.596,00 40.886.897.658,00 606.896.801.561,00 0,00 1.264.730.636,00 2.769.384.675,00 442.979.500,00 38.439.398,00 2.101.275.000,00 157.400.000,00 4.197.451.660,00 10.971.660.869,00 10.971.660.869,00

- Uang Muka Pemeliharaan Koreksi menambah: Jumlah setelah koreksi - Cadangan Persediaan Koreksi menambah: Persediaan Habis Pakai - Dinhub Persediaan Barang Pengujian Kendaraan Bermotor - Dinhub Persediaan Karcis Parkir-Dinhub Persediaan Karcis Pasar-Dispenda Persediaan Buku KIA-DKK Persediaan Leaflet-Dinhub Persediaan Obat-DKK Persed. Karcis-Puskesmas Sragen Persediaan ATK-Puskesmas Persediaan Bahan Laborat Persediaan Ternak Reklasifikasi Jumlah koreksi menambah Koreksi mengurangi: Persediaan Obat Persediaan Obat-RSUD Sragen Jumlah koreksi mengurangi Jumlah setelah koreksi - Dana yg Disisihkan Bayar Hutang Koreksi mengurangi: Utang Biaya-Listrik Utang Biaya-Air Utang Biaya-Telepon Utang pada Pihak Ketiga Reklasifikasi Jumlah setelah koreksi - Cadangan Piutang Pokok Koreksi menambah: Jumlah setelah koreksi - Cadangan Piutang Bunga Koreksi menambah: Jumlah setelah koreksi - Silpa Tahun Berjalan Koreksi menambah: Jumlah setelah koreksi

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

0,00 1.191.525.350,00 1.191.525.350,00 0,00 6.726.479,50 51.143.000,00 120.000,00 513.598.900,00 192.500,00 58.000,00 64.574.572,00 71.940,00 767.250,00 16.276.230,00 340.000.000,00 5.666.009.879,97 6.659.538.751,47 202.335.714,28 89.223,87 202.424.938,15 6.457.113.813,32 0,00 1.489.664.656,00 6.456.073,00 23.729.444,00 293.356.100,00 388.373.169,00 (2.201.579.442,00) 0,00 15.000.000,00 15.000.000,00 0,00 1.500.000,00 1.500.000,00 0,00 21.284.642.045,00 21.284.642.045,00

b.

Ekuitas Dana Donasi Rp. 4.869.448.480,00 Jumlah Ekuitas Dana Donasi merupakan kekayaan Pemerintah Kabupaten Sragen yang berasal dari bantuan Pemerintah Propinsi/Pusat atau Donatur berupa barang atau modal berdasarkan koreksi adalah sebagai berikut: - Alat Kedokteran & Kesehatan Rp. 125.610.680,00 - Aktiva Tetap - Diknas Rp. 398.890.000,00 - Modal Dana Bergulir Sapi Rp. 3.152.947.800,00 - Modal Dana Bergulir Bank Padi Rp. 1.192.000.000,00 Jumlah setelah koreksi Rp. 4.869.448.480,00

Penjelasan perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah IV a. PENDAPATAN Rp. 395.271.903.830,00 Jumlah Pendapatan tersebut terdiri dari: Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp. 43.547.105.781,00 Jumlah tersebut merupakan saldo Pendapatan Asli Daerah (PAD) periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2004, dengan rincian : - Pajak Daerah Rp. 6.957.120.952,00 - Retribusi Daerah Rp. 19.228.260.353,00 - Bagian Laba Usaha Daerah Rp. 1.382.930.184,00 - Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Rp. 15.978.794.292,00 Jumlah Rp. 43.547.105.781,00 Dana Perimbangan Rp. 331.267.844.533,00

b.

Jumlah tersebut merupakan saldo Dana Perimbangan periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2004, dengan rincian : Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Rp. 18.611.370.870,00 Dana Alokasi Umum Rp. 283.621.000.000,00 Dana Alokasi Khusus Rp. 8.110.000.000,00 Bagi Hasil Pajak Propinsi Rp. 20.925.473.663,00 Jumlah Rp. 331.267.844.533,00

c.

Lain-lain Pendapatan yang Sah Rp. 20.456.953.516,00 Jumlah tersebut merupakan saldo Dana Perimbangan periode 1 Januari sampai dengan 31 Des 2004: dengan rincian : BELANJA Rp. 380.335.918.529,00

V a.

Belanja Administrasi Umum Rp. 280.021.090.451,00 Jumlah tersebut merupakan saldo Belanja Administrasi Umum periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2004, dengan rincian : - Belanja Pegawai Rp. 263.238.726.215,00 - Belanja Barang dan Jasa Rp. 12.521.235.591,00 - Belanja Perjalanan Dinas Rp. 899.646.940,00 - Belanja Pemeliharaan Rp. 3.361.481.705,00 Jumlah Rp. 280.021.090.451,00

b.

Belanja Operasional dan Pemeliharaan Rp. 33.490.267.759,00 Jumlah tersebut merupakan saldo Belanja Operasional dan Pemeliharaan periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2004, dengan rincian : - Belanja Pegawai Rp. 8.886.376.418,00 - Belanja Barang dan Jasa Rp. 15.179.968.408,00 - Belanja Perjalanan Dinas Rp. 1.337.275.500,00 - Belanja Pemeliharaan Rp. 8.086.647.433,00 Jumlah Rp. 33.490.267.759,00 Belanja Modal (BM) Rp. 43.164.510.240,00 Jumlah tersebut merupakan saldo Belanja Modal periode 1 Januari sampai dengan 31 Des 2004. - Belanja Modal Tanah Rp. 1.015.759.600,00 - Belanja Modal Jalan dan Jembatan Rp. 15.996.541.000,00 - Belanja Modal Bangunan Air Rp. 3.286.165.875,00 - Belanja Modal Instalasi Rp. 479.973.500,00 - Belanja Modal Jaringan Rp. 469.688.600,00 - Belanja Modal Bangunan dan Gedung Rp. 11.950.465.150,00 - Belanja Modal Monumen Rp. 96.214.000,00 - Belanja Modal Alat Besar Rp. 48.000.000,00 - Belanja Modal Alat Angkut Rp. 1.697.156.500,00 - Belanja Modal Alat Bengkel Rp. 492.740.000,00 - Belanja Modal Alat Pertanian Rp. 37.010.000,00 - Belanja Modal Alat Kantor dan RT Rp. 2.227.590.715,00 - Belanja Modal Alat Studio Rp. 380.285.000,00 - Belanja Modal Alat Kedokteran Rp. 16.570.000,00 - Belanja Modal Alat Laboratorium Rp. 379.671.000,00 - Belanja Modal Buku/Perpustakaan Rp. 4.590.679.300,00 Jumlah Rp. 43.164.510.240,00 Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Rp. 23.660.050.079,00 Jumlah tersebut merupakan saldo Belanja Administrasi Umum periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2004, dengan rincian : - Belanja Bagi Hasil Pajak/Retribusi kepada Rp. 626.833.250,00 Pemerintah Kabupaten/Kota - Belanja Bantuan Keuangan kpd Pemerintah Rp. 12.530.625.829,00 Bawahan dan Instansi Vertikal Lainnya - Bantuan Keuangan kepada Organisasi Sosialan Rp. 6.869.826.000,00 Kemasyarakatan - Bantuan Keuangan kepada Organisasi Rp. 3.632.765.000,00 Profesi/Politik Jumlah Rp 23.660.050.079,00 Belanja Tidak Tersangka Belanja Tidak Tersangka SURPLUS/DEFISIT Rp. Rp. Rp 0,00 0,00 14.935.985.301,00

c..

d.

e. VI.

BAB I GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN A. Gambaran Umum 1. Dasar Hukum Pemeriksaan a. Pasal 23 E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Tahun 1945; b. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan; c. Pasal 31 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; d. Pasal 56 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; e. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; f. Pasal 184 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 81 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Pemerintahan Daerah; g. Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. 2. Tujuan Pemeriksaan Untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Sragen sebagai laporan pertanggungjawaban atas realisasi APBD Tahun Anggaran 2004 telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam berbagai peraturan perundangan mengenai Pengelolaan Keuangan Daerah. 3. Lingkup Pemeriksaan Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, maka pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2004, meliputi: a. Neraca per tanggal 31 Desember Tahun 2004 (tidak termasuk Neraca per tanggal 31 Desember Tahun 2003); b. Laporan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Laporan Realisasi Anggaran) Tahun Anggaran 2004; c. Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004; d. Catatan atas Laporan Keuangan Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2004.

4. Standar Pemeriksaan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2004 dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) dan Pedoman Manajemen Pemeriksaan (PMP) yang diterbitkan oleh BPK-RI. 5. Batasan dan Kendala Pemeriksaan Dalam rangka melaksanakan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Sragen, BPK-RI menghadapi kendala berikut : a. Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen belum memiliki kebijakan akuntansi yang baku sebagai acuan dalam penyusunan Laporan Keuangan Daerah yang dinyatakan secara resmi dalam bentuk peraturan daerah, namun telah memberlakukan ketentuan kebijakan akuntansi yang mengacu pada Kepmendagri No. 29 Tahun 2002. b. Terbatasnya pegawai berlatar belakang pendidikan akuntansi di unit-unit kerja Pemerintah Kabupaten Sragen, sehingga komunikasi terkait dengan transaksi Laporan Keuangan khususnya di unit-unit kerja selalu bermuara di Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD). Bahkan pegawai berlatar belakang pendidikan akuntansi yang ditempatkan di BPKD, yang secara khusus sesuai tupoksi berwenang menyusun laporan keuangan konsolidasian sangat terbatas.

B. LAPORAN KEUANGAN YANG DIPERIKSA OLEH BPK-RI 1. NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN NERACA KONSOLIDASI Per 31 Desember 2004 Perkiraan ASSET Asset Lancar Kas Daerah Piutang Pajak Piutang Lain-lain Piutang Pokok Piutang Bunga Persediaan Uang Muka Pemeliharaan Jumlah Asset Lancar Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Pinjaman kepada BUMN/BUMD Penyertaan Modal Dlm Proyek Pembangunan Jumlah Investasi Permanen Asset Tetap Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Jembatan dan Jaringan Irigasi Asset Tetap Lainnya Konstruksi dalam Pengerjaan Jumlah Asset Tetap Asset Lainnya Tagihan Penjualan Angsuran Built Operating Transfer Dana Cadangan Lain-lain Asset Jumlah Asset Lainnya TOTAL ASSET Per 31 Desember 2003 14.248.435.887,00 857.033.077,00 141.712.620,00 4.286.068.296,00 19.533.249.880,00 15.986.716.038,00 9.300.000.000,00 25.286.716.038,00 129.521.005.869,00 56.646.450.601,00 108.398.442.500,00 261.700.787.327,00 2.554.803.720,00 0,00 558.821.490.017,00 0,00 1.458.225.000,00 0,00 1.458.225.000,00 605.099.680.935,00 Per 31 Desember 2004 20.782.932.922,00 1.951.728.452,00 2.245.723.208,00 0,00 0,00 5.666.009.879,97 0,00 30.646.394.461,97 27.868.532.666,00 0,00 0,00 27.868.532.666,00 140.063.507.944,00 67.688.116.618,00 124.737.294.444,00 278.450.006.377,00 6.963.316.170,00 260.000.000,00 618.162.241.553,00 0,00 1.456.225.000,00 0,00 1.456.225.000,00 678.133.393.680,97

HUTANG Hutang Jangka Pendek Hutang Biaya Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang Hutang/Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Jumlah Hutang Jk Pendek Hutang Jangka Panjang Hutang Luar Negeri Hutang kepada Pemerintah Pusat Hutang kepada Pemda Otonom Lainnya Hutang kepada BUMN/D Hutang kpd Bank/Lembaga Keuangan Lain Jumlah Hutang Jk Panjang TOTAL HUTANG EKUITAS DANA Ekuitas Dana Umum: a. Ekuitas Dana Lancar b. Ekuitas Dana yang Diinvestasikan c.Cadangan Piutang d.Uang Muka Pemeliharaan e.Cadangan Persediaan f. Dana yang Disisihkan Membayar Hutang g. Cadangan Piutang Pokok h. Cadangan Piutang Bunga Ekuitas Dana yg Dicadangkan Ekuitas Dana Donasi TOTAL EKUITAS DANA TOTAL HUTANG DAN EKUITAS DANA

153.382.505,00 0,00 153.382.505,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 153.382.505,00

0,00 0,00 388.373.169,00 388.373.169,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 388.373.169,00

28.679.867.375,00 576.266.431.055,00

604.946.298.430,00 605.099.680.935,00

30.258.021.292,97 647.486.999.219,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 677.745.020.511,97 678.133.393.680,97

2. LAPORAN PERHITUNGAN APBD RINGKASAN PERHITUNGAN APBD KABUPATEN SRAGEN TAHUN ANGGARAN 2004 URAIAN PENDAPATAN Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Restribusi Daerah Bagian Laba Usaha Daerah Lain - lain Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Perimbangan dari Propinsi Lain - lain Pendapatan Yang Sah Penerimaan dari Pemerintah Pusat Jumlah Pendapatan II BELANJA Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasi Dan Pemeliharaan Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Modal ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 38.800.587.000,00 6.471.500.000,00 15.766.801.000,00 1.379.195.000,00 15.183.091.000,00 REALISASI LEBIH (KURANG)

NO. I

43.547.105.781,00 6.957.120.952,00 19.228.260.353,00 1.382.930.184,00 15.978.794.292,00

(4.746.518.781,00) (485.620.952,00) (3.461.459.353,00) (3.735.184,00) (795.703.292,00) (8.668.989.533,00) (5.993.053.870,00)

322.598.855.000,00 331.267.844.533,00 12.618.317.000,00 18.611.370.870,00 283.621.000.000,00 283.621.000.000,00 8.110.000.000,00 8.110.000.000,00 18.249.538.000,00 20.473.242.000,00 20.473.242.000,00 20.925.473.663,00 20.456.953.516,00 20.456.953.516,00

(2.675.935.663,00) 16.288.484,00 16.288.484,00

381.872.684.000,00 395.271.903.830,00 (13.399.219.830,00) 289.508.528.000,00 280.021.090.451,00 271.917.020.000,00 263.238.726.215,00 12.944.540.400,00 12.521.235.591,00 927.058.000,00 899.646.940,00 3.719.909.600,00 3.361.481.705,00 31.138.076.900,00 7.690.748.150,00 14.046.168.000,00 1.413.478.300,00 7.987.682.450,00 43.586.110.100,00 33.490.267.759,00 8.886.376.418,00 15.179.968.408,00 1.337.275.500,00 8.086.647.433,00 43.164.510.240,00 9.487.437.549,00 8.678.293.785,00 423.304.809,00 27.411.060,00 358.427.895,00 (2.352.190.859,00) (1.195.628.268,00) (1.133.800.408,00) 76.202.800,00 (98.964.983,00) 421.599.860,00

Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Belanja Tidak Tersangka Jumlah Belanja SURPLUS / ( DEFISIT ) III PEMBIAYAAN Penerimaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun yang Lalu Penerimaan Pinjaman Modal Jumlah Penerimaan Daerah Pengeluaran Daerah Penyertaan Modal Pembayaran Utang Pokok Yang Jatuh Tempo Pinjaman Modal Jumlah Pengeluaran Daerah SURPLUS / ( DEFISIT ) PEMBIAYAAN

23.688.655.000,00 118.625.000,00

23.660.050.079,00

28.604.921,00 118.625.000,00

388.039.995.000,00 380.335.918.529,00 7.704.076.471,00 (6.167.311.000,00) 14.935.985.301,00 (21.103.296.301,00)

15.086.888.000,00 6.919.040.000,00 22.005.928.000,00 2.600.224.000,00 128.893.000,00 13.109.500.000,00 15.838.617.000,00

15.085.733.599,00 7.101.540.000,00 22.187.273.599,00 2.600.224.000,00 128.892.855,00 13.109.500.000 ,00 15.838.616.855,00

1.154.401,00 (182.500.000,00) (181.345.599,00)

145

145

6.167.311.000,00

6.348.656.744,00

(181.345.744,00)

3. LAPORAN ALIRAN KAS LAPORAN ALIRAN KAS PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PERIODE 1 JANUARI s.d. 31 DESEMBER 2004 ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS OPERASI A Aliran Masuk Kas 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) a. Pendapatan Daerah b. Retribusi Daerah c. Bagian Laba Usaha Daerah d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah TOTAL PAD 2) Dana Perimbangan a. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak b. Dana Alokasi Umum c. Dana Alokasi Khusus d. Bagi Hasil Pajak Propinsi TOTAL DANA PERIMBANGAN Lain-lain Pendapatan Yang Sah LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

6.957.120.952,00 19.228.260.353,00 1.382.930.184,00 15.978.794.292,00 43.547.105.781,00 18.611.370.870,00 283.621.000.000,00 8.110.000.000,00 20.925.473.663,00 331.267.844.533,00 20.456.953.516,00 395.271.903.830,00

3)

TOTAL ALIRAN MASUK KAS B Aliran Kas Keluar 1) Belanja Administrasi Umum (BAU) a. Belanja Pegawai b. Belanja Barang dan Jasa c. Belanja Perjalanan Dinas d. Belanja Pemeliharaan TOTAL BAU 2) Belanja Operasi dan Pemeliharaan (BOP) a. Belanja Pegawai b. Belanja Barang dan Jasa c. Belanja Perjalanan Dinas d. Belanja Pemeliharaan TOTAL BOP Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan (BBHBKU) a. Belanja Bagi Hasil dan Pajak/Retribusi b. Belanja Bantuan Keuangan kepada Instansi Pemerintah Bawahan dan Instansi Vertikal lainnya c. Bantuan Keuangan kpd Org. Sosial dan Kemasyarakatan

263.238.726.215,00 12.521.235.591,00 899.646.940,00 3.361.481.705,00 280.021.090.451,00 8.886.376.418,00 15.179.968.408,00 1.337.275.500,00 8.086.647.433,00 33.490.267.759,00 626.833.250,00 12.530.625.829,00 6.869.826.000,00

3)

d. Belanja Bantuan Keuangan kpd Org. Profesi/Politik TOTAL BBHBKU 4) Belanja Tak Tersangka (BTTs)

3.632.765.000,00 23.660.050.079,00 0,00 337.171.408.289,00 58.100.495.541,00

TOTAL ALIRAN KAS KELUAR ALIRAN KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI (A-B) ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI A. Aliran Kas Masuk B. Aliran Kas Keluar Belanja Modal (Recovery Fund) 1) Belanja Modal Tanah Perkampungan 2) Belanja Modal Jalan dan Jembatan 3) Belanja Modal Bangunan Air (Irigasi) 4) Belanja Modal Instalasi 5) Belanja Modal Jaringan 6) Belanja Modal Bangunan Gedung 7) Belanja Modal Monumen 8) Belanja Modal Alat-alat Besar 9) Belanja Modal Alat-alat Angkut 10) Belanja Modal Alat-alat Bengkel 11) Belanja Modal Alat-alat Pertanian 12) Belanja Modal Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 13) Belanja Modal Alat-alat Studio dan Alat-alat Komunikasi 14) Belanja Modal Alat-alat Kedokteran 15) Belanja Modal Alat-alat Laboratorium 16) Belanja Modal Buku/Perpustakaan TOTAL ALIRAN KAS KELUAR ALIRAN KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI (A-B) ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN A. Aliran Kas Masuk Penerimaan Pinjaman Modal (Recovery Fund) TOTAL ALIRAN KAS MASUK B. Aliran Kas Keluar a. Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo b. Penyertaan Modal c. Pinjaman Modal TOTAL ALIRAN KAS KELUAR ALIRAN KAS BERSIH DARI AKTV. PEMBIAYAAN (A-B)

0,00

1.015.759.600,00 15.996.541.000,00 3.286.165.875,00 479.973.500,00 469.688.600,00 11.950.465.150,00 96.214.000,00 48.000.000,00 1.697.156.500,00 492.740.000,00 37.010.000,00 2.227.590.715,00 380.285.000,00 16.570.000,00 379.671.000,00 4.590.679.300,00 43.164.510.240,00 (43.164.510.240,00)

7.101.540.000,00 7.101.540.000,00 128.892.855,00 2.600.224.000,00 13.109.500.000,00 15.838.616.855,00 (8.737.076.855,00)

SALDO AWAL KAS SALDO AKHIR KAS

15.085.733.599,00 21.284.642.045,00

BAB II HASIL PEMERIKSAAN A. Penelaahan atas Sistem dan Pelaksanaan Sistem Pembukuan dan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Sragen Pada tahun anggaran 2004, Pemerintah Kabupaten Sragen telah menyusun Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Sragen No. 27 Tahun 2003 tanggal 24 Desember 2003 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Berdasarkan pasal 31 ayat (2) UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pemerintah Kabupaten Sragen telah menyusun laporan keuangan daerah yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Aliran Kas, Neraca Daerah, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang telah dilampiri Laporan Keuangan Perusahaan Daerah. Pembukuan dan penyusunan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Sragen dilakukan oleh Bidang Akuntansi dan Verifikasi pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD). BPKD mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah kabupaten dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi. Dalam menyelenggarakan tugasnya, BPKD mempunyai fungsi : 1. Merumuskan kebijakan teknis di bidang keuangan daerah; 2. Melaksanakan koordinasi di bidang keuangan daerah; 3. Merencanakan penganggaran daerah; 4. Mengendalikan pelaksanaan APBD; 5. Menyelenggarakan ketatausahaan/administrasi di bidang keuangan daerah; 6. Melaksanakan operasional keuangan daerah; 7. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan petunjuk Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pembukuan dan penyusunan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2004 diselenggarakan dengan menggunakan sistem pembukuan ganda (double entry) dengan dasar kas modifikasian. Dasar kas modifikasian adalah dasar akuntansi yang mencatat setiap transaksi keuangan daerah yang berkaitan dengan realisasi belanja dan pendapatan dengan menggunakan dasar kas. Sedangkan untuk menyusun neraca menggunakan dasar akrual. Hal ini disusun sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengelolaan, Pengurusan, dan Pertanggungjawaban Pengelolaan APBD. Penatausahaan Keuangan Daerah dan Laporan Keuangan Daerah telah disusun sesuai dengan prosedur pembukuan dan dokumen-dokumen tersebut telah diisi dan disetujui serta disimpan oleh pelaksana/petugas kompeten yang memiliki wewenang terkait. Pemerintah Daerah juga telah menyusun laporan bulanan dan laporan triwulanan yang memuat perbandingan antara anggaran dan realisasi. Pencatatan akumulasi disetiap bulannya memudahkan penyusunan dan pengendalian terhadap mekanisme pelaporan akhir. Dalam melaksanakan penyusunan Laporan Keuangan Daerah khususnya Neraca Daerah, Pemerintah Kabupaten Sragen belum berpedoman pada Perda tentang sistem dan prosedur, yang didalamnya memuat kebijakan akuntansi, karena belum diperdakan dan menunggu penyempurnaan mengikuti sistem akuntansi pemerintahan yang rencananya akan diterbitkan oleh pemerintah pusat. Dalam hal ini Pemerintah Daerah menggunakan kebijakan akuntansi internal yang diberlakukan di tingkat BPKD yang telah mengacu pada Kepmendagri No. 29 Tahun 2002. Hasil penelaahan atas proses pembukuan dan penyusunan laporan keuangan yang pelaksanaannya diselenggarakan oleh BPKD dibantu oleh segenap pelaksana pembukuan yang tersebar di tingkat bagian, dinas, dan kantor di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sragen yang telah diuji, ternyata masih menunjukkan beberapa kelemahan menyangkut ketertiban dan ketaatan pada ketentuan yang berlaku sebagai berikut : 1. Tidak ada pemisahan tugas yang memadai sesuai dengan tujuan pengendalian yang layak Dari observasi terhadap sistem pengadaan obat di RSUD Sragen, diketahui bahwa kepala instalasi farmasi sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap penyusunan daftar kebutuhan obat ternyata terlibat juga dalam proses pengadaan khususnya untuk pesanan yang bersifat penunjukan langsung. Selain itu, petugas tersebut juga terlibat dalam mekanisme penagihan pembayaran. Fakta tersebut menunjukkan bahwa kepala instalasi farmasi terlibat dalam proses pengadaan obatobatan mulai dari awal proses saat merencanakan kebutuhan dan anggarannya hingga akhir proses (menerima barang dan membantu menyelesaikan tagihan). Hal ini mengindikasikan bahwa proses pengadaan obat di RSUD belum menerapkan

pemisahan tugas yang memadai sesuai tujuan pengendalian yang layak, yang memisahkan antara petugas perencana, pengadaan, penerima, dan administrasi stok obat. 2. Tidak ada review dan persetujuan yang memadai untuk transaksi pencatatan akuntansi atau Output dari suatu sistem Hasil pengujian terhadap keandalan sistem pengendalian intern selama pemeriksaan menunjukkan fakta sebagai berikut : a. Dari pengujian terhadap penyetoran penerimaan retribusi kartu keluarga dan kartu tanda penduduk yang dipungut melalui kantor kecamatan untuk kemudian disetor ke rekening kas daerah di Bank Pembangunan Daerah melalui Bank Kredit Kecamatan (BKK) dibandingkan dengan penerimaan sejenis yang dilaporkan oleh Kantor Catatan Sipil (Capil) menunjukkan perbedaan nilai. Dari wawancara dengan pelaksana baik pada kantor kecamatan membuktikan bahwa seluruh penerimaan dimaksud telah disetor kepada BKK. Kantor Capil sendiri juga yakin telah mencatat semua laporan yang disampaikan oleh kecamatan sebagai bagian dari penerimaan retribusi KK dan KTP. Terhadap perbedaan nilai diduga terjadi pada akhir periode bulan Desember 2004 khususnya pada tanggal 25 s.d. 31 Desember 2004, karena transaksi clearing antar bank diperkirakan frekuensinya tidak selancar pada hari dan bulan lain. Secara sistem tidak ada ketentuan bahwa petugas di BKK wajib menyetorkan langsung ke BPD selaku pengelola kasda atau melaporkan semua bentuk penerimaan kepada bendahara penerima PAD di BPKD. Hal ini mengindikasikan tidak ada review memadai terhadap output dari suatu sistem. b. Dari hasil pemeriksaan masih didapati ketidaktertiban penatausahaan sebagaimana dinyatakan dalam catatan pemeriksaan yang perlu mendapat perhatian pada Dinas Perhubungan dan Parsenibud sebagai berikut : 1) Administrasi karcis kebersihan dan retribusi TPR terminal belum tertib; Dari penelusuran terhadap realisasi pendapatan asli daerah tahun 2004 pada Dinas Perhubungan dan Pariwisata Seni Budaya Kabupaten Sragen diperoleh informasi berikut :

a) Karcis retribusi kebersihan Jenis Angkutan Bus Non bus Angkot Jumlah Nilai karcis Jumlah bonggol (Rp) karcis 1.169,00 200 100 2.205,00 150 100 2.230,50 100 100 Jumlah realisasi karcis terpakai Realisasi dalam PAD (Rekening 1.16.01.1.2.02) Selisih kelebihan setor Nilai total (Rp) 23.380.000,00 33.075.000,00 22.305.000,00 78.760.000,00 87.083.000,00 8.323.000,00

b) Karcis retribusi TPR terminal Jenis Angkutan Bus Non bus Angkot Jumlah Nilai karcis Jumlah bonggol (Rp) karcis 1.650,00 300 100 1.850,00 200 100 1.920,00 100 100 Jumlah realisasi karcis terpakai Realisasi dalam PAD (Rekening 1.16.01.1.2.16) Selisih kelebihan setor Nilai total (Rp) 49.500.000,00 37.000.000,00 19.200.000,00 105.700.000,00 218.071.000,00 112.371.000,00

Kedua tabel tersebut menunjukkan adanya kelebihan setor yang dapat diartikan kelebihan pemanfaatan karcis yang mengindikasikan adanya penggunaan karcis diluar yang telah diperforasi (diijinkan). Selain itu seharusnya pemanfaatan jumlah karcis retribusi kebersihan dan retribusi TPR terminal sama karena disalurkan pada obyek yang sama. Dengan demikian jika retribusi TPR terminal diasumsikan dianggap benar maka terdapat kekurangan setor retribusi kebersihan maksimal sebesar Rp130.988.000,00 (Rp218.071.000,00 Rp87.083.000,00). Hal ini tidak sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 3 ayat 1 yang menyatakan keuangan negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, karcis efektif, transparan, dan dan bertanggungjawab TPR terminal dengan tidak memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Dan berdampak pengelolaan retribusi kebersihan retribusi menggambarkan kondisi senyatanya. 2) Penatausahaan karcis masuk tempat wisata belum tertib; Dari penelusuran terhadap realisasi pendapatan asli daerah tahun 2004 pada Dinas Perhubungan dan Pariwisata Seni Budaya Kabupaten Sragen diperoleh informasi berikut :

No. I

Uraian Wisata Kemukus - Jumat kliwon - Hari biasa Wisata Bayanan - Hari biasa - Hari libur Wisata Sangiran - Domestik - Museum - Anak sekolah - Anak sekolah (museum) Wisata kolam renang Kartika - Hari biasa - Hari libur - Pelajar - Pelajar (olah raga) Parkir - Sepeda - Sepeda motor - Mobil

Jumlah Buku 400 130 220 160 130 140 200 200

Jumlah Lembar/Buku 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Harga Karcis 4.000 3.000 1.000 1.500 2.000 1.000 1.000 500

Nilai (Rp) 160.000.000,00 39.000.000,00 22.000.000,00 24.000.000,00 26.000.000,00 14.000.000,00 20.000.000,00 10.000.000,00

II

III

IV

200 290 130 100

100 100 100 100

1.500 2.000 1.000 750

30.000.000,00 58.000.000,00 13.000.000,00 7.500.000,00 2.000.000,00 5.100.000,00 1.500.000,00 432.100.000,00 388.178.200,00 43.921.800,00

100 200 100 100 170 300 100 30 500 Jumlah realisasi karcis terpakai Realisasi dalam PAD Selisih kurang setor

Hal ini tidak sesuai dengan Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 bagian kelima pasal 44 ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap penerimaan kas disetor sepenuhnya ke rekening kas daerah pada bank. Dan berdampak penerimaan PAD dari sektor pariwisata di Kabupaten Sragen belum dapat diyakini sebesar Rp43.921.000,00. 3) Penatausahaan karcis parkir tepi jalan umum belum tertib Dalam rangka mempermudah pengelolaan karcis parkir tepi jalan umum, Pemkab Sragen melalui Dinas Perhubungan dan Pariwisata Seni Budaya telah mengikat kontrak dengan 9 pelaksana pemungutan karcis parkir untuk Komplek Pasar Bunder, Komplek Pasar Kota, Pasar Nglangon, Jalan Raya Sukowati, Kecamatan Gemolong, Kecamatan Masaran, Kecamatan Gondang, Kecamatan Banaran dan Kecamatan Sumberlawang dengan total setoran sebesar Rp133.246.236,00 atau dengan penerimaan per bulan Rp11.103.853,00.

Dari penelusuran terhadap pengeluaran bonggol karcis diperoleh informasi berikut :


Jumlah Nilai Karcis/Bong Karcis gol (Rp) Truk gandeng/tronton 45 100 500 Truk 122 100 400 Sedan (roda 4) 509 100 300 Spd motor (roda 2) 3.000 100 200 Jumlah realisasi karcis terpakai (April s.d. Desember 2004) Penerimaan April s.d. Des 2004 sesuai target (Rp13.757.235/bln) Penerimaan Jan s.d Maret 2004 sesuai target (Rp11.103.853/bln) Total Penerimaan tahun 2004 Realisasi dalam PAD (Rekening 1.16.01.1.2.07.1) Selisih kekurangan setor Jenis Jumlah Bonggol Nilai Total (Rp) 2.250.000,00 4.880.000,00 15.270.000,00 60.000.000,00 82.400.000,00 123.815.115,00 33.311.559,00 157.126.674,00 143.061.001,00 14.065.673,00

Terhadap perbedaan dari karcis beredar dengan pembayaran target untuk periode April s.d. Desember 2004 mengindikasikan adanya peredaran karcis ilegal dan terbukanya peluang untuk memungut karcis diluar area yang telah disepakati. Hal ini tidak sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 3 ayat 1 yang menyatakan keuangan negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Dan berdampak keandalan administrasi penatausahaan parkir tepi jalan umum diragukan dan membuka peluang berlakunya malpraktik dalam pengelolaannya serta belum diyakininya penerimaan setoran karcis sebesar Rp14.065.673,00. Ketiga fakta ini menunjukkan bahwa sekalipun Dinas Perhubungan dan Parsenibud berhasil memenuhi target anggaran untuk penyetoran retribusi kebersihan dan TPR terminal, retribusi karcis masuk tempat wisata dan retribusi karcis parkir tepi jalan umum namun administrasi dan penatausahaan bukti pendukung berupa administrasi bonggol karcis belum tertib dan dimanfaatkan untuk pengendalian atau sebagai dasar mengukur potensi penerimaan retribusi. Hal ini mengindikasikan tidak ada review memadai terhadap output dari suatu sistem.

3. Tidak memadainya berbagai persyaratan untuk pengamanan aktiva Hasil pemeriksaan pada bagian, dinas dan kantor di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sragen, menunjukkan fakta sebagaimana tersaji dalam catatan pemeriksaan sebagai berikut : a. Jaminan Pemeliharaan Atas Kontrak Yang Masih Berjalan Ke Tahun Anggaran Berikutnya Diragukan Likuiditasnya Sebesar Rp1.191.525.350,00 Fakta tersebut menekankan pada disalurkannya dana atas biaya pemeliharaan (5%) yang seharusnya disetor kembali ke Kas Daerah, namun dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Sragen disalurkan ke rekanan dengan menyampaikan jaminan bank atas pemeliharaan sebagai pengganti. Pencatatan atas transaksi ini belum dilakukan sehingga terjadi kurang penyajian atas nilai aktiva dalam Neraca Daerah. b. Pencatatan dan pengakuan bantuan hibah berupa peralatan dan sarana medis di RSUD Sragen belum tertib. Fakta tersebut menekankan pada belum pedulinya Pemkab terhadap penerimaan bantuan dari pihak ketiga. Pencatatan atas transaksi penerimaan bantuan ini belum dilakukan sehingga terjadi kurang penyajian atas nilai aktiva dan ekuitas dana donasi dalam Neraca Daerah. Fakta tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sragen belum menata sistem pengendalian intern secara memadai khususnya menyangkut prosedur pengamanan aktiva. 4. Bukti bahwa bahwa suatu sistem gagal menghasilkan output yang lengkap dan cermat sesuai dengan tujuan pengendalian yang ditentukan oleh pihak yang diaudit karena kesalahan penerapan prosedur pengendalian Hasil pemeriksaan pada RSUD Sragen menunjukkan fakta sebagaimana tertuang dalam catatan pemeriksaan sebagai berikut : a. Administrasi persediaan obat apotik di RSUD Sragen belum tertib dan tidak dapat direkonsiliasi ke perhitungan harga pokok. Fakta tersebut menekankan pada tidak dilakukannya pencatatan kartu stok obat di apotik. Hal ini berdampak pada sulitnya menerapkan prosedur pengendalian internal check guna memberikan informasi terkait dengan penetapan harga pokok obat dan keakuratan nilai persediaan akhir.

b. Penyajian nilai Hutang dari Pengadaan Obat dan Alat Kesehatan di RSUD Sragen tidak sesuai ketentuan dan diragukan kewajarannya Fakta tersebut menekankan pada tidak dimanfaatkannya anggaran belanja obat sebagai alat pengendali dan diperlakukannya barang titipan berupa obat (konsinyasi) seperti barang pesanan pada umumnya. Hal ini mengakibatkan nilai hutang yang disajikan tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Fakta tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat kesalahan dalam penerapan prosedur pengendalian yang berdampak pada kegagalan sistem memberikan informasi yang akurat dan cermat. 5. Kelemahan yang signifikan dalam desain atau pelaksanaan pengendalian Intern yang dapat mengakibatkan pelanggaran peraturan Perundangundangan yang berdampak langsung dan material atas Laporan Keuangan Hasil berikut : a. Pelaporan nilai aktiva tetap lebih besar dari kenyataan sebesar Rp20,863,134,596,00 Fakta ini menekankan pada perbedaan tatacara pengakuan kapitalisasi belanja modal yang selama ini diberlakukan di BPKD. BPKD mendasarkan mekanisme kapitalisasi belanja modal berdasar hasil inventarisir aset baru dari laporan yang disampaikan oleh satuan kerja (satker) dan bukan dari kompilasi nilai belanja modal. Hal ini mengakibatkan nilai aktiva tetap diakui terlalu tinggi serta berdampak pada kewajaran penyajian Neraca. b. Pengakuan Belanja Modal atas jalan dan jembatan tidak sesuai ketentuan Fakta ini menekankan pada belum dipilahkannya dasar pendanaan terhadap semua bentuk pemeliharaan atau peningkatan kualitas aset, bersumber pada belanja operasional dan pemeliharaan atau belanja modal yang mengakibatkan nilai aset tersebut disajikan terlalu besar sekalipun jenis asetnya telah dimiliki dan berdampak pada kewajaran penyajian Neraca. Fakta-fakta tersebut menunjukkan adanya kelemahan sistem pengendalian intern yang berdampak pada potensi pelanggaran ketentuan perundangan dan kewajaran penyajian laporan keuangan. pemeriksaan pada BPKD Pemerintah Kabupaten Sragen, menunjukkan fakta sebagaimana tertuang dalam catatan pemeriksaan sebagai

6. Kegagalan untuk melakukan tindak lanjut dan memperbaiki kekurangankekurangan dalam pengendalian Intern yang sebelumnya telah diketahui a. Hasil pemeriksaan Bawasda Kabupaten Sragen (lampiran 1)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 BULAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah 214 203 187 187 176 6 LHP 19 20 20 20 20 20 20 19 19 20 17 OBRIK 19 20 20 20 20 20 20 16 16 18 14 TEMUAN 11 15 23 22 20 17 16 16 10 21 16 KI 11 15 23 22 20 17 16 16 10 21 16 TL SUDAH 11 15 23 22 20 17 16 15 9 17 11 BELUM 0 0 0 0 0 0 0 1 1 4 0 KWJB SETOR KPD NEGARA/DAERAH NILAI 1.422.235 877.273 12.123.123 4.714.086 180.075 8.629.601 99.973 5.408.622 498.134 8.862.472 15.307.019 13.500.000 71.622.613 DISETOR 1.422.235 877.273 12.123.123 4.714.086 180.075 8.629.601 99.973 5.048.622 428.134 789.107 11.784.784 0 46.097.013 SISA 0 0 0 0 0 0 0 360.000 70.000 8.073.365 3.522.235 13.500.000 25.525.600

CATATAN: a. Untuk bulan Desember 2004 LHP belum terbit b. Nilai TPTGR bulan Desember 2004 sebesar Rp13.500.000,00 dengan rincian sebaagai berikut: 1. an. Suwaji (DPU) : Rp 2.500.000,00 2. Ngadimin (Ludes Cepoko) : Rp 5.500.000,00 3. Lasimin (Ludes Terbayan) : Rp 5.500.000,00 Jumlah Rp13.500.000,00 (akan disetor melalui pemotongan gaji)

Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan Bawasda Kabupaten Sragen belum seluruhnya ditindaklanjuti, khususnya untuk temuan atas pemeriksaan yang dilakukan pada bulan Agustus sebanyak satu temuan, September sebanyak satu temuan, dan Oktober sebanyak empat temuan. Dan khusus untuk bulan Desember LHP belum terbit. Selain itu, masih dijumpai adanya pemeriksaan atas kas oleh Bawaskab yang dicatat ekstrakomptabel untuk Neraca namun dianggap sebagai bagian dari SILPA dalam Laporan Perhitungan/Realisasi Anggaran oleh BPKD, berupa kas di RSU sebesar Rp387.128.714,00 dan sisa UUDP sebesar Rp114.580.409,00 atau total sebesar Rp501.709.123,00 yang hingga akhir pemeriksaan proses pemeriksaan kas tersebut belum terselesaikan ditingkat Bawaskab. b. Hasil pemeriksaan BPK-RI atas belanja daerah tahun 2003 dan 2004 (s.d. Oktober)

No. 1 2 3 4 5

Uraian Temuan Tim BPK-RI Dibuatkan koreksi intern belum ditindaklanjuti Dibuatkan koreksi intern ditindaklanjuti (administrasi) Tanpa koreksi intern ditindaklanjuti (administrasi) Belum dibuat koreksi intern dan ditindaklanjuti

Temuan 9 2 7

Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan BPK-RI rata-rata baru ditindaklanjuti dalam bentuk administrasi (korespondensi). Dua temuan yang sudah ditindaklanjuti adalah temuan atas Dana Purna Bhakti DPRD dan temuan tentang ganti rugi tanah yang sampai pada akhir pemeriksaan pihak Bawasda tidak dapat memberikan bukti-bukti dana yang telah disetorkan ke Pemkab. Tindakan represif untuk menarik kembali dana ke kas daerah sebagaimana tertuang dalam koreksi intern terhadap tindak lanjut temuan belum dilakukan. Fakta-fakta tersebut menunjukkan adanya kegagalan untuk melakukan tindak lanjut dan memperbaiki kekurangan dari sistem pengendalian intern. Atas kelemahan-kelemahan yang dijumpai pada Sistem Pengendalian Intern tersebut, BPK-RI menyarankan agar Pemerintah Kabupaten Sragen: a. Melakukan review atas sistem pembukuan dan penyusunan laporan keuangannya. b. Membatasi kewenangan yang diberikan kepada kepala instalasi farmasi khususnya dalam kegiatan pengadaan obat. c. Memaksimalkan peran pengguna anggaran dan verifikatur dalam me-review dan mengotorisasi bukti transaksi. d. Menciptakan mekanisme pengendalian antar satuan kerja dan antar pelaksana dalam satker khususnya untuk kegiatan rekonsiliasi data pendukung dan . e. Memantau dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh aparat pemeriksa internal dan eksternal, menyelesaikan hasil pemeriksaan berulang. yang berdampak pada kas daerah serta melakukan pembenahan sistem terkait untuk mengantisipasi timbulnya kejadian

B. Koreksi

Pembukuan

dan

Kecermatan

Penyusunan

Laporan

Keuangan

Pemerintah Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2004 Dari hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah (draft) Tahun Anggaran 2004 yang telah disajikan oleh Pemerintah Kabupaten Sragen, BPK-RI telah mengajukan 32 koreksi dengan nilai koreksi saldo rekening menurut objek sebesar Rp88.192.597.040,75 kepada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD). Koreksi yang dilakukan BPK-RI didasarkan atas kebenaran fomal dari bukti akuntansi. Koreksi-koreksi tersebut adalah sebagai berikut: a. Kesalahan karena belum/lebih dicatat 1. Hasil Pemeriksaan atas Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Umum/ PPJU (1.01.11.1.1.05.01) yang dikelompokkan sebagai Pajak Daerah dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun anggaran 2004, menyajikan realisasi penerimaan PPJU sebesar Rp6.683.747.935,00. Berdasarkan penelusuran pada dokumen dinas pengelola (Dispenda) ternyata penerimaan PPJU untuk Bulan Nopember dan Desember 2004 dicatat pada Tahun Anggaran 2005 masing-masing sebesar Rp614.009.146,00 dan Rp650.721.490,00 atau total sebesar Rp1.264.730.636,00. Hal ini menyebabkan nilai penerimaan PPJU kurang diakui dan dicatat sebesar Rp1.264.730.636,00, sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: Piutang PLN (PPJU) EDU (Cadangan Piutang ) Rp1.264.730.636,00 Rp1.264.730.636,00

2. Dari pengujian pencatatan antara perkiraan Investasi Permanen dalam Neraca Daerah tahun 2004 yang disajikan sebesar Rp15.774.874.062,00 dengan perkiraan kekayaan Pemda yang dipisahkan dalam Neraca PDAM yang disajikan sebesar Rp7.129.912.500,00, menunjukkan kelebihan pengakuan dan pencatatan sebesar Rp8.644.961.562,00. Terhadap hal ini dilakukan koreksi sebagai berikut: EDU (Eku. Dana Diinvestasikan) Investasi Permanen (PDAM) Rp8.644.961.562,00 Rp8.644.961.562,00

3. Hasil pemeriksaan BPK atas Belanja tahun 2003 s.d. Oktober 2004 No. 200/R/XIV.4/12/2004 tanggal 27 Desember 2004 menyatakan agar petugas di Kecamatan Sambirejo (Camat, Kaur Pemerintahan dan Lurah Dawung), Bendaharawan Proyek Penataan Obyek Wisata Sangiran, Tiga Serangkai selaku rekanan pengadaan buku (pihak ketiga) dan mantan anggota DPRD mengembalikan dana-dana kegiatan yang tidak sesuai ketentuan dan kekurangan

pemotongan PPh pasal 21 atas penghasilan, sehingga dilakukan koreksi menambah rekening piutang sebagai berikut: Piutang mantan anggota DPRD Piutang aparat Pemda EDU (Cadangan Piutang) Rp2.769.384.675,00 Rp 442.979.500,00 Rp3.212.364.175,00

4. Jaminan pemeliharaan (bond atau bank garansi) dari berbagai kegiatan merupakan pengganti atas dana pemeliharaan yang merupakan hak pihak ketiga dan belum jatuh tempo namun sudah dibayarkan penuh. Sebelum jatuh tempo, status dana tersebut yang ditukar dengan jaminan pemeliharaan bernilai setara masih berstatus milik Pemerintah Kabupaten Sragen (terkait dengan catatan pemeriksaan), sehingga dilakukan koreksi untuk mengakui dan mencatat uang muka pemeliharaan sebagai berikut: UM Pemeliharaan DPU UM Pemeliharaan RSU UM Pemeliharaan DKK EDU ( UM Pemeliharaan) Rp1.136.125.350,00 Rp6.978.250,00 Rp48.421.750,00 Rp1.191.525.350,00

5. Hasil pemeriksaan atas rekening Piutang pada Dinas Pendapatan Daerah terdapat Piutang yang belum tercatat, terdiri dari tunggakan retribusi ijin kios Pasar Kota sebesar Rp13.304.170,00; tunggakan retribusi ijin loss Pasar Kota sebesar Rp11.001.508,00; tunggakan retribusi ijin kios Pasar Bunder Rp4.831.070,00 dan tunggakan retribusi ijin loss Pasar Bunder Rp9.302.650,00, sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: Piutang Ret.Kios Ps. Kota Piutang Ret. Loss Ps. Kota Piutang Ret. Kios Ps. Bunder Piutang Ret. Loss Ps Bunder EDU (Cadangan Piutang) Rp13.304.170,00 Rp11.001.508,00 Rp4.831.070,00 Rp9.302.650,00 Rp38.439.398,00

6. Atas pengadaan obat Rumah Sakit Umum Daerah Sragen, pihak RS mendapat bantuan hibah alat kesehatan dari PT Enseval berupa Advisor STD, Section Thorak TSN 509 ST, dan Spiro Amalyser ST-75 dan dari PT Tiara Agung Pratama berupa Centrifuge Hettich dan UPS 2.000 VA ICA. Atas bantuan tersebut belum dicatat nilainya dalam Neraca Daerah. Berdasarkan penjelasan dari RSUD Sragen estimasi nilai dari barang tersebut sebagai berikut:

No. 1 2 3 4 5

Jenis Bantuan Advisor STD Section Thorak TSN 509 ST Spiro Amalyser ST-75 Centrifuge Hettich UPS 2.000 VA ICA Jumlah

Unit 1 1 1 1 1

Pemberi Hibah PT Enseval PT Enseval PT Enseval PT Tiara Agung P PT Tiara Agung P

Harga (Rp) 85.800.000 5.280.800 21.429.880 10.800.000 2.300.000 125.610.680

Hal ini menyebabkan aktiva tetap dan ekuitas dana donasi kurang dicatat sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: Akt. Tetap Alat Kedokteran Ekuitas Dana Donasi Rp125.610.680,00 Rp125.610.680,00

7. Dari pemeriksaan atas Persediaan Barang Habis Pakai pada Dinas Perhubungan dan Parsenibud, terdapat jumlah Alat Tulis Kantor yang masih tersisa pada akhir tahun anggaran tetapi belum dilaporkan dalam Neraca per 31 Desember 2004, sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: Persediaan Habis Pakai-Dinhub EDU (Cad Persediaan) Rp6.726.479,50 Rp6.726.479,50

8. Hasil pemeriksaan Persediaan Barang Habis Pakai pada Dinas Perhubungan dan Parsenibud ditemukan sisa Persediaan Barang Keperluan Pengujian Kendaraan Bermotor sebesar Rp51.143.000,00 terdiri dari plat uji sebanyak 1.311 lembar (656 set) seharga Rp2.622.000,00, buku uji sebanyak 3.524 buku seharga Rp14.096.000,00 dan plat samping sebanyak 3.825 set seharga Rp34.425.000,00, belum dicatat dalam Neraca per 31 Desember 2004, sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: Persediaan Barang Pengujian Kendaraan Bermotor-Dinhub EDU (Cad Persediaan) Rp51.143.000,00 Rp51.143.000,00

9. Hasil pemeriksaan Persediaan Barang Habis Pakai pada Dinas Perhubungan dan Parsenibud ditemukan sisa Persediaan Kartu Karcis Parkir sebanyak 40 buku @ Rp3.000,00, dengan rincian nilai nominal 5 buku @ Rp500,00, 3 buku @ Rp400,00, 20 buku @ Rp300,00 dan 12 buku @ Rp200,00, nilai tersebut belum dicatat dalam Neraca per 31 Desember 2004, sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut:

Persediaan Karcis Parkir-Dinhub EDU (Cad Persediaan)

Rp120.000,00 Rp120.000,00

10. Hasil pemeriksaan Persediaan Barang Habis Pakai pada Dinas Pendapatan Daerah UPTD Pengelolaan Pasar ditemukan sisa Persediaan Karcis sebesar Rp513.598.900,00 yang terdiri dari Karcis Pasar sebesar Rp191.770.850,00 sebanyak 1.195.645 lembar, Karcis Toko sebesar Rp277.674.500,00 sebanyak 864.863 lembar, Karcis Radius sebesar Rp20.021.550,00 sebanyak 218.991 lembar dan Karcis Bongkar Muat sebesar Rp24.132.000,00 sebanyak 45.200 lembar, sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: Persediaan Karcis Pasar-Dispenda EDU ( Cad Persediaan) Rp513.598.900,00 Rp513.598.900,00

11. Hasil pemeriksaan Persediaan Barang Habis Pakai pada Dinas Kesehatan ditemukan sisa Persediaan Buku KIA tahun 2004 yang belum dicatat pada Neraca per 31 Desember 2004 sebesar Rp192.500,00 terdiri dari 55 buku @ Rp3.500,00, sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: Persediaan Buku KIA-DKK EDU (Cad Persediaan) Rp192.500,00 Rp192.500,00

12. Hasil pemeriksaan Persediaan Barang Habis Pakai pada Dinas Perhubungan dan Parsenibud ditemukan sisa Persediaan Leaflet sebesar Rp58.000,00 terdiri dari 58 lembar @ Rp1.000,00 belum dicatat pada Neraca per 31 Desember 2004, sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: Persediaan leaflet-Dinhub EDU (Cad Persediaan) Rp58.000,00 Rp58.000,00

13. Hasil pemeriksaan Persediaan Obat untuk pelayanan umum pada Dinas Kesehatan ditemukan kelebihan pencatatan kuantitas dan nilai obat sehingga laporan persediaan obat yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan per 31 Desember 2004 lebih besar, sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: EDU (Cad Persediaan) Persediaan Obat DKK Rp202.335.714,28 Rp202.335.714,28

14. Hasil pemeriksaan Persediaan Obat bantuan dari Propinsi yang belum memiliki nilai pada Dinas Kesehatan ditemukan kekurangan pencatatan jumlah obat reagen

yang berdampak nilai persediaan obat kurang dicatat. Dengan mengacu pada harga obat sejenis dalam kartu stok sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: Persediaan Obat DKK EDU (Cad Persediaan) Rp64.574.572,00 Rp64.574.572,00

15. Dari hasil pemeriksaan benda berharga di Puskesmas Sragen terdapat persediaan karcis yang belum digunakan dan belum dilaporkan, dengan rincian sebagai berikut:
Karcis Pelayanan Kesehatan Gigi Gigi Gigi Keur Melanjutkan Sekolah Keur Melamar Pekerjaan Keur Calon Haji Keur TKI Leges Total Jumlah 68 214 306 898 1 5 22 36 848 Nilai/Lbr (Rp) 3.000,00 2.000,00 3.000,00 5.000,00 1.500,00 3.000,00 10.000,00 10.000,00 1.000,00 Harga cetak per buku (100 lb/buku) (Rp) 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 Total Nilai Persediaan (Rp) 2.040,00 6.420,00 9.180,00 26.940,00 30,00 150,00 660,00 1.080,00 25.440,00 71.940,00

Tabel tersebut menunjukkan persediaan karcis kurang dicatat, sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: Persediaan Karcis-Puskesmas Sragen EDU (Cad Persediaan) Rp71.940,00 Rp71.940,00

16. Dari penelusuran Persediaan Habis Pakai berupa ATK yang belum dilaporkan di Puskesmas-Puskesmas ditemukan sisa Persediaan Habis Pakai yang belum dilaporkan khususnya dari Puskesmas yang sudah membuat Kartu Persediaan Habis Pakai. Hal ini berdampak nilai persediaan ATK kurang dicatat sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: Persediaan ATK EDU (Cad Persediaan) Rp767.250,00 Rp767.250,00

17. Dari pemeriksaan atas persediaan di Dinas Kesehatan ditemukan Persediaan Bahan Laborat yang belum digunakan karena peralatan yang ada rusak dan tidak dapat digunakan, sehingga dilakukan koreksi menambah nilai persediaan tersebut sebagai berikut: Persediaan Bahan Laborat EDU (Cad Persediaan) Rp16.276.230,00 Rp16.276.230,00

18. Dari penelusuran atas Biaya Operasional dan Pemeliharaan ditemukan Biaya Listrik yang menjadi beban Tahun 2004 tetapi dibebankan pada Tahun 2005, sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: EDU Dana yang disisihkan membayar hutang Utang Biaya-Listrik (Puskesmas) Utang Biaya-Listrik (Kecamatan) Utang Biaya-Listrik (Satuan Kerja) Rp1.489.664.656,00 Rp304.800,00 Rp188.940,00 Rp1.489.170.916,00

19. Dari penelusuran atas Biaya Operasional dan Pemeliharaan ditemukan Biaya Air yang menjadi beban Tahun 2004 tetapi dibebankan pada Tahun 2005, sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: EDU Dana yang disisihkan membayar hutang Utang Biaya-Air (Puskesmas) Utang Biaya-Air (Kecamatan) Utang Biaya-Air (Satuan Kerja) Rp6.456.073,00 Rp207.155,00 Rp191.180,00 Rp6.057.738,00

20. Dari penelusuran atas Biaya Operasional dan Pemeliharaan ditemukan Biaya Telepon yang menjadi beban tahun 2004 tetapi dibebankan pada tahun 2005, sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: EDU Dana yang disisihkan membayar hutang Utang Biaya-Telepon (Puskermas) Utang Biaya-Telepon (Kecamatan) Utang Biaya-Telepon (Satuan Kerja) Rp23.729.444,00 Rp340.790,00 Rp1.275.992,00 Rp22.112.662,00

21. Dari komparasi nilai Persediaan Obat antara antara laporan petugas gudang farmasi dengan petugas apotik di RSUD Sragen ditemukan perbedaan jumlah nilai obat. Perbedaan bersumber dari nilai obat di apotik yang pada saat pemeriksaan masih tersisa dan belum dicatat, sehingga menyebabkan nilai persediaan kurang disajikan. Terhadap hal ini dilakukan koreksi sebagai berikut: EDU (Cad Persediaan) Persediaan Obat-Gudang (APBD) Persediaan Obat-Gudang (Askes) Rp89.223,87 Rp52.676,13 Rp141.900,00

22. Berdasarkan catatan pemeriksaan C.1.a tentang pengakuan dan penilaian gedung dalam aktiva tetap belum memperhatikan bantuan dari Komite Sekolah dan fungsi

anggaran belanja modal menunjukkan bahwa aktiva tetap Dinas Pendidikan dan Ekuitas Dana Donasi kurang dicatat sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: Aktiva Tetap-Dinas Pendidikan Rp398.890.000,00 Ekuitas Dana Donasi (komite sekolah) Rp398.890.000,00

23. Berdasarkan catatan pemeriksaan yang perlu mendapat perhatian tentang bantuan dana bergulir pengembangan usaha penggemukan sapi potong impor belum ditatausahakan dan dikelola sesuai ketentuan menunjukkan adanya kurang pencatatan pada rekening Penyertaan Modal (dana bergulir sapi) dan Ekuitas Dana Donasi sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: Penyertaan Modal (dana bergulir sapi) Ekuitas Dana Donasi (sapi) Rp3.152.947.800,00 Rp3.152.947.800,00

24. Berdasarkan catatan pemeriksaan C.2.c tentang bantuan dana bergulir berupa unit pengadaan pangan dengan Sistem Bank Padi belum ditatausahakan dan dikelola sesuai ketentuan menunjukkan adanya kurang pencatatan pada rekening Penyertaan Modal (dana bergulir bank padi) dan Ekuitas Dana Donasi sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: Penyertaan Modal (dana bergulir bank padi) Rp1.192.000.000,00 Ekuitas Dana Donasi (bank padi) Rp1.192.000.000,00 25. Dari kegiatan pengguliran bantuan pokja untuk Tenaga Kerja Sukarela (TKS) yang dikelola oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Pemkab Sragen diketahui bahwa Pemkab telah menggulirkan dana sebesar Rp150.000.000,00 yang disalurkan kepada 40 TKS masing-masing sebesar Rp3.750.000,00 dengan bunga sebesar 1% per bulan selama 12 bulan. Dana tersebut digulirkan terhitung sejak tanggal 25 Nopember tahun 2004. Namun demikian keberadaan dana tersebut ternyata belum dicatat dan diakui sebagai penyertaan berupa dana bergulir. Hal ini berlaku juga untuk pembayaran cicilan pokok dan bunga bulan Desember 2004 sebesar Rp375.000,00 dan 37.500,00 atau total sebesar Rp412.500,00. Dari penelusuran terhadap penerimaan pokok plus bunga Bulan Desember 2004 yang dicatat pada Bulan Januari 2005 diketahui bahwa terdapat pokok plus bunga yang sama sekali belum dibayar dan pembayaran pokok plus bunga yang besarnya tidak sesuai ketentuan. Terhadap hal ini pihak pengelola dari Dinas Nakertrans menjelaskan bahwa TKS pengelola kegiatan telah mengajukan

permohonan dispensasi untuk menunda atau merubah nilai kewajiban. Namun demikian bukti persetujuan atas dispensasi yang diberikan oleh Kepala Dinas tidak diperoleh. Hal ini tidak sesuai dengan Kepmendagri No. 29 bagian 9 pasal 72 ayat 1 yang menyatakan bahwa semua transaksi atau kejadian keuangan yang menyangkut kas atau non kas dibukukan pada buku jurnal yang disediakan untuk itu berdasarkan bukti transaksi yang asli dan sah. Dan berdampak : a. Nilai penyertaan berupa dana bergulir dan ekuitas dana umum (Ekuitas Dana Investasi) kurang dicatat sebesar Rp150.000.000,00. b. Nilai piutang pokok dan ekuitas dana umum (Cadangan Piutang Pokok) kurang dicatat sebesar Rp15.000.000,00. c. Nilai piutang bunga dan ekuitas dana umum (Cadangan Piutang Bunga) kurang dicatat sebesar Rp1.500.000,00. Sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut : Penyertaan Modal Ekuitas Dana Investasi Piutang Pokok EDU (Cad. Piutang Pokok) Piutang Bunga EDU (Cad. Piutang Bunga) Rp150.000.000,00 Rp150.000.000,00 Rp15.000.000,00 Rp15.000.000,00 Rp1.500.000,00 Rp1.500.000,00

26. Dari penelusuran atas kewajiban Pemda kepada pihak ketiga (PT Jasindo) ditemukan kewajiban tahun 2004 tetapi belum dilunasi yaitu kewajiban dari pembuatan KTP dan KK masing-masing sebesar Rp257.776.000,00 dan Rp35.580.100,00 sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut: EDU (Dana yang disisihkan untuk membayar hutang) Utang pada Pihak Ketiga Rp293.356.100,00 Rp293.356.100,00

27. Berdasar catatan pemeriksaan Nomor C.2.e. tentang pengakuan belanja modal atas jalan dan jembatan menunjukkan pengakuan dan pencatatan kapitalisasi atas peningkatan jalan sebesar Rp11.378.801.500,00 yang diakui sebagai Belanja Modal kurang tepat, seharusnya diakui sebagai Belanja Operasional dan Pemeliharaan, sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut:

EDU (Ekuitas Dana Diinvestasikan) Aktiva Tetap-Jalan dan jembatan

Rp11.378.801.500,00 Rp11.378.801.500,00

28. Berdasarkan Neraca Tahun 2004 dari BPKD, nilai aktiva tetap yang dicatat dan dilaporkan adalah sebesar Rp618.162.241.533,00. Dan selama tahun 2004 terdapat Belanja Modal yang dikapitalisasi ke dalam aktiva tetap sebesar Rp597.299.106.957,00, yang dirangkum dari laporan Belanja Modal dari masingmasing satuan kerja. Jika dibandingkan dengan Neraca tahun 2003 dan Belanja Modal yang dilakukan selama tahun 2004, nilai aktiva tetap yang dilaporkan dalam Neraca tahun 2004 terlalu besar. Perbedaan nilai aktiva tetap dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Jenis Aktiva Neraca 2003 Kapitalisasi Tahun 2004 1 TANAH PERALATAN DAN MESIN GEDUNG & BANGUNAN JALAN, JEMBATAN & IRIGASI ASET TETAP LAINNYA BANGUNAN DALAM PENGERJAAN Jumlah 2 129.521.005.869 56.646.450.601 108.398.442.500 261.700.787.327 2.554.803.720 3 1.015.759.600 5.279.023.215 12.900.127.250 19.282.706.875 Neraca real 2004 4 (2+3) 130.536.765.469 61.925.473.816 121.298.569.750 280.983.494.202 2.554.803.720 Neraca 2004 Selisih 6 (5-4) 9.526.742.475 5.762.642.802 3.438.724.694 (2.533.487.825) 4.408.512.450 260.000.000 20.863.134.596

5 140.063.507.944 67.688.116.618 124.737.294.444 278.450.006.377 6.963.316.170 260.000.000

558.821.490.017

78.477.619.940

597.299.106.957

618.162.241.553

Dari tabel diatas dapat dihitung nilai dari aktiva tetap yang dilaporkan dalam Neraca tahun 2003 ditambah dengan nilai kapitalisasi Belanja Modal seharusnya sama dengan nilai yang dilaporkan dalam Neraca 2004. Namun pada kenyataannya nilai aktiva tetap yang dilaporkan dalam Neraca 2004 lebih besar nilainya, karena nilai pada Neraca 2004 merupakan nilai dari hasil aset opname yang dilakukan pada akhir tahun. Hal tersebut tidak sesuai dengan Lampiran Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 yang mendefinisikan Belanja Modal adalah belanja langsung yang digunakan untuk membiayai kegiatan investasi (menambah aset). Dan berdampak nilai aktiva tetap yang dilaporkan pada Neraca Tahun 2004 terlalu besar sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut : EDU (Ekuitas Dana Diinvestasikan) Aktiva Tetap Rp20.863.134.596,00 Rp20.863.134.596,00

29. Berdasarkan hasil pemeriksaan pada Dinas Peternakan, diketahui terdapat persediaan ternak berupa sapi dan kambing yang diperoleh dari berbagai sumber bantuan sejak Tahun 1981 sampai Tahun 2004. Selain dikelola sendiri ternakternak tersebut dikelola masyarakat sebagai modal pinjaman, dengan perjanjian mengembalikan berupa ternak dan digulirkan kembali ke masyarakat. berikut:
TERNAK SAPI PROYEK PTIDK BUDIDAYA BANPRES BANPRES PER PER PER INPRES DATI II PPWT PPWT PKT PER INGUB PEP INGUB SAPI BRANGUS PENANGGULANGAN BENCANA ALAM JUMLAH TERNAK KAMBING PROYEK KAWASAN SENTRA PRODSI KAMBING INGUB - KAMBING JUMLAH TAHUN 81/82 85 95 98/99 99/00 2000 89/90 93/94 94/95 92/93 2001 2001 2003 2003 2003 2004 JML AKHIR (2004) 91 16 29 615 26 49 69 41 210 129 241 70 115 100 36 68 50 10 1.965 JML AKHIR (2004) 50 25 8 2 85 HARGA SAT (Rp) 150.000 200.000 750.000 1.000.000 1.000.000 1.200.000 500.000 600.000 600.000 600.000 2.700.000 2.700.000 3.818.750 2.700.000 5.000.000 750.000 900.000 NILAI PERSD (Rp) 13.650.000 5.800.000 461.250.000 26.000.000 49.000.000 82.800.000 20.500.000 126.000.000 77.400.000 144.600.000 189.000.000 310.500.000 381.875.000 97.200.000 340.000.000 37.500.000 9.000.000 2.372.075.000 NILAI PERSED (Rp) 37.500.000 22.500.000 7.200.000 2.000.000 69.200.000

Hingga

akhir Tahun 2004, jumlah persediaan ternak telah berhasil diinventarisir sebagai

TAHUN 2003 2004

HARGA SAT (Rp) 750.000 900.000 900.000 1.000.000

Dari tabel tersebut diatas jumlah sapi yang murni dikelola Dinas hanya Sapi Brangus sebanyak 68 ekor senilai Rp340.000.000,00 dan sisanya berada di luar Dinas (dikelola petani penggaduh). Pemkab belum mengakui dan mencatat nilai persediaan sapi dan kambing yang dimiliki oleh Pemkab Sragen dalam Neraca Daerah sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut : Piutang- Peternak Persediaan-Hewan Ternak EDU (Cad Piutang) EDU (Cad Persediaan) Rp2.101.275.000,00 Rp340.000.000,00 Rp2.101.275.000,00 Rp340.000.000,00

30. Bagian Agama dan Pendidikan Setda Kabupaten Sragen telah menganggarkan berbagai bantuan untuk lembaga pendidikan selama Tahun Anggaran 2004/2005 yang satuan telah dianggarkan dalam DASK Tahun 2004 nomor rekening 2.01.03.00.00.4.5.06.03 mata anggaran Bantuan Uang Pembelian Komputer bagi penyelenggara pendidikan. Bantuan tersebut telah disalurkan ke lima lembaga sekolah, yaitu ke SMA Negeri I Tangen, SLTP Negeri I Jenar, SLTP I Karang Malang, Akademi Keperawatan Yapenas dan SMK Bina Taruna Masaran secara tunai, masing-masing sebesar Rp48.900.000,00. Berdasarkan hasil pengecekan fisik pada tanggal 12 April, semua bantuan telah diwujudkan dalam bentuk seperangkat komputer terdiri atas 20 unit komputer berikut meja komputer dan 2 unit printer. Bantuan yang disalurkan kepada 3 sekolah negeri total senilai Rp146.700.000,00 telah dicatat dalam daftar inventaris sekolah. Seharusnya bentuk belanja bantuan tersebut diperlakukan sebagai belanja modal dan berdampak pemberian bantuan peralatan komputer sebesar Rp146.700.000,00 belum dikapitalisasi sebagai aktiva Pemkab sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut : Aktiva Tetap Alat laboratorium EDU (Eku. Dana Diinvestasikan) Rp146.700.000,00 Rp146.700.000,00

31. Pemerintah Kabupaten Sragen sejak tahun 2001 telah mengembangkan tanaman garut secara intensif sebagai salah satu komoditas bahan pangan yang diprioritaskan. Atas kegiatan tersebut Pemkab Sragen memberikan pinjaman modal yang diantaranya bersumber dari bantuan Ingub yang disalurkan kepada 20 kelompok tani dengan rincian sebagai berikut:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Kelompok Tani Ngesti Makmur I Ngesti Makmur II Ayem Tentrem Sumber Rejeki Rahayu Sendang Mulya Margotani Ngudi Rejeki Ngudi Basuki Sri Rejeki Kop. Sri Rejeki Mekar Sri Rejeki Sumber Sewu Ora Nyono Nama Ketua Parmin Sukarno Sugino Jiyo Suparno S. Hudi Suyono Karsono Purwowiyono Yoso Supadmo Dirjo Suwito Sarju Narto Maryo Siskardi Suparno Pinjaman Modal 16.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.000.000 7.500.000 14.500.000 7.500.000 7.500.000 3.400.000 7.500.000 7.500.000 7.000.000 7.500.000 Pembayaran Sisa Angsuran 16.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.000.000 7.500.000 14.500.000 7.500.000 7.500.000 3.400.000 7.500.000 7.500.000 7.000.000 7.500.000

17 18 19 20

Tani Raharjo Bakti Tani Sumber Rejeki Sumber Makmur

Sudirman Supadi Sri Sukamti Sugeng

14.500.000 7.500.000 7.000.000 4.500.000 164.400.000

14.500.000 7.500.000 7.000.000 7.000.000 4.500.000 157.400.000

Berdasarkan tabel diatas, dari realisasi sebesar Rp164.400.000,00 sampai dengan akhir pemeriksaan baru sejumlah Rp7.000.000,00 yang telah diangsur sehingga sisanya sebesar Rp157.400.000,00 belum dilunasi. Hasil wawancara dengan pimpinan kegiatan menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena kondisi keuangan petani belum memungkinkan untuk mengangsur walaupun pihak Disbun telah berusaha untuk menagihnya. Berdasarkan penulusuran terhadap Neraca Daerah, nilai tersebut belum dicatat Neraca Daerah. Hal tersebut diatas tidak sesuai dengan Surat Pejanjian antara Kelompok Tani dengan Disbun, yang menyatakan bahwa pinjaman modal berjangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak panen pertama dan berdampak nilai sisa pinjaman sebesar Rp157.400.000,00 belum jelas keberadaanya, sehingga dilakukan koreksi sebagai berikut : Piutang petani garut EDU (Cadangan piutang) Rp157.400.000,00 Rp157.400.000,00

Atas koreksi-koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Sragen bersedia melakukan koreksi pada Laporan Keuangannya. b. Reklasifikasi Guna menyesuaikan kembali penyajian rekening Ekuitas Dana Umum sesuai ketentuan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002, perlu dilakukan reklasifikasi sebagai berikut: Ekuitas Dana Lancar Kas (dalam proses Bawaskab) EDU ( Dana yg disiapkan bayar hutang) EDU (Cadangan Piutang) EDU (Cadangan Persediaan) EDU (SILPA) Rp30.258.021.292,97 Rp501.709. 123,00 Rp388.373.169,00 Rp4.197.451.660,00 Rp5.666.009.879,97 Rp21.284.642.045,00

Atas Koreksi tersebut, Pemerintah Kabupaten Sragen bersedia melakukan koreksi pada Laporan Keuangannya.

Atas koreksi-koreksi seperti tersebut di atas, maka terjadi perubahan saldo pada akun-akun Neraca per 31 Desember 2004, yaitu: 1) Akun Kas Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Reklasifikasi Koreksi setelah koreksi 2) Akun Piutang Pajak Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (1) Saldo setelah koreksi 3) Akun Piutang Lain-lain Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (3) - Nomor (29) - Nomor (31) Saldo setelah koreksi 4) Akun Piutang Retribusi Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (5) Saldo setelah koreksi 5) Akun Piutang Pokok Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (25) Saldo setelah koreksi 6) Akun Piutang Bunga Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (25) Saldo setelah koreksi 7) Akun Persediaan Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (7) - Nomor (8) - Nomor (9) - Nomor (10) - Nomor (11) Rp20.782.932.922,00 Rp501.709.123,00 Rp21.284.642.045,00 Rp1.951.728.452,00 Rp1.264.730.636,00 Rp3.216.459.088,00 Rp2.245.723.208,00 Rp3.212.364.175,00 Rp2.101.275.000,00 Rp157.400.000,00 Rp7.716.762.383,00 Rp0,00 Rp38.439.398,00 Rp38.439.398,00 Rp0,00 Rp15.000.000,00 Rp15.000.000,00 Rp0,00 Rp1.500.000,00 Rp1.500.000,00 Rp5.666.009.879,97 Rp6.726.479,50 Rp51.143.000,00 Rp120.000,00 Rp513.598.900,00 Rp192.500,00

- Nomor (12) - Nomor (14) - Nomor (15) - Nomor (16) - Nomor (17) - Nomor (21) - Nomor (29) - Nomor (13) - Nomor (21) Saldo setelah koreksi 8) Akun Uang Muka Pemeliharaan Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (4) Saldo setelah koreksi 9) Akun Penyertaan Modal Perusda Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (2) Saldo setelah koreksi 10) Akun Penyertaan Modal Proyek Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (23) - Nomor (24) - Nomor (25) Saldo setelah koreksi 11) Akun Peralatan dan Mesin Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (6) - Nomor (30) Saldo setelah koreksi 12) Akun Gedung dan Bangunan Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (22) Saldo setelah koreksi 13) Akun Jalan, Jembatan & Irigasi Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (27) Saldo setelah koreksi

Rp58.000,00 Rp64.574.572,00 Rp71.940,00 Rp767.250,00 Rp16.276.230,00 Rp52.676,13 Rp340.000.000,00 (Rp202.335.714,28) (Rp141.900,00) Rp6.457.113.813,32 Rp0,00 Rp1.191.525.350,00 Rp1.191.525.350,00 Rp27.868.532.666,00 (Rp8.644.961.562,00) Rp19.223.571.104,00 Rp0,00 Rp3.152.947.800,00 Rp1.192.000.000,00 Rp150.000.000,00 Rp4.494.947.800,00 Rp67.688.116.618,00 Rp125.610.680,00 Rp146.700.000,00 Rp67.960.427.298,00 Rp124.737.294.444,00 Rp398.890.000,00 Rp125.136.184.444,00 Rp278.450.006.377,00 (Rp11.378.801.500,00) Rp267.071.204.877,00

14) Akun Asset Saldo sebelum koreksi Koreksi: Nomor (28) Saldo setelah koreksi 15) Akun Hutang Biaya Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (18) - Nomor (19) - Nomor (20) Saldo setelah koreksi 16) Akun Hutang Fihak Ketiga Saldo sebelum koreksi: Koreksi: - Nomor (26) Saldo setelah koreksi 17) Akun Ekuitas Dana Lancar Saldo sebelum koreksi: Koreksi: - Reklasifikasi Saldo setelah koreksi 18) Akun Ekuitas Dana Diinvestasi Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (25) - Nomor (30) - Nomor (2) - Nomor (27) - Nomor (28) Saldo setelah koreksi 19) Akun EDU (Cadangan Piutang) Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (1) - Nomor (3) - Nomor (5) - Nomor (29) - Nomor (31) - Reklasifikasi Saldo setelah koreksi

607.454.640.733,00 (Rp20.863.134.596,00) Rp586.591.506.137,00 Rp0,00 Rp1.489.664.656,00 Rp6.456.073,00 Rp23.729.444,00 Rp1.519.850.173,00 Rp388.373.169,00 Rp293.356.100,00 Rp681.729.269,00 Rp30.258.021.292,97 (Rp30.258.021.292,97) Rp0,00 Rp647.486.999.219,00 Rp150.000.000,00 Rp146.700.000,00 (Rp8.644.961.562,00) (Rp11.378.801.500,00) (Rp20.863.134.596,00) Rp606.896.801.561,00 Rp0,00 Rp1.264.730.636,00 Rp3.212.364.175,00 Rp38.439.398,00 Rp2.101.275.000,00 Rp157.400.000,00 Rp4.197.451.660,00 Rp10.971.660.869,00

20) Akun EDU (Uang Muka Pemel.) Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (4) Saldo setelah koreksi 21) Akun EDU (Cad. Persediaan) Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (7) - Nomor (8) - Nomor (9) - Nomor (10) - Nomor (11) - Nomor (12) - Nomor (14) - Nomor (15) - Nomor (16) - Nomor (17) - Nomor (30) - Reklasifikasi - Nomor (13) - Nomor (21) Saldo setelah koreksi 22) Akun EDU (Dana Disisihkan Membayar Hutang) Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (18) - Nomor (19) - Nomor (20) - Nomor (26) - Reklasifikasi Saldo setelah koreksi 23) Akun EDU (Cad. Piutang Pokok) Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (25) Saldo setelah koreksi 24) Akun EDU (Cad. Piutang Bunga) Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (25) Saldo setelah koreksi

Rp0,00 Rp1.191.525.350,00 Rp1.191.525.350,00 Rp0,00 Rp6.726.479,50 Rp51.143.000,00 Rp120.000,00 Rp513.598.900,00 Rp192.500,00 Rp58.000,00 Rp64.574.572,00 Rp71.940,00 Rp767.250,00 Rp16.276.230,00 Rp340.000.000,00 Rp5.666.009.879,97 (Rp202.335.714,28) (Rp89.223,87) Rp6.457.113.813,32

Rp0,00 (Rp1.489.664.656,00) (Rp6.456.073,00) (Rp23.729.444,00) (Rp293.356.100,00) (Rp388.373.169,00) (Rp2.201.579.442,00) Rp0,00 Rp15.000.000,00 Rp15.000.000,00 Rp0,00 Rp1.500.000,00 Rp1.500.000,00

25) Akun Ekuitas Dana Donasi Saldo sebelum koreksi Koreksi: - Nomor (6) - Nomor (22) - Nomor (23) - Nomor (24) Saldo setelah koreksi 26) Akun EDU (SILPA) Saldo sebelum koreksi: Koreksi: - Reklasifikasi Saldo setelah koreksi

Rp0,00 Rp125.610.680,00 Rp398.890.000,00 Rp3.152.947.800,00 Rp1.192.000.000,00 Rp4.869.448.480,00 Rp0,00 Rp21.284.642.045,00 Rp21.284.642.045,00

C. Catatan Pemeriksa Dari hasil pemeriksaan atas laporan keuangan daerah Tahun Anggaran 2004 yang disajikan oleh Pemerintah Kabupaten Sragen terdapat 14 catatan pemeriksaan senilai Rp10.118.483.071,18 yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Sragen untuk meningkatkan kualitas laporan keuangannya. Tersaji dalam dua kondisi catatan yang mempengaruhi dan tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan. 1. Catatan pemeriksaan yang mempengaruhi kewajaran laporan keuangan a. Pengakuan dan Penilaian Gedung Dalam Aktiva Tetap Belum Memperhatikan Bantuan dari Komite Sekolah dan Fungsi Anggaran Belanja Modal Dari penelusuran terhadap belanja modal gedung pada Dinas Pendidikan diperoleh informasi bahwa selama Tahun Anggaran 2004 telah dikeluarkan dana sebesar Rp3.690.000.000,00 untuk kegiatan rehabilitasi dan pembangunan gedung sekolah berikut:
No. 1 2 3 4 SD/MI SMP SMU SMK Jumlah Uraian alokasi Nilai (Rp) 2.815.000.000,00 515.000.000,00 320.000.000,00 40.000.000,00 3.690.000.000,00 Alokasi belanja modal pada Negeri Swasta Madrasah 55 3 7 1 2 2 64 3 3

Penyaluran belanja modal tersebut berdasarkan penjelasan pemimpin kegiatan dari Dinas Pendidikan ternyata hanya bersifat stimulan (motivator) karena Dinas Pendidikan mengharapkan peran aktif komite sekolah untuk terlibat dalam pendanaan kegiatan tersebut. Berdasarkan rekapitulasi laporan hasil kegiatan dari komite sekolah yang telah disampaikan kepada Dinas Pendidikan diperoleh informasi adanya dana swadaya sebesar Rp336.381.000,00 (digalang dari swadaya 51 SD), Rp58.324.000,00 (digalang dari swadaya 6 SMP) dan Rp4.185.000,00 (dari 1 SMU) atau total sebesar Rp398.890.000,00. Dana hasil penggalangan tersebut telah dihibahkan kepada sekolah untuk menjadi aset sekolah guna menunjang sarana prasarana belajar siswa. Adapun nilai kompilasi seluruh kegiatan rehabilitasi dan pembangunan gedung berikut swadaya dari komite sekolah negeri mencapai sebesar Rp4.088.890.000,00. Selain hal tersebut juga terdapat kesalahan penganggaran yaitu pemberian bantuan kepada SMP swasta (yayasan pendidikan swasta) dan SMK swasta (yayasan swasta) masing-masing sebesar Rp120.900.000,00, Rp30.000.000,00 dan Rp40.000.000,00 atau total senilai

Rp190.900.000,00. Total nilai belanja modal di Madrasah (seharusnya menjadi tanggung jawab Departemen Agama). Hal ini tidak sesuai dengan 1) UU No. 1 tahun 2004 pasal 44 yang menyatakan pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang wajib mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya. 2) Lampiran VIII Kepmendagri No.29 tahun 2002 yang menyatakan bahwa belanja modal digunakan untuk membiayai kegiatan investasi 3) Kepmendagri No. 152 tahun 2004 pasal 11 ayat (3) yang menyatakan kepala unit kerja sebagamana dimaksud pada ayat (1) selaku atasan langsung pemegang barang bertanggungjawab atas terlaksananya tertib administrasi barang. Hal tersebut mengakibatkan 1) Nilai aktiva tetap dan modal ekuitas dana donasi tidak kurang dicatat sebesar sebesar Rp398.890.000,00. 2) Anggaran belanja digunakan sesuai ketentuan Rp190.900.000,00. Hal tersebut disebabkan keterbatasan pemahaman terhadap perlakuan atas pengelolaan barang daerah yang bersumber dari bantuan hibah dari komite sekolah dan perlakuan pembebanannya selaku belanja modal atau bantuan. Terhadap permasalahan ini Pemkab menyatakan sependapat. BPK-RI menyarankan agar Pemkab menatausahakan dan mengelola barang milik Negara/daerah serta menganggarkan dan melaksanakan belanja barang sesuai ketentuan berlaku.

b. Penatausahaan Bantuan Ingub Berupa Mesin Pengering Gabah dan RPC Belum Sesuai Ketentuan dan Tidak Jelas Status Kepemilikannya Dalam Tahun Anggaran 2004, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen telah menerima bantuan Ingub berupa mesin pengering dan RPC. Penyaluran bantuan tersebut merupakan bagian dari paket bantuan biaya pengadaan mesin pengering gabah dan RPC karena disatukan dengan bantuan kepada Pemkab lain (Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Tegal). Adapun besar bantuan untuk masing-masing daerah tidak diketahui karena bantuan berupa peralatan langsung dan bukan dana untuk mengadakan peralatan dimaksud. Berdasarkan penelusuran, bantuan tersebut disalurkan kepada Perusahaan Dagang Pelopor Alam Lestari (PAL) merupakan pihak swasta yang statusnya bersifat pilot project dibidang pengadaan pangan. Bantuan tersebut di PD PAL tidak dicatat selaku aset namun Pemda juga tidak mencatat dalam Neraca Daerah. Dari berita acara serah terima yang disepakati oleh Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Sragen pada pasal 2 menyatakan bahwa status kepemilikan berada ditangan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, namun dicatat sebagai inventaris pada pihak kedua. Kesepakatan ini bias karena tidak menyebut secara pasti siapa pemiliknya. Sekalipun Kepmendagri No.29 Tahun 2002 pasal 8 butir b menyatakan bahwa belanja bagi hasil dan bantuan keuangan dianggarkan untuk pengeluaran dengan kriteria tidak mengharapkan akan diterima kembali dimasa yang akan datang seperti lazimnya suatu piutang. Manajer operasional PD PAL menjelaskan bahwa PD PAL juga memiliki 2 perangkat yang sama yang telah diperoleh sebelumnya. Atas kedua alat tersebut baik PD PAL maupun Pemda tidak mencatat sebagai bagian dari asetnya. Adapun besar nilai keseluruhan bantuan dari Ingub hingga akhir pemeriksaan tidak dapat diperoleh. Hal ini tidak sesuai dengan 1) UU No. 1 Tahun 2004 pasal 44 yang menyatakan pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang wajib mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya. 2) Kepmendagri No. 152 Tahun 2004 pasal 11 ayat (3) yang menyatakan kepala unit kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selaku atasan langsung pemegang barang bertanggungjawab atas terlaksananya tertib administrasi barang.

Hal tersebut mengakibatkan penyajian nilai aktiva tetap dan ekuitas dana donasi tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya . Hal ini disebabkan ketidakjelasan status kepemilikan bantuan dan kebijakan Pemkab menempatkan aset bantuan yang seharusnya milik Pemkab pada institusi yang bukan milik Pemkab (PD PAL). Terhadap permasalahan ini Pemkab sependapat. BPK-RI menyarankan agar Pemkab memperjelas status kepemilikan mesin pengering dan RPC dengan cara konsultasi ke Propinsi selaku pemberi bantuan.

c. Jaminan Pemeliharaan Atas Kontrak yang Masih Berjalan Ke Tahun Anggaran Berikutnya Diragukan Likuiditasnya Sebesar Rp1.191.525.350,00 Jaminan pemeliharaan atas setiap kontrak sebesar 5% dari nilai kontrak merupakan hak rekanan yang disimpan oleh Pemkab Sragen, dan akan diserahkan kepada rekanan setelah masa pemeliharaan berakhir. Untuk kepraktisan, Pemkab Sragen memilih untuk tidak menyimpan hak rekanan sebesar 5% tersebut dan menyerahkan ke rekanan bersamaan dengan penyerahan pekerjaan. Namun demikian, rekanan wajib menyerahkan surat jaminan bank/ asuransi sebagai jaminan pemeliharaan yang berlaku sampai dengan akhir masa pemeliharaan. Berdasarkan ketentuan dalam surat jaminan asuransi pemeliharaan, dijelaskan bahwa pencairan jaminan akibat pelanggaran yang dilakukan oleh rekanan ditempuh dalam jangka waktu 30 hari. Dengan demikian, surat jaminan pemeliharaan berupa asuransi tidak likuid karena tidak dapat segera dicairkan saat surat jaminan tersebut diklaimkan. Dalam hal ini, Pemda sebaiknya menyeragamkan penggunaan surat jaminan pemeliharaan dengan surat jaminan bank. Berdasarkan data yang telah dihimpun, pada akhir tahun anggaran 2004, terdapat 85 kontrak yang belum menyelesaikan masa pemeliharaannya sebagai berikut: Dinas, Bagian, Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) RSUD Sragen Dinas Kesehatan Kota (DKK) Jumlah Ket : data terlampir (lampiran 3) No. 1 2 3 Jumlah Kontrak 76 2 7 85 Nilai (Rp) 1.136.125.350,00 6.978.250,00 48.421.750,00 1.191.525.350,00

Atas nilai jaminan pemeliharaan sebesar Rp1.191.525.350,00 ternyata dijamin dengan surat jaminan asuransi sebesar Rp1.184.547.100,00 dan tanpa surat jaminan sebesar Rp6.978.250,00. Dengan demikian, jaminan pemeliharaan sejumlah Rp1.191.525.350,00 diragukan likuiditasnya. Hal ini bertentangan dengan Kepmendagri No.29 tahun 2002, 1) pasal 49 ayat 5 menyatakan setiap pengeluaran kas harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih.

2) pasal 50 menyatakan setiap orang yang diberi kewenangan menandatangani dan atau mengesahkan tersebut surat bukti yang aktiva menjadi Pemda dasar kurang pengeluaran dicatat kas bertanggungjawab atas kebenaran dan akibat dari penggunaan bukti tersebut. Hal mengakibatkan sebesar Rp1.191.525.350,00 dan likuiditasnya diragukan sebesar Rp1.184.547.100,00 serta tidak ada jaminan pemeliharaannya sebesar Rp6.978.250,00. Hal tersebut disebabkan kebijakan Pemda mencairkan dan menukar dana pemeliharaan dengan bond bernilai setara yang diterbitkan oleh bank belum dibakukan guna memberikan keseragaman pengelolaan, dan ketidaktelitian Kepala Unit Kerja dalam memperhitungkan masa dan menetapkan besarnya nilai jaminan. Terhadap permasalahan ini Pemkab sependapat. BPK-RI menyarankan agar Pemkab membakukan kebijakan penggantian dana pemeliharaan dengan bond, menertibkan administrasi bond pemeliharaan yang ada, dan menegur kepala unit kerja agar tidak mengulang kesalahan yang sama dikemudian hari.

d. Administrasi Persediaan Obat Apotik di RSUD Sragen Belum Tertib dan Tidak Dapat Direkonsiliasi ke Perhitungan Harga Pokok. Dari pengujian atas persediaan obat di Apotik RSUD Sragen posisi per 31 Desember 2004, berdasarkan data laporan keuangan, dapat disusun mekanisme berikut:
- Stock awal (1-1-2004) Askes : Rp22.305.926,00 APBD : Rp157.895.430,00 - Pengeluaran gudang ke apotik selama tahun 2004 Apotik (Askes+APBD) : Rp4.704.819.989,53 Instalasi (Askes+APBD): Rp71.049.542,86 - Tersedia untuk dimanfaatkan - Stock akhir (31-12-2004) (Askes + APBD) Stock Neraca : Rp728.654.419,13 GF : Rp486.133.642,94 - Harga Pokok Penjualan (HPP) Obat Apotik (Askes + APBD) (Rp) 180.201.356,00

4.775.869.532,39

4.956.070.888.39 (242.520.776,19) 4.713.550.112,20

Stock akhir senilai Rp242.520.776,19 merupakan kompilasi stock apotik untuk Askes sebesar Rp43.955.744,72 dan stock apotik untuk APBD sebesar Rp198.565.031,47. Berdasarkan data rekapitulasi penerimaan Tahun 2004 dari RSUD, apotik menghasilkan penerimaan pendapatan obat sebesar Rp4.826.972.307,00. Jika memperhitungkan rabat obat 20% diperoleh prediksi HPP obat sebesar Rp4.022.476.922,50 (100/120 X Rp4.826.972.307,00). Nilai ini terlalu tinggi sebesar Rp691.073.189,70 (Rp4.713.550.112,20 - Rp4.022.476.922,50) jika direkonsiliasi dengan HPP obat apotik menurut tabel diatas. Penelusuran lebih lanjut terhadap catatan persediaan di apotik tidak akurat karena apotik tidak tertib mencatat administrasi obat pada kartu-kartu persediaan obat di apotik secara kronologis. Hal tersebut tidak sesuai dengan : 1) UU No. 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara pasal 3 ayat 1 yang menyatakan keuangan negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. 2) UU No. 1 Tahun 2004 pasal 44 yang menyatakan pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang wajib mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut mengakibatkan nilai akhir persediaan obat dan harga pokok obat tidak dapat diyakini masing-masing sebesar Rp242.520.776,19 dan Rp691.073.189,70.

Hal tersebut disebabkan pihak pengelola apotik tidak melaksanakan administrasi pengelolaan obat sesuai dengan ketentuan berlaku. Terhadap permasalahan ini Pemkab sependapat dan segera mengambil langkah perbaikan. BPK-RI menyarankan agar Pemkab menegur pengelola apotik untuk segera menertibkan administrasi pengelolaan obat sesuai dengan ketentuan berlaku.

e. Penyajian Nilai Hutang dari Pengadaan Obat dan Alat Kesehatan di RSUD Sragen Tidak Sesuai Ketentuan dan Diragukan Kewajarannya Dengan membandingkan penyajian hutang pengadaan obat dan alat kesehatan RSUD Sragen dalam Neraca Tahun 2004 sebesar Rp362.531.822,00 yang dilaporkan oleh BPKD, dengan nilai hutang pengadaan obat dan alat kesehatan RSUD yang dilaporkan oleh Bagian Keuangan dan telah dirujuk ke Bagian Akuntansi RSUD sebesar Rp364.797.822,00, maka diperoleh selisih pencatatan sebesar Rp2.266.000,00. Terhadap selisih ini telah dilakukan penelusuran lebih lanjut pada mekanisme pengakuan dan pencatatan hutang tersebut di RSUD. Dari penelusuran diperoleh fakta bahwa : 1) Mekanisme pengadaan obat tidak didasarkan pada minimum stock level obat dan alat kesehatan yang seharusnya diinformasikan dari gudang ditambah formulasi kebutuhan obat yang telah direncanakan sebelumnya, tetapi lebih ditekankan pada hasil konfirmasi petugas pengadaan pada dokter yang membutuhkan. Sehingga diduga pengadaan tidak berpegang pada formulasi kebutuhan obat yang telah direncanakan sebelumnya. 2) Catatan yang diakui oleh bagian keuangan RSUD dengan catatan dari Bagian Pemberkasan dari instalasi farmasi menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Bagian Pemberkasan selama Tahun 2004 mencatat dan mengakui hutang pengadaan obat dan alat kesehatan sebesar Rp1.205.790.452,00 sehingga terjadi perbedaan pengakuan sebesar Rp840.992.630,00 (Rp1.205.790.452,00 Rp364.797.822,00). Terhadap selisih ini bagian keuangan RSUD menjelaskan bahwa yang disajikan oleh Bagian Keuangan adalah faktur obat yang prosesnya melalui mekanisme pemesanan dan penerimaan, sementara dari bagian pemberkasan menjelaskan bahwa faktur obat yang ada hanya obat yang masuk dan dicatat di gudang serta dimanfaatkan untuk pelayanan pasien sehingga tidak saja termasuk berdasar pesanan tetapi juga yang bersifat titipan. 3) Dokumen penerimaan pengadaan obat di Gudang Farmasi yang telah melalui pemberkasan terlambat disampaikan ke Bagian Keuangan RSUD Sragen. Hal ini juga menjadi faktor perbedaan antara laporan dari Bagian Gudang Farmasi dengan laporan dari Bagian Keuangan. Dengan kata lain tidak pernah dilakukan rekonsiliasi data penerimaan obat.

4) Berdasarkan dokumen pengadaan yang disampaikan oleh Bagian Pemberkasan dari instalasi farmasi selama Tahun 2004 telah dilakukan pesanan dan penerimaan obat dan alat kesehatan sebesar Rp4.565.760.538,00. Namun berdasarkan catatan dari Bagian Keuangan RSUD sesuai dengan realisasi belanja obat-obatan dan alat-alat kesehatan sebesar Rp4.676.982.669,00 dari anggaran sebesar Rp2.632.640.000,00. Dengan demikian terdapat selisih realisasi antara Bagian Pemberkasan dengan Bagian Keuangan RSUD sebesar Rp111.222.131,00 (Rp4.676.982.669,00Rp4.565.760.538,00), selisih realisasi antara Bagian Pemberkasan dengan anggaran belanjanya sebesar Rp2.023.120.538,00 dan selisih realisasi antara Bagian Keuangan dengan anggaran belanjanya sebesar Rp2.044.342.669,00. Fakta tersebut menunjukkan bahwa bagian pengadaan memesan obat lebih banyak dari anggarannya, obat yang masuk kedalam gudang tidak hanya yang bersifat pesanan tetapi juga titipan dan administrasinya tidak sepengetahuan Bagian Keuangan. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan: 1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Bagian Keempat mengenai Pelaksanaan Anggaran Belanja: a) Pasal 17 ayat (1) yang menyatakan bahwa pengguna Anggaran melaksanakan kegiatan sebagaimana tersebut dalam dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan. b) Pasal 18 ayat (1) yang menyatakan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berhak untuk menguji, membebankan pada mata anggaran yang telah disediakan dan memerintahkan pembayaran tagihan-tagihan atas beban APBN/APBD c) Pasal 18 ayat (2) yang menyatakan Pengguna Anggaran/Kuasa Anggaran berwenang: menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak pihak penagih meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa meneliti tersedianya dana yang bersangkutan membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran pengeluaran yang bersangkutan memerintahkan pembayaran atas beban APBN/APBD

d) Pasal 18 ayat (3) yang menyatakan Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBN/APBD bertanggungjawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud. 2) Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 3) Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 Pasal 57 ayat (1) yang menyatakan bahwa Pengguna Anggaran wajib mempertanggungjawabkan uang yang digunakan dengan cara membuat SPJ yang dilampiri dengan bukti-bukti yang sah. 4) Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 27 Tahun 2003 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 44 ayat 3 yang menyatakan prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa dalam rangka pelaksanaan APBD adalah sebagai berikut: a) hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai kebutuhan teknis yang disyaratkan b) terarah dan terkendali sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah Hal tersebut mengakibatkan nilai hutang pengadaan obat dan alat kesehatan yang disajikan dalam Neraca tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Hal tersebut disebabkan proses pengadaan belum memperhatikan ketentuan berlaku dan batasan anggaran. Terhadap permasalahan ini Pemkab sependapat. BPK-RI menyarankan agar Pemkab menegur pelaksana, menertibkan administrasi pembukuan hutang dan melaksanakan pengadaan obat sesuai dengan ketentuan berlaku.

2. Catatan pemeriksaan yang tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan a. Kontribusi Perusda BUMD Dalam PAD Belum Sesuai Ketentuan Berlaku Dalam sub perkiraan bagian laba usaha daerah sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Laporan Realisasi Anggaran/Perhitungan APBD Tahun 2004, tiga perusahaan daerah (Perusda) BUMD memberikan kontribusi bagian laba sebagai berikut : Perusda No. Perkiraan Kekayaan daerah yang dipisahkan (bagian laba) Percetakan & penerbitan 1.01.03.1.3.01.02 Perbengkelan terpadu 1.01.03.1.3.01.03 SP3 (lain-lain PAD yang sah) Perbengkelan terpadu 1.01.03.1.4.08.16 Lain-lain (lain-lain PAD yang sah) PDAM 1.01.03.1.4.11.10 JUMLAH Nilai (Rp) 147.000.000,00 202.500.000,00 75.000.000,00 1.200.000.000,00 1.624.500.000,00

Berdasarkan data Laporan Keuangan Tahun 2003 yang menjadi dasar bagi kewajiban perusda untuk menyerahkan bagian labanya sebagai kontribusi dalam PAD menunjukkan bahwa perusda percetakan dan penerbitan hanya mendapat laba sebesar Rp36.684.633,58, perusda perbengkelan terpadu mengalami kerugian sebesar Rp32.111.873,07 dan perusda PDAM mengalami kerugian sebesar Rp929.182.230,57. Perda tentang ketiga perusda tersebut menyatakan bahwa jika terjadi kerugian tidak diwajibkan memberikan kontribusi bagian laba dan selain itu besarnya kontribusi juga terbatas pada prosentase yang telah ditetapkan. Dengan demikian hanya perusda percetakan dan penerbitan yang diwajibkan untuk menyetor bagian laba sebesar Rp20.176.548,47 (55% x Rp36.684.633,58). Terhadap lain-lain PAD yang sah, Setda Bagian BUMD menjelaskan bahwa bentuk kontribusi terkait dengan pemberian bantuan modal kepada ketiga Perusda tersebut dan memenuhi amanat DPRD untuk memberikan kontribusi kepada PAD terlepas dari terciptanya laba/rugi. Hal ini bertentangan dengan maksud dari bantuan modal yang hasil akhirnya diukur dari kemampulabaan perusda, karena perlakuan yang diberikan pada perusda cenderung pada bantuan pinjaman yang mengharapkan diterimanya nilai tertentu secara periodik tanpa memperhatikan kondisi perusda laba/rugi. Hal ini tidak sesuai dengan Perda Kabupaten Sragen No.21 Tahun 2003 tentang perusda percetakan dan penerbitan, No.22 Tahun 2003 tentang perusda bengkel

terpadu dan No. 8 Tahun 2004 tentang PDAM pasal penetapan dan penggunaan laba yang menyatakan bahwa penggunaan laba bersih terlebih dahulu dikurangi pajak, cadangan tujuan dan dana penyusutan ditetapkan disetor ke kas daerah sebesar 55% (untuk PDAM serta percetakan dan penerbitan) dan sebesar 60% untuk bengkel terpadu. Hal tersebut mengakibatkan bagian laba dari perusda dan lain-lain PAD yang sah terlalu tinggi disetor ke Kasda masing-masing sebesar Rp329.323.451,53 ((Rp147.000.000,00 + Rp202.500.000,00)- Rp20.176.548,47) dan Rp1.275.000.000,00 (Rp75.000.000,00 + Rp1.200.000.000,00). Hal tersebut disebabkan Pemerintah Kabupaten Sragen berupaya meningkatkan PAD tanpa mempertimbangkan ketentuan berlaku. Terhadap permasalahan ini Pemkab sependapat. BPK-RI menyarankan agar Pemkab didalam meningkatkan PAD yang bersumber dari laba BUMD berpegang pada ketentuan yang berlaku dan mengembalikan bentuk pungutan lain diluar ketentuan yang telah ditetapkan untuk BUMD.

b. Pelaksanaan Bantuan Perluasan Jaringan Listrik Masuk Desa Tidak Sesuai Ketentuan dan Penyerahannya ke PLN Tertunda Untuk melaksanakan pekerjaan bantuan perluasan jaringan listrik masuk desa, Pemerintah Kabupaten Sragen telah menganggarkan dana sebesar Rp872.638.000,00. Pekerjaan tersebut dilelangkan dan dimenangkan oleh CV Sumber Tekhnik (CV ST), selanjutnya dibuat Surat Perjanjian Pemborongan No. 500/1184-04/2004 tanggal 26 Oktober 2004 senilai Rp871.488.000,00. Pekerjaan tersebut dilaksanakan selama 60 hari kalender terhitung sejak tanggal 26 Oktober 2004. Atas pengujian terhadap dokumen pendukung diperoleh informasi berikut : a. Dokumen pendukung penawaran masa berlakunya telah habis. Dari penelusuran terhadap kelengkapan dokumen penawaran, diperoleh informasi berikut :
No. 1 2 3 4 5 6 Jenis Dokumen Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Tanda anggota AKLI Surat Pengesahan Instalatir Surat Izin Kerja Sertifikat Penanggung Jawab Teknik Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi Masa berlaku s.d. 18 Juni 2006 s.d. 31 Desember 2003 s.d. 31 Maret 2003 s.d. 31 Maret 2001 s.d. 31 Maret 2003 s.d. 27 Desember 2001 (dlm proses pengurusan) Periode kontrak Berlaku Tidak berlaku Tidak berlaku Tidak berlaku Tidak berlaku Tidak berlaku

Berdasarkan tabel ternyata surat ijin yang disampaikan oleh CV ST hanya sertifikat badan usaha jasa pelaksana konstruksi saja yang masih berlaku. Sementara surat pengesahan instalatir (SPI) dan surat izin kerja (SIKA) yang dikeluarkan Deptamben (Dirjen listrik dan pengembangan energi), tanda anggota dan surat penanggung jawab teknik (SPJT) yang dikeluarkan AKLI dan surat ijin jasa konstruksi (SIUJK) telah habis masa berlakunya. Hal ini seharusnya menjadi dasar yang kuat untuk menggugurkan CV ST dari daftar peserta lelang. b. Pembayaran uang muka melebihi ketentuan yang disepakati. Dalam pelaksanaan, CV ST telah mengajukan permohonan pembayaran uang muka kerja pada tanggal 4 Nopember 2004 dengan surat No. 04/UM/ST/XI/2004 sebesar Rp261.446.400,00 (30% dari nilai kontrak). Pemkab Sragen melaksanakan pencairan uang muka pada tanggal 10 Nopember 2004 sebesar Rp261.446.400,00 (berupa pembayaran fisik Rp237.678.546,00 dan PPN Rp23.767.854,00). Pencairan ini tidak sesuai dengan ketentuan uang muka yang

telah disepakati yaitu 20% dari nilai kontrak sebesar Rp174.297.600,00. Dengan demikian, uang muka yang dibayarkan melebihi sebesar Rp87.148.800,00. c. Berlarut-larutnya proses hibah ke PLN . Proses serah terima pekerjaan pemborongan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang disepakati dalam perjanjian dan dibuktikan dengan berita acara penerimaan pekerjaan pemborongan tanggal 8 Desember 2004. Penerimaan pekerjaan pemborongan dilakukan oleh tim penerima pekerjaan pemborongan yang juga melibatkan petugas PLN sebagai anggotanya. Selanjutnya hasil kerja CV ST yang telah diterima baik oleh Pemkab Sragen akan diserahkan kepada PT PLN selaku pihak yang akan menerima bantuan dari Pemkab, namun hingga pemeriksaan berakhir proses hibah belum ada realisasi. Keterlambatan proses hibah dari Pemda ke PLN dikarenakan tidak adanya penjadwalan yang jelas berapa lama proses hibah tersebut akan dilaksanakan sehingga berakibat proses hibah berlarutlarut. Sekalipun untuk ini pihak Pemkab telah berupaya untuk segera menyerahkan ke pihak PLN. d. Pemanfaatan program pemasangan baru daya disekitar lokasi Yappenas. Dari hasil pelaksanaan ternyata terdapat program pemasangan baru daya 13.900 VA untuk Yappenas senilai Rp17.381.000,00 yang seharusnya tidak dikategorikan sebagai bagian dari perluasan jaringan listrik masuk desa. Hal ini tidak sesuai dengan : 1) Keppres 80 tahun 2003 pasal 5 butir a yang menyatakan melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggungjawab untuk mencapai sasaran kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa 2) Kepmendagri No. 29 tahun 2002 pasal 64 ayat 1 b yang menyatakan prinsip pengadaan barang dan jasa dalam rangka pelaksanaan APBD terarah dan terkendali sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi perangkat daerah. 3) SPB pelaksanaan pekerjaan kegiatan bantuan perluasan jaringan listrik masuk desa Kabupaten Sragen Tahun Anggaran 2004 No. 500/1184-04/2004 tanggal 26 Oktober 2004 khususnya : a) Pasal 4 ayat 1 tentang uang muka kerja yang menyatakan pembayaran uang muka kerja setinggi-tingginya 20% dari nilai kontrak.

b) Pasal 8 ayat 1 a tentang pembayaran harga borongan yang menyatakan pembayaran pelaksanaan pekerjaan fisik dilayani dengan sistem retensi 5% dari pencapaian fisik pekerjaan dengan pembayaran I saat bobot fisik mencapai 35%. c) Pasal 12 tentang pemberian pekerjaan kepada pemborong lain. Hal ini mengakibatkan hasil proyek tidak dapat segera dimanfaatkan dan terjadi pemborosan sebesar Rp17.381.000,00 sehubungan dengan pembangunan fasilitas untuk Yappenas yang bukan fasilitas umum/masyarakat. Hal ini disebabkan koordinasi dengan pihak PLN tidak terpadu dan keterbatasan pemahaman panitia tender terhadap ketentuan pengadaan barang dan jasa yang bersifat khusus (melibatkan PLN selaku pihak penerima bantuan). Terhadap permasalahan ini Pemkab sependapat. Pemkab menjelaskan penambahan daya di Yapenas semata-mata hanya memenuhi keluhan masyarakat setempat akibat terganggunya tegangan listrik. BPK-RI menyarankan agar Pemkab segera melakukan koordinasi kembali dengan PLN sehubungan dengan penyerahan paket hibah tersebut, serta memberi teguran pada panitia tender dan rekanan untuk melaksanakan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan ketentuan berlaku.

c. Bantuan Dana Bergulir Belum Ditatausahakan dan Dikelola Sesuai Ketentuan Dari penyaluran bantuan dana bergulir oleh Pemerintah Pusat untuk pengembangan usaha penggemukan sapi potong impor dan pengembangan unit pengadaan pangan dengan sistem bank padi diperoleh informasi berikut : 1) Penggemukan sapi potong impor Dalam tahun anggaran 2004, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop) dalam Surat Keputusan No. 58.1/Kep/M.KUKM/VI/2003 tanggal 4 Juni 2003 telah menyalurkan bantuan perkuatan berupa dana bergulir kepada koperasi untuk pengembangan usaha penggemukan sapi potong impor langsung kepada koperasi binaan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Indagkop) kabupaten Sragen. Bantuan tersebut berupa 600 ekor sapi Brahman cross jantan dengan berat badan 325 kg senilai Rp3.152.947.800,00 yang diserahkan kepada 10 kelompok peternak (dengan jumlah peternak 120 orang) Koperasi Ternak Andini Lestari. Berdasarkan informasi dari Dinas Indagkop, realisasi dari penerimaan pengadaan sapi tersebut oleh petani hanya berkisar ratarata 270 kg. Dari pembagian jumlah sapi menunjukkan bahwa setiap peternak mendapat 5 ekor sapi untuk digaduh (600 ekor : 120 peternak). Berdasarkan ketentuan tentang koordinasi pelaksanaan (bab VIII pasal 8) dalam surat keputusan tersebut, Menteri telah memberikan wewenang kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) diantaranya untuk memfasilitasi tersedianya dana pendampingan, mengawasi pelaksanaan dan bertanggungjawab terhadap jalannya perguliran dana bantuan, melakukan pembinaan, melaporkan perkembangan pemanfaatan bantuan, dan menyelesaikan persengketaan antara peternak dengan koperasi penerima bantuan atau dengan kata lain dapat diartikan bahwa pengelolaan bantuan dana bergulir tersebut berada dalam kewenangan Pemkab. Namun dalam kenyataannya bantuan dana bergulir tersebut tidak dicatat sebagai aset Pemkab. Kondisi pengelolaan sampai bulan April 2005 menginformasikan bahwa jumlah sapi yang ada tinggal sebanyak 320 ekor senilai Rp1.695.656.400,00 dan uang kas Rp391.625.148,00 berikut dana tabungan untuk perguliran sebesar Rp28.681.417,00. Hal ini mengindikasikan bahwa peternak diragukan kemampuannya mengembalikan jumlah sapi untuk perguliran berikutnya setelah habis periode pengelolaan. Terhadap data tersebut diperoleh penjelasan dari

pengurus koperasi bahwa koperasi kesulitan memperoleh bibit sapi sejenis di pasar Indonesia dan rendahnya harga pasar sapi saat memasuki masa jual. Untuk mengatasi hal ini peternak juga menjelaskan bahwa mereka juga telah mengirim surat untuk mendapat persetujuan dari Menkop untuk mengganti jenis bibit sapi untuk digaduh karena kelangkaan bibit sapi semula dan telah diperoleh persetujuan dimaksud. 2) Unit pengadaan pangan dengan sistem bank padi Guna memfasilitasi koperasi untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan daya saing dibidang pengadaan pangan, Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop) melalui Surat Keputusan No. 144.1/Kep/M.KUKM/XI/2003 tanggal 19 Nopember 2003 tentang penyaluran dana bergulir kepada koperasi dan usaha kecil dalam rangka pengembangan unit pengadaan pangan dengan sistem bank padi telah menyalurkan bantuan kepada KUD Gondang (salah satu KUD binaan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Indagkop) Kabupaten Sragen) berupa unit pengadaan pangan yang terdiri dari 1 unit RMU, 1 unit dryer, 1 unit silo, 1 buah moisture tester, 1 unit packaging, 1 buah mesin jahit, 1 buah timbangan dan 1 buah belf conveyor berikut motor penggerak sebesar Rp967.000.000,00. Selain itu KUD juga menerima bantuan dana APBD sebesar Rp225.000.000,00 berupa dana pendamping yang dimanfaatkan untuk pembangunan gedung berikut konstruksi untuk menampung peralatan unit pengadaan pangan dimaksud. Berdasarkan ketentuan tentang tugas dan kewajiban (bab VII pasal 11) disebutkan bahwa Dinas Indagkop Pemkab berwenang untuk melakukan koordinasi dengan instansi terkait, mengusulkan koperasi penerima bantuan, mengupayakan sarana pendukung, melakukan bimbingan teknis dan pengawasan serta berhak menerima dana monitoring & evaluasi sebesar 5% (95% sisanya dialokasikan 45% untuk dan bergulir dan 50% untuk operasional koperasi) dari keuntungan bersih yang diperoleh dari pengoperasian sarana prosesing unit pengadaan pangan dengan sistem bank padi tersebut (bab IX pasal 15 butir c) atau dengan kata lain dapat diartikan bahwa pengelolaan bantuan dana bergulir tersebut berada dalam kewenangan Pemkab. Namun demikian, sampai dengan akhir pemeriksaan diketahui bahwa pemanfaatan dana bergulir tersebut belum ditatausahakan sebagai aset Pemkab guna mengantisipasi tidak tercatatnya sama

sekali aset Pemerintah serta dikelola sesuai ketentuan. Pihak Dinas dan Pengurus koperasi menjelaskan bahwa peralatan belum beroperasi sama sekali untuk menunjang kegiatan pengadaan pangan karena sering mengalami trouble dalam pengoperasiannya sehingga pihak KUD belum mampu memenuhi kewajibannya sebagaimana diatur dalam ketentuan surat keputusan Menkop. Hal ini tidak sesuai dengan 1) UU No. 1 Tahun 2004 pasal 44 yang menyatakan pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang wajib mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya. 1) SK Menkop No. 58.1/Kep/M.KUKM/VI/2003 bab VIII pasal 8 tentang koordinasi pelaksanaan (penggemukan sapi potong impor). 2) SK Menkop No. 144.1/Kep/M.KUKM/XI/2003 bab VII pasal 11 tentang tugas dan kewajiban dan bab IX pasal 15 tentang tatacara penyisihan dan pencairan dana bergulir (unit pengadaan pangan dengan sistem bank padi). 3) Kepmendagri No. 152 tahun 2004 pasal 11 ayat (3) yang menyatakan kepala unit kerja sebagamana dimaksud pada ayat (1) selaku atasan langsung pemegang barang bertanggungjawab atas terlaksananya tertib administrasi barang. Hal ini mengakibatkan : 1) Nilai penyertaan berupa dana bergulir dan ekuitas dana donasi kurang dicatat sebesar Rp3.152.947.800,00 dan kemampuan peternak untuk memenuhi kewajibannya pada periode perguliran berikutnya diragukan. 2) Nilai penyertaan berupa dana bergulir dan ekuitas dana donasi kurang dicatat sebesar Rp1.192.000.000,00 dan kemampuan KUD untuk memenuhi kewajibannya menyisihkan sebesar 45% dari keuntungan bersih sarana pengadaan pangan tersebut sebagai dana bergulir tertunda. Hal ini disebabkan Pemkab berpandangan bahwa dana tersebut milik Pemerintah Pusat tanpa mempertimbangkan bahwa sifat dana tersebut berupa dana bantuan. Terhadap permasalahan ini Pemkab sependapat. BPK-RI menyarankan agar Pemkab mengakui dan mencatat bantuan dana bergulir dari Pemerintah serta menertibkan administrasi dan manajemen pengelolaan ternak bantuan berikut bank padi sesuai ketentuan berlaku.

d. Realisasi Belanja Modal di Area Zona Industri Mebel dan Kerajinan Kalijambe Tidak Tepat Dalam rangka mengembangkan perekonomian masyarakat khususnya di daerah Kalijambe, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen bersama dengan Asmindo telah melakukan kerjasama untuk menciptakan zona industri mebel dan kerajinan. Untuk kepentingan tersebut Pemkab melalui Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Indagkop) menyalurkan dana talangan berupa paket recovery fund untuk pengadaan tanah seluas 140.000 m2. Pemkab juga memberikan kemudahan berupa pembebasan semua bentuk perijinan terkait dengan kawasan (diantaranya IMB). Selain itu, Pemkab juga merealisasi belanja modal untuk kepentingan zona tersebut di Tahun 2004 sebagai berikut:
No. 1 2 3 Uraian Pembuatan talud sebelah utara P. 367 m Pembuatan talud selatan P. 216 m dan saluran drainase P. 300 m Pembuatan pagar depan P. 70 m dan saluran drainase P. 170 m Jumlah Nilai (Rp) 264.685.000,00 140.758.000,00 93.765.000,00 499.208.000,00

Mengingat kawasan adalah milik swasta dan sehubungan dengan realisasi paket recovery fund pengadaan tanah maka investasi Pemkab di area tersebut melalui belanja modal menjadi tidak tepat. Surat perjanjian (kesepakatan) antara Pemda dengan pihak Asmindo hingga pemeriksaan berakhir belum diperoleh. Hal tersebut tidak sesuai dengan Lampiran VIII Kepmendagri No.29 Tahun 2002 yang menyatakan bahwa belanja modal digunakan untuk membiayai kegiatan investasi. Hal tersebut mengakibatkan belanja modal sebesar Rp499.208.000,00 dimanfaatkan tidak sesuai dengan ketentuan. Hal tersebut disebabkan kebijakan Pemkab untuk membantu mewujudkan terciptanya kawasan zona industri tidak memperhatikan ketentuan berlaku. Terhadap permasalahan ini Pemkab menjelaskan bahwa zona industri merupakan rencana jangka panjang dari Pemkab untuk meningkatkan PAD. BPK-RI menyarankan agar Pemkab segera memformulasikan area zona industri sebagai salah satu prioritas pembangunan dengan memperjelas kedudukan serta hak Pemkab dalam zona tersebut.

e. Pengakuan Belanja Modal atas Jalan dan Jembatan Kurang Tepat Dari penelusuran atas belanja modal jalan dan jembatan, selama Tahun 2004 terdapat Belanja Peningkatan Jalan dan Jembatan sebesar Rp11.378.801.500,00. Terhadap nilai tersebut dicatat sebagai penambah aktiva Pemerintah Kabupaten karena peningkatan jalan tersebut untuk jalan-jalan yang sudah ada. Rekap belanja peningkatan jalan yang sudah ada tahun sebelumnya:
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 NAMA JALAN Jalan Tanon-Mondokan Jalan Dulang-Kedawung Jalan Ngebuk-Miri Jalan Tunggul-Winong Jalan Ngarum-Jatirejo Jalan Tempursari-Bts Jatim Jalan Kaswari Jalan Bougenvile Jalan Sadewa Jalan Sumba (Sumbawa) Jalan Lombok Jalan Ternate Jalan Nias & Pondok Boro Jalan Kamboja Jalan Bengawan Solo Jalan Cimanuk Jalan Citarum (SRI Gading) Jalan Seruni Jalan Sedap Malam Jalan Karangudi-Klandungan Jalan Jetiskarangpung-Pagerejo Jalan Jetis Ngepringan-Mlale Jalan Nuri Jalan Dari Jabung-Sidokerto Jalan Gawan-Gentanbanaran Jalan Banyurip-Kedu Jalan Asem Jalan Majenang-Belukan Jalan Blimbing-Sambirejo Jalan Trobayan-Klayutan Jalan Ngargotirto-Grobogan Jalan Sumberlawang Jalan Gawan - Suwatu TOTAL TAHUN 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 1945 PANJANG 6,70 km 1,90 km 3,00 km 4,00 km 6,00 km 0,30 km 2,00 km 0,45 km 0,17 km 1,13 km 0,53 km 0 km 0,15 km 0,45 km 0,60 km 0,20 km 0,16 km 0,35 km 0,55 km 3,50 km 3,10 km 8,00 km 1,30 km 3,10 km 4,40 km 3.5 km 0,80 km 4,90 km 4,90 km 1,70 km 2,20 km 8,10 km 4,20 km NILAI 1.172.500,000 332.500.000 525.000.000 700.000.000 1.050.000.000 52.500.000 350.000.000 78.750.000 29.750.000 197.750.000 92.750.000 61.250.000 26.250.000 78.750.000 105.000.000 35.000.000 28.000.000 61.250.000 96.250.000 612.500.000 542.500.000 1.400.000.000 227.500.000 542.500.000 770.000.000 612.500.000 140.000.000 857.500.000 857,500,000 297.500.000 385.000.000 1.417.000.000 735.000.000 14.470.750.000 TAHUN 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 PANJANG 6,23 km 1,68 km 3,65 km 3,68 km 0,75 km 0,29 km 1,38 km 0,44 km 0,19 km 0,44 km 1,02 km 0,28 km 0,32 km 0,27 km 0,51 km 0,48 km 0,36 km 0,56 km 0,22 km 2,70 km 2,13 km 8,43 km 0,65 km 4,30 km 1,80 km 3,15 km 1,41 km 4,43 km 1,72 km 1,45 km 4,43 km 3,51 km 4,17 km NILAI 1.342.950.000 397.510.000 813.000.000 879.000.000 159.600.000 51.878.500 354.500.000 71.673.000 34.840.000 59.642.000 224.400.000 45.850.000 47.850.000 28.944.000 64.500.000 73.590.000 54.670.000 67.500.000 52.495.000 324.200.000 223.332.000 1.007.490.000 64.500.000 1.197.200.000 314.350.000 499.000.000 159.500.000 204.000.000 189.200.000 89.750.000 455.870.000 468.517.000 1.357.500.000 11.378.801.500

Dari tabel di atas, belanja peningkatan jalan senilai Rp11.378.801.500,00 dicatat oleh BPKD sebagai penambah aktiva tetap Pemerintah Kabupaten atau diperlakukan sebagai Belanja Modal. Padahal jalan yang ditingkatkan sudah ada nilainya sebesar Rp14.470.750.000,00. Seharusnya nilai peningkatan jalan Tahun 2004

tersebut hanya diakui sebagai Belanja Operasional dan Pemeliharaan, sehingga tidak menambah aktiva dari Pemerintah Kabupaten. Hal tersebut tidak sesuai dengan Lampiran Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 yang menyatakan bahwa definisi dari Belanja Modal adalah belanja langsung yang digunakan untuk membiayai kegiatan investasi (menambah aset). Hal tersebut mengakibatkan nilai belanja modal disajikan lebih tinggi dari yang seharusnya. Hal tersebut dikarenakan kesalahan dalam menentukan perencanaan anggaran yang seharusnya belanja operasi dan pemeliharaan dianggarkan dalam belanja modal. Terhadap permasalahan ini Pemkab sependapat. BPK-RI menyarankan agar Pemkab menegur Bagian Anggaran agar lebih cermat dalam merencanakan anggaran belanja dikemudian hari.

f. Realisasi Penerimaan Portal Desa Tidak Sesuai Ketentuan Untuk meningkatkan kontribusi penerimaan dari portal desa terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dinas Pendapatan Daerah telah membuat kesepakatan berupa perjanjian kerja dengan kepala-kepala desa se-Kabupaten Sragen dengan Surat Perjanjian Kerja (SPK) No. 973/473A/30C/2004 s.d. No. 973/473S/30C/2004 yang memberlakukan sistem target atas penerimaan dari portal desa. Berdasarkan data yang bersumber dari Dispenda diperoleh informasi berikut :
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Lokasi Portal Sine Sragen Kedung Upit Sragen Bener Ngrampal Ngarum Ngrampal Tunjungan Sambungmacan Banaran Sambungmacan Tunggul Gondang Japoh Jenar Sambirejo Plupuh Pringanom Masaran Gebang Masaran Celep Kedawung Sub total Plumbon Sambung macan Majenang Sukodono Kacangan Sumberlawang Jati Sumberlawang Klentang Gemolong Jirapan Masaran Kauman Masaran Puro Karangmalang Sub total Total Target/kontrak per tahun 3.600.000,00 5.400.000,00 3.600.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 7.200.000,00 3.600.000,00 10.800.000,00 3.600.000,00 3.600.000,00 3.600.000,00 14.400.000,00 81.000.000,00 3.600.000,00 3.600.000,00 3.600.000,00 15.600.000,00 21.600.000,00 3.600.000,00 Tanpa SPK 3.600.000,00 55.200.000,00 136.200.000,00 Real Setoran (40%) 2.376.800,00 3.112.400,00 3.287.600,00 6.600.000,00 4.891.200,00 4.175.000,00 4.130.000,00 6.701.000,00 3.047.900,00 2.523.200,00 2.470.000,00 12.353.600,00 55.668.700,00 931.200,00 1.194.800,00 908.000,00 16.599.200,00 21.931.600,00 1.526.000,00 400.000,00 857.600,00 44.348.400,00 100.017.100,00 Estimasi Penerimaan (100%) 5.942.000,00 7.781.000,00 8.219.000,00 16.500.000,00 12.228.000,00 10.437.500,00 10.325.000,00 16.752.500,00 7.619.750,00 6.308.000,00 6.175.000,00 30.884.000,00 139.171.750,00 2.328.000,00 2.987.000,00 2.270.000,00 41.498.000,00 54.829.000,00 3.815.000,00 1.000.000,00 2.144.000,00 110.871.000,00 250.042.750,00

Tabel diatas menunjukkan untuk lokasi portal Sine, Kedung Upit, Bener, Ngarum, Tunjungan, Banaran, Tunggul, Japoh, Sambirejo, Pringanom, Gebang, dan Celep sebenarnya mampu menutup setoran sebagaimana ditargetkan dalam surat perjanjian kerja sebesar Rp81.000.000,00. Ternyata jumlah setoran yang telah disampaikan ke Dispenda hanya sebesar Rp55.668.700,00. Pihak Dispenda menjelaskan bahwa pelaksanaan penyetoran penerimaan portal desa pada akhirnya kembali kepada keputusan Bupati Sragen No. 974/35/03/2002 tanggal 5 Maret 2002 tentang petunjuk operasional penarikan retribusi penggunaan jalan milik pemerintah kabupaten Sragen yang berarti tidak memberlakukan perjanjian kerja yang telah

disepakati oleh Dispenda dengan pelaksana pemungutan retribusi portal di desa-desa. Keputusan tersebut menekankan pada bagi hasil untuk Pemda dan Pelaksana Pemungut dengan prosentase masing-masing 40% : 60%. Dengan pendekatan prosentase ini setelah dilakukan perhitungan 100%, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya penerimaan portal desa dapat menutup perjanjian kerja yang telah dibuat khususnya untuk 12 portal pertama. Hal ini tidak sesuai dengan isi perjanjian kerja yang mengharuskan pelaksana pemungut menyetorkan sesuai target retribusi portal. Hal tersebut mengakibatkan kesepakatan perjanjian kerja terabaikan dan potensi retribusi portal kurang disetor sebesar Rp25.331.300,00 (Rp81.000.000,00 Rp55.668.700,00). Hal tersebut disebabkan Pemkab tidak tegas dalam menjalankan ketentuan perjanjian kerja yang telah dibuat dan disepakati. Terhadap permasalahan ini Pemkab sependapat dan menjelaskan bahwa hasil riil tiap portal yang dikelola Pemerintah Desa tidak bisa mencapai target sebagaimana tertuang dalam perjanjian kerja sama. Salah satu penyebabnya tidak beroperasinya portal kurang lebih 2 bulan bertepatan dengan masa kampanye pemilu. BPK-RI menyarankan agar Pemkab menetapkan satu ketentuan saja dalam memungut retribusi portal dan melaksanakannya dengan seksama.

g. Realisasi Penyaluran Bantuan Keuangan Tidak Sesuai Ketentuan Dari penyaluran bantuan keuangan selama Tahun 2004 diperoleh informasi berikut : 1) Bantuan parpol dan fraksi Dari realisasi belanja bantuan yang disalurkan melalui bagian

Kesbanlinmas Pemkab Sragen selama tahun 2004, diperoleh informasi berikut :


No. 1 2 3 Uraian Bantuan Fraksi DPRD Bantuan Parpol Hasil Pemilu 1999 Bantuan Parpol Peserta Pemilu 2004 Jumlah No. rekening 2.01.33.03.02.4.6.05.02 2.01.33.03.02.4.6.05.06 2.01.33.03.02.4.6.05.07 Nilai (Rp) 200.000.000,00 400.000.000,00 240.000.000,00 840.000.000,00

Bantuan fraksi disalurkan kepada fraksi PDIP, fraksi FDB, fraksi Golkar, fraksi PAK, fraksi TNI/Polri masing-masing Rp40.000.000,00. Bentuk bantuan kepada fraksi tidak tepat karena fraksi tidak tergolong partai politik maupun alat kelengkapan DPRD. Bantuan parpol hasil pemilu 1999 disalurkan kepada PDIP sebesar Rp210.000.000,00; Rp100.000.000,00; Rp30.000.000,00. Bantuan parpol peserta pemilu 2004 disalurkan kepada 24 partai politik yaitu Partai Patriot Pancasila, Partai Persatuan Daerah, Partai Bintang Reformasi, Partai Damai Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Demokrat, Partai Penegak Demokrasi Indonesia, PPP, Partai Perhimpunan Indonesia Baru, Partai Bulan Bintang, Partai Nasional Indonesia Marhaenisme, Partai Pelopor, Partai Serikat Indonesia, Partai PDIP, Partai Golkar, Partai Karya Peduli Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia, Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan, Partai Nasional Banteng Kemerdekaan, Partai Buruh Sosial Demokrat dan Partai Merdeka masing-masing sebesar Rp10.000.000,00. Bentuk bantuan kepada partai politik seharusnya hanya disalurkan kepada partai peserta pemilu yang memperoleh jatah kursi di DPRD (lembaga perwakilan rakyat). PKB PPP sebesar sebesar Rp40.000.000,00; Rp20.000.000,00 dan Golkar PAN sebesar sebesar

Sehingga pemberian bantuan kepada fraksi dan parpol peserta pemilu 2004 tidak sesuai ketentuan sebesar Rp440.000.000,00 (Rp200.000.000,00 + Rp240.000.000,00). 2) Bantuan Keuangan Demam Berdarah Dengue Bagian Kesejahteraan Rakyat telah menganggarkan bantuan kepada penderita Demam Berdarah sebesar Rp60.000.000,00 yang telah direalisasikan sebesar Rp55.000.000,00 dan sisanya telah dikembalikan ke Kasda. Bantuan tersebut diberikan kepada para penderita Demam Berdarah diberbagai tempat perawatan berikut:
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Tempat Perawatan RSUD Sragen Puskesmas Kedawung, Sragen Puskesmas Gondang, Sragen RS Swasta Sragen Klinik Widodo Husodo, Karanganyar RS Panti Waluyo, Solo RSUD Moewardi, Solo RS PKU Muh, Solo RS Brayat Minulya, Solo RS Dr. Oen Solo RS Assalam, Solo Tidak diketahui tempat perawatanya Jumlah Jumlah Bantuan (Rp) 6.788.050,00 2.020.600,00 1.679.000,00 17.033.300,00 602.500,00 1.000.000,00 2.756.900,00 8.372.600,00 1.609.075,00 2.593.300,00 700.000,00 9.844.675,00 55.000.000,00

Berdasar ketentuan bentuk bantuan biaya perawatan hanya diberikan kepada pasien yang menjalani Perawatan/Pengobatan mondok/opname di Puskesmas Rawat Inap dan RSUD serta Rumah Sakit Swasta di daerah Kab. Sragen. Dengan demikian bantuan pengobatan bagi pasien yang mondok atau dirawat diluar kabupaten Sragen tidak memenuhi ketentuan sebesar Rp27.479.050,00. 3) Bantuan keuangan tim pendamping haji daerah Dalam Tahun Anggaran 2004, Pemda Kabupaten Sragen menganggarkan Bantuan Keuangan (BKU) Tim Pendamping Haji Daerah (TPHD) pada rekening belanja bantuan keuangan dengan nomor rekening 2.01.03.00.00.4.5.02.01 sebesar Rp120.000.000,00. Berdasarkan Nota Dinas Asisten III Sekda No. 450/09/07/2004 tanggal 30 April 2004 kepada Bupati Sragen, tentang petugas TPHD, tim yang ditunjuk adalah wakil dari tokoh agama, NU, Muhammadyah, dan Dinas Kesehatan masing-masing

1 orang serta 2 orang dari unsur DPRD. Masing-masing anggota TPHD memperoleh bantuan sebesar Rp20.000.000,00. TPHD dibentuk dengan tujuan mendampingi para jamaah Haji pada kegiatan non spiritual selama di Tanah Suci. Anggaran tersebut telah direalisasikan dengan rincian pembayaran sebagai berikut:
SPM Tgl : 23 Maret 2004 No. :82.BKU (DAU) Nilai: 120.000.000,00 Tgl 24/04/2004 28/05/2004 16/12/2004 Jumlah SPJ Kwitansi Pembayaran Nilai (Rp) Tgl Nilai (Rp) 60.000.000,00 27/03/2004 60.000.000,00 20.000.000,00 40.000.000,00 16/12/2004 120.000.000,00 Jumlah 20.000.000,00 40.000.000,00 120.000.000,00

Berdasarkan penelusuran terhadap bukti SPJ yang baru direalisasikan pada akhir bulan Desember diperoleh informasi bahwa 2 (dua) orang anggota TPHD dari unsur DPRD tidak melakukan ibadah Haji yang berdampak pada pemberian bantuan keuangan untuk kegiatan ini belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya. 4) Bantuan Keuangan yang Disalurkan oleh Bagian Agama dan Pendidikan Sesuai DASK bagian Agama dan Pendidikan telah dianggarkan beberapa kegiatan dengan nilai Rp1.998.620.000,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp1.949.370.000,00. Berdasarkan penelusuran secara uji petik atas bukti-bukti pengeluaran bantuan keuangan Bidang Agama dan Pendidikan diperoleh data berikut:
No 1 Uraian Kegiatan Turnamen tenis di Puro Asri Jumlah (Rp) 250.000,00 Realisasi Rek: 2.01.03.00.00.4.5.02.03 Nama: Bantuan Orsos Masyarakat Rek: 2.01.03.00.00.4.5.02.05 Nama:Bantuan sarana/prasarana tempat ibadah Rek: 2.01.03.00.00.4.5.02.09 Nama:Bankor TPQ/TKQ, Madin Peruntukan Seharusnya Rek: 2.01.03.00.00.4.5.05.05 Nama: Bantuan Pembinaan Bagi Yg Berprestasi di Bid OR Rek: 2.01.03.00.00.4.5.02.09 Nama:Bankor TPQ/TKQ, Madin Rek: 2.01.03.00.00.4.5.02.03 Nama: Bantuan Orsos Masyarakat

Bantuan Pondok Pesantren

9.000.000,00

Bantuan orsosmas

5.000.000,00

Selain itu juga terdapat bantuan untuk kegiatan Jagad Desa Milangkori (JDM) sebesar Rp150.000.000,00 dimana kegiatan tersebut juga dikelola oleh Bidang Pemuda dan Olah Raga. Dengan demikian alokasi pembebanan atas penyaluran bantuan ini menunjukkan belum tertibnya administrasi penggunaan anggaran. 5) Bantuan Keuangan pada Bagian Pemuda dan Olah Raga Sesuai DASK bagian Agama dan Pendidikan telah dianggarkan beberapa kegiatan dengan nilai Rp1.140.000.000,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp1.139.800.000,00. Berdasarkan penelusuran secara uji petik atas bukti-bukti pengeluaran bantuan keuangan Bidang Pemuda dan Olah Raga diperoleh data berikut:
No 1 Uraian Kegiatan Bantuan Ormas Jumlah (Rp) 2.000.000,00 Rek: 2.01.03.00.00.4.5.04.02 Nama:Bankor Ormas Rek: 2.01.03.00.00.4.5.05.05 Nama:Bant. Pembinaan Yg Berprestasi Rek: 2.01.03.00.00.4.5.05.06 Nama:Bantuan JDM Peruntukan Rek: 2.01.03.00.00.4.5.05.05 Nama:Bant. Pembinaan Yg Berprestasi Rek: 2.01.03.00.00.444444 Nama:Biaya Jasa Pihak Ketiga Rek: 2.01.03.00.00.4.5.05.05 Nama:Bant. Pembinaan Yg Berprestasi

Bantuan Pembinaan Bagi Yg Berprestasi Bantuan JDM

13.100.000,00

7.800.000,00

Alokasi pembebanan atas penyaluran bantuan ini menunjukkan belum tertibnya administrasi penggunaan anggaran. 6) Bantuan Keuangan yang Disalurkan oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah APBD Pemkab Sragen menganggarkan belanja bantuan keuangan pada pos Bupati dan Wakil Bupati sebesar Rp1.000.000.000,00 yang telah direalisasikan dan dikelola oleh Bupati sebesar Rp650.000.000,00 dan Wakil Bupati sebesar Rp350.000.000,00 dengan data berikut :
Uraian Partai Politik Instansi dibawahnya Kegiatan Kesenian Jagad Desa Milangkori Organisasi Agama Organisasi Pemuda Kegiatan Olah Raga Bupati 5.000.000 164.225.000 5.542.500 11.166.000 16.500.000 39.300.000 9.400.000 100.000.000 5.000.000 10.000.000 Wakil Bupati 30.000.000 5.000.000 55.000.000 Jumlah Satuan Kerja 35.000.000 Bag. Kesbanglinmas 169.225.000 Bag. Pemerintahan 60.542.500 Bag. Pend. & Agama 11.166.000 Bag. Pemuda dan OR 16.500.000 Bag. Pend. & Agama 139.300.000 Bag. Pemuda dan OR 14.400.000 Bag. Pemuda dan OR 210.832.500 Bag. Pend. & Agama

Organisasi Masyarakat 200.832.500

Organisasi Sosial Pendidikan Sarana Umum Tempat Ibadah TPQ/MQ/Ponpes Warga Jumlah

22.350.000 30.404.000 18.950.000 60.500.000 4.000.000 61.830.000 650.000.000

25.000.000 20.000.000 70.000.000 30.000.000

47.350.000 Bag. Pend. & Agama 50.404.000 Bag. Pend. & Agama 18.950.000 Bag. Kesra 130.500.000 Bag. Pend. & Agama 4.000.000 Bag. Pend. & Agama 91.830.000 Bag. Kesra

350.000.000 1.000.000.000

Alokasi pembebanan atas penyaluran bantuan ini menunjukkan belum tertibnya administrasi penggunaan anggaran. Hal tersebut diatas tidak sesuai dengan: 1) UU No. 31 tahun 2002 tentang Partai Politik bab IX pasal 17 ayat 3 yang menyatakan bantuan diberikan secara proporsional kepada partai politik yang mendapatkan kursi di lembaga perwakilan rakyat. 2) PP No. 105 tahun 2000 tanggal 10 Nopember 2000 tentang pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah pasal 4 yang menyatakan bahwa pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundangan berlaku, efisien, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan dan kepatutan. 3) Keputusan Menteri Dalam Negeri No 29 tahun 2002 pada: a) Pasal 55 ayat (2) mengatur bahwa, pengguna anggaran dilarang melakukan pengeluaran-pengeluaran atas beban Belanja Daerah untuk tujuan lain dari pada yang ditetapkan. b) Pasal 57 mengatur bahwa pengguna anggaran wajib mempertanggungjawabkan uang yang digunakan dengan cara membuat SPJ yang dilampiri dengan buktibukti yang syah. 3) Surat Sekretaris Daerah No.440/82/10/2004 tanggal 13 April 2004 perihal bantuan perawatan penderita Demam Berdarah Dengue (DBD), pada point no 2 menyatakan bahwa penderita DBD yang berhak mendapatkan bantuan biaya pengobatan adalah penderita DBD yang menjalani Perawatan/Pengobatan mondok/opname di Puskesmas Rawat Inap, RSUD Kab. Sragen dan Rumah Sakit Swasta di daerah Kab. Sragen.

Hal tersebut diatas mengakibatkan : 1. Penyaluran bantuan fraksi dan parpol termasuk yang disalurkan Bupati dan Wakil Bupati diragukan kewajarannya sebesar Rp475.000.000,00 (Rp200.000.000,00 + Rp240.000.000,00 + Rp35.000.000,00). 2. Penyaluran bantuan DBD menimbulkan pemborosan sebesar Rp27.479.050,00. 3. Penyaluran bantuan tim pendamping haji belum dipertanggungjawabkan sebesar Rp40.000.000,00. 4. Alokasi pembebanan atas penyaluran bantuan Bagian Agama dan Pendidikan, Bagian Pemuda dan Olahraga, serta Bupati dan Wakil Bupati belum menggambarkan hal yang sebenarnya. Hal tersebut disebabkan penganggaran belanja bantuan keuangan kurang cermat dan penyalurannya belum memperhatikan ketentuan perundangan yang berlaku Terhadap permasalahan ini Pemkab menyatakan sependapat dengan penjelasan tambahan bahwa bantuan fraksi diberikan untuk menyusun tanggapan dan kata akhir fraksi, bantuan parpol diberikan dalam rangka memelihara stabilitas daerah, bantuan tim pendamping haji dua anggota tim pendamping terdaftar pada tahun 2005 dan bantuan penderita DBD karena stadiumnya sudah akut dan tidak tertangani di Sragen. BPK-RI menyarankan agar Pemkab menegur Bagian Anggaran agar lebih cermat dalam menyusun anggaran belanja bantuan keuangan dan para Pengguna Anggaran agar pelaksanaannya senantiasa memperhatikan ketentuan perundangan berlaku.

h. Realisasi Biaya Penunjang Operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Melebihi Ketentuan yang Sudah Ditetapkan Dalam APBD TA 2004 telah dianggarkan biaya penunjang operasional sebesar Rp500.000.000,00. Biaya penunjang operasional merupakan biaya yang digunakan untuk koordinasi, penanggulangan kerawanan sosial masyarakat, pengamanan dan kegiatan khusus lainnya guna mendukung pelaksanaan tugas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Anggaran tersebut telah direalisasi sebesar Rp300.000.000,00 oleh Kepala Daerah dan Rp200.000.000,00 oleh Wakil Kepala Daerah. Biaya penunjang operasional seharusnya dihitung berdasarkan penerimaan PAD. Dengan PAD sebesar Rp43.547.105.781,00, biaya penunjang operasional Kepala Daerah seharusnya hanya sebesar Rp348.376.846,24 (0,8%xRp43.547.105.781,00). Selain itu, bagian pembukuan dan verifikasi BPKD tidak memantau lebih lanjut terhadap pengeluaran yang pada akhirnya melebihi ketentuan berlaku. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 109 tahun 2000: 1) Pasal 9 ayat (2) diatur bahwa besarnya biaya penunjang operasional Kepala Daerah Kabupaten/Kota, ditetapkan berdasarkan klasifikasi Pendapatan Asli Daerah, yaitu diatas Rp20 milyar s/d Rp50 milyar paling rendah Rp300 juta dan paling tinggi sebesar 0,8%. 2) Pasal 10 ayat (2) mengatakan bahwa peraturan daerah yang mengatur penyediaan anggaran untuk kedudukan keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diluar yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah ini dapat dibatalkan. Hal tersebut diatas telah menyebabkan pemborosan keuangan daerah sebesar Rp151.623.153,76 (Rp500.000.000,00 - Rp348.376.846,24). Hal tersebut disebabkan: 1) Bagian Anggaran memprediksi anggaran tersebut terlalu tinggi dan penyalurannya tidak mengindahkan ketentuan yang berlaku. 2) Kurang adanya kontrol oleh Bagian Pembukuan dan Bagian Verifikasi. Terhadap permasalahan ini Pemkab sependapat. BPK-RI menyarankan agar Pemkab menegur Bagian Anggaran serta Bagian Pembukuan dan Bagian Verifikasi agar lebih cermat dalam merencanakan dan mengendalikan biaya penunjang operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sesuai ketentuan perundangan berlaku.

i. Penentuan Biaya Uang Saku Anggota Dewan Untuk Pendidikan Sebesar Rp218.280.000,00 Tidak Sesuai Dengan Tarip Lumpsum Menurut Standarisasi Indeks Bupati Tahun 2004. Dalam Tahun Anggaran 2004, DPRD Kabupaten Sragen telah menganggarkan biaya pendidikan yang tertuang dalam Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) 2004 sebesar Rp345.000.000,00 dengan mata anggaran no. 2.01.04.00.00.1.1.05.02 berupa biaya pendidikan /Seminar/Lokakarya. Realisasi mata anggaran tersebut digunakan untuk: 1) Pengiriman anggota DPRD Kab Sragen mengikuti orientasi pelaksanaan tugas/pembekalan Anggota DPRD hasil pemilu 2004, yang dilaksanakan di Jakarta mulai tanggal 11 s.d. 13 Oktober 2004 dengan biaya sebesar Rp154.900.000,00. Sebagian besar dari biaya tersebut digunakan untuk uang saku dewan 45 0rang masing-masing menerima sebesar Rp1.800.000,00 atau keseluruhan sebesar Rp81.000.000,00. 2) Mengikuti pendalaman peraturan perundang-undangan rencana revisi Undangundang No.22 tahun 1999 dan pemilihan kepala daerah langsung yang diselenggarakan di Hotel Quality pada tanggal 25 s.d 26 Mei 2004 dengan biaya Rp175.000.000,00. Sebagian besar dari biaya tersebut digunakan untuk uang saku dewan 45 orang masing-masing menerima sebesar Rp3.000.000,00 atau keseluruhan sebesar Rp135.000.000,00. 3) Loka Karya Nasional Anggota ADKASI (Asosiasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Seluruh Indonesia) tentang Pengelolaan Keuangan yang transparan dan akuntabel yang diselenggarakan di Hotel Jayakarta, Kuta Bali pada tanggal 21 22 Desember 2004 dengan biaya sebesar Rp10.412.000,00, diantaranya digunakan untuk uang saku anggota dewan 2 orang @ Rp1.140.000,00 = Rp2.280.000,00. Kondisi tersebut menunjukkan biaya uang saku untuk kegiatan pendidikan tersebut tidak seragam. Total uang saku yang telah dikeluarkan sebesar Rp218.280.000,00 (Rp 81.000.000,00 + Rp135.000.000,00 + Rp2.280.000,00). Seharusnya menurut standar indeks biaya hanya sebesar Rp11.450.000,00 ((3 hari x 45 x Rp50.000,00) + (2 hari x 45 x Rp50.000,00) + (2 hari x 2 x Rp50.000,00)). Sehingga terdapat selisih sebesar Rp206.830.000,00 (Rp218.280.000,00 Rp11.450.000,00). Hasil wawancara dengan Pemegang Kas menunjukkan bahwa yang bersangkutan hanya melaksanakan keputusan Pimpinan DPRD Kabupaten Sragen

tentang penggunaan dana pendidikan bagi anggota DPRD yang tertuang dalam Surat Keputusan No. PD 900/13/2004 tanggal 12 Mei 2004. Hal tersebut tidak sesuai dengan: 1) Pasal 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 105 Tahun 2000 tentang Azas umum Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan : Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku efisien, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan. 2) Keputusan Bupati Sragen No. 01/Tahun 2004 tanggal 5 Januari 2004 tentang Standarisasi Indeks Biaya Kegiatan, Pemeliharaan, Pengadaan dan Honorarium Tahun 2004 menyebutkan bahwa uang saku anggota dewan yang disetarakan dengan gol. IV sebesar Rp50.000,00 per hari. Hal tersebut mengakibat pemborosan dalam penyaluran uang saku sebesar Rp206.830.000,00. Hal tersebut disebabkan kebijakan penyaluran uang saku kepada para anggota DPRD belum memperhatikan ketentuan berlaku dan standar harga yang digunakan sebagai acuan belum mempertimbangkan faktor biaya daerah lain di luar Sragen sehubungan dengan uang saku. Terhadap permasalahan ini Pemkab menjelaskan bahwa penyaluran dana tersebut telah didasarkan pada Surat Keputusan Pimpinan Dewan. BPK-RI menyarankan agar Pemkab menegur Pengguna Anggaran untuk memperhatikan ketentuan perundangan berlaku dalam memutuskan kebijakan penyaluran uang saku serta menyelaraskan standar harga tersebut dengan faktor biaya daerah lain di luar Sragen.

D. LAPORAN KEUANGAN SETELAH DIPERIKSA OLEH BPK-RI 1. NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN NERACA PER 31 DESEMBER 2004 (AUDITAN) PERKIRAAN ASSET Asset Lancar Kas Daerah Piutang Pajak Piutang Lain-lain Piutang Retribusi Piutang Pokok Piutang Bunga Persediaan Uang Muka Pemeliharaan Jumlah Investasi Permanen Penyertaan Modal Perusda Penyertaan Modal Dana Bergulir Jumlah Asset Tetap Tanah Peralatan & Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Jembatan dan Jaringan Irigasi Asset Tetap Lainnya Konstruksi dalam Pengerjaan Sub Jumlah Koreksi Jumlah Asset Lainnya Tagihan Penjualan Angsuran Built Operating Transfer Dana Cadangan Lain-lain Asset Jumlah Total Asset PER 31 DESEMBER 2004 (AUDITAN) 21.284.642.045,00 3.216.459.088,00 7.716.762.383,00 38.439.398,00 15.000.000,00 1.500.000,00 6.457.113.813,32 1.191.525.350,00 39.921.442.077,32 19.223.571.104,00 4.494.947.800,00 23.718.518.904,00 140.063.507.944,00 67.960.427.298,00 125.136.184.444,00 267.071.204.877,00 6.963.316.170,00 260.000.000,00 607.454.640.733,00 (20.863.134.596,00) 586.591.506.137,00 0,00 1.456.225.000,00 0,00 0,00 1.456.225.000,00 651.687.692.118,32

HUTANG & EKUITAS (R/K) Hutang Hutang Jangka Pendek Hutang Biaya Bagian Lancar Hutang Jgk Panjang Hutang/Perhitungan Fihak Ketiga Jumlah Hutang Jangka Panjang Hutang Luar Negeri Hutang kpd Pemerintah Pusat Hutang kpd Pemda Otonom Lainnya Hutang kpd BUMN/D Hutang kpd Bank/ Lembaga Keuangan Lainnya Jumlah Total Hutang Ekuitas Dana Ekuitas Dana Umum Ekuitas Dana yg Diinvestasikan Cadangan Piutang Uang Muka Pemeliharaan Cadangan Persediaan Dana yang Disisihkan Membayar Hutang Cadangan Piutang Pokok Cadangan Piutang Bunga SILPA Tahun Berjalan Jumlah Ekuitas Dana Dicadangkan Ekuitas Dana Dicadangkan Jumlah Ekuitas Dana Donasi Koreksi menambah Ekuitas Dana Donasi Jumlah setelah koreksi Total Ekuitas Dana Total Utang dan Ekuitas

1.519.850.173,00 0,00 681.729.269,00 2.201.579.442,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.201.579.442,00

606.896.801.561,00 10.971.660.869,00 1.191.525.350,00 6.457.113.813,32 (2.201.579.442,00) 15.000.000,00 1.500.000,00 21.284.642.045,00 644.616.664.196,32 0,00 0,00

4.869.448.480,00 4.869.448.480,00 649.486.112.676,32 651.687.692.118,32

Merupakan Bagian Tak Terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

2. LAPORAN PERHITUNGAN APBD PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN LAPORAN PERHITUNGAN PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2004 (AUDITAN) NO. I URAIAN PENDAPATAN Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Restribusi Daerah Bagian Laba Usaha Daerah Lain - lain Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Perimbangan dari Propinsi Lain - lain Pendapatan Yang Sah Penerimaan dari Pemerintah Pusat Jumlah Pendapatan II BELANJA Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasi Dan Pemeliharaan Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Modal Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Belanja Tidak Tersangka Jumlah Belanja SURPLUS / ( DEFISIT ) 380.335.918.529,00 14.935.985.301,00 REALISASI 43.547.105.781,00 6.957.120.952,00 19.228.260.353,00 1.382.930.184,00 15.978.794.292,00 331.267.844.533,00 18.611.370.870,00 283.621.000.000,00 8.110.000.000,00 20.925.473.663,00 20.456.953.516,00 20.456.953.516,00 395.271.903.830,00 280.021.090.451,00 263.238.726.215,00 12.521.235.591,00 899.646.940,00 3.361.481.705,00 33.490.267.759,00 8.886.376.418,00 15.179.968.408,00 1.337.275.500,00 8.086.647.433,00 43.164.510.240,00 23.660.050.079,00

III

PEMBIAYAAN Penerimaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun yang Lalu Penerimaan Pinjaman Modal Jumlah Penerimaan Daerah Pengeluaran Daerah Penyertaan Modal Pembayaran Utang Pokok Yang Jatuh Tempo Pinjaman Modal Jumlah Pengeluaran Daerah SURPLUS / ( DEFISIT ) PEMBIAYAAN 15.085.733.599,00 7.101.540.000,00 22.187.273.599,00 2.600.224.000,00 128.892.855,00 13.109.500.000 ,00 15.838.616.855,00 6.348.656.744,00

Merupakan Bagian Tak Terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

3. LAPORAN ALIRAN KAS PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN LAPORAN ALIRAN KAS PERIODE 1 JANUARI s.d. 31 DESEMBER 2004 ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS OPERASI A Aliran Masuk Kas 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) a. Pendapatan Daerah b. Retribusi Daerah c. Bagian Laba Usaha Daerah d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah TOTAL PAD 2) Dana Perimbangan a. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak b. Dana Alokasi Umum c. Dana Alokasi Khusus d. Bagi Hasil Pajak Propinsi TOTAL DANA PERIMBANGAN 3) Lain-lain Pendapatan Yang Sah LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH TOTAL ALIRAN MASUK KAS B Aliran Kas Keluar 1) Belanja Administrasi Umum (BAU) a. Belanja Pegawai b. Belanja Barang dan Jasa c. Belanja Perjalanan Dinas d. Belanja Pemeliharaan TOTAL BAU 2) Belanja Operasi dan Pemeliharaan (BOP) a. Belanja Pegawai b. Belanja Barang dan Jasa c. Belanja Perjalanan Dinas d. Belanja Pemeliharaan TOTAL BOP 3) Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan (BBHBKU) a. Belanja Bagi Hasil dan Pajak/Retribusi b. Belanja Bantuan Keuangan kepada Instansi Pemerintah Bawahan dan Instansi Vertikal lainnya c. Bantuan Keuangan kpd Org. Sosial dan Kemasyarakatan d. Belanja Bantuan Keuangan kpd Org. Profesi/Politik TOTAL BBHBKU 4) Belanja Tak Tersangka (BTTs) TOTAL ALIRAN KAS KELUAR ALIRAN KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI (A-B)

6.957.120.952,00 19.228.260.353,00 1.382.930.184,00 15.978.794.292,00 43.547.105.781,00 18.611.370.870,00 283.621.000.000,00 8.110.000.000,00 20.925.473.663,00 331.267.844.533,00 20.456.953.516,00 395.271.903.830,00

263.238.726.215,00 12.521.235.591,00 899.646.940,00 3.361.481.705,00 280.021.090.451,00 8.886.376.418,00 15.179.968.408,00 1.337.275.500,00 8.086.647.433,00 33.490.267.759,00 626.833.250,00 12.530.625.829,00 6.869.826.000,00 3.632.765.000,00 23.660.050.079,00 0,00 337.171.408.289,00 58.100.495.541,00

ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI A. Aliran Kas Masuk B. Aliran Kas Keluar Belanja Modal (Recovery Fund) 1) Belanja Modal Tanah Perkampungan 2) Belanja Modal Jalan dan Jembatan 3) Belanja Modal Bangunan Air (Irigasi) 4) Belanja Modal Instalasi 5) Belanja Modal Jaringan 6) Belanja Modal Bangunan Gedung 7) Belanja Modal Monumen 8) Belanja Modal Alat-alat Besar 9) Belanja Modal Alat-alat Angkut 10) Belanja Modal Alat-alat Bengkel 11) Belanja Modal Alat-alat Pertanian 12) Belanja Modal Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 13) Belanja Modal Alat-alat Studio dan Alat-alat Komunikasi 14) Belanja Modal Alat-alat Kedokteran 15) Belanja Modal Alat-alat Laboratorium 16) Belanja Modal Buku/Perpustakaan TOTAL ALIRAN KAS KELUAR ALIRAN KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI (A-B) ALIRAN KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN A. Aliran Kas Masuk Penerimaan Pinjaman Modal (Recovery Fund) TOTAL ALIRAN KAS MASUK B. Aliran Kas Keluar a. Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo b. Penyertaan Modal c. Pinjaman Modal TOTAL ALIRAN KAS KELUAR ALIRAN KAS BERSIH DARI AKTV. PEMBIAYAAN (A-B) SALDO AWAL KAS SALDO AKHIR KAS 7.101.540.000,00 7.101.540.000,00 128.892.855,00 2.600.224.000,00 13.109.500.000,00 15.838.616.855,00 (8.737.076.855,00) 15.085.733.599,00 21.284.642.045,00 0,00

1.015.759.600,00 15.996.541.000,00 3.286.165.875,00 479.973.500,00 469.688.600,00 11.950.465.150,00 96.214.000,00 48.000.000,00 1.697.156.500,00 492.740.000,00 37.010.000,00 2.227.590.715,00 380.285.000,00 16.570.000,00 379.671.000,00 4.590.679.300,00 43.164.510.240,00 (43.164.510.240,00)

Merupakan Bagian Tak Terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai