Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA RETARDASI MENTAL DI DESA BOYOLALI KABUPATEN JEMBER

I.

Pengkajian 1. Data Umum 2. Nama kepala keluarga 3. Alamat 4. Pekerjaan 5. Pendidikan 6. Komposisi Keluarga : Tn A : RT 03 RW VII Ds. Boyolali Kab.Jember : Karyawan Perusahaan Swasta : S1 : Umur Pendidikan Status Imunisasi 45 th 42 th 19 th 11 th 65 th S1 S1 SMA SMA Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Sehat Sehat Sehat RM Sehat Ket.

No.

Nama

Jenis kelamin

Hubungan dgn Keluarga Bapak Ibu Anak Anak Nenek

1 2 3 4 5

Tn A Ny Z Nn. N An. E Ny. I

L P P L P

Genogram Mati 1980 Mati 1985 keduanya Mati 1970 Mati 1965 Mati 1955

Mati 1945
Mati tua Mati 1999 DM sejak 2000 70 Riwayat PEB

2000

75

55 th Mati sehat Kecelakaan 1995

42

40

25

mati stroke 1999 40 th TB Paru 2008


18

sehat

35

sehat 10 Retardasi Mental

Sehat Keterangan : Perempuan : Laki-laki : Meninggal : Klien (Pak A) : Tinggal serumah : Menikah

7. Tipe Keluarga : Big Family Dalam keluarga ini yang tinggal dalam satu rumah di keluarga Tn.A yaitu Tn.A sebagai kepala keluarga,Ny.Z sebagai istri, Nn.N

sebagai anak pertama Nn.E sebagai anak ke dua, Ny.I sebagai ibu dari Ny. Z (nenek) 8. Latar belakang budaya :

Latar belakang budaya keluarga Tn A adalah suku Jawa, bahasa yang dipakai bahasa jawa dan Indonesia. Keluarga masih terpengaruh dengan budaya setempat dalam hal mengasuh anak pada penderita RM. Menurut budaya mereka bahwa anak RM sebaiknya di asuh di rumah. Mereka beranggapan bahwa anak dengan RM memiliki pola fikir yang kurang dibandingkan dengan teman lainnya yang normal, sehingga An.E di berikan pembelajaran bertahap dan bermain di rumah dengan pendidik yang mengerti kondisi An.E yaitu neneknya. 9. Agama : Seluruh anggota keluarga Tn A semua beragama Islam dan tidak

ada kebiasaan masalah agama pada kesehatan. 10. Status Sosial kelurga : Tn.A sebagai karyawan swasta yang mempunyai

penghasilan Rp. 2.500.000,00 / bulan. sedangkan Ny.Z bekerja sebagai karyawan Bank swasta dengan penghasilan 1.500.000,00, sehingga yang memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari adalah Tn A dan Ny L. Penghasilan keluarga seluruhnya kurang lebih yaitu Rp 4.000.000,-/bulan. Dari penghasilan tersebut di gunakan oleh keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga Tn.A. Pengeluaran yang di keluarkan Rp. 1.500.000,00 / bulan yang antara lain di gunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Kebutuhan sekolah Rp.300.000,00, Kebutuhan Perumahan Rp. 300.000,00, Berobat Rp.200.000,00 , Biaya transportasi Rp. 500.000,00. Lain-Lain Rp.500.000,00 dan sisa peanghasilan di tabung Rp. 700.000,00. Perabotan rumah tangga yang dimiliki keluarga adalah 1 set kursi tamu, televisi 14 inch, bufet dan 4 tempat tidur, Kulkas, Magic Jar, 1 set meja makan.

11. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Keluarga dari Tn.A menyempatkan untuk berekreasi bersama selama setahun sekali keluarga ini jarang sekali berekreasi karena keterbatasan waktu, biasanya berkunjung di Taman daerah sekitar Kota Jember.

B.

Riwayat Perkembangan Keluarga 1. Riwayat Perkembangan Keluarga Saat ini a. Tn. A Selama ini Tn. A tidak memiliki sakit yang kronis . Sakit yang sering dialami adalah flu dan batuk kemudian Tn.A langsung berobat ke Puskesmas. b. Ny. Z Ny. Z mengatakan dulu saat kehamilan anak ke-2 mengalami infeksi virus selama kehamilan. Ny. Z mengatakan sejak kecil memelihara kucing sampai sekarang. Dokter pernah menyarankan kepada Ny. Z untuk tidak memelihara kucing, namun sampai saat ini Ny. Z masih memelihara kucing karena sayang dengan kucingnya. c. Ny. I Ny. I mengatakan bahwa sejak 6 tahun yang lalu menderita penyakit darah tinggi, saat ini Ny. I mengeluh kepalanya pusing, nyeri, terasa berat dibagian tengkuk, sulit tidur, tekanan darah 160/100mmHg. Suami sudah meninggal selama 12 tahun karena usia tua. d. An. N An. N saat ini duduk pada bangku SMA, pada saat dilakukan pengkajian An. N tidak mengeluhkan apa-apa tentang kesehatannya dan tidak pernah sakit berat yang mengharuskan ia di rawat di rumah sakit. e. An. E Sejak lahir An. E menderita retardasi mental karena ibu menderita penyakit infeksi saat kehamilan. Penyakit yang sering dialami panas, Usaha orang tua hanya meminumkan obat penurun panas dan jika belum sembuh akan dibawa ke puskesmas. Ny. Z tidak mengijinkan anaknya

untuk bermain dengan teman-temannya, kerena lingkungan tidak mendukung dengan kondisi An.E yang sering dijadikan bahan ejekan. 2. Riwayat Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi Mensosialisasikan anak-anak termasuk pola asuh terhadap anak hubungan dengan teman sebaya yang yang kurang sehat. Ny Z mengizinkan anaknya keluar rumah untuk bermain dengan teman sebayanya, tetapi lingkungan di sekitar rumahnya tersebut kurang menerima atas keberadaan An.E dan saat An. E bermain di luar dengan teman seusianya,karena sering dipakai sebagai bahan ejekan oleh teman-temannya, sehingga Tn. A dan Ny. Z lebih senang jika aktivitas bermain dan pembelajaran bagi An. E dilakukan di rumah dengan di dampingi oleh neneknya. 1. Riwayat keluarga besar : Tn. A dan Ny L menikah berdasarkan rasa saling mencintai, menikah pada tahun 1992. Tn. A menikah pada umur 25 tahun dan Ibu Z umur 23 tahun dan mempunyai dua seorang anak yang pertama bernama Nn N berumur 19 th dan yang kedua bernama An E yang berumur 11 th . Di keluarga tersebut juga terdapat seorang nenek dari ibu Ny Z bernama Ny I yang berusia 60 th. Di keluarga ini terdapat masalah pada An. E yang berumur 11 th, yang mengalami retradasi mental. Pada saat ini An. E di asuh oleh nenekya yang bernama Ny. I oleh seorang diri, dikarenakan keterbatasan waktu dalam meluangkan waktu orang tua yaitu Tn. A dan Ny. L terhadap anaknya. Di dalam masalah keluarga tersebut, mengalami hambatan pada pola asuh pada An. E yang di karenakan kurangnya perhatian dan bimbingan kasih sayang atau arahan pada orang tua sehingga orang tua mengalami keterbatasan waktu dalam mengasuh anak yang di karenakan perihal pekerjaan dan juga di dalam hubungan sosial itu sendiri terutama hubungan antar sebaya kurang sehat, di karenakan persepsi masyarakat (tetangga) sekitar terkait dengan penykit yang diderita An. E yang mengalami retradasi mental sehingga masyarakat sekitar atau tetangga melarang anaknya bermain dengan An. E karena akan berdampak

besar pada psikis anaknya.

12. Riwayat keluarga sebelumnya Tn. A dan Ny. L mengetahui riwayat kesehatan ayah dan ibunya. Ayah dari Tn. A sudah meninggal pada tahun 1999 karena penyakit TBC, sedangkan ibu dari Bp A sudah meninggal tahun 2000 dikarenakan penyakit penuaan. Kedua orangtua Ny L masih hidup. Saudara Bp A juga ada yang sudah meninggal dengan riwayat TB Paru. Kakek dan nenek dari Tn A dan Ny L meninggal dan tidak tahu disebabkan oleh karena apa.

C. Data Lingkungan 13. Karakteristik Rumah Status kepemilikan rumah yang ditempati sekarang adalah rumah milik sendiri. Luas rumah yang ditempati 50 m2 terdiri dari 1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi dan WC. Jenis bangunan permanen. Penataan alat / perabot rumah tangga sedikit berantakan,

pencahayaan dan ventilasi cukup. Sumber air minum dari air isi ulang dan untuk keperluan cuci dan mandi menggunakan air PDAM. Keluarga membuang sampah di tempat sampah dan sampah di angkut oleh petugas pembuangan sampah yang datang ke rumah setiap seminngu sekali. Lingkungan sekitar rumah cukup bersih

Denah rumah: DAPUR KAMAR TIDUR RUANG TAMU KAMAR TIDUR KM / WC

KAMAR TIDUR

Keterangan : : PINTU : JENDELA

14. Karakteristik tetangga dan komunitas RW Jarak rumah keluarga Tn. A berdekatan dengan tetangga. Hubungan dengan tetangga terjalin kurang baik di karenakan kurang bersosialisai dengan tetangga yang di karenakan faktor pekerjaan. Keluarga Tn. A dilingkungan tempat tinggal yang sebagian besar hidup

adalah penduduk

pendatang. Tipe penduduk adalah penduduk Plure. Tipe hunian adalah daerah perkampungan. Kelas sosial ekonomi masyarakat adalah menengah ke bawah. Status pekerjaan masyarakat di daerah tersebut rata-rata sebagai karyawan. Fasilitas yang ada di komunitas adalah masjid dan sekolah. Jarak antara rumah ke Puskesmas adalah + 4km. Transportasi yang biasa dipakai masyarakat adalah motor dan angkutan umum. masyarakat cukup baik. Kebersihan lingkungan

15. Mobilitas Geografis Keluarga

Keluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah. Anak pertama Tn. A yang bernama Nn.N masih bersekolah sedangkan yang kedua pada Nn E tidak sekolah dikarnakan mengalami retradasi mental dan tinggal bersama dengan Tn.A dan Ny L. Tn A dan Ny. L aktifitas sehari-hari adalah seorang pekerja.

16. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Masyarakat Keluarga ini tidak aktif mengikuti kegiatan ibadah yang dilaksanakan oleh kelompok setempat. Ny L tidak pernah mengikuti pengajian dan arisan. Keluarga mengatakan jarang memeriksakan diri ke Puskesmas di tempat tinggalnya.

17. Sistem Pendukung Keluarga Yang mengasuh Nn.E adalah Ny.Z dikarenakan oran tua mempunyai

kesibukan bekerja. Nn.E dan anaknya pernah di periksa oleh Dokter dandi dalam kontrol itu jarang sekali pergi ke Dokter . Biaya periksa dan pengobatan di puskesmas di tanggung sendiri. Saat kontrol klien berangkat terkadang ditemani ibunya atau neneknya. Jarak antara rumah dan rumah sakit 9 km.

D. Struktur Keluarga 18. Pola dan proses komunikasi keluarga Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan dengan anggota keluarga yang ada di rumah sangat jarang sekali. Permasalahan yang dirasakan oleh anaknya yaitu kurangnya pada pola asuh, perhatian kasih sayang serta bimbingan pada orang tua . Seluruh anggota keluarga hidup rukun, jarang ada pertengkaran, meskipun sesekali ada perbedaan antar anggota keluarga. 19. Struktur Kekuatan Keluarga:

Apabila ada permasalahan Tn.A bermusyawarah dengan istrinya dan mengambil keputusan dari hasil kesepakatan itu. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah Tn. A.

20. Struktur Peran Keluarga a. Bp.A sebagai kepala keluarga, pengambil keputusan dalam

keluarga,pencari nafkah dalam keluarga,dan pemimpin dalam keluarga b. Ny L adalah ibu rumah tangga, mengatur keuangan keluarga dan ikut dalam membimbing anaknya. c. D adalah anak pertama, sekarang berusia 10 tahun dan sekarang masih bersekolah di sekolah dasar. Dia termasuk anak penurut dan selalu membantu pekerjaan rumah.

21. Nilai-nilai dan norma keluarga Keluarga meyakini bahwa agama telah mengajarkan segala sesuatu dengan baik dan benar. Keluarga mengikuti ajaran agama Islam. Keluarga meyakini bahwa sakit yang diderita Tn A berasal dari hukuman Allah. Ia selalu berdoa sendiri agar diberi kesembuhan.

E. Fungsi Keluarga 22. Fungsi Afektif Menurut keterangan Bp. A dan Ny L keluarga merasa membutuhkan

anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Antar anggota keluarga saling menghargai perbedaan satu dengan yang lain. Setiap ada masalah keluarga Bp A selalu menyelesaikan dengan musyawarah dan menghargai pendapat istrinya serta mengkomunikasikan masalah dengan baik.

23. Fungsi Sosial Semua anggota keluarga dapat berinteraksi dengan baik dalam lingkungan rumah. Tetapi kurang mampu bersosialisasi dengan masyrakat. Ny L tidak

pernah mengizinkan anaknya untuk bermain dengan teman sebaya kecuaali untuk urusan sekolah.

24. Fungsi Perawatan Kesehatan. a. Kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan Keluarga mengatakan bahwa penyakit Tuberkulosis paru yang di derita Tn A diketahui setelah memeriksakannya ke Puskesmas setempat. Keluarga mengatakan belum mengerti atau memahami penyebab, penyebaran, maupun cara perawatannya, Keluarga juga bertanya apakah penyakit Tuberkulosis paru itu menular, kalau menular maka menularnya itu melalui apa dan ia juga tidak mengetahui apakah tanda dan penyakit Tuberkulosis paru tersebut. b. Kemampuan keluarga dalam mengambil tindakan yang tepat. Keluarga ini mengatakan, apabila ada anggota keluarganya yang sakit, keluarga berupaya mencari bantuan pelayanan kesehatan. Keluarga ini tidak memahami bahwa Tn A perlu menjaga kesehatannya sehingga Ny L membiarkan Tn A menjalani aktifitas sperti biasanya. c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Yang merawat Tn A saat sakit yaitu Ny L. Keluarga kurang memberi dukungan untuk berobat ke Puskesmas terdekat bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit. Keluarga mengatakan masih keputusan mengenai

menggunakan peralatan makan secara bersama. Tn A mengatakan masih membuang dahak sembarangan. berusaha merawat Tn A semampunya. d. Kemampuan keluarga memelihara / memodifikasi rumah yang sehat Keluarga kurang mengetahui bahwa pemeliharaan lingkungan sangat penting bagi kesehatan dan pencegahan penyakit. Keluarga Ny L mengatakan sudah

mengatakan kadang 1 x seminggu atau tidak tentu untuk

membersihkan kamar mandi. Tidak ada sinar matahari yang dapat masuk melalui genting kaca. e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan Jika sakit, biasanya keluarga pergi ke Puskesmas terdekat. Tn A dan Ny L percaya terhadap fasilitas dan petugas kesehatan. Selama ini Tn A tidak teratur mengikuti program pengobatan TB selama 6 bulan di Puskesmas.

E.

Stress dan Koping Keluarga 25. Stressor yang dimiliki oleh keluarga adalah masalah ekonomi. Penghasilan keluarga yang terbatas, sering membuat bingung keluarga untuk mengatur agar mencukupi kebutuhan keluarga selama satu bulan dan untuk merencanakan biaya pendidikan jangka panjang anaknya.

26. Keluarga melakukan tindakan untuk mengatasi stres dengan pasrah pada keadaannya dan tetap menjadikan kepala keluarga sebagai pengambil keputusan.

27. Strategi koping internal dari keluarga untuk mengatasi stressor adalah pengaturan keuangan secara lebih teliti oleh Ny L. Berapapun uang yang diterima keluarga harus diatur dengan baik. Sedangkan strategi koping eksternal yang digunakan adalah tetap bekerja seperti biasa walaupun Bp A dalam kondisi batuk yang tidak sembuh-sembuh.

F.

Pemeriksaan Fisik Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang diidentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan keperawatan keluarga. Pemeriksaan y Keadaan Umum Tn Dj Cukup Composmentis Ny A Cukup Composmentis D Cukup Composmentis

y Kesadaran y GCS y TTV T N S RR y BB y Kepala Kulit Kepala

5 6

4 5

4 5

130/80 mmHg 88x/menit 36,5 C 26 x / menit BB sebelum : 65 Kg BB sekarang : 62 Kg


0

120 / 70 mmHg 84 x/menit 36,2 C 20 x/menit BB : 69 Kg


0

100 / 70 mmHg 100x / menit 36,5 0C 20 x/menit BB : 20kg

Bersih, tidak terdapat Bersih, tidak terdapat Bersih, tidak terdapat benjolan, bekas tidak ada benjolan, bersih bekas tidak ada benjolan, bersih bekas tidak ada

luka,

luka,

luka,

bersih

tidak ada ketombe

tidak ada ketombe

tidak ada ketombe

Merata, lurus, tidak Lurus, Rambut rontok, tidak berbau.

panjang, Hitam, lurus, bersih,

merata, bersih, tidak tidak rontok berbau

Simetris, Wajah bekas luka

tidak

ada Simetris, bekas luka

tidak

ada Simetris, bekas luka

tidak

ada

Simetris, konjungtiva Simetris, konjungtiva Simetris, konjungtiva Mata merah muda, sklera merah muda, sklera merah muda, sklera putih, penglihatan pupil isokor. Tidak Hidung fungsi putih, baik, penglihatan pupil isokor. ada Tidak fungsi putih, baik, penglihatan pupil isokor. ada Tidak ada fungsi baik,

pembengkokan, tidak pembengkokan, tidak pembengkokan, tidak ada polip nasi, fungsi ada polip nasi, fungsi ada polip nasi, fungsi penciuman simetris, sekret, tidak tidak baik, penciuman ada simetris, ada sekret, tidak tidak baik, penciuman ada simetris, ada sekret, tidak tidak baik, ada ada cuping

pernafasan hidung

cuping pernafasan hidung

cuping pernafasan hidung

Simetris, bersih, tidak Simetris, bersih, tidak Simetris, bersih, tidak

ada kelainan, fungsi ada kelainan, fungsi ada kelainan, fungsi Telinga pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran baik.

Tidak ada stomatitis, Tidak ada stomatitis, Tidak ada stomatitis, gigi lengkap. Fungsi gigi lengkap. Fungsi gigi lengkap. Fungsi Mulut pengecapan baik, bibir pengecapa baik, bibir pengecapa baik, bibir kering. lembab. lembab.

Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak kelenjar tyroid, tidak kelenjar tyroid, tidak Leher terdapat bendungan terdapat bendungan terdapat bendungan

kelenjar getah bening, kelenjar getah bening, kelenjar getah bening, tidak ada bendungan tidak ada bendungan tidak ada bendungan vena jugularis. vena jugularis vena jugularis

Simetris, y Thorax Inspeksi Tidak benjolan Palpasi

terdapat Simetris, terdapat intercosta. terdapat Tidak abnormal, benjolan

tidak Simetris, tarikan terdapat intercosta. terdapat Tidak abnormal, benjolan

tidak tarikan

tarikan intercosta.

terdapat abnormal,

tidak ada nyeri tekan

tidak ada nyeri tekan

tidak ada nyeri tekan

Wheezing - , ronchi Wheezing + , S1 S2 tunggal Auskultasi

, ronchi Wheezing - , ronchi - , S1 S2 tunggal

- , S1 S2 tunggal

Tidak ada bekas luka, Tidak ada bekas luka, Tidak ada bekas luka, tidak ascites, tidak ada tidak ascites, tidak ada tidak ascites, tidak ada y Abdomen Inspeksi benjolan abnormal. benjolan abnormal. benjolan abnormal.

Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan, pembesaran hepar tak pembesaran hepar tak pembesaran hepar tak teraba. Suara tympani teraba. Suara tympani teraba. Suara tympani

Palpasi

Bising usus 8 x / menit Bising usus 10 x / Bising usus 10 x / menit Akral dingin, tidak ada Akral hangat, menit tidak Akral hangat, tidak

Perkusi Auskultasi

oedem, baik,

pergerakan ada oedem, pergerakan ada oedem, kadang sering baik., tidak ada bekas pergerakan baik., luka. tidak ada bekas luka.

kesemutan,sianosis y Ekstremitas Kulit sawo

matang Kulit kuning, bersih, Kulit sawo matang cukup, kulit bersih, turgor cukup, kulit lembab

bersih, turgor cukup, /turgor kulit lembab lembab

y Integumen G. Harapan Keluarga Keluarga Bp.A berharap agar dapat segera disembuhkan dan petugas kesehatan dapat membantu masalah kesehatan yang sedang dihadapi serta menjelaskan perawatan yang benar untuk keluarganya.

Analisa Data

DATA NO 1 Data Subyektif :   

Kemungkinan penyebab -Ketidakmampuan

Masalah keperawatan

Ketidakefektifan

Tn A mengatakan sering batuk- keluarga batuk merawat

dalam bersihan jalan nafas penyakit pada Tn A keluarga Tn A

Tn A mengatakan kalau batuk TB Paru dahaknya sulit dikeluarkan -Ketidakmampuan

Tn A mengatakan bahwa dirinya keluarga mengenal tidak pernah datang ke penyakit TB Paru -Ketidakmampuan

puskesmas untuk kontrol 

Tn A mengatakan tidak pernah keluarga untuk minum obat TB paru selama memanfaatkan program 6 bulan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada

Tn A tetap merokok meskipun dirinya tahu kalau terkena TB Paru

Data Obyektif :     
2

Batuk berdahak Ronchi + Suara parau RR 26X/menit Jarak rmah ke puskesmas 4 km


-Ketidakmampuan

Data Subyektif :  Ny L mengatakan alat

Resiko

tinggi

masih keluarga makan anggota

merawat

terjadinya penularan TB Paru

menggunakan bersama.

keluarga penyakit dengan TB Paru

oleh Tn A terhadap anggota keluarga

 Tn A mengatakan tidak pernah -Ketidakmampuan membatasi komunikasi dengan keluarga keluarganya walaupun
mengenal

yang lain

dalam penyakit TB Paru -Ketidakmampuan

kondisi batuk

keluarga

untuk

 Tn A mengatakan anaknya sering memanfaatkan mengalami sakit batuk pilek


fasilitas pelayanan

 Tn A tidak lagi memeriksakan kesehatan yang ada penyakitnya setelah mengetahui menderita penyakit TB. Data Obyektif :  Keluarga bertanya apakah
-Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan sehat yang untuk

penyakit TB itu menular, kalau menular maka menular melalui apa dan ia apa juga tanda tidak dan

mengetahui

gejala penyakit Tuberkulosis itu.    


3

Keadaan rumah Bp A kurang pencahayaan Kurang ventilasi Lingkungan tempat tinggal

yang agak kumuh Kondisi rumah Tn A yang lembab Data Subyektif : y


-Ketidakmampuan merawat Risiko gangguan

Bp A mengatakan sering sesak keluarga apabila bekerja berat


anggota

pertukaran gas pada Tn

keluarga A

Keluarga

mengatakan

sering

dengan TB Paru

capek jika melakukan aktivitas -Ketidakmampuan yang berat Data Obyektif : y y Terdapat tarikan intercosta Ronchi +
keluarga mengenal penyakit TB Paru -Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan untuk

y y y

Sianosis Akral dingin Kadang kesemutan

fasilitas yang ada

kesehatan

Rumusan diagnosa keperawatan keluarga: 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada Tn.A keluarga TnA berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan TB Paru yang
ditandai dengan

         

Tn A mengatakan sering batuk-batuk Tn A mengatakan kalau batuk dahaknya sulit dikeluarkan Tn A mengatakan bahwa dirinya tidak pernah datang ke puskesmas untuk kontrol Tn A mengatakan tidak pernah minum obat TB paru selama program 6 bulan Tn A tetap merokok meskipun dirinya tahu kalau terkena TB Paru Batuk berdahak Ronchi + Suara parau RR 26X/menit Jarak rumah ke puskesmas 4 km

2. Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit TB Paru oleh Tn A terhadap

anggota

keluarga

yang

lain

berhubungan

dengan

merawat

anggota

Ketidakmampuan keluarga keluarga dengan TB Paru

3. Resiko gangguan pertukaran gas pada Tn A keluarga Tn A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan TB Paru

Skoring prioritas masalah


Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada Tn A keluarga Tn A berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan TB Paru Kriteria Skala 3 Bobot 1 Skoring 3/3x1=1 Pembenaran Bp A mengalami TB Paru ditandai dengan Batuk yang tidak sembuh-sembuh, secret yang sulit dikeluarkan, mudah sesak bila kelelahan, berat badan semakin turun. Bp. A memiliki keinginan untuk sembuh dan bersikap kooperatif pada perawat yang memberikan informasi tentang perawatan untuk penyakit TB Paru Masalah sudah terjadi, Tn A memiliki keinginan untuk sembuh karena kondisi tersebut mengganggu pekerjaanya serta adanya dukungan dari istri untuk mengontrol kesehatan Tn A Keluarga merasakan adanya masalah, Tn A tidak menjalankan terapi secara teratur . Tn A saat ini tidak minum obat TB secara teratur.

a. Sifat masalah : aktual

b. Kemungkinan masalah
dapat diubah : sebagian

1/2x2= 1

c. Potensial masalah
untuk dicegah : tinggi

3/3x1=1

d. Menonjolnya masalah:
Segera ditangani

2/2x1=1

Total skor

Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit TB Paru oleh Tn A terhadap anggota keluarga yang lain berhubungan dengan
merawat anggota

Ketidakmampuan keluarga keluarga dengan TB Paru

Kriteria a. Sifat masalah : Resiko

Skala

Bobot

Skoring

Pembenaran

2/3x1=2/3

Masalah ini belum terjadi tetapi sudah ada gejala awal dari penyebaran TB, jadi bila dibiarkan bisa menular pada anggota keluarga yang lain.
Bp. A memiliki keinginan untuk sembuh dan bersifat kooperatif pada perawat yang memberikan informasi tentang perawatan untuk penyakit TB Paru

b. Kemungkinan masalah dapat diubah : Sebagian

1/2x2= 1

c. Potensial masalah untuk dicegah : sedang

2/3x1=2/3

d. Menonjolnya masalah : tidak segera Total skor

1/2x1=1/2

Masalah lebih lanjut belum terjadi tetapi keluarga memiliki rasa kawatir jika penyakitnya menulah kepada anggota keluarga yang lain ,sementara ini Tn A masih beraktifitas seperti biasa. Keluarga memiliki persepsi bahwa kondisi ini bukan merupakan masalah yang tidak memerlukan penanganan segera

2 5/6

Resiko gangguan pertukaran gas pada Tn A keluarga Tn A berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan TB Paru

Kriteria

Skala

Bobot

Skoring

Pembenaran

a. Sifat masalah : resiko 2 1 2/3x1=2/3 Masalah ini belum terjadi tetapi sudah ada gejala awal dari

gangguan pertukaran gas, jadi bila dibiarkan kesehatan. bisa mengancam

b. Kemungkinan masalah dapat diubah : Sebagian

1/2x2= 1

Bp. A memiliki keinginan untuk sembuh dan bersifat kooperatif pada perawat yang memberikan informasi tentang perawatan untuk penyakit TB Paru

c. Potensial masalah untuk dicegah : tinggi

3/3x1=1

Masalah lebih lanjut belum terjadi namun Bp. A kurang mengontrol kebiasaan pernah merokok ke dan tidak

kontrol

puskesmas

unutk memeriksakan penyakitnya.

d. Menonjolnya masalah : segera

2/2x1=1

Masalah sangat dirasakan oleh Tn A, karena Tn A sering merasakan keluhan saat bekerja sehingga hal ini sangat mengganggu baginya dan perlu penyelesaian segera.

Total skor

3 2/3

1.

Pemeriksaan fisik: a. Tn T Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 140/80 mmHg, tidak ada kelainan pada sistem b. Ny Q Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 160/100 mmHg, pernah mengalami hipertensi umur 40 tahun. c. Nn N Saat dilakukan pengkajian tekanan darahnya 130/80 mmHg. Keadaannya bisa diajak berbicara dengan lancar dan ia mengatakan kadang-kadang ada bisikan suara yang menyuruhnya untuk membakar kamar dan merusak barang-barang dirumah

d. Nn E Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 120/80 mmHg, tidak ada kelainan pada sistem e. Ny S Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 150/90 mmHg, Ny S pernah mengalami hipertensi. Pemeriksaan y Keadaan Umum y Kesadaran y GCS y Compos mentis y 4 5 6 y y Compos mentis 4 5 6 y y Compos mentis 4 5 6 y Compos entis y 4 5 6 Tn T y Cukup y Ny Q Cukup y Ny N Cukup Tn E y Cukup

y TD y Nadi y suhu y Respirasi y BB y Kepala Kulit Kepala

y 140/80 mmHg y 80x/menit y 36,6 C y 24 x / menit y BB : 69 Bersih, tidak terdapat benjolan, tidak ada bekas luka, bersih tidak ada ketombe
0

y y y y y

160 / 100 mmHg 88 x/menit 36,4 C 20 x/menit BB : 60 Kg


0

y y y y y

130 / 80 mmHg 76x / menit 36,3 C 20 x/menit BB : 56kg


0

y 120/80 mmHg y 80x/menit y 36,5 0C y 20 x / menit y BB : 65 Bersih, tidak terdapat benjolan, tidak ada bekas luka, bersih tidak ada ketombe Merata, lurus, tidak rontok, tidak berbau.

Bersih, tidak terdapat benjolan, tidak ada bekas luka, bersih tidak ada ketombe

Bersih, tidak terdapat benjolan, tidak ada bekas luka, bersih tidak ada ketombe Hitam, lurus, bersih, tidak rontok

Rambut

Merata, lurus, tidak Lurus, panjang, rontok, tidak berbau. merata, bersih, tidak berbau Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada bekas luka Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, fungsi penglihatan baik, pupil isokor. Tidak ada pembengkokan, tidak ada polip nasi, fungsi penciuman baik, simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung Simetris, bersih, tidak ada kelainan, fungsi pendengaran

Wajah bekas luka Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, fungsi penglihatan Hidung baik, pupil isokor. Tidak ada pembengkokan, tidak ada polip nasi, fungsi penciuman baik, simetris, tidak ada sekret, tidak ada Telinga pernafasan cuping hidung Simetris, bersih,

Simetris, tidak ada bekas luka Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, fungsi penglihatan baik, pupil isokor. Tidak ada pembengkokan, tidak ada polip nasi, fungsi penciuman baik, simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung Simetris, bersih, tidak ada kelainan, fungsi pendengaran Simetris, tidak ada bekas luka Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, fungsi penglihatan baik, pupil isokor. Tidak ada pembengkokan, tidak ada polip nasi, fungsi penciuman baik, simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung Simetris, bersih,

Mata

Mulut

tidak ada kelainan, fungsi pendengaran baik. Tidak ada

baik. Tidak ada stomatitis, gigi lengkap. Fungsi pengecapa baik, bibir lembab. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak terdapat bendungan kelenjar getah bening, tidak ada bendungan vena jugularis

baik. Tidak ada stomatitis, gigi lengkap. Fungsi pengecapa baik, bibir lembab. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak terdapat bendungan kelenjar getah bening, tidak ada bendungan

tidak ada kelainan, fungsi pendengaran baik. Tidak ada stomatitis, gigi lengkap. Fungsi pengecapan baik, bibir kering. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak terdapat bendungan kelenjar getah bening, tidak ada

Leher

stomatitis, gigi lengkap. Fungsi pengecapan baik, bibir kering. Tidak ada pembesaran

y Thorax Inspeksi

kelenjar tyroid, tidak terdapat bendungan kelenjar getah

Simetris, tidak terdapat tarikan intercosta. Tidak terdapat benjolan abnormal,

vena jugularis

Palpasi

bening, tidak ada bendungan vena jugularis.

Simetris, tidak terdapat tarikan intercosta. Tidak terdapat benjolan abnormal,

bendungan vena jugularis.

Auskultasi

Simetris, terdapat tarikan intercosta.

tidak ada nyeri tekan

Simetris, terdapat tarikan intercosta.

Wheezing Tidak terdapat y Abdomen Inspeksi benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan

tidak ada nyeri tekan Tidak terdapat benjolan Wheezing - , ronchi - , S1 S2 abnormal, tidak ada nyeri tekan

ronchi - , S1 S2 tunggal

Tidak ada bekas Palpasi Wheezing - , ronchi + , S1 S2 tunggal Perkusi Auskultasi Tidak ada bekas luka, tidak ascites, tidak ada benjolan abnormal. Tidak ada nyeri tekan, pembesaran hepar tak teraba.

tunggal Wheezing - , ronchi + , S1 S2 Tidak ada bekas luka, tidak ascites, tidak ada benjolan abnormal. Tidak ada bekas tunggal

y Ekstremitas

luka, tidak ascites, tidak ada benjolan abnormal. Tidak ada nyeri tekan, pembesaran

Suara tympani Bising usus 10 x / menit Akral hangat, tidak ada oedem, pergerakan baik., tidak ada bekas luka.

Tidak ada nyeri tekan, pembesaran hepar tak teraba. Suara tympani Bising usus 10 x / menit Akral hangat, tidak ada oedem,

luka, tidak ascites, tidak ada benjolan abnormal. Tidak ada nyeri tekan, pembesaran hepar tak teraba. Suara tympani Bising usus 8 x / menit

y Integumen

hepar tak teraba. Suara tympani Bising usus 8 x / menit

Kulit kuning, bersih, /turgor cukup, kulit

pergerakan baik., tidak ada bekas luka.

Akral dingin, tidak ada oedem, pergerakan baik, kadang sering kesemutan,sianosis

lembab

Akral dingin, tidak ada oedem,

Kulit sawo matang bersih, turgor cukup, kulit lembab

pergerakan baik, kadang sering kesemutan,sianosis

Kulit sawo matang bersih, turgor cukup, kulit lembab

Kulit sawo matang bersih, turgor cukup, kulit lembab

2.

Harapan keluarga : Tn T mengatakan bahwa kelurga sangat mengharapkan agar petugas kesehatan dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh keluarganya dan ia mengharapkan dapat membantu mempercepat kesembuhan bagi penyakit yang sedang dideritanya.

Analisa Data DATA NO 1 Data Subyektif :  Kemungkinan penyebab ketidakmampuan Halusinasi Pendengaran Masalah keperawatan

Ny N mengatakan terkadang keluarga merawat mendengar bisikan untuk anggota keluarga

membakar rumah, kursi, dan yang mengalami merusak perabotan.  gangguan jiwa

Tn T mengatakan bahwa Ny N skizofrenia dengan sering kamar menyendiri didalam menarik diri

Data Obyektif : y y y y y y y y y 2 Mengurung diri dikamar Berbicara sendiri Menarik diri dari lingkungan Keadaan umum: Cukup Kesadaran: Compos mentis Td: 130 / 80 mmHg Nadi: 76x / menit Suhu: 36,3 0C RR: 20 x/menit

Data Subyektif :  Ny yang N mengatakan

ketidakmampuan bahwa keluarga

Resiko

mencederai orang

merawat diri

sendiri,

terkadang mendengarkan suara dan menyuruhnya untuk halusinasi

mengatasi lain dan lingkungan.

merusak perabotan dan membakar pendengaran kursi  Tn T mengatakan bahwa anaknya anaknya dulu kadang membanting perabotan rumah dan terkadang mengamuk pada anggota keluarga jika keinginannya tidak dituruti Data Obyektif :    Kadang berbicara sendiri Mengurung diri dikamar Sosialisasi dengan anggota dialami Ny N

yang

keluarga kurang

Diagnosa Keperawatan 1. Halusinasi Pendengaran berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia dengan menarik diri yang ditandai dengan:

Data Subyektif : Data Subyektif :   Ny N mengatakan terkadang mendengar bisikan untuk membakar rumah, kursi, dan merusak perabotan. Tn T mengatakan bahwa Ny N sering menyendiri didalam kamar

Data Obyektif : y y y y y y y y y Mengurung diri dikamar Berbicara sendiri Menarik diri dari lingkungan Keadaan umum: Cukup Kesadaran: Compos mentis Td: 130 / 80 mmHg Nadi: 76x / menit Suhu: 36,3 0C RR: 20 x/menit

2. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga pendengaran yang ditandai dengan: Data Subyektif :  Ny N mengatakan bahwa terkadang mendengarkan suara yang menyuruhnya untuk merusak perabotan dan membakar kursi  Tn T mengatakan bahwa anaknya anaknya dulu kadang membanting perabotan rumah dan terkadang mengamuk pada anggota keluarga jika keinginannya tidak dituruti Data Obyektif :    Kadang berbicara sendiri Mengurung diri dikamar Sosialisasi dengan anggota keluarga kurang merawat dan mengatasi halusinasi

SKORING PRIORITAS MASALAH

1. Diagnosa pertama: Halusinasi Pendengaran berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia dengan menarik diri Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

e. Sifat masalah Skala: 3: aktual 2: Resiko 1: sejahtera

3/3x1=1

Ny N dan keluarga tahu tahu kalau Ny N jiwa mengalami dengan

gangguan

halusinasi pendengaran. Ny N mengalami seperti ada bisikanbisikan di telinganya.

f. Kemungkinan masalah dapat diubah . Skala: 2: mudah 1: sebagian 0: tidak dapat

1/2x2= 1

Keluarga mengalami

mengatakan masalah dan diri di

klien dalam suka kamar

bersosialisasi mengurung

sehingga setia mau diajak untuk berobat atau kontrol klien harus dibujuk berobat dahulu baru mau

g. Potensial masalah untuk dicegah . Skala: 3: tinggi 2: cukup 1: rendah h. Menonjolnya masalah 2: Berat, segera ditangani 1: tidak perlu segera ditangani 0: tidak dirasakan

3/3x1=1

Keluarga merasa adanya masalah ini karena Ny N tidak mau mengikuti terapi dari dokter dan jarang mau kontrol akan kesehatannya.

2/2x1=1

Keluarga Tn T merasa hal ini sangat perlu untuk segera

ditangani karena penyakit ini sangan mengganggu Ny N

sehingga Ny N tidak dapat beraktivitas seperti orang pada umumnya.

Total skor

2. Diagnosa Kedua: Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat dan mengatasi halusinasi pendengaran

Kriteria a. Sifat masalah Skala: 3: aktual 2: Resiko 1: sejahtera

Skala 2

Bobot 1

Skoring 2/3x1=2/3

Pembenaran Masalah ini belum terjadi tetapi sudah ada gejala awal dari pernyataan Ny N yang mengatakan ada bisikan untuk merusak perabotan rumah bahkan membakar rumah.

b. Kemungkinan masalah dapat diubah . Skala: 2: mudah 1: sebagian 0: tidak dapat

1/2x2= 1

Keluarga mengalami

mengatakan masalah dan diri di

klien dalam suka kamar

bersosialisasi mengurung

sehingga setia mau diajak untuk berobat atau kontrol klien harus dibujuk berobat dahulu baru mau

c. Potensial masalah untuk dicegah . Skala: 3: tinggi 2: cukup 1: rendah

2/3x1=2/3

Keluarga mengatakan bahwa masalah belum terjadi tetapi keluarga memiliki rasa khawatir jika masalah ini dapat merugikan orang-orang disekelilingnya

d. Menonjolnya masalah 2: Berat, segera ditangani 1: tidak perlu segera ditangani 0: tidak dirasakan

1/2x1=1/2 Keluarga mengatakan bahwa masalah keperawatan yang ini bukan merupakan masalah yang tidak memerlukan penanganan segera karena masih ada masalah lain yang harus ditangani terlebih dahulu.

Total skor

2 5/6

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

D X 1 Umum

Tujuan Khusus Kriteria

Kriteria evaluasi Standar

Rencana Tindakan

Setelah dilakukan Tuk 1 : tindakan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan skizofrenia dengan halusinasi pendengaran akibat diri menarik jiwa Keluarga dapat membina hubungan saling percaya Verbal Keluarga dapat mengekspresikan wajah yang bersahabat, menunjukkan rasa senang, mau menyebutkan nama anggotanya, mau duduk berdampingan dan mau mengutarakan masalah yang dihadapi Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan komunikasi terapeutik a. Sapa keluarga dengan nama baik verbal maupun non verbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Jelaskan tujuan pertemuan d. Tunjukkan sikap empati dan simpati e. Berikan perhatian pada klien dan kebutuhan dasar klien

Tuk 2 : Keluarga dapat mengenali dan Verbal Keluarga penyebab dapat menarik menyebutkan a. Mengkaji pengetahuan keluarga diri klien tentang penyakit gangguan jiwa

menyebutkan penyebab klien menarik diri

apakah berasal dari:  Diri sendiri  Orang lain  lingkungan

skizofrenia dan tentang perilaku menarik diri b. Beri kesempatan pada keluarga untuk mengungkapkan penyebab klien tidak mau bergaul

Tuk 3 : Keluarga dapat menyebutkan keuntungan jika klien berinteraksi dengan orang lain dan jika tidak berinteraksi dengan orang lain Verbal a. keluarga dapat mnyebutkan a. Kaji pengetahuan keluarga

keuntungan klien berinteraksi dengan dengan orang lain, misalnya:  banyak teman  tidak sendiri  bisa diskusi, dll

tentang keuntungan jika klien memiliki teman b. Diskusikan dengan keluarga

dan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain

b. keluarga dapat menyebutkan a. Kaji kerugian bila klien tidak

pengetahuan

keluarga

tentang kerugian jika klien tidak beinteraksi dengan orang lain b. Diskusikan dengan keluarga

berinteraksi dngan orang lain, misalnya:  sendiri  tidak memiliki teman

dan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain

 sepi, dll Tuk 4 : Keluarga dapat membantu klien melaksanakan interaksi sosial secara bertahap Verbal keluarga dapat mendemonstrasikan interaksi sosial secara bertahap klien antara:  klien-keluarga  klien-perawat  klien-orang lain a. Kaji kemampuan klien dalam membina orang lain b. Bermain peran dengan klien dan keluarga berhubungan dengan orang lain c. Dorong membantu keluarga klien untuk dalam tentang cara hubungan dengan

/berinteraksi

berinteraksi dengan orang lain.

Tuk 5 : Keluarga dapat menyebutkan perasaannya keluarga setelah klien dapat berinteraksi dengan orang lain. Verbal Keluarga dapat menyebutkan perasaannya setelah klien dapat berinteraksi dengan orang lain a. Dorong keluarga mengungkapkan perasaannya setelah klien dapat berinteraksi dengan orang lain b. Diskusikan dengan keluarga dan klien tentang perasaannya setelah beriteraksi dengan orang

Tuk 6 : Keluarga dapat memberdayakan sistem pendukung yang ada pada keluarga untuk membantu klien dalam mengatasi masalah klien. Verbal Keluarga dapat:  menjelaskan perasaannya  menjelaskan cara merawat klien menarik diri  mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri  berpartisipasi dalam perawatan klien menarik diri

lain a. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang: 1. Perilaku menarik diri 2. Penyebab perilaku menarik diri 3. Akibat yang akan terjadi jika menarik diri tidak ditangani 4. Cara keluarga menangani klien menarik diri b. Dorong anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Tuk 7: Keluarga memanfaatkan mampu Verbal fasilitas Kunjung Keluarga manfaat mengerti fasilitas tentang y Diskusikan pelayanan bersama keluarga

klien tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan untuk pederita gangguan jiwa

pelayanan kesehatan yang an ada untuk mengatasi rumah gangguan sakit

ke kesehatan yang disediakan bagi penderita gangguan jiwa yaitu

masalah

poli jiwa ataupun rumah sakit jiwa y Diskusikan bersama keluarga dan

halusinasi klien

pendengaran

klien tentang manfaat control secara rutin ke rumah sakit y Berikan penghargaan apabila Ny N jika sudah kontrol secara rutin ke rumah sakit

Setelah dilakukan tindakan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi pendengaran yang beresiko mencederai diri sendiri dan orang lain.

Tuk 1 : Keluarga dapat membina hubungan saling percaya

Verbal

Keluarga dapat mengekspresikan wajah yang bersahabat, menunjukkan rasa senang, mau menyebutkan nama anggotanya, mau duduk berdampingan dan mau mengutarakan masalah yang dihadapi

Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan komunikasi terapeutik a. Sapa keluarga dengan nama baik verbal maupun non verbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Jelaskan tujuan pertemuan d. Tunjukkan sikap empati dan simpati e. Berikan perhatian pada klien dan kebutuhan dasar klien

Tuk 2 : Keluarga klien dapat Verbal keluarga dapat menyebutkan a. anjurkan keluarga mengadakan

mengenali halusinasi yang dialami klien

waktu,isi, dan frekuensi timbulnya halusinasi klien

kontak sering dan singkat secara bertahap pada klien b. anjurkan keluarga mengobservasi tingkah laku klien yang terkait dengan halusinasi klien :bicara dan tertawa tanpa stimulus dan memandang ke kiri/ ke kanan/ ke depan seolah-olah adateman bicara c. Bantu dan anjurkan keluarga untuk mengenal halusinasinya yang dialami klien: Tanyakan apakah ada suara yang didengarnya Jika klien menjawab ada,lanjutkan:apa yang dikatakan suara itu Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu

Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti klien

Katakana bahwa perawat akan membantu klien

d.

Diskusikan dengan keluarga dan klien tentang: Situasi yang menimbulkan/ tidak menimbulkan halusinasi Waktu dan terjadinya halusinasi

TUK 3 Keluarga dapat mendukung klien dalam mengontrol halusinasi yang diderita klien. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasin Verbal keluarga dapat menyebutkan Diskusikan dengan keluarga

pengertian, tanda, dan tindakan tentang: untuk mengendalikan halusinasi Gejala halusinasi yang dialami klien cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutuskan halusinasi (sama seperti yang

diajarkan dengan klien) Cara merawat anggota yang halusinasi dirumah: beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, berpergian bersama, jika klien klien sedang sendirian di rumah, lakukan kontak dengan sering via telepon beri informasi tentang waktu tidak lanjut (follow-up) atau kapan perlu mendapatkan bantuan: halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai orang lain

Anda mungkin juga menyukai