I.
Pengkajian 1. Data Umum 2. Nama kepala keluarga 3. Alamat 4. Pekerjaan 5. Pendidikan 6. Komposisi Keluarga : Tn A : RT 03 RW VII Ds. Boyolali Kab.Jember : Karyawan Perusahaan Swasta : S1 : Umur Pendidikan Status Imunisasi 45 th 42 th 19 th 11 th 65 th S1 S1 SMA SMA Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Sehat Sehat Sehat RM Sehat Ket.
No.
Nama
Jenis kelamin
1 2 3 4 5
L P P L P
Genogram Mati 1980 Mati 1985 keduanya Mati 1970 Mati 1965 Mati 1955
Mati 1945
Mati tua Mati 1999 DM sejak 2000 70 Riwayat PEB
2000
75
42
40
25
sehat
35
Sehat Keterangan : Perempuan : Laki-laki : Meninggal : Klien (Pak A) : Tinggal serumah : Menikah
7. Tipe Keluarga : Big Family Dalam keluarga ini yang tinggal dalam satu rumah di keluarga Tn.A yaitu Tn.A sebagai kepala keluarga,Ny.Z sebagai istri, Nn.N
sebagai anak pertama Nn.E sebagai anak ke dua, Ny.I sebagai ibu dari Ny. Z (nenek) 8. Latar belakang budaya :
Latar belakang budaya keluarga Tn A adalah suku Jawa, bahasa yang dipakai bahasa jawa dan Indonesia. Keluarga masih terpengaruh dengan budaya setempat dalam hal mengasuh anak pada penderita RM. Menurut budaya mereka bahwa anak RM sebaiknya di asuh di rumah. Mereka beranggapan bahwa anak dengan RM memiliki pola fikir yang kurang dibandingkan dengan teman lainnya yang normal, sehingga An.E di berikan pembelajaran bertahap dan bermain di rumah dengan pendidik yang mengerti kondisi An.E yaitu neneknya. 9. Agama : Seluruh anggota keluarga Tn A semua beragama Islam dan tidak
ada kebiasaan masalah agama pada kesehatan. 10. Status Sosial kelurga : Tn.A sebagai karyawan swasta yang mempunyai
penghasilan Rp. 2.500.000,00 / bulan. sedangkan Ny.Z bekerja sebagai karyawan Bank swasta dengan penghasilan 1.500.000,00, sehingga yang memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari adalah Tn A dan Ny L. Penghasilan keluarga seluruhnya kurang lebih yaitu Rp 4.000.000,-/bulan. Dari penghasilan tersebut di gunakan oleh keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga Tn.A. Pengeluaran yang di keluarkan Rp. 1.500.000,00 / bulan yang antara lain di gunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Kebutuhan sekolah Rp.300.000,00, Kebutuhan Perumahan Rp. 300.000,00, Berobat Rp.200.000,00 , Biaya transportasi Rp. 500.000,00. Lain-Lain Rp.500.000,00 dan sisa peanghasilan di tabung Rp. 700.000,00. Perabotan rumah tangga yang dimiliki keluarga adalah 1 set kursi tamu, televisi 14 inch, bufet dan 4 tempat tidur, Kulkas, Magic Jar, 1 set meja makan.
11. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Keluarga dari Tn.A menyempatkan untuk berekreasi bersama selama setahun sekali keluarga ini jarang sekali berekreasi karena keterbatasan waktu, biasanya berkunjung di Taman daerah sekitar Kota Jember.
B.
Riwayat Perkembangan Keluarga 1. Riwayat Perkembangan Keluarga Saat ini a. Tn. A Selama ini Tn. A tidak memiliki sakit yang kronis . Sakit yang sering dialami adalah flu dan batuk kemudian Tn.A langsung berobat ke Puskesmas. b. Ny. Z Ny. Z mengatakan dulu saat kehamilan anak ke-2 mengalami infeksi virus selama kehamilan. Ny. Z mengatakan sejak kecil memelihara kucing sampai sekarang. Dokter pernah menyarankan kepada Ny. Z untuk tidak memelihara kucing, namun sampai saat ini Ny. Z masih memelihara kucing karena sayang dengan kucingnya. c. Ny. I Ny. I mengatakan bahwa sejak 6 tahun yang lalu menderita penyakit darah tinggi, saat ini Ny. I mengeluh kepalanya pusing, nyeri, terasa berat dibagian tengkuk, sulit tidur, tekanan darah 160/100mmHg. Suami sudah meninggal selama 12 tahun karena usia tua. d. An. N An. N saat ini duduk pada bangku SMA, pada saat dilakukan pengkajian An. N tidak mengeluhkan apa-apa tentang kesehatannya dan tidak pernah sakit berat yang mengharuskan ia di rawat di rumah sakit. e. An. E Sejak lahir An. E menderita retardasi mental karena ibu menderita penyakit infeksi saat kehamilan. Penyakit yang sering dialami panas, Usaha orang tua hanya meminumkan obat penurun panas dan jika belum sembuh akan dibawa ke puskesmas. Ny. Z tidak mengijinkan anaknya
untuk bermain dengan teman-temannya, kerena lingkungan tidak mendukung dengan kondisi An.E yang sering dijadikan bahan ejekan. 2. Riwayat Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi Mensosialisasikan anak-anak termasuk pola asuh terhadap anak hubungan dengan teman sebaya yang yang kurang sehat. Ny Z mengizinkan anaknya keluar rumah untuk bermain dengan teman sebayanya, tetapi lingkungan di sekitar rumahnya tersebut kurang menerima atas keberadaan An.E dan saat An. E bermain di luar dengan teman seusianya,karena sering dipakai sebagai bahan ejekan oleh teman-temannya, sehingga Tn. A dan Ny. Z lebih senang jika aktivitas bermain dan pembelajaran bagi An. E dilakukan di rumah dengan di dampingi oleh neneknya. 1. Riwayat keluarga besar : Tn. A dan Ny L menikah berdasarkan rasa saling mencintai, menikah pada tahun 1992. Tn. A menikah pada umur 25 tahun dan Ibu Z umur 23 tahun dan mempunyai dua seorang anak yang pertama bernama Nn N berumur 19 th dan yang kedua bernama An E yang berumur 11 th . Di keluarga tersebut juga terdapat seorang nenek dari ibu Ny Z bernama Ny I yang berusia 60 th. Di keluarga ini terdapat masalah pada An. E yang berumur 11 th, yang mengalami retradasi mental. Pada saat ini An. E di asuh oleh nenekya yang bernama Ny. I oleh seorang diri, dikarenakan keterbatasan waktu dalam meluangkan waktu orang tua yaitu Tn. A dan Ny. L terhadap anaknya. Di dalam masalah keluarga tersebut, mengalami hambatan pada pola asuh pada An. E yang di karenakan kurangnya perhatian dan bimbingan kasih sayang atau arahan pada orang tua sehingga orang tua mengalami keterbatasan waktu dalam mengasuh anak yang di karenakan perihal pekerjaan dan juga di dalam hubungan sosial itu sendiri terutama hubungan antar sebaya kurang sehat, di karenakan persepsi masyarakat (tetangga) sekitar terkait dengan penykit yang diderita An. E yang mengalami retradasi mental sehingga masyarakat sekitar atau tetangga melarang anaknya bermain dengan An. E karena akan berdampak
12. Riwayat keluarga sebelumnya Tn. A dan Ny. L mengetahui riwayat kesehatan ayah dan ibunya. Ayah dari Tn. A sudah meninggal pada tahun 1999 karena penyakit TBC, sedangkan ibu dari Bp A sudah meninggal tahun 2000 dikarenakan penyakit penuaan. Kedua orangtua Ny L masih hidup. Saudara Bp A juga ada yang sudah meninggal dengan riwayat TB Paru. Kakek dan nenek dari Tn A dan Ny L meninggal dan tidak tahu disebabkan oleh karena apa.
C. Data Lingkungan 13. Karakteristik Rumah Status kepemilikan rumah yang ditempati sekarang adalah rumah milik sendiri. Luas rumah yang ditempati 50 m2 terdiri dari 1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi dan WC. Jenis bangunan permanen. Penataan alat / perabot rumah tangga sedikit berantakan,
pencahayaan dan ventilasi cukup. Sumber air minum dari air isi ulang dan untuk keperluan cuci dan mandi menggunakan air PDAM. Keluarga membuang sampah di tempat sampah dan sampah di angkut oleh petugas pembuangan sampah yang datang ke rumah setiap seminngu sekali. Lingkungan sekitar rumah cukup bersih
KAMAR TIDUR
14. Karakteristik tetangga dan komunitas RW Jarak rumah keluarga Tn. A berdekatan dengan tetangga. Hubungan dengan tetangga terjalin kurang baik di karenakan kurang bersosialisai dengan tetangga yang di karenakan faktor pekerjaan. Keluarga Tn. A dilingkungan tempat tinggal yang sebagian besar hidup
adalah penduduk
pendatang. Tipe penduduk adalah penduduk Plure. Tipe hunian adalah daerah perkampungan. Kelas sosial ekonomi masyarakat adalah menengah ke bawah. Status pekerjaan masyarakat di daerah tersebut rata-rata sebagai karyawan. Fasilitas yang ada di komunitas adalah masjid dan sekolah. Jarak antara rumah ke Puskesmas adalah + 4km. Transportasi yang biasa dipakai masyarakat adalah motor dan angkutan umum. masyarakat cukup baik. Kebersihan lingkungan
Keluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah. Anak pertama Tn. A yang bernama Nn.N masih bersekolah sedangkan yang kedua pada Nn E tidak sekolah dikarnakan mengalami retradasi mental dan tinggal bersama dengan Tn.A dan Ny L. Tn A dan Ny. L aktifitas sehari-hari adalah seorang pekerja.
16. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Masyarakat Keluarga ini tidak aktif mengikuti kegiatan ibadah yang dilaksanakan oleh kelompok setempat. Ny L tidak pernah mengikuti pengajian dan arisan. Keluarga mengatakan jarang memeriksakan diri ke Puskesmas di tempat tinggalnya.
17. Sistem Pendukung Keluarga Yang mengasuh Nn.E adalah Ny.Z dikarenakan oran tua mempunyai
kesibukan bekerja. Nn.E dan anaknya pernah di periksa oleh Dokter dandi dalam kontrol itu jarang sekali pergi ke Dokter . Biaya periksa dan pengobatan di puskesmas di tanggung sendiri. Saat kontrol klien berangkat terkadang ditemani ibunya atau neneknya. Jarak antara rumah dan rumah sakit 9 km.
D. Struktur Keluarga 18. Pola dan proses komunikasi keluarga Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan dengan anggota keluarga yang ada di rumah sangat jarang sekali. Permasalahan yang dirasakan oleh anaknya yaitu kurangnya pada pola asuh, perhatian kasih sayang serta bimbingan pada orang tua . Seluruh anggota keluarga hidup rukun, jarang ada pertengkaran, meskipun sesekali ada perbedaan antar anggota keluarga. 19. Struktur Kekuatan Keluarga:
Apabila ada permasalahan Tn.A bermusyawarah dengan istrinya dan mengambil keputusan dari hasil kesepakatan itu. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah Tn. A.
20. Struktur Peran Keluarga a. Bp.A sebagai kepala keluarga, pengambil keputusan dalam
keluarga,pencari nafkah dalam keluarga,dan pemimpin dalam keluarga b. Ny L adalah ibu rumah tangga, mengatur keuangan keluarga dan ikut dalam membimbing anaknya. c. D adalah anak pertama, sekarang berusia 10 tahun dan sekarang masih bersekolah di sekolah dasar. Dia termasuk anak penurut dan selalu membantu pekerjaan rumah.
21. Nilai-nilai dan norma keluarga Keluarga meyakini bahwa agama telah mengajarkan segala sesuatu dengan baik dan benar. Keluarga mengikuti ajaran agama Islam. Keluarga meyakini bahwa sakit yang diderita Tn A berasal dari hukuman Allah. Ia selalu berdoa sendiri agar diberi kesembuhan.
E. Fungsi Keluarga 22. Fungsi Afektif Menurut keterangan Bp. A dan Ny L keluarga merasa membutuhkan
anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Antar anggota keluarga saling menghargai perbedaan satu dengan yang lain. Setiap ada masalah keluarga Bp A selalu menyelesaikan dengan musyawarah dan menghargai pendapat istrinya serta mengkomunikasikan masalah dengan baik.
23. Fungsi Sosial Semua anggota keluarga dapat berinteraksi dengan baik dalam lingkungan rumah. Tetapi kurang mampu bersosialisasi dengan masyrakat. Ny L tidak
pernah mengizinkan anaknya untuk bermain dengan teman sebaya kecuaali untuk urusan sekolah.
24. Fungsi Perawatan Kesehatan. a. Kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan Keluarga mengatakan bahwa penyakit Tuberkulosis paru yang di derita Tn A diketahui setelah memeriksakannya ke Puskesmas setempat. Keluarga mengatakan belum mengerti atau memahami penyebab, penyebaran, maupun cara perawatannya, Keluarga juga bertanya apakah penyakit Tuberkulosis paru itu menular, kalau menular maka menularnya itu melalui apa dan ia juga tidak mengetahui apakah tanda dan penyakit Tuberkulosis paru tersebut. b. Kemampuan keluarga dalam mengambil tindakan yang tepat. Keluarga ini mengatakan, apabila ada anggota keluarganya yang sakit, keluarga berupaya mencari bantuan pelayanan kesehatan. Keluarga ini tidak memahami bahwa Tn A perlu menjaga kesehatannya sehingga Ny L membiarkan Tn A menjalani aktifitas sperti biasanya. c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Yang merawat Tn A saat sakit yaitu Ny L. Keluarga kurang memberi dukungan untuk berobat ke Puskesmas terdekat bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit. Keluarga mengatakan masih keputusan mengenai
menggunakan peralatan makan secara bersama. Tn A mengatakan masih membuang dahak sembarangan. berusaha merawat Tn A semampunya. d. Kemampuan keluarga memelihara / memodifikasi rumah yang sehat Keluarga kurang mengetahui bahwa pemeliharaan lingkungan sangat penting bagi kesehatan dan pencegahan penyakit. Keluarga Ny L mengatakan sudah
membersihkan kamar mandi. Tidak ada sinar matahari yang dapat masuk melalui genting kaca. e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan Jika sakit, biasanya keluarga pergi ke Puskesmas terdekat. Tn A dan Ny L percaya terhadap fasilitas dan petugas kesehatan. Selama ini Tn A tidak teratur mengikuti program pengobatan TB selama 6 bulan di Puskesmas.
E.
Stress dan Koping Keluarga 25. Stressor yang dimiliki oleh keluarga adalah masalah ekonomi. Penghasilan keluarga yang terbatas, sering membuat bingung keluarga untuk mengatur agar mencukupi kebutuhan keluarga selama satu bulan dan untuk merencanakan biaya pendidikan jangka panjang anaknya.
26. Keluarga melakukan tindakan untuk mengatasi stres dengan pasrah pada keadaannya dan tetap menjadikan kepala keluarga sebagai pengambil keputusan.
27. Strategi koping internal dari keluarga untuk mengatasi stressor adalah pengaturan keuangan secara lebih teliti oleh Ny L. Berapapun uang yang diterima keluarga harus diatur dengan baik. Sedangkan strategi koping eksternal yang digunakan adalah tetap bekerja seperti biasa walaupun Bp A dalam kondisi batuk yang tidak sembuh-sembuh.
F.
Pemeriksaan Fisik Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang diidentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan keperawatan keluarga. Pemeriksaan y Keadaan Umum Tn Dj Cukup Composmentis Ny A Cukup Composmentis D Cukup Composmentis
5 6
4 5
4 5
Bersih, tidak terdapat Bersih, tidak terdapat Bersih, tidak terdapat benjolan, bekas tidak ada benjolan, bersih bekas tidak ada benjolan, bersih bekas tidak ada
luka,
luka,
luka,
bersih
tidak
tidak
tidak
ada
Simetris, konjungtiva Simetris, konjungtiva Simetris, konjungtiva Mata merah muda, sklera merah muda, sklera merah muda, sklera putih, penglihatan pupil isokor. Tidak Hidung fungsi putih, baik, penglihatan pupil isokor. ada Tidak fungsi putih, baik, penglihatan pupil isokor. ada Tidak ada fungsi baik,
pembengkokan, tidak pembengkokan, tidak pembengkokan, tidak ada polip nasi, fungsi ada polip nasi, fungsi ada polip nasi, fungsi penciuman simetris, sekret, tidak tidak baik, penciuman ada simetris, ada sekret, tidak tidak baik, penciuman ada simetris, ada sekret, tidak tidak baik, ada ada cuping
pernafasan hidung
ada kelainan, fungsi ada kelainan, fungsi ada kelainan, fungsi Telinga pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran baik.
Tidak ada stomatitis, Tidak ada stomatitis, Tidak ada stomatitis, gigi lengkap. Fungsi gigi lengkap. Fungsi gigi lengkap. Fungsi Mulut pengecapan baik, bibir pengecapa baik, bibir pengecapa baik, bibir kering. lembab. lembab.
Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak kelenjar tyroid, tidak kelenjar tyroid, tidak Leher terdapat bendungan terdapat bendungan terdapat bendungan
kelenjar getah bening, kelenjar getah bening, kelenjar getah bening, tidak ada bendungan tidak ada bendungan tidak ada bendungan vena jugularis. vena jugularis vena jugularis
tidak tarikan
tarikan intercosta.
terdapat abnormal,
- , S1 S2 tunggal
Tidak ada bekas luka, Tidak ada bekas luka, Tidak ada bekas luka, tidak ascites, tidak ada tidak ascites, tidak ada tidak ascites, tidak ada y Abdomen Inspeksi benjolan abnormal. benjolan abnormal. benjolan abnormal.
Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan, pembesaran hepar tak pembesaran hepar tak pembesaran hepar tak teraba. Suara tympani teraba. Suara tympani teraba. Suara tympani
Palpasi
Bising usus 8 x / menit Bising usus 10 x / Bising usus 10 x / menit Akral dingin, tidak ada Akral hangat, menit tidak Akral hangat, tidak
Perkusi Auskultasi
oedem, baik,
pergerakan ada oedem, pergerakan ada oedem, kadang sering baik., tidak ada bekas pergerakan baik., luka. tidak ada bekas luka.
matang Kulit kuning, bersih, Kulit sawo matang cukup, kulit bersih, turgor cukup, kulit lembab
y Integumen G. Harapan Keluarga Keluarga Bp.A berharap agar dapat segera disembuhkan dan petugas kesehatan dapat membantu masalah kesehatan yang sedang dihadapi serta menjelaskan perawatan yang benar untuk keluarganya.
Analisa Data
Masalah keperawatan
Ketidakefektifan
Tn A mengatakan bahwa dirinya keluarga mengenal tidak pernah datang ke penyakit TB Paru -Ketidakmampuan
Tn A mengatakan tidak pernah keluarga untuk minum obat TB paru selama memanfaatkan program 6 bulan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
Data Obyektif :
2
Resiko
tinggi
merawat
menggunakan bersama.
Tn A mengatakan tidak pernah -Ketidakmampuan membatasi komunikasi dengan keluarga keluarganya walaupun
mengenal
yang lain
kondisi batuk
keluarga
untuk
Tn A tidak lagi memeriksakan kesehatan yang ada penyakitnya setelah mengetahui menderita penyakit TB. Data Obyektif : Keluarga bertanya apakah
-Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan sehat yang untuk
penyakit TB itu menular, kalau menular maka menular melalui apa dan ia apa juga tanda tidak dan
mengetahui
keluarga A
Keluarga
mengatakan
sering
dengan TB Paru
capek jika melakukan aktivitas -Ketidakmampuan yang berat Data Obyektif : y y Terdapat tarikan intercosta Ronchi +
keluarga mengenal penyakit TB Paru -Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan untuk
y y y
kesehatan
Rumusan diagnosa keperawatan keluarga: 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada Tn.A keluarga TnA berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan TB Paru yang
ditandai dengan
Tn A mengatakan sering batuk-batuk Tn A mengatakan kalau batuk dahaknya sulit dikeluarkan Tn A mengatakan bahwa dirinya tidak pernah datang ke puskesmas untuk kontrol Tn A mengatakan tidak pernah minum obat TB paru selama program 6 bulan Tn A tetap merokok meskipun dirinya tahu kalau terkena TB Paru Batuk berdahak Ronchi + Suara parau RR 26X/menit Jarak rumah ke puskesmas 4 km
anggota
keluarga
yang
lain
berhubungan
dengan
merawat
anggota
3. Resiko gangguan pertukaran gas pada Tn A keluarga Tn A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan TB Paru
b. Kemungkinan masalah
dapat diubah : sebagian
1/2x2= 1
c. Potensial masalah
untuk dicegah : tinggi
3/3x1=1
d. Menonjolnya masalah:
Segera ditangani
2/2x1=1
Total skor
Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit TB Paru oleh Tn A terhadap anggota keluarga yang lain berhubungan dengan
merawat anggota
Skala
Bobot
Skoring
Pembenaran
2/3x1=2/3
Masalah ini belum terjadi tetapi sudah ada gejala awal dari penyebaran TB, jadi bila dibiarkan bisa menular pada anggota keluarga yang lain.
Bp. A memiliki keinginan untuk sembuh dan bersifat kooperatif pada perawat yang memberikan informasi tentang perawatan untuk penyakit TB Paru
1/2x2= 1
2/3x1=2/3
1/2x1=1/2
Masalah lebih lanjut belum terjadi tetapi keluarga memiliki rasa kawatir jika penyakitnya menulah kepada anggota keluarga yang lain ,sementara ini Tn A masih beraktifitas seperti biasa. Keluarga memiliki persepsi bahwa kondisi ini bukan merupakan masalah yang tidak memerlukan penanganan segera
2 5/6
Kriteria
Skala
Bobot
Skoring
Pembenaran
a. Sifat masalah : resiko 2 1 2/3x1=2/3 Masalah ini belum terjadi tetapi sudah ada gejala awal dari
1/2x2= 1
Bp. A memiliki keinginan untuk sembuh dan bersifat kooperatif pada perawat yang memberikan informasi tentang perawatan untuk penyakit TB Paru
3/3x1=1
Masalah lebih lanjut belum terjadi namun Bp. A kurang mengontrol kebiasaan pernah merokok ke dan tidak
kontrol
puskesmas
2/2x1=1
Masalah sangat dirasakan oleh Tn A, karena Tn A sering merasakan keluhan saat bekerja sehingga hal ini sangat mengganggu baginya dan perlu penyelesaian segera.
Total skor
3 2/3
1.
Pemeriksaan fisik: a. Tn T Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 140/80 mmHg, tidak ada kelainan pada sistem b. Ny Q Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 160/100 mmHg, pernah mengalami hipertensi umur 40 tahun. c. Nn N Saat dilakukan pengkajian tekanan darahnya 130/80 mmHg. Keadaannya bisa diajak berbicara dengan lancar dan ia mengatakan kadang-kadang ada bisikan suara yang menyuruhnya untuk membakar kamar dan merusak barang-barang dirumah
d. Nn E Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 120/80 mmHg, tidak ada kelainan pada sistem e. Ny S Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 150/90 mmHg, Ny S pernah mengalami hipertensi. Pemeriksaan y Keadaan Umum y Kesadaran y GCS y Compos mentis y 4 5 6 y y Compos mentis 4 5 6 y y Compos mentis 4 5 6 y Compos entis y 4 5 6 Tn T y Cukup y Ny Q Cukup y Ny N Cukup Tn E y Cukup
y 140/80 mmHg y 80x/menit y 36,6 C y 24 x / menit y BB : 69 Bersih, tidak terdapat benjolan, tidak ada bekas luka, bersih tidak ada ketombe
0
y y y y y
y y y y y
y 120/80 mmHg y 80x/menit y 36,5 0C y 20 x / menit y BB : 65 Bersih, tidak terdapat benjolan, tidak ada bekas luka, bersih tidak ada ketombe Merata, lurus, tidak rontok, tidak berbau.
Bersih, tidak terdapat benjolan, tidak ada bekas luka, bersih tidak ada ketombe
Bersih, tidak terdapat benjolan, tidak ada bekas luka, bersih tidak ada ketombe Hitam, lurus, bersih, tidak rontok
Rambut
Merata, lurus, tidak Lurus, panjang, rontok, tidak berbau. merata, bersih, tidak berbau Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada bekas luka Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, fungsi penglihatan baik, pupil isokor. Tidak ada pembengkokan, tidak ada polip nasi, fungsi penciuman baik, simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung Simetris, bersih, tidak ada kelainan, fungsi pendengaran
Wajah bekas luka Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, fungsi penglihatan Hidung baik, pupil isokor. Tidak ada pembengkokan, tidak ada polip nasi, fungsi penciuman baik, simetris, tidak ada sekret, tidak ada Telinga pernafasan cuping hidung Simetris, bersih,
Simetris, tidak ada bekas luka Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, fungsi penglihatan baik, pupil isokor. Tidak ada pembengkokan, tidak ada polip nasi, fungsi penciuman baik, simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung Simetris, bersih, tidak ada kelainan, fungsi pendengaran Simetris, tidak ada bekas luka Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, fungsi penglihatan baik, pupil isokor. Tidak ada pembengkokan, tidak ada polip nasi, fungsi penciuman baik, simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung Simetris, bersih,
Mata
Mulut
baik. Tidak ada stomatitis, gigi lengkap. Fungsi pengecapa baik, bibir lembab. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak terdapat bendungan kelenjar getah bening, tidak ada bendungan vena jugularis
baik. Tidak ada stomatitis, gigi lengkap. Fungsi pengecapa baik, bibir lembab. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak terdapat bendungan kelenjar getah bening, tidak ada bendungan
tidak ada kelainan, fungsi pendengaran baik. Tidak ada stomatitis, gigi lengkap. Fungsi pengecapan baik, bibir kering. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak terdapat bendungan kelenjar getah bening, tidak ada
Leher
stomatitis, gigi lengkap. Fungsi pengecapan baik, bibir kering. Tidak ada pembesaran
y Thorax Inspeksi
vena jugularis
Palpasi
Auskultasi
Wheezing Tidak terdapat y Abdomen Inspeksi benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
tidak ada nyeri tekan Tidak terdapat benjolan Wheezing - , ronchi - , S1 S2 abnormal, tidak ada nyeri tekan
ronchi - , S1 S2 tunggal
Tidak ada bekas Palpasi Wheezing - , ronchi + , S1 S2 tunggal Perkusi Auskultasi Tidak ada bekas luka, tidak ascites, tidak ada benjolan abnormal. Tidak ada nyeri tekan, pembesaran hepar tak teraba.
tunggal Wheezing - , ronchi + , S1 S2 Tidak ada bekas luka, tidak ascites, tidak ada benjolan abnormal. Tidak ada bekas tunggal
y Ekstremitas
luka, tidak ascites, tidak ada benjolan abnormal. Tidak ada nyeri tekan, pembesaran
Suara tympani Bising usus 10 x / menit Akral hangat, tidak ada oedem, pergerakan baik., tidak ada bekas luka.
Tidak ada nyeri tekan, pembesaran hepar tak teraba. Suara tympani Bising usus 10 x / menit Akral hangat, tidak ada oedem,
luka, tidak ascites, tidak ada benjolan abnormal. Tidak ada nyeri tekan, pembesaran hepar tak teraba. Suara tympani Bising usus 8 x / menit
y Integumen
Akral dingin, tidak ada oedem, pergerakan baik, kadang sering kesemutan,sianosis
lembab
2.
Harapan keluarga : Tn T mengatakan bahwa kelurga sangat mengharapkan agar petugas kesehatan dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh keluarganya dan ia mengharapkan dapat membantu mempercepat kesembuhan bagi penyakit yang sedang dideritanya.
Analisa Data DATA NO 1 Data Subyektif : Kemungkinan penyebab ketidakmampuan Halusinasi Pendengaran Masalah keperawatan
membakar rumah, kursi, dan yang mengalami merusak perabotan. gangguan jiwa
Tn T mengatakan bahwa Ny N skizofrenia dengan sering kamar menyendiri didalam menarik diri
Data Obyektif : y y y y y y y y y 2 Mengurung diri dikamar Berbicara sendiri Menarik diri dari lingkungan Keadaan umum: Cukup Kesadaran: Compos mentis Td: 130 / 80 mmHg Nadi: 76x / menit Suhu: 36,3 0C RR: 20 x/menit
Resiko
mencederai orang
merawat diri
sendiri,
merusak perabotan dan membakar pendengaran kursi Tn T mengatakan bahwa anaknya anaknya dulu kadang membanting perabotan rumah dan terkadang mengamuk pada anggota keluarga jika keinginannya tidak dituruti Data Obyektif : Kadang berbicara sendiri Mengurung diri dikamar Sosialisasi dengan anggota dialami Ny N
yang
keluarga kurang
Diagnosa Keperawatan 1. Halusinasi Pendengaran berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia dengan menarik diri yang ditandai dengan:
Data Subyektif : Data Subyektif : Ny N mengatakan terkadang mendengar bisikan untuk membakar rumah, kursi, dan merusak perabotan. Tn T mengatakan bahwa Ny N sering menyendiri didalam kamar
Data Obyektif : y y y y y y y y y Mengurung diri dikamar Berbicara sendiri Menarik diri dari lingkungan Keadaan umum: Cukup Kesadaran: Compos mentis Td: 130 / 80 mmHg Nadi: 76x / menit Suhu: 36,3 0C RR: 20 x/menit
2. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga pendengaran yang ditandai dengan: Data Subyektif : Ny N mengatakan bahwa terkadang mendengarkan suara yang menyuruhnya untuk merusak perabotan dan membakar kursi Tn T mengatakan bahwa anaknya anaknya dulu kadang membanting perabotan rumah dan terkadang mengamuk pada anggota keluarga jika keinginannya tidak dituruti Data Obyektif : Kadang berbicara sendiri Mengurung diri dikamar Sosialisasi dengan anggota keluarga kurang merawat dan mengatasi halusinasi
1. Diagnosa pertama: Halusinasi Pendengaran berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia dengan menarik diri Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
3/3x1=1
gangguan
1/2x2= 1
Keluarga mengalami
bersosialisasi mengurung
sehingga setia mau diajak untuk berobat atau kontrol klien harus dibujuk berobat dahulu baru mau
g. Potensial masalah untuk dicegah . Skala: 3: tinggi 2: cukup 1: rendah h. Menonjolnya masalah 2: Berat, segera ditangani 1: tidak perlu segera ditangani 0: tidak dirasakan
3/3x1=1
Keluarga merasa adanya masalah ini karena Ny N tidak mau mengikuti terapi dari dokter dan jarang mau kontrol akan kesehatannya.
2/2x1=1
Total skor
2. Diagnosa Kedua: Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat dan mengatasi halusinasi pendengaran
Skala 2
Bobot 1
Skoring 2/3x1=2/3
Pembenaran Masalah ini belum terjadi tetapi sudah ada gejala awal dari pernyataan Ny N yang mengatakan ada bisikan untuk merusak perabotan rumah bahkan membakar rumah.
1/2x2= 1
Keluarga mengalami
bersosialisasi mengurung
sehingga setia mau diajak untuk berobat atau kontrol klien harus dibujuk berobat dahulu baru mau
2/3x1=2/3
Keluarga mengatakan bahwa masalah belum terjadi tetapi keluarga memiliki rasa khawatir jika masalah ini dapat merugikan orang-orang disekelilingnya
d. Menonjolnya masalah 2: Berat, segera ditangani 1: tidak perlu segera ditangani 0: tidak dirasakan
1/2x1=1/2 Keluarga mengatakan bahwa masalah keperawatan yang ini bukan merupakan masalah yang tidak memerlukan penanganan segera karena masih ada masalah lain yang harus ditangani terlebih dahulu.
Total skor
2 5/6
D X 1 Umum
Rencana Tindakan
Setelah dilakukan Tuk 1 : tindakan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan skizofrenia dengan halusinasi pendengaran akibat diri menarik jiwa Keluarga dapat membina hubungan saling percaya Verbal Keluarga dapat mengekspresikan wajah yang bersahabat, menunjukkan rasa senang, mau menyebutkan nama anggotanya, mau duduk berdampingan dan mau mengutarakan masalah yang dihadapi Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan komunikasi terapeutik a. Sapa keluarga dengan nama baik verbal maupun non verbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Jelaskan tujuan pertemuan d. Tunjukkan sikap empati dan simpati e. Berikan perhatian pada klien dan kebutuhan dasar klien
Tuk 2 : Keluarga dapat mengenali dan Verbal Keluarga penyebab dapat menarik menyebutkan a. Mengkaji pengetahuan keluarga diri klien tentang penyakit gangguan jiwa
skizofrenia dan tentang perilaku menarik diri b. Beri kesempatan pada keluarga untuk mengungkapkan penyebab klien tidak mau bergaul
Tuk 3 : Keluarga dapat menyebutkan keuntungan jika klien berinteraksi dengan orang lain dan jika tidak berinteraksi dengan orang lain Verbal a. keluarga dapat mnyebutkan a. Kaji pengetahuan keluarga
keuntungan klien berinteraksi dengan dengan orang lain, misalnya: banyak teman tidak sendiri bisa diskusi, dll
pengetahuan
keluarga
tentang kerugian jika klien tidak beinteraksi dengan orang lain b. Diskusikan dengan keluarga
sepi, dll Tuk 4 : Keluarga dapat membantu klien melaksanakan interaksi sosial secara bertahap Verbal keluarga dapat mendemonstrasikan interaksi sosial secara bertahap klien antara: klien-keluarga klien-perawat klien-orang lain a. Kaji kemampuan klien dalam membina orang lain b. Bermain peran dengan klien dan keluarga berhubungan dengan orang lain c. Dorong membantu keluarga klien untuk dalam tentang cara hubungan dengan
/berinteraksi
Tuk 5 : Keluarga dapat menyebutkan perasaannya keluarga setelah klien dapat berinteraksi dengan orang lain. Verbal Keluarga dapat menyebutkan perasaannya setelah klien dapat berinteraksi dengan orang lain a. Dorong keluarga mengungkapkan perasaannya setelah klien dapat berinteraksi dengan orang lain b. Diskusikan dengan keluarga dan klien tentang perasaannya setelah beriteraksi dengan orang
Tuk 6 : Keluarga dapat memberdayakan sistem pendukung yang ada pada keluarga untuk membantu klien dalam mengatasi masalah klien. Verbal Keluarga dapat: menjelaskan perasaannya menjelaskan cara merawat klien menarik diri mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri berpartisipasi dalam perawatan klien menarik diri
lain a. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang: 1. Perilaku menarik diri 2. Penyebab perilaku menarik diri 3. Akibat yang akan terjadi jika menarik diri tidak ditangani 4. Cara keluarga menangani klien menarik diri b. Dorong anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Tuk 7: Keluarga memanfaatkan mampu Verbal fasilitas Kunjung Keluarga manfaat mengerti fasilitas tentang y Diskusikan pelayanan bersama keluarga
klien tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan untuk pederita gangguan jiwa
masalah
poli jiwa ataupun rumah sakit jiwa y Diskusikan bersama keluarga dan
halusinasi klien
pendengaran
klien tentang manfaat control secara rutin ke rumah sakit y Berikan penghargaan apabila Ny N jika sudah kontrol secara rutin ke rumah sakit
Setelah dilakukan tindakan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi pendengaran yang beresiko mencederai diri sendiri dan orang lain.
Verbal
Keluarga dapat mengekspresikan wajah yang bersahabat, menunjukkan rasa senang, mau menyebutkan nama anggotanya, mau duduk berdampingan dan mau mengutarakan masalah yang dihadapi
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan komunikasi terapeutik a. Sapa keluarga dengan nama baik verbal maupun non verbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Jelaskan tujuan pertemuan d. Tunjukkan sikap empati dan simpati e. Berikan perhatian pada klien dan kebutuhan dasar klien
Tuk 2 : Keluarga klien dapat Verbal keluarga dapat menyebutkan a. anjurkan keluarga mengadakan
kontak sering dan singkat secara bertahap pada klien b. anjurkan keluarga mengobservasi tingkah laku klien yang terkait dengan halusinasi klien :bicara dan tertawa tanpa stimulus dan memandang ke kiri/ ke kanan/ ke depan seolah-olah adateman bicara c. Bantu dan anjurkan keluarga untuk mengenal halusinasinya yang dialami klien: Tanyakan apakah ada suara yang didengarnya Jika klien menjawab ada,lanjutkan:apa yang dikatakan suara itu Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu
d.
Diskusikan dengan keluarga dan klien tentang: Situasi yang menimbulkan/ tidak menimbulkan halusinasi Waktu dan terjadinya halusinasi
TUK 3 Keluarga dapat mendukung klien dalam mengontrol halusinasi yang diderita klien. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasin Verbal keluarga dapat menyebutkan Diskusikan dengan keluarga
pengertian, tanda, dan tindakan tentang: untuk mengendalikan halusinasi Gejala halusinasi yang dialami klien cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutuskan halusinasi (sama seperti yang
diajarkan dengan klien) Cara merawat anggota yang halusinasi dirumah: beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, berpergian bersama, jika klien klien sedang sendirian di rumah, lakukan kontak dengan sering via telepon beri informasi tentang waktu tidak lanjut (follow-up) atau kapan perlu mendapatkan bantuan: halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai orang lain