Anda di halaman 1dari 3

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetik, bukan narkotika dan berkhasiat psikoaktif melalui

pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. DefinisiPsikotropika menurut Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Istilah psikotropik mulai banyak dipergunakan pada tahun 1971 sejak dikeluarkannya convention on psycotropic substance oleh General Assembly yang menempatkan zat-zat tersebut di bawah kontrol internasional. Dalam United Nation Conference for Adoption of Protocol on Psychotropic Substance disebutkan batasan-batasan zat psikotropik adalah bentuk bahan-bahan yang memiliki kapasitas menyebabkan: 1.Keadaan ketergantungan; 2.Depresi dan stimulan susunan saraf pusat (SSP); 3.Menyebabkan halusinasi; 4.Menyebabkan gangguan fungsi motorik atau persepsi Psikotropika dibagi menjadi beberapa golongan: a. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Lisergida dan Meskalina. b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan digunakan dalam terapi, dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amfetamin dan Metamfetamin. c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi, dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Pentobarbital, Amobarbital dan Pentazosina. d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi, dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Barbital, Alprazolam dan Diazepam Obat-obat yang menekan fungsi-fungsi psikis tertentu di SSP 1.Obat Golongan Neuroptika Disebut juga obat antipsikotika, adalah obat-obat yang menekan fungsi psikis tertentu, tanpa menekan fungsi-fungsi umum seperti berpikir dan berkelakuan normal.

2.Obat yang tergolong transquillizer Adalah obat-obat penenang yang berkhasiat selektif terutama pada bagian otak yang menguasai emosi-emosi kita, yakni sistem limbis dan menekan SSP. Obat-obat yang menstimulir (merangsang) fungsi-fungsi tertentu di SSP 1.Obat golongan anti depressiva Adalah obat yang dipergunakan untuk menghilangkan, memperbaiki dan meringankan gejala-gejala suasana jiwa seperti murung dan lain sebagainya. 2.Obat golongan Psikostimulansia Obat ini memiliki kemampuan untuk mempertinggi inisiatif, kewaspadaan serta prestasi fisik dan mental, rasa letih dapat diminalisir bahkan dihilangkan. Termasuk dalam golongan ini adalah amfetamin-amfetamin serta doping yang lain. Obat-obat yang mengacaukan mental tertentu(LSD (Lysergic Acid Dicthylamide). Obat ini justru kebalikan dari obat golongan neurotika yang berguna meredakan emosi serta khayalan, obat ini justru menimbulkan halusinasi, pikiran-pikiran dan impian-impian khayalan. Obat ini termasuk golongan psikodisleptika. Contohnya adalah LSD (Lysergic Acid Dicthylamide). Contoh penyalagunaan obat psikotropika yang sudah meluas di dunia : a. LSD (Lysergic Acid Diethylamide) LSD merupakan zat psikotropika yang dapat menimbulkan halusinasi (persepsi semu mengenai sesuatu benda yang sebenarnya tidak ada). Zat ini dipakai untuk membantu pengobatan bagi orang-orang yang mengalami gangguan jiwa atau sakit ingatan. Zat ini bekerja dengan cara membuat otot-otot yang semula tegang menjadi rileks. Penyalahgunaan zat ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang menderita frustasi dan ketegangan jiwa. b. Amfetamin Kita seringkali mendengar pemberitaan di media massa mengenai penjualan barangbarang terlarang, seperti ekstasi dan shabu. Ekstasi dan shabu adalah hasil sintesis dari zat kimia yang disebut amfetamin. Jadi, zat psikotropika, seperti ekstasi dan shabu tidak diperoleh dari tanaman melainkan hasil sintesis. Pemakaian zat-zat tersebut akan menimbulkan gejalagejala berikut: siaga, percaya diri, euphoria (perasaan gembira berlebihan), banyak bicara, tidak mudah lelah, tidak nafsu makan, berdebar-debar, tekanan darah menurun, dan napas cepat. Jika overdosis akan menimbulkan gejala-gejala:

jantung berdebar-debar, panik, mengamuk, paranoid (curiga berlebihan), tekanan darah naik, pendarahan otak, suhu tubuh tinggi, kejang, kerusakan pada ujung-ujung saraf, dan dapat mengakibatkan kematian. Jika sudah kecanduan, kemudian dihentikan akan menimbulkan gejala putus obat sebagai berikut: lesu, apatis, tidur berlebihan dan depresi. Adapun kegunaan afetamin dalam medis yaitu : Untuk gangguan pemusatan perhatian pada anak; Untuk gangguan depresi; Untuk menghilangkan rasa lelah; Untuk menghilangkan rasa shock pembedahan; Untuk menjaga kestabilan tekanan darah waktu pembedahan; Untuk mengurangi nafsu makan; Untuk membangkitkan semangat kerja.

Anda mungkin juga menyukai