Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Pendirian Pabrik


1.1.1

Sejarah Industri Semen di Indonesia Semen merupakan salah satu kebutuhan utama dalam bidang pembangunan pada setiap negara. Permintaan semen terus meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan perkembangan zaman karena semakin banyaknya pembangunan. Produksi semen di Indonesia dimulai pada tahun 1910. Pabrik semen pertama berdiri pada saat itu berada di Indarung, Padang dengan nama Sumatera Portland Work yang kemudian berganti nama menjadi PT. Semen Padang. Selanjutnya pada tahun 1957, berdiri pabrik semen kedua di Indonesia yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur. Pada tahun 1968 berdiri pabrik semen Tonasa di Makasar. Kebutuhan semen di Indonesia yang terus meningkat, mendorong berdirinya pabrik-pabrik semen baru. Timbulnya pabrik-pabrik semen yang baru diharapkan dapat menekan ketergantungan pada produk semen luar negeri dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru. Munculnya pabrik-pabrik semen yang semakin banyak membuat para pengusaha mendirikan suatu wadah yang beranggotakan seluruh pabrik semen yang ada di Indonesia. Wadah tersebut diberi nama Asosiasi Semen Indonesia (ASI) di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 1969. Perkembangan pabrik semen anggota ASI dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Anggota Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Kapasitas Pabrik Tahun produksi (juta ton/tahun) PT. Semen Padang *3 PT. Semen Gresik PT. Indocement *1 PT. Semen Cibinong PT. Semen Nusantara *2 PT. Semen Baturaja PT. Semen Andalas PT. Semen Kupang
*3

3,57 6,40 3,48 10,40 7,10 1,65 0,60 1,40 0,27

1910 1957 1968 1975 1985 1977 1980 1983 1984

PT. Semen Tonasa*3

*1 Sumber warta Indocement No. 178 Tahun XIII *2 Pada tahun 1997 bergabung dengan PT. Semen Cibinong (ICI Report) *3 Pada tahun 1999 / 2000 bergabung membentuk PT. Gresik Group Berikut ini jenis-jenis semen yang diproduksi oleh pabrik-pabrik semen yang ada di Indonesia seperti pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Jenis Semen yang diproduksi di Indonesia Semen Portland Pabrik OWC WC FAC I II III IV V PT. Semen Padang PT. Semen Gresik PT. Semen Tonasa PT. Indocement PT. Semen Nusantara PT. Semen Baturaja PT. Semen Andalas PT. Semen Kupang PT. Semen Cibinong (ICCI, 2000) Keterangan : OWC : Oil Well Cement FAC : Flay Ash Cement + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

PPC

CSC

PPC

Pozzoland Portland Cement

CSC : Clean Set Cement

WC

White Cement

1.1.2

Sejarah dan Perkembangan PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk

1.1.2.1. Sejarah PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memulai kegiatannya dalam usaha pembuatan semen pada tahun 1973 melalui PT. Distinct Indonesia Cement Enterprise (PT. DICE). Produksi pertama sekaligus peresmiannya dilakukan pada tanggal 4 Agustus 1975 dengan kapasitas 500.000 ton/tahun. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah perusahaan terbatas dengan produksi semen cap Tiga Roda yang memiliki 12 plant dan tersebar di tiga lokasi, yaitu daerah Citeurep-Bogor (9 plant), Tarjun-Kalimantan (1 plant) dan PalimananCirebon (2 plant). Pada tahun 1985 kapasitas produksinya mencapai 7,7 juta ton/tahun. Adapun perusahaan kepemilikan plant tersebut adalah : 1. PT. Distinct Indonesia Cement Enterprise (PT. DICE) Perusahaan ini meliputi plant 1 dan 2 yang masing-masing mempunyai kapasitas terpasang 500.000 ton/tahun. Produk yang dihasilkan berupa semen type I ASTM. Plant 1 mulai beroperasi pada tanggal 18 juli 1975 dan peresmiannya pada tanggal 4 Agustus 1975 sedangkan plant 2 mulai beroperasi pada tanggal 14 Agustus 1975 dan diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1976. Peralatan yang digunakan pada kedua plant ini diproduksi oleh PT. Kawasaki Heavy Industries Ltd, Jepang. 2. PT. Perkasa Indonesia Cement Enterprise (PT. PICE) Perusahaan ini meliputi plant 3 dan 4 yang masing-masing mempunyai

kapasitas terpasang 1 juta ton/tahun. Produk yang dihasilkan berupa semen type I ASTM. Plant 3 mulai beroperasi pada tanggal 26 Oktober 1978 sedangkan plant 4 mulai beroperasi pada tanggal 17 November 1980. Peralatan yang digunakan merupakan produksi Spanyol di bawah lisensi KHD Humboldt Wedag HG Jerman. 3. PT. Perkasa Indah Indonesia Cement Putih Enterprise (PT. PIICPE) Perusahaan ini membawahi plant 5 yang memproduksi semen putih serta Oil Well Cement. Plant 5 yang mempunyai kapasitas terpasang sebesar

200.000 ton/tahun ini diresmikan pada tanggal 16 Maret 1981. Peralatan yang digunakan diproduksi oleh Kawasaki Heavy Industries Ltd. Jepang dan Nihon Cement Co.Ltd. 4. PT. Perkasa Agung Utama Indonesia Cement Enterprise (PT. PAUICE) Perusahaan ini membawahi plant 6 yang mempunyai kapasitas terpasang 1,5 juta ton/tahun dan mulai beroperasi September 1983. Produk yang dihasilkan berupa semen type I ASTM. Peralatan yang digunakan diproduksi oleh KHD Humdolt Wedag HG, Jerman. 5. PT. Perkasa Inti Abadi Indonesia Cement Enterprise (PT. PIAICE) Perusahaan ini membawahi plant 7 yang mempunyai kapasitas terpasang sebesar 1,5 juta ton/tahun. Produk yang dihasilkan adalah semen type I ASTM dan mulai beroperasi pada tanggal 16 Desember 1984. Peralatan yang digunakan diproduksi oleh Polysius Heavy Industries, Perancis. 6. PT. Perkasa Abadi Mulia Indonesia Cement Enterprise (PT. PAMICE) Perusahaan ini mendirikan plant 8 yang mempunyai kapasitas terpasang 1,5 juta ton/tahun. Beroperasi pada Juli 1985 dengan menggunakan peralatan yang diproduksi oleh Polysius Heavy Industries, Perancis.

1.1.2.2. Perkembangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Perusahaan-perusahaan tersebut akhirnya bergabung menjadi satu

perusahaan dengan nama PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tanggal 1 Januari 1985 dan berbadan hukum tanggal 17 Mei 1985 dengan pengesahaan dari Departemen Kehakiman melalui surat keputusan No. C2 - 3641. HT. 01. Th 85. Berdasarkan surat izin yang diperoleh dari Menteri Keuangan Republik Indonesia No. SI-062/SHM/MK-10/89 tertanggal 16 Oktober 1989, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk melakukan go public. Setelah mengalami beberapa perubahan, maka susunan pemegang saham adalah (sesuai data tahun 2005) : 1. Heidel Berg Cement 2. Pemerintah 3. PT. Mekar Perkasa dan K.I.U 4. Publik atau masyarakat : 61,70 % : 16,90% : 13,50 % : 7,90 %

Pada tanggal 27 November 1991 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berusaha meningkatkan kapasitas produksinya dengan membeli plant milik

PT. Tridaya Manunggal Perkasa Cement Enterprise yang berlokasi di Palimanan, Cirebon. Plant ini dinamakan plant 9 dengan kapasitas produksi 1,2 juta ton/tahun. Selanjutnya tahun 1997 dibangun plant 10 disebelah plant 9 dengan kapasitas produksi yang sama dengan plant 9. Selanjutnya pada tahun 1999 di Citeureup Bogor dibangun plant 11 dengan kapasitas produksi 2,5 juta ton/tahun. Pada tahun 1994 didirikan pabrik di bawah PT. Indo Kodeco Cement dengan sistem joint venture (Indocement : 51%, Korea Devt. Co. : 46%, Marubeni Corp.: 3%) di daerah Tarjun, Kalimantan dengan kapasitas produksi

2,4 juta ton/tahun. Pada tanggal 20 Oktober 2000, berdasarkan RUPS luar biasa, diputuskan bahwa anak perusahaan PT. IKC langsung berada dibawah operasional PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan dinamakan dengan plant 12. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk merupakan salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang pada saat ini telah mendapat ISO 9002 dan ISO 14001.

1.2 Lokasi Pabrik

Letak PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk di Jl. Mayor Oking Djayaatmaja, Citeureup Kabupaten Bogor diapit oleh desa Citeureup dan desa Cileungsi. Lokasi dan tata letak pabrik yang strategis merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi kelangsungan, keberhasilan produksi, dan pemasaran produk suatu pabrik, serta diharapkan akan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan, terutama dari segi penekanan biaya produksi. Pemilihan lokasi oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dengan beberapa pertimbangan dan faktor yang menguntungkan antara lain : a. Orientasi pasar Lokasi yang terletak dekat dengan kota Jakarta yang merupakan sentral pembangunan di pulau Jawa dan Indonesia, selain itu merupakan pintu gerbang bagi perdagangan ekspor impor Indonesia. Pembangunan yang belum merata dan masih terpusatnya di Pulau Jawa berupa pembangunan fisik (misal gedung perkantoran, perumahan, dll) merupakan sasaran yang tepat bagi pemasaran produk PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. b. Orientasi bahan baku Letak plant hendaknya dekat dengan lokasi bahan baku. Cirebon, Citeureup, dan Tarjun-Kalimantan Selatan merupakan daerah yang kaya akan batu kapur dan

tanah liat. Hal ini menguntungkan karena bahan baku untuk pembuatan semen dapat diperoleh dengan mudah. c. Tenaga kerja Banyaknya tenaga kerja di sekitar plant memudahkan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk untuk merekrut sebanyak mungkin tenaga kerja yang handal dan potensial. Selain itu juga tidak menutup kemungkinan adanya tenaga kerja yang berasal dari luar lingkungan plant. d. Transportasi Pemasaran produk yang baik harus ditunjang dengan sarana transportasi yang memadai. Daerah Citeureup yang berada tidak jauh dari tol Jagorawi dan Jakarta akan memudahkan akses ke daerah pemasaran, terutama untuk menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan pintu gerbang ekspor dan sarana pengangkutan untuk penyebaran pemasaran produk ke luar pulau. e. Sumber air Dalam pengoperasian suatu plant, air sangat dibutuhkan dan tidak dapat dihilangkan penggunaannya. Adanya Sungai Cileungsi yang mengalir melintasi kawasan plant memungkinkan untuk membuat unit pengolahan air (water treatment) guna memenuhi kebutuhan plant maupun kebutuhan MCK (Mandi Cuci Kakus). Sembilan plant yang terdapat di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Citeureup terdapat dalam satu wilayah yang terbagi dalam dua zona utama yaitu : - Zona 1 meliputi daerah plant 1 sampai plant 5 - Zona 2 meliputi plant 6 sampai plant 8 dan plant 11 Selain plant-plant yang ada, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk juga memiliki fasilitas-fasilitas, unit-unit utilitas, kantor masing-masing divisi,

serta sarana-sarana pendukung yang tersebar dalam wilayah pabrik. Susunan peralatan produksi di suatu pabrik serta fasilitas-fasilitas untuk produksi (mesin, karyawan dan fasilitas lainnya) harus disusun pada tempat yang baik sehingga dapat bekerja dengan baik. Susunan tersebut biasa disebut lay out. Lay out PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dapat dilihat pada Gambar 1.

1.3 Bahan Baku dan Produk 1.3.1

Bahan Baku Utama dan Bahan Aditif

1.3.1.1 Bahan Baku Bahan baku utama pembentukan semen adalah batu kapur (limestone), tanah liat (clay), pasir silica (silica sand) dan pasir besi (iron sand). 1. Batu Kapur / Limestone ( CaCO3) Pada dasarnya adalah batuan alam yang mengandung banyak CaCO3 dan terbentuk karena adanya proses pengendapan kimiawi maupun pengendapan sisa-sisa organisme seperti algae, foraminifer atau coral. Selain batu kapur dapat juga digunakan chalk marly lime stone, coral lime stone, marble lime sand, shell deposit, dsb. Batu kapur dengan kadar kapur tinggi disebut lime component (komponen kapur). Batu kapur merupakan sumber CaO yang utama dalam reaksi sintering yang terjadi di kiln membentuk mineral kristal yang terdapat dalam semen yaitu C3S, C2S, C3A, C4AF. Sifat Fisika Batu Kapur : reaksi: CaCO3 CaO + CO2 Fase Warna Spesifik Gravity BM Kuat tekan Titik lebur Kadar Air : Padat : Putih Kekuningan : 2,67 gr/cm3 : 100 gr/mol : 31, 6 N / mm : 1339 C :8%

Sifat Kimia Batu Kapur : Batu Kapur mengalami kalsinasi pada suhu 600-900oC, dengan

2. Tanah liat / Clay (Al2Si2O7.2H2O) Tanah liat merupakan sumber aluminat (Al2O3) dan silikat ( SiO2 ) yang terdapat pada permukaan bumi sebagai batuan alam dan terdiri atas banyak variasi komposisi, yang pada umumnya merupakan senyawa aluminat silikat hydrate, senyawa itu dibutuhkan untuk membentuk C2S, C3S, C3A, dan C4AF

pada reaksi sintering yang terjadi di kiln. Tanah liat tanpa impuritas berwarna putih, adanya Fe menyebabkan warna hitam pada tanah liat. Sifat Fisika Tanah Liat : Fase Warna Kadar air Spesifik gravity Titik lebur : Padat : Coklat kekuningan, kadang sedikit hitam : 18-25 % : 2,36 gr / cm3 : 1150 0C

Sifat Kimia Tanah Liat : Tanah Liat mengalami pelepasan air hidratnya pada suhu 400C

dengan reaksi : Al2Si2O7.2H2O mengeras bila ditambah air. 3. Pasir Silika / silica sand ( SiO2 ) Pasir silika merupakan sumber silika (SiO2) yang terdapat pada permukaan bumi, dimana senyawa tersebut dibutuhkan untuk membentuk C2S, C3S, dan C3A pada reaksi sintering yang terjadi di kiln. Sifat Fisika Pasir silika : Fase Warna Kadar Air Spesifik gravity Titik lebur : Padat : Kuning kemerahan : 10-25 % : 2, 37 gr / cm3 : 1300 0C Al2O3 + 2 SiO2 + 2H2O

Apabila dipanaskan / dibakar maka sifat keliatannya berkurang dan

Sifat Kimia Pasir Silika : Pasir silika jika bercampur dengan CaO akan membentuk garam

Kalsium Silika dengan reaksi : 2 CaO + SiO2 4. Pasir Besi / iron sand ( Fe2O3 ) Pasir besi merupakan sumber Fe2O3 dengan kadar besi oksida tinggi yang berfungsi sebagai pembentuk komponen dasar semen yaitu C4AF pada reaksi sintering yang terjadi di kiln. 2 CaOSiO2

Sifat Fisika Pasir besi : Fase Warna Kadar air Spesifik gravity TL BM : Padat : Hitam keabu - abuan : 6-12 % : 5,12 gr / cm3 : 1560 C : 159,70 gr / mol

Sifat Kimia Pasir besi : Pasir besi bereaksi dengan CaO dan Al2O3 pada 1200 1300 0C akan 4 CaO + Al2O3 + Fe2O3 1.3.1.2 Bahan Aditif Bahan aditif merupakan bahan mentah yang ditambahkan ke dalam raw mix atau terak untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu yang diinginkan pada semen, biasanya digunakan gypsum. Gypsum (CaSO4.2H2O) adalah batuan sedimen CaSO4 yang mengandung dua molekul hidrat yang berfungsi sebagai penghambat pengerasan awal semen. Jika mengalami pemanasan, gypsum atau kalsium sulfat hidrat (CaSO4.2H2O) akan melepaskan air kristalnya pada suhu 140oC sampai 150oC menjadi bentuk hemihidrat (CaSO4.H2O) dan pada pemanasan lebih lanjut (190oC sampai 250oC ) menjadi bentuk anhidrat (CaSO4) Pemakaian gypsum tergantung pada kandungan C3A, kadar alkali, kualitas gypsum, suhu gypsum dan suhu pengerasan. Penambahan gypsum dilakukan pada penggilingan akhir dengan perbandingan tertentu. Sifat Fisika Gypsum: Fase Warna Ukuran partikel : Padat : Putih keabuan : 50 mm ( minimum ) 4 CaO.Al2O3.Fe2O3

membentuk garam Kalsium Aluminat Ferit dengan reaksi :

156 mm ( maksimal ) Kemurnian Sifat Kimia Gypsum : Gypsum dapat melepaskan air hidratnya dengan reaksi : CaSO4.2H2O
1.3.2

: 46, 4 % ( berat minimum )

CaSO4.1/2 H2O + 3/2 H2O H = 69 kJ

Produk

Produk yang dihasilkan di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk plant 6 berupa semen type I ASTM (Ordinary Portland Cement). Ordinary Portland Cement adalah semen Portland yang dipakai untuk konstruksi umum,

pekerjaan beton dan segala macam konstruksi apabila tidak diperlukan sifat-sifat khusus, misalnya ketahanan terhadap sulfat, panas hidrasi, dan sebagainya. Ordinary Portland Cement mengandung C3S 56,54 %; C2S 16,84 %; C3A 8,18 %; dan C4AF 9,64%. Menurut Walter H. Duda, 1983 komposisi limit semen tipe I dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 3. Komposisi Limit Semen Tipe I Oksida Komposisi (%berat) CaO SiO2 Al2O3 Fe2O3 MgO CaO bebas Alkali total 52,39 20,75 8,11 6,75 5,5 0,85 0,45

1.4 Struktur Organisasi

Sistem kerja yang mengacu pada penerapan teknologi proses yang semakin canggih, sumber daya manusia yang handal, administrasi yang tertib dan pengembangan infrastruktur yang baik yang terintregasi dengan baik dan efisien merupakan jaminan kelangsungan suatu perusahaan. Demi kelancaran dan kelangsungan jalannya suatu pabrik / perusahaan yang bergerak dalam industri dan

perdagangan maka suatu perusahaan harus memiliki struktur organisasi perusahaan yang baik, yang memberikan wewenang dan tugas serta tanggung jawab pada setiap bagian dengan jelas. Organisasi di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk disusun secara fungsional, dengan tidak terlepas dari sistem yang dianjurkan dalam ISO (International Standart Organisation).

1.4.1

Struktur dan Job Deskripsi

1.4.1.1 Struktur Organisasi PT.Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Struktur organisasi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dapat dilihat pada Gambar 1. Kekuasaan tertinggi dalam perusahaan terletak pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sedang pelaksanaan operasional dipimpin oleh suatu Dewan Direksi yang terdiri dari 1 Direktur Utama dan 1 Wakil Direktur Utama untuk melaksanakan kebijaksanaan yang digariskan oleh RUPS. Sebagai wakil pemegang saham untuk mengawasi Dewan Direksi dibentuk Dewan komisaris yang terdiri dari 7 orang dengan 1 sebagai Komisaris Utama dan 2 Wakil Komisaris Utama. Dalam melakukan kegiatan eksekutif sehari hari, Direksi mengangkat Plant / Division Manager dan untuk mengawasi jalannya pabrik ditunjuk pula 2 orang General Manager Operation. Selain itu ada 2 Deputi yakni Direktur Keuangan dan Direktur Teknik serta ditunjuk pula Plant Coordinator.

1.4.1.2 Job Deskripsi di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Adapun aturan tata kerja dalam perseroan telah disusun dan telah memperoleh pengesahan dari Departemen Kehakiman pada tanggal 19 Juni 1987. Beberapa bagian mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) RUPS memiliki tugas : Membubarkan perusahaan dan mengembangkan usaha Mengangkat dan memberhentikan pengurus

2. Dewan Komisaris Dipimpin oleh Komisaris Utama yang bertugas : Memberhentikan dan mengangkat Direksi perusahaan Mengesahkan anggaran dan belanja perusahaan Mengawasi jalannya perusahaan

3. Dewan Direksi Menyusun dan melaksanakan anggaran dan belanja perusahaan Mengelola dan mengembangkan jalannya perusahaan

4. Plant Coordinator Dipimpin oleh Plant Coordination Manager yang bertugas : Mengkoordinasi operasional plant dan divisi penunjang Menyusun dan melaksanakan anggaran dan belanja perusahaan

5. Advisory Office Advisory Office memiliki tugas : sebagai penasehat dari Plant Coordinator Manager.

6. Quality System Management Dipimpin oleh Quality System Manager yang bertugas : menggerakkan Quality control secara total agar dapat memenuihi standart ISO. 7. Staff Office Staff Office memiliki tugas : membantu plant coordinator dalam menjalankan tugas-tugasnya.

8. Secretary Secretary memiliki tugas : Membantu dalam bidang administrasi dari plant coordinator

9. Plant / Division Manager Plant / Division Manager memiliki tugas : Memimpin masing-masing plant / division Mengkoordinasi Departement di bawahnya Menyusun dan melaksanakan anggaran belanja plant / divisi

10. Departement Head Departement Head memiliki tugas : Mengkoordinasi Section Head di bawahnya Adapun Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Bagian tiap Plant adalah sebagai berikut : Plant Manager Plant Manager bertugas memimpin secara mutlak terhadap seluruh

operasionalisasi tiap Plant. Plant Manager juga bertanggung jawab sepenuhnya dalam mengatur jalannya proses secara keseluruhan dimasing masing plant. Disamping itu, Plant Manager juga diberi wewenang untuk menentukan kebijakan dalam setiap keputusan yang menyangkut operasionalisasi perusahaan.

Pada susunan organisasi di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Plant Manager membawahi : i. Departement Head Production Departement Head Production bertugas mengawasi kegiatan proses produksi. Departement Head Production bertanggung jawab pada

pelaksanaan kegiatan produksi mulai dari pengadaan bahan baku sampai dihasilkan produk semen. Departement Head Production juga diberi wewenang untuk menentukan kebijakan dalam setiap kegiatan produksi. Departement Head Production membawahi Packing House, Cement Mill, Burning, Raw Meal. ii. Departement Head Mechanical Departement Head Mechanical bertugas sepenuhnya dalam pengadaan peralatan dalam Melaksanakan proses produksi pembuatan semen. Departement Head Mechanical bertanggung jawab dalam kegiatan yang menyangkut Mechanical peralatan pula. iii. Departement Head Electrical Departement Head Electrical bertugas dalam pengadaan suplai energi listrik yang dimanfaatkan pada kegiatan proses produksi. Baik pada peralatan maupun kegiatan pelayanan di dalamnya. Departement Head Electrical bertanggung jawab dalam kegiatan distribusi listrik pada setiap kegiatan proses produksi. Departement Head Electrical juga diberi wewenang dalam setiap kegiatan yang menyangkut bidang elektrik. Pembagian waktu kerja yang teratur dan pasti akan membuat karyawan dapat menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Pembagian kerja yang diberikan kepada karyawan di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dibagi dalam dua waktu kerja, yaitu : a. Waktu kerja normal : Waktu kerja normal ada dua macam, yaitu Mining Departemen dan Packing Departement serta waktu kerja untuk selain kedua departemen tersebut. perbaikan dan pemeliharaan alat. Departement Head

diberi wewenang untuk menentukan kebijakan dibidang

Tabel 4. Jam Kerja Normal untuk Mining dan Packing Departement Hari Senin Kamis Waktu 07.00 11.30 11.30 13.00 13.00 16.30 07.00 11.00 Jumat 11.00 13.00 13.00 16.30 Keterangan Jam kerja Istirahat Jam kerja Jam kerja Istirahat Jam kerja

Sumber : Bagian Personalia PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tabel 5. Jam Kerja Normal untuk Non Mining dan Packing Departement Hari Senin Kamis Waktu 08.00 12.15 12.15 13.00 13.00 17.00 08.00 11.00 Jumat 11.00 13.00 13.00 17.00 Keterangan Jam kerja Istirahat Jam kerja Jam kerja Istirahat Jam kerja

Sumber : Bagian Personalia PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

b. Waktu kerja shift : Waktu kerja shift ada dua macam, yaitu untuk bagian produksi, pengendalian mutu, elektrik dan power station serta untuk departemen paperbag. Tabel 6. Jam Kerja Shift untuk Bagian Produksi Pengendalian Mutu, Elektrik, dan Power Station Shift A B C Jam Kerja 07.00 15.00 15.00 23.00 23.00 07.00

Sumber : Bagian Personalia PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Karyawan yang terkena system shift ini bekerja selama 6 hari dan libur 2 hari. Pembagian jam kerja pada 6 hari ini adalah 2 hari kerja pada shift A, 2 hari kerja pada shift B, dan 2 hari pada shift C. Misalnya untuk Bagian Produksi Pengendalian Mutu, Elektrik, dan Power Stasion, karyawan yang terkena sistem

shift dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok I, II, III, dan IV. Pembagian waktu kerja shift ini dapat dilihat pada Tabel 6 apabila waktu kerja shift ini berkenaan dengan hari besar maka jam kerjanya dihitung sebagai lembur. Tabel 7. Pembagian Waktu Kerja Shift Tanggal 1 Shift A Shift B Shift C I 2 I 3 II 4 II I 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 I II II I III III II II I

III III IV IV I II II I

IV IV I

III III IV IV I II II

III III IV IV I

III III IV IV I

( PT .Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, 2007) Tabel 8. Jam Kerja untuk Departemen Paperbag Shift Jam Kerja 07.00 12.15 A 12.15 13.00 13.00 16.00 12.00 15.15 B 15.15 16.00 16.00 21.00 Keterangan Jam kerja Istirahat Jam kerja Jam kerja Istirahat Jam kerja

Sumber : Bagian Personalia PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Tabel 9. Jam Kerja untuk Bagian Delivery dan Packing Hari Senin- Kamis Jumat Sabtu Senin- Kamis Jumat Sabtu B A Shift Jam Kerja 07.00 14.00 07.00 15.00 11.30 13.00 07.00 12.30 13.30 21.30 14.30 22.00 12.00 17.30 Keterangan Jam kerja Jam kerja Istirahat Jam kerja Jam kerja Jam kerja Jam kerja

Sumber : Bagian Personalia PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Anda mungkin juga menyukai