Pitoit Pti|ii|t i
PEDOMAN UNTUK PRAKTIKAN
I. Umum
1. Praktikum dilaksanakan secara rombongan.
2. Pelajari dengan baik petunjuk mengenai percobaan yang akan dilaksanakan,
sehingga sudah dikuasai sebelum melaksanakan praktikum, urut-urutan
pekerjaan, apa yang harus dicatat, perkiraan waktu, dan sebagainya.
3. Bekerjalah dengan hati-hati terhadap alat-alat yang digunakan. Setelah selesai
praktikum, bersihkan alat-alat tersebut, susun kembali dengan baik dan serahkan
kepada petugas.
Kerusakan dan kehilangan alat akan dibebankan kepada rombongan. Janganlah
memidahkan alat-alat tanpa seijin petugas.
4. Sebelum menimbang, periksalah kemampuan/kapasitas dan ketelitian timbangan
yang akan digunakan. Periksalah bahwa timbangan dalam keadaan seimbang atau
membaca nol dalam keadaan tanpa beban.
5. Gunakan timbangan yang sama pada sesuatu percobaan tertentu.
6. Jangan mengubah-ubah setelan pada alat-alat yang ada, seperti Thermostat pada
oven, cincin beban yang terpasang, kecepatan gerak alat/mesin, dan sebagainya.
Bila anda menganggap ada yang kurang tepat hubungi petugas.
7. Bekerjalah dengan teliti, misalnya tutup mangkok timbang jangan tertukar,
tercecernya contoh tanah yang diperiksa, pembacaan arloji ukur yang keliru, dan
sebagainya yang akan berpengaruh terhadap kesalahan hasil percobaan. Juga
kebersihan dan keringnya alat berpengaruh pada hasil percobaan.
8. Biasakan mencatat hal-hal yang dilaksanakan dan hal-hal yang terjadi dan
buatlah skets alat-alat, dan sebagainya apabila diperlukan.
II. LAPORAN
1. Setiap mahasiswa harus membuat dan menyerahkan laporan.
Laporan harus sudah diserahkan paling lambat 2 minggu setelah selesai
praktikum.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t ii
2. Laporan praktikum harus memuat, antara lain :
A. Pada sampul :
a. Bagian, Fakultas, Universitas.
b. Praktikum Mekanika Tanah
c. Nomor Rombongan
d. Daftar nama, nomor mahasiswa, tanda tangan
e. Tanggal praktikum
B. Isi laporan bagi tiap jenis percobaan :
a. Judul/jenis percobaaan
b. Maksud
c. Contoh tanah/benda uji
d. Alat/bahan pembantu
e. Pelaksanaan
f. Hitungan, grafik dan hasil pengujian
g. Pembahasan/teori yang mendukung/kesimpulan (secara ringkas, padat
dan yang diperlukan).
h. Lampiran-lampiran (sesuai dengan yang diperlukan) yang meliputi antara
lain: alat khusus + benda uji, daftar pengamatan (ada pengesahan dari
petugas), dan sebagainya.
3. Laporan boleh ditulis dengan tangan secara rapi.
Buatlah laporan secara ringkas dan padat. Tidak ada gunanya laporan yang
panjang, bertele-tele tanpa isi.
4. Ketelitian pengamatan dituliskan dengan desimal sesuai dengan ketelitian alat,
tetapi hasil-hasil hitungan pada umumnya cukup dengan dua angka dibelakang
koma, kecuali besaran-besaran tertentu yang memang harus lebih teliti.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t
DAFTAR ISI
Pedoman Untuk Praktikan
Percobaan No. 1 : Kadar Air
Percobaan No. 2 : Berat Jenis Tanah
Percobaan No. 3 : Batas Cair Tanah
Percobaan No. 4 : Batas Plastis dan Indeks Plastisitas
Percobaan No. 5 : Batas Susut dan Faktor-faktor susut tanah
Percobaan No. 6A : Ukuran Butir Tanah dengan Hidrometer
Percobaan No. 6B : Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar
Percobaan No. 7 : Pemadatan Tanah
Percobaan No. 8 : CBR Laboratorium
Percobaan No. 9 : Tekan Bebas
Percobaan No. 10 : Geser langsung Pada Kondisi Consolidated Drained
Percobaan No. 11 : Konsolidasi
Percobaan No. 12 : Triaxial Pada Kondisi Unconsolidated Undrained Tanpa
Pembacaan tekanan Pori
Percobaan No. 13 : Pemeriksaan Kepadatan Tanah Lapangan Dengan Metode
Kerucut Pasir (Sand Cone Method)
Percobaan No. 14 : Pemeriksaan Kepadatan Tanah Lapangan Dengan Metode
Balon Karet (Rubber Ballon Method)
Percobaan No. 15 : Pemeriksaan Kepadatan Tanah Lapangan Dengan Cara
Tabung Contoh Tanah (Core Cutter Method)
Percobaan No. 16 : Percobaan Geser Putar Untuk Tanah Kohesif di Lapangan
(Vane Shear Test)
Percobaan No. 17 : Menentukan Koefisien Permeabilitas Tanah dengan Alat
(Consolidation Permeability Atachment) EL 18 290
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t
Percobaan No. 18 : Menentukan Koefisien permeabilitas Menggunakan dengan
Tinggi Tekanan Konstan (Constant Head permeameter)
Dengan Alat EL 28 400
Percobaan No. 19 : Menentukan koefisien Permeabilitas Menggunakan Permeameter
Dengan Tinggi Tekanan Variabel (Falling Head Permeameter)
Dengan Alat EL 28 420
Percobaan No. 20 : Pengeboran dengan hand Bor
Percobaan No. 21 : Dynamic Cone Penetrometer (DCP - 274)
Percobaan No. 22 : Sondir
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 1.1
PERCOBAAN NO 1
KADAR AIR
I. MAKSUD :
Maksud percobaan adalah untuk memeriksa kadar air suatu contoh tanah. Kadar
air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dan berat
kering tanah, dinyatakan dalam persen.
II. ALAT :
1. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 5 )
o
C.
2. Cawan kedap udara dan tidak berkarat
3. Neraca dengan ketelitian :
4. 0,01 gram untuk berat kurang dari 100 gram
5. 0,10 gram untuk berat kurang dari 100 1000 gram
6. 1,00 gram untuk berat lebih dari 1000 gram
7. Desikator
III. BENDA UJI :
Jumlah benda uji yang dibutuhkan tergantung pada ukuran butir maximum dari contoh
yang diperiksa, dengan ketelitian seperti pada Daftar No. 1
Daftar No. 1
Ukuran butir maksimum Jumlah benda uji minimum Ketelitian
3 / 4
Lewat saringan No. 10
Lewat saringan No. 40
1000 gram
100 gram
10 gram
1 gram
0,1 gram
0,01 gram
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 1.2
IV. PELAKSANAAN :
1. Bersihkan dan keringkan cawan timbang, kemudian timbang dan catat beratnya
(= w
1
)
2. Masukkan contoh tanah ke dalam cawan timbang, kemudian bersama tutupnya
ditimbang (=w
2
)
3. Dalam keadaan terbuka cawan bersama tanah dimasukkan dalam oven
(105 110
o
C) selama 16 24 jam. Sertakan tutup cawan, jangan sampai
tertukar dengan cawan lain.
4. Cawan dengan tanah kering diambil dari oven, dinginkan dengan desikator
kemudian ditutup.
5. Cawan tertutup dengan tanah kering ditimbang (=w
3
)
V. HITUNGAN
3
2 1
cm / gram
V
W W
m
CATATAN :
1. a. Bila diragukan bahwa setelah 24 jam tanah mungkin belum kering, pengeringan
dalam oven dilanjutkan beberapa jam dan pada penimbangan dua kali yang
berurutan harus beratnya tidak berkurang lagi (maksimum selisih 0,1 persen).
b. Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mengandung bahan organik
atau mengandung gips, gunakan temperatu oven sekitar 60
o
80
o
C
2. Untuk masing masing contoh tanah harus dipakai cawan yang diberi tanda jangan
sampai tertukar
3. Untuk tiap benda uji dipakai 2 cawan, sehingga kadar air dapat diambil rata rata.
4. Agar pengeringan dapat berjalan sempurna, maka susunan benda uji di dalam oven
harus diatur sehingga pengeringan tidak terganggu, serta saluran udara harus dibuka.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 2.1
PERCOBAAN NO. 2
BERAT JENIS TANAH
I. MAKSUD :
Maksud percobaan adalah untuk menentukan berat jenis suatu contoh tanah dengan
piknometer. Berat jenis adalah perbandingan antara berat butir tanah dan berat air suling
dengan volume yang sama pada suhu tertentu.
II. ALAT :
1. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan kapasitas
minimum 50 ml.
2. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
3. Desikator
4. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110 5 )
o
C.
5. Termometer ukuran 0
o
50
o
C dengan ketelitian pembacaan 1
o
C.
6. Air destilasi (dalam wash bottle)
7. Alat Vacuum atau tungku listrik (Kookplate).
8. Cawan porselen (mortar) dengan pestel (penumbuk berkepala karet) untuk
menghancurkan gumpalan tanah menjadi butir-butir tanpa merusak butirnya
sendiri.
III. BENDA UJI :
Contoh tanah seberat 30 40 gram yang akan digunakan untuk pemeriksaan secara duplo
( 2 percobaan secara terpisah ).
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 2.2
IV. PELAKSANAAN :
1. Piknometer dibersihkan luar dalam dan dikeringkan, kemudian ditimbang (=w
1
).
2. Contoh tanah dihancurkan dalam cawan porselen dengan menggunakan pestel,
kemudian keringkan dalam oven. Ambil tanah kering dari oven, dinginkan dalam
desikator. Setelah dingin masukkan dalam piknometer sebanyak 10 gram.
Piknometer dengan tutupnya berisi tanah ditimbang (= w
2
)
3. Isikan air 10 cc kedalam piknometer,sehingga tanah terendam seluruhnya dan
biarkan 2 10 jam.
4. Tambahkan air destilasi sampai kira-kira setengah / dua pertiga penuh. Udara yang
terperangkap diantara butir-butir harus dikeluarkan/dihilangkan dengan cara
a. Piknometer bersama air dan tanah dimasukkan dalam bejana tertutup yang
dapat divacuum dengan pompa-vacuum (tidak melebihi 100 mmHg), sehingga
gelembung-gelembung udara keluardan air menjadi jernih.
b. Piknometer direbus dengan hati-hati sekitar 10 menit dengan sekali-sekali
piknometer dimiringkan untuk membantu keluarnya udara. Kemudian
didinginkan.
5. Piknometer bersama air dan tanah dimasukkan dalam bejana tertutup yang dapat
di vacuum dengan pompa, vacuum tidak melibihi 100 mmHg, sehingga
gelembung udara keluar dan air menjadi jernih.
6. Piknometer direbus dengan hati-hati sekitar 10 menit dengan sekali-kali
piknometer dimiringkan untuk membantu udara keluar. Kemudian didinginkan.
7. Piknometer ditambah air destilasi sampai penuh dan ditutup. Bagian luar
piknometer dikeringkan dengan air kering. Setelah itu piknomter berisi tanah dan
air ditimbang (= w
3
). Air dalam piknometer diukur suhunya dengan termometer
(
o
C)
8. Piknometer dikosongkan dan dibersihkan, kemudian diisi penuh dengan air
destilasi bebas udara, ditutup dan bagian luar dikeringkan. Piknometer penuh air
ditimbang (= w
4
).
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 2.3
V. HITUNGAN :
1. Berat jenis butir-butir tanah pada suhu t
o
C adalah :
2. Berat jenis tanah pada temperatur 27,5
o
C adalah :
C 5 , 27 pada air jenis berat
C pada air jenis berat
) C ( 27 G
t
t G C
4 3 1 2
1 2
2 3 1 4
1 2
w
s
w w w w
w w
G atau
w w w w
w w
w
w
sama yang volume dengan air berat
butir berat
G
Berat jenis pada masing-masing temperatur dapat dilihat pada daftar.
CATATAN :
1. Piknometer 50 ml digunakan untuk butir tanah yang lewat saringan no. 4. Untuk butir
yang lebih besar digunakan piknometer 100 ml. Jika tanah berupa campuran butir
kasar dan butir halus, maka harus dipisahkan dengan saringan no. 4. Kemudian
masing-masing dikerjakan sendiri, harga berat jenis tanah diambil dari rata-rata
keduanya.
2. Sebagai pengganti air destilasi sering digunakan kerosene yang sifat membasahkan
butir-butir lebih baik.
3. Contoh tanah basah dapat juga digunakan dan langsung dimasukkan piknometer, asal
diketahui kadar airnya.
4. Secara praktis, pengaruh temperatur tidak terlalu besar dan pengaruh yang besar
terhadap kesalahan hasilnya adalah bersihnya udara yang terperangkap antara butir-
butir dan udarayang larut dalam air, sehingga pembersihan udara in harus sebaik-
baiknya.
5. Pekerjaan penentuan berat jenis suatu tanah harus dilakukan secara duplo, yaitu
dilakukan 2 kali secara terpisah. Jika selisih hasil kedua percobaan banyak berbeda
harus diulang.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 2.4
DAFTAR BERAT JENIS AIR
Temperatur (t
o
C) Berat jenis Temperatur (t
o
C) Berat jenis
20
21
22
23
24
25
26
27
27,5
28
29
0,9982
0,9980
0,9978
0,9976
0,9973
0,9971
0,9968
0,9965
0,9964
0,9963
0,9960
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
0,9957
0,9954
0,9951
0,9947
0,9944
0,9941
0,9937
0,9934
0,9930
0,9926
0,9922
Harga diantaranya dapat diinterpolasi lurus.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit jti|ii|t 3.1
PERCOBAAN NO. 3
BATAS CAIR TANAH
I. MAKSUD :
Maksud percobaan adalah untuk menentukan batas air tanah. Batas cair suatu tanah
kadar air tanah tersebut pada keadaan batas peralihan antara cair dan keadaan plastis.
Tanah dalam keadaan pada batas cair apabila diperiksa dengan alat Casagrande, kedua
bagian dalam mangkok yang terpisah oleh alur lebar 2 mm, menutup sepanjang 12,7 mm
oleh 25 pukulan.
II. ALAT :
1. Alat batas cair Casagrande.
2. Alat pembarut (grooving tool)
3. Cawan porselen (mortar)
4. Pestel (penumbuk/penggerus) berkepala karet atau dibungkus karet.
5. Spatel.
6. Saringan no. 40.
7. Air destilasi dalam botol cuci.
8. Alat-alat pemeriksa kadar air.
III. BENDA UJI :
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan in sebanyak 100 gram.
Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir-butir yang lebih besar dari
0,425 mm (yang tertahan oleh saringan no. 40).
Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir-butir kasar lebih
besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa persiapan lebih dulu.
Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula keringkan dalam suhu
udara (atau dengan suhu kering dari 60
o
C) secukupnya saja, sampai dapat disaring.
Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan pestel
(penumbuk/penggerus) dengan kepala terbungkus karet, sehingga butir-butir tidak rusak.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit jti|ii|t 3.2
Kemudian saring dengan saringan no. 40. Bagian yang tertahan saringan no. 40
disingkirkan dan bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.
PERSIAPAN ALAT :
1. Periksa alat Casagrande yang akan digunakan, bahwa alat dalam keadaan dan dapat
bekerja dengan baik, baut-baut tidak longgar, sumbu mangkok tidak sangat aus
sehingga mangkok goyang, dan mangkok tidak terlalu aus pada bagian alurnya. Juga
periksa alat pembarut mempunyai ukuran-ukuran yang benar.
2. Periksa bahwa apabila pegangan diputar, mangkok akan terangkat stinggi 1 cm.
Gunakan pegangan alat pembarut sebagai pengukur. Bila tidak benar, perbaiki
setelannya.
IV. PELAKSANAAN
1. Taruhlah contoh tanah (sebanyak 100 gram) dalam mangkok porselen, campur
rata dengan air destilasi sebanyak kira-kira 15 cc 20 cc. Aduk, tekan-tekan dan
tusuk-tusuk dengan spatel.
Bila perlu tambahah air secara bertahap, tambah sekitar 1 cc 3 cc, aduk, tekan
dan tusuk-tusuk, tambah air lagi, dan seterusnya, sehingga diperoleh adukan yang
benar-benar merata.
2. Apabila adukan tanah ini telah merata, dan kebasahannya telah menghasilkan
sekitar 30 40 pukulan pada percobaan, taruhlah sebagian adukan tanah tersebut
dalam mangkok Casagrande. Gunakan spatel, sebar dan tekan dengan baik
sehingga tidak terperangkap gelembung udara dalam tanah.
Ratakan permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat pada
ujung terbawah mangkok. Dengan demikian tebal tanah bagian terdalam akan
terdapat 1 cm. Jika ada kelebihan, kembalikan kelebihan tersebut ke mangkok
porselen.
3. Dengan alat pembarut, buatlah alur lurus pada garis tengah mangkok searah
dengan sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian secara simetris.
Bentuk alur harus baik dan tajam dengan ukuran sesuai dengan alat pembarut.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit jti|ii|t 3.3
Untuk menghindari terjadinya alur yang tidak baik atau tergesernya tanah dalam
mangkok, barutlah dengan gerakan maju dan mundur beberapa kali dengan
setiap kali sedikit lebih dalam.
4. a. Segera gerakkan pemutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya
dengan kecepatan 2 putaran per detik, sampai kedua bagian tanah bertemu
sepanjang kira-kira 12,7 mm (1/2 ). Catatlah jumlah pukulan yang diperlukan
tersebut.
b. Pada percobaan pertama tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus antara
30 dan 40 kali. Bila ternyata lebih dari 40 kali, berarti tanah kurang basah dan
kembalikan tanah dari mangkok Casagrande ke cawan porselen, tambahkan
sedikit demi sedikit air dan aduklah sampai merata.
5. Cucilah mangkok Casagrande dengan air, kemudian keringkan dengan kain
kering. Kemudian ulangi pekerjaan pada no.2 sampai dengan no. 4a.
a. Ambillah segera dari mangkok sebagian tanah dengan menggunakan spatel
secara melintang tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang saling bertemu.
Periksalah kadar air tanah tersebut.
b. Ambillah sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan kembalikan ke cawan
porselen, tambah lagi dengan air secara merata. Cuci dan keringkan mangkok.
c. Ulangi pekerjaan pada nomor-nomor 2, 3, 4a, 5 dan 6 sehingga diperoleh 3 atau
4 data hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan diantara 15 dan 35 pukulan
dengan masing-masing selisihnya hampir sama.
Percobaan ini harus dilaksanakan dari keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin
cair.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit jti|ii|t 3.4
V. HITUNGAN :
Setiap data hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan merupakan satu titik dalam
grafik, dengan pukulan sebagai absis (dengan skala log) dan kadar air sebagai ordinat
(dalam persen dan skala biasa). Tarik garis lurus penghubung terbaik dari titik-titik yang
diperoleh, batas cair tanah adalah kadar air yang diperoleh pada perpotongan garis
penghubung tersebut dengan garis vertikal 25 pukulan. Batas cair dilaporkan sebagai
bilangan bulat yang terdekat.
CATATAN :
1. Suatu cara pendekatan untuk menentukan batas caor dapat digunakan satu data
jumlah pukulan dan kadar air dan dihitung dengan rumus :
0,121
)
25
N
( LL
N
LL = batas cair
N = jumlah pukulan yang diperlukan untuk menutup alur pada tanah dengan kadar
air
N
.
Rumus ini hanya pendekatan dan dapat digunakan untuk harga N antara 15 dan 35.
Adukan tanah dengan air harus benar-benar rata, sehingga apabila percobaan
diulangi 2 kali, harga N yang diperoleh tidak berubah.
2. Dalam pemeriksaan batas cair tanah sebaiknya tidak digunakan tanah yang
dikeringkan dalam oven, karena batas cair tanah akan berubah. Sebaiknya digunakan
langsung dari lapangan.
3. Dalam percobaan ini, kedua bagian tanah dalam mangkok Casagrande harus bertemu
karena mengalirnya tanah dan tidak karena bergesernya tanah terhadap dasar
mangkok.
4. Adadua macam alat pembarut, yaitu alat barut Casagrande yang lebih sesuai untuk
tanah kohesif, sedang alat pembarut ASTM lebih sesuai untuk tanah berpasir.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 4.1
PERCOBAAN NO. 4
BATAS PLASTIS DAN INDEKS PLASTISITAS
I. MAKSUD :
Maksud percobaan adalah untuk menentukan batas plastis suatu tanah. Batas plastis
tanah adalah kadar air minimum (dinyatakan dalam persen) bagi tanah tersebut yang
masih dalam keadaan plastis. Tanah ada pada keadaan plastis, apabila tanah digilig-gilig
menjdi batang-batang berdiameter 3mm mulai menjadi retak-retak.
Indeks plastisitas suatu tanah adalah bilangan (dalam persen) yang merupakan selisih
antara batas cair dan batas plastisnya.
II. ALAT :
1. Cawan porselen.
2. Pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala karet atau terbungkus karet.
3. Spatel.
4. Pelat kaca.
5. Saringan no. 40.
6. Batang kawat 3 mm untuk ukuran pembanding.
7. Alat-alat pemeriksaan kadar air.
III. BENDA UJI :
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan in sebanyak 15 20
gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir-butir yang lebih
besar dari 0,425 mm (yang tertahan oleh saringan no. 40).
Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir-butir kasar lebih
besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa persiapan lebih dulu.
Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula keringkan dalam suhu
udara (atau dengan suhu kering dari 60
o
C) secukupnya saja, sampai dapat disaring.
Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan pestel
(penumbuk/penggerus) dengan kepala terbungkus karet, sehingga butir-butir tidak rusak.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 4.2
Kemudian saring dengan saringan no. 40. Bagian yang tertahan saringan no. 40
disingkirkan dan bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.
IV. PELAKSANAAN :
1. Taruhlah contoh tanah dalam cawan porselen, campu air sedikit demi sedikit,
aduk sampai benar-benar merata. Kadar air tanah yang diberikan adalah sampai
tanah bersifat cukup plastis dan dapat mudah dibentuk menjadi bola dan tidak
terlalu melekat pada jari, bila ditekan dengan jari.
2. Remas dan bentuklah menjadi bentuk bola atau bentuk ellipsoida dari contoh
tanah seberat sekitar 8 gram (diameter 13 mm). Gilinglah bola uji in diatas pelat
kaca yang terletak pada bidang mendatar di bawah jari-jari tangan dengan
tekanan secukupnya sehingga akan terbentuk batang-batang yang diameternya
rata.
Gerakan menggiling tanah gunakan kecepatan kira-kira tiap detik satu gerakan
maju mundur.
3. Bila pada penggilingan diameter batang telah menjadi sekitar 3 mm
(bandingkandengan batang kawat pembanding) dan ternyata batang in masih
licin, ambil dan potong-potong menjadi 6 atau 8 bagian; kemudian remas
seluruhnya antara ibu jari dan jari-jari lain dari kedua tangan sampai homogen,
selanjutnya giling lagi seperti tadi. Jika digiling menjadi batang berdiameter 3
mm, ternyata batang masih licin, ulangi lagi remas menjadi bentuk bola lagi dan
giling lagi, dst sampai batang tanah tampak retak-retak dan tidak dapat digiling
menjadi batang yang lebih kecil (meskipun belum mencapai diameter 3 mm).
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 4.3
V. HITUNGAN :
1. Batas plastis adalah kadar air yang diperoleh pada pemeriksaan tersebut diatas
yang dinyatakan dalam persen.
Laporkan batas plastis tersebut berupa bilangan bulat terdekat.
2. Hitung indeks plastisitas tanah, yaitu selisih dari batas cair dan batas plastisnya.
IP = LL PL
3. Jika salah satu dari batas cair atau batas plastis karena keadaan tanahnya tidak
dapat diperoleh, laporkan bahwa indeks plastisitasnya = NP (Non Plastis).
4. Jika tanahnya banyak berpasir, kerjakan pemeriksaan batas plastis lebih dulu dari
pada batas cairnya. Jika batas plastisnya tidak dapat dilaksanakan, laporkan
bahwa tanahnya NP.
5. Jika ternyata batas plastis tanah sama dengan batas cairnya, juga laporkan bahwa
indeks plastisitasnya NP.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 5.1
PERCOBAAN NO. 5
BATAS SUSUT DAN FAKTOR-FAKTOR SUSUT TANAH
I. MAKSUD :
Maksud percobaan ini meliputi pemeriksaan-pemeriksaan untuk menentukan data dari
tanah subgrade, yang meliputi : batas susut, angka susut, susut volumetrik dan susut
linear.
II. ALAT :
1. Cawan porselen.
2. Spatel.
3. Cawan susut dari porselen atau monel, berbentuk bulat dengan alas datar,
berdiameter 4,44 cm dan tinggi 1,27 cm.
4. Pisau perata (straight edge)
5. Alat pengukur volume tanah yang terdiri atas mangkok gelas, pelat gelas dengan
3 paku, dan air raksa.
6. Gelas ukuran 25 cc.
7. Timbangan dengan ketelitian 0,10 gram.
III. BENDA UJI :
Siapkan 30 gram contoh tanah yang telah dibersihkan dari butir-butir tertahan saringan
no. 40 (0,425 mm). Jika conyoh tanah dari lapangan mengandung butir-butir yang lebih
besar dari 0,425 mm, keringkan tanah diudara. Kemudian remukkan pada mortar
porselen dengan menggunakan pestel dengan kepala terbungkus karet, sehingga butir-
butir terpisah, tanpa merusak butir-butir. Kemudian saring dengan saringan no. 40, maka
bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 5.2
IV. PELAKSANAAN :
1. Taruh contoh tanah pada cawan porselen dan aduk secara baik sampai betul-betul
merata dengan air destilasi secukupnya, sehingga mengisi semua pori tanah dan
jangan sampai ada udara terperangkap didalamnya.
Banyaknya air sedemikian sehingga bila benda uji berupa tanah plastis air lebih
10 peren dari batas cair, sedang bila benda uji berupa tanah kurang plastis
buatlah sehingga konsistensi tanah sedikit diatas btas cair.
2. Tentukan berat dan volume cawan susut.
Bersihkan cawan, kemudian timbang dan catat beratnya. Untuk menentukan
volume cawan, taruhlah cawan dalam mangkok porselen, isi dengan air raksa
sampai penuh. Tekan dengan pelat gelas rata diatas permukaan cawan, jaga
jangan ada udara terperangkap. Bersihkan air raksa yang melekat di luar cawan.
Pindahkan air raksa pada mangkok lain dan tentukan beratnya, volume cawan
sama dengan berat air raksa dibagi berat jenisnya.
3. Isilah cawan dengan tanah basah yang telah disiapkan.
Olesi tipis bagian dalam cawan dengan vaselin atau pelumas pekat. Isilah cawan
dengan tanah sekitar sepertiga volumenya dan taruhlah ditengahnya. Pukul-
pukulkan dengan hati-hati cawan pada bidang datar kokoh yang dilapisi oleh
beberapa lapis kertas isap atau lembaran karet, sehingga tanah akan mengalir
mengisi sudut-sudut cawan.
Tambahkan lagi tanah sejumlah seperti tadi dan pukul-pukulkan lagi sehingga
tanah memadat dan semua udara bergerak ke permukaan. Tambahkan lagi tanah
dan terus pukul-pukulkan, sehingga terisi penuh sampai tepi atas.
4. Tentukan berat basah dan berat kering tanah.
Setelah cawan terisi tanah segera timbang dan cataat berat cawan berisi tanah
basah. Biarkan tanah mengering di udara sampai warnanya berubah dari tua
menjadi muda.
Kemudian keringkan dalam oven dengan temperatur 105
o
110
o
C. Dinginkan
dalam desikator, setelah dingin segera timbang dan catat beratnya.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 5.3
5. Tentukan volume tanah kering dengan cara keluarkan dari cawan, kemudian
dicelup dalam air raksa dalam mangkok gelas. Mula-mula tempatkan mangkok
gelas dalam cawanporselen, isilah mangkok dengan air raksa sampai melimpah,
kemudian tekan dengan pelat gelas berpaku tiga buah di atas mangkok. Hapuslah
air raksa yang melekat di luar mangkok, dan tempatkan mangkok pada cawan
porselen kosong.
Tekanlah dengan hati-hati tanah kering ke dalam air raksa dengan gelas berpaku
diatas mangkok. Pindahkan air raksa yang tumpah dalam suatu mangkok dan
tentukan berat air raksa ini. Volume tanah kering sama dengan berat air raksa
dibagi dengan berat jenisnya.
V. HITUNGAN :
1. Batas susut (shrinkage limit)
a. Batas susut dari suatu tanah adalah kadar air maksimum,
dimanapengurangan kadar air selanjutnya tidak menyebabkan berkurangnya
volume tanah.
b. Apabila berat jenis tanah G diketahui, maka batas susut tanah dapat dihitung
sebagai berikut :
persen) (dalam 100 )
G
1
W
V
( SL X
O
O
dimana :
SL = batas susut tanah,
Wo = berat benda uji setelah kering,
Vo = volume benda uji setelah kering,
G = berat jenis tanah.
c. Apabila berat jenis tanah tidak diketahui, maka batas susut (SL), dihitung
dari data yang diperoleh dari percobaan, sebagai berikut :
persen) (dalam 100 )
W
V
( SL X
O
O
dimana :
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 5.4
= kadar air tanah yang disikan pada cawan
= persen) (dalam 100 )
W
V
( SL X W
O
O
W = berat benda uji basah,
Wo = berat benda uji setelah kering,
V = volume benda uji basah = volume benda kering
Vo = volume benda uji setelah kering,
2. Angka susut (shrinkage ratio)
a. Angka susut suatu tanah adalah angka perbandingan antara persentase
perubahan volume tanah terhadap volume kering dengan perubahan
kadar air yang terjadi pada tanah (dalam persen) dan berlaku pada keadaan
di atas batas susut tanah.
Atau dengan rumus :
%) dalam juga W dan % lam d
V
V
(
W
V
V
SR
O
O
a
b. Besarnya SR dapat dihitung :
O
O
V
W
SR
3. Susut volumetrik (volumetric shrinkage)
a. Susut volumetrik suatu tanah adalah persentase pengurangan volume tanah
terhadap volume kering tanah apabila tanah pada suatu kadar air (dalam
persen) tertentu berkurang menjadi pada batas susut tanah.
Dengan rumus : 100 X
V
V V1
VS
O
O
1
= kadar air tanah pada keadaan tertentu
SL = batas susut tanah
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 5.5
SR = angka susut
4. Susut linear (linear shrinkage)
a. Susut linear suatu tanah adalah persentase pengurangan ukuran satu
dimensi (panjang) tanah terhadap ukuran semula apabila kadar air tanah
berkurang menjadi pada batas susut tanah.
b. Besarnya susut linear (Ls) dapat diitung dengan rumus :
)
100 VS
100
- (1 100 L 3 S
CATATAN :
Batas susut tanah dapat pula ditentukan terhadap tanah asli kenyang air (undisturbed
soil), yang pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Bentuklah dari contoh tanah asli dari lapangan menjadi benda uji yang ukurannya
sekitar berdiameter 4,5 cm dan tebalnya 1,5 cm.
Buatlah sudut-sudutnya menjadi bulat (tidak tajam) agar pada pengukuran volume
benda uji kering dengan air raksa tidak terdapat udara yang terperangkap.
2. Taruhlah benda uji pada suatu mangkok dan biarkan beberapa waktu sampai
warnanya berubah dari tua menjadi warna muda. Keringkan tanah pada mangkok ini
dalam oven dengan temperatur 105
o
110
o
C.
Haluskan sudut-sudut benda uji dengan amplas.
3. Lanjutkan pengeringan dalam oven beberapa lama sehingga beratnya sudah konstan.
Ambil dan dinginkan dalam desiator, kemudian timbang dan catat beratnya.
4. Tentukan volume benda uji kering dengan menggunakan air raksa seperti cara tadi.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti T. Siji!
Pitoit Pti|ii|t 6.1
PERCOBAAN 6A
UKURAN BUTIRAN TANAH DENGAN HIDROMETER
I. MAKSUD :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukanpembagian ukuran butir (gradasi) dari
tanah yang lewat saringan no. 10.
II. ALAT :
1. Hidrometer dengan skala konsentrasi (5 60 gram per liter) atau untuk
pembacaan berat jenis campuran (0,995 1,038) gr/cm
3
.
2. Tabung gelas ukuran kapasitas 1000 ml, dengan diameter 6,5 cm.
3. Termometer 0 50
o
C ketelitian 0,1
o
C.
4. Pengaduk mekanis dan mangkuk dispresi (mechanical stire).
5. Saringan no. 10; 20; 40; 60; 80; 100; 140; dan 200.
6. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
7. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110
5)
o
C.
8. Cawan porselen (mortar) dan pestel (penggerus) berkepala karet atau dibungkus
karet.
9. Stop watch.
III. BENDA UJI :
1. Jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua butirannya lebih
halus dari saringan 2,00 mm (no.10). Benda uji tidak perlu dikeringkan dan tidak
perlu disaring denga saringan no. 10.
2. Jenis tanah yang mengandung batu, atau mengandung banyak butiran yang lebih
kasar dari saringan no. 10. Untuk benda uji jenis ini perlu mengeringkan contoh
tanah di udara terbuka sampai bisa disaring dengan saringan no. 10. Ambil benda
uji yang lewat saringan no. 10.
3. Air destliasi.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti T. Siji!
Pitoit Pti|ii|t 6.2
4. Bahan dispersi (reagent), dapat berupa water glass (sodium silikat = Na
2
SiO
3
)
atau Calgon (sodium hexameta phospate = NaPO
3
).
IV. PELAKSANAAN :
1. Taruh contoh tanah dalam tabung gelas (beaker kapasitas 250 cc). Tuangkan
sebanyak 125 cc larutan + reagent yang telah disiapkan (lihat catatan no.1).
Campur dan aduk sampai seluruh tanah tercampu dengan air. Biarkan tanah
terendam selama 16 jam.
2. Tuangkan campuran tersebut dalam mangkuk pengaduk. Jangan ada butir yang
tertinggal atau hilang dengan membilas dengan air (air destilasi) dan tuangkan air
bilasan ke alat. Bila perlu tambah air, sehingga volumenya sekitar lebih dari
separuh penuh. Putarlah alat pengaduk selama lebih dari 1 menit.
3. Kemudian segera pindahkan suspensi ke gelas silinder pengendap. Jangan ada
tanah tertinggal dengan membilas dan menuangkan air bilasan ke silinder.
Tambahkan air destilasi sehingga volumenya mencapai 1000 cm
3
.
4. Di samping silinder isi suspensi tersebut, sediakan gelas silinder kedua yang diisi
hanya dengan air destilasi ditambah reagent sehingga berupa larutan yang
keduanya sama seperti yang dipakai pada silinder pertama. Apungkan hidrometer
dalam silinder kedua ini selama percobaan dilaksanakan.
5. Tutup gelas isi supensi dengan tutup karet (atau dengan telapak tangan). Gojok
suspensi dengan membolak-balik gelas ke atas dan ke bawah selama 1 menit,
sehingga butir-butir tanah melayang merata dalam air. Gerakan membolak-balik
gelas ini harus sekitar 60 kali.
Langsung letakkan silinder berdiri di atas meja dan bersamaan dengan berdirinya
silinder, jalankan stop watch dan merupakan waktu permulaan pengendapan T=0.
6. a. Lakukan pembacaan hidrometer pada saat-saat T = 2, 5, 30, 60, 250, 1440
menit (setelah T = 0), dengan cara sebagi berikut :
Kira-kira20 atau 25 detik sebelum setiap saaat pelaksanaan pembacaan, ambil
hidrometer dari silinder kedua, celupkan secara hati-hati dan pelan-pelan
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti T. Siji!
Pitoit Pti|ii|t 6.3
dalam susupensi sampai mencapai kedalaman sekitar taksiran skala yang akan
terbaca, kemudian lepaskan (jangan sampai timbul goncangan). Kemudian
pada saatnya bacalah skala yang ditunjuk oleh puncak meniskus muka air = R
1
(pembacaan belum dikoreksi).
b. Setelah dibaca, segera ambil hidrometer pelan-pelan, pindahkan ke dalam
silinder kedua. Dalam air disilinder kedua bacalah skala hidrometer = R
2
(koreksi pembacaan).
Catatan : Apabila digunakan water bath dengan suhu konstan taruhah kedua silinder
dalam water bath dan lakukanlah ini sesudah pembacaan 2 menit dan sebelum
pembacaan 5 menit.
7. Setiap setelah pembacaan hidrometer, amati dan catat temperatur susupensi
dengan mencelupkan termometer.
8. Setelah pembacaan hidrometer terakhir selesai dilaksanakan (T = 1440 menit),
tuangkan suspensi ke atas saringan no. 200 seluruhnya, jangan ada butir
tertinggal.
Cucilah dengan air sampai air yang mengalir dibawah saringan menjadi jernih
dan tidak ada lagi butir halus yang tertinggal.
9. Pindahkan butir-butir tanah yang tertinggal di atas saringan pada suatu tempat
tanpa ada yang tertinggal, kemudian keringkan dalam oven (dengan temperatur
konstan 105 110
o
C).
10. Kemudian dinginkan dan timbang serta catat berat tanah kering yang diperoleh =
B
1
gram.
11. Saringlah tanah ini dengan menggunakan sejumlah saringan yang tersebut pada
bab II no. 5.
12. Timbang dan catat berat bagian tanah yang tertinggal di atas tiap saringan.
Periksalah bahwa seharusnya jumlah berat dari masing-masing bagian sama atau
dekat dengan berat sebelum disaring.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti T. Siji!
Pitoit Pti|ii|t 6.4
V. HITUNGAN
A. Berat benda uji
1. Hitung berat kering seluruh contoh tanah yang dipelukan
1
B
W
o
dimana : Bo = berat basah contoh tanah
= kadar air tanah
2. Hitung berat bagian tanah lewat saringan no. 200
B
2
= W B
1
dimana : B
1
= berat tanah tertahan saringan no. 200
B. Analisa bagian butir lewat saringan no. 200
1. Hitung ukuran butir terbesar D (mm), yang ada dalam suspensi pada kedalaman
efektif L (cm) untuk setiap saat pembacaan T (menit) dengan rumus :
T
L
K D
dimana:
K = Konstanta yang besarnyadipengaruh oleh temperatur suspensi dan berat
jenis butir. Harga K dapat dicari pada daftar 3.
L = Kedalaman efektif, dimana berat jenis suspensi diukur oleh hidrometer,
yang nilainya ditentukan oleh jenis hidrometer yang dipakai dan
pembacaan hidrometer R
1
. Harga L (cm) dapat dicari pada daftar 2.
T = Saat pembacaan dalam menit.
2. Hitung persentase berat P dari butir yang lebih kecil dari D terhadap berat kering
seluruh tanah yang diperiksa dengan rumus sebagai berikut :
- jika digunakan hidroketer 151 H.
1) (R )
1 G
G
x
W
100.000
( P
2. Hitung berat kering seluruh bagian contoh tanah lewat saringan no. 10 yang
terdapat pada seluruh contoh yang diperiksa.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti T. Siji!
Pitoit Pti|ii|t 6.10
air mengandung masih yang uji benda berat ' W : dimana
1
' W
W
1
1
1
3. Hitung berat kering seluruh bagian contoh tanah lewat saringan no. 10 yang
terdapat pada seluruh contoh yang diperiksa.
W
1a
= Wo - W
2
Dimana : W
2
= berat kering bagian contoh tanah tertahan saringan no. 10.
B. Analisa bagian tanah lewat saringan no. 10
Hitunglah persentase lebih kecil dan ukuran butir untuk
1. Bagian lewat saringan no. 200 berdasar pemeriksaan dengan hidrometer.
2. Bagian tertahan saringan no. 200 berdasar hasil saringan.
dengan cara seperti pada bab IV pada percobaan No. 6A, tetapi dengan ketentuan bahwa
masing-masing persentase berat diperhitungkan terhadap berat kering seluruh contoh
tanah Wo.
Untuk itu, cara perhitungan tetap sama hanya harga W yang digunakan pada perhitungan
pada bab III, butir B.2 dan C.2 percobaan No. 6 A.
C. Analisa bagian tanah yang tertahan saringan no. 10
1. Hitunglah jumlah berat bagian yang lewat masing-masing saringan yang
digunakan. Apabila berat masing-masing bagian yang tertahan saringan ukuran :
3, 2, 11/2 1, , 3/8, dan no. 4 berturut-turut adalah d
1
, d
2
, d
3
, d
4
, d
5
, d
6
, d
7
,
untuk jumlah berat bagian lewat saringan adalah sebagi berikut :
Saringan jumlah berat lewat saringan
no. 4 e
7
= W
1a
3/8 e
6
= e
7
+ d
7
e
5
= e
6
+ d
6
1 e
4
= e
5
+ d
5
11/2 e
3
= e
4
+ d
4
2 e
2
= e
3
+ d
3
3 e
1
= e
2
+ d
2
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti T. Siji!
Pitoit Pti|ii|t 6.11
2. Hitunglah persentase berat lewat masing-masing saringan terhadap berat kering
seluruh contoh yang diperiksa, Wo.
D. Grafik
Gambarlah gabungan dari hasil analisa pada B dan C buat diatas dalam grafik, yang
menunjukkan hubungan antara ukuran butir dalam mm (sebagai absis dengan skala
logaritma) dan persentase lebih kecil (sebagai ordinat).
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t .1
PERCOBAAN N0. 7
PEMADATAN TANAH
I. MAKSUD :
1. Maksud percobaan adalah untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan (berat volume kering) tanah apabila dipadatkan dengan tenaga
pemadatan tertentu.
2. Ada dua cara pemadatan, berdasar jumlah tenaga pemadatan yang dilaksanakan,
yaitu :
a. Pemadatan standard
b. Pemadatan berat (modified)
3. Ada empat cara alternatif yang mungkin digunakan, yang dapat dilaksanakan
baik untuk pemadatan standard maupun pemadatan berat, yaitu :
a. Cara A : menggunakan silinder pemadatan kecil dan dengan material lewat
saringan no.4.
b. Cara B : menggunakan silinder pemadatan besar dan dengan material lewat
saringan no.4.
c. Cara A : menggunakan silinder pemadatan kecil dan dengan material lewat
saringan inch.
d. Cara A : menggunakan silinder pemadatan besar dan dengan material lewat
saringan inch.
II. ALAT :
1. Silinder pemadatan
Ada dua macam : silinder kecil dan silinder besar.
Silinder pemadatan terdiri atas silinder utama, silinder sambungan yang dapat
dilepas dan pelat alas yang dapat dilepas. Ukuran-ukuran dan toleransi yang
masih diperkenankan adalah sebagi berikut :
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t .2
a. Silinder kecil, diameter 4 0,016 ; tinggi 4,584 0,005 dan volume 1/30
ft
3
0,0003 ft
3
(diameter 10,16 0,04 cm, tinggi 11,63 0,013 cm dan
volume 0,943 liter 0,008 liter).
b. Silinder besar, diameter 6 0,026 ; tinggi 4,584 0,005 dan volume 0,075
ft
3
0,00075 ft
3
(diameter 15,24 0,067 cm; tinggi 11,63 0,013 cm dan
volume 2,124 liter 0,002 liter).
2. Penumbuk
Penumbuk yang digunakan dapat berupa :
- penumbuk dengan tangan
- penumbuk mesin
Berdasar berat dan tinggi jatuhnya, maka dibedakan :
- penumbuk standard, yang digunakan pada percobaan pemadatan stanadard,
- penumbuk berat (modified), yang digunakan pada percobaan pemadatan
berat/modified.
Ukuran dan toleransinya adalah sebagai berikut :
a. Penumbuk standard, diameter bidang jatuh 2 0,005 ; berat 5,5 0,02 lb
dan tinggi jatuh 12 1/16 (diameter 5,08 0,013 cm; berat 2,5 0,01 kg
dan tinggi jatuh 30,48 0,16 cm).
b. Penumbuk berat (modified), diameter bidang jatuh 2 0,005; berat 10
0,02 lb dan tinggi jayuh 18 1/16 (diameter 5,08 0,013 cm; berta 4.536
0,009 kg dan tinggi jatuh 45,72 0,16 cm).
3. Alat untuk mengeluarkan contoh tanah dari silinder.
4. Timbangan dengan kapasitas 12 kg dengan ketelitian 5 gr, dan timbangan
dengan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0,1 gram.
5. Pisau perata (straight edge)
6. Saringan 2; ; dan no. 4.
7. Oven
8. Alat pencampur tanah, seperti talam, sendok dan sebagainya.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t .3
III. PELAKSANAAN
1. Pada dasarnya cara pelaksanaan percobaan sama, baik untuk pemadatan standard,
pemadatan modified, cara A, cara B, cara C maupun cara D.
Perbedaan utama antara pemadatan standard dan pemadatan modified adalah
a. Pemadatan standard menggunakan penumbuk standard dan pemadatan
dilaksanakan dalam tiga lapis.
b. Pemadatan berat (modified) menggunakan penumbuk berat dan pemadatan
dilaksanakan dalam lima lapis.
Ikhtisar perbedaan pada masing-masing cara adalah :
STANDARD
CARA A CARA B CARA C CARA D
1. Silinder pamadatan kecil besar kecil besar
2. Material, lewat saringan no. 4 no. 4
3. Penumbuk standard standard standard Standard
4. Jumlah lapis 3 3 3 3
5. Jumlah tumbukan tiap lapis 25 56 25 56
6. Material siap ditumbuk yang perlu
disediakan setiap kali
2,7 kg 6,4 kg 4,5 kg 10 kg
BERAT (MODIFIED)
CARA A CARA B CARA C CARA D
1. Silinder pamadatan kecil besar kecil besar
2. Material, lewat saringan no. 4 no. 4
3. Penumbuk berat berat berat berat
4. Jumlah lapis 5 5 5 5
5. Jumlah tumbukan tiap lapis 25 56 25 56
6. Material siap ditumbuk yang perlu
disediakan setiap kali
3,2 kg 7,3 kg 5,4 kg 11,3 kg
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t .4
2. Persiapan benda uji
a. Bila contoh tanah yang akan diperiksa keadaannya basah, keringkan tanah
tersebut di udara atau dengan alat pengering dengan suhu tidak melebihi 60
o
C. Pengeringan dilakukan secukupnya, sampai gumpalan-gumpalan dapat
mudah dihancurkan / dipecah-pecah. Hancurkan gumpalan-gumpalan menjadi
butiran-butiran dengan cara dan alat sedemikian sehingga butir-butir tanah
tidak rusak.
b. Butiran-butiran yang diperoleh disaring, yaitu :
- bila dilaksanakan cara A atau B, digunakan saringan no. 4
- bila dilaksanakan cara C atau D, digunakan saringan
Butiran besar yang tertahan di atas saringan dibuang/disngkirkan, kecuali
butiran yang masih berupa gumpalan dan dapat dipecah lebih lanjut.
c. Bagian yang lewat saringan akan digunakan sebagai benda uji, dan yang
terkumpul jumlahnya harus cukup, yaitu sekurang-kurangnya seperti pada
daftar pada nomor 6 bagi masing-masing cara yang dilaksanakan.
d. Campur tanah tersebut dengan air secukupnya secara merata, sedemikian
sehingga untuk benda uji yang pertama kadar air tanah yang diperoleh kira-
kira 6 % dibawah kadar air optimum.
e. Apabila contoh tanah berupa lempung, peresapan air secara merata kedalam
gumpalan akan sukar dan perlu waktu yang cukup lama. Maka untuk tanah
lempung perlu dilaksanakan sebagai berikut :
Setelah dicampur merata dengan air, simpanlah tanah dalam tempat yang
tertutup selama sekurang-kurangnya 12 jam sebelum dilakukan pemadatan
(dapat digunakan kantong plastik).
Karena pelaksanaan pemadatan akan dilkasanakan sekitar 6 kali dengan kadar
air masing-masing berbeda, maka untuk tanah lempung lebih baik apabila
disiapkan benda uji yang lebih banyak. Siapkan 6 bagian benda uji, yang
masing-masing sekurang-kurangnya seperti tersbut pada no. 6 dalam daftar.
Masing-masing bagian dicampur merata dengan air, sehingga kadar air yang
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t .5
diperoleh berbeda-beda, masing-masing sekitar 1 3 persen dan masing-
masing disimpan dalam tempat tertutup atau kantong plastik.
3. Persiapan alat :
a. Bersihkan silinder pemadatan yang akan digunakan, kemudian timbang dan
catat beratnya (= W
1
, dengan ketelitian 5 gram).
b. Pasang dan kelem pelat alas dan silinder sambungan.
Pada saat pelaksanaan penumbukan, silinder harus diletakkan pada dasar
yang kokoh (tidak boleh di atas tanah atau lantai yang dapat bergetar, karena
tenaga yang diperoleh akan berkurang). Bila perlu misalnya harus disediakan
blok beton yang beratnya sekurang-kurangnya 91 kg.
4. Pemadatan
a. Sejumlah tanah lembab yang disiapkan dipadatkan dalam silinder dalam
lapisan-lapisan yang sama tebalnya (3 atau 5 lapisan), sedemikian sehingga
tanah padat yang diperoleh kira-kira 0,50 cm lebih tinggi dari silinder utama.
Setiap lapisan ditumbuk dengan penumbuk dengan jumlah tertentu secara
merata pada seluruh permukaan.
Penumbuk yang digunakan, silinder digunakan, jumlah lapisan serta jumlah
tumbukan setiap lapisan tergantung pada macam pemadatan (standard atau
berat) dan cara yang digunakan (cara A, B, C, atau D) seperti tercantum pada
daftar.
b. Lepas silinder sambungan (silinder bagian atas), kemudian potonglah tanah
dengan pisau (straight edge) sehingga tanah rata dengan permukaan silinder.
Bila perlu lubang-lubang kecil yang terjadi ditambal sehingga permukaan
menjadi halus.
Lepaskan pelat dasar, kemudian timbang silinder bersama tanahnya dan catat
beratnya.
c. Keluarkan tanah padat tersebut, kemudian dibelah dan ambillah contoh dari
bagian atas, tengah dan bawah secukupnya untuk diperiksa kadar airnya.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t .6
d. Tanah padat ini dipecah-pecah lagi menjadi butir-butir gumpalan kecil
dengan ukuran maksimum kira-kira lewat saringan no. 4. Tambahkan air
secukupnya, campur secara merata, sehingga kadar airnya naik dari
sebelumnya sekitar 1 3 persen. Kemudian diulangi pekerjaan tersebut pada
a s.d. d untuk mendapatkan data berat volume dan kadar air berikutnya.
Dalam hal contoh tanah yang diperlukan berupa lempung & tanah yang
dipersiapkan berupa beberapa buah dengan kadar air yang berbeda seperti
tersebut pada no. 3.e, pekerjaan pemadatan selanjutnya dilakukan pada
contoh tanah berikutnya yang telah dipersiapkan.
e. Pekerjaan ini dilakukan, sehingga diperoleh 6 data, yaitu 3 data tanah dengan
kadar air dibawah optimum dan 3 data di atas optimum.
5. Catatan
Jika contoh tanah yang diperiksa banyak mengandung butir-butir kasar (butir
yang lebih besar dari ) dan percobaan dilakukan dengan cara C dan D, maka
agar pengaruhnya pada pemadatan tidak diabaikan, dapat diminta atau
disyaratkan agar persentase bahan kasar lewat saringan 2 dan tertahan saringan
no. 4 dipertahankan sama seperti keadaan aslinya, dengan cara sebagai berikut :
Contoh tanah yang akan diperiksa disaring dengan saringan 2 dan saringan .
Bahan kasar yang tertahan saringan 2 disingkirkan, bagian yang lewat saringan
2 dan tertahan saringan juga disingkirkan tetapi dicatat beratnya dan diganti
dengan bahan yang lewat saringan dan tertahan saringan no. 4 dalam berat
yang sama. Bahan pengganti diambil dari contoh tanah asli yang belum
digunakan.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t .7
IV. HITUNGAN
1. Dari setiap pekerjaan pemadatan yang telah dikerjakan dihitung :
- kadar air tanah =
- berat volume basah tanah
3
2 1
cm / gram
V
W W
m
W
1
= berat silinder kosong (gram)
W
2
= berat silinder isi tanah basah(gram)
V = volume silinder (cm
3
)
- berat volume kering tanah
3
/
1
cm gram
m
d
2. Gambarkan hubungan antara berat volume kering dengan kadar air pada grafik
dengan absis = kadar air dan ordinat = berat volume kering.
Grafik diperoleh dengan menarik garis penghubung yang terbai melalui titik-titik
data yang diperoleh.
Dari grafik ini dapat ditetapkan :
a. Kadar air optimum
opt
dari tanah yang diperiksa, yaitu kadar air pada puncak
garis lengkung.
b. Kepadatan maksimal
d
max, yaitu berat volume kering yang diperoleh pada
pemadatan pada kadar air optimum.
3. Cantumkan pada laporan mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Macam pemadatan (standard atau modified) dan cara pemadatan (cara A, B,
C atau D)
b. Jika digunakan cara C atau D, apakah diadakan penggantian terhadap butir
yang lewat saringan 2 dan tertahan saringan .
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 1
PERCOBAAN N0. 8
CBR LABORATORIUM
I. MAKSUD
1. Maksud percobaan adalah untuk menentukan nilai CBR (California Bearing
Ratio) dari suatu tanah yang dilakukan di laboratorium.
2. Nilai CBR adalah bilangan perbandingan (dalam persen) antara tekanan yang
diperlukan untuk menembus tanah dengan piston berpenampang bulat seluas 3
inch
2
dengan kecepatan penetrasi 0,05 inch/menit terhadap tekanan yang
diperlukan untuk menembus suatu bahan standard tertentu.
3. Penentuan nilai CBR dapat dilksanakan terhadap :
- contoh tanah tanpa direndam terlebih dahulu
- contoh tanah setelah direndam dalam air selama 4 hari (96 jam).
Disamping itu nilai CBR dapat dilakukan terhadap :
- contoh tanah yang telah dipadatkan secara pemadatan standard
- contoh tanah yang telah dipadatkan secara pemadatan berat/modified
- contoh tanah yang telah dipadatkan dengan kepadatan tertentu
- contoh tanah asli yang diambil dari lapangan
II. ALAT
1. Mesin penekan dengan kapasitas sekurang-kurangnya 4,45 ton yang mempunyai
kepala atau dasar yang dapat bergerak teratur dengan kecepatan 1,27 mm/menit
(0,05 inch/menit).
2. Cincin beban dengan arloji pengukurnya.
3. Silinder pemadatan CBR dengan diameter 6 dan tinggi 7, dilengkapi dengan
silinder sambungan tinggi 2, dan pelat alas tebal 3/8 yang berlubang-lubang.
4. Pelat ganjal (spacer disk), diameter "
16
15
5 tebal 2,42.
5. Penumbuk standard atau penumbuk berat (modified).
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 2
6. Pengukur pengembangan tanah, terdiri atas pelat berlubang-lubang dengan
batang pengatur, tripod, dan arloji-pengukur penetrasi.
7. Pelat-pelat beban berlubang ditengah yang utuh atau belah, berat masing-masing
5 lb (2,27 kg).
8. Piston penetrasi penampang bulat luas 3 inch
2
, panjang sekurang-kurangnya 4.
9. Macam-macam alat seperti talam, timbangan, oven, bak perendam, kertas filter,
dan sebaginya.
III. PELAKSANAAN
1. Persiapan benda uji
a. Untuk pemeriksaan terhadap contoh yang akan dipadatkan, maka contoh
tanah dipersiapkan seperti pada persiapan percobaan pemadatan dengan cara
A. Benda uji yang perlu dipersiapkan (siap dipadatkan) sekurang-kurangnya
4,6 kg untuk tanah berbutir halus atau 5,5 kg untuk tanah berbutir kasar.
b. Benda uji ini akan diperiksa pada keadaan kepadatan maksimal, sehingga
contoh tanah dipersiapkan dengan dicampur air secara merata secukupnya,
sedemikian sehingga lembab yang diperoleh adalah kadar air optimum yang
harus telah diketahui berdasar cara pemadatan standar atau pemadatan
berat/modified (tergantung pada cara dan maksud yang diinginkan).
c. Catat dan cantumkan pada laporan cara pemadatan yang dilaksanakan.
2. Pemadatan tanah
a. Sebelum dilaksanakan pemadatan, periksa dan catat kadar air tanah.
b. - Pasang dan klem pelat alas pada silinder pemadatan dan juga pasang
silinder sambungan.
- Taruhlah pelat ganjal (spacer disk) dalam silinder di atas pelat dasar,
kemudian taruhlah kertas filter di atas pelat ganjal.
- Padatkan tanah lembab yang sudah dipersiapkan di dalam silinder
pemadatan CBR, dengan cara sesuai dengan percobaan pemadatan dengan
cara pemadatan standar cara A, sehingga akan diperoleh kepadatan
maksimal dengan kadar air optimum.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 3
c. - Lepaskan silinder sambungan, potong dan ratakan tanah padat rata
dengan permukaan silinder pemadatan. Bila perlu tambal lubang-lubang
yang terjadi/ permukaan yang kasar sehingga didapat permukaan yang
halus.
- Lepaskan pelat alas dan ambil pelat ganjal. Timbang dan catat berat
silinder dengan tanah di dalamnya untuk menghitung/menentukan berat
volume tanah.
3. Merendam
a. Letakkan selembar kertsa filter di atas pelat alas (pelat alas berlubang-
lubang).
Baliklah silinder berisi tanah, letakkan di atas pelat alas dan diklem (tanah
yang permukaannya rata dengan muka silinder diletakkan di atas kertas
filter). Apabila direncanakanakan dilaksnakan mencari nilai CBR tanpa
direndam lebih dulu, setelah ini langsung dikerjakan No. 4b.
b. Letakkan selembar kertas filter di atas contoh tanah padat dalam silinder,
kemudian taruhlah pelat berlubang-lubang dengan batang pengatur di atas
kertas filter.
Kemudian tambahlah di atasnya dengan pelat-pelat beban. Jumlah pelat
beban diperhitungkan sesuai dengan beban (lapis permukaan jalan) di atas
tanah yang nantinya akan terjadi, tetapi sekurang-kurangnya 2 buah (10 lb).
c. - Silinder bersama tanah dan pelat-pelat beban direndam dalam bak air,
sehingga air dapat meresap bebas dari bawah maupun dari atas.
- Pasanglah tripod dan perlengkapan untuk percobaan pengembangan dan
catatlah pembacaan awal pada arloji ukur.
- Biarkan tanah dalam keadaan terendam untuk mengembang selama 96 jam,
selama itu muka air harus di buat tetap. Catatlah pengembangan/perubahan
pembacaan arloji ukur paada saat-saat : 0, 1, 2, 4, 8, 12, 24, 26, 48, 72, dan
96 jam.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 4
Waktu perendam ini dapat dipersingkat untuk tanah berbutir halus atau untuk
tanah berbutir kasar yang telah menghisap air, apabila tampak tidak lagi
menunjukkan pengembangan.
d. Setelah 96 jam, ambillah tripod pemegang arloji ukur dan keluarkan silinder
dari air. Biarkan dan tiriskan selama 15 menit biar air diluar tanah mengalir.
Bila perlu miringkan silinder agar air di atas tanah dapat keluar.
Tetapi jaga dan hati-hati agar permukaan tanah tidak terganggu.
e. Ambil pelat-pelat beban, pelat berlubang-lubang dan kertas filter kemudian
timbang dan catat berat tanah bersama silinder.
4. Pelaksanaan Penetrasi
a. Letakkan kembali pertama-tama pelat beban yang utuh agar tanah tidak
melotot, kemudian pasang silinder pada mesin penetrasi. Aturlah piston
penetrasi menempel tanah, kemudian tambahkan /pasang pelat pelat beban
(belah) lainnya seluruhnya yang tadi dipasang pada saat perendaman.
b. Dalam hal pemeriksaan CBR pada benda uji tanpa perendaman, maka setelah
pekerjaan 2c langsung taruhlah beban-beban di atas tanah dalam silinder,
dengan jumlah beban yang sesuai dengan tekanan (berat lapisan perkerasan)
yang akan bekerja pada tanahnya nanti, tetapi sekurang-kurangnya 2 buah
pelat beban ( jumlah beratnya 2 x 5 lb = 10 lb). Kemudian pasang silinder
pada mesin penetrasi dan atur piston penetrasi menempel muka tanah.
c. Aturlah mesin penetrasi agar piston penetrasi sedikit menekan tanah,
sehingga pada arloji terbaca tekanan sebesar 4,5 kg untuk menjamin
kedudukan piston pada permukaan tanah kemudian aturlah arloji beban dan
arloji penetrasi pada pembacaan nol.
d. Kerjakan pembebanan mesin, sehingga piston mempunyai kecepatan
penetrasi sekitar 1,27 mm/menit (0,05 inch/menit). Baca dan catat besarnya
penetrasi dan beban penetrasi pada saat-saat penetrasi sebesar 0,64 mm;
1,27mm; 1,91 mm; 2,54 mm; 3,18 mm; 4,45 mm; 5,08 mm; 7,62 mm; 10,16
mm; dan 12,70 mm (atau berturut turut 0,025; 0,05; 0,075; 0,10; 0,125;
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 5
0,15; 0,175; 0,2; 0,3; 0,4; dan 0,5;). Catatlah beban penetrasi
maksimum, apabila ternyata hal ini terjadi sebelum penetrasi 12,7 mm.
e. - Keluarkan benda uji dari silinder, kemudian periksalah kadar air dari
contoh yang diambil pada lapisan setebal 2,5 cm bagian atas benda uji.
- Atau jika dikehendaki data kadar air rata-rata dari benda uji, ambillah
contoh tanah dari bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah benda uji.
Banyaknya contoh tanah yang diambil untuk pemeriksaan kadar air tersebut
sekurang-kurangnya 100 gram bila contoh tanah berbutir halus atau sekurang-
kurangnya 500 gram bila contoh tanah kasar.
IV. HITUNGAN
1. Grafik penetrasi dan tekanan penetrasi
Hitunglah tekanan penetrasi = gaya/beban penetrasi dibagi luas piston penetrasi
(= 3 Inch
2
= 19, 35 cm
2
). Gambarkan grafik hubungan antara penetrasi dan
tekanan penetrasinya, dengan penetrasi sebagai absis dan tekanan sebagai ordinat.
Ada kemungkinan grafik yang diperoleh, pada bagian awalnya tidak berupa garis
lurus, maka dalam hal ini diadakan koreksi titik nolnya.
2. Nilai CBR
a. Hitung nilai CBR (dinyatakan dalam persen) dari grafik yang telah dikoreksi,
yaitu perbandingan antara tekanan penetrasi yang diperoleh terhadap tekanan
tekanan penetrasi stanadr, sebagai berikut :
- nilai tekanan penetrasi untuk penetrasi 2,54 mm (0,1) terhadap tekanan
penetrasi standar yang besarnya 70,37 kg/cm
2
(1000psi),
) kg/cm dalam (p 100 x
70,37
p
CBR
2
1
1
atau
psi dalam p 100 x
1000
p
CBR
1
1
Juga hitung nilai CBR terhadap tekanan penetrasi maksimum, apabila hal ini
terjadi pada penetrasi kurang dari 5,08 mm (0,2).
b. Nilai CBR yang digunakan dan dilaporkan adalah nilai untuk penetrasi 0,1.
c. Apabila dalam pemeriksaan ternyata nilai CBR untuk penetrasi 0,2 lebih
besar dari nilai untuk 0,1, maka percobaan harus diulang. Dan apabila
ternyata pada percobaan ulangan ini, nilai CBR untuk 0,2 tetap lebih besar
dari yang untuk 0,1; maka nilai CBR yang digunakan adalah nilai CBR
untuk 0,2.
3. Pengembangan
Pengembangan yang terjadi dilaporkan (dalam persen), yaitu perbandingan antara
jumlah tinggi pengembangan dibagi tinggi contoh semula x 100.
4. Dalam laporan catat/cantumkan antara lain hal-hal sebagai berikut :
a. Cara pemadatan yang dilaksanakan, yaitu pemadatan standar atau pemadatan
modified dan juga cara yang dipakai, yaitu cara B atau cara D.
b. Keadaan percobaan, yaitu direndam atau tidak direndam.
c. Berat volume kering tanah sebelum direndam.
d. Berat volume kering tanah sesudah direndam.
e. Kadar air tanah, yang berupa :
- kadar air sebelum dipadatkan
- kadar air sesudah dipadatkan
- kadar air lapisan atas benda uji setelah direndam,
- kadar air rata-rata benda uji setelah direndam.
f. Pengembangan tanah karena direndam (dalam persen).
g. Nilai CBR tanah (disebutkan tanpa direndam atau dengan direndam).
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 7
Catatan :
Ukuran silinder pemadatan CBR dengan toleransinya adalah diameter 6 0,005
(152,4 0,13 mm) dan tinggi 7 0,005 (177,8 0,13 mm). Sedang pelat ganjal
berdiameter
16
15
5 inch (150,88 mm) dan tinggi 2,416 inch (61,4 mm).
Dengan dipasangnya pelat ganjal didalam silinder pemadatan, maka ukuran silinder akan
sama dengan silinder pemadatan besar (lihat percobaan no.7), sehingga cara pemadatan
dapat dilakukan baik cara standar maupun modified dengan cara C atau D.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| jtotit oij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 9.1
PERCOBAAN N0. 9
TEKAN BEBAS
I. MAKSUD
1. Maksud percobaan adalah untuk menentukan kuat tekan bebas tanah kohesif.
Pemeriksaan kuat tekan bebas dapat dilakukan pada tanah asli atau contoh tanah
padat buatan.
2. Kuat tekan bebas adalah besarnya tekanan axial (kg/cm
2
), yang diperlukan untuk
menekan suatu silinder tanah sampai pecah atau besarnya tekanan yang
memberikan perpendekan tanah sebesar 20 %, apabila sampai dengan
perpendekan 20 % tersebut tanah tidak pecah.
II. BENDA UJI
Benda uji berupa tanah kohesif berbentuk silinder.Tinggi silinder harus antara 2 3 kali
diameter. Diameter minimum benda uji adalah 3,3 cm. Apabila diameter benda uji < 7,1
cm, butir tanah terbesar yang diijinkan adalah 1/10 kali diameter benda uji, sedang bila
diameter benda uji > 7,1 cm butir tanah terbesar yang diijinkan 1/6 kali diameter.
III. ALAT
1. Alat/mesin penekan tanah.
2. Alat pengeluar contoh tanah dari tabung contoh.
3. Pengukur regangan.
4. Tabung cetak belah
5. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
6. Stopwatch.
7. Alat bubut tanah
8. Alat-alat pemeriksa kadar air, pengukur diameter dan tinggi dan sebagainya.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| jtotit oij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 9.2
IV. PELAKSANAAN
1. Persiapan benda uji
a. Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh tanah asli dari dalam tabung
contoh yang diameternya sudah sesuai dengan diameter silinder benda uji
yang diijinkan, maka : keluarkan contoh tanah dari tabung contoh dengan alat
pengeluar contoh didorong masuk cetakan contoh belah. Olesi tipis cetakan
contoh dengan pelumas. Arah mendorongnya harus dari ujung tabung contoh
kepangkal ( dari bagian yang tajam).
Potong benda uji rata bagian atas dan bawahnya, kemudian
keluarkan/bukalah cetakan.
b. Bila contoh tanah asli ukurannya lebih besar dari diameter silinder benda uji
yang diinginkan, bentuk/potonglah contoh tanah dengan pisau atau gergaji
kawat. Kemudian bubutlah sehingga didapat ukuran yang dikehendaki.
c. Bila contoh tanah berupa tanah padat buatan, maka dapat berupa :
- Contoh tanah yang rusak (gagal pada persiapan, pelaksanaan percobaan)
dapat dibentuk kembali dengan memasukkan tanah dalam kantong
plastik/karet, remas dengan jari sampai rata seluruhnya. Hindarkan
tambahnya udara dalam pori tanah. Kemudian bentuk kembali dan
padatkan dalam cetakan sehingga kepadatannya sama dengan aslinya.
- Contoh tanah padat buatan dapat diperoleh dengan memadatkan contoh
tanah dengan kadar air dan kepadatan yang diinginkan. Pemadatan dapat
dilaksanakan pada silinder pemadatan dan ditumbuk, kemudian tanah di
dorong masuk tabung contoh atau dipotong dan dibubut.
Pemadatan dapat pula dilaksanakan langsung pada cetakan belah sesuai
dengan persyaratan yang diinginkan, maka bila diperlukan sebelum
pelaksanaan percobaan, contoh tanah dapat dijenuh terlebih dahulu. Bila
demikian catat dan cantumkan dalam laporan.
d. Ukur dan catat ukuran diameter dan tinggi benda uji.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| jtotit oij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 9.3
2. Pembebanan
a. Tempatkan benda uji pada alat tekan, berdiri vertikal dan sentris pada pelat
dasar alat.
b. Atur alat tekan, sehingga pelat atas menyentuh benda uji.
c. Atur arloji ukur pada cincin beban arloji pengukur regangan pada pembacaan
nol.
d. Kerjakan alat beban dengan kecepatan 0,5 2 % terhadap tinggi benda uji
permenitnya. Kecepatan ini diperkirakan, sedemikian sehingga pecahnya
benda uji tidak melampaui 10 menit.
Catat pembacaan arloji pengukur beban dan arloji pengukur regangan setiap
30 detik.
e. Hentikan pembebanan apabila tampak beban yang bekerja telah mengalami
penurunan. Jika beban yang bekerja tidak pernah turun, kerjakan pembebanan
sampai regangan/pemendekan benda uji mencapai 20 persen dari tinggi benda
uji.
f. Periksalah kadar air tanah benda uji.
g. Buat skets dan catat perubahan bentuk benda uji. Bila dapat ukurlah sudut
kemiringan bidang pecahnya benda uji.
h. Pelaksanaan pemeriksaan ini (persiapan + pembebanan) harus dilakukan
dalam waktu secepat-cepatnya, jangan ditunda-tunda agar kadar air tanah
tidak berubah karena penguapan.
V. HITUNGAN
1. Hitunglah regangan axial pada pembebanan yang dibaca.
Lo
L
L = pemendekan tinggi benda uji (cm)
Lo = tinggi benda uji semula (cm)
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| jtotit oij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 9.4
2. Hitung luas rata-rata penampang benda uji dengan koreksi akibat pemendekan.
1
Ao
A
e e
dimana :
w
= kadar air, yang praktis dapat diambil = 1
e
o
= angka pori contoh tanah pada awal tahap beban.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 12.1
PERCOBAAN N0.12
TRIAXIAL
I. MAKSUD
Maksud percobaan adalah untuk menentukan parameter geser tanah dengan alat triaxial
pada kondisi unconsolidated drained tanpa pengukuran tekanan pori.
II. BENDA UJI
Benda uji yang perlu disediakan sekurang-kurangnya 3 buah. Benda uji berupa silinder
tanah dengan perbandingan antara tinggi dan diameter antara 2 :1 dan 3 : 1. Diameter
minimum benda uji adalah 3,3 cm. Apabila diameter benda uji < 7,1 cm, butir tanah
terbesar yang diijinkan ada dalam benda uji adalah 1/10 kali diameter benda uji, sedang
bila diameter benda uji > 7,1 cm butir tanah terbesar yang diijinkan adalah 1/6 kali
diameter benda uji.
III. ALAT
1. Sel triaxial dengan dinding transparan dan perlengkapannya.
2. Alat untuk memberikan tekanan yang konstan pada cairan dalam sel dengan
ketelitian 0,1 atau 0,05 kg/cm
2
.
3. Alat kompesi untuk menekan benda uji secara axial, dengan kecepatan yang
dapat diatur antara 0,05 7,5 mm/meniit.
4. Arloji ukur untuk mengukur pemendekan axial benda uji.
5. Membran karet yang sesuai dengan ukuran benda uji, alat peregang membran dan
gelang karet pengikat.
6. Cetakan tanah, gergaji, alat bubut tanah, den sebagainya.
7. Alat-alat pemeriksa kadar air tanah.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 12.2
IV. PELAKSANAAN
A. Persiapan benda uji
1. Bila contoh tanah yang diperiksa adalah contoh asli dari tabung contoh yang
diameternya sudah sesuai dengan benda uji yang diinginkan, maka keluarkan
contoh tanah dari tabung, dorong dengan alat pengeluar contoh masuk tabung
cetak belah.
Potong benda uji rata bagian atas dan bawahnya. Bila perlu permukaan yang
tidak rata dapat ditambal kemudian keluarkan dari tabung cetak.
2. Bila contoh tanah asli ukurannya lebih besar dari benda uji yang diinginkan,
bentuk/potonglah contoh tanah dengan pisau atau gergaji kawat, atau dibubut
sehingga didapat ukuran yang diinginkan.
3. Bila contoh tanah berupa tanah padat buatan maka dapat berupa
a. Contoh tanah rusak (gagal dalam persiapan/pelaksanaan percobaan) dapat
dibentuk kembali dengan memasukkan dalam kantong plastik/karet, remas
dengan jari sampai rata seluruhnya. Hindarkan tambahnya udara dalam pori
tanah. Kemudian bentuk kembali dan padatkan dalam cetakan sehingga
kepadatannya sama dengan aslinya.
b. Contoh tanah padat buatan dapat diperoleh dengan memadatkan contoh tanah
dengan kadar air dan kepadatan sesuai dengan yang diinginkan. Pemadatan
dapat dilaksanakan dengan menumbuk tanah pada silinder pemadatan
kemudian dorong keluar dengan alat pengeluar contoh masuk tabung contoh
atau dapat pula dengan dipotong dan dibubut.
Pemadatan dapat pula dilaksanakan langsung pada cetakan belah.
c. Bila dikehendaki, contoh tanah dapat dijenuh sebelum percobaan. Bila
demikian catat dan cantumkan pada laporan.
4. Ukur dengan teliti dan catat ukuran diameter dan tinggi dari benda uji. Juga
timbanglah benda uji untuk menghitung berat volume benda uji.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 12.3
B. Pemasangan benda uji
1. a. Taruh benda uji di atas tutup bawah benda uji (specimen cap). Kemudian
letakkan tutup atas di atas benda uji. Pada percobaan unconsolidated
drained gunakan tutup yang tidak berlubang.
b. Gunakan peregang membran (di vakuum), selubungkan membran pada
benda uji. Matikan pompa vakuum, kemudian selubungkan membran pada
benda uji dan ikat membran pada tutup atas maupun bawah dengan gelang
karet pengikat. Untuk menjamin rapat ir dapat dioleskan pelumas pekat
(silicon grease) pada tepi tutup benda uji.
2. Pasanglah benda uji yang sudahdibungkus membran pada tumpuan pada dasar sel
triaxial. Aturlah agar kedudukannya benar-benar sentris.
3. a. Isilah sel triaxial dengan air dan berikan tekanan air (tekanan sel) sampai
harga yang diinginkan.
b. Jalankan/atur dengan pemutar tangan agar piston beban hampir (belum)
menempel benda uji. Baca dan catat arloji ukur cincin beban yang akan
mengukur gaya akibat tekanan ke atas oleh air sel dalam piston, berat piston
dan gesekan yang dipakai sebagai koreksi pada pembacaan beban
selanjutnya.
c. Atur lagi sehingga piston beban mulai menempel benda uji.
d. Atur arloji cincin beban, sehingga dapat diperhitungkan koreksi tersebut tadi
arloji membaca nol.
e. Atur arloji regangan/pemendekan benda uji pada pembacaan nol.
C. Pembebanan
1. Jalankan mesin beban dengan kecepatan 0,5 2 persen/menit. Baca dan catat
pembacaan arloji ukur cincin beban dan arloji ukur pemendekan benda uji pada
kedudukan-kedudukan pemendekan 0,1; 02; 0,3; 0,4; 0,5; persen, kemudian pada
1,0; 2,0; 2,5; 3,0 persen setelah itu setiap tambahan 1 persen. Selanjutnya setelah
pemendekan 10 persen (jika tanah belum pecah) dapat dibaca setiap 2 persen.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 12.4
Lanjutkan pembacaan ini sampai pemendekan 15 persen (meskipun) tanah sudah
pecah) atau jika tanah belum pecah lanjutkan pembacaan sampai pemendekan 20
persen.
D. 1. Setelah selesai pembacaan, hentikan mesin beban keluarkan air dalam sel,
kemudian buka sel dan keluarkan benda uji.
2. Bukalah membran karet dan catat/buat skets bentuk pecahnya tanah.
3. Timbang dan catat berat benda uji.
4. Laksanakan pemeriksaan kadar air benda uji.
E. Kerjakan dengan cara yang sama benda uji kedua dan ketiga dengan tekanan sel
yang berbeda besarnya.
V. HITUNGAN
1. Hitung regangan axial tanah, untuk setiap beban yang dibaca, yaitu :
o
L
L
dimana L = perpendekan benda uji yang terbaca pada arloji ukur
Lo = panjang/tinggi benda uji semula.
2. Hitung luas rata-rata penampang tanah, A, pada setiap beban.
1
Ao
A
4 1
2 3
1
Penjelasan rumus :
1
k
dimana
V
W
W = berat tanah basah dari lubang
= W
3
W
2
V = volume tanah = volume lubang = volume pasir yang mengisi
lubang.
=
o
Wpasir
W pasir = W
1
W
4
Wo
Catatan :
1. Selama pengisian pasir dalam lubang hindarkan adanya getaran-getaran, karena
nilai
o
dan Wo tidak akan tepat.
2. Ukuran volume lubang benda uji untuk menentukan kadar air sekurang-
kurangnya adalah adalah seperti di bawah.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 4
Butir tanah terbesar Volume minimum lubang
galian (cm
3
)
Benda uji untuk kadar
air (gram)
4,75 mm (saringan no 4)
12,50 mm
25,00 mm
50,00 mm
700
1.400
2.100
2.800
100
250
500
1.000
3. Nilai berat volume pair yang digunakan =
o
dan berat yang akan mengisi
kerucut Wo, perlu ditentukan terlebih dulu setiap penggantian pasir yang akan
digunakan atau jika keadaannya sudah berubah misalnya karena kotor.
Cara menentukan adalah sebagai berikut :
a. Menentukan volume botol (termasuk lubang sebelum kran)
- Timbang botol kosong dan kering bersama corongnya = W
5
gram.
- Dirikan botol dengan corong menghadap ke atas, kemudian isi air sampai
di atas kran. Kemudian tutup kran dan bersihkan/keringkan keebihan air
dalam corong.
- Timbang botol yang terisi air = W
6
gram.
- Maka volume botol =
3 5 6
1
cm v
w
W W
k
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 1
PERCOBAAN NO 15
PEMERIKSAAN KEPADATAN TANAH LAPANGAN
DENGAN CARA TABUNG CONTOH TANAH
(CORE CUTTER METHOD)
I. MAKSUD
Maksud percobaan adalah untuk memeriksa/menentukan kepadatan (berat volume
kering) tanah dengan menggunakan tabung contoh tanah. Yaitu mengambil contoh tanah
undisturbed dengan memukul silinder tipis masuk ke dalam tanah.
Catatan : Cara ini tidak sesuai untuk :
- tanah yang sangat keras sehingga tidak dapat ditembus silinder.
- Tanah yang akan lepas jika diambil dengan silinder
II. ALAT
1. Tabung/silinder baja yang cukup tipis dengan ujung tajam dengan diameter
antara 50 sampai 140 mm.
Tebal dinding silinder maksimum adalah sedemikian hingga :
nilai 100% x
D
D D
A
2
1
2
1
2
2
r
; harus kurang dari 10 15 %
2. Landasan/tutup silinder dan alat pemukul.
3. Timbangan.
4. Alat-alat pembantu, seperti pisau, cetok dan sebagainya, dan juga bor tangan jika
akan diperiksa lapisan yang di bawah.
5. Alat-alat pemeriksa kadar air.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 2
III. PELAKSANAAN
1. Sebelum pemeriksaan tentukan dan catat berat dan volume masing-masing
silinder contoh tanah yang akan dipakai.
2. Mengambil contoh tanah pada permukaan tanah.
- Persiapkan permukaan tanah, sehingga rata dan mendatar serta bersih dari
butir-butir lepas yang ada.
- Letakkan silinder contoh tanah di atas muka tanah dengan bagian yang tajam
di bawah. Kemudian landasan/tutup silinder diletakkan di atasnya.
- Pukullah dengan alat pemukul pada kepala landasan, sampai bagian atas
silinder kira-kira 1,5 cm masuk di bawah permukaan tanah.
- Lepaskan tutup/landasan dan gali dengan cetok tanah sekitar silinder sampai
sedilit lebih bawah dari ujung silinder. Potong tanah di bawahnya dan angkat
silinder yang terisi tanah.
- Potong tanah dengan pisau sehingga rata dengan ujung-ujung silinder, secara
hati-hati agar tidak mengganggu keaslian contoh tanah.
3. Segera timbang silinder bersama tanah tesebut. Kemudian ambillah
sebagian/secukupnya dari tanah tersebut untuk menentukan kadar air tanah.
IV. HITUNGAN
Kepadatan tanah = berat volume kering tanah =
silinder volume tanah volume V
silinder isi berat dengan tanah isi silinder berat selisih tanah berat W
V
W
k
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 1
PERCOBAAN NO. 16
PERCOBAAN GESER PUTAR
UNTUK TANAH KOHESIF DI LAPANGAN
(VANE SHEAR TEST)
I. MAKSUD
Cara ini adalah untuk menentukan kuat geser undrained dari tanah kohesif yang lunak
dan kenyang air.
II. ALAT
1. Baling-baling 4 daun dengan tinggi sebesar dua kali lebarnya. Bagian bawah
dibuat tajam untuk dapat menembus tanah.
Bagian atas dan bawah dapat tegak lurus pada sumbu atau meruncing dengan
sudut 45
o
.
2. Batang penyambung dari baja, yang dapat disambung sesuai dengan kedalaman
yang diperiksa.
3. Alat pembaca momen torsi pada saat memutar bailing-baling.
III. PELAKSANAAN
1. a. untuk pelaksanaan dalam lubang bor, maka baling-baling haru sidtekan
menembus dasar bor sampai tanah yang belum terusik, sekurang-kurangnya 5
kali diameter lubang bor.
Maka kedalaman pengeboran supaya dihentikan sebelum sekurang-kurangnya
5 kali diameter lubang bor dari kedalaman yang direncanakan diperiksa.
b. Untuk alat geser putar yang menggunakan pipa slubung untuk batang torsi,
maka tekan alat ini menembus lapisan tanah sebelum 5 kali diameter
selubung baling-baling dari rencana kedalaman yang diperiksa, kemudian
tembuskan baling-baling sampai kedalaman yang akan diperiksa.
Perlu diperhatikan bahwa pada saat menekan turun baling-baling jangan ada
gerakan memutar.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 2
2. Putarlah baling-baling, dan jaga jangan ada gerakan ke bawah atau ke atas.
Kecepatan putar jangan lebih dari 0,1 derajat/detik. Dengan kecepatan putar ini
pada umumnya akan diperlukan waktu 2 sampai 5 menit untuk mencapai
putusnya tanah, kecuali pada tanah lempungg sangat lunak akan dapat diperlukan
waktu 10 sampai 15 menit.
Pada tanah yang lebih keras perputaran untuk memutuskan tanah akan lebih
pendek, maka sebaiknya kecepatan putar dikurangi. Catatlah momen torsi yang
terbaca pada alat setiap 15 detik sampai lewat nilai maksimum yang terdapat.
3. Setelah dicapai nilai maksimum (tanah telah putus), putarlah secara cepat
sekurang-kurangnya 10 putaran dan bacalah serta catat nilai momen torsi setelah
nilainya konstan.
4. Pemeriksaan ini harus dilakukan pada setiap kedalaman 75 cm lapisan tanah.
Atau bila diketahui setiap terdapat perubahan lapisan tanah.
5. Sebagai angka koreksi momen torsi akibat lekatan tanah pada batang di atas
baling-baling dan juga akibat gesekan batang dengan pipa selubung, dapat
dilakukan dengan menmbuskan batang (tanpa baling-baling) sampai kedalaman
yang sama (dikurangi tinggi baling-baling), kemudian putar dan dibaca nilai torsi
yang terjadi.
Maka nilai momen torsi yang sebenarnya adalah pembacaan dengn baling-baling
dikurangi nilai tanpa baling-baling.
IV. HITUNGAN
1. Untuk baling-baling tegak lurus sumbu, maka nilai kohesi (undrained) tanah
adalah :
(cm) baling baling tinggi H
(cm) baling baling ebar diameter/l D
torsi momen M jika
kg/cm
)
6
D
2
H D
(
M
C
2
3 2
Apabila H = 2D
C =
3
D . 6 / 7 .
M
Catatan :
1. Apabila satuan skala pembacaan momen torsi dalam Nm, maka dapat
dikonversikan
1 = 10,12 kgcm.
2. Percobaan geser putar jangan dilakukan pada :
- tanah (lempung) yang berbatu-batu, dan sebagainya yang dapat
mempengaruhi hasilnya.
- tanah permeabel seperti pasir dan lanau.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 4
PERCOBAAN NO 16A
MENENTUKAN KUAT GESER UNDRAINED TANAH
DENGAN ALAT GESER PUTAR DI LABORATORIUM
(LABORATORY VANE SHEAR TEST)
I. MAKSUD
Menentukan kuat geser undrained (undrained shear strength = cohesion) dari
tanah kohesif yang kenyang air dengan menggunakan laboratory vane shear tester.
II. ALAT
Digunakan alat Standard Laboratory Vane Tester, Maruto SH-59, yang terdiri atas :
1. Mesin putar
- Dapat diputar dengan mesin atau tangan, dipindahkan dengan kopling.
- Kecepatan putar mesin 1 10 derajad/menit = 0,017 0,17 derajat/detik.
- Pengukur torsi berupa cincin torsi (torque proving ring) dua macam yang
dapat diganti :
a. kapasitas 10 kgcm
b. kapasitas 30 kgcm
yang besarnya momen torsi dibaca dan dikalibrasi terhadap regangan yang
terjadi pada arloji ukur regangan (kapasitas 10 mm dan ketelitian 0,01 mm).
- Landasan dengan pengukur putaran berupa busur derajat 0
o
- 120
o
dengan
pembagian terkecil 0,50
o
.
2. Baling-baling dengan ukuran : H = 3 cm, D = 2 cm, yang tebalnya 2 macam :
- untuk tanah lunak tebal 0,8 mm
- untuk tanah keras tebal 1,2 mm
3. Lain-lain
- Tabung pemadatan standard dengan kait penahan.
- Tabung tanah diameter 7,5 cm tinggi 17 cm, untuk tempat tanah asli
(undisturbed) yang akan diperiksa.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 5
- Pemindah tanah dari tabung contoh tanah (thin wall tube sampler) diameter
7,5 cm ke dalam tabung tanah pemeriksa.
- Klem penjepit tabung tanah.
III. PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Pasang cincin torsi dengan baut-baut yang tersedia.
b. Pasang arloji ukur ditempatnya dengan ujung batang penggeraknya
menempel pada ujung cincin yang bebas.
c. Pasang baling-baling di tempatnya.
Jika yang akan diperiksa tanah dalam tabung Proctor standard, sambunglah
baling-baling dengan batang penyambung pendek yang tersedia.
2. Pemasangan tabung isi tanah yang akan diperiksa :
a. Jika digunakan tabung Standard Proctor, pasang tabung yang sudah isi tanah
bersama plat dasarnya dan klem di tempatnya.
b. Jika digunakan tabung contoh tanah (diameter 7,5 cm panjang 17,0 cm)
dipasang dengan klem dengan pemegang tabung.
3. Persiapan berikutnya.
a. Nolkan arloji ukur. Gerakkan batang penggerak maju-mundur untuk
melicinkan gesekan-gesekan yang mungkin ada beberapa kali, sehingga yakin
betul-betul menunjuk nol.
b. Buat lengan roda atas hampir menempel ujung bebas cincin torsi.
c. Naikkan dasar tabung isi tanah sampai baling-baling masuk dalam tanah
sampai kedalaman yang diinginkan (beri tanda sebelumnya pada batang
baling-baling).
d. Bebaskan kopling (dorong ke depan) dan putarlah roda penggerak dengan
tangan, sehingga lengan roda atas menempel ujung bebas dari cincin, yang
dapat terlihat pada jarum arloji ada gerakan.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
Pitoit Pti|ii|t 6
Setel/ukur agar penunjuk busur derajat menunjuk angka tertentu (atau lebih
baik menunjuk 0
o
.
e. Setel pengatur kecepatan putar mesin sehingga diperoleh kecepatan yang
diinginkan berdasar tabel yang ada.
Pada umumnya di setel pada no. 3, yang berarti kecepatannya 0,1
derajat/detik.
Catatan :
Manometer yang terpasang mempunyai satuan KN/m
2
1 KN/m
2
=
2
/
81 , 9
1
m ton
= tinggi tekanan air cm
9,81
100
m
81 , 9
1
Buatlah grafik
a. Perlawanan penetrasi konis (PK) terhadap kedalaman.
b. Jumlah hambatan lekat terhadap kedalaman.
Catatan :
1. Keuntungan yang diperoleh dari alat sondir ini adalah :
a. Dapat dengan cepat menentukan lapisan tanah.
b. Dapat memperkirakan perbedaan lapisan tanah.
c. Dapat digunakan untuk menghitung daya dukung tiang dengan menggunakan
rumus empiris.
d. Cukup baik untuk digunakan pada lapisan tanah lempung.
2. Kerugiannya :
a. Jika terdapat butiran-butiran kerikil (keras) dapat memberikan hasil yang
salah.
b. Tidak dapat mengetahui jenis tanah secara langsung.
Cara langsung.
Jika mesin sondir dan konis tidak lurus maka hasil yang diperoleh
meragukan.
ANALISA PENGENDAPAN/HIDROMETER
Tipe hidrometer 151 H/ 152 H/ .
Koreksi meniskus hidrometer m = ..
Berat jenis tanah G = ..
Koreksi hidrometer 152 H (daftar 1) a = ..
Reagen Na
2
SiO
3
/NaPO
3
Banyak reagen .ml/gram
Berat total tanah kering oven
yang diperiksa W = ..gram
Untuk hidrometer 151 H : K
1
= .. ..........
1 G
G
x
W
100000
Tanggal
jam
Waktu
T
(menit)
Pembacaan
hidrometer
dalam
suspensi
R
1
Pembacaan
hidrometer
dalam
cairan R
2
Tempe
ratur
t
o
C
Pembacaan
hidrometer
terkoreksi
meniskus
R = R
1
+ m
Kedala
man
L
x)
(cm)
Konstan
K
xx)
Diameter
butir
T
L
K D
(mm)
Pembacaan
hidrometer
terkoreksi
R = R
1
R
2
Persen
berat
lebih
kecil P
xxx)
(%)
2
5
30
60
250
1440
x) Dibaca dari daftar 2 berdasar R
xx) Dibaca dari daftar 3 berdasar t dan G
xxx) Dihitung berdasar rumus
- untuk hidrometer 151 H : P = K
1
(R 1)
- untuk hidrometer 152 H : P = K
2
. R
ANALISA HIDROMETER UNTUK BAGIAN YANG LEWAT SARINGAN NO. 10
Tipe hidrometer 151 H/ 152 H/ .
Koreksi meniskus hidrometer m = ..
Berat jenis tanah G = ..
Koreksi hidrometer 152 H (daftar 1) a = ..
Reagen Na
2
SiO
3
/NaPO
3
Banyak reagen .ml/gram
Berat total tanah kering oven
yang diperiksa W = ..gram
Untuk hidrometer 151 H : K
1
= .. ..........
1 G
G
x
W'
100000
Tanggal
jam
Waktu
T
(menit)
Pembacaan
hidrometer
dalam
suspensi
R
1
Pembacaan
hidrometer
dalam
cairan R
2
Tempe
ratur
t
o
C
Pembacaan
hidrometer
terkoreksi
meniskus
R = R
1
+ m
Kedala
man
L
x)
(cm)
Konstan
K
xx)
Diameter
butir
T
L
K D
(mm)
Pembacaan
hidrometer
terkoreksi
R = R
1
R
2
Persen
berat
lebih
kecil P
xxx)
(%)
2
5
30
60
250
1440
x) Dibaca dari daftar 2 berdasar R
xx) Dibaca dari daftar 3 berdasar t dan G
xxx) Dihitung berdasar rumus
- untuk hidrometer 151 H : P = K
1
(R 1)
- untuk hidrometer 152 H : P = K
2
. R
Daftar 3. : Harga K untuk menghitung diameter butir dengan hidrometer
Temperatur
o
C
Berat jenis butir tanah
2,450 2,500 2,550 2,600 2,650 2,700 2,750 2,800 2,850
16 0,01510 0,01505 0,01481 0,01457 0,01435 0,01414 0,01394 0,01374 0,01356
17 0,01511 0,01486 0,01462 0,01439 0,01417 0,01396 0,01376 0,01356 0,01338
18 0,01492 0,01467 0,01443 0,01421 0,01399 0,01378 0,01359 0,01339 0,01321
19 0,01474 0,01449 0,01425 0,01403 0,01382 0,01361 0,01342 0,01323 0,01305
20 0,01456 0,01431 0,01408 0,01386 0,01365 0,01344 0,01325 0,01307 0,01289
21 0,01438 0,01414 0,01391 0,01369 0,01348 0,01328 0,01309 0,01291 0,01273
22 0,01421 0,01397 0,01374 0,01353 0,01332 0,01312 0,01294 0,01276 0,01258
23 0,01404 0,01381 0,01358 0,01337 0,01317 0,01297 0,01279 0,01261 0,01243
24 0,01388 0,01365 0,01342 0,01321 0,01301 0,01282 0,01264 0,01246 0,01229
25 0,01372 0,01349 0,01327 0,01306 0,01286 0,01267 0,01249 0,01232 0,01215
26 0,01357 0,01334 0,01312 0,01291 0,01272 0,01253 0,01235 0,01218 0,01201
27 0,01342 0,01319 0,01297 0,01277 0,01258 0,01239 0,01221 0,01204 0,01188
28 0,01327 0,01304 0,01283 0,01264 0,01244 0,01225 0,01208 0,01191 0,01175
29 0,01312 0,01290 0,01269 0,01249 0,01230 0,01212 0,01195 0,01178 0,01162
30 0,01298 0,01276 0,01256 0,01236 0,01217 0,01199 0,01182 0,01165 0,01149
Beban
kg/cm
2
Bacaan
akhir
arloji
cm
Perubahan
tebal
H, cm
Perubahan
angka pori
s
H
e
Angka pori
e = e1 - e
1
2
c
P
P
log
e
C
Tebal akhir
H = H - H
cm
tebal
rata-rata
2
H H
d
2 1
menit
t
90
t
90
menit
t
90
detik
90
2
t
0,848d
Cv
cm
2
/detik
0,00
0,25
0,50
1,00
2,00
4,00
8,00
16,00*
4,00*
2
1*
0,25
0,00
Data Penggeseran :
Tanggal/jam = ..s/d tanggal/jam.
Kecepatan penggeseran = ..mm/menit
Waktu
menit
Pembacaan
arloji
pergeseran
Pergeseran
cm
Koreksi
luas *)
Luas
terkoreksi
*)
Pembacaan
arloji beban
geser
Gaya
geser
Teg.
geser
Pembacaan
arloji
penurunan
Penurunan Tebal
benda uji
*) hanya untuk benda uji persegi
Pemendekan Luas tampang 1. Tekanan sel
1
= .kg/cm
2
2. Tekanan sel
2
= .kg/cm
2
3. Tekanan sel
3
= .kg/cm
2
Pemba
caan
arloji
a
L
a x 10
-3
cm
Rega
ngan
Lo
%
koreksi
1 -
Luas
terkoreksi
1
Ao
A
Pemba
caan
arloji
beban
Beban
P
kg
tekanan
deviator
A
P
3 1
kg/cm
2
Pemba
caan
arloji
beban
Beban
P
kg
tekanan
deviator
A
P
3 1
kg/cm
2
Pemba
caan
arloji
beban
Beban
P
kg
tekanan
deviator
A
P
3 1
kg/cm
2
0,1 0,999
0,2 0,998
0,3 0,997
0,4 0,996
0,5 0,995
1,0 0,990
1,5 0,985
2,0 0,980
2,5 0,975
3,0 0,970
4,0 0,960
5,0 0,950
7,0 0,940
8,0 0,930
9,0 0,920
10,0 0,910
12,0 0,900
14,0 0,880
16,0 0,860
18,0 0,840
20,0 0,800
TABEL :
PEMERIKSAAN KADAR AIR
Proyek : Tanggal :
No. Contoh : Petugas :
Kedalaman :
No No Cawan Timbang
1. Berat cawan kosong w
1
gram
2. Berat cawan + tanah basah W
2
gram
3. Berat cawan + tanah kering W
3
gram
4. Berat air (w2 w3) gram
5. Berat tanah kering (w3 w1) gram
6. Kadar air
1
Bo
W
+
=
7. Kadar air rata-rata
TABEL :
PENENTUAN BERAT JENIS TANAH
Proyek : . Tanggal :
No. Contoh : . Petugas :
Kedalaman :
No Piknometer No.
1. Berat piknometer kosong W
1
2. Berat piknometer + tanah kering W
2
3. Berta piknometer + tanah + air W
3
4. Berat piknometer + air W
4
5. Temperatur t
o
C
6. A = w
2
w
1
7. B = w
3
w
4
8. C = A B
9.
Berat jenis
C
A
G1 =
10. Rata-rata G
1
11.
=
5 , 27 air Jenis Berat
air Jenis Berat
5 , 27 untuk G
t
C
TABEL :
PEMERIKSAAN BATAS CAIR
Proyek : . Tanggal :
No. Bor : .. Petugas :
Kedalaman : ..
Percobaan no. 1 2 3 4
1. Jumlah pukulan
2. No. Cawan timbang
3. Berat cawan kosong W
1
4. Berat cawan + tanah basah W
2
5. Berat cawan + tanah kering W
3
6. Berat air A = W
2
W
3
7. Berat tanah kering B = W
3
W
1
8. Kadar air
% 100
B
A
x =
9. Batas cair Flow index =
TABEL :
PEMERIKSAAN BATAS CAIR
Proyek : No. Contoh :
Tanggal : No. Bor :
Petugas : Kedalaman :
A. Berat jenis tanah sudah diketahui
Berat jenis butir tanah : G =
Cawan susut no.
Berat cawan + tanah kering W
1
gram
Berat cawan susut W
2
gram
Berat tanah kering Wo = W
1
- W
2
gram
Berat air raksa yang didesak oleh
tanah kering + cawan
W
3
gram
Berat cawan W
4
gram
Berat air raksa W
5
= W
3
W
4
gram
Volume tanah kering
3 5
cm
6 , 13
W
Vo =
Batas susut tanah
% 100
G
1
Wo
Vo
SL x =
B. Berat jenis tanah tidak diketahui
a. Kadar air tanah basah
Cawan susut no.
Berat cawan susut W
1
gram
Berat cawan + tanah basah W
2
gram
Berat cawan + tanah kering W
3
gram
Berat tanah kering Wo = W
3
W
1
gram
Berat air A = W
3
W
1
gram
Kadar air tanah
% 100
Wo
A
x =
b. Volume tanah basah = volume cawan susut
Berat cawan porselen W
4
gram
Berat cawan porselen + berat air raksa
pengisi cawan susut
W
5
gram
Berat air raksa C = W
4
W
5
Volume tanah basah
3 5
cm
6 , 13
W
Vo =
c. Volume tanah kering
Berat cawan porselen W
6
gram
Berat cawan porselen + berat air raksa
pengisi cawan susut
W
7
gram
Berat air raksa C = W
6
W
7
Volume tanah basah
3 5
cm
6 , 13
W
Vo =
d. 1. Batas susut, % .......... % 100 )
v
v - v
- ( SL
o
o
= = x
2. Angka susut, ..........
Vo
Wo
SR = =
3. Susut volumetrik, VS = (e - SL) SR =
4. Susut linear, .... ..........
100 VS
100
- (1 00 1 LS
3
=
+
=
5. Berat jenis tanah, .... ..........
100
SL
SR
1
1
G =
=
TABEL :
PEMERIKSAAN DISTRIBUSI UKURAN BUTIR
(untuk tanah berdiameter s 2 mm)
Proyek : No. Contoh :
Tanggal : No. Bor :
Petugas : Kedalaman :
1. Berat total contoh tanah
basah/lembab yang akan diperiksa
Bo = .gram
2. Kadar air contoh tanah
e = %
3. Berat total contoh tanah kering oven
yang diperiksa
1
Bo
W
+
= = .gram
4. Berat total contoh tanah kering oven
yang berdiameter > 0,075 mm
B
1
= W B
2
= gram
5. Berat tanah berdiameter < 0,075 mm
B
2
=
PEMERIKSAAN KADAR AIR CONTOH TANAH YANG DIPERIKSA
No. Cawan timbang
Berat cawan kosong Wa, gram
Berat cawan + tanah basah Wb, gram
Berat cawan + tanah kering Wc, gram
Kadar air
% 100 x
W W
W W
a c
o b
=
ANALISA SARINGAN BUTIR PASIR ( SETELAH ANALISA PENGENDAPAN)
Berat benda uji yang diperiksa Bo = .gram
Kadar air e = ...%
Berat benda uji kering oven
' 1
B'
W'
o
+
=
Saringan Ukuran Butir
(mm)
Berat tertahan
saringan
Berat lewat
saringan
Persen lewat
saringan
(%) 100
W'
x
e
No. 200 0, 075 b
6
= e
6
= .
No. 140 0, 106 b
5
= e
5
= .
No. 60 0, 250 b
4
= e
4
= .
No. 40 0, 425 b
3
= e
3
= .
No. 20 0. 850 b
2
= e
2
= .
No. 10 2, 000 b
1
= e
1
= .
Berat butiran
Lebih kecil 0,075 mm
B
2
= ...
Jumlah W =
e
6
= B
2
e
4
= e
5
+ b
5
e
2
= e
3
+ b
3
e
5
= e
6
+ b
6
e
3
= e
4
+ b
4
e
1
= e
2
+ b
1
PEMERIKSAAN KADAR AIR BENDA UJI
No. Cawan
Berat cawan kosong Wa, gram
Berat cawan + tanah basah Wb, gram
Berat cawan + tanah kering Wc, gram
Kadar air
% 100
W W
W W
a c
c b
x
d
TABEL :
PEMERIKSAAN CBR
Proyek : No. Contoh :
Tanggal : No. Bor :
Petugas : Kedalaman :
Jenis tanah : Direndam : ya / tidak
Pemadatan :
Ukuran silinder : Cara : A/B/C/D
diameter = .cm Berat penumbuk = .kg
tinggi = ..cm Jumlah lapisan = .lapis
volume=V= ..cm
3
Jumlah tumbukan tiap lapis = ..
Kadar air tanah, e %
Berat silinder + tanah basah, gram
Berat silinder, gram
Berat tanah basah, W
1
gram
V
W
1
basah
=
1
kering
+
=
Berat tanah kering = Ws = V .
k
Beban di atas tanah
Berat silinder + tanah sebelum
direndam, gram
Berat silinder, gram
Berat air terisap tanah = W
w
gram
% berat air terisap =
s
w
W
W
Perendaman dan Pengembangan
Tgl/jam Beda
Waktu
(jam)
Pembacaan
arloji
(cm)
Pengembangan
% 100 x
H
S
0
1
2
4
8
12
24
36
48
72
96
Penetrasi Beban Tekanan Tekanan
dikoreksi
pembacaan
arloji
mm inch pembacaan
arloji
P
1
(kg)
P
2
= 0,454
P
1
(lbs)
) (
3
2
psi
P
p =
dari grafik
(psi)
0,64 0,025
1,27 0,050
1,91 0,075
2,54 0,100
3,18 0,125
3,81 0,150
4,45 0,175
5,08 0,200
5,72 0,225
6,36 0,250
7,00 0,275
7,62 0,300
8,26 0,325
8,90 0,350
9,54 0,375
10,16 0,400
10,80 0,425
11,43 0,450,
12,07 0,475
12,70 0,500
TABEL :
PERCOBAAN KONSOLIDASI
Proyek : No. Contoh :
Tanggal : No. Bor :
Petugas : Kedalaman :
Tanah yang diperiksa : tanah asli/tanah dipadatkan .% Std. Proctor
Jenis tanah : .
Berat jenis tanah, G = gr/cm
3
Luas cincin, A = cm
2
Berat cincin W
c
= .gr Tinggi cincin, Ho = cm
Diameter cincin = .cm Volume cincin, V = cm
3
SEBELUM PERCOBAAN
KADAR AIR I II
berat cawan kosong W
1
berat cawan + tanah basah W
2
berat cawan + tanah kering W
3
kadar air
1 3
3 2
o
W W
W W
=
kadar air rata-rata e
o
..% = 0,
berat cincin + tanah basah W
4
berat tanah basah W
b
= W
4
W
c
berat tanah kering
o
b
k
1
W
W
+
=
berat volume tanah kering
V
W
k
k
=
tinggi bagian padat
A . G
W
H
k
s
=
angka pori
s
s o
o
H
H H
e
=
derajat kekenyangan
o
o
o
e
G .
S =
SESUDAH PERCOBAAN
berat cincin + tanah basah W
5
berat cincin + tanah kering W
6
berat tanah kering W
k
= W
6
W
c
kadar air
k
6 5
f
W
W W
W
=
derajat kekenyangan
f
f
f
e
G . W
S =
Waktu pembacaan Pembacaan arloji (mm) untuk beban (kg/cm
2
)
tgl/jam t
t
t menit
0,25 0,5 1 2 4 8 2* 0,25* 0*
0 0
5,40 0,3
15,00 0,5
29,40 0,7
1,00 1,0
2,25 1,5
4,00 2,0
6,25 2,5
9,00 3,0
12,25 3,5
16,00 4,0
25,00 5,0
36,00 6,0
49,00 7,0
64,00 8,0
81,00 9,0
100,00 10,0
121,00 11,0
144,00 12,0
225,00 15,0
400,00 20,0
1440,00 38,0
Catatan :
* Untuk pengembangan (tekanan sesudah 8 kg/cm
2
, yaitu 2, 0,25 dan 0), umumnya
yang dicatat hanya pembacaan setelah tampak arloji tidak bergerak lagi ( 4
jam, dapat kurang atau lebih tergantung jenis tanah).
** Jika diperlukan ditambah untuk beban 16, 4, 1 kg/cm
2
.
TABEL :
PEMERIKSAAN TEKAN BEBAS
Proyek : No. Contoh :
Tanggal : No. Bor :
Petugas : Kedalaman :
Jenis tanah : ..
Benda uji : tanah asli/hasil pemadatan ( % kepadatan standard/modified)
Diameter contoh = .cm Berat cawan + tanah basah = gr
Tinggi contoh L
o
= .cm Berat cawan + tanah kering = gr
Luas mula-mula A
o
= .cm
2
Berat cawan = gr
Volume contoh = .cm
3
Berat air = gr
Berat contoh = gr Berat tanah kering = .gr
Berat volume = gr/cm
3
Kadar air = %
T
e
k
a
n
a
n
,
k
g
/
c
m
2
0 5 10 15 20 25
W
a
k
t
u
,
m
e
n
i
t
/
d
e
t
i
k
Pemendekan tanah Luas tampang
tanah
Beban Tekanan
A
P
kg/cm
2
Pembacaan
arloji, a
A L
a x 10
-3
(cm)
regangan
o
L
L
=
(%)
koreksi
1 - c
luas
dikorek
si
1
A
A
o
=
(cm
2
)
Pembacaan
arloji
Beban,
P
(kg)
1 0,99
2 0,98
3 0,97
4 0,96
5 0,95
6 0,94
7 0,93
8 0,92
9 0,91
10 0,90
11 0,89
12 0,88
13 0,87
14 0,86
15 0,85
16 0,84
17 0,83
18 0,82
19 0,81
20 0,80
TABEL :
PERCOBAAN GESER LANGSUNG
Proyek : No. Contoh :
Tanggal : No. Bor :
Petugas : Kedalaman :
Jenis tanah : .
Benda uji : tanah asli/hasil pemadatan ( % kepadatan standard/modified)
Bentuk benda uji : bulat/persegi
diameter/lebar = .cm luas = cm
2
tebal = .cm volume = .cm
3
Ikhtisar hasil :
Benda
uji
no.
Teg. Normal
o
n
kg/cm
2
Teg. Geser
pecah
t
f
kg/cm
2
Pergeseran
pecah
c %
Kadar air
mula-mula
%
Kadar air
sesudah
% c
D
= kg/cm
2
|
D
=
1
2
3
Gambar grafik :
1. Antara tegangan normal o
n
dengan tegangan geser max. t
f
, untuk mencari | dan c.
2. Tegangan geser dengan pergeseran (bagi masing-masing benda uji).
3. Tebal benda uji dengan pergeseran (bagi masing-masing benda uji).
Berat benda uji no.
Berat contoh mula-mula = gram Berat volume kering = .gr/cm
3
Berat volume basah =.gr/cm
3
Berat sesudah test = .gram
Kadar air = % Kadar air sesudah = ..%
Data konsolidasi :
Tanggal/jam = ..s/d tanggal/jam = .
Beban hanger = kg Jumlah beban = ..kg
Tambahan beban = .kg Tekanan vertikal = ..kg/cm
2
Waktu, menit Pembacaan arloji Selisih Tebal akhir
0,0
0,25
1
4
9
16
25
36
64
100
225
400
1440
TABEL :
PEMERIKSAAN TRIAXIAL
Proyek : No. Contoh :
Tanggal : No. Bor :
Petugas : Kedalaman :
Data benda uji :
Jenis tanah : .
Contoh tanah : tanah asli/hasil pemadatan ( % kepadatan standard/modified)
Diameter contoh = ..cm Berat volume = gr/cm
3
Tinggi contoh, Lo = ..cm Kadar air mula-mula = %
Luas contoh mula-mula, Ao = .cm
2
Derajat kekenyangan = ..
Volume contoh, Vo =. cm
3
Kadar air sesudah test = %
Berat contoh = ...gr
Data alat :
Tare adjustable, strain controlled.
Kecepatan reganagn = mm/menit.
Ikhtisar :
Percobaan Tekanan sel
o
3
, kg/cm
2
Tekanan deviator
pecah (o
1
- o
3
) kg/cm
2
o
1
pecah
kg/cm
2
c
u
= ..kg/cm
2
|u = ....o
1
2
3
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
17.1
DYNAMIC CONE PENETROMETER
(DCP)
I. MAKSUD
Alat ini digunakan untuk menentukan nilai CBR sub grade, sub base atau base
course suatu sistem secara cepat dan praktis. Biasa dilakukan sebagai pekerjaan quality
control pekerjaan pembuatan jalan.
Spesifikasi:
Kanus : Baja yang diperkeras, diameter 20 mm, sudut kemiringan 60
o
Palu penumbuk : Berat 8 kg, tinggi jatuh 575 mm
Mistar : 100 cm
Batang penetrasi : Diameter 16 mm.
Pengoperasian yang praktis
Peralatan ini cukup dioperasikan oleh dua operator saja. Tanpa memerlukan
perhitungan khusus, pekerjaan quality control menjadi cepat dan efisien tanpa
mengabaikanketepatan hasil pengukuran.
Portable
Alat ini di desain khusus agar mudah dibawa kemanapun juga. Rangkaian alat
ini dapat dibongkar pasang dengan mudah dan cepat.
II. ALAT
1. Mistar ukur
2. Batang penetrasi
3. Konus
4. Landasan penumbuk
5. Stang pelurus
6. Palu penumbuk
7. Kunci pas
8. Tas terpal
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
17.2
Peralatan DCP
III. PELAKSANAAN
1. Letakkan penetrometer yang telah dirakit di atas permukaan tanah/sirtu yang akan
diperiksa.
Letakkan alat ini sedemikian rupa sehingga dalam posisi vertikal, penyimpangan
sedikit saja menyebabkan kesalahan pengukuran yang relatif besar.
2. Baca posisi awal penunjukan mistar ukur (Xo) dalam satuan mm yang terdekat.
Penunjukan Xo tidak perlu tepat pada angka nol karena nilai Xo ini akan
diperhitungkan pada nilai penetrasi.
3. Angkat palu penumbuk sampai menyentuh pemegang palu lepaskan sehingga
menumbuk landasan penumbuknya. Tumbukan ini menyebabkan konus menmbus
tanah/lapisan sirtu di bawahnya.
4. Baca posisi penunjukan mistar ukur (X
1
) setelah terjadi penetrasi. Masukkan nilai
X
1
ini pada blangko data kolom ke-2 (pembacaan mistar-mm) untuk tumbukan
n = 1 (baris ke-2).
Isilah kolom ke-3 (penetrasi-mm) pada blangko data yaitu selisih antara X
1
dan Xo
(X
1
Xo). Kemudian isi kolom ke-4 pada blangko data besarnya nilai
1
X - X
25
o 1
x
5. Ulangi prosedur 3 dan 4 berulangkali sampai batas kedalaman lapisan yang akan
diperiksa. Masukan data X
2
, X
3
, X
4
, ..X
n
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
17.3
Pada kolom ke-2 blangko data sesuai dengan baris n = 2, n = 2, n = 3, n = 4,n = n.
6. Isilah kolom ke-3 (penetrasai-mm) pada blangko data yaitu selisih antara nilai X
1
dengan Xo (1 = 2, 3, 4 n).
7. Isilah kolom ke-4 (tumbukan per 25 mm) dengan rumus : n
X - X
25
o 1
x
8. Dengan menggunakan grafik 1, tentukan nilai CBR yang bersangkutan dengan
cara sebagai berikut :
- Angka pada kolom ke-4 dimasukkan pada skala mendatar
- Tarik garis vertikal ke atas sampai memotong grafik
- Dari titik perpotongan tersebut ditarik garis horisontal ke kiri sampai
memotong skala vertikal.
- Titik perpotongan tersebut menunjukkan nilai CBRnya
- Masukkan nilai CBR ini pada titik perpotongan tersebut.
- Bila titik perpotongan tersebut tidak tepat pada nilai CBR tertentu lakukan
interpolasi/perkiraan nilai diantaranya.
- Masukkan nilai CBR ini pada kolom ke-6.
9. Dengan menggunakan grafik 2, tentukan juga nilai CBR yang bersangkutan
dengan cara sebagai berikut :
- Angka pada kolom ke-1 dimasukkan/diplotkan pada skala mendatar.
- Tarik garis vertikal ke atas yang melalui titik tersebut.
- Angka pada kolom ke-3 (penetrasi-mm) dimasukkan/diplotkan pada skala
vertikal.
- Tarik garis horisontal ke kanan yang melalui titik tersebut.
- Tentukan titik potong kedua garis tadi.
- Tentukan nilai CBR pada titik perpotongan tersebut.
- Bila titik potong tersbut tidak tepet pada nilai CBR tertentu lakukan
interpolasi/perkiraan nilai diantaranya.
- Masukan nilai CBR ini pada kolom ke-6.
Li|otiiotit Mc|iti|i Titi| Ptotit Dij!oti Tc|ti| Siji!
17.4
10. Ambil harga CBR terkecil diantara yang tercantum pada kolom ke-5 dan ke-6.
Masukan nilai CBR tu pada kolom ke-7.
Catatan:
Blanko data dan grafik-grafik in diambil dari buku manual terbitan Puslitbang
Jalan Departemen Pekerjaan Umum di Bandung.