Anda di halaman 1dari 30

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Retensi adalah suatu mekanisme yang dimaksudkan untuk mempertahankan

agar alat lepasan tetap dapat melekat di dalam mulut sedangkan pengertian penjangkar bertitik tolak dari hukum Newton ke III tentang gerakan yaitu: Setiap kekuatan akan menghasilkan kekuatan reaksi yang seimbang dan berlawanan arah. Apabila suatu kekuatan dikenakan pada satu gigi yang akan digerakkan maka akan timbul kekuatan reaksi, kekuatan ini akan mengenai gigi-gigi lain di dalam mulut. Dengan demikian yang dimaksud dengan penjangkar adalah: Suatu kemampuan untuk bertahan agar tidak bergerak yang dimiliki gigi-gigi untuk menyalurkan kekuatan ortodontik, sedangkan kekuatan ortodontik adalah kekuatan yang dihasilkan oleh komponen aktif dari alat ortodontik yang digunakan untuk menggerakkan gigi yang akan dikoreksi. Alat lepasan biasanya bekerja menghasilkan tarikan intra maxillary yaitu kekuatan penjangkar didapatkan dari lengkung gigi yang sama (intra arch). Supaya gigi yang akan dikoreksi dapat digerakkan tanpa menyebabkan gigi penjangkar ikut bergerak kekuatan penjangkar harus lebih besar dari kekuatan ortodontik. Pada beberapa keadaan penjangkar bisa menghasilkan kekuatan resiprokal yaitu suatu kekuatan yang dihasilkan oleh dua gigi atau dua kelompok gigi yang saling menahan. Sebagi contoh yaitu pada penutupan diastema sentral dengan gerakan gigi insivus sentral kanan dan kiri kemesial atau pada kasus penutupan kelebihan ruang dengan retrusi gigi anterior untuk pemperkecil overjet dan gerakan keanterior pada segmen bukal (gigi-gigi posterior).

Untuk dapat mempertimbangkan kekuatan penjangkar yang dibutuhkan terlebih dahulu harus dapat mengetahui kekuatan yang dibutuhkan untuk menggerakkan gigi Kekuatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan gerakan tiping sederhana (simple tipping) pada gigi berakar tunggal pada satu regio antara 30-50 gram, dengan batas terendah 20 gram lebih rendah dari itu gerakan gigi tidak akan terjadi. Suatu masalah akan timbul ketika akan menyalurkan kekuatan yang tepat kekuatan reaksi yang timbul harus terbagi ke beberapa gigi penjangkar, kekuatan tersebut cukup dapat menimbulkan gerakan pada gigi penjangkar. Kecuali pada gerakan gigi yang sangat kecil, biasanya pergerakan beberapa gigi penjangkar memang sering terjadi, ini disebutkan sebagai kegagalan penjangkar (anchorege loss). Gerakan ke depan pada gigi-gigi posteriordapat terjadi dengan segera terutama pada gigi rahang atas. Keadaan tersebut akan sering dijumpai ketika terjadi pergeseran fisiologis ke mesial setelah pencabutan gigi premolar dilakukan dan alat ortodontik tidak pernah dipakai. Apabila pada kasus-kasus kebutuhan ruangtidak begitu kritis, terjadinya pergeseran penjangkar mungkin masih dapat diterima. Pada kasus-kasuis tertentu adalah sangat penting agar pergeseran penjangkar tidak boleh terjadi. 1.2 1. 2. 3. 4.
5.

Rumusan Masalah Apa saja macam-macam Penjangkaran? Apa saja indikasi dari masing-masing penjangkaran? Apa saja komponen dari pengjangkaran? Bagaimana prinsip pemakaian penjangkaran? Apa saja indikator kehilangan penjangkaran? Apakah penyebab kehilangan penjangkaran? Apakah akibat kehilangan penjangkaran? Bagaimanakah perawatan terhadap pasien yang kehilangan penjangkaran?

6. 7.
8.

1.3 1. 2. 4. 6. 7.

Tujuan Untuk mengetahui macam-macam Penjangkaran Untuk mengetahui indikasi dari masing-masing penjangkaran Untuk mengetahui prinsip pemakaian penjangkaran Untuk mengetahui penyebab kehilangan penjangkaran Untuk mengetahui akibat kehilangan penjangkaran

3. Untuk mengetahui komponen dari penjangkaran

5. Untuk mengetahui indikator kehilangan penjangkaran

8. Untuk mengetahui perawatan terhadap pasien yang kehilangan penjangkaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian penjangkaran pada alat lepasan Pergerakan sebuah gigi maupun sekelompok gigi secara ortodonti terjadi akibat penerapan gaya yang disalurkan oleh komponen aktif, seperti pegas, busur kawat, elastik, atau sekrup ekspansi. Ketika gigi-gigi digerakkan maka gaya reaksi akan disalurkan melalui alat sehingga cenderung menghasilkan pergerakan gigi-gigi lain ke arah yang berlawanan (Gambar 1). Keadaan ini sesuai dengan Hukum Newton ke-3 yang mengatakan bahwa setiap aksi menghasilkan reaksi yang besarnya sama dan berlawanan arah. Masalahnya adalah bagaimana menghindari efek merugikan dari gaya-gaya yang berlawanan tersebut, karena tujuan yang diharapkan dari suatu perawatan adalah menggerakkan gigi yang dikehendaki sementara struktur lain tidak bergerak.
4

Kemampuan bertahan terhadap gaya yang dihasilkan oleh komponen aktif disebut penjangkaran. Pengontrolan penjangkaran ditujukan untuk sebanyak mungkin menghasilkan pergerakan gigi yang diinginkan sementara gerakan gigi yang tidak diharapkan dapat ditahan atau diupayakan sekecil mungkin. Penjangkaran dapat diperoleh secara intra oral maupun ekstra oral, namun penjangkaran intra oral lebih umum digunakan pada alat lepasan.

Gambar 1. Penjangkaran berhubungan dengan jumlah gigi yang digerakkan. A) Menggerakkan sebuah gigi menghasilkan penjangkaran yang memuaskan. B) Jika 13 dan 23 diretraksi mengakibatkan gigi penjangkar bergerak ke depan. C) Jika 14,13,23,24 diretraksi bersama-sama, jumlah gigi yang digerakkan lebih besar dibandingkan gigi penjangkarnya, maka penjangkaran tidak akan kuat, kemungkinan terjadi anchorage loss (Laviana, 2008).

Macam-macam penjangkaran: 1. Penjangkaran intra oral Penjangkaran intra oral ada dua macam, yaitu penjangkaran intramaksiler dan intermaksiler. Penjangkaran intramaksiler diperoleh dari lengkung rahang yang sama. Penjangkaran jenis ini adalah yang sering dipilih dalam pemakaian alat lepasan aktif. Penjangkaran intermaksiler menggunakan lengkung rahang lawan untuk memperoleh penjangkaran. Penjangkaran jenis ini biasa digunakan pada perawatan menggunakan alat fungsional dan alat cekat, tetapi sulit untuk diterapkan pada pemakaian alat lepasan untuk pergerakkan aktif gigi karena cenderung akan melepaskan alat. Penjangkaran intramaksiler dapat diperoleh dari gigi-gigi yang dijadikan sandaran cangkolan atau gigi-gigi yang tertahan pada tempatnya oleh busur labial, pelat landasan yang

beradaptasi baik dengan palatum dan dengan permukaan gigi yang tidak digerakkan, serta interdigitasi antara gigi-gigi rahang atas dengan rahang bawah. Penjangkaran intermaksiler dapat diperoleh pada penggunaan alat lepasan yang dikombinasikan dengan alat cekat pada salah satu rahangnya. Salah satu contoh kasus adalah pada maloklusi kelas II dengan susunan gigi rahang bawah yang baik. Pada rahang bawah digunakan alat lepasan dengan ditambahkan hook pada cangkolan di gigi molarnya untuk mengaitkan elastik intermaksiler sehingga menghasilkan tarikan bagi segmen anterior dari alat cekat yang dipasang pada rahang atas. Pada kasus maloklusi kelas III, alat lepasan pada rahang atas bisa digunakan untuk menghasilkan traksi kelas III, dan bisa juga digunakan alat ekspansi untuk proklinasi segmen insisif.

2.

Penjangkaran ekstra oral

Penjangkaran ekstra oral dapat digunakan untuk memperkuat penjangkaran intra oral, namun bisa juga sebagai sumber utama penjangkaran, misalnya untuk retraksi segmen bukal. Gaya ekstra oral bergantung pada elastisitas dari elastik penghubung yang terdapat pada headgear. Penjangkaran ekstra oral dapat diperoleh dengan menggunakan headgear, bias berupa headcap atau high pull headgear. Penghubung antara headgear dengan alat lepasan adalah facebow atau J hooks. Pemakaian headgear

Headcap

Neckstrap

Headgear Neck-strap ini tidak begitu menyolok dibandingkan dengan headcap, tetapi arah tarikannya ke belakang dan agak ke bawah sehingga menyebabkan peranti lepasan rahang atas cenderung terlepas. Facebow Terdiri atas busur dalam (inner bow) dan busur luar (outer bow). Peranti lepasan harus dipakai sepanjang hari sedangkan headgear hanya dipakai dore dan malam hari saja. Untuk penambahan penjangkaran, facebow harus terepisah tapi sewaktu-waktu dapat dihubungkan dengan peranti dengan cara memasukkan ujung busur ke dalam tabung metal yang disolder pada jembatan cangkolan Adams pada molar pertama permanen.
7

Kait J (J Hook) J hook tidak sesuai untuk retraksi gigi-gigi posterior, tetapi banyak sekali untuk menambah penjangkaran. J hook ini dikaitkan pada kait kecil yang disolderkan pada busur labial pendek, cangkolan pada insisiv sentral atau cangkolan pada kaninus. High pull headgear akan menambah retensi peranti, juga memberikan cukup tarikan ke distal untuk menambah penjangkaran (Rahardjo, 2009). Anchorage loss Pada saat menggerakkan gigi secara ortodonti, walaupun penjangkaran telah diperkuat, kadang-kadang pergeseran gigi lain yang tidak diharapkan tidak dapat dihindari, inilah yang disebut dengan anchorage loss. Namun pada beberapa kasus pencabutan untuk retraksi gigi anterior, ada sisa ruangan di belakang gigi kaninus yang justru diharapkan akan tertutup oleh pergeseran segmen bukal ke anterior. Pada kasus dengan nilai penjangkaran minimum seperti ini, maka alat lepasan harus dapat menfasilitasi penutupan ruangan tersebut.

Cara mendeteksi terjadinya anchorage loss Pada setiap kunjungan, pergerakan gigi harus dievaluasi dengan cara diukur menggunakan jangka dan penggaris, lalu dibandingkan dengan keadaan awal pada model studi apakah perawatan berjalan sesuai rencana atau terjadi penyimpangan yang harus segera diatasi. Pengukuran bisa dilakukan untuk setiap pergerakan gigi, misalnya pada kasus retraksi kaninus, pengukuran dilakukan dari garit bukal molar pertama hingga ujung kaninus; kasus pergerakan molar ke distal bisa diukur dari garis bukal molar tersebut dengan sudut mesial insisif pertama; selama ekspansi lengkung gigi ke lateral, bisa digunakan gigi-gigi yang sama yang letaknya berseberangan sebagai titik acuan; retraksi segmen anterior, mengukur pengurangan overjet bisa secara langsung menggunakan penggaris berskala milimmeter dengan angka nol di bagian tepi
8

ujungnya. Gigi yang paling baik untuk dijadikan acuan adalah gigi bawah segmen labial karena posisinya pada rahang bawah relatif stabil, tetapi apabila premolar rahang bawah sudah diekstraksi, maka keadaan berjejal pada gigi segmen labial akan mengalami perbaikan spontan, gigi insisif mungkin akan bergerak sedikit ke belakang sehingga pada pengukuran selanjutnya overjet akan bertambah. Bila gigi rahang atas secara keseluruhan tidak berubah dan tetap berkontak dengan pelat landasan, namun secara keseluruhan relatif lebih maju dibandingkan titik acuan pada gigi rahang bawah, misalnya overjet bertambah dan hubungan molar menjadi kelas II, menunjukkan adanya kecenderungan anchorage loss, namun apabila telah dilakukan pencabutan pada rahang bawah, maka penilaian menjadi sulit. Tanda-tanda yang pasti telah terjadi anchorage loss pada rahang atas adalah ditemukannya kecenderungan buccal crossbite. Jika molar atas maju ke depan sementara jarak transpalatal ditahan oleh pelat landasan, maka gigi rahang atas akan berkontak dengan gigi rahang bawah pada lebar lengkung yang lebih sempit. Apabila menggunakan headgear, maka lama pemakaian sebaiknya dicatat. Pasien perlu dimotivasi untuk terus meningkatkan waktu pemakain hingga target waktu pemakaian tercapai. Apabila pasien tidak kooperatif maka baik pasien maupun orang tuanya harus terus dimotivasi, namun apabila tidak berhasil juga maka kita dapat mengatakan kepada pasien bahwa hasil perawatan tidak akan memuaskan dan waktu perawatan menjadi panjang. Apa yang harus dilakukan jika terjadi anchorage loss ? Jika terjadi anchorage loss, maka harus segera dicari penyebabnya dan ditindaklanjuti agar keadaan tidak semakin parah. Jika jumlah gigi yang digerakkan pada saat yang bersamaan terlalu banyak maka harus ditinjau kembali apakah nilai penjangkar seluruh gigi tersebut sudah sesuai dengan nilai penjangkaran dari komponen penjangkar. Jika tidak, maka penarikan gigi sebaiknya dilakukan satu per satu.

Ruangan sisa pencabutan yang masih tersedia harus diperhitungkan. Apabila masih mencukupi untuk memperbaiki keadaan berjejal atau overjet, maka kehilangan sedikit penjangkaran masih bisa diterima. Namun bila ruangan yang tersedia hanya tersisa sedikit maka harus diupayakan penguatan penjangkaran. Jika penjangkaran intra oral tidak mungkin untuk ditambah, maka cara yang paling efektif adalah dengan menambah penjangkaran ekstra oral, biasanya menggunakan headgear ( Laviana, 2008).

PENJANGKARA N

INTRA ORAL

EKSTRA ORAL

PEMBAHASAN
K KOMPONENMP ONEN

INDIKASI

BAB III

MAPPING

PEMAKAIAN

BERHASIL

GAGAL

KEHILANGAN PENJANGKARAN 10

PENYEBAB

AKIBAT

INDIKATOR

RENCANA

3.1.1.

Macam-macam Penjangkaran

3.1.1.1.

Penjangkaran intra oral Penjangkaran intra oral ada dua macam, yaitu penjangkaran intramaksiler dan intermaksiler. Penjangkaran intramaksiler diperoleh dari lengkung rahang yang sama. Penjangkaran jenis ini adalah yang sering dipilih dalam pemakaian alat lepasan aktif. Penjangkaran intermaksiler menggunakan lengkung rahang lawan untuk memperoleh penjangkaran. Penjangkaran jenis ini biasa digunakan pada perawatan menggunakan alat fungsional dan alat cekat, tetapi sulit untuk diterapkan pada pemakaian alat lepasan untuk pergerakkan aktif gigi karena cenderung akan melepaskan alat.
11

Penjangkaran intramaksiler dapat diperoleh dari gigi-gigi yang dijadikan sandaran cangkolan atau gigi-gigi yang tertahan pada tempatnya oleh busur labial, pelat landasan yang beradaptasi baik dengan palatum dan dengan permukaan gigi yang tidak digerakkan, serta interdigitasi antara gigi-gigi rahang atas dengan rahang bawah. Penjangkaran intermaksiler dapat diperoleh pada penggunaan alat lepasan yang dikombinasikan dengan alat cekat pada salah satu rahangnya. Salah satu contoh kasus adalah pada maloklusi kelas II dengan susunan gigi rahang bawah yang baik. Pada rahang bawah digunakan alat lepasan dengan ditambahkan hook pada cangkolan di gigi molarnya untuk mengaitkan elastik intermaksiler sehingga menghasilkan tarikan bagi segmen anterior dari alat cekat yang dipasang pada rahang atas (Gambar 2). Pada kasus maloklusi kelas III, alat lepasan pada rahang atas bisa digunakan untuk menghasilkan traksi kelas III, dan bisa juga digunakan alat ekspansi untuk proklinasi segmen insisif.

Gambar 2. Penjangkaran intermaksiler. Elastik digunakan alat cekat atas, dan alat lepasan bawah sebagai penjangkar. Retensi cangkolan alat lepasan harus baik dan cangkolan Adam dimodifikasi dengan hook untuk sangkutan elastik.
12

3.1.1.2.

Penjangkaran ekstra oral Penjangkaran ekstra oral dapat digunakan untuk memperkuat penjangkaran intra oral, namun bisa juga sebagai sumber utama penjangkaran, misalnya untuk retraksi segmen bukal. Gaya ekstra oral bergantung pada elastisitas dari elastik penghubung yang terdapat pada headgear. Penjangkaran ekstra oral dapat diperoleh dengan menggunakan headgear, bisa berupa headcap atau high pull headgear. Penghubung antara headgear dengan alat lepasan adalah facebow atau J hooks

3.1.2.

Indikasi masing-masing penjangkaran

Penjangkaran Ekstrasoral Servikal Oksipital Kranial Fasial Intermaksiler Intramaksiler Sederhana Stasioner resiprokal 13 Intraoral

Penjangkaran bermakna tahanan terhadap pergerakan. Penjangkaran dapat dikatakan sebagai suatu unit yang menahan reaksi kekuatan yang dihasilkan oleh komponen aktif piranti lepasan. Komponen penjangkaran ini berfungsi sebagai penahan gigi yang tidak digerakkan sehingga dengan demikian memungkinkan gigi yang digerakkan dapat bergerak. Penjangkaran harus mempunyai kekuatan menahan yang besarnya paling tidak sama dengan atau lebih besar daripada kekuatan yang diberikan oleh komponen-komponen aktif dengan arah yang berlawananan.

Indikasi penjangkaran: 1. Penjangkaran intramaxillary yaitu penjangkaran dimana gigi penjangkar terletak pada satu rahang dengan gigi yang digerakkan. - Penjangkaran intrmaxillary ini digunakan apabila terdapat gigi penjangkar dengan keadaan yang adekuat untuk menahan gaya dari komponen aktif. - Penjangkaran ini biasanya dilakukan untuk mengoreksi maloklusi yang tidak telalu parah misalnya maloklusi tipe dental. - Biasanya penjangkaran ini dilakukan untuk menggerakkan gigi ke arah mesial, distal, anterior maupu posterior 2. Penjangkaran intermaxillary yaitu penjangkaran dimana gigi penjangkar berlainan tempat dengan gigi yang digerakkan. - Penjangkaran ini tidak dilakukan pada piranti lepasan oleh karena piranti lepasan tidak memiliki cukup kekuatan untuk mempunyai gaya retensi sehingga untuk penjangkaran ini digunakan piranti cekat - Bisanya penjangkaran ini dilakukan untuk menggerakkan gigi yang memerlukan gerakan kearah inferior atau superior.

14

3.

Penjangkaran ekstraoral yaitu penjangkaran tambahan yang diletakkan di luar daerah rongga mulut - Penjangkaran ini dilakukan untuk mengatasi malasah dari ketidakmampuan gigi penjangkar untuk menahan gaya dari komponen aktif - Penjangkaran tipe ini biasanya digunakan untuk mengoreksi maloklusi tipe skeletal.

3.1.3.

Komponen Penjangkaran 3.1.3.1. PENJANGKARAN INTRAORAL

Sumber utama penjangkaran intraoral adalah gigi- gigi yang tidak digerakkan dengan piranti, melalui cangkolan dan kontak gigi dengan lempeng akrilik. Penjangkaran intraoral yang sering digunakan dapat berupa penjangkaran sederhana, yaitu suatu penjangkaran yang menggunakan gigi yang mempunyai tahanan lebih besar sebagai penjangkar untuk menggerakkan gigi yang mempunyai tahanan lebih kecil. Penjangkaran compound merupakan suatu penjangkaran dengan

menggabungkan beberapa gigi penjangkar yang mempunyai tahanan lebih kecil untuk menggerakkan satu gigi yang mempunyai tahanan lebih besar.

Penjangkaran Sederhana

15

Penjangkaran Compound

Penjangkaran resiprokal adalah apabila dua gigi atau kelompok gigi yang mempunyai tahanan seimbang (saa) bergerak pada arah yang berlawanan

Gambar Penjangkaran Resiprokal Kekuatan yang bekerja pada gigi penjangkar tersebut cenderung untuk menggerakkan gigi penjangkar tersebut. Apabila penjangkaran ekstraoral tidak cukup, dapat ditambah dengan penjangkaran ekstraoral bila memang diperlukan. Faktor- faktor yang mempengaruhi penjangkaran: 1. Luas permukaan akar gigi penjangkar Apabila luas permukaan akar gigi penjangkar sama dengan akar gigi- gigi yang digerakkan, kedua kelompok gigi- gigi tersebut akan sama- sama bergerak. 2. Kekuatan yang digunakan
16

Setiap gigi mempunyai nilai ambang terhadap kekuatan untuk bergerak. Apabila gigi penjangkar diberi kekuatan dibawah nilai ini, maka gigi akan bergerak sangat sedikit. 3. Pergeseran ke mesial Perlu diingat adanya kecenderungan gigi- gigi bergerak ke mesial. Oleh karena itu, harus dipertimbangkan dengan hati- hati apabila ada kekuatan ke mesial yang bekerja pada gigi penjangkar. 4. Perencanaan penjangkaran Pergerakan gigi harus direncanakan bahwa setiap aktivasi hanya satu atau dua gigi saja yang digerakkan. Perlu sebanyak mungkin gigi yang dilibatkan dalam penjangkaran sehingga kekuatan reaksi dapat disebarluaskan. 5. Kehilangan penjangkaran Kehilangan penjangkaran adalah bergeraknya gigi ke arah mesial. Hal ini dpaat mengurangi tempat yang disediakan untuk koreksi gigi anterior. Kehilangan penjangkaran perlu diketahui penyebabnya mungkin dikoreksi.
3.1.3.2. PENJANGKARAN EKSTRAORAL

dan sedapat

Bilamana seluruh ruang bekas pencabutan akan digunakan untuk korekai gigigigi anterior perlu digunakan tambahan penjangkaran ekstraoral pada saat dilakukan retraksi gigi- gigi rahang atas, baik kaninus maupun insisiv. Penjangkaran ekstraoral juga digunakan untuk menggerakkan gigi- gigi posterior atas ke distal, tergantung kekuatan yang digunakan.

17

Piranti ekstraoral terdiri dari headgear dan facebow atau J hook yang meneruskan kekuatan dari headgear ke piranti lepasan di dalam rongga mulut. Komponen aktif yang terdapat pada headgear adalah elastik yang menghubungkan headgear dan facebow.

Pemakaian headgear Headgear yang digunakan adalah jenis headcap atau high pull headgear. Pada saat memasang headcap, tinggi kaitan elastik bisa diatur sehingga menghasilkan arah gaya yang diinginkan. Arah tarikan harus horisontal (penjangkaran occipital) atau bisa juga dibuat sedikit lebih tinggi untuk menambah retensi. Komponen gaya ke arah bawah harus dihindari karena menyebabkan alat lepasan cenderung lepas. Penghubung antara headgear dengan alat lepasan dapat menggunakan face bow atau J hook dengan alat traksi ekstra oral. Facebow dipasang ke dalam tube yang disolder pada bagian atas jembatan cangkolan di gigi premolar atau molar. Walaupun facebow dijual di pasaran dengan ukuran yang bervariasi, pada saat pemasangan tetap harus disesuaikan lagi sehingga mudah dimasukkan ke dalam tube. Bisa juga digunakan band untuk memasang tube facebow sekaligus cangkolan dari alat lepasan, namun cangkolan yang digunakan bukan Adam tetapi cangkolan flyover. Inner bow harus sesuai dengan bentuk dan panjang lengkung gigi. Inner bow diletakkan beberapa milimeter dari gigi insisif dan setinggi garis bibir aktif. Selama perawatan, loop U mungkin perlu disesuaikan lagi untuk mengatur panjang inner bow. Outer bow terletak sedekat mungkin dengan bibir dan pipi namun tidak bersentuhan, letak hook untuk sangkutan elastik adalah setinggi permukaan mesial molar pertama, sekitar 4 cm di depan hook dari headcap. Apabila headgear dipakai bersama-sama dengan alat cekat, tinggi dan panjang outer bow menentukan vektor gaya yang diaplikasikan pada
18

gigi-gigi dan mempengaruhi gerakan yang dihasilkan, namun pemasangan pada alat lepasan semata-mata agar arah tarikan tidak mengakibatkan alat mudah lepas (Gambar 3).

Gambar 3. Penjangkaran ekstra oral. A) Pada pemakaian headgear, tinggi elastik bisa diatur. B) Facebow menghubungkan headcap dengan alat lepasan di dalam mulut.

J hook merupakan alternatif penghubung antara alat traksi ekstra oral dengan alat lepasan. Alat ini disolder pada cangkolan yang terletak pada gigi insisif atau kaninus atas. Pada perawatan menggunakan alat cekat, J hook digunakan untuk intrusi segmen labial atas, namun pada perawatan dengan alat lepasan hasilnya belum diketahui (Gambar 4).

Gambar 4. Penjangkaran ekstra oral menggunakan J hook dan alat traksi ekstra oral. A) J hook dipatri pada cangkolan anterior. B) Alat lepasan pada rahang atas digabungkan dengan alat traksi ekstra oral untuk retraksi segmen bukal.

19

Tegangan elastik diperlukan untuk menyeimbangkan gaya yang timbul saat gaya dari komponen aktif diaplikasikan. Besar gaya yang digunakan tiap sisi untuk penguat penjangkaran mulai dari 150 gram hingga 200 gram dan untuk distalisasi segmen bukal mulai 400 gram hingga 500 gr. Gaya bisa diukur menggunakan tension gauge atau correx spring gauge (Gambar 5). Jika periode awal perawatan dengan alat ekstra oral sebagai penguat penjangkaran telah selesai, penggunaannya dapat dikurangi menjadi malam hari saja, yaitu pada saat tidur. Apabila tidak diharapkan terjadi anchorage loss, maka penggunaan headgear selama 10 hingga 12 jam per hari. Untuk retraks i aktif segmen bukal, penggunaannya selama 12 hingga 14 jam per hari. 1,6 Ketika memperagakan cara pemasangan alat ekstra oral kepada pasien dan orang tuanya, kita harus menjelaskan bahwa facebow atau alat traksi ekstra oral kemungkinan bisa terpental ke luar mulut. Keadaan ini bisa terjadi apabila pada saat melepas facebow, elastic penghubungnya masih terpasang pada headcap, biasanya karena pasien lupa atau kadangkadang terlepas pada saat bermain.

20

Gambar 5. Alat pengukur gaya ortodonti correx spring gauge.

3.1.4.

Prinsip Pemakaian Penjangkaran

Lama penggunaan penjangkaran intraoral sesuai dengan lama penggunaan komponen aktif yang digunakan sehingga hanya gigi-gigi yang dikehendaki sajalah yang bergerak. Apabila penjangkaran intraoral tidak cukup, dapat ditambah penjangkaran ekstraoral `Untuk penambahan penjangkaran, pada penjangkaran ekstraoral digunakan elastic yang memberi kekuatan sekitar 100 gram setiap sisi dan headgear harus dipakai paling sedikit 8 jam sehari. Apabila tetap terjadi kehilangan penjangkaran maka waktu pemakaian ditambah. Untuk retraksi gigi posterior dipelukan kekuatan sedikitnya 250 gram setiap sisinya dan headgear dipakai lebih dari 12 jam setiap hari. Perlu ditekankan pada pasien bahwa waktu pemakaian tersebut adalah pemakaian minimal, apabila mungkin headgear dapat dipakai lebih lama. Target pemakaian headgear untuk retraksi gigi posterior adalah 100 jam setiap minggu. Pemakaian lebih lama dari 100 jam perminggu dapat memperpendek waktu perawatan. Disarankan agar pasien membuat catatan waktu pemakaian headgear setiap harinya.

3.1.5.

Indikator Kehilangan Penjangkaran Pada setiap kunjungan, pergerakan gigi harus dievaluasi dengan cara

diukur menggunakan jangka dan penggaris, lalu dibandingkan dengan keadaan awal pada model studi apakah perawatan berjalan sesuai rencana atau terjadi penyimpangan yang harus segera diatasi. Pengukuran bisa dilakukan untuk setiap pergerakan gigi, misalnya pada kasus retraksi kaninus, pengukuran dilakukan dari garit bukal molar pertama hingga ujung kaninus; kasus pergerakan molar ke distal bisa diukur dari garit bukal molar tersebut dengan sudut mesial insisif pertama; selama ekspansi lengkung gigi ke lateral, bisa digunakan gigi-gigi yang sama yang letaknya berseberangan sebagai titik acuan; retraksi segmen anterior, mengukur 16
21

pengurangan overjet bisa secara langsung menggunakan penggaris berskala milimmeter dengan angka nol di bagian tepi ujungnya. Operator harus menjadikan pengukuran ini sebagai suatu kebiasaan dan menggunakan titik acuan yang sama pada setiap kunjungan. Harus diperhatikan bahwa pengukuran terhadap gigi dengan titik acuan gigi lain pada rahang yang sama, hasilnya bisa salah, karena seluruh gigi yang berkontak dengan pelat landasan bisa bergerak bersama-sama dengan jarak yang sama tanpa mengubah hubungan interdentalnya, namun hubungan dengan gigi lawannya bisa berubah. Pada keadaan seperti ini, lebih baik menggunakan gigi-gigi pada rahang lawannya sebagai titik acuan, namun gigi- gigi tersebut juga bisa bergerak jika sudah ada gigi yang dicabut. Gigi yang paling baik untuk dijadikan acuan adalah gigi bawah segmen labial karena posisinya pada rahang bawah relatif stabil, tetapi apabila premolar rahang bawah sudah diekstraksi, maka keadaan berjejal pada gigi segmen labial akan mengalami perbaikan spontan, gigi insisif mungkin akan bergerak sedikit ke belakang sehingga pada pengukuran selanjutnya overjet akan bertambah. Bila gigi rahang atas secara keseluruhan tidak berubah dan tetap berkontak dengan pelat landasan, namun secara keseluruhan relatif lebih maju dibandingkan titik acuan pada gigi rahang bawah, misalnya overjet bertambah dan hubungan molar menjadi kelas II, menunjukkan adanya kecenderungan anchorage loss, namun apabila telah dilakukan pencabutan pada rahang bawah, maka penilaian menjadi sulit. Pengukuran harus selalu dilakukan dalam posisi mandibula paling belakang, hal ini harus sangat diperhatikan terutama pada pasien yang memiliki kecenderungan untuk memajukan mandibula sebagai upaya untuk memperoleh oklusi yang nyaman. Tanda-tanda yang pasti telah terjadi anchorage loss pada rahang atas adalah ditemukannya kecenderungan buccal crossbite. Jika molar atas maju ke depan sementara jarak transpalatal ditahan oleh pelat landasan, maka gigi rahang atas akan berkontak dengan gigi rahang bawah pada lebar lengkung yang lebih sempit.

22

Apabila menggunakan headgear, maka lama pemakaian sebaiknya dicatat. Pasien perlu dimotivasi untuk terus meningkatkan waktu pemakain hingga target waktu pemakaian tercapai. Apabila pasien tidak kooperatif maka baik pasien maupun orang tuanya harus terus dimotivasi, namun apabila tidak berhasil juga maka kita dapat mengatakan kepada pasien bahwa hasil perawatan tidak akan memuaskan dan waktu perawatan menjadi panjang. 3.1.6. Penyebab Kehilangan Penjangkaran

1. Dari operator Kehilangan penjangkaran bisa disebabkan oleh kesalahan operator, seperti misalnya: a. Kesalahan dalam menentukan desain alat ortodonsi lepasan b. Kesalahan dalam menentukan besar gaya yang diberikan pada gigi penjangkar. Beban yang diberikan pada gigi penjangkar tersebut lebih besar dari beban optimal yang bisa ditahan oleh gigi penjangkar tersebut, sehingga menyebabkan gigi penjangkar tersebut bergerak ke mesial karena beban yang berlebihan tersebut. c. Kesalahan dalam menentukan jumlah gigi yang akan digerakkan dan seberapa besar gigi tersebut akan digerakkan. Normalnya, dalam satu kuadran hanya boleh menggerakkan satu sampai dua gigi dengan pergerakkan maksimal 2mm. Sehingga pergerakkan beberapa gigi yang melebihi normal dapat memungkinkan terjadinya kehilangan penjangkaran pada gigi penjangkar. 2. Dari pasien Penggunaan alat ortodonsi lepasan ini membutuhkan kesadaran dan kekooperatifan yang tinggi dari pasien, sehingga pasien tersebut dapat kontrol
23

tepat pada waktu yang telah dijanjikan oleh operator dan pasien. Pasien yang jarang mengontrol pergerakan giginya, akan memperbesar kemungkinan terjadinya anchorage loss atau kehilangan penjangkaran. Sehingga, sebelum pasien memutuskan untuk memasang alat ortodonsi lepasan, sebaiknya pasien yang diberikan pengarahan terlebih dahulu agar mampu kooperatif selama masa perawatan.

3.1.7.

Akibat Kehilangan Penjangkaran Ada beberapa penyebab kehilangan penjangkaran, antara lain :

1. Tempat yang tersedia berkurang 2. Gigi penjangkar tidak memiliki gaya reaksi dari aksi terhadap alat aktif 3. Masih terdapat maloklusi bahkan maloklusi semakin parah

3.1.8.

Perawatan terhadap Pasien yang Kehilangan Penjangkaran Jika terjadi anchorage loss atau kehilangan penjangkaran, maka harus

segera dicari penyebab atau etiologinya dan ditindaklanjuti agar keadaan tidak semakin parah. Besar gaya yang digunakan untuk aktivasi harus diperiksa. Menurut Proffit, besar gaya yang dibutuhkan untuk gerakan tipping antara 30 gram hingga 60 gram, bergantung pada luas permukaan akar gigi. Menurut Isaacson, gerakan tipping sebuah gigi berakar tunggal dibutuhkan gaya sebesar 30 gram hingga 40 gram. Untuk praktisnya, biasanya aktivasi dilakukan sebesar kira-kira sepertiga lebar mesio-distal gigi atau 3 mm hingga 4 mm. Namun diameter dan panjang kawat yang digunakan untuk membuat pegas harus diperhitungkan karena menentukan besar gaya yang dihasilkan. Pegas yang terbuat dari kawat berdiameter besar dan pendek akan menghasilkan gaya yang besar, misalnya retraktor kaninus dari kawat berdiameter 0,7 mm, jika menginginkan gaya di bawah 40 gram maka aktivasinya tidak boleh lebih dari sepertiga lebar kaninus. Dengan aktivasi yang sama, jika
24

kawat yang digunakan berdiameter lebih kecil, maka gaya yang dihasilkan lebih ringan. Namun besar gaya akan lebih baik jika diukur menggunakan alat ukur yang valid, yaitu tension gauge atau correx spring gauge. Jika jumlah gigi yang digerakkan pada saat yang bersamaan terlalu banyak maka harus ditinjau kembali apakah nilai penjangkar seluruh gigi tersebut sudah sesuai dengan nilai penjangkaran dari komponen penjangkar. Jika tidak, maka penarikan gigi sebaiknya dilakukan satu per satu. Ruangan sisa pencabutan yang masih tersedia harus diperhitungkan. Apabila masih mencukupi untuk memperbaiki keadaan berjejal atau overjet, maka kehilangan sedikit penjangkaran masih bisa diterima. Namun bila ruangan yang tersedia hanya tersisa sedikit maka harus diupayakan penguatan penjangkaran. Jika penjangkaran intra oral tidak mungkin untuk ditambah, maka cara yang paling efektif adalah dengan menambah penjangkaran ekstra oral, biasanya menggunakan headgear dan facebow.

25

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan:
1. Macam-macam Penjangkaran

a. Intraoral o Intermaksiler o Intramaksiler b. Ekstraoral Penjangkaran ekstra oral dapat digunakan untuk memperkuat penjangkaran intra oral, namun bisa juga sebagai sumber utama penjangkaran, misalnya untuk retraksi segmen bukal.
26

2. Indikasi dari masing-masing penjangkaran

Indikasi penjangkaran: a. Penjangkaran intramaxillary


- Apabila terdapat gigi penjangkar dengan keadaan yang adekuat untuk

menahan gaya dari komponen aktif.


- Mengoreksi maloklusi yang tidak telalu parah misalnya maloklusi tipe

dental.
- Menggerakkan gigi ke arah mesial, distal, anterior maupu posterior

b. Penjangkaran intermaxillary - Penjangkaran ini tidak dilakukan pada piranti lepasan


- Menggerakkan gigi yang memerlukan gerakan kearah inferior atau

superior. c. Penjangkaran ekstraoral


- Mengatasi malasah dari ketidakmampuan gigi penjangkar untuk

menahan gaya dari komponen aktif


- Mengoreksi maloklusi tipe skeletal. 3. Prinsip pemakaian penjangkaran

Lama penggunaan penjangkaran intraoral sesuai dengan lama penggunaan komponen aktif yang digunakan sehingga hanya gigi-gigi yang dikehendaki sajalah yang bergerak. Apabila penjangkaran intraoral tidak cukup, dapat ditambah penjangkaran ekstraoral `Untuk penambahan penjangkaran, pada penjangkaran ekstraoral digunakan elastic yang memberi kekuatan sekitar 100 gram setiap sisi dan headgear harus dipakai paling sedikit 8 jam sehari.

27

4. Indikator kehilangan penjangkaran

Tanda-tanda yang pasti telah terjadi anchorage loss pada rahang atas adalah ditemukannya kecenderungan buccal crossbite. Jika molar atas maju ke depan sementara jarak transpalatal ditahan oleh pelat landasan, maka gigi rahang atas akan berkontak dengan gigi rahang bawah pada lebar lengkung yang lebih sempit.

5. Penyebab kehilangan penjangkaran

a. Dari operator Kehilangan penjangkaran bisa disebabkan oleh kesalahan operator, seperti misalnya: oKesalahan dalam menentukan desain alat ortodonsi lepasan oKesalahan dalam menentukan besar gaya yang diberikan pada gigi penjangkar. oKesalahan dalam menentukan jumlah gigi yang akan digerakkan dan seberapa besar gigi tersebut akan digerakkan. b. Dari pasien Penggunaan alat ortodonsi lepasan ini membutuhkan kesadaran dan kekooperatifan yang tinggi dari pasien, sehingga pasien tersebut dapat kontrol tepat pada waktu yang telah dijanjikan oleh operator dan pasien.

28

6. Akibat kehilangan penjangkaran

a. Tempat yang tersedia berkurang b. Gigi penjangkar tidak memiliki gaya reaksi dari aksi terhadap alat aktif c. Masih terdapat maloklusi bahkan maloklusi semakin parah

7.

Perawatan terhadap pasien yang kehilangan penjangkaran Jika terjadi anchorage loss atau kehilangan penjangkaran, maka harus segera dicari penyebab atau etiologinya dan ditindaklanjuti agar keadaan tidak semakin parah. Besar gaya yang digunakan untuk aktivasi harus diperiksa. Jika penjangkaran intra oral tidak mungkin untuk ditambah, maka cara yang paling efektif adalah dengan menambah penjangkaran ekstra oral, biasanya menggunakan headgear dan facebow.

29

DAFTAR PUSTAKA

Higley, L.B., 1969: Anchorage in orthodontics, Am.J. Orthod Rahardjo, Pambudi. 2009. Peranti Ortodonti Lepasan. Surabaya : AUP Laviana, Avi. 2008. Manajemen Penjangkaran dalam Perawatan Ortodonti menggunakan Alat Lepasan. Bandung : Jurnal FKG UNPAD

30

Anda mungkin juga menyukai