Anda di halaman 1dari 18

KESEHATAN LINGKUNGAN

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Oleh : Nesa Pranita 3111012016

PROGRAM STUDI AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI BATAM BATAM 2011

ABSTRAK KESEHATAN LINGKUNGAN

Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara komponen lingkungan yang memiliki potensi bahaya kesehatan, mengukur analisa dan untuk menyusun upaya pencegahan kesehatan atau timbulnya kejadian penyakit. Namun pada kondisi aktualnya masyarakat masih banyak tidak mengerti akan potensi bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh kesehatan lingkungan yang kurang layak. Dalam makalah ini mengambil ruang sampel di Kabupaten Tangerang, dari data populasi dan sampel yang diambil masih terlihat populasi dengan kesehatan lingkungan yang kurang layak padahal itu semua merupakan hak-hak dari tiap masyarakat untuk hidup pada lingkungan bersih dan sehat. Kata Kunci: Ilmu kesehatan lingkungan, potensi bahaya kesehatan, penyakit, ruang sampel, populasi, hak-hak, bersih dan sehat.

ii

DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan .......................................................................................................5 I.1 Latar Belakang..................................................................................................5 I.2 Rumusan Masalah .............................................................................................5 I.3 Batasan Masalah...............................................................................................5 I.4 Tujuan................................................................................................................5 I.5 Kegunaan Penelitian.........................................................................................5 Bab II Kajian Teori......................................................................................................6 II.1 Definisi Kesehatan Lingkungan......................................................................6 II.2 Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan...........................................................7 II.3 Sejarah..............................................................................................................8 II.4 Ekosistem.........................................................................................................8 Bab III Pembahasan ..................................................................................................11 III.1 Pembahasan dan Limbah.............................................................................11 III.2 Populasi dan Sampel (Kabupaten Tangerang)............................................13 Bab IV Kesimpulan dan Saran.................................................................................17 IV.1 Kesimpulan..................................................................................................17 IV.2 Saran.............................................................................................................17

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Contoh gambar Ekosistem.........................................................................9

iv

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang


Lingkungan merupakan determinan utama kesehatan, sehat sakitnya populasi / penduduk tergantung kondisi lingkungan mikro dan makro serta kesehatan lingkungan merupakan inti permasalahan kesehatan masyarakat sendiri.

I.2 Rumusan Masalah


Kesehatan lingkungan yang berpotensi atas kesehatan masyarakat yang kurang layak. Tidak mengertinya konsep kesehatan lingkungan dan cara aplikasinya dan tumbuh kembangnya penyakit dan juga virus bila kesehatan lingkungan belum terjaga.

I.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada makalah ini yaitu tidak membahas topik terkat secara keseluruhan dan hanya mengambil sedikit ruang sampel yang ada di sekitar juga mengambil ruang sampel untuk Kabupaten Tangerang.

I.4 Tujuan
Mempelajari konsep kesehatan lingkungan dan aplikasinya agar dapat mendiskusikan upaya pencegahan penyakit yang berkembang di masyarakat serta dapat bekerja secara lintas sektor untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam sebuah wilayah.

I.5 Kegunaan Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi konsep kesehatan lingkungan dan pengaplikasian serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat bila kesehatan lingkungan telah terjaga.

Bab II

Kajian Teori

II.1 Definisi Kesehatan Lingkungan


Terdapat beberapa definisi dari kesehatan lingkungan: 1. Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

2. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

II.2 Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan


Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu: 1. Penyediaan Air Minum. 2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran. 3. Pembuangan Sampah Padat. 4. Pengendalian Vektor. 5. Pencegahan / pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia. 6. Higiene makanan, termasuk higiene susu. 7. Pengendalian pencemaran udara. 8. Pengendalian radiasi. 9. Kesehatan kerja. 10. Pengendalian kebisingan. 11. Perumahan dan pemukiman.

II.3 Sejarah
Sedikit ulasan tentang sejara tumbuh kembangnya kesehatan lingkungan dan contoh penyakit pada masa lalu: Hippocrates ditemukan 400 tahun sebelum masehi sebagai malaria dan influenza yang disebarkan melalui udara dan air sekitar. Schistosomiasis, merupakan penyakit rumput pada jaman kerjaan Firaun disebarkan oleh papyrus (orang-orang yang bekerja mencari rumput) di Sungai Nil. Sejak berabad abad manusia mencoba menghubungkan kondisi lingkungan yang memiliki potensi gangguan kesehatan masyarakat yang juga dinyatakan oleh John Snow di abad 13.

II.4 Ekosistem
Ekosistem adalaha tatanan kehidupan yang menggambarkan hubungan atau saling ketergantungan antara berbagai benda hidup dan benda yang tidak hidup di permukaan bumi termasuk juga atmosfer. Sifat dari ekosistem ini sendiri ada stable dan unstable, kalau ada inteversi contohnya kebakaran, pembangunan, badai, alamiah dan non-alamiah maka alam berupaya menstabilkan tatanan tersebut.Ekosistem memiliki batasan keaneka ragaman hayati ditentukan oleh air maupun tanah (unsure nutrient, pH, dll.).

Gambar 1 Contoh gambar Ekosistem

II.4.1 Ekosistem dan Kesehatan Mikroorganisme (virus, bakteri, parasit, dll.) adalah kehidupan. Bahan kimia toksik dan non-toksik serta bahan radiasi seperti kekuatana fisik-heat, debu, kebisingan, dll merupakan bahan / zat non living. Sedangkan bahan / zat seperti udara, air, pangan serta kehidupan binatang kesemuanya adalah bagiaan dari sebuat tatanan kehidupan dalam sebuah wilayah dalam ekositem dimana manusia bertempat tinggal. Dalam tatanan kehidupan, beberapa mikro oranisme hanya mungkin dapat melanggengkan keturunannya bila dalam tubuh manusia, mengambil genetic material (materi genetika) dari dalam tubuh manusia (dependen pada manusia) missal. Parasit malaria, bakteri Hemophilus influenza, virus polio, cacar, dll. Manusia sendiri bergantung pada beberapa medium antara lain pada noise / lingkungan layaknya cuaca, ultraviolet, cahaya, air, dll serta dependen pada materi dan reaksi bahan kimia seperti enzyme, hormone, trace elements, protein, materi yang dimiliki oleh tumbuhan, binatang, dll namun pada dasarnya dosis menetukan toksisitas. Seperti halnya bakteri pembusuk sampah yang merupakan mikroorganisme tentunya manusia juga abergantung padanya.

II.4.2

Ekosistem dan Lingkungan

Lingkungan adalah semua benda hidup dan atau zat diluar subyek yang sedang dibahas, misal Lingkungan seekor monyet maka terdapat pohon, buah-buahan, air dll. Sedangkan lingkungan hidup manusia adalah teman, air disekitar, udara disekitar, suhu, dan kelembaban Ilmu-ilmu aplikasi ekosistem / lingkungan biasa disebut sebagai ekologi.

10

Bab III III.1 Pembahasan dan Limbah

Pembahasan

Untuk mewujudkan lingkungan yang sehat yaitu dengan memenuhi kebutuhan air bersih, sanitasi yang baik, dan pengolahan sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah yang langsung dialirkan pada saluran / sungai. Hal ini menyebabkan pandangkalan saluran / sungai, tersumbatnya saluran / sungai karena sampah. Pada saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit. Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi dan lingkungan yang kurang sehat serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah: Diare Demam berdarah Disentri Hepatitis A Kolera Thipus Cacingan, dan Malaria

Mungkin belum pernah terpikirkan oleh sebagian besar masyarakat pedesaan kita, bahwa jamban yang kita miliki harus sehat dan bersih, kebanyakan dari mereka

11

menggunakan jamban untuk keperluan bersama atau menggunakan WC umum. Dari penjelasan di atas sudah dapat diketahui penyakit yang timbul akibat jamban yang tidak sehat. Jamban sendiri merupakan tempat penampung kotoran manusia yang sengaja dibuat untuk mengamankannya, dengan tujuan mencegah terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia. Mencegah vektor pembawa untuk menyebarkan penyakit pada pemakai dan lingkungan sekitarnya. Lalat yang hinggap di sampah dan dipermukaan air limbah atau tikus selokan yang masuk kedalam saluran air limbah dapat membawa sejumlah kuman penyebab penyakit. Jika lalat atau tikus tersebut menyentuh makanan atau minuman maka besar kemungkinanya orang yang menelan makanan atau minuman tersebut dapat menderita salah satu penyakit seperti yang tersebut diatas. Demikian pula dengan anak-anak kecil yang bermain atau orang dewasa yang bekerja didekat atau mengalami kontak langsung dengan air limbah dan sampah dapat terkena penyakit seperti yang tersebut diatas, terutama bila tidak membersihkan anggota badan terlebih dahulu. Air limbah dapat dikelompokkan kedalam 2 bagian, yaitu: 1. Limbah rumah tangga diantarnya, Air bekas yang berasal dari bak atau lantai cuci piring atau peralatan rumah tangga, lantai cuci pakaian dan kamar mandi, Lumpur tinja yang berasal dari jamban atau water closet (WC) 2. Limbah industri tangki septik atau unit pengolahan air limbah terpusat diperlukan guna mengolah air limbah sebelum dibuang ke suatu badan air. Disamping untuk mencegah pencemaran , baik pencemaran kimia maupun biologi, pengolahan air limbah dimaksudkan untuk mengurangi beban pencemaran atau menguraikan pencemar sehingga memenuhi persyaratan standar kualitas ketika dibuang ke suatu badan air penerima.

12

Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-gas terlarut, zat - zat padat terlarut, minyak dan lemak serta mikroorganisme. Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa organisme pengurai dan penyebab penyakit. Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran terbuka yang menyebabkan penyumbatan dan timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya mikroorganisme atau kuman-kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia penyebar penyakit seperti lalat dan tikus. Suatu badan air seperti sungai atau laut mempunyai kapasitas penguraian tertentu. Bila air limbah langsung dialirkan begitu saja kedalam badan air tanpa dilakukan suatu proses pengolahan, maka suatu saat dapat menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran tersebut berlangsung bila penguraian limbah yang terdapat dalam badan air melampaui kapasitas sehingga badan air tersebut tidak mampu lagi melakukan proses pengolahan atau penguraian secara alamiah. Kondisi yang demikian dinamakan kondisi septik atau tercemar yang ditandai oleh: 1. Timbulnya bau busuk. 2. Warna air menjadi gelap dan pekat. 3. Banyaknya ikan dan organisme air lainnya yang mati.

III.2 Populasi dan Sampel (Kabupaten Tangerang)


Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat telah dipilih empat indikator, yaitu persentase keluarga yang memiliki akses air bersih, persentase rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar, Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM) .

13

Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah dilaksanakan oleh berbagai instansi terkait seperti pembangunan sarana sanitasi dasar, pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan. Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung dengan masalah kesehatan meliputi penyediaan air bersih, jamban sehat, perumahan sehat yang biasanya ditangani secara lintas sektor. Sedangkan dijajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang kegiatan yang dilaksanakan meliputi pemantauan kualitas air minum, pemantauan sanitasi rumah sakit, pembinaan dan pemantauan sanitasi tempat-tempat umum (Hotel, Terminal), tempat pengolahan makanan, tempat pengolahan pestisida dan sebagainya. Didalam memantau pelaksanaan program kesehatan lingkungan dapat dilihat beberapa indikator kesehatan lingkungan sebagai berikut: 1. Penggunaan Air Bersih Untuk tahun 2009 dari 134.660 KK yang diperiksa ternyata yang memiliki akses air bersih telah mencapai 94,52 % dengan perincian sbb : sumur gali + 36,08 %, sumur pompa tangan + 29,16 % ledeng + 9,06 %, PAH 0,48 % ,kemasan 2,79 % dan lainnya + 22,74 %. 2. Rumah Sehat Bagi sebagian besar masyarakat, rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya. Sampai dengan tahun 2008 telah dilakukan inspeksi sanitasi (IS) di 47 wilayah Puskesmas di Kabupaten Tangerang, dari hasil inspeksi terhadap 201.021 rumah didapat 68,38 % dinyatakan sehat. Untuk tahun 2009, terjadi pemekaran wilayah dengan Kota Tangerang Selatan, dimana

14

berimplikasi pada jumlah rumah yang diperiksa di 29 Kecamatan di Kabupaten Tangerang. Dari hasil inspeksi terhadap 112.257 rumah didapat rumah yang dinyatakan sehat sebanyak 74.928 (66,75 %) 3. Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi persediaan air bersih, kepemilikan jamban keluarga, tempat sampah dan pengelolaan air limbah keluarga keseluruhan hal tersebut sangat diperlukan didalam peningkatan kesehatan lingkungan.Dari hasil inspeksi sanitasi tahun 2009 terhadap 125.414 KK yang diperiksa, ternyata yang memiliki jamban yang memenuhi syarat adalah 72.480 KK . Untuk KK yang memiliki jamban sehat sebanyak 48.875 KK (67,43 %). Untuk KK yang memiliki tempat sampah berdasarkan hasil inspeksi dari 124.414 KK yang diperiksa, KK yang memiliki tempat sampah adalah sebanyak 71.254 KK dimana yang termasuk dalam kriteria tempat sampah sehat adalah sebesar 43.781 KK (61,44 %). Untuk pengolahan air limbah,dari 125.414 KK yang diperiksa didapat 44.603 KK (65,81 %) yang memiliki pengolahan air limbah sehat.Hasil pendataan yang dilakukan oleh Petugas Sanitasi Puskesmas sampai tahun 2009 menunjukkan adanya penurunan. III.2.1 Upaya TPM (Tempat Pengolahan Makan) di Kabupaten Tangerang Upaya penyehatan makanan ditujukan untuk melindungi masyarakat dan konsumen terhadap penyakit-penyakit yang ditularkan melalui makanandan mencegah masyarakat dari keracunan makanan. Upaya tersebut meliputi orang yang menangani makanan,tempat pengolahan makanan dan proses pengolahan makanannya. Selain kegiatan diatas, juga dilakukan Sosialisasi Peraturan Daerah no 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) tentangTata Cara Memperoleh Sertifikasi Kursus TPM ,hak dan kewajiban TPM , sanksi yang berlaku bagi pelanggaran TPM serta perlindungan bagi masyarakat terhadap keamanan pangan. Kegiatan lainnya adalah melakukan koordinasi

15

tentang keamanan pangan antar instansi terkait/terpadu yaitu dengan Dinas Perindustrian, Dinas Pendidikan, Departemen Agama, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Peternakan, Satpol PP dan PKK Kabupaten Tangerang.

16

Bab IV IV.1 Kesimpulan

Kesimpulan dan Saran

1. Masih belum terpikirkan oleh sebagaian masyarakat pedesaan kita bahwa kesehatan lingkungan adalah faktor hidup yang penting. 2. Pada kalangan masyarakat tertentu belum paham betul bahwa dari kesehatan lingkukngan yang kurang layak dapat menimbulkan dan menyebarkan penyakit-panyakit yang sudah diketahui maupun belum diketahui. 3. Dari data sampel diatas menunjukkan bahwa tahun 2009 kepemilikan sarana sanitasi dasar, serta penggunaan dan akses air bersih di Kabupaten Tangerang terjadi penurunan dibandingkan tahun 2008.

IV.2 Saran
Seperti djelaskan pada batasan masalah diatas, makalah ini tidak mencakup pembahasan Kesehatan lingkungan secara keseluruhan dan di dalam makalah ini hanya mengambil ruang sampel yang sempit dalam satu kabupaten (Tangerang). Harapan untuk pengembang dapat menjelaskan kesehatan lingkungan secara keseluruhan dan member ruang sampel yang besar seperti keselurahan masyarakat Indonesia.

17

DAFTAR PUSTAKA
Hanya berisi daftar karya orang lain yang diacu dalam dokumen TA 1. Betts, M., The Almanac: Hot Tech, ComputerWorld 52, 17 November 2003 2. Berkhin, P., Survey of Clustering Data Mining Techniques, Accrue Software, 1045 Forest Knoll Dr., San Jose, 2002

Anda mungkin juga menyukai