Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Ilmu audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Pada masa sekarang ini ilmu audit banyak digunakan karena salah satunya adalah untuk memberikan suatu pernyataan mengenai kewajaran dari suatu proses akuntansi ataupun proses keuangan ayng terjadi di suatu perusahaan ataupun pemerintahan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas standar yang digunakan dalam pengauditan salah satunya adalah Standar Professional Audit Internal. Dimana di dalam Standar Professional Audit Internal terdapat Independensi, Kemampuan Professional, Lingkup Pekerjaan dan Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan. Maka dari itu dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana keempat aspek itu dapat menunjang seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya.

C. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keempat aspek tersebut dapat menunjang tugas dari audit internal.

BAB II PEMBAHASAN A. Independensi Kemandirian seorang auditor internal sangat penting dalam memberikan nilai yang tidak memihak atau netral. Hal ini dapat dicapai melalui status organisasi dan sikap objektif dari para auditor itu sendiri maupun dari pimpinan dari auditor internal yang juga bertanggung jawab untuk mewujudkan kemandirian pemeriksaan. Serta auditor juga harus mendapat dukungan moral dari segenap jajaran manajemen senior dan dewan agar pada saat melakukan pemeriksaan dapat bebas dari campur tangan orang lain. Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab bagian dari audit internal harus didefinisikan dalam bentuk sebuah dokumen tertulis, yang mana sebaiknya disetujui oleh manajemen senior dan dewan dalam anggaran dasar. Anggaran dasar tersebut harus : 1. Menyatakan kedudukan bagian audit internal dalam organisasi; 2. Memberikan kewenangan kepada bagian audit internal untuk mendapatkan dokumen-dokumen, personel, dan benda-benda

berwujud yang relevan dengan pelaksanaan audit; dan 3. Serta mendefinisikan lingkungan yang menjadi scope audit internal. Pimpinan audit internal harus dapat memprediksi apakah tujuan, kewenangan dan tanggung jawab audit sebagaimana yang disebutkan di

anggaran dasar. Hasil estimasi ini harus disampaikan dan dibicarakan dengan manajemen senior dan dewan. Pimpinan audit internal harus memberikan laporan tahunan tentang berbagai kegiatan kepada manajemen senior dan dewan. Dimana laporan tersebut mengemukakan berbagai temuan penting dalam pemeriksaan dan rekomendasi-rekomendasinya. Temuan pemeriksaan yang penting adalah mencakup berbagai keadaan yang berhubungan dengan ketidakberesan, ilegal, kekeliruan, ketidakefisienan, ketidakefektifan dll. Kewajiban manajemen adalah membuat keputusan tentang tindakan tepat yang akan dilakukan sehubungan dengan berbagai temuan pemeriksaan yang penting. Seorang auditor internal harus memiliki salah satu sikap yang objektif. Sikap objektif yaitu sikap mental bebas yang harus dimiliki oleh auditor internal dalam melaksanakan pemeriksaan. Dalam melakukan pemeriksaan auditor internal tidak boleh menilai sesuatu berdasarkan hasil dari penilaian orang lain. Auditor internal juga tidak boleh menerima tanggung jawab operasional. Dikarenakan tanggung jawab operasional merupakan pekerjaan di luar pemeriksaan, sehingga auditor interna tadi harus dianggap tidak berfungsi sebagai pemeriksa internal dan penugasan tersebut diduga akan mempengaruhi sikap objektif dan harus dipertimbangkan pada saat pelaporan hasil pemeriksaan.

B. Kemampuan Professional Kemampuan professional wajib dimiliki oleh setiap auditor internal. Dalam setiap pemeriksaan pimpinan auditor internal haruslah menugaskan orang-orang yang secara bersama-sama atau keseluruhan memiliki pengetahuan dan kemampuan dari berbagai disiplin ilmu, seperti akuntansi, ekonomi, keuangan, statistik, pemrosesan data elektronik, perpajakan dan hukum. Pimpinan auditor internal juga harus menetapkan kriteria pendidikan dan pengalaman yang sesuai dalam mengisi jabatanjabatan di bagian audit internal dengan memeprtimbangkan juga lingkup pekerjaan dan tingkat tanggung jawabnya. Pimpinan audit internal juga bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan terhadap segala aktifitas pemeriksaan yang dilakukan oleh para stafnya. Pengawasan yang dimaksud mencakup : 1. Memberikan instruksi-instruksi kepada para staf audit internal pada awal pemeriksaan dan menyetujui program-program pemeriksaan; 2. Melihat apakah program pemeriksaan yang telah disetujui

dilaksanakan atau tidak; 3. Menentukan apakah kertas kerja pemeriksaan telah cukup mendukung temuan pemeriksaan, kesimpulan-kesimpulan dan laporan hasil pemeriksaan; 4. Meyakinkan apakah laporan pemeriksaan tersebut akurat, objektif, jelas, ringkas, konstruktif dan tepat waktu; dan 5. Menentukan apakah tujuan pemeriksaan telah dicapai.

Seorang auditor internal juga harus memiliki kemampuan untuk menghadapi orang lain dan berkomunikasi dengan efektif. Agar dapat berkomunikasi dengan baik pada auditee dan tidak menimbulkan salah paham. Selain itu juga auditor internal harus meningkatkan kemampuan teknisnya melalui pendidikan yang berkelanjutan. Auditor internal harus berusaha untuk memperoleh informasi tentang kemajuan dan perkembangan baru dalam standar, prosedur, dan teknik-teknik audit. Pada intinya auditor internal harus dapat mengidentifikasi pengendalian internal yang lemah dan merekomendasikan perbaikan untuk menciptakan kesesuaian dengan berbagai prosedur dan praktek yang sehat. C. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan audit internal meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan keefektifan sistem penegndalian internal yang dimiliki organisasi. Tujuan utama pengendalian internal adalah : 1. Meyakinkan keandalan informasi; 2. Meyakinkan kesesuaian dengan berbagai kebijakan, rencana, prosedur dan ketentuan perundang-undangan; 3. Meyakinkan perlindungan terhadap aktiva organisasi; 4. Meyakinkan penggunaan sumber daya secara ekonomi dan efisien; dan 5. Meyakinkan tercapainya berbagai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan sistem yang dibuat dengan tujuan untuk memastikan pemenuhan berbagai persyaratan, seperti kebijakan, rencana, prosedur dan peraturan perundang-undangan. Auditor internal bertanggung jawab untuk menentukan apakah sistem tersebut telah cukup efektif dan apakah berbagai kegiatan yang diperiksa telah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan. Pada saat memverifikasi keberadaan suatu aktiva, auditor internal harus menggunakan prosedur pemeriksaan yang sesuai dan tepat. Manajemen juga bertanggung jawab dalam menetapkan standar

operasional yang digunakan untuk mengukur keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya dalam suatu kegiatan. Sedangkan auditor internal bertanggung jawab untuk menentukan apakah : 1. Telah ditetapkan suatu standar operasional untuk mengukur

keekonomisan tersebut; 2. Standar operasional tersebut telah dipahami dan dipenuhi; 3. Berbagai penyimpangan dari standar operasional telah diidentifikasi, dianalisis, dan diberitahukan kepada berbagai pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan; dan 4. Tindakan perbaikan sudah dilakukan. D. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan Kegiatan pemeriksaan meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, penyampaian hasil pemeriksaan, dan

menindaklanjuti hasil pemeriksaan.

Perencanaan pemeriksaan internal harus didokumentasikan dan meliputi : 1. Penetapan tujuan pemeriksaan dan lingkup pekerjaan; 2. Memperoleh informasi dasar tentang objek yang akan diperiksa; 3. Penentuan tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan; 4. Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu; 5. Melaksanakan survei secara tepat untuk mengenali bidang atau area yang akan diperiksa; 6. Penetapan program pemeriksaan; 7. Menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil pemeriksaan akan disampaikan; dan 8. Memperoleh persetujuan atas rencana kerja pemeriksaan. Dalam menentukan tenaga yang diperlukan untuk pelaksanaan

pemeriksaan, jumlah dan tingkat pengalaman staf audit harus didasarkan pada evaluasi sifat dan tingkat kesulitan dari tugas pemeriksaan, batas waktu penyelesaian audit, dan tenaga yang tersedia serta pengetahuan, kecakapan dan disiplin ilmu dari auditor internal itu sendiri. Kemudian dilakukan survei untuk mengidentifikasi area yang ditekankan dalam pemeriksaan, serta untuk memperoleh ulasan dan sasaran dari pihak yang akan diperiksa. Tujuan dari survei yaitu : 1. Memahami area yang akan diperiksa; 2. Mengidentifikasi berbagai area penting yang memerlukan penekanan khusus;

3. Memperoleh informasi yang akan digunakan dalam melaksanakan pemeriksaan; dan 4. Menentukan apakah perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Auditor internal dapat menggunakan berbagai prosedur pemeriksaan analitis pada saat menguji dan mengevaluasi informasi. Prosedur pemeriksaan analitis dilakukan dengan cara meneliti dan membandingkan berbagai hubungan antara informasi finansial dan non-finansial. Informasi haruslah mencukupi, kompeten, relevan dan berguna untuk membuat dasar yang logis bagi temuan pemeriksaan dan rekomendasi. Kertas kerja pemeriksaan adalah dokumen pemeriksaan yang harus dibuat oleh pemeriksa dan ditinjau atau direview oleh manajemen bagian audit internal. Kertas kerja pemeriksaan meliputi catatan dan memorandum hasil tanya jawab, data organisasi, salinan berbagai kontrak dan persetujuan penting, informasi tentang berbagai kebijakan operasional dan finansial, surat konfirmasi, analisis dan pengujian transaksi dan saldo, hasil prosedur pemeriksaan analitis serta laporan pemeriksaan dan tanggapan manajemen. Seluruh kertas kerja pemeriksaan harus direview terlebih dahulu untuk memastikan bahwa kertas kerja tersebut mendukung laporan pemeriksaan dan seluruh prosedur pemeriksaan yang diperlukan telah dilakukan. Bukti mengenai pelaksanaan review harus dicantumkan dalam kertas kerja pemeriksaan.

Auditor eksternal dan internal dapat saling memberikan akses terhadap masing-masing kertas kerja pemeriksaannya, tentu saja atas persetujuan pimpinan audit internal. Auditor internal harus melaporkan hasil pemeriksaannya dalam bentuk laporan hasil pemeriksaan. Laporan ini haruslah ditandatangani dan dikeluarkan setelah melalui proses pengujian terhadap pemeriksaan selesai dilakukan. Sebelum itu auditor internal juga harus terlebih dahulu mendiskusikan berbagai kesimpulan dan rekomendasi dengan tingkatan manajemen yang tepat. Laporan harus objektif, jelas, singkat, konstruktif dan tepat waktu. Laporan yang objektif adalah laporan yang faktual, tidak berpihak dan terbebas dari distorsi. Laporan yang konstruktif adalah laporan yang berdasarkan isi dan sifatnyan akan membantu pihak yang diperiksa dan organisasi serta menghasilkan berbagai perbaikan yang diperlukan. Laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup, dan hasil pelaksanaan peeriksaan. Pernyataan tentang maksud pemeriksaan haruslah menggambarkan tujuan dari pemeriksaan dan jika perlu menjelaskan pada para pembaca sebab-sebab pelaksanaan pemeriksaan dan hal-hal yang ingin dicapai. Hasil pemeriksan dapat berupa berbagai temuan, kesimpulan, pendapat dan rekomendasi. Rekomendasi dibuat dengan tujuan untuk meminta

tindakan guna memperbaiki keadaan yang ada atau meningkatkan efisiensi operasi. Auditor internal harus secara terus-menerus meninjau dan melakukan tindak lanjut untuk memastikan apakah suatu tindakan perbaikan telah dilakukan dan memberikan berbagai hasil yang diharapkan, ataukah manajemen senior atau dewan telah menerima risiko akibat tidak dilakukannya tindakan perbaikan atas temuan yang dilaporkan. Manajemen bertanggung jawab untuk menentukan apa tindakan yang perlu dilakukan sebagai tanggapan atas temuan pemeriksaan yang dilaporkan audit internal. Sedangkan pimpinan audit internal bertanggung jawab untuk memprediksi tindakan manajemen yang diperlukan, agar berbagai hal yang dilaporkan sebagai temuan dapat dipecahkan tepat waktu.

BAB III KESIMPULAN Dari keempat aspek yang telah diuraikan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Independensi menunjang auditor internal dari segi kebenaran pemeriksaan yang dilaksanakannya sehingga seluruh proses

pemeriksaan dapat diyakinkan bebas dari intervensi. 2. Kemampuan profesional menunjang auditor untuk menjalankan tugasnya baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan serta membantu auditor dalam memahami berbagai disiplin ilmu yang diterapkan oleh auditee, sehingga segala permasalahan yang ada saat proses pemeriksaan berlangsung dapat segera dipecahkan. 3. Lingkup pekerjaan menunjang auditor untuk mengetahui sejauh mana audit dapat dilaksanakan dan pos-pos tertentu yang akan dapat penekanan khusus, sehingga audit dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. 4. Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan menunjang auditor utamanya pada saat di lapangan. Dimana auditor diharuskan untuk melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan program pemeriksaan dan melaporkan hasilnya sesuai dengan peraturan ataupun kebijakan organisasi. Sehingga pelaksanaan pemeriksaan dan pelaporan dapat dilakukan

sesuai degan rencana yang telah ditetapkan. Jika ada beberapa hal yang diluar rencana awal dapat segera dipecahkan.

Anda mungkin juga menyukai