Anda di halaman 1dari 12

LEMAK / LIPIDA

2.1. Pengertian Lemak Menurut Ahmad Djaenai (1991;89) lemak adalah ikatan organic yang terdiri atas unsur-unsur Karbon (C), Hydrogen (H) dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat peralut tertentu dalam perlarut lemak (zat peralut lemak). Lemak yang memiliki titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar disebut lemak gaji sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut minyak.

Lemak adalah ester asam lemak dan gliserin. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak. Adapun pelarut lemak tersebut adalah eter, kloroform, benzena, karbon tetraklorida (CCl4), xylena, alkohol panas, dan aseton panas. Lipida dalah zat yang menyerupai lemak, sangat penting karena merupakan simpanan tenaga yang amat besar dan sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K. Bagi hewan dan manusia lipida selain sebagian.

2.2. Klasifikasi lemak/lipida A. Lemak Sederhana Lemak ini merupakan zat yang terdiri dari ester asam lemak dengan alkohol. Ada 3 jenis lemak sederhana, yaitu: 1. Lemak yang teksturnya padat dalam suhu kamar. 2. Minyak yang teksturnya cair dalam suhu kamar. 3. Lilin atau malam yang merupakan ester asam lemak dengan alkohol yang BM-nya tinggi (rantai C-nya panjang). B. Lemak Kompleks (Compound Lipids). Lemak ini merupakan ester asam lemak yang mengandung gugus lain yang terikat pada alkoholnya. 1. Fosfolipida: ester asam lemak dan gliserol yang mengandung asam fosfat, basa nitrogen atau zat lainnya. 2. Serebrosida (glikolipida): zat yang terdiri dari asam lemak dengan karbohidrat dan mengandung asam fosfat. 3. Lemak kompleks lainnya: kelompok ini termasuk sulfolipida, amino lipida, dan lipoprotein.

c. Derivat Lipida

Derivat lipida adalah zat yang berasal dari hasil hidrolisis zat-zat tersebut di atas yang antara lain: 1. Asam lemak jenuh dan tak jenuh. 2. Alkohol dan gliserol. 3. Sterol. 4. Lemak aldehid. 5. Badan-badan keton (ketone bodies). Asam Lemak Asam lemak ini merupakan hasil hidrolisis dari lemak. Di alam asam lemak yang terbanyak adalah yang mengandung atom C genap dan ikatannya membentuk rantai lurus. Pembagian asam lemak 1. Asam lemak jenuh (satuated fatty acids) Contoh: asam butirat, asam laurat, asam palmitat, dan sebagainya. 2. Asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap tunggal (monounsaturated fatty acids) Contoh: asam palmitoleat dan asam oleat. 3. Asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap ganda/lebih dari satu (polyunsaturated fatty acids) Contoh: asam linoleat, asam linolenat, dan asam arachidonat. 4. Asam lemak yang mengandung gugus hidroksil. Contoh: asam risinoleat. 5. Asam lemak siklik Contoh: asam kaulmograf. Alkohol Alkohol merupakan hasil hidrolisis lipida selain asam lemak, misalnya gliserol dan asetil alkohol. Asetil alkohol merupakan hasil hidrolisis lilin/malam. Adanya gliserol dapat dites dengan uji akrolein. Steroid Biasanya terdapat bersama lemak dan dapat dipisahkan dengan cara penyabunan, sebab steroid tidak dapat bereaksi dengan penyabunan. Steroid mempunyai inti derivat siklo pentane perhidro fenantren. Beberapa sterol yang terpenting diantaranya adalah kolesterol. Zat ini banyak terdapat pada sel tubuh terutama jaringan syaraf dan tidak terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Ergosterol Banyak terdapat pada ragi dan tumbuhan ergot. Zat ini merupakan prekursor vitamin D. Koprosterol

Terdapat di faeses sebagai hasil reduksi dari kolesterol. Sterol lainnya Yang termasuk sterol lainnya ini adalah asam empedu, hormon korteks adrenal, hormon kelamin, vitamin D, dan sebagainya. Badan-Badan Keton (Ketone Bodies) Zat ini merupakan hasil dari metabolisme asam lemak dalam tubuh. Beberapa keton bodies yang terdapat pada tubuh antara lain aseton, asam aseto asetat, dan beta hidroksi asam butirat. Trigliserida Trigliserida merupakan ester dari asam lemak dan gliserol. Zat ini banyak diperoleh dari alam. Asam lemak yang sering kdapatan, diantaranya aitu asam palmitat, asam stearat, dan asam oleat. Lilin dan Malam Lilin merupakan ester dari asam lemak dengan alkohol yang mempunyai BM tinggi selain gliserol. Zat ini banyak diproduksi oleh lebah dan beberapa tanaman misalnya daun talas muda. Fosfolipid Nama lain golongan senyawa ini adalah fosfogliserida atau gliserol fosfatidat. Senyawa ini terdiri dari gliserol-3-fosfat dan sebagai kerangka dasarnya asam lemak dan alkohol. Sebagai alkoholnya antara lain yaitu kolin, serin, etanolamin, inositol, dan gliserol. Senyawa induk fosfolipida disebut asam fosfatidat. Khusus untuk sphingomyelin terdapat pada jaringan saraf otak dan plasmalogen sebanyak 10% dari fosfolipida yang terdapat pada otak dan otot. Lesitin Zat lesitin mengandung gliserol, asam lemak, asam fosfat, dan kholin. Adapun fungsinya untuk struktur sel metabolit. Chepalin Zat ini susunannya hampir sama dengan lesitin, anya perbedaannya kholin diganti dengan etanolamin. Serebrosida (glikolipid) Serebrosida mengandung galaktosa, asam lemak yang beratom C banyak dan spingosin (pada hidrolisis didapatkan asam lemak, asam fosfat, kholin, dan kompleks amino alkohol). Zat ini banyak terdapat pada jaringan selain otak. Sulfatid Sulfatid adalah derivat sulfat dari galatosil residu dari serebrosida. Gangliosid Gangliosida adalah glikolipida yang banyak terdapat pada otak. Zat ini mengandung asam N-asetil

neuraminat, asam lemak, spingosin, dan tiga molekul heksosa (glukosa dan galaktosa). 2.3. Fungsi lemak/lipida

Tabel 1. Nilai lemak berbagai bahan makanan (gram/100 gram) Bahan makanan Nilai lemak Bahan makanan Nilai lemak Minyak kacang tanah 100,0 Mentega 18,6 Minyak kelapa sawit 100,0` Margarine 81,0 Minyak kelapa 98,0 Coklat manis, batang 52,9 Ayam 25,0 Tepung susu 30,0 Daging sapi 14,0 Keju 20,3 Telur bebek 14,3 Susu kental manis 10,0 Telur ayam 11,5 Susu sapi segar 3,5 Sarden dalam kaleng 27,0 Tepung susu skim 1,0 Tawes 13,0 Biscuit 14,4 Ikan segar 4,5 Mie kering 11,8 Udang segar 0,2 Jagung kuning, pipil 3,9 Kacang tanah terkelupas 42,8 Roti putih 1,2 Kelapa tua, danging 34,7 Beras setengah giling 1,1 Kacang kedelai, kering 18,1 Ketela pohon (singkong) 0,3 Tahu 4,6 Adpokat 6,5 Tempe kacang kedelai murni 4,0 Durian 3,0 Lemak sapi 90,0 Sumber: daftar komposisi bahan makanan, DEPKES 1979.

2.5. Proses metabolisme lemak/lipida Lemak yang menjadi makanan bagi manusia dan hewan lain adalah trigliserida, sterol, dan fosfolipid membran yang ada pada hewan dan tumbuhan. Proses metabolisme lipid menyintesis dan mengurangi cadangan lipid dan menghasilkan karakteristik lipid fungsional dan struktural pada jaringan individu. Proses metabolisme lemak terdiri atas beberapa tahap, diantaranya adalah tahap pencernaan lemak, penyerapan dan transport, asam lemak, dan ekskresi. a. Pencernaan Lemak Lemak didalam bahan makanan tidak mengalami pencernaan didalam rongga mulut, karena tidak ada enzim yang dapat mencegahnya. Didalam gaster ada enzim lipase, tetapi pengruhnya

terhadap pemecahan lemak dapat diabaikan, karena rendah sekali; pH didalam gaster tidak cocok untuk aktivitas lipase tersebut. Sekresi cairan empedu dari hati tidak mengandung enzim untuk memecah lemak, tetapi mengandung garam-garam empedu yang megemulsikan lemak dan asam lemak hasil pencernaan, menjadi butir-butir harus yang dapat menembus ephitel usus, masuk kedalam lymphe jaringan. Tabel 2. Ringkasan proses pencernaan Lipida No Saluran Pencernaan Proses Pencernaan 1 Mulut Mengunyah, mencampur dengan air ludah dan ditelan. Kelenjar ludah mengeluarkan enzim lipase lingual. 2 Esofagus Tidk ada pencernaan. 3 Lambung Lipase lingual dalam jumlah terbatas memulai hidrolisis trigliserida menjadi digliserida dan asam lemak. Lemak susu lebih banyak hidrolisis. Lipase lambung meghidrolisis lemak dalam jumlah terbatas. 4 Usus halus Asam empedu mengemulsi lemak. Lipase berasal dari pancreas dan dinding usus halus menghidrolisis lemak dalam bentuk emulsi menjadi digliserida, monogliserida, gliserol dan asam lemak. Pospolipase berasal dari pancreas menghidrolisis pospolipida menjadi asam lemak dan lisopospogliserida. Kolesterol esterase berasal dari pancreas menghidrolisis ester kolesterol. 5 Usus besar Sedikit lemak dan kolesterol yang terkurung dalam serat makanan dikeluarkan melalui peses. b. Penyerapan dan transport Absorpsi lipida terutama terjadi dalam jejunum. Hasil pencernaan lipida diabsorpsi ke dalam membrane mukos usus halus dengan cara difusi fasif. Perbedaan konsentrasi diperoleh dengan cara: (1). Kehadiran protein mengikat asam lemak yang segera mengikat asam lemak yang memasuki sel. (2) esterifikasi kembali asam lemak menjadi monogliserida yaitu produk utama pencernaan yang melintasi mukosa usus halus. Sebelum diabsorpsi, kolesterol mengalami esterifikasi kembali yang dikatalis oleh asatill-Ko-A dan kolesterol asetil-transferase. Pembentukan enzim-enzim ini dipengaruhi oleh konsentrasi tinggi kolesterol makanan. Sebagian besar hasil pencernaan lemak berupa monogliserida dan asam lemak rantai panjang (C12 atau lebih) didalam membrane mukosa usus diubah kembali menjadi trigliserida. c. Asam lemak Asam lemak alami selalu mengandung jumlah atom karbon genap, dengan rumus Cn H2nO2 dengan N= 4, 6, 8, dan seterusnya sampai 16. Deretan asam lemak ini termasuk deretan asam lemak jenuh. Anggota deretan ini yang mempunyai jumlah karbon terkecil (n= 4) ialah asam butyrate, yang terdapat di dalam mentega susu dengan kadar 6%. Anggota deretan asam lemak

jenuh yang mempunyai jumlah karbon terbanyak ialah asam stearat (n= 16), yang merupakan asam lemak yang terdapat dalam konsistensi padat. Asam lemak tak jenuh mempunyai dua atau lebih ikatan kembar (ikatan tak jenuh), disebut Polyunsaturated fattyacid (PUFA). Asam lemak PUFA tidak dapat sintesa di dalam tubuh, padahal ia sangat diperlukan untuk kesehatan, terutama kesehatan kulit dan bulu pada binatang percobaan. d. Ekskresi Lemak dieksresikan sebagai bahan sisa (waste product) CO2 dan H2O. lemak didalam makanan tidak dicerna dan diserap seluruhnya melainkan ada sebagian yang terbuang di dalam tinja. Apabila tinja mengandung kadar lemak tinggi dari biasanya, disebut steatorrhoea. Dalam kondisi demikian, tinja mempunyai volume besar dan berwarna agak pucat karena garam kalsium dari asam lemak. Absorpsi lemak mudah tergganggu pada berbagai penyakit gastrointerstinal, diantaranya pada penyakit yang disertai diarrhea, seperti spruetropik. Juaga pada penyakit yang disertai gangguan sekresi empadu, pencernaan dan penyerapan lemak, menderita gangguan dan banyak lemak terbuang di dalam tinja.

2.6. Akibat kekurangan zat lemak/lipida Dalam fungsinya sebagai salah satu zat gizi penghasil utama energy kekurangan konsumsi lemak akan mengurangi kalori. Tetapi hal ini tidak terlalu penting, karena kalori dapat dipenuhi oleh zatzat gizi lain, yaitu karbohidrat dan protein. Bahkan di Indonesia sebagaian besar kalori memang diberikan oleh karbohidrat yang lebih murah dan lebih mudah didapat. Penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan akibat Lemak yaitu sebagai berikut: 1. Obesitas Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas. Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:

Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40% Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100% Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk). Kelainan yang Ditimbulkan Obesitas: a. Menyebabkan Diabetes Dan Peningkatan Kolesterol Obesitas dapat menyebabkan terjadinya penyakit kencing manis (diabetes melitus). Ini disebabkan timbulnya gangguan fungsi insulin pada pengidapnya. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh tubuh. Fungsinya antara lain memasukkan gula dari dalam darah ke dalam sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi. Akibat gangguan fungsi insulin, gula tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga tetap beredar dalam darah. Ini dapat diketahui dari kadar gula darah yang meningkat. Gangguan fungsi insulin ternyata juga mengakibatkan gangguan metabolisme lemak (dislipidemia). Ini dapat dilihat dari terjadinya peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol LDL (kolesterol jahat), trigliserida, namun disertai penurunan kolesterol HDL (kolesterol baik). Peningkatan kadar kolesterol jahat disertai penurunan kadar kolesterol berujung terbentuknya kerak dalam pembuluh darah (arterosklerosis). Arterosklerosis akan memperkecil diameter pembuluh darah, sehingga menyebabkan penyakit jantung koroner dan serangan stroke. b. Hipertensi Pengidap obesitas juga sering mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) karena pembuluh darah menyempit akibat jepitan timbunan lemak. Kombinasi obesitas dan hipertensi ini tentu saja memperberat kerja jantung. Akibatnya, timbul penebalan pada dinding bilik jantung disertai kekurangan oksigen. Keadaan ini akan mempercepat timbulnya gagal jantung. c. Batu empedu, Ini terjadi karena cairan empedu menjadi lebih kental. d. Gangguan Jantung Dan Pembuluh Darah Obesitas merupakan penyebab utama terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Pasalnya, obesitas menyebabkan peningkatan beban kerja jantung, karena dengan bertambah besar tubuh seseorang maka jantung harus bekerja lebih keras memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh. Bila kemampuan kerja jantung sudah terlampaui, terjadilah yang disebut gagal jantung. Tanda-tandanya, napas sesak dan timbulnya bengkak pada tungkai. e. Gangguan fungsi paru-paru. Lagi-lagi timbunan lemak menjadi pemicu masalah. Pada pengidap obesitas, timbunan ini dapat menekan saluran pernapasan. Ini bisa menyebabkan terjadinya, henti napas saat tidur (sleep apnea). Gangguan seperti ini lama-lama dapat menyebabkan gagal jantung juga dan berujung

dengan kematian. f. Gangguan Persendian Obesitas akan menyebabkan peningkatan beban pada persendian penyangga berat. Misalnya persendian lutut sehingga lama-lama dapat menimbulkan peradangan persendian (osteoartritis). Gejala-gejalanya antara lain, nyeri pada sendi, diikuti dengan pembengkakan. Sendi juga menjadi kaku tak bisa digerakkan. Yang terparah, penderita tidak sanggup berjalan lagi. g. Gangguan Sistem Hormonal Obesitas ternyata juga mempengaruhi sistem hormonal dalam tubuh. Pada anak gadis, obesitas menyebabkan haid pertama (menarkhe) datang lebih awal. Pada wanita dewasa, obesitas dapat menyebabkan gangguan keseimbangan hormonal (hiperandrogenisme, hirsutisme), dan gangguan siklus menstruasi. Hiperandrogenisme berarti jumlah hormon androgen (lelaki) meningkat. Akibatnya terjadi hirsutisme (tanda maskulinisasi). Misalnya jerawatan, distribusi bulu2 di wajah dan badan, bahkan mungkin perubahan suara menjadi berat seperti suara lelaki. Pada wanita, obesitas juga peningkatan risiko timbulnya batu empedu. h. Meningkatkan Risiko Penyakit Ganas Hasil penelitian menunjukkan, pada wanita yang sudah mengalami menopause, obesitas meningkatkan risiko timbulnya kanker rahim (endometrium) dan kanker payudara. Sedangkan pada pria, kegemukan dapat meningkatkan risiko terserang kanker prostat dan kanker usus besar (kolorektal). i. Gangguan Psikologis Orang dengan obesitas juga seringkali mengalami gangguan psikologis berupa rasa rendah diri, keadaan depresi, bahkan bisa terkucil dari pergaulan sosial. Terlebih lagi bila lingkungan di sekitarnya tidak memberi dukungan, melainkan lebih banyak memperolok-olok kegemukannya. j. Dislipidemia (peningkatan kadar kolesterol, trigliserid), gangguan haid, kemandulan gangguan sosial dan bahkan angka kematian pada orang yang obesitas lebih besar dari pada orang dengan berat badan normal.

Faktor-Faktor Penyebab Obesitas Obesitas dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Yang terutama adalah: Faktor genetik Genetik berarti secara keturunan seseorang mempunyai potensi untuk menjadi obes. Biasanya sejak masih anak-anak sudah bertubuh gemuk. Anak-anak dari orang tua yang gemuk, cenderung menjadi gemuk juga, terutama bila kedua orang tuanya gemuk.

Faktor lingkungan Aktivitas kurang bisa menyebabkan badan bertambah gemuk. Pada anak atau remaja yang gemuk, karena tersingkir dalam pergaulan, mereka jadi enggan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, misalnya. Kurangnya aktivitas fisik ini juga bisa disebabkan oleh gaya hidup malas. Misalnya malas berjalan, malas naik tangga, dan sebagainya. Faktor lingkungan lainnya adalah banyaknya makanan yang mengandung gula dan lemak jenuh. Penyakit Ada beberapa penyakit yang menyebabkan seseorang mengidap obesitas. Misalnya saja hipotiroidisme, sindroma Cushing, kelainan hipotalamus, dan beberapa lagi sindroma genetik (penyakit bawaan). Umumnya obesitas timbul karena penyakit-penyakit tersebut menyebabkan perubahan keseimbangan hormonal dalam tubuh yang pada akhirnya menyebabkan penimbunan lemak tubuh.

2. Penyakit Jantung Koroner & Stroke Penyakit jantung koroner dan stroke termasuk dalam penyakit kardiovaskular. Kardiovaskular sendiri berarti jantung dan pembuluh darah. Sebelumnya, infeksi sebagai penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di Jawa Barat. Tetapi dengan antibiotik dan pengembangan kebersihan dan lainnya, penyakit jantung koroner dan stroke yang kemudian menonjol. Penyebab penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan dan penyumbatan pembuluh arteri koroner. Penyempitan dan penyumbatan pembuluh arteri koroner disebabkan oleh penumpukan dari zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) yang makin lama makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi. Hal ini mengurangi atau menghentikan aliran darah ke otot jantung sehingga mengganggu kerja jantung sebagai pemompa darah. E f e k dominan dari jantung koroner adalah kehilangan oksigen dan nutrient ke jantung karena aliran darah ke jantung berkurang. Pembentukan plak lemak dalam arteri akan mempengaruhi pembentukan bekuan darah yang akan mendorong terjadinya serangan jantung. Ada empat faktor utama penyebab penyakit jantung, yaitu : merokok terlalu berlebihan selama bertahun-tahun kadar lemak darah (kolesterol) yang tinggi tekanan darah tinggi penyakit kencing manis Stroke terjadi karena ada gangguan aliran darah ke bagian otak. Bila ada daerah otak yang kekurangan suplai darah secara tiba-tiba dan penderitanya mengalami gangguan persarafan

sesuai daerah otak yang terkena. Bentuknya dapat berupa lumpuh sebelah (hemiplegia), berkurangnya kekuatan sebelah anggota tubuh (hemiparesis), gangguan bicara, gangguan rasa (sensasi) di kulit sebelah wajah, lengan atau tungkai. Faktor-faktor risiko untuk terjadinya stroke mempunyai kesamaan dengan faktor risiko penyakit jantung, yaitu : Merokok Hipertensi Kadar lemak darah tinggi Diabetes mellitus Gangguan pembuluh darah/jantung Tingginya jumlah sel darah merah Kegemukan (obesitas) Kurang aktifitas fisik/olah raga Minuman alcohol Penyalahgunaan obat (Narkoba)

3. Kanker Kanker adalah penyakit yang diakibatkan pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh secara tidak normal, sehingga berubah menjadi sel kanker. Selanjutnya, sel kanker ini dapat berkembang/menyebar ke bagian tubuh lain, sehingga bila sudah parah dapat menyebabkan kematian. Mencegah kanker dapat dilakukan dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak/berkolesterol tinggi, serta memperbanyak mengkonsumsi makanan berserat dan sayuran berwarna. Selai itu juga jauhilah rokok dan alkohol. Jauhilah zina/berganti-ganti pasangan, agar tidak tertular penyakit seksual. Selain tidak baik bagi kesehatan, tiga hal tersebut juga sesuatu yang harus dijauhi menurut ajaran Islam. Selain itu, upayakan hidup seimbang, teratur dan hindarilah stress. Boleh bekerja keras tapi istirahat juga harus cukup. Kalau perlu periksalah kesehatan Anda secara berkala dan teratur.

BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan Lemak adalah ikatan organic yang terdiri atas unsur-unsur Karbon (C), Hydrogen (H) dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat peralut tertentu dalam perlarut lemak (zat peralut lemak). Lemak dapat diklasifikasikan menjadi: (1). Lemak Sederhana, merupakan zat yang terdiri dari ester asam lemak dengan alkohol. Ada 3 jenis lemak sederhana, yaitu: a). Lemak yang teksturnya padat dalam suhu kamar. b). Minyak yang teksturnya cair dalam suhu kamar. c). Lilin atau malam yang merupakan ester asam lemak dengan alkohol yang BM-nya tinggi. (2) Lemak Kompleks (Compound Lipids), merupakan ester asam lemak yang mengandung gugus lain yang terikat pada alkoholnya (Fosfolipida dan Serebrosida) Adapun fungsi lemak/lipida adalah sebagai: Sumber Energi, Sumber Asam Lemak Essesial, Alat Angkut Vitamin Lemak, Penghemat Protein , Member Rasa Kenyang Dan Kelezatan, Sebagai Pelumas, Memelihara Suhu Tubuh, dan yang terakhir sebagai Pelindung Organ Tubuh. Menurut sumbernya lemak dibedakan menjadi: lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati berasal dari bahan makanan tumbuh-tumbuhan, sedangkan lemak hewani berasal dari binatang, termasuk ikan, telur dan susu. Proses metabolisme lemak terdiri atas beberapa tahap, diantaranya adalah tahap pencernaan lemak, penyerapan dan transport, asam lemak, dan ekskresi. Penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan akibat Lemak yaitu Obesitas (kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan), Jantung Koroner dan Struk.

DAFTAR PUSTAKA

Dari Buku: Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia. Djaeni, Achmad Sediaoetama. 1991. ILMU GIZI untuk profesi dan mahasiswa. Jakarta: Dian Rakyat. Poedjiadi, Anna dan F.M. Tititn Supriyanti. 2005. Dasar-Dasar BIOKIMIA. Jakarta: UI-Press. Poernomo, Sonja, dkk. 1977. Usaha Kesehatan Sekolah. Jakarta: Departemen Kesehatan R.I.

Dari Warnet: file:///G:/lemak/Penyakit%20kelebihan%20protein.COM.htm. file:///G:/lemak/Obesitas/WikipediabahasaIndonesia/ensiklopedia bebas.htm file:///G:/lemak/10%20penyakit%20paling%20berbahaya.htm file:///G:/lemak/JenisPenyakitYangMengintaiSiGemuk/UmumKesehatan/Tabloidnova.com/Situs WanitaPalingLengkap.htm

Anda mungkin juga menyukai