Anda di halaman 1dari 84

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Daftar Isi
Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum
1. 2. 3. 4. 16. 17. 18.

Pembiayaan Pinjaman Luar Negeri 2007 2012 (Grafik) Penarikan PLN Pembiayaan Proyek 2011 Penarikan PLN Pembiayaan Proyek 2011 (Grafik)

Latar Belakang (1) Latar Belakang (2) Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang Jenis-jenis Utang (1)

5.
6.

Jenis-jenis Utang (2)


Landasan Hukum Pengelolaan Utang

Bagian 3 Portofolio Utang (Outstanding Utang, Profil Jatuh Tempo Utang, Perkembangan SBN dan Pinjaman Luar Negeri) 19. Posisi Utang Pemerintah 2006-2011
20.

Posisi Utang Pemerintah 2006-2011 (Grafik)

Bagian 2 APBN, Perkembangan Defisit dan Pembiayaan APBN


7. 8.

21.
22. 23. 24. 25. 26. 27.

Profil Jatuh tempo Utang per 31 Desember 2011 (Grafik)


Posisi Surat Berharga Negara Desember 2007 31 Desember 2011 Posisi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Negara/Lembaga Kreditor 2006-2011 Proporsi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Negara Kreditor, 2006-2011 (Grafik) Posisi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Sektor Ekonomi 2006 2011 Proporsi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Sektor Ekonomi 2006 2011 (Grafik) Posisi Utang Pemerintah Beberapa Mata Uang Utama, 2006-2011
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

APBN 2010 2012 Defisit dan Pembiayaan APBN 2006-2012

9.
10. 11. 12. 13.

Defisit Global di berbagai Negara 2007-2011


Cashflow Pembiayaan 2008-2011 Perkembangan Pembiayaan melalui Utang 20072012 Pagu dan Realisasi Pembiayaan Utang Realisasi Penerbitan SBN 2011

14.
15.

Penarikan Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Jenis Pembiayaan, 2006-2011


Pinjaman Program 2006-2011

Daftar Isi
28. 29. 30.

Posisi Utang Pemerintah Mata Uang Lainnya, 2006-2011 Proporsi Utang Pemerintah Berdasarkan Mata Uang, 2006-2011 (Grafik) Proporsi Penarikan Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Jenis Pinjaman, 2007-2012

39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47.

Restrukturisasi Tahun 2008 : Restrukturisasi Tingkat Bunga SU-002 dan SU-004 Pengaruh Penerbitan SPN 3 Bulan Terhadap Target Penerbitan SBN Bruto dalam Tahun Berjalan Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri 2006-31 Desember 2011 Rasio Pembayaran Kewajiban Pinjaman Luar Negeri terhadap Cadangan Devisa 2006-2011 Rasio Utang thd PDB di berbagai Negara 2011 dan perubahannya 2003-2011 Rasio Utang Luar Negeri thd PDB di berbagai Negara 2011F dan Perubahannya 2003-2011F Rasio Pembayaran Bunga Utang terhadap PDB Indonesia dan berbagai Negara, 2006-2011F Rasio Utang thd Pendapatan di berbagai Negara 2011F dan perubahannya 2003-2011F Rasio Pembayaran Bunga thd Pendapatan di berbagai Negara 2011F dan perubahannya 20032011F Utang per Kapita di berbagai Negara 2006-2011

Bagian 4 Kinerja Pengelolaan Portofolio Utang (Berbagai Rasio Utang dan perbandingan antar negara, Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri, Reprofiling Struktur Jatuh Tempo SUN)
31. 32. 33. 34. 35.

Perkembangan Rasio Utang Indonesia terhadap PDB, 2007-2012 Rasio Utang terhadap PDB Indonesia dan berbagai Negara, 2006-2011 Persentase Rasio Utang thd. PDB di Beberapa Negara, 2006-2011 Jatuh Tempo (tradable) SBN akhir 2001 & 31 Desember 2011 Program Debt Switching dan Buyback SBN

48.

36.
37. 38.

Pengurangan Utang melalui Skema Debt Swap


Restrukturisasi 2003 Restrukturisasi 2006

49.
50.

Utang per Kapita di berbagai Negara 2011F dan perubahannya 2003-2011F


Indikator Risiko Utang 2005 - 2011

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Daftar Isi
Bagian 5 Biaya-biaya berbagai instrumen utang (Realisasi Pembayaran Utang, Rasio Biaya Utang, Yield Curve, Biaya Pinjaman Luar Negeri)
51. 52. 53. 54. 55. 62. 63. 64. 65.

Kepemilikan SBN oleh Asing berdasarkan Tenor (tahun jatuh tempo) Spread terhadap UST- Feb 16 Spread terhadap UST- Feb 21 Spread terhadap UST- Feb 38

Realisasi Pembayaran Utang Pemerintah Tahun Anggaran 2011 Rasio Bunga Utang thd Pendapatan dan Belanja 2007-2012 Rasio Bunga Utang terhadap Total Utang 2007-2012 Realisasi Pembayaran Bunga Utang 2007-2012 Biaya Pinjaman Program

Bagian 7 Rating, Opini BPK, HIPCs, Kesimpulan


66. 67. 68. 69. 70. 71.

Rating Indonesia Perkembangan Credit Rating Indonesia (1) Perkembangan Credit Rating Indonesia (2) Peningkatan Performa Sovereign Rating Indonesia (1) Peningkatan Performa Sovereign Rating Indonesia (2) Opini BPK tentang Laporan Keuangan 2010

56.
57.

Kurva Imbal Hasil (Yield Curve) SBN Rupiah


Kurva Imbal Hasil (Yield Curve) SUN Valas

Bagian 6 Kinerja Pasar Sekunder SBN (Aktifitas Perdagangan, Kepemilikan SBN oleh Investor)
58. 59. 60. 61.

Perdagangan rata-rata Harian Surat Utang Negara Rupiah di Pasar Sekunder per 31 Desember 2011 Posisi Kepemilikan SBN Bank dan Non Bank per 31 Desember 2011 Posisi Kepemilikan SBN Domestik oleh Berbagai Jenis Investor Posisi Kepemilikan SBN Domestik oleh Berbagai Jenis Investor (dalam persentase)

72.

Kesimpulan

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Latar Belakang (1)


Utang merupakan bagian dari Kebijakan Fiskal (APBN)

yang menjadi bagian dari Kebijakan Pengelolaan Ekonomi secara keseluruhan.


Tujuan Pengelolaan Ekonomi adalah: Menciptakan kemakmuran rakyat dalam bentuk:

Penciptaan kesempatan kerja. Mengurangi kemiskinan. Menguatkan pertumbuhan ekonomi.

Menciptakan

keamanan.

Utang adalah konsekuensi dari postur APBN (yang

mengalami defisit), dimana Pendapatan Negara lebih kecil daripada Belanja Negara.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Latar Belakang (2)

Pembiayaan APBN melalui utang merupakan bagian dari pengelolaan keuangan negara yang lazim dilakukan oleh suatu negara: Utang merupakan instrumen utama pembiayaan APBN untuk menutup defisit APBN, dan untuk membayar kembali utang yang jatuh tempo (debt refinancing); Refinancing dilakukan dengan terms & conditions (biaya dan risiko) utang baru yang lebih baik. Kenaikan jumlah nominal utang Pemerintah berasal dari: Akumulasi utang di masa lalu (legacy debts) yang memerlukan refinancing yang cukup besar; Dampak krisis ekonomi tahun 1997/1998:

Depresiasi Rupiah terhadap mata uang asing; BLBI dan Rekapitalisasi Perbankan; Sebagian setoran BPPN dari asset-recovery digunakan untuk APBN selain untuk melunasi utang/obligasi rekap.

Pembiayaan defisit APBN merupakan keputusan politik antara Pemerintah dan DPR-RI antara lain untuk:

Menjaga stimulus fiskal melalui misalnya pembangunan infrastruktur, pertanian dan energi,dan proyek padat karya; Pengembangan peningkatan kesejahteraan masyarakat misalnya PNPM, BOS, Jamkesmas,Raskin, PKH,Subsidi; Mendukung pemulihan dunia usaha termasuk misalnya insentif pajak; Mempertahankan anggaran pendidikan 20%; Peningkatan anggaran Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista); Melanjutkan reformasi birokrasi.

Akses terhadap pinjaman luar negeri dengan persyaratan sangat lunak dari lembaga keuangan multilateral bagi Indonesia dibatasi oleh: Status Indonesia yang tidak lagi tergolong sebagai low income country; Batas maksimum pinjaman yang dapat disalurkan ke suatu negara (country limit).
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang


Tujuan

Tujuan Jangka Panjang:


Mengamankan Kebutuhan Pembiayaan APBN melalui utang dengan biaya minimal pada tingkat risiko terkendali, sehingga kesinambungan fiskal dapat terpelihara Mendukung upaya untuk menciptakan pasar surat berharga negara (SBN) yang dalam, aktif dan likuid Memastikan tersedianya dana untuk menutup defisit dan pembayaran kewajiban pokok utang secara tepat waktu dan efisien

Tujuan Jangka Pendek:

Kebijakan

Mengoptimalkan potensi pendanaan utang dari sumber domestik melalui penerbitan SBN rupiah maupun penarikan pinjaman dalam negeri; Melakukan pengembangan instrumen utang agar diperoleh fleksibilitas dalam memilih berbagai instrumen yang lebih sesuai, cost-efficent dan risiko yang minimal; Pengadaan pinjaman luar negeri dilakukan sepanjang digunakan untuk memenuhi kebutuhan prioritas, memberikan terms & conditions yang wajar (Favourable) bagi pemerintah, dan tanpa agenda politik dari kreditor; Mempertahankan kebijakan pengurangan pinjaman luar negeri dalam periode jangka menengah; Meningkatkan koordinasi dengan otoritas moneter dan otoritas pasar modal, terutama dalam rangka mendorong upaya financial deepening; Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan efisiensi pengelolaan pinjaman dan sovereign credit rating.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Jenis-jenis Utang (1)


Pinjaman terdiri dari pinjaman luar negeri dan pinjaman dalam negeri :

Pinjaman Luar Negeri World Bank, Asian Development Bank, Islamic Development Bank dan kreditor bilateral (Jepang, Jerman, Perancis dll), serta Kredit Ekspor.

Pinjaman Program: Untuk budget support dan pencairannya dikaitkan dengan pemenuhan Policy Matrix di bidang kegiatan untuk mencapai MDGs (pengentasan kemiskinan, pendidikan, pemberantasan korupsi), pemberdayaan masyarakat, policy terkait dengan climate change dan infrastruktur. Pinjaman proyek : Untuk pembiayaan proyek infrastruktur di berbagai sektor (perhubungan, energi, dll); proyek-proyek dalam rangka pengentasan kemiskinan (PNPM).
Peraturan Pemerintah (PP) No.: 54 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah ; Berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN); Pemerintah Daerah,dan Perusahaan Daerah; Untuk membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum; kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Pinjaman Dalam Negeri


Jenis-jenis Utang (2)


Surat Berharga Negara (SBN) dalam Rupiah dan valuta asing,

tradable & non-tradable, fixed & variable :

Surat Utang Negara (SUN)


Surat Perbendaharaan Negara (SPN/T-Bills): SUN jangka pendek (s.d. 12bln); Obligasi Negara (> 1 thn)

Coupon Bond Tradable: ORI, FR/VR bond, Global bond Non tradable: SRBI untuk BLBI, dan Surat Utang/SU ke BI untuk penyehatan dan restrukturisasi perbankan Zero coupon

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/Sukuk Negara dalam Rupiah dan valuta asing dengan berbagai struktur, misalnya Ijarah, Musyarakah, Istisna dll

SBSN jangka pendek (Islamic T-Bills); SBSN Ritail (Sukri); SBSN jangka panjang (IFR/Ijarah Fixed Rate; Global Sukuk; SDHI/Sukuk Dana Haji Indonesia).
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Landasan Hukum Pengelolaan Utang


Ketentuan Perundang-undangan:
Undang-Undang No 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara Undang-Undang No 24/2002 tentang Surat Utang Negara Peraturan Pemerintah No 10/2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah Peraturan Pemerintah No 54/2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah

Mengatur a.l, prinsip-prinsip good governance:


Pengadaan/penerbitan utang melalui mekanisme APBN/mendapatkan persetujuan DPR Koordinasi Pemerintah (Kementerian Keuangan, Kementrian PPN/Bappenas), dan BI dalam perencanaan dan pengelolaan utang Pengawasan perdagangan SBN di pasar sekunder oleh otoritas pasar modal Pertanggungjawaban pengelolaan utang dan publikasi data & informasi utang

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Bagian 2 APBN, Perkembangan Defisit dan Pembiayaan APBN

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

APBN 2010 2012


[ Triliun Rupiah ]

2010 APBN A. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri 1. Penerimaan Perpajakan 2. Penerimaan Bukan Pajak II. Hibah B. Belanja Negara I. Belanja Pemerintah Pusat a. Bunga Utang - Dalam Negeri - Luar Negeri b. Subsidi II. Transfer Daerah C. Keseimbangan Primer D. Surplus/ (Defisit) Anggaran (A-B) E. Pembiayaan I. Pembiayaan Utang II. Pembiayaan Non-Utang Kelebihan/ (Kekurangan) Pembiayaan 949.7 948.1 742.7 205.4 1.5 1,047.7 725.2 115.6 77.4 38.2 157.8 322.4 17.6 (98.0) 98.0 95.5 2.5 APBN-P 992.4 990.5 743.3 247.2 1.9 1,126.1 781.5 105.7 71.9 33.8 201.3 344.6 (28.1) (133.7) 133.7 108.3 25.4 LKPP 995.3 992.3 723.3 268.9 3.0 1,042.1 697.4 88.4 61.4 27.0 192.7 344.7 41.5 (46.8) 91.5 86.9 4.6 44.7 %
100.3% 100.2% 97.3% 108.8% 158.2% #DIV/0! 92.5% 89.2% 83.7% 85.4% 79.8% 95.7% 100.0% #DIV/0! -147.8% #DIV/0! 35.0% #DIV/0! 68.4% 80.2% 18.2%

2011 APBN-P 1,169.9 1,165.3 878.7 286.6 4.6 1,320.7 908.2 106.6 76.6 30.0 237.2 412.5 (44.2) (150.8) 150.8 125.3 25.5 -

2012 APBN 1,311.4 1,310.6 1,032.6 278.0 0.8 1,435.4 965.0 122.2 88.5 33.7 208.9 470.4 (1.8) (124.0) 124.0 133.6 (9.5) -

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Defisit dan Pembiayaan APBN 2006-2012


140 120 100 60 40 20 (40) (60) (80) (100) (120) (140) (160) 2006
(27)

127

135

[ Triliun Rupiah ]

Sejak tahun 2005 SBN menjadi instrumen utama pembiayaan APBN Kenaikan SBN periode 2006-2011, antara lain untuk refinancing utang lama yang jatuh tempo, dan refinancing dilakukan dengan utang baru yang mempunyai terms & conditions yang lebih baik.
99

[ % thd. PDB ]
124

57

80
36

86

91

3 2

17

29

26

20

1 (1)
(10)

(24)

(18)

(16)

(20)
(29)

-0.1

(4)

(4)

(1)

-0.9

-0.7
(47)

(1)

-1.3

(50)

-1.6
(89)

-1.5 -2.1

(2) (3)

(151)

(4) 2012**

2007

2008

2009

2010

2011*

SBN - neto

Pinjaman DN & LN - neto

Non-Utang - neto

Surplus (Defisit) APBN

Defisit APBN, % thd. PDB (RHS)

Sumber: Kementerian Keuangan

Catatan: APBN 2006-2010 adalah angka PAN/LKPP-Audited * APBN-P 2011 ** APBN 2012

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Defisit Global di berbagai Negara 2007-2011


2007 Developed
US Japan (2.7) (2.4) (2.7) (2.7) (1.2) 0.9 (1.3) (5.0) (1.9) 6.8 (6.5) (4.2) (4.9) (1.4) (1.1) (0.4) (0.1) (3.6) (3.7) 4.9 (12.8) (10.3) (10.3) (3.1) (4.7) (3.1) (1.6) (4.5) (7.3) (6.3) (10.3) (9.2) (10.2) (2.9) (4.3) (2.3) (0.7) (4.3) (7.9) (3.5) (9.6) (10.3) (8.5) (2.5) (3.2) (1.6) (2.1) 2.0 (5.5) (1.1)

2008

2009

2010

2011

Euro Area
UK

Emerging Market
Brazil Mexico

Emerging Asia
China Indonesia

CEEMA
Hungary Poland Russia

Sumber: International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, September 2011

Keterangan: - Nominal dalam % terhadap PDB - Khusus untuk indonesia, tahun 2007-2010 menggunakan angka LKPP dan tahun 2011 menggunakan APBN-P

Defisit Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan defisit di negara lain. UU No 17/2003 ttg Keuangan Negara membatasi defisit nasional 3% dari PDB, dengan demikian tambahan utang untuk pembiayaan defisit juga dibatasi.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Cashflow Pembiayaan 2008-2011


[ Miliar Rupiah ]

2008
Kebutuhan Pembiayaan
Defisit Pembayaran Utang

2009
(224,292)
(88,619) (123,279)

2010
(203,538)
(46,846) (135,893)

2011*
(319,026)
(150,837) (143,555)

(115,579)
(4,121) (108,958)

Jatuh Tempo dan Buyback Surat Berharga Negara Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Luar Negeri Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Dalam Negeri Penerusan Pinjaman
Pembiayaan Non utang

(40,333) (63,435) (5,189)


(2,500)

(49,067) (68,031) (6,181)


(12,395)

(76,532) (50,633) (8,729)


(20,799)

(84,526) (47,235) (70) (11,725)


(24,634)

Dana Invest. Pmrth & Restruk. BUMN Dana Pengembangan Pendidikan Nasional Pinjaman Kepada PT. PLN Kewajiban Penjaminan Sumber Pembiayaan
Utang

(2,500) 195,529
176,468

(12,395) 248,257
207,200

(12,299) (1,000) (7,500) 248,243


222,822

(21,112) (2,618) (904) 319,026


268,885

Penerbitan SBN, Bruto Penerbitan SBN Domestik Penerbitan SBN Valas Penarikan Pinjaman LN Pinjaman Program Pinjaman Proyek untuk K/L Pinjaman Proyek untuk Penerusan Pinjaman Penarikan Pinjaman DN
Non Utang

126,249 86,932 39,317 50,219 30,100 14,929 5,189 19,061

148,538 101,736 46,802 58,662 28,938 23,544 6,181 41,057

167,634 142,593 25,041 54,795 28,975 17,091 8,729 394


25,421

211,180 56,183 19,202 25,256 11,725 1,522


50,141

Privatisasi & Penjualan Aset Program Restrukturisasi Perbankan Dalam Negeri Kelebihan / (Kekurangan) Pembiayaan Net Cash Flow Pembiayaan Surat Berharga Negara Pinjaman Luar Negeri Pinjaman Dalam Negeri Non Utang

2,902 16,159 79,950 84,072 85,916 (18,406) 16,561

41,057 23,965 112,554 99,442 (15,550) 28,662

3,232 22,189 44,706 91,551 91,102 (4,567) 394 4,622

1,391 48,751 0 150,837 126,654 (2,777) 1,452 25,508

Catatan: APBN 2008-2010 PAN/LKPP - Audited *) APBN-P 2011

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Perkembangan Pembiayaan melalui Utang 2007-2012


[ Triliun Rupiah ]

2007

2008 85.9 126.2


86.9 39.3

2009 99.5 148.5


101.7 46.8

2010 91.1 167.6


142.6 25.0

2011* 126.7 211.2

2012** 134.6

Surat Berharga Negara (neto)


Penerbitan, bruto
Domestik Valas

57.2 100.0
86.4 13.6

Pembayaran Pokok dan Pembelian Kembali

(42.8) (23.9) 34.1


19.6 14.5 -

(40.3) (18.4) 45.0


30.1 20.1 (5.2) (63.4)

(49.1) (15.5) 52.5


28.9 29.7 (6.2) (68.0)

(76.5) (4.2) 46.1


29.0 25.8 (8.7) (50.6)

(84.5) (1.3) 44.5


19.2 37.0 (11.7) (47.2)

Pembiayaan Pinjaman (neto)


Penarikan PLN, bruto
Pinjaman program Pinjaman proyek Penerusan PLN

(1.0) 45.4
15.3 39.0 (8.9) (47.3)

Pembayaran Cicilan Pokok PLN Penarikan Pinjaman Dalam Negeri, neto

(57.9) 33.3

67.5

83.9

0.4 86.9

1.5 125.3

0.9 133.6

Total Pembiayaan Utang


Catatan: APBN 2007-2010 PAN/LKPP - Audited *) APBN-P 2011 **) APBN 2012

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Pagu dan Realisasi Pembiayaan Utang


[ Triliun Rupiah ]

Instrumen
PINJAMAN
Pinjaman Luar Negeri Pinjaman Program Pinjaman Proyek Pinjaman Dalam Negeri

Pagu APBNP
57.70
56.18 19.20 36.98 1.52

Q1
7.02
6.94 2.45 4.49 0.08

Q2
3.37
3.27 0.06 3.21 0.10

Q3
5.70
5.58 1.28 4.30 0.12

Oktober November Desember


1.99
1.99 0.40 1.59 -

Q4
17.03
16.90 11.43 5.47 0.12

Total Realisasi
33.12
32.70 15.22 17.47 0.42

[%]
57.4%
58.2% 79.3% 47.3% 27.6%

4.93
4.91 2.93 1.97 0.02

10.11
10.01 8.10 1.91 0.10

SURAT BERHARGA NEGARA

211.18 *

56.09

60.99

38.14

26.79

2.45

20.13

49.38

204.60

96.9%

TOTAL

268.88

63.12

64.36

43.84

28.78

7.38

30.24

66.40

237.72

88.4%

Catatan: Data Per 31 Desember 2011 * Target Penerbitan SBN Bruto dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan kebutuhan pembiayaan dalam rangka pengelolaan portofolio SBN
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Realisasi Penerbitan SBN 2011


(Per 31 Desember 2011)
(dalam Rupiah)

Uraian SBN Netto (APBN) Kebutuhan Penerbitan 2011 (Gross ) SUN SUN Domestik - ON - ZC - SPN - ORI SUN Valas SBSN SBSN Domestik IFR SBSN Ritel SDHI SPN-S SBSN Valas

Target 126.653.900 211.179.862 -

Realisasi (ao 30 Desember 2011) 120.072.948 * 204.598.910 171.292.500 149.850.000 98.850.000 40.000.000 11.000.000 21.442.500 33.306.410 24.271.410 4.610.000 7.341.410 11.000.000 1.320.000 9.035.000

% realisasi thd Target 94,80% 96,88%

Catatan: Rencana penerbitan menggunakan asumsi kurs APBN 2011 Rp9.250 /USD * Target Penerbitan SBN Bruto dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan kebutuhan pembiayaan dalam rangka pengelolaan portofolio SBN
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Penarikan Pinjaman Berdasarkan Jenis Pembiayaan, 2006-2011 Per 31 Desember 2011


2011 JENIS PEMBIAYAAN 2006 2007 2008 2009 2010 Real. s.d. 31 Des 2011 APBN-P 19.20
2.14 10.80 4.35 2.61 0.87 -

Nominal 15.22
1.68 10.73 3.62 0.87 -

% thd. Pagu APBN 79.3%


99.3% 83.3% 33.5% 0.0% 0.0% 0.0%

1. Pinjaman Program
ekuivalen dlm miliar US$ a. World Bank b. A D B c. JEPANG d. PERANCIS e. IDB f. Lain-Lain

13.53
1.50 5.50 5.51 0.90 1.83 -

19.90
2.11 5.66 8.47 3.77 1.79 -

30.28
2.77 12.91 9.17 4.87 2.20 -

28.57
3.04 14.65 5.06 6.07 2.79 -

29.05
3.23 15.34 6.39 4.59 2.73 -

2. Pinjaman Proyek
ekuivalen dlm miliar US$

12.54
2.20

14.46
1.54

14.93
1.36

23.54
2.50

20.50
2.28

36.98
4.25

17.47
1.93

47.3% 27.6% 57.4%

3. Pinjaman Dalam Negeri


ekuivalen dlm miliar US$

0.17
0.02

1.52
0.17

0.42
0.05

TOTAL
ekuivalen dlm miliar US$ Catatan: Nominal dalam Triliun Rupiah

26.06
3.70

34.36
3.65

45.21
4.13

52.11
5.54

49.72
5.51

57.70
6.63

33.12
3.65

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Pinjaman Program 2006-2011


[ Juta USD ]

2006 No Lender Nama Program

2007

2008

2009

2010 APBN-P Real


600 200 171 533 200 1,704

2011 APBN
200 336 806 200 1,542 200 -

Revisi Realisasi APBN


200 329 499 200 14 1,242 200 200 400 215 380 15 1,011 200 200

1 WB

1. Development Policy Loan (DPL) 1 s.d. 8 2. Infrastructure Development Policy Loan (IDPL) 1 s.d 4 3. BOS-KITA Refinancing 1 s.d. 2 4. PNPM Refinancing 5. Climate Change 1 s.d. 2 6. Local Government Decentralization Project (LGDP) - DAK Reimbursement

600

600

750 400 47

750 250 553

600 200 164 544 200 1,708

Sub Total WB 2 ADB 1. State Audit Reform Sector Development Program (STARSDP) 2. Development Policy Support Program (DPSP) 1 s.d 6 3. Local Government Finance Reform and Governance Reform (LGFGR) 1 dan 2 4. Infrastructure Reform Sector Development Program (IRSDP) 1-3 5. Capital Market Development Cluster Program (CMDCP) 1 dan 2 6. Poverty Reduction and MDG Acceleration Program 7. Local Government Finance Reform 8. Countercyclical Support Facility (CSF) 9. Climate Change Program Loan 1 // LCRDP Sub Total ADB 3 JBIC/ JICA 1. Development Policy Loan (cofinancing dengan World Bank) 1 s.d 7 2. Infrastructure Reform Sector Development Program 1 s.d. 3 3. Indonesia Disaster Recovery and Management 4. Climate Change Program Loan 1 s.d 3 5. Economic Stimulus and Budget Support Loan 6. Others Sub Total JBIC/ JICA 4 France Climate Change Program Loan 1 s.d 3 Sub Total France 5 IDB Liquid Funds Sub Total IDB TOTAL Keterangan :
terdiri dari DPL VI sebesar USD 100 juta dan DPL VII sebesar USD 100 juta

600 200 400

600 200 300 400

1,197 200 280

1,553 200

200 300

200

350 500 600 100 900 100 100 200 830 200 300 100 200 200 1,500 400 1,900 500 200 200 2,727 500 100 100 300 100 600 300 300 2,953 700 200 300 500 300 300 3,208 500 700 198 307 505 300 300 3,209 100 300 200 200 100 100 2,142 2,142 1,511 100 500 100 200 300 100 100 400 100 100 -

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Pembiayaan Pinjaman Luar Negeri 2007 - 2012


2007 70 50 45.0 34.1 30 52.5 2008 2009 2010 2011* 56.2 2012** 54.3

54.8

[ Triliun Rupiah ]

10
-10 -30 -50 -23.9 -4.6 -2.8 -1.9

-18.4

-15.5

-70
-90

-57.9

-63.4

-59.4
-68.0
Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN

-59.0

-56.2

Penarikan Pinjaman LN, bruto

Pembiayaan Pinjaman LN (neto)

[ Triliun Rupiah ] 2007 Penarikan Pinjaman LN, bruto Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN Pembiayaan Pinjaman LN (neto) 34.07 (57.92) (23.85) 2008 45.01 (63.44) (18.42) 2009 52.48 (68.03) (15.55) 2010 54.79 (59.36) (4.57) 2011* 56.18 (58.96) (2.78) 2012** 54.28 (56.17) (1.89)

Keterangan: *) APBN-P 2011 **) APBN 2012

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Penarikan Pinjaman 2011 Pembiayaan Proyek, per 31 Desember 2011


NEGARA KREDITOR ADB AUSTRALIA GERMANY IBRD IDA IDB JAPAN SPAIN CHINA FRANCE KOREA SINGAPORE OTHERS 4,250.70 36,981.08 PAGU APBN-P 2011 * Juta USD Miliar IDR REALISASI PER 31 DESEMBER 2011 Juta USD 230.17 59.63 36.37 118.50 33.01 91.53 816.56 13.32 100.22 80.24 165.48 80.56 214.21 2,039.79 Miliar IDR 2,029.74 509.57 325.27 1,034.19 287.57 816.50 7,161.27 115.25 885.49 700.96 1,457.47 706.50 1,863.26 17,893.04 % THD PAGU 2011 USD 5.4% 1.4% 0.9% 2.8% 0.8% 2.2% 19.2% 0.3% 2.4% 1.9% 3.9% 1.9% 5.0% 48.0% IDR 5.5% 1.4% 0.9% 2.8% 0.8% 2.2% 19.4% 0.3% 2.4% 1.9% 3.9% 1.9% 5.0% 48.4%
Catatan : Angka sementara menggunakan data alokasi Penarikan Pinjaman Proyek Bruto dalam DIPA APBN 2011

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Penarikan Pinjaman 2011 Pembiayaan Proyek, per 31 Desember 2011


[ Miliar Rupiah ]
10,000 9,000 8,000 19.4%

[ % dari Total Pagu Pinjaman Proyek di APBN ]


20.0% 18.0% 16.0%

7,000
6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 1.4% 0.9% 5.5% 3.9% 5.0%

14.0%
12.0% 10.0% 8.0% 6.0% 4.0% 2.0% 0.0%

2.8%
0.8%

2.2% 0.3%

2.4%

1.9%

1.9%

Penarikan dlm Miliar Rupiah

% thd Pagu DIPA Penarikan ( RHS )


Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Bagian 3 Portofolio Utang (Outstanding Utang, Profil Jatuh Tempo Utang, Perkembangan SBN dan Pinjaman Luar Negeri)

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Posisi Utang Pemerintah, 2006-2011


2006 a. Pinjaman (dlm. miliar US$) 1). Pinjaman Luar Negeri Bilateral *) Multilateral **) Komersial ***) Suppliers ***) Lain-Lain ***) 2). Pinjaman Dalam Negeri b. Surat Berharga Negara (dlm. miliar US$)
Denominasi Valas Denominasi Rupiah
62.02 62.02 41.07 18.84 2.01 0.11 82.34 5.50 76.84 144.36 1,302.16 693.12 49.61 559.43
9,020

2007
62.25 62.25 41.03 19.05 2.08 0.08 85.26 7.00 78.26 147.51 1,389.41 737.13 65.93 586.36
9,419

2008
66.69 66.69 44.28 20.34 1.98 0.09 82.78 11.20 71.58 149.47 1,636.74 783.86 122.64 730.25
10,950

2009
65.02 65.02 41.27 21.53 2.15 0.07 104.20 15.23 88.97 169.22 1,590.66 836.31 143.15 611.20
9,400

2010
68.12 68.10 41.89 23.13 3.02 0.06 0.02 118.39 18.02 100.37 186.50 1,676.85 902.43 161.97 0.17 612.28
8,991

Des '11
Nominal

67.91 67.82 41.64 23.36 2.77 0.06 0.09 130.97 21.57 109.40 198.89 1,803.49 992.03 195.63 0.81 615.02
9,068

34.1% 20.9% 11.7% 1.4% 0.0% 0.0%

65.9% 10.8% 55.0% 100.0% 100.0% 55.0% 10.8% 0.0% 34.1%

Total Utang Pemerintah Pusat (dlm. miliar US$)


Total Utang Pemerintah Pusat
(ekuivalen dlm. triliun Rupiah) diantaranya SBN Denominasi Rupiah (triliun Rupiah)

SBN Denominasi Valas (triliun Rupiah) Pinjaman Denominasi Rupiah (triliun Rupiah) Pinjaman Denominasi Valas (triliun Rupiah)
Nilai Tukar Rupiah (IDR/US$1)

Catatan: + Angka Sangat-Sangat Sementara , per 31 Desember 2011 * Termasuk semi commercial ** Beberapa termasuk semi concessional *** Seluruhnya termasuk commercial

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Posisi Utang Pemerintah, 2006-2011


[ triliun rupiah ] Penerbitan

1,600
1,400 1,200 1,000 800

SBN/Surat Berharga Negara,terutama di pasar domestik a.l. Untuk: refinancing utang lama, mengurangi Pinjaman Luar Negeri, dan untuk mengembangkan pasar keuangan domestik
730 559 586 611

616

612

600
400 200 2006 2007 2008 2009

743

803

906

979

1,064

1,188

2010

2011+

Pinjaman
Tahun Pinjaman Surat Berharga Negara Total Utang Pemerintah Pusat 2006 559 743 43% 57% 2007 586 803

Surat Berharga Negara


[ dalam Triliun Rupiah dan % ] 2008 42% 58% 730 906 45% 55% 2009 611 979 38% 62% 2010 612 1,064 37% 63% 2011+ 616 1,188 34% 66%

1,302 100%

1,389 100%

1,636 100%

1,591 100%

1,677 100%

1,803 100%

Catatan: + Angka Sangat-Sangat Sementara , per 31 Desember 2011

Kenaikan Pinjaman Luar Negeri, terutama karena volatilitas nilai tukar Rupiah terhadap berbagai denominasi mata uang dalam Pinjaman Luar Negeri Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Profil Jatuh Tempo Utang per 31 Desember 2011


[Triliun Rupiah] 160 140 120 100 80

5 48

53 53
39 52 47 42 91 74 56 51 52 45 56 56 69 59 33 29 24 21 17 20 18 28 14 20 11 9 21 8 0 7 27 6 3 7 41 40 34

Surat Utang eks BLBI kepada BI/SRBI-001

60
40 20 0

1 2 1 1 4 34 0 0 2

2034 0

2021

2022

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2023

2024

2025

2026

2027

2028

2029

2030

2031

2032

2033

2035

2036

2037

2038

2039

Pinjaman

Surat Berharga Negara

Tahun Pinjaman Surat Berharga Negara Tahun Pinjaman Surat Berharga Negara

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 35% 49% 42% 50% 48% 48% 42% 42% 36% 36% 47% 53% 52% 37% 65% 51% 58% 50% 52% 52% 58% 58% 64% 64% 53% 47% 48% 63% 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 41% 34% 31% 100% 22% 20% 38% 4% 100% 10% 21% 3% 2% 100% 10% 59% 66% 69% 0% 78% 80% 62% 96% 0% 90% 79% 97% 98% 0% 90%
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

2040-2055

Posisi Surat Berharga Negara Desember 2007 31 Desember 2011


SURAT BERHARGA NEGARA A. Dapat Diperdagangkan 1. Denominasi Rupiah a. Surat Utang Negara (SUN) 1) Surat Perbendaharan Negara 2) Obligasi Negara Tanpa Kupon 3) Obligasi Negara Fixed Rate +) 4) Obligasi Negara Variable Rate b. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) 1) Surat Berharga Syariah Negara Fixed Rate 2) Surat Perbendaharaan Negara-Syariah 2. Denominasi Valuta Asing a. SUN Valas (dalam juta US$) b. SBSN Valas (dalam juta US$) c. SUN Valas (dalam juta JPY) B. Tidak Dapat Diperdagangkan a. Surat Utang kepada Bank Indonesia b. Surat Perbendaharaan Negara/ Private Placement c. Surat Berharga Syariah Negara/ SDHI TOTAL SURAT BERHARGA NEGARA (A +B)
Catatan: - Nominal dalam miliar Rupiah, kecuali dinyatakan lain - +) Termasuk ORI - ++) Termasuk Sukuk Ritel - Asumsi Kurs (IDR/US$1) - Asumsi Kurs (IDR/JPY1) 9,419 10,950
++)

Dec '07 543,680 477,747 477,747 4,169 10,500 294,453 168,625 65,933 7,000 259,404 259,404 803,084

Dec '08 648,335 525,695 520,995 10,012 11,491 353,558 145,934 4,700 4,700 122,640 11,200 258,160 258,160 906,495

Des-'09 724,898 581,748 570,215 24,700 8,686 393,543 143,286 11,533 11,533 143,150
14,200 650 35,000

Des-10 803,191 641,215 615,498 29,795 2,512 440,396 142,795 25,717 25,717 161,976
16,200 650

Mar-11 831,645 674,910 639,352 28,495 2,512 465,550 142,795 35,558 35,558 156,735
16,200 650

Juni-11 867,523 691,033 654,475 23,600 2,512 491,950 136,413 36,558 36,558 176,490
18,700 650

Sep-11 878,234 696,561 658,363 23,000 2,512 497,787 135,063 38,198 37,298 900 181,673
18,700 650

31-Dec-11 919,236 723,606 684,618 29,900 2,512 517,142 135,063 38,988 37,668 1,320 195,630
18,700 1,650

95,000 261,215
248,432 12,783

95,000 266,463
247,680 18,783

95,000 267,363
246,580 20,783

95,000 266,573
245,790 20,783

95,000 268,419
244,636 23,783

254,561
251,875 2,686

979,459

1,064,406

1,098,107

1,134,886

1,144,807

1,187,655

9,400 101.70

8,991 110.29

8,709 105.14

8,597 106.72

8,823 115.24

9,068 116.80

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Posisi Pinjaman Berdasarkan Negara/Lembaga Kreditor, 2006-2011


[ Miliar USD ]

31 Des - 2011 NEGARA PINJAMAN LUAR NEGERI


1. BILATERAL
a. Jepang b. Perancis c. Jerman

2006 62.02
30.87
24.47 2.56 3.84

2007 62.25
31.02
24.63 2.57 3.81

2008 66.69
35.61
29.61 2.54 3.45

2009 65.02
33.34
27.61 2.72 3.02

2010 Nmnl 68.10


35.72
30.49 2.71 2.52

% Total 99.9%
53.4%
45.5% 3.4% 3.3%

67.89
36.30
30.93 2.28 2.24

2. MULTILATERAL
a. ADB b. Bank Dunia c. IDB

18.55
9.41

18.78
10.18 8.37 0.23

20.09
10.87 8.96 0.26

21.30
10.89 10.10 0.31

22.92
11.15 11.37 0.40

22.36
10.80 11.88 0.47

32.9%
15.9% 17.5% 0.7%

*)

8.74 0.40

3. BILATERAL LAINNYA 4. MULTILATERAL LAINNYA

12.31 0.29

12.18 0.27

10.74 0.25

10.15 0.23

9.25 0.21

9.01 0.22

13.2% 0.3%

PINJAMAN DALAM NEGERI TOTAL*)

0.00
62.02

0.00
62.25

0.00
66.69

0.00
65.02

0.02
68.12

0.09
67.98

0.1%
100.0%

Catatan: *) tidak termasuk SBN Valas.


Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Proporsi Pinjaman Berdasarkan Negara/Lembaga Kreditor, 2006-2011


100% 90% 80% 70% 60% 50% 14.1% 15.2% 13.5% 16.3%

19.9%

19.6%

16.1% 13.4% 16.3%

15.6% 15.5% 16.7%

13.6% 16.7% 16.4%

13.4% 17.5% 15.9%

40%
30%

20%
10%

39.5%

39.6%

44.4%

42.5%

44.8%

45.5%

0%
2006 2007 2008 2009 2010 2011*)

JEPANG ADB BILATERAL LAINNYA (TERMASUK PDN)

PERANCIS WORLD BANK MULTILATERAL LAINNYA

JERMAN IDB

Catatan: (Jepang) *) Data per tanggal 31 Desember 2011

Pinjaman Luar negeri dari multilateral (WB, ADB) dan bilateral merupakan alternatif sumber pembiayaan yang relatif murah dan jangka panjang
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Posisi Pinjaman Berdasarkan Sektor Ekonomi, 2006-2011


[ Juta USD ]

2006
Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Keuangan Jasa-jasa Sektor Lain 1,755 623 2,387 6,607 10,277 1,036 3,144 7,103 13,509 15,580

2007
1,641 662 2,415 6,157 10,049 955 2,897 7,913 13,730 15,833

2008
1,615 804 2,659 6,838 11,145 960 2,723 8,768 15,252 15,926

2009
1,784 776 2,291 5,473 12,251 821 2,368 8,723 15,463 15,072

2010
2,016 837 2,218 5,818 12,871 777 2,226 9,635 16,791 14,927

2011
1,947 825 2,038 5,827 12,749 686 2,311 9,891 17,657 13,983

TOTAL
Sumber: Kementerian Keuangan RI & Bank Indonesia

62,021

62,253

66,689

65,021

68,118

67,913

Catatan: - Data per tanggal 31 Desember 2011 - Pengelompokan Sektor Ekonomi didasarkan pada standar yg digunakan oleh Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik - Angka Sektor Keuangan didominasi oleh Pinjaman Program Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Proporsi Pinjaman Berdasarkan Sektor Ekonomi, 2006-2011


[ Juta USD ]
15,252 15,926 15,580 15,833

Sumber: Kementerian Keuangan RI & Bank Indonesia


16,791 14,927 17,294 12,749 825 1,947 2,038 5,827

16,000 14,000

15,463 15,072

10,277

10,049

8,768

6,607

1,641 662 2,415 6,157

6,838

2,387

1,755

1,036 3,144

960 2,723

821 2,368

837

777 2,226

2006 2007 2008

2009

2010

2011

Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Industri Pengolahan Bangunan Pengangkutan & Komunikasi Jasa-jasa
Catatan: Data per tanggal 31 Desember 2011

Pertambangan & Penggalian Listrik, Gas & Air Bersih Perdagangan, Hotel & Restoran Keuangan, Persewaan & Jasa Keuangan Sektor Lain
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

686 2,311

623

2,000

955 2,897

2,016

4,000

1,784 776 2,291 5,473

1,615 804 2,659

2,218 5,818

6,000

7,103

7,913

8,723

8,000

9,635

9,891

10,000

11,145

12,251

12,871

12,000

13,509

13,730

13,983

Posisi Utang Pemerintah Beberapa Mata Uang Utama, 2006-2011


2006
Dalam Mata Uang Asli IDR*) USD**) JPY**) EUR**) SDR**) AUD**) Mata Uang Lainnya Ekuivalen dlm Miliar US$ IDR USD JPY EUR SDR AUD Mata Uang Lainnya Total
Asumsi Kurs Tengah IDR/US$1 Asumsi Kurs Tengah JPY/US$1 Asumsi Kurs Tengah EUR/US$1

2007

2008

2009

2010

2011***

693.12 27.28 3,066.02 7.77 1.17 0.00

737.13 28.14 2,941.88 7.19 1.41 0.08

783.86 32.55 2,820.48 6.75 1.74 0.14

836.31 35.80 2,713.84 5.97 2.01 0.24

902.60 39.64 2,689.78 5.41 2.15 0.29

992.84 43.75 2,585.42 4.71 2.19 0.33

-------------------------- Berbagai Mata Uang --------------------------

76.8 27.3 25.8 10.2 1.8 2.5 144.4


9,020.00 119.01 0.76

78.3 28.1 25.9 10.5 2.2 0.1 2.4 147.5


9,419.00 113.39 0.68

71.6 32.6 31.2 9.5 2.7 0.1 1.8 149.5


10,950.00 90.33 0.71

89.0 35.8 29.4 8.6 3.1 0.2 3.1 169.2


9,400.00 92.42 0.70

100.4 39.6 33.0 7.2 3.3 0.3 2.7 186.5


8,991.00 81.53 0.75

109.5 43.7 33.3 6.1 3.4 0.3 2.6 198.9


9,068.00 77.64 0.77

Catatan: *) Nominal IDR dalam Triliun Rupiah,

**) Nominal dalam Miliar,

***) Per 31 Desember 2011


Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Posisi Utang Pemerintah Mata Uang Lainnya, 2006-2011


2006
Dalam Mata Uang Asli ACU*) ADB*) CAD*) CHF*) CNY*) DKK*) GBP*) KRW*) KWD*) SAR*) WBD*) Ekuivalen dlm Miliar US$ ACU ADB CAD CHF CNY DKK GBP KRW KWD SAR WBD TOTAL

2007

2008

2009

2010

2011**

0.03 0.23 0.20 0.49 0.00 0.10 0.70 148.87 0.02 0.15 0.00 0.04 0.23 0.17 0.40 0.00 0.02 1.37 0.16 0.06 0.04 0.00 2.5

0.03 0.22 0.19 0.43 0.00 0.08 0.64 152.00 0.02 0.15 0.00 0.04 0.22 0.19 0.38 0.00 0.02 1.28 0.16 0.06 0.04 0.00 2.4

0.02 0.20 0.18 0.38 0.00 0.07 0.58 168.47 0.01 0.14 0.00 0.03 0.20 0.15 0.36 0.00 0.01 0.84 0.13 0.05 0.04 0.00 1.8

0.20 0.16 0.17 0.33 0.00 0.06 0.51 184.82 0.01 0.13 1.12 0.31 0.16 0.16 0.32 0.00 0.01 0.82 0.16 0.05 0.03 1.12 3.1

0.26 0.14 0.16 0.30 0.00 0.05 0.46 184.32 0.01 0.12 0.71 0.40 0.14 0.16 0.32 0.00 0.01 0.71 0.16 0.04 0.03 0.71 2.7

0.30 0.13 0.15 0.27 1.55 0.05 0.41 196.63 0.01 0.11 0.42 0.47 0.13 0.14 0.29 0.25 0.01 0.64 0.17 0.02 0.03 0.42 2.6

Catatan: *) Nominal dalam Miliar,

**) Per 31 Desember 2011


Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Proporsi Utang Pemerintah Berdasarkan Mata Uang, 2006-2011


100% 90% 80% 70% 60% 50% 19% 19% 22% 7% 18% 7% 18% 6% 5% 17% 4% 18%

3% 17%

21%

21%

21%

22%

40%
30% 55%

53%
20% 10% 0% 2006
IDR USD

53%

48%

53%

54%

2007
JPY

2008
EUR

2009
SDR

2010
AUD

2011*)
Others

Catatan: *) Data per tanggal 31 Desember 2011

Secara rata-rata, proporsi utang dalam Rupiah antara tahun 2006 s.d. 2011 lebih dari 50%, meskipun pada tahun 2008 sedikit menurun karena depresiasi nilai tukar Rupiah akibat krisis keuangan global
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Proporsi Penarikan Pinjaman Berdasarkan Jenis Pinjaman, 2007-2012


[ Triliun Rupiah ] [%]

40
35 30 20

80%
70% 60%

36.98

39.03

25
15

50%
40% 30% 20%

19.90

14.46

30.28

14.93

28.57

28.97

19.20

10 5 -

23.54

25.82

15.26

1.52

1.00
2012*** 15.26 39.03 1.00 55.28

10% 0%

2007*

2008*

2009*

2010*

2011**

2012***

PINJAMAN PROGRAM

PINJAMAN PROYEK

PINJAMAN DLM NEGERI

% PINJ. PROGRAM (RHS)


JENIS PINJAMAN PINJAMAN PROGRAM PINJAMAN PROYEK PINJAMAN DALAM NEGERI TOTAL Catatan: *) Angka Realisasi LKPP/PAN **) Angka APBN-P 2011 ***) Angka APBN 2012 2007* %

% PINJ. PROYEK (RHS)


2008* 30.28 14.93 45.21 % 67% 33% 0% 2009* % 2010* %

% PINJ. DLM. NEGERI (RHS)


[Triliun Rupiah]

2011**

% 28% 71% 2%

19.90 58% 14.46 42% 34.36 0%

28.57 55% 23.54 45% 52.11 0%

28.97 53% 25.82 47% 0.39 1% 55.19

19.20 33% 36.98 64% 1.52 3% 57.70

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Bagian 4 Kinerja Pengelolaan Portofolio Utang (Berbagai Rasio Utang dan perbandingan antar negara, Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri, Reprofiling Struktur Jatuh Tempo SUN)

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Perkembangan Rasio Utang Indonesia terhadap PDB 2007-2012


[ triliun rupiah ]
9,000 8,000 100% 7,000 6,000 5,000 60% 4,000 3,000 2,000 1,000 0 0% 35.1% 80%

[%]
120%

33.0%

28.3%

40% 26.0% 25.0% 23.9% 20%

2007

2008

2009

2010

2011*

2012**

Outstanding Utang

PDB

Rasio Utang thd. PDB (RHS)


[ Triliun Rupiah ]

Pinjaman Surat Berharga Negara Total

2007 586 803 1,389

2008 730 906 1,637

2009 611 979 1,591

2010 612 1,064 1,677

2011* 616 1,188 1,803

2012** 615 1,322 1,937

Tambahan utang 2004-2008 menghasilkan tambahan PDB yang jauh lebih besar, sehingga rasio utang menurun tajam dari 57% akhir 2004 dan diproyeksikan menjadi sekitar 32% akhir 2009 (realisasi 28% pada akhir 2009) atau lebih baik dari sebelum krisis 1997 sekitar 38%.
Sumber: Kementerian Keuangan dan BPS, diolah

Catatan: Angka Realisasi PAN/LKPP - Audited *) Angka sangat sangat sementara, menggunakan asumsi APBN-P 2011 Rasio Pembayaran Kewajiban = Bunga Utang LN + Amortisasi Pinjaman LN
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Rasio Utang terhadap PDB Indonesia dan berbagai Negara, 2006-2011


Indonesia lebih baik dibandingkan dengan non investment grade peer group (Argentina dan Turki), bahkan dibandingkan dengan USA, UK, Jepang, dan Italia.
250

200

150

100

50

0 2006
Argentina

2007
Indonesia Italy

2008
Japan

2009
Turkey

2010
United Kingdom

2011
United States

Sumber: International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, September 2011

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Persentase Rasio Utang terhadap PDB di beberapa Negara, 2006-2011


2006
Argentina Brazil Germany India Indonesia Italy Japan Turkey United Kingdom United States 76.5 66.7 67.9 75.4 40.4 106.6 191.3 46.1 43.1 61.1

2007
67.1 65.2 65.0 72.7 36.9 103.6 187.7 39.4 43.9 62.3

2008
58.5 63.6 66.4 73.1 33.2 106.3 195.0 39.5 52.0 71.6

2009
58.7 68.1 74.1 69.4 28.6 116.1 216.3 46.1 68.3 85.2

2010
49.1 66.8 84.0 64.1 27.4 119.0 220.0 42.2 75.5 94.4

2011
43.3 65.0 82.6 62.4 25.2 121.1 233.1 40.3 80.8 100.0

Sumber: International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, September 2011

Keterangan: - Nominal dalam % terhadap PDB

Tambahan utang di negara maju lebih besar dibandingkan di negara berkembang


Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Jatuh Tempo (tradable) SBN akhir 2001 dan 31 Desember 2011


[Triliun Rupiah]
95 90 85 80

Reprofilling sejak 2002 telah memperbaiki struktur jatuh tempo sehingga mengurangi refinancing risk

75
70 65

Triliun Rupiah

60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10

5
per 30 Desember 2011 Akhir tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2030 2031 2032 2035 2036 2037 2038 - 91.1 56.1 73.5 51.3 52.1 44.9 56.2 55.6 68.6 59.0 32.5 21.0 18.0 28.0 19.6 22.6 20.8 25.6 27.1 9.40 14.5 3.71 20.0 33.8 13.5 3.93 13.5 48.8 57.6 65.8 72.0 66.4 66.7

Catatan: Surat Berharga Negara/SBN terdiri dari Surat Utang Negara (2001 & 2009), dan Surat Berharga Syariah Negara/Sukuk (2009)
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Program Debt Switching dan Buyback SBN


Debt Switching : program pengelolaan utang yang bertujuan untuk mengurangi refinancing risk
Tahun Frekuensi Lelang Jumlah Seri Yang Hendak Ditukar Tenor Seri Yang Hendak Ditukar Tenor Seri Penukar Vol. Penawaran Yang Masuk (milliar Rupiah) 7.721 54.177 30.681 7.490 8.663 8.349 3.080 120.161 Vol. Yang Diterima (milliar Rupiah) 5.673 31.179 15.782 4.571 2.938 3.920 664 64.727

2005 2006 2007 2008 2009 2010 s.d. 30 Desember 2011 Total

1x 12 x 9x 2x 6x 6x 4x

9 seri 7 s.d. 21 seri 12 s.d. 21 seri 21 s.d. 31 seri 24 s.d. 28 seri 11 s.d. 28 seri 22 s.d. 27 seri

< 1 tahun s.d. 4 tahun < 1 tahun s.d. 5 tahun < 1 tahun s.d. 6 tahun < 1 tahun s.d. 4 tahun < 1 tahun s.d. 5 tahun < 1 tahun s.d. 8 tahun < 1 tahun s.d. 4 tahun

15 tahun 5 s.d. 19 tahun 11 s.d. 20 tahun 14 s.d. 15 tahun 12 s.d. 15 tahun 10 s.d. 21 tahun 15 tahun

Buyback : program pengelolaan utang yang bertujuan untuk stabilisasi pasar, pengelolaan portofolio utang dan mengurangi outstanding utang yang diterbitkan dengan kupon tinggi
Ta hun Fre kue nsi (Le la ng da n Tra nsa ksi La ngsung) 2003 2004 2005 2007 2008 2009 2010 s.d. 30 Desember 2011 Tota l 2 x 1 x 4 x 2 x 3 x 2 x 13 x 10 x Jumla h Se ri Ya ng Dibe li Ke mba li Da la m Se tia p Tra nsa ksi 4 s.d. 7 seri 5 seri 2 s.d. 8 seri 11 s.d. 13 seri 4 s.d. 8 seri 4 seri 1 s.d. 11 seri 1 s.d. 8 seri Te nor Se ri Ya ng Ke mba li 1 tahun s.d. 3 tahun 3 tahun s.d. 5 tahun < 1 tahun s.d. 4 tahun <1 tahun s.d. 5 tahun < 1 tahun s.d. 19 tahun < 1 tahun < 1 tahun s.d. 4 tahun < 1 tahun s.d. 20 tahun Dibe li Vol. Dibe li Ke mba li (millia r Rupia h) 8.127 1.962 5.158 2.859 2.375 8.528 3.201 3.500 35.710
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Pengurangan Utang melalui Skema Debt Swap


Pemerintah melakukan Debt Swap dengan berbagai negara sehingga memperoleh komitmen pengurangan utang sebesar EUR 149.3 juta dan realisasi sebesar EUR 117.5 juta serta USD 54.1 juta dan realisasi sebesar USD 33.7 juta serta AUD 75 juta dan realisasi sebesar AUD 7.5
Country
1

Debt Swap
2

Project Title
3

Cancelation Amount
4

Commitment
5

Realization
6

Germany Debt Swap I Debt Swap II Debt Swap IIIa Debt Swap IIIb Debt Swap IV Debt Swap V Italy USA Debt Swap I

Elementary Education Junior Secondary Education

EUR EUR

12.8 EUR 11.5 EUR 6.3 EUR 6.3 EUR 10.0 EUR 25.0 EUR 5.7 EUR 24.2 USD 20.0 USD 37.5 AUD 77.6 EUR 44.2 USD 37.5 AUD 200.2

25.6 EUR 23.0 EUR 12.5 EUR 12.5 EUR 20.0 EUR 50.0 EUR 5.7 EUR 24.2 USD 29.9 USD 75.0 AUD 149.3 EUR 54.1 USD 75.0 AUD 357.3

25.6 23.0 3.2 0.0 20.0 40.0 5.7 24.2 9.5 7.5 117.5 33.7 7.5 216.1
*)

Financial Assistance for Environmental Investements EUR for Micro and Small Enterprises Project Strengthening the Development of National Parks in Fragile Ecosystems School Reconstruction and Rehabilitation in Earthquake Area in Yogyakarta and Central Java EUR EUR

Global Fund to Fight AIDS, Tubercolosis and Malaria EUR (GFATM) Housing and Setlement EUR USD USD AUD EUR TOTAL USD AUD TOTAL Ekuivalen Juta USD

Debt Development Swap Tropical Forest Conservation Act/TFCA Debt2Health

Australia Debt Swap

Keterangan: *) untuk TFCA

Jumlah kontribusi dari GoI sebesar USD 20 juta Jumlah kontribusi dari NGO Conservation Int'l Founddation & Yayasan Kehati sebesar USD 2 juta Jumlah yang akan dicancel dikemudian hari sebesar USD 29,921,500 (principal + interest)

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Restrukturisasi 2003
Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah dan Bank Indonesia tanggal 1 Agustus 2003 Mengenai Penyelesaian BLBI Serta Hubungan Keuangan Pemerintah dan Bank Indonesia

Jumlah BLBI yang disepakati sebesar Rp144.536.094.294.530


SU-001 sebesar Rp80.000.000.000.000 SU-003 sebesar Rp64.536.094.294.530

Kedua seri tersebut diganti dengan SU baru, seri SRBI-01/MK/2003 sebesar Rp144.536.094.294.530, efektif per 1 Agustus 2003. Pelunasan dengan skema burden sharing:

Jika rasio modal terhadap kewajiban moneter BI lebih dari 10%, maka surplus yang menjadi bagian Pemerintah digunakan untuk membayar sisa pokok SRBI-01 Jika rasio dimaksud di bawah 3%, maka Pemerintah membayar charge sebesar kekurangan untuk mencapai 3% tersebut.

Tingkat bunga SRBI-01/MK/2003: 0,1% per tahun (fixed, semi annual)


Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Restrukturisasi 2006
Sebelum Restrukturisasi
SU-002/MK/1998:

Pasca Restrukturisasi
SU-002/MK/1998:

Terbit: 23 Oktober 1998; Nominal: Rp20.000.000.000.000,Pokok diindeks terhadap inflasi setiap tahun. Bunga 3% setahun yang dibayar setiap enam bulan terhadap pokok setelah dilakukan indeksasi. Pokok diamortisasi setiap enam bulan mulai 1 Oktober 2003 dan berakhir 1 April 2018. Terbit: 28 Mei 1999; Nominal: Rp53.779.500.000.000,Pokok diindeks terhadap inflasi setiap tahun. Bunga 3% setahun yang dibayar setiap enam bulan terhadap pokok setelah dilakukan indeksasi. Pokok diamortisasi setiap enam bulan mulai 1 Juni 2004 dan berakhir 1 Desember 2018.

Nominal: Rp20.000.000.000.000,Bunga 1% setahun dibayar setiap enam bulan. Pokok diamortisasi setiap enam bulan mulai 1 April 2010 dan berakhir 1 April 2025 (tidak diindeks terhadap inflasi). Nominal: Rp53.779.500.000.000,Bunga 3% setahun dibayar setiap enam bulan. Pokok diamortisasi setiap enam bulan mulai 1 Juni 2010 dan berakhir 1 Desember 2025 (tidak diindeks terhadap inflasi). Nominal: 54.862.150.308.421 Non tradable, bunga 0,1% per tahun Pokok diangsur secara eksponensial secara tunai atau dengan SUN tradable sampai dengan 2025.

SU-004/MK/1999:

SU-004/MK/1999:

SU-007/MK/2007

Tunggakan bunga dan indeksasi SU-002 &

SU-004 Rp. 54.862.150.308.421:


Tunggakan bunga: Rp16.929.470.080.766 Indeksasi terhadap inflasi: Rp37.932.680.227.655

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Restrukturisasi Tahun 2008 : Restrukturisasi tingkat bunga SU-002 & SU-004


Berdasarkan Laporan Panja Belanja Pemerintah Pusat tanggal 16 28 Oktober 2008, Panja menyepakati antara lain bahwa dalam tahun 2009 dilakukan restrukturisasi SU-002 dan SU-004 dengan tingkat bunga sebesar Rp0,1% atau dengan benchmark dan terms and condition seperti SRBI-01. Berdasarkan hasil pembahasan Kementerian Keuangan dan BI disepakati bahwa tingkat bunga SU-002 dan SU-004 diturunkan, dari masing-masing 1% dan 3% menjadi masing-masing 0,1% per tahun, efektif 1 Januari 2009.
Posisi SU dan SRBI per 31 Desember 2011

Seri
SU-002/MK/1998 SU-004/MK/1999 SRBI-01/MK/2003 SU-007/MK/2006

Terbit
23-Oct-98 28-May-99 07-Aug-03 01-Jan-06

Jatuh Tempo
01-Apr-25 01-Dec-25 01-Aug-33 01-Aug-25

Nominal
18.781.775.893.847,00 50.701.147.130.899,00 126.697.947.827.429,00 48.455.566.511.832,00

TOTAL
Amortisasi SU-007 telah dilakukan sejak 2007 Amortisasi SU-002 dan SU-004 dimulai sejak tahun 2010

244.636.437.364.007,00

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Pengaruh Penerbitan SPN 3 Bulan Terhadap Target Penerbitan SBN Bruto dalam Tahun Berjalan
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara dan UndangUndang No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, Pemerintah diberikan kewenangan untuk menerbitkan SBN setiap tahunnya maksimal sebesar nilai bersih (SBN neto) yang ditetapkan dalam Undang-Undang APBN yang berlaku.

Berdasarkan target SBN neto, Pemerintah dapat menghitung besaran target penerbitan SBN bruto yang akan dicapai pada tahun berjalan, yang diperoleh dari penjumlahan target SBN neto, SBN jatuh tempo dan target pembelian kembali (buyback) SBN yang akan dilakukan dalam tahun berjalan. Sehingga, sepanjang tidak ada perubahan jumlah target penerbitan SBN neto, SBN yang jatuh tempo dan pembelian kembali (buyback) SBN maka besaran target penerbitan SBN bruto akan sama dari waktu ke waktu dalam tahun berjalan.
Pada bulan Maret 2011, Pemerintah telah melelang Surat Perbendaharaan Negara dengan tenor 3 bulan (SPN 3 bulan) sebagai referensi kupon Obligasi Negara jenis variable rate. SPN 3 bulan tersebut sesuai dengan tenornya akan jatuh tempo dalam waktu 3 bulan berikutnya sejak tanggal penerbitan. Dengan demikian, jumlah nominal SBN yang jatuh tempo pada tahun berjalan akan berubah pula dari waktu ke waktu karena adanya realisasi tambahan penerbitan SPN 3 bulan ini dan pada akhirnya mempengaruhi angka target kebutuhan penerbitan SBN bruto dari waktu ke waktu. Namun demikian, perubahan nominal penerbitan SBN bruto tersebut tidak menyebabkan perubahan target maksimal penerbitan SBN neto sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang APBN yang berlaku.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Pemanfaatan Pinjaman 2006 31 Desember 2011


Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri semakin efisien ditunjukan dengan undisbursed loan (sisa pinjaman yang tidak/belum dimanfaatkan) yang semakin turun Perbaikan kinerja karena penerapan readiness criteria dan monitoring & evaluasi pelaksanaan proyek
[%] 100% 80% 60%

[Miliar USD] 200 150

100
40% 50
5.4% 5.3% 5.8% 5.3% 5.2% 5.1%

20% 0%

Net Commitment

Disbursement

Undisbursed

% Undisbursed (RHS)
[Miliar USD]

Tahun Net Commitment Disbursement Undisbursed

2006 170.7 161.4 9.3

2007 181.7 172.1 9.7

2008 201.1 189.6 11.6

2009 205.5 194.7 10.8

2010 219.4 208.0 11.4

2011 227.5 215.8 11.7

Net commitment = jumlah pinjaman yang disepakati; disbursement = jumlah pinjaman yang dicairkan.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Rasio Pembayaran Kewajiban Pinjaman Luar Negeri terhadap Cadangan Devisa 2006-2011
25% 20.6% 20% 18.0% 16.8% 15% 10.6% 10% 7.8% 5% 17.9%

0% 2006 2007 2008 2009* 2010** 2011***


Catatan: Pembayaran kewajiban utang = Pembayaran Bunga dan Pokok Utang + Angka Sementara ++ Angka Sangat Sementara +++ Angka Proyeksi Sederhana, asumsi: 1) kewajiban PLN menggunakan angka APBN 2011, 2) angka cadangan devisa adalah nilai rata-rata 31 Desember 2011 2010 s.d. 31 Desember 2011.

Secara umum penurunan rasio sejak 2006 ini menunjukkan kemampuan yang semakin baik untuk membayar pinjaman luar negeri dalam jangka pendek
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Rasio Utang thd PDB di berbagai Negara 2011 dan Perubahannya 2003-2011
Debt to GDP ratio Indonesia relatif rendah dengan pengurangan yang tercepat/terbesar dibandingkan dengan negara lain termasuk negara maju
Public Debt, 2011 (in percent of GDP)
Chile Australia Indonesia Colombia South Africa

Public Debt, changes 2003-2011 (in percent of GDP)


Indonesia Turkey

Philippines
India Colombia Chile Thailand Brazil South Africa Italy Poland

Turkey
Thailand Philippines Malaysia Poland

India
Brazil United Kingdom Germany United States Italy Japan 0 40 80 120 160 200 240

Malaysia
Germany Japan United States Australia United Kingdom

-60

-40

-20

20

40

60

80

100 120

Sumber: Country Rating Statistic Database


Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Rasio Utang Luar Negeri thd PDB di berbagai Negara 2011F dan Perubahannya 2003-2011F
External Debt to GDP ratio Indonesia relatif moderat dengan pengurangan yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan negara lain termasuk negara maju External Debt, 2011F External Debt, changes 2003-2011F
(in percent of GDP)
Polandia
Chili

(in percent of GDP)


Filipina
Indonesia

Turki
Filipina

Brasil
Kolombia

Malaysia
Indonesia

Chili
Malaysia

Thailand
Afrika Selatan Kolombia Brasil India

Thailand
Turki India Afrika Selatan Polandia

20

40

60

-60.0

-40.0

-20.0

0.0

20.0

Sumber: Country Rating Statistic Database


Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Rasio Pembayaran Bunga Utang terhadap PDB Indonesia dan berbagai Negara, 2006-2011F
7

Indonesia lebih baik dibandingkan dengan non investment grade peer group (Filipina dan Turki), bahkan dibandingkan dengan USA, UK, Jepang, dan Italia.

0
2006
Jepang

2007
Indonesia

2008
Filipina Turki

2009
Italia

2010F
Inggris

2011F
Amerika Serikat

Sumber: Country Rating Statistic Database


Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Rasio Utang thd Pendapatan di berbagai Negara 2011F dan Perubahannya 2003-2011F
Debt to Revenue ratio Indonesia relatif moderat dengan pengurangan yang tercepat/terbesar dibandingkan dengan negara lain termasuk negara maju
Public Debt, 2011F (in percent of Revenue)
Jepang Filipina India Amerika Serikat Malaysia Inggris Indonesia Thailand Kolombia Brazil Polandia Turki Afrika Selatan Australia Chile 200 400 600 800

Public Debt, changes 2003-2011F (in percent of Revenue)


Jepang Amerika Serikat Inggris Malaysia Australia Polandia Thailand Brazil Afrika Selatan Chile Kolombia Turki India Filipina Indonesia -200 -100 0 100 200

Sumber: Country Rating Statistic Database


Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Rasio Pembayaran Bunga Utang thd Pendapatan di berbagai Negara 2011F dan Perubahannya 2008-2011F
Interest Payment to Revenue ratio Indonesia relatif moderat dengan perubahan yg relatif moderat pula
Interest Payment, 2011F (in percent of Revenue)
India Filipina Brasil Kolombia Turki Malaysia Indonesia Jepang Afrika Selatan Poland Amerika Serikat Inggris Australia Chile 0% 5% 10% 15% 20% 25% -6%

Interest Payment, changes 2008-2011F (in percent of Revenue)


Malaysia Australia Poland Indonesia Jepang Inggris Afrika Selatan Amerika Serikat Kolombia Chile Brasil Filipina India Turki
-4% -2% 0% 2% 4%

Sumber: Country Rating Statistic Database


Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Utang per Kapita di berbagai Negara 2006-2011


Cina dan India mempunyai rasio yang lebih tinggi meskipun jumlah penduduknya jauh lebih banyak dibandingkan dengan Indonesia. Brasil dan Italia dengan rating investment grade mempunyai rasio lebih tinggi dibanding Indonesia dengan rating non-investment grade
44,000

7,000

6,000

42,000

5,000

40,000

4,000

38,000

3,000

36,000

2,000

34,000

1,000

32,000

2006
Brazil

30,000 2007
Indonesia

2008
Filipina Turki

2009
Cina

2010F
India Italia [RHS]

2011F

Sumber: Country Rating Statistic Database

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Utang Per Kapita di berbagai Negara 2011F dan Perubahannya 2003-2011F


Utang per kapita Indonesia termasuk paling rendah dengan perubahan yang tidak signifikan dibandingkan negara lain
Public Debt per Capita, 2011F (in US$)
Jepang Amerika Serikat Inggris Australia Polandia Brasil Malaysia Turki Afrika Selatan Kolombia Thailand Filipina India Indonesia Chile 0
Sumber: Country Rating Statistic Database
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Public Debt per Capita, changes 2003-2011F (in US$)


Jepang Amerika Serikat Inggris Australia Polandia Brasil Malaysia Kolombia Turki Afrika Selatan Thailand India Filipina Indonesia Chile

50

100

20

40

Indikator Risiko Utang 2005 - 2011


60 14 12 10 40 8 30 6 20 4 10 2 0

50

0 Interest Rate Risk : Rasio Variable Rate (%) Interest Rate Risk : Refixing Rate (%) Exchange Rate Risk : Rasio Utang FX-PDB (%) Exchange Rate Risk : Rasio Utang FX-Total Utang (%) Refinancing Risk : Porsi Utang Jatuh Tempo <5 th (%) Average Time to Maturity (Tahun) : SBN (rhs) Average Time to Maturity (Tahun) : Pinjaman (rhs)

2005 32.62 36.14 23.58

2006 28.7 32.36 18.24

2007 26.7 30.23 16.52

2008 22.89 28.16 17.22

2009 22.11 28.15 13.42

2010 20.29 26.08 12.05

2011* 17.58 25.52 10.98

51.32
33.28

46.76
29.92

46.95
30.62

52.11
31.05

47.39
33.17

46.18
34.15

43.86
35.1

12.67
7.79 10.29

12.78
7.63 10.57

12.44
7.58 10.39

12
7.41 9.96

10.96
7.56 9.66

10.54
7.58 9.46

10.23
7.63 9.36

Average Time to Maturity (Tahun) : Total (rhs)

Catatan: *) Angka proyeksi akhir tahun 2011 berdasarkan realisasi per Juni 2011. Sumber: Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Bagian 5
Biaya-biaya berbagai instrumen utang (Realisasi Pembayaran Utang, Rasio Biaya Utang, Yield Curve, Biaya Pinjaman Luar Negeri)

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Realisasi Pembayaran Utang Pemerintah Tahun Anggaran 2011


Realisasi Pembayaran Pagu DIPA APBN Triwulan I 161,599 47,305 70 47,235 114,294 113,294 1,000 105,980 13,517 200 13,317 92,464 75,960 16,503 267,579 25,634 7,620 70 7,620 18,014 18,014 26,226 2,013 2,013 24,214 19,893 4,320 51,861 Triwulan II 38,428 15,298 15,298 23,130 23,130 19,749 4,876 19 4,857 14,873 12,827 2,045 58,177 Triwulan III 42,512 7,997 7,997 34,515 34,515 26,342 1,955 1,955 24,387 20,225 4,162 68,854 Oktober 12,493 4,119 4,119 8,373 8,373 5,266 1,603 1,603 3,664 2,481 1,183 17,759 November 5,632 3,403 3,403 2,229 2,229 5,590 753 753 4,837 3,758 1,079 11,222 Desember 10,007 8,885 8,885 1,122 1,122 8,862 2,500 27 2,473 6,362 6,362 18,869 [ dalam Miliar Rupiah ] % terhadap Pagu DIPA Total APBN 134,706 47,323 47,323 87,383 87,383 92,036 13,700 46 13,654 78,336 65,547 12,789 226,741 83.36% 100.04% 0.00% 100.19% 76.45% 77.13% 0.00% 86.84% 101.35% 23.01% 102.53% 84.72% 86.29% 77.49% 84.74%

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Rasio Bunga Utang terhadap Pendapatan dan Belanja 2007-2012


15% 13%
11.3% 11.0%

Biaya utang yang semakin efisien

11% 9% 7%

9.0%

10.5%

8.5%

3% 1%

-1%

2007

2008

2009

2010

2011*

8.1%

2012**

terhadap Penerimaan
Penerimaan Belanja Pembayaran Bunga Utang 2007 706,108 757,650 79,806 2008 981,609 985,731 88,430

terhadap Belanja
2009 848,763 937,398 93,782 2010 995,272 1,042,117 88,383 2011* 1,169,915 1,320,751 106,584 [Miliar Rupiah] 2012** 1,311,387 1,435,407 122,218

Keterangan: Angka realisasi 2007-2010 berdasarkan APBN 2007-2010 PAN/LKPP-Audited * angka proyeksi berdasarkan APBN-P 2011 ** angka proyeksi berdasarkan APBN 2012

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

8.5%

5%

9.0%

10.0%

8.9%

9.1%

9.3%

Rasio Bunga Utang terhadap Total Utang 2007-2012


[ Triliun Rupiah ]
2,500

[ Persentase ]
18%

16%
2,000

14% 12%

1,500 6.3%

10%
5.7% 5.4% 5.9% 5.3% 5.9%

1,000

8%
6% 4% 2%

500

0% 2007 2008 2009 2010 2011* 2012**

Total Utang

Pembayaran Bunga

Rasio (RHS)
[Triliun Rupiah]

2007 Total Utang Pembayaran Bunga 1,389.41 79.81

2008 1,636.74 88.34

2009 1,590.66 93.78

2010 1,676.85 88.38

2011* 1,803.49 106.58

2012** 1,937.05 122.22

Catatan: Angka Realisasi PAN/LKPP - Audited *) Angka sangat sementara, menggunakan asumsi APBN-P 2011. **) Angka sangat sementara, menggunakan asumsi APBN 2012.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Realisasi Pembayaran Bunga Utang 2007-2012


100%
90% 80% 70% 60%

68%

68%

68%

70%

72%

72%

50%
40% 30% 20% 10% 0%

32%
2007

32%
2008

32%
2009

30%
2010

28%
2011 *

28%
2012 **

Pembayaran Bunga Utang Dalam Negeri


2007 Pembayaran Bunga Utang a. Pembayaran Bunga Utang Dalam Negeri b. Pembayaran Bunga Utang Luar Negeri Nml 79.80 54.10 25.70 % 100.00 67.79 32.21 2008 Nml 88.60 59.90 28.70 % 100.00 67.61 32.39 2009 Nml 93.78 63.76 30.03

Pembayaran Bunga Utang Luar Negeri


[ triliun rupiah ]

2010 Nml 88.38 61.4 27.0 % 100.00 69.47 30.53

2011* 106.58 76.61 29.97 100.00 71.88 28.12

% 100.00 67.98 32.02

2012** Nml % 122.22 100.00 88.50 72.41 33.71 27.59

Catatan: Angka Realisasi PAN/LKPP - Audited *) Angka sangat sementara, menggunakan asumsi APBN-P 2011. **) Angka sangat sangat sementara, menggunakan asumsi APBN 2012.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Biaya Pinjaman Program


Kreditor/ Program Asian Development Bank 1. Development Policy Support Program (DPSP) 6 2. Local Government Finance Reform and Governance Reform (LGFGR) 2 World Bank 1. Development Policy Loan 8 2. Biaya Operasional Sekolah (BOSKITA) 2 3. Infrastructure Development Policy Loan 4 Jepang (JBIC/JICA) 1. Climate Change Program 2. Economic Stimulus and Budget Support Loan 3. Infrastructure Reform Sector Development 4. Development Program Loan 5 Perancis 1. Climate Change Program Syarat & Kondisi Tenor 15.0 15.0 Bunga LIBOR + 0.4% LIBOR + 0.3% Biaya* 0.15% 0.15%

24.5 24.5 24.5

LIBOR + 0.49% LIBOR + 0.24% LIBOR + 0.48%

0.25% 0.25% 0.25%

15.0 15.0 15.0 15.0

0.15% JPY LIBOR 0.70% 0.70%

0.10% 0.10%

15.0

EURIBOR - 0.3%

Catatan: Data per 31 Desember 2011 * ADB dan JICA mengenakan Comitment Fee dan Bank Dunia mengenakan Front End Fee ** Dana pinjaman tidak secara langsung digunakan membiayai kegiatan dalam rangka climate change
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Kurva Imbal Hasil/Cost of Fund SBN Rupiah


[persentase]

12

10

Tenor 1Y 2Y 3Y 4Y 5Y

30-Des-11 4,35 4,92 5,22 5,24 5,35 5,45 5,83 5,96 6,56 7,02 7,26

Des '10 5,36 5,82 6,27 6,34 6,78 6,96 7,16 7,57 8,78 9,24 9,68

Des '09 6,72 7,61 8,23 8,75 8,80 9,06 9,24 10,04 10,64 10,72 10,97

Des '08 10,36 11,22 11,45 11,67 11,70 11,77 11,82 11,86 11,92 11,91 12,17

6Y 7Y 10Y 15Y 20Y 30Y

4 1Y 2Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 8Y 9Y 10Y
30 Des '11 Des '10

15Y
Des '09

20Y
Des '08

30Y

Penurunan cost of fund SBN Rupiah (bagi Pemerintah) secara signifikan menunjukkan kepercayaan pasar yang meningkat terhadap pengelolaan fiskal yang kredibel dan pengelolaan utang yang prudent.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Kurva Imbal Hasil (Yield Curve) SUN Valas


[Persentase]
12

10

31-Dec-08

31-Dec-09

31-Dec-10

4 31-Dec-08 31-Dec-09 31-Dec-10 30-Dec-11 1 2 3 4 5 6 7 8

2Y 3Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 8Y 9Y 10 Y 30 Y

9,218 9,617 10,58 9,94 9,538

4,299 4,486 4,976 5,186 5,328 5,401 6,842

2,703 3,284 3,707 4,016 4,222 4,595 6,098

30-Dec-11 2,82 3,103 3,103 3,17 3,446 3,578 3,962 3,997 4,001 5,236

0 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kementerian Keuangan Republik Indonesia 42

Bagian 6 Kinerja Pasar Sekunder SBN (Aktifitas Perdagangan, Kepemilikan SBN oleh Investor)

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Perdagangan Rata-rata Harian SUN Rupiah di Pasar Sekunder per 31 Desember 2011 2011
[ Triliun Rupiah] [ Frekuensi]

12,0
11,0 10,0

Trend volume dan frekuensi perdagangan rata-rata harian SUN menunjukkan likuiditas pasar yang semakin baik.

450

400

350

9,0 8,0
7,0

300

250 6,0
200

5,0
4,0 3,0 150

100 2,0 50
1,0 0,0
J J A S ON D J F M AM J J A S ON D J F M AM J J A S ON D J F M AM J J A S ON D J F M AM J J A S ON D J F M AM J J A S ON D J F M AM J J A S ON D J F M AM J J A S ON D 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Volume

Rata-Rata Volume per Tahun

Frekuensi - RHS

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Posisi Kepemilikan SBN Per 31 Desember 2011 2011


Rp Triliun
800

Investor SBN semakin terdiversifikasi tercermin dari berkurangnya

kepemilikan oleh bank, dan meningkatnya kepemilikan oleh lembaga keuangan non-bank, investor ritel dan asing.
Trend peningkatan kepemilikan oleh asing menunjukkan

50,00%

700

45,00%

peningkatan kepercayaan pasar terhadap SBN


600

40,00%

35,00% 500

30,00%

400

25,00%

300

20,00%

15,00% 200 10,00% 100

5,00%

Mar'05

Nop'09

Agust'04

Dec'06

Sep'08

Jun'10

Jan'11

Okt'05

Mei'06

Jul'07

NON-BANK

BANK

% Asing thd. Total - RHS

Catatan: Non-Bank termasuk Institusi Pemerintah

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Agust'11

Feb '08

Apr'09

Posisi Kepemilikan SBN Domestik oleh Berbagai Jenis Investor


Des '07 Dec'08 258.75 144.72 61.67 45.17 6.50 0.69 Dec'09 254.36 144.19 59.98 42.40 6.02 1.77 Jun'10 232.67 137.79 55.07 35.46 1.68 2.68 Dec'10 217.27 131.72 54.93 26.26 1.41 2.95 Juni'11 226.54 133.26 59.77 29.99 1.63 1.89 Nov'11 271.71 145.13 66.34 52.69 5.55 2.00 30 Des'11 265.03 148.64 67.33 42.84 4.32 1.90

BANK
Bank BUMN Rekap Bank Swasta Rekap Bank Non Rekap BPD Rekap Bank Syariah

268.65 154.67 72.63 35.37 5.97

Institusi Pemerintah
Bank Indonesia *

14.86 14.86 194.24 26.33 43.47 78.16 25.50 0.28 20.50 477.75

23.01 23.01 243.93 33.11 55.83 87.61 32.98 0.53 33.87 525.69

22.50 22.50 304.89 45.22 72.58 108.00 37.50 0.46 41.12 581.75

19.12 19.12 369.43 48.84 77.44 162.05 36.48 0.13 44.49 621.23

17.42 17.42 406.53 51.16 79.30 195.76 36.75 0.13 43.43 641.21

3.12 3.12 461.38 48.76 93.42 234.99 36.69 0.07 47.44 691.03

9.35 9.35 442.69 46.94 93.20 214.79 34.98 0.20 52.57 723.76

7.84 7.84 450.75 47.22 93.09 222.86 34.39 0.14 53.05 723.61

NON-BANK
Reksadana Asuransi Asing Dana Pensiun Sekuritas Lain-lain

TOTAL

Catatan: Nominal dalam triliun rupiah; Termasuk kepemilikan SBSN Asing terdiri dari Bank, Private Banking, Reksadana, dan Sekuritas Asing; Lain-lain terdiri dari Perusahaan, Perorangan, Yayasan, dll. *) Sejak 8 Februari 2008, termasuk transaksi repo SUN kepada Bank Indonesia
Kementerian Keuangan Republik Indonesia 45

Posisi Kepemilikan SBN Domestik oleh Berbagai Jenis Investor (dalam Persentase)
Des '07 BANK Bank BUMN Rekap Bank Swasta Rekap Bank Non Rekap BPD Rekap Bank Syariah Institusi Pemerintah Bank Indonesia* NON-BANK Reksadana Asuransi Asing Dana Pensiun Sekuritas Lain-lain Total 3.11% 3.11% 40.66% 5.51% 9.10% 16.36% 5.34% 0.06% 4.29% 100% 56.23% 32.38% 15.20% 7.40% 1.25% Dec'08 49.22% 27.53% 11.73% 8.59% 1.24% 0.13% 4.38% 4.38% 46.40% 6.30% 10.62% 16.66% 6.27% 0.10% 6.44% 100% Dec'09 43.72% 24.79% 10.31% 7.29% 1.03% 0.30% 3.87% 3.87% 52.41% 7.77% 12.48% 18.56% 6.45% 0.08% 7.07% 100% Jun'10 37.45% 22.18% 8.86% 5.71% 0.27% 0.43% 3.08% 3.08% 59.47% 7.86% 12.47% 26.09% 5.87% 0.02% 7.16% 100% Dec'10 33.88% 20.54% 8.57% 4.10% 0.22% 0.46% 2.72% 2.72% 63.40% 7.98% 12.37% 30.53% 5.73% 0.02% 6.77% 100% Juni'11 32.78% 19.28% 8.65% 4.34% 0.24% 0.27% 0.45% 0.45% 66.77% 7.06% 13.52% 34.01% 5.31% 0.01% 6.86% 100% Nov'11 37.54% 20.05% 9.17% 7.28% 0.77% 0.28% 1.29% 1.29% 61.17% 6.49% 12.88% 29.68% 4.83% 0.03% 7.26% 100% 30 Des'11 36.63% 20.54% 9.30% 5.92% 0.60% 0.26% 1.08% 1.08% 62.29% 6.53% 12.86% 30.80% 4.75% 0.02% 7.33% 100%

Catatan: Nominal dalam triliun rupiah; Termasuk kepemilikan SBSN Asing terdiri dari Bank, Private Banking, Reksadana, dan Sekuritas Asing; Lain-lain terdiri dari Perusahaan, Perorangan, Yayasan, dll. *) Sejak 8 Februari 2008, termasuk transaksi repo SUN kepada Bank Indonesia
Kementerian Keuangan Republik Indonesia 46

Kepemilikan SBN oleh Asing berdasarkan Tenor (Tahun Jatuh Tempo)


[Rp miliar] 250.000

Mayoritas investor asing merupakan longterm investors, dimana kepemilikan mereka atas SBN bertenor panjang (lebih dari 5 th) mencapai 63,16% per 30 Desember 2011.

200.000

150.000
64,48% 63,16%

100.000

16,78% 17,19%

50.000
9,34% 8,99% 8,19%

11,87%

0 Total >5 >2-5 >1-2 0-1

Dec-07 78.156 52.294 17.243 4.374 4.246

Dec-08 87.606 61.055 20.374 4.491 1.687

Dec-09 107.997 76.702 21.361 5.119 4.816

Dec-10 195.755 131.232 35.511 9.077 19.935

Jan-11 194.971 132.550 33.855 7.736 20.829

Feb-11 200.405 135.846 34.633 8.858 21.069

Mar-11 211.574 140.767 33.823 12.039 24.945

Apr-11 221.424 145.158 35.065 12.454 28.746

Mei-11 225.319 143.260 42.134 13.227 26.698

Juni-11 234.992 148.742 40.422 17.510 28.318

Jul-11 248.869 159.348 42.309 16.747 30.465

Aug-11 247.381 159.796 38.387 19.210 29.988

Sep-11 247.381 159.796 38.387 19.210 29.988

Oct-11 219.781 141.915 38.505 21.225 18.135

Nov-11 30-Dec-11 214.792 222.857 138.503 140.762 36.932 37.400 20.056 18.252 19.300 26.443

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Spread over UST- Feb 16


800
DATE INDO-16 PHIL-16 VIET-16 COLM-16 UST-16 TURK-16

INDO-16 VIET-16 TURK-16

PHIL-16 COLM-16

600

31-Dec-10 30-Jun-11 30-Sep-11 31-Oct-11 30-Nov-11 23-Dec-11 26-Dec-11 27-Dec-11 28-Dec-11 29-Dec-11

3.53 3.11 3.93 3.12 3.34 3.17 3.15 3.17 3.16 3.11

2.89 2.84 3.03 2.62 2.50 2.41 2.44 2.42 2.43 2.42

5.74 5.21 6.93 5.45 6.03 5.94 5.92 5.89 5.88 5.90

4.70 3.70 4.12 4.05 3.76 3.93 3.93 3.92 3.89 3.87

2.02 1.56 0.77 0.74 0.72 0.74 0.74 0.74 0.71 0.68

3.94 3.87 4.48 3.95 4.47 4.57 4.57 4.56 4.56 4.58

400

200

0 29-Dec-10

28-Feb-11

29-Apr-11

29-Jun-11

29-Aug-11

29-Oct-11

29-Dec-11

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Spread over UST- Feb 21


500
Date 30-Jun-11 30-Sep-11 31-Oct-11 30-Nov-11 23-Dec-11 26-Dec-11 27-Dec-11 28-Dec-11 29-Dec-11 COLM 20 PHIL 21 4.13 4.08 3.84 3.80 3.56 3.56 3.54 3.51 3.50 4.22 4.10 3.76 3.75 3.67 3.67 3.68 3.67 3.66 UST 21 TURK 21 INDO 21 3.11 1.81 1.99 1.93 1.86 1.86 1.85 1.76 1.74 5.02 5.28 4.88 5.34 5.46 5.46 5.45 5.45 5.44 4.56 4.71 3.95 4.33 3.98 3.98 3.99 3.97 3.95

400

300

200

100 COLM 20 TURK 21 22-Apr-11 22-May-11 21-Jun-11 21-Jul-11 20-Aug-11 19-Sep-11 19-Oct-11 18-Nov-11 18-Dec-11 PHIL 21 INDO 21

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Spread over UST-Feb 38


500
DATE COLM-37 INDO-38 UST-38 TURK-38 TURK-40

400

300

31-Dec-10 30-Jun-11 30-Sep-11 31-Oct-11 30-Nov-11 23-Dec-11 26-Dec-11 27-Dec-11 28-Dec-11 29-Dec-11

5.91 5.48 5.19 4.87 4.90 4.68 4.68 4.69 4.67 4.67

6.06 5.90 5.81 5.19 5.38 5.23 5.23 5.24 5.23 5.23

4.30 4.32 2.87 3.07 2.96 2.96 2.96 2.93 2.82 2.80

5.96 6.11 6.36 6.02 6.31 6.48 6.48 6.47 6.48 6.48

5.99 6.15 6.39 6.04 6.31 6.49 6.49 6.48 6.49 6.48

200

100 COLM-37 TURK-38 0 29-Dec-10 28-Feb-11 29-Apr-11 29-Jun-11 29-Aug-11 29-Oct-11 INDO-38 TURK-40 29-Dec-11

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Bagian 7 Rating, Opini BPK, Kesimpulan

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Rating Indonesia
Faktor Penentu Perbaikan Rating

Ketahanan Perekonomian Indonesia dalam menghadapi krisis global 20072008


Kestabilan politik dan perbaikan law enforcement Pengelolaan utang pemerintah yang prudent:

Penurunan rasio utang terhadap PDB Ketepatan waktu pembayaran kewajiban utang Meningkatnya kepercayaan investor/ kreditor

Sovereign Credit Rating (Fitch, Moodys, S&P)

Peningkatan rating 1 notch berpotensi menurunkan yield SBN valas baru sekitar 75-115bps Pengukuran risiko kredit suatu negara oleh negara-negara anggota OECD Rentang 0 (berisiko rendah) sampai dengan 7 (berisiko tinggi) Penurunan 1 level CRC berpotensi menurunkan biaya pinjaman luar negeri khususnya fasilitas kredit ekspor baru sekitar 130-150bps
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Country Risk Classification (CRC)


Perkembangan Credit Rating Indonesia (1)


Performa yang semakin membaik
Perkembangan Rating Indonesia 1999 - 2011
Year 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rating S&P CCC+ BCCC CCC+ B B+ B+ BBBBBBBBBB BB+ Fitch BBBB B+ B+ BBBBBBBB BB BB+ BBBMoody's B3 B3 B3 B3 B2 B2 B2 B1 Ba3 Ba3 Ba2 Ba2 Ba1 R&I BBBBBBBBBBBB+ BB+ BB+ BB+ BB+ JCRA B B B+ B+ BBBBBBBB+ BBBBBBCRC 6 6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 4 4
Fitch: per tanggal 15 Desember 2011 menaikkan peringkat kredit indonesia dari BB+ menjadi BBBS&P: per 8 April 2011 menaikan peringkat kredit Indonesia dari BB menjadi BB+ dengan outlook positive, satu tingkat di bawah investment grade Moodys: per 17 Januari 2011 sudah menaikkan rating Indonesia menjadi satu tingkat di bawah investment grade R & I : per 14 Oktober 2010 menaikkan outlook rating menjadi positif dari stable satu tingkat di bawah investment grade JCRA : per 13 Juli 2010 sudah masuk ke dalam investment grade

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Perkembangan Credit Rating Indonesia (2)



Investment grade
14 BBB+ BBB13 12 BBB-

Dalam thn 2001 & 2003 mengalami Selective Default/SD dua kali Perbaikan rating secara signifikan terjadi setelah 2004
Krisis ekonomi 1998 Reprofiling VR & HB, Asset-Bond Swap, & penerbitan SUN jk panjang Lelang penerbitan SUN secara reguler, program Buyback, & Debt Swtiching Lelang penerbitan SUN secara reguler, program Buyback, Debt Swtiching, & diversivikasi instrumen

14.00 Baa1

Investment grade

Rekapitalisasi Perbankan

Baa2 13.00
Baa3 12.00
11.00 Ba1 10.00 Ba2

Lelang penerbitan SUN secara reguler, program Buyback

BB+11 BB 10 BBNon Investment grade


9
8 7 6

9.00 Ba3
8.00 B1 7.00 B2 6.00 B3

Non Investment grade

B+ B B-

CCC+5 CCC 4 CCC- 3 CC


2 1
S&P sempat menurunkan rating ke Selective Default namun direvisi kembali 2 hari kemudian

S&Ps menaikan rating ke BB+ per 8 April 2011 Moodyss menaikan rating ke Ba1 per 17 Januari 2011 Fitchs menaikan rating ke BBBper 15 Desember 2011

5.00 Caa1 4.00 Caa2 3.00 Caa3 2.00 Ca 1.00 C -

R/C

SD/DDD

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 S&P's Fitch's Moody's (RHS)

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Peningkatan Performa Sovereign Rating Indonesia (1)


Tanggal 15 Desember 2011, Fitch menaikkan peringkat kredit indonesia dari BB+

menjadi BBB- dengan outlook stable sehingga masuk kategori Investment Grade, adapun highlight dari Fitchs antara lain sebagai berikut:
"The upgrades reflect the country's strong and resilient economic growth, low and declining public debt ratios, strengthened external liquidity and a prudent overall macro policy framework"

Tanggal 17 Januari 2011 Moodys menaikan peringkat kredit Indonesia dari Ba2

menjadi Ba1, adapun highlight dari Moodys antara lain sebagai berikut:

Key factors supporting the action were (1) economic resilience is accompanied by sustained macroeconomic balance; (2) Improved governments debt position and central banks foreign currency reserve adequacy; and (3) Improved prospects for foreign direct investment inflows which expected to fortify Indonesias external position and economic outlook. Further improvements on the abovementioned factors will be the determinants for further increase in the countrys sovereign rating.

Tanggal 8 April 2011, S&P menaikan peringkat kredit Indonesia dari BB menjadi BB+

dengan outlook positive, adapun highlight dari S&P antara lain sebagai berikut:

The main factor supporting this decision is continuing improvements in the government's balance sheet and external liquidity, against a backdrop of a resilient economic performance and cautious fiscal management"

Tanggal 14 Oktober 2010, R & I merubah outlook Indonesia dari Stable menjadi

Positive dengan peringkat BB+, adapun highlight dari R & I antara lain sebagai berikut:

The outlook revision and rating affirmation reflects that Indonesia is considered successful in maintaining high growth despite the global financial turmoil. R&I believes an upgrade to the investment grade or BBB rating category is possible once Indonesia is set to sustain balanced economic growth by boosting investment in infrastructure.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Peningkatan Performa Sovereign Rating Indonesia (2)


Tanggal 13 Juli 2010 JCRA menaikan peringkat kredit Indonesia hingga masuk

kategori Investment Grade dari BB+ menjadi BBB-, adapun highlight dari JCRA antara lain sebagai berikut:
JCR explained that the upgrade reflects (i) enhanced political and social stability along with the progress in democratization and decentralization, (ii) sustainable economic growth outlook underpinned by solid domestic demand, (iii) alleviated public debt burden as a result of prudent fiscal management, (iv) reinforced resilience to external shocks stemming from the foreign reserves accumulation and an improved capacity for external debt management and (v) efforts made by the second Yudhoyono administration to outline the framework to deal with structural issues such as infrastructure development.

Tanggal 2 April 2010, CRC menaikkan peringkat kredit Indonesia dari klasifikasi 5

menjadi klasifikasi 4, adapun highlight dari OECD sebagai berikut:

The main factor supporting the upgrades is Indonesian impressive macroeconomic indicators as the economy is one of the most resilient amid the global financial crises and Indonesia is one of the few countries that experienced positive economic growth in 2009. Improvement in macroeconomic performance and economic stability is the result of a combination of good and forward looking economic policy, ongoing structural reforms, as well as good debt management

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Opini BPK tentang Laporan Keuangan 2010

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap Laporan

Keuangan Bagian Anggaran terkait Pengelolaan Utang (BA999.01)


Akuntabilitas kinerja pengelolaan utang membaik

Sistem Pengendalian Internal (SPI) Kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Kesimpulan
Utang Pemerintah diperlukan untuk membiayai defisit APBN, penyediaan

arus kas jangka pendek, dan refinancing utang lama. Meskipun utang nominal mengalami peningkatan, namun rasio terhadap PDB cenderung menurun dan saat ini telah mencapai batas yang aman Pengelolaan utang pemerintah diarahkan untuk mendapatkan sumber pembiayaan dengan biaya dan risiko rendah, jangka panjang, dan tidak ada ikatan politik. Pengelolaan fiskal & utang Indonesia relatif semakin baik:

Berbagai rasio utang dan rasio biaya utang menunjukkan trend yang membaik dan bahkan dibandingkan rasio-rasio yang sama di negara lain, termasuk negara maju Kegiatan pengelolaan didasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang menjamin transparasi dan akuntabilitas publik LKPP 2008, LKPP 2009, dan LKPP 2010 terkait pengelolaan utang dinilai Wajar Tanpa Pengecualian/WTP oleh BPK/Badan Pemeriksa Keuangan Perbaikan rating terutama sejak 2005, dan pada tanggal 12 Maret 2010 perbaikan peringkat oleh S&P dari BB- menjadi BB meskipun di tengah krisis global yang sampai saat ini masih dirasakan di beberapa negara. Sementara oleh JCRA dan Fitch, Indonesia telah dimasukkan dalam kategori investment grade
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

2012 Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Republik Indonesia Jl. Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta Telepon : 021-3449230 psw. 5647, 021-3864778 Faksimili : 021-3843712 www.dmo.or.id

Anda mungkin juga menyukai