Buku Saku An Utang Negara Edisi Januari 2012
Buku Saku An Utang Negara Edisi Januari 2012
Daftar Isi
Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum
1. 2. 3. 4. 16. 17. 18.
Pembiayaan Pinjaman Luar Negeri 2007 2012 (Grafik) Penarikan PLN Pembiayaan Proyek 2011 Penarikan PLN Pembiayaan Proyek 2011 (Grafik)
Latar Belakang (1) Latar Belakang (2) Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang Jenis-jenis Utang (1)
5.
6.
Bagian 3 Portofolio Utang (Outstanding Utang, Profil Jatuh Tempo Utang, Perkembangan SBN dan Pinjaman Luar Negeri) 19. Posisi Utang Pemerintah 2006-2011
20.
21.
22. 23. 24. 25. 26. 27.
9.
10. 11. 12. 13.
14.
15.
Daftar Isi
28. 29. 30.
Posisi Utang Pemerintah Mata Uang Lainnya, 2006-2011 Proporsi Utang Pemerintah Berdasarkan Mata Uang, 2006-2011 (Grafik) Proporsi Penarikan Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Jenis Pinjaman, 2007-2012
Restrukturisasi Tahun 2008 : Restrukturisasi Tingkat Bunga SU-002 dan SU-004 Pengaruh Penerbitan SPN 3 Bulan Terhadap Target Penerbitan SBN Bruto dalam Tahun Berjalan Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri 2006-31 Desember 2011 Rasio Pembayaran Kewajiban Pinjaman Luar Negeri terhadap Cadangan Devisa 2006-2011 Rasio Utang thd PDB di berbagai Negara 2011 dan perubahannya 2003-2011 Rasio Utang Luar Negeri thd PDB di berbagai Negara 2011F dan Perubahannya 2003-2011F Rasio Pembayaran Bunga Utang terhadap PDB Indonesia dan berbagai Negara, 2006-2011F Rasio Utang thd Pendapatan di berbagai Negara 2011F dan perubahannya 2003-2011F Rasio Pembayaran Bunga thd Pendapatan di berbagai Negara 2011F dan perubahannya 20032011F Utang per Kapita di berbagai Negara 2006-2011
Bagian 4 Kinerja Pengelolaan Portofolio Utang (Berbagai Rasio Utang dan perbandingan antar negara, Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri, Reprofiling Struktur Jatuh Tempo SUN)
31. 32. 33. 34. 35.
Perkembangan Rasio Utang Indonesia terhadap PDB, 2007-2012 Rasio Utang terhadap PDB Indonesia dan berbagai Negara, 2006-2011 Persentase Rasio Utang thd. PDB di Beberapa Negara, 2006-2011 Jatuh Tempo (tradable) SBN akhir 2001 & 31 Desember 2011 Program Debt Switching dan Buyback SBN
48.
36.
37. 38.
49.
50.
Daftar Isi
Bagian 5 Biaya-biaya berbagai instrumen utang (Realisasi Pembayaran Utang, Rasio Biaya Utang, Yield Curve, Biaya Pinjaman Luar Negeri)
51. 52. 53. 54. 55. 62. 63. 64. 65.
Kepemilikan SBN oleh Asing berdasarkan Tenor (tahun jatuh tempo) Spread terhadap UST- Feb 16 Spread terhadap UST- Feb 21 Spread terhadap UST- Feb 38
Realisasi Pembayaran Utang Pemerintah Tahun Anggaran 2011 Rasio Bunga Utang thd Pendapatan dan Belanja 2007-2012 Rasio Bunga Utang terhadap Total Utang 2007-2012 Realisasi Pembayaran Bunga Utang 2007-2012 Biaya Pinjaman Program
Rating Indonesia Perkembangan Credit Rating Indonesia (1) Perkembangan Credit Rating Indonesia (2) Peningkatan Performa Sovereign Rating Indonesia (1) Peningkatan Performa Sovereign Rating Indonesia (2) Opini BPK tentang Laporan Keuangan 2010
56.
57.
Bagian 6 Kinerja Pasar Sekunder SBN (Aktifitas Perdagangan, Kepemilikan SBN oleh Investor)
58. 59. 60. 61.
Perdagangan rata-rata Harian Surat Utang Negara Rupiah di Pasar Sekunder per 31 Desember 2011 Posisi Kepemilikan SBN Bank dan Non Bank per 31 Desember 2011 Posisi Kepemilikan SBN Domestik oleh Berbagai Jenis Investor Posisi Kepemilikan SBN Domestik oleh Berbagai Jenis Investor (dalam persentase)
72.
Kesimpulan
Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum
Menciptakan
keamanan.
mengalami defisit), dimana Pendapatan Negara lebih kecil daripada Belanja Negara.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Pembiayaan APBN melalui utang merupakan bagian dari pengelolaan keuangan negara yang lazim dilakukan oleh suatu negara: Utang merupakan instrumen utama pembiayaan APBN untuk menutup defisit APBN, dan untuk membayar kembali utang yang jatuh tempo (debt refinancing); Refinancing dilakukan dengan terms & conditions (biaya dan risiko) utang baru yang lebih baik. Kenaikan jumlah nominal utang Pemerintah berasal dari: Akumulasi utang di masa lalu (legacy debts) yang memerlukan refinancing yang cukup besar; Dampak krisis ekonomi tahun 1997/1998:
Depresiasi Rupiah terhadap mata uang asing; BLBI dan Rekapitalisasi Perbankan; Sebagian setoran BPPN dari asset-recovery digunakan untuk APBN selain untuk melunasi utang/obligasi rekap.
Pembiayaan defisit APBN merupakan keputusan politik antara Pemerintah dan DPR-RI antara lain untuk:
Menjaga stimulus fiskal melalui misalnya pembangunan infrastruktur, pertanian dan energi,dan proyek padat karya; Pengembangan peningkatan kesejahteraan masyarakat misalnya PNPM, BOS, Jamkesmas,Raskin, PKH,Subsidi; Mendukung pemulihan dunia usaha termasuk misalnya insentif pajak; Mempertahankan anggaran pendidikan 20%; Peningkatan anggaran Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista); Melanjutkan reformasi birokrasi.
Akses terhadap pinjaman luar negeri dengan persyaratan sangat lunak dari lembaga keuangan multilateral bagi Indonesia dibatasi oleh: Status Indonesia yang tidak lagi tergolong sebagai low income country; Batas maksimum pinjaman yang dapat disalurkan ke suatu negara (country limit).
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Mengamankan Kebutuhan Pembiayaan APBN melalui utang dengan biaya minimal pada tingkat risiko terkendali, sehingga kesinambungan fiskal dapat terpelihara Mendukung upaya untuk menciptakan pasar surat berharga negara (SBN) yang dalam, aktif dan likuid Memastikan tersedianya dana untuk menutup defisit dan pembayaran kewajiban pokok utang secara tepat waktu dan efisien
Kebijakan
Mengoptimalkan potensi pendanaan utang dari sumber domestik melalui penerbitan SBN rupiah maupun penarikan pinjaman dalam negeri; Melakukan pengembangan instrumen utang agar diperoleh fleksibilitas dalam memilih berbagai instrumen yang lebih sesuai, cost-efficent dan risiko yang minimal; Pengadaan pinjaman luar negeri dilakukan sepanjang digunakan untuk memenuhi kebutuhan prioritas, memberikan terms & conditions yang wajar (Favourable) bagi pemerintah, dan tanpa agenda politik dari kreditor; Mempertahankan kebijakan pengurangan pinjaman luar negeri dalam periode jangka menengah; Meningkatkan koordinasi dengan otoritas moneter dan otoritas pasar modal, terutama dalam rangka mendorong upaya financial deepening; Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan efisiensi pengelolaan pinjaman dan sovereign credit rating.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Pinjaman Luar Negeri World Bank, Asian Development Bank, Islamic Development Bank dan kreditor bilateral (Jepang, Jerman, Perancis dll), serta Kredit Ekspor.
Pinjaman Program: Untuk budget support dan pencairannya dikaitkan dengan pemenuhan Policy Matrix di bidang kegiatan untuk mencapai MDGs (pengentasan kemiskinan, pendidikan, pemberantasan korupsi), pemberdayaan masyarakat, policy terkait dengan climate change dan infrastruktur. Pinjaman proyek : Untuk pembiayaan proyek infrastruktur di berbagai sektor (perhubungan, energi, dll); proyek-proyek dalam rangka pengentasan kemiskinan (PNPM).
Peraturan Pemerintah (PP) No.: 54 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah ; Berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN); Pemerintah Daerah,dan Perusahaan Daerah; Untuk membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum; kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Surat Perbendaharaan Negara (SPN/T-Bills): SUN jangka pendek (s.d. 12bln); Obligasi Negara (> 1 thn)
Coupon Bond Tradable: ORI, FR/VR bond, Global bond Non tradable: SRBI untuk BLBI, dan Surat Utang/SU ke BI untuk penyehatan dan restrukturisasi perbankan Zero coupon
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/Sukuk Negara dalam Rupiah dan valuta asing dengan berbagai struktur, misalnya Ijarah, Musyarakah, Istisna dll
SBSN jangka pendek (Islamic T-Bills); SBSN Ritail (Sukri); SBSN jangka panjang (IFR/Ijarah Fixed Rate; Global Sukuk; SDHI/Sukuk Dana Haji Indonesia).
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
2010 APBN A. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri 1. Penerimaan Perpajakan 2. Penerimaan Bukan Pajak II. Hibah B. Belanja Negara I. Belanja Pemerintah Pusat a. Bunga Utang - Dalam Negeri - Luar Negeri b. Subsidi II. Transfer Daerah C. Keseimbangan Primer D. Surplus/ (Defisit) Anggaran (A-B) E. Pembiayaan I. Pembiayaan Utang II. Pembiayaan Non-Utang Kelebihan/ (Kekurangan) Pembiayaan 949.7 948.1 742.7 205.4 1.5 1,047.7 725.2 115.6 77.4 38.2 157.8 322.4 17.6 (98.0) 98.0 95.5 2.5 APBN-P 992.4 990.5 743.3 247.2 1.9 1,126.1 781.5 105.7 71.9 33.8 201.3 344.6 (28.1) (133.7) 133.7 108.3 25.4 LKPP 995.3 992.3 723.3 268.9 3.0 1,042.1 697.4 88.4 61.4 27.0 192.7 344.7 41.5 (46.8) 91.5 86.9 4.6 44.7 %
100.3% 100.2% 97.3% 108.8% 158.2% #DIV/0! 92.5% 89.2% 83.7% 85.4% 79.8% 95.7% 100.0% #DIV/0! -147.8% #DIV/0! 35.0% #DIV/0! 68.4% 80.2% 18.2%
2011 APBN-P 1,169.9 1,165.3 878.7 286.6 4.6 1,320.7 908.2 106.6 76.6 30.0 237.2 412.5 (44.2) (150.8) 150.8 125.3 25.5 -
2012 APBN 1,311.4 1,310.6 1,032.6 278.0 0.8 1,435.4 965.0 122.2 88.5 33.7 208.9 470.4 (1.8) (124.0) 124.0 133.6 (9.5) -
140 120 100 60 40 20 (40) (60) (80) (100) (120) (140) (160) 2006
(27)
127
135
[ Triliun Rupiah ]
Sejak tahun 2005 SBN menjadi instrumen utama pembiayaan APBN Kenaikan SBN periode 2006-2011, antara lain untuk refinancing utang lama yang jatuh tempo, dan refinancing dilakukan dengan utang baru yang mempunyai terms & conditions yang lebih baik.
99
[ % thd. PDB ]
124
57
80
36
86
91
3 2
17
29
26
20
1 (1)
(10)
(24)
(18)
(16)
(20)
(29)
-0.1
(4)
(4)
(1)
-0.9
-0.7
(47)
(1)
-1.3
(50)
-1.6
(89)
-1.5 -2.1
(2) (3)
(151)
(4) 2012**
2007
2008
2009
2010
2011*
SBN - neto
Non-Utang - neto
Catatan: APBN 2006-2010 adalah angka PAN/LKPP-Audited * APBN-P 2011 ** APBN 2012
2008
2009
2010
2011
Euro Area
UK
Emerging Market
Brazil Mexico
Emerging Asia
China Indonesia
CEEMA
Hungary Poland Russia
Sumber: International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, September 2011
Keterangan: - Nominal dalam % terhadap PDB - Khusus untuk indonesia, tahun 2007-2010 menggunakan angka LKPP dan tahun 2011 menggunakan APBN-P
Defisit Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan defisit di negara lain. UU No 17/2003 ttg Keuangan Negara membatasi defisit nasional 3% dari PDB, dengan demikian tambahan utang untuk pembiayaan defisit juga dibatasi.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
2008
Kebutuhan Pembiayaan
Defisit Pembayaran Utang
2009
(224,292)
(88,619) (123,279)
2010
(203,538)
(46,846) (135,893)
2011*
(319,026)
(150,837) (143,555)
(115,579)
(4,121) (108,958)
Jatuh Tempo dan Buyback Surat Berharga Negara Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Luar Negeri Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Dalam Negeri Penerusan Pinjaman
Pembiayaan Non utang
Dana Invest. Pmrth & Restruk. BUMN Dana Pengembangan Pendidikan Nasional Pinjaman Kepada PT. PLN Kewajiban Penjaminan Sumber Pembiayaan
Utang
(2,500) 195,529
176,468
(12,395) 248,257
207,200
Penerbitan SBN, Bruto Penerbitan SBN Domestik Penerbitan SBN Valas Penarikan Pinjaman LN Pinjaman Program Pinjaman Proyek untuk K/L Pinjaman Proyek untuk Penerusan Pinjaman Penarikan Pinjaman DN
Non Utang
Privatisasi & Penjualan Aset Program Restrukturisasi Perbankan Dalam Negeri Kelebihan / (Kekurangan) Pembiayaan Net Cash Flow Pembiayaan Surat Berharga Negara Pinjaman Luar Negeri Pinjaman Dalam Negeri Non Utang
2007
2012** 134.6
57.2 100.0
86.4 13.6
(1.0) 45.4
15.3 39.0 (8.9) (47.3)
(57.9) 33.3
67.5
83.9
0.4 86.9
1.5 125.3
0.9 133.6
Instrumen
PINJAMAN
Pinjaman Luar Negeri Pinjaman Program Pinjaman Proyek Pinjaman Dalam Negeri
Pagu APBNP
57.70
56.18 19.20 36.98 1.52
Q1
7.02
6.94 2.45 4.49 0.08
Q2
3.37
3.27 0.06 3.21 0.10
Q3
5.70
5.58 1.28 4.30 0.12
Q4
17.03
16.90 11.43 5.47 0.12
Total Realisasi
33.12
32.70 15.22 17.47 0.42
[%]
57.4%
58.2% 79.3% 47.3% 27.6%
4.93
4.91 2.93 1.97 0.02
10.11
10.01 8.10 1.91 0.10
211.18 *
56.09
60.99
38.14
26.79
2.45
20.13
49.38
204.60
96.9%
TOTAL
268.88
63.12
64.36
43.84
28.78
7.38
30.24
66.40
237.72
88.4%
Catatan: Data Per 31 Desember 2011 * Target Penerbitan SBN Bruto dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan kebutuhan pembiayaan dalam rangka pengelolaan portofolio SBN
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Uraian SBN Netto (APBN) Kebutuhan Penerbitan 2011 (Gross ) SUN SUN Domestik - ON - ZC - SPN - ORI SUN Valas SBSN SBSN Domestik IFR SBSN Ritel SDHI SPN-S SBSN Valas
Realisasi (ao 30 Desember 2011) 120.072.948 * 204.598.910 171.292.500 149.850.000 98.850.000 40.000.000 11.000.000 21.442.500 33.306.410 24.271.410 4.610.000 7.341.410 11.000.000 1.320.000 9.035.000
Catatan: Rencana penerbitan menggunakan asumsi kurs APBN 2011 Rp9.250 /USD * Target Penerbitan SBN Bruto dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan kebutuhan pembiayaan dalam rangka pengelolaan portofolio SBN
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Nominal 15.22
1.68 10.73 3.62 0.87 -
1. Pinjaman Program
ekuivalen dlm miliar US$ a. World Bank b. A D B c. JEPANG d. PERANCIS e. IDB f. Lain-Lain
13.53
1.50 5.50 5.51 0.90 1.83 -
19.90
2.11 5.66 8.47 3.77 1.79 -
30.28
2.77 12.91 9.17 4.87 2.20 -
28.57
3.04 14.65 5.06 6.07 2.79 -
29.05
3.23 15.34 6.39 4.59 2.73 -
2. Pinjaman Proyek
ekuivalen dlm miliar US$
12.54
2.20
14.46
1.54
14.93
1.36
23.54
2.50
20.50
2.28
36.98
4.25
17.47
1.93
0.17
0.02
1.52
0.17
0.42
0.05
TOTAL
ekuivalen dlm miliar US$ Catatan: Nominal dalam Triliun Rupiah
26.06
3.70
34.36
3.65
45.21
4.13
52.11
5.54
49.72
5.51
57.70
6.63
33.12
3.65
2007
2008
2009
2011 APBN
200 336 806 200 1,542 200 -
1 WB
1. Development Policy Loan (DPL) 1 s.d. 8 2. Infrastructure Development Policy Loan (IDPL) 1 s.d 4 3. BOS-KITA Refinancing 1 s.d. 2 4. PNPM Refinancing 5. Climate Change 1 s.d. 2 6. Local Government Decentralization Project (LGDP) - DAK Reimbursement
600
600
750 400 47
Sub Total WB 2 ADB 1. State Audit Reform Sector Development Program (STARSDP) 2. Development Policy Support Program (DPSP) 1 s.d 6 3. Local Government Finance Reform and Governance Reform (LGFGR) 1 dan 2 4. Infrastructure Reform Sector Development Program (IRSDP) 1-3 5. Capital Market Development Cluster Program (CMDCP) 1 dan 2 6. Poverty Reduction and MDG Acceleration Program 7. Local Government Finance Reform 8. Countercyclical Support Facility (CSF) 9. Climate Change Program Loan 1 // LCRDP Sub Total ADB 3 JBIC/ JICA 1. Development Policy Loan (cofinancing dengan World Bank) 1 s.d 7 2. Infrastructure Reform Sector Development Program 1 s.d. 3 3. Indonesia Disaster Recovery and Management 4. Climate Change Program Loan 1 s.d 3 5. Economic Stimulus and Budget Support Loan 6. Others Sub Total JBIC/ JICA 4 France Climate Change Program Loan 1 s.d 3 Sub Total France 5 IDB Liquid Funds Sub Total IDB TOTAL Keterangan :
terdiri dari DPL VI sebesar USD 100 juta dan DPL VII sebesar USD 100 juta
1,553 200
200 300
200
350 500 600 100 900 100 100 200 830 200 300 100 200 200 1,500 400 1,900 500 200 200 2,727 500 100 100 300 100 600 300 300 2,953 700 200 300 500 300 300 3,208 500 700 198 307 505 300 300 3,209 100 300 200 200 100 100 2,142 2,142 1,511 100 500 100 200 300 100 100 400 100 100 -
54.8
[ Triliun Rupiah ]
10
-10 -30 -50 -23.9 -4.6 -2.8 -1.9
-18.4
-15.5
-70
-90
-57.9
-63.4
-59.4
-68.0
Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN
-59.0
-56.2
[ Triliun Rupiah ] 2007 Penarikan Pinjaman LN, bruto Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN Pembiayaan Pinjaman LN (neto) 34.07 (57.92) (23.85) 2008 45.01 (63.44) (18.42) 2009 52.48 (68.03) (15.55) 2010 54.79 (59.36) (4.57) 2011* 56.18 (58.96) (2.78) 2012** 54.28 (56.17) (1.89)
7,000
6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 1.4% 0.9% 5.5% 3.9% 5.0%
14.0%
12.0% 10.0% 8.0% 6.0% 4.0% 2.0% 0.0%
2.8%
0.8%
2.2% 0.3%
2.4%
1.9%
1.9%
Bagian 3 Portofolio Utang (Outstanding Utang, Profil Jatuh Tempo Utang, Perkembangan SBN dan Pinjaman Luar Negeri)
2007
62.25 62.25 41.03 19.05 2.08 0.08 85.26 7.00 78.26 147.51 1,389.41 737.13 65.93 586.36
9,419
2008
66.69 66.69 44.28 20.34 1.98 0.09 82.78 11.20 71.58 149.47 1,636.74 783.86 122.64 730.25
10,950
2009
65.02 65.02 41.27 21.53 2.15 0.07 104.20 15.23 88.97 169.22 1,590.66 836.31 143.15 611.20
9,400
2010
68.12 68.10 41.89 23.13 3.02 0.06 0.02 118.39 18.02 100.37 186.50 1,676.85 902.43 161.97 0.17 612.28
8,991
Des '11
Nominal
67.91 67.82 41.64 23.36 2.77 0.06 0.09 130.97 21.57 109.40 198.89 1,803.49 992.03 195.63 0.81 615.02
9,068
SBN Denominasi Valas (triliun Rupiah) Pinjaman Denominasi Rupiah (triliun Rupiah) Pinjaman Denominasi Valas (triliun Rupiah)
Nilai Tukar Rupiah (IDR/US$1)
Catatan: + Angka Sangat-Sangat Sementara , per 31 Desember 2011 * Termasuk semi commercial ** Beberapa termasuk semi concessional *** Seluruhnya termasuk commercial
1,600
1,400 1,200 1,000 800
SBN/Surat Berharga Negara,terutama di pasar domestik a.l. Untuk: refinancing utang lama, mengurangi Pinjaman Luar Negeri, dan untuk mengembangkan pasar keuangan domestik
730 559 586 611
616
612
600
400 200 2006 2007 2008 2009
743
803
906
979
1,064
1,188
2010
2011+
Pinjaman
Tahun Pinjaman Surat Berharga Negara Total Utang Pemerintah Pusat 2006 559 743 43% 57% 2007 586 803
1,302 100%
1,389 100%
1,636 100%
1,591 100%
1,677 100%
1,803 100%
Kenaikan Pinjaman Luar Negeri, terutama karena volatilitas nilai tukar Rupiah terhadap berbagai denominasi mata uang dalam Pinjaman Luar Negeri Kementerian Keuangan Republik Indonesia
5 48
53 53
39 52 47 42 91 74 56 51 52 45 56 56 69 59 33 29 24 21 17 20 18 28 14 20 11 9 21 8 0 7 27 6 3 7 41 40 34
60
40 20 0
1 2 1 1 4 34 0 0 2
2034 0
2021
2022
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2035
2036
2037
2038
2039
Pinjaman
Tahun Pinjaman Surat Berharga Negara Tahun Pinjaman Surat Berharga Negara
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 35% 49% 42% 50% 48% 48% 42% 42% 36% 36% 47% 53% 52% 37% 65% 51% 58% 50% 52% 52% 58% 58% 64% 64% 53% 47% 48% 63% 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 41% 34% 31% 100% 22% 20% 38% 4% 100% 10% 21% 3% 2% 100% 10% 59% 66% 69% 0% 78% 80% 62% 96% 0% 90% 79% 97% 98% 0% 90%
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
2040-2055
Dec '07 543,680 477,747 477,747 4,169 10,500 294,453 168,625 65,933 7,000 259,404 259,404 803,084
Dec '08 648,335 525,695 520,995 10,012 11,491 353,558 145,934 4,700 4,700 122,640 11,200 258,160 258,160 906,495
Des-'09 724,898 581,748 570,215 24,700 8,686 393,543 143,286 11,533 11,533 143,150
14,200 650 35,000
Des-10 803,191 641,215 615,498 29,795 2,512 440,396 142,795 25,717 25,717 161,976
16,200 650
Mar-11 831,645 674,910 639,352 28,495 2,512 465,550 142,795 35,558 35,558 156,735
16,200 650
Juni-11 867,523 691,033 654,475 23,600 2,512 491,950 136,413 36,558 36,558 176,490
18,700 650
Sep-11 878,234 696,561 658,363 23,000 2,512 497,787 135,063 38,198 37,298 900 181,673
18,700 650
31-Dec-11 919,236 723,606 684,618 29,900 2,512 517,142 135,063 38,988 37,668 1,320 195,630
18,700 1,650
95,000 261,215
248,432 12,783
95,000 266,463
247,680 18,783
95,000 267,363
246,580 20,783
95,000 266,573
245,790 20,783
95,000 268,419
244,636 23,783
254,561
251,875 2,686
979,459
1,064,406
1,098,107
1,134,886
1,144,807
1,187,655
9,400 101.70
8,991 110.29
8,709 105.14
8,597 106.72
8,823 115.24
9,068 116.80
2006 62.02
30.87
24.47 2.56 3.84
2007 62.25
31.02
24.63 2.57 3.81
2008 66.69
35.61
29.61 2.54 3.45
2009 65.02
33.34
27.61 2.72 3.02
% Total 99.9%
53.4%
45.5% 3.4% 3.3%
67.89
36.30
30.93 2.28 2.24
2. MULTILATERAL
a. ADB b. Bank Dunia c. IDB
18.55
9.41
18.78
10.18 8.37 0.23
20.09
10.87 8.96 0.26
21.30
10.89 10.10 0.31
22.92
11.15 11.37 0.40
22.36
10.80 11.88 0.47
32.9%
15.9% 17.5% 0.7%
*)
8.74 0.40
12.31 0.29
12.18 0.27
10.74 0.25
10.15 0.23
9.25 0.21
9.01 0.22
13.2% 0.3%
0.00
62.02
0.00
62.25
0.00
66.69
0.00
65.02
0.02
68.12
0.09
67.98
0.1%
100.0%
19.9%
19.6%
40%
30%
20%
10%
39.5%
39.6%
44.4%
42.5%
44.8%
45.5%
0%
2006 2007 2008 2009 2010 2011*)
JERMAN IDB
Pinjaman Luar negeri dari multilateral (WB, ADB) dan bilateral merupakan alternatif sumber pembiayaan yang relatif murah dan jangka panjang
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
2006
Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Keuangan Jasa-jasa Sektor Lain 1,755 623 2,387 6,607 10,277 1,036 3,144 7,103 13,509 15,580
2007
1,641 662 2,415 6,157 10,049 955 2,897 7,913 13,730 15,833
2008
1,615 804 2,659 6,838 11,145 960 2,723 8,768 15,252 15,926
2009
1,784 776 2,291 5,473 12,251 821 2,368 8,723 15,463 15,072
2010
2,016 837 2,218 5,818 12,871 777 2,226 9,635 16,791 14,927
2011
1,947 825 2,038 5,827 12,749 686 2,311 9,891 17,657 13,983
TOTAL
Sumber: Kementerian Keuangan RI & Bank Indonesia
62,021
62,253
66,689
65,021
68,118
67,913
Catatan: - Data per tanggal 31 Desember 2011 - Pengelompokan Sektor Ekonomi didasarkan pada standar yg digunakan oleh Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik - Angka Sektor Keuangan didominasi oleh Pinjaman Program Kementerian Keuangan Republik Indonesia
16,000 14,000
15,463 15,072
10,277
10,049
8,768
6,607
6,838
2,387
1,755
1,036 3,144
960 2,723
821 2,368
837
777 2,226
2009
2010
2011
Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Industri Pengolahan Bangunan Pengangkutan & Komunikasi Jasa-jasa
Catatan: Data per tanggal 31 Desember 2011
Pertambangan & Penggalian Listrik, Gas & Air Bersih Perdagangan, Hotel & Restoran Keuangan, Persewaan & Jasa Keuangan Sektor Lain
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
686 2,311
623
2,000
955 2,897
2,016
4,000
2,218 5,818
6,000
7,103
7,913
8,723
8,000
9,635
9,891
10,000
11,145
12,251
12,871
12,000
13,509
13,730
13,983
2007
2008
2009
2010
2011***
2007
2008
2009
2010
2011**
0.03 0.23 0.20 0.49 0.00 0.10 0.70 148.87 0.02 0.15 0.00 0.04 0.23 0.17 0.40 0.00 0.02 1.37 0.16 0.06 0.04 0.00 2.5
0.03 0.22 0.19 0.43 0.00 0.08 0.64 152.00 0.02 0.15 0.00 0.04 0.22 0.19 0.38 0.00 0.02 1.28 0.16 0.06 0.04 0.00 2.4
0.02 0.20 0.18 0.38 0.00 0.07 0.58 168.47 0.01 0.14 0.00 0.03 0.20 0.15 0.36 0.00 0.01 0.84 0.13 0.05 0.04 0.00 1.8
0.20 0.16 0.17 0.33 0.00 0.06 0.51 184.82 0.01 0.13 1.12 0.31 0.16 0.16 0.32 0.00 0.01 0.82 0.16 0.05 0.03 1.12 3.1
0.26 0.14 0.16 0.30 0.00 0.05 0.46 184.32 0.01 0.12 0.71 0.40 0.14 0.16 0.32 0.00 0.01 0.71 0.16 0.04 0.03 0.71 2.7
0.30 0.13 0.15 0.27 1.55 0.05 0.41 196.63 0.01 0.11 0.42 0.47 0.13 0.14 0.29 0.25 0.01 0.64 0.17 0.02 0.03 0.42 2.6
3% 17%
21%
21%
21%
22%
40%
30% 55%
53%
20% 10% 0% 2006
IDR USD
53%
48%
53%
54%
2007
JPY
2008
EUR
2009
SDR
2010
AUD
2011*)
Others
Secara rata-rata, proporsi utang dalam Rupiah antara tahun 2006 s.d. 2011 lebih dari 50%, meskipun pada tahun 2008 sedikit menurun karena depresiasi nilai tukar Rupiah akibat krisis keuangan global
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
40
35 30 20
80%
70% 60%
36.98
39.03
25
15
50%
40% 30% 20%
19.90
14.46
30.28
14.93
28.57
28.97
19.20
10 5 -
23.54
25.82
15.26
1.52
1.00
2012*** 15.26 39.03 1.00 55.28
10% 0%
2007*
2008*
2009*
2010*
2011**
2012***
PINJAMAN PROGRAM
PINJAMAN PROYEK
2011**
% 28% 71% 2%
Bagian 4 Kinerja Pengelolaan Portofolio Utang (Berbagai Rasio Utang dan perbandingan antar negara, Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri, Reprofiling Struktur Jatuh Tempo SUN)
[%]
120%
33.0%
28.3%
2007
2008
2009
2010
2011*
2012**
Outstanding Utang
PDB
Tambahan utang 2004-2008 menghasilkan tambahan PDB yang jauh lebih besar, sehingga rasio utang menurun tajam dari 57% akhir 2004 dan diproyeksikan menjadi sekitar 32% akhir 2009 (realisasi 28% pada akhir 2009) atau lebih baik dari sebelum krisis 1997 sekitar 38%.
Sumber: Kementerian Keuangan dan BPS, diolah
Catatan: Angka Realisasi PAN/LKPP - Audited *) Angka sangat sangat sementara, menggunakan asumsi APBN-P 2011 Rasio Pembayaran Kewajiban = Bunga Utang LN + Amortisasi Pinjaman LN
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
200
150
100
50
0 2006
Argentina
2007
Indonesia Italy
2008
Japan
2009
Turkey
2010
United Kingdom
2011
United States
Sumber: International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, September 2011
2007
67.1 65.2 65.0 72.7 36.9 103.6 187.7 39.4 43.9 62.3
2008
58.5 63.6 66.4 73.1 33.2 106.3 195.0 39.5 52.0 71.6
2009
58.7 68.1 74.1 69.4 28.6 116.1 216.3 46.1 68.3 85.2
2010
49.1 66.8 84.0 64.1 27.4 119.0 220.0 42.2 75.5 94.4
2011
43.3 65.0 82.6 62.4 25.2 121.1 233.1 40.3 80.8 100.0
Sumber: International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, September 2011
Reprofilling sejak 2002 telah memperbaiki struktur jatuh tempo sehingga mengurangi refinancing risk
75
70 65
Triliun Rupiah
60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10
5
per 30 Desember 2011 Akhir tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2030 2031 2032 2035 2036 2037 2038 - 91.1 56.1 73.5 51.3 52.1 44.9 56.2 55.6 68.6 59.0 32.5 21.0 18.0 28.0 19.6 22.6 20.8 25.6 27.1 9.40 14.5 3.71 20.0 33.8 13.5 3.93 13.5 48.8 57.6 65.8 72.0 66.4 66.7
Catatan: Surat Berharga Negara/SBN terdiri dari Surat Utang Negara (2001 & 2009), dan Surat Berharga Syariah Negara/Sukuk (2009)
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
2005 2006 2007 2008 2009 2010 s.d. 30 Desember 2011 Total
1x 12 x 9x 2x 6x 6x 4x
9 seri 7 s.d. 21 seri 12 s.d. 21 seri 21 s.d. 31 seri 24 s.d. 28 seri 11 s.d. 28 seri 22 s.d. 27 seri
< 1 tahun s.d. 4 tahun < 1 tahun s.d. 5 tahun < 1 tahun s.d. 6 tahun < 1 tahun s.d. 4 tahun < 1 tahun s.d. 5 tahun < 1 tahun s.d. 8 tahun < 1 tahun s.d. 4 tahun
15 tahun 5 s.d. 19 tahun 11 s.d. 20 tahun 14 s.d. 15 tahun 12 s.d. 15 tahun 10 s.d. 21 tahun 15 tahun
Buyback : program pengelolaan utang yang bertujuan untuk stabilisasi pasar, pengelolaan portofolio utang dan mengurangi outstanding utang yang diterbitkan dengan kupon tinggi
Ta hun Fre kue nsi (Le la ng da n Tra nsa ksi La ngsung) 2003 2004 2005 2007 2008 2009 2010 s.d. 30 Desember 2011 Tota l 2 x 1 x 4 x 2 x 3 x 2 x 13 x 10 x Jumla h Se ri Ya ng Dibe li Ke mba li Da la m Se tia p Tra nsa ksi 4 s.d. 7 seri 5 seri 2 s.d. 8 seri 11 s.d. 13 seri 4 s.d. 8 seri 4 seri 1 s.d. 11 seri 1 s.d. 8 seri Te nor Se ri Ya ng Ke mba li 1 tahun s.d. 3 tahun 3 tahun s.d. 5 tahun < 1 tahun s.d. 4 tahun <1 tahun s.d. 5 tahun < 1 tahun s.d. 19 tahun < 1 tahun < 1 tahun s.d. 4 tahun < 1 tahun s.d. 20 tahun Dibe li Vol. Dibe li Ke mba li (millia r Rupia h) 8.127 1.962 5.158 2.859 2.375 8.528 3.201 3.500 35.710
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Debt Swap
2
Project Title
3
Cancelation Amount
4
Commitment
5
Realization
6
Germany Debt Swap I Debt Swap II Debt Swap IIIa Debt Swap IIIb Debt Swap IV Debt Swap V Italy USA Debt Swap I
EUR EUR
12.8 EUR 11.5 EUR 6.3 EUR 6.3 EUR 10.0 EUR 25.0 EUR 5.7 EUR 24.2 USD 20.0 USD 37.5 AUD 77.6 EUR 44.2 USD 37.5 AUD 200.2
25.6 EUR 23.0 EUR 12.5 EUR 12.5 EUR 20.0 EUR 50.0 EUR 5.7 EUR 24.2 USD 29.9 USD 75.0 AUD 149.3 EUR 54.1 USD 75.0 AUD 357.3
25.6 23.0 3.2 0.0 20.0 40.0 5.7 24.2 9.5 7.5 117.5 33.7 7.5 216.1
*)
Financial Assistance for Environmental Investements EUR for Micro and Small Enterprises Project Strengthening the Development of National Parks in Fragile Ecosystems School Reconstruction and Rehabilitation in Earthquake Area in Yogyakarta and Central Java EUR EUR
Global Fund to Fight AIDS, Tubercolosis and Malaria EUR (GFATM) Housing and Setlement EUR USD USD AUD EUR TOTAL USD AUD TOTAL Ekuivalen Juta USD
Jumlah kontribusi dari GoI sebesar USD 20 juta Jumlah kontribusi dari NGO Conservation Int'l Founddation & Yayasan Kehati sebesar USD 2 juta Jumlah yang akan dicancel dikemudian hari sebesar USD 29,921,500 (principal + interest)
Restrukturisasi 2003
Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah dan Bank Indonesia tanggal 1 Agustus 2003 Mengenai Penyelesaian BLBI Serta Hubungan Keuangan Pemerintah dan Bank Indonesia
Kedua seri tersebut diganti dengan SU baru, seri SRBI-01/MK/2003 sebesar Rp144.536.094.294.530, efektif per 1 Agustus 2003. Pelunasan dengan skema burden sharing:
Jika rasio modal terhadap kewajiban moneter BI lebih dari 10%, maka surplus yang menjadi bagian Pemerintah digunakan untuk membayar sisa pokok SRBI-01 Jika rasio dimaksud di bawah 3%, maka Pemerintah membayar charge sebesar kekurangan untuk mencapai 3% tersebut.
Restrukturisasi 2006
Sebelum Restrukturisasi
SU-002/MK/1998:
Pasca Restrukturisasi
SU-002/MK/1998:
Terbit: 23 Oktober 1998; Nominal: Rp20.000.000.000.000,Pokok diindeks terhadap inflasi setiap tahun. Bunga 3% setahun yang dibayar setiap enam bulan terhadap pokok setelah dilakukan indeksasi. Pokok diamortisasi setiap enam bulan mulai 1 Oktober 2003 dan berakhir 1 April 2018. Terbit: 28 Mei 1999; Nominal: Rp53.779.500.000.000,Pokok diindeks terhadap inflasi setiap tahun. Bunga 3% setahun yang dibayar setiap enam bulan terhadap pokok setelah dilakukan indeksasi. Pokok diamortisasi setiap enam bulan mulai 1 Juni 2004 dan berakhir 1 Desember 2018.
Nominal: Rp20.000.000.000.000,Bunga 1% setahun dibayar setiap enam bulan. Pokok diamortisasi setiap enam bulan mulai 1 April 2010 dan berakhir 1 April 2025 (tidak diindeks terhadap inflasi). Nominal: Rp53.779.500.000.000,Bunga 3% setahun dibayar setiap enam bulan. Pokok diamortisasi setiap enam bulan mulai 1 Juni 2010 dan berakhir 1 Desember 2025 (tidak diindeks terhadap inflasi). Nominal: 54.862.150.308.421 Non tradable, bunga 0,1% per tahun Pokok diangsur secara eksponensial secara tunai atau dengan SUN tradable sampai dengan 2025.
SU-004/MK/1999:
SU-004/MK/1999:
SU-007/MK/2007
Seri
SU-002/MK/1998 SU-004/MK/1999 SRBI-01/MK/2003 SU-007/MK/2006
Terbit
23-Oct-98 28-May-99 07-Aug-03 01-Jan-06
Jatuh Tempo
01-Apr-25 01-Dec-25 01-Aug-33 01-Aug-25
Nominal
18.781.775.893.847,00 50.701.147.130.899,00 126.697.947.827.429,00 48.455.566.511.832,00
TOTAL
Amortisasi SU-007 telah dilakukan sejak 2007 Amortisasi SU-002 dan SU-004 dimulai sejak tahun 2010
244.636.437.364.007,00
Pengaruh Penerbitan SPN 3 Bulan Terhadap Target Penerbitan SBN Bruto dalam Tahun Berjalan
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara dan UndangUndang No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, Pemerintah diberikan kewenangan untuk menerbitkan SBN setiap tahunnya maksimal sebesar nilai bersih (SBN neto) yang ditetapkan dalam Undang-Undang APBN yang berlaku.
Berdasarkan target SBN neto, Pemerintah dapat menghitung besaran target penerbitan SBN bruto yang akan dicapai pada tahun berjalan, yang diperoleh dari penjumlahan target SBN neto, SBN jatuh tempo dan target pembelian kembali (buyback) SBN yang akan dilakukan dalam tahun berjalan. Sehingga, sepanjang tidak ada perubahan jumlah target penerbitan SBN neto, SBN yang jatuh tempo dan pembelian kembali (buyback) SBN maka besaran target penerbitan SBN bruto akan sama dari waktu ke waktu dalam tahun berjalan.
Pada bulan Maret 2011, Pemerintah telah melelang Surat Perbendaharaan Negara dengan tenor 3 bulan (SPN 3 bulan) sebagai referensi kupon Obligasi Negara jenis variable rate. SPN 3 bulan tersebut sesuai dengan tenornya akan jatuh tempo dalam waktu 3 bulan berikutnya sejak tanggal penerbitan. Dengan demikian, jumlah nominal SBN yang jatuh tempo pada tahun berjalan akan berubah pula dari waktu ke waktu karena adanya realisasi tambahan penerbitan SPN 3 bulan ini dan pada akhirnya mempengaruhi angka target kebutuhan penerbitan SBN bruto dari waktu ke waktu. Namun demikian, perubahan nominal penerbitan SBN bruto tersebut tidak menyebabkan perubahan target maksimal penerbitan SBN neto sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang APBN yang berlaku.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri semakin efisien ditunjukan dengan undisbursed loan (sisa pinjaman yang tidak/belum dimanfaatkan) yang semakin turun Perbaikan kinerja karena penerapan readiness criteria dan monitoring & evaluasi pelaksanaan proyek
[%] 100% 80% 60%
100
40% 50
5.4% 5.3% 5.8% 5.3% 5.2% 5.1%
20% 0%
Net Commitment
Disbursement
Undisbursed
% Undisbursed (RHS)
[Miliar USD]
Net commitment = jumlah pinjaman yang disepakati; disbursement = jumlah pinjaman yang dicairkan.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Rasio Pembayaran Kewajiban Pinjaman Luar Negeri terhadap Cadangan Devisa 2006-2011
25% 20.6% 20% 18.0% 16.8% 15% 10.6% 10% 7.8% 5% 17.9%
Secara umum penurunan rasio sejak 2006 ini menunjukkan kemampuan yang semakin baik untuk membayar pinjaman luar negeri dalam jangka pendek
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Rasio Utang thd PDB di berbagai Negara 2011 dan Perubahannya 2003-2011
Debt to GDP ratio Indonesia relatif rendah dengan pengurangan yang tercepat/terbesar dibandingkan dengan negara lain termasuk negara maju
Public Debt, 2011 (in percent of GDP)
Chile Australia Indonesia Colombia South Africa
Philippines
India Colombia Chile Thailand Brazil South Africa Italy Poland
Turkey
Thailand Philippines Malaysia Poland
India
Brazil United Kingdom Germany United States Italy Japan 0 40 80 120 160 200 240
Malaysia
Germany Japan United States Australia United Kingdom
-60
-40
-20
20
40
60
80
100 120
Rasio Utang Luar Negeri thd PDB di berbagai Negara 2011F dan Perubahannya 2003-2011F
External Debt to GDP ratio Indonesia relatif moderat dengan pengurangan yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan negara lain termasuk negara maju External Debt, 2011F External Debt, changes 2003-2011F
(in percent of GDP)
Polandia
Chili
Turki
Filipina
Brasil
Kolombia
Malaysia
Indonesia
Chili
Malaysia
Thailand
Afrika Selatan Kolombia Brasil India
Thailand
Turki India Afrika Selatan Polandia
20
40
60
-60.0
-40.0
-20.0
0.0
20.0
Rasio Pembayaran Bunga Utang terhadap PDB Indonesia dan berbagai Negara, 2006-2011F
7
Indonesia lebih baik dibandingkan dengan non investment grade peer group (Filipina dan Turki), bahkan dibandingkan dengan USA, UK, Jepang, dan Italia.
0
2006
Jepang
2007
Indonesia
2008
Filipina Turki
2009
Italia
2010F
Inggris
2011F
Amerika Serikat
Rasio Utang thd Pendapatan di berbagai Negara 2011F dan Perubahannya 2003-2011F
Debt to Revenue ratio Indonesia relatif moderat dengan pengurangan yang tercepat/terbesar dibandingkan dengan negara lain termasuk negara maju
Public Debt, 2011F (in percent of Revenue)
Jepang Filipina India Amerika Serikat Malaysia Inggris Indonesia Thailand Kolombia Brazil Polandia Turki Afrika Selatan Australia Chile 200 400 600 800
Rasio Pembayaran Bunga Utang thd Pendapatan di berbagai Negara 2011F dan Perubahannya 2008-2011F
Interest Payment to Revenue ratio Indonesia relatif moderat dengan perubahan yg relatif moderat pula
Interest Payment, 2011F (in percent of Revenue)
India Filipina Brasil Kolombia Turki Malaysia Indonesia Jepang Afrika Selatan Poland Amerika Serikat Inggris Australia Chile 0% 5% 10% 15% 20% 25% -6%
Cina dan India mempunyai rasio yang lebih tinggi meskipun jumlah penduduknya jauh lebih banyak dibandingkan dengan Indonesia. Brasil dan Italia dengan rating investment grade mempunyai rasio lebih tinggi dibanding Indonesia dengan rating non-investment grade
44,000
7,000
6,000
42,000
5,000
40,000
4,000
38,000
3,000
36,000
2,000
34,000
1,000
32,000
2006
Brazil
30,000 2007
Indonesia
2008
Filipina Turki
2009
Cina
2010F
India Italia [RHS]
2011F
50
100
20
40
50
0 Interest Rate Risk : Rasio Variable Rate (%) Interest Rate Risk : Refixing Rate (%) Exchange Rate Risk : Rasio Utang FX-PDB (%) Exchange Rate Risk : Rasio Utang FX-Total Utang (%) Refinancing Risk : Porsi Utang Jatuh Tempo <5 th (%) Average Time to Maturity (Tahun) : SBN (rhs) Average Time to Maturity (Tahun) : Pinjaman (rhs)
51.32
33.28
46.76
29.92
46.95
30.62
52.11
31.05
47.39
33.17
46.18
34.15
43.86
35.1
12.67
7.79 10.29
12.78
7.63 10.57
12.44
7.58 10.39
12
7.41 9.96
10.96
7.56 9.66
10.54
7.58 9.46
10.23
7.63 9.36
Catatan: *) Angka proyeksi akhir tahun 2011 berdasarkan realisasi per Juni 2011. Sumber: Kementerian Keuangan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Bagian 5
Biaya-biaya berbagai instrumen utang (Realisasi Pembayaran Utang, Rasio Biaya Utang, Yield Curve, Biaya Pinjaman Luar Negeri)
11% 9% 7%
9.0%
10.5%
8.5%
3% 1%
-1%
2007
2008
2009
2010
2011*
8.1%
2012**
terhadap Penerimaan
Penerimaan Belanja Pembayaran Bunga Utang 2007 706,108 757,650 79,806 2008 981,609 985,731 88,430
terhadap Belanja
2009 848,763 937,398 93,782 2010 995,272 1,042,117 88,383 2011* 1,169,915 1,320,751 106,584 [Miliar Rupiah] 2012** 1,311,387 1,435,407 122,218
Keterangan: Angka realisasi 2007-2010 berdasarkan APBN 2007-2010 PAN/LKPP-Audited * angka proyeksi berdasarkan APBN-P 2011 ** angka proyeksi berdasarkan APBN 2012
8.5%
5%
9.0%
10.0%
8.9%
9.1%
9.3%
[ Persentase ]
18%
16%
2,000
14% 12%
1,500 6.3%
10%
5.7% 5.4% 5.9% 5.3% 5.9%
1,000
8%
6% 4% 2%
500
Total Utang
Pembayaran Bunga
Rasio (RHS)
[Triliun Rupiah]
Catatan: Angka Realisasi PAN/LKPP - Audited *) Angka sangat sementara, menggunakan asumsi APBN-P 2011. **) Angka sangat sementara, menggunakan asumsi APBN 2012.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
68%
68%
68%
70%
72%
72%
50%
40% 30% 20% 10% 0%
32%
2007
32%
2008
32%
2009
30%
2010
28%
2011 *
28%
2012 **
Catatan: Angka Realisasi PAN/LKPP - Audited *) Angka sangat sementara, menggunakan asumsi APBN-P 2011. **) Angka sangat sangat sementara, menggunakan asumsi APBN 2012.
0.10% 0.10%
15.0
EURIBOR - 0.3%
Catatan: Data per 31 Desember 2011 * ADB dan JICA mengenakan Comitment Fee dan Bank Dunia mengenakan Front End Fee ** Dana pinjaman tidak secara langsung digunakan membiayai kegiatan dalam rangka climate change
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
12
10
Tenor 1Y 2Y 3Y 4Y 5Y
30-Des-11 4,35 4,92 5,22 5,24 5,35 5,45 5,83 5,96 6,56 7,02 7,26
Des '10 5,36 5,82 6,27 6,34 6,78 6,96 7,16 7,57 8,78 9,24 9,68
Des '09 6,72 7,61 8,23 8,75 8,80 9,06 9,24 10,04 10,64 10,72 10,97
Des '08 10,36 11,22 11,45 11,67 11,70 11,77 11,82 11,86 11,92 11,91 12,17
4 1Y 2Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 8Y 9Y 10Y
30 Des '11 Des '10
15Y
Des '09
20Y
Des '08
30Y
Penurunan cost of fund SBN Rupiah (bagi Pemerintah) secara signifikan menunjukkan kepercayaan pasar yang meningkat terhadap pengelolaan fiskal yang kredibel dan pengelolaan utang yang prudent.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
10
31-Dec-08
31-Dec-09
31-Dec-10
2Y 3Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 8Y 9Y 10 Y 30 Y
30-Dec-11 2,82 3,103 3,103 3,17 3,446 3,578 3,962 3,997 4,001 5,236
0 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kementerian Keuangan Republik Indonesia 42
Bagian 6 Kinerja Pasar Sekunder SBN (Aktifitas Perdagangan, Kepemilikan SBN oleh Investor)
Perdagangan Rata-rata Harian SUN Rupiah di Pasar Sekunder per 31 Desember 2011 2011
[ Triliun Rupiah] [ Frekuensi]
12,0
11,0 10,0
Trend volume dan frekuensi perdagangan rata-rata harian SUN menunjukkan likuiditas pasar yang semakin baik.
450
400
350
9,0 8,0
7,0
300
250 6,0
200
5,0
4,0 3,0 150
100 2,0 50
1,0 0,0
J J A S ON D J F M AM J J A S ON D J F M AM J J A S ON D J F M AM J J A S ON D J F M AM J J A S ON D J F M AM J J A S ON D J F M AM J J A S ON D J F M AM J J A S ON D 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Volume
Frekuensi - RHS
kepemilikan oleh bank, dan meningkatnya kepemilikan oleh lembaga keuangan non-bank, investor ritel dan asing.
Trend peningkatan kepemilikan oleh asing menunjukkan
50,00%
700
45,00%
40,00%
35,00% 500
30,00%
400
25,00%
300
20,00%
5,00%
Mar'05
Nop'09
Agust'04
Dec'06
Sep'08
Jun'10
Jan'11
Okt'05
Mei'06
Jul'07
NON-BANK
BANK
Agust'11
Feb '08
Apr'09
BANK
Bank BUMN Rekap Bank Swasta Rekap Bank Non Rekap BPD Rekap Bank Syariah
Institusi Pemerintah
Bank Indonesia *
14.86 14.86 194.24 26.33 43.47 78.16 25.50 0.28 20.50 477.75
23.01 23.01 243.93 33.11 55.83 87.61 32.98 0.53 33.87 525.69
22.50 22.50 304.89 45.22 72.58 108.00 37.50 0.46 41.12 581.75
19.12 19.12 369.43 48.84 77.44 162.05 36.48 0.13 44.49 621.23
17.42 17.42 406.53 51.16 79.30 195.76 36.75 0.13 43.43 641.21
3.12 3.12 461.38 48.76 93.42 234.99 36.69 0.07 47.44 691.03
9.35 9.35 442.69 46.94 93.20 214.79 34.98 0.20 52.57 723.76
7.84 7.84 450.75 47.22 93.09 222.86 34.39 0.14 53.05 723.61
NON-BANK
Reksadana Asuransi Asing Dana Pensiun Sekuritas Lain-lain
TOTAL
Catatan: Nominal dalam triliun rupiah; Termasuk kepemilikan SBSN Asing terdiri dari Bank, Private Banking, Reksadana, dan Sekuritas Asing; Lain-lain terdiri dari Perusahaan, Perorangan, Yayasan, dll. *) Sejak 8 Februari 2008, termasuk transaksi repo SUN kepada Bank Indonesia
Kementerian Keuangan Republik Indonesia 45
Posisi Kepemilikan SBN Domestik oleh Berbagai Jenis Investor (dalam Persentase)
Des '07 BANK Bank BUMN Rekap Bank Swasta Rekap Bank Non Rekap BPD Rekap Bank Syariah Institusi Pemerintah Bank Indonesia* NON-BANK Reksadana Asuransi Asing Dana Pensiun Sekuritas Lain-lain Total 3.11% 3.11% 40.66% 5.51% 9.10% 16.36% 5.34% 0.06% 4.29% 100% 56.23% 32.38% 15.20% 7.40% 1.25% Dec'08 49.22% 27.53% 11.73% 8.59% 1.24% 0.13% 4.38% 4.38% 46.40% 6.30% 10.62% 16.66% 6.27% 0.10% 6.44% 100% Dec'09 43.72% 24.79% 10.31% 7.29% 1.03% 0.30% 3.87% 3.87% 52.41% 7.77% 12.48% 18.56% 6.45% 0.08% 7.07% 100% Jun'10 37.45% 22.18% 8.86% 5.71% 0.27% 0.43% 3.08% 3.08% 59.47% 7.86% 12.47% 26.09% 5.87% 0.02% 7.16% 100% Dec'10 33.88% 20.54% 8.57% 4.10% 0.22% 0.46% 2.72% 2.72% 63.40% 7.98% 12.37% 30.53% 5.73% 0.02% 6.77% 100% Juni'11 32.78% 19.28% 8.65% 4.34% 0.24% 0.27% 0.45% 0.45% 66.77% 7.06% 13.52% 34.01% 5.31% 0.01% 6.86% 100% Nov'11 37.54% 20.05% 9.17% 7.28% 0.77% 0.28% 1.29% 1.29% 61.17% 6.49% 12.88% 29.68% 4.83% 0.03% 7.26% 100% 30 Des'11 36.63% 20.54% 9.30% 5.92% 0.60% 0.26% 1.08% 1.08% 62.29% 6.53% 12.86% 30.80% 4.75% 0.02% 7.33% 100%
Catatan: Nominal dalam triliun rupiah; Termasuk kepemilikan SBSN Asing terdiri dari Bank, Private Banking, Reksadana, dan Sekuritas Asing; Lain-lain terdiri dari Perusahaan, Perorangan, Yayasan, dll. *) Sejak 8 Februari 2008, termasuk transaksi repo SUN kepada Bank Indonesia
Kementerian Keuangan Republik Indonesia 46
Mayoritas investor asing merupakan longterm investors, dimana kepemilikan mereka atas SBN bertenor panjang (lebih dari 5 th) mencapai 63,16% per 30 Desember 2011.
200.000
150.000
64,48% 63,16%
100.000
16,78% 17,19%
50.000
9,34% 8,99% 8,19%
11,87%
Nov-11 30-Dec-11 214.792 222.857 138.503 140.762 36.932 37.400 20.056 18.252 19.300 26.443
PHIL-16 COLM-16
600
31-Dec-10 30-Jun-11 30-Sep-11 31-Oct-11 30-Nov-11 23-Dec-11 26-Dec-11 27-Dec-11 28-Dec-11 29-Dec-11
3.53 3.11 3.93 3.12 3.34 3.17 3.15 3.17 3.16 3.11
2.89 2.84 3.03 2.62 2.50 2.41 2.44 2.42 2.43 2.42
5.74 5.21 6.93 5.45 6.03 5.94 5.92 5.89 5.88 5.90
4.70 3.70 4.12 4.05 3.76 3.93 3.93 3.92 3.89 3.87
2.02 1.56 0.77 0.74 0.72 0.74 0.74 0.74 0.71 0.68
3.94 3.87 4.48 3.95 4.47 4.57 4.57 4.56 4.56 4.58
400
200
0 29-Dec-10
28-Feb-11
29-Apr-11
29-Jun-11
29-Aug-11
29-Oct-11
29-Dec-11
400
300
200
100 COLM 20 TURK 21 22-Apr-11 22-May-11 21-Jun-11 21-Jul-11 20-Aug-11 19-Sep-11 19-Oct-11 18-Nov-11 18-Dec-11 PHIL 21 INDO 21
400
300
31-Dec-10 30-Jun-11 30-Sep-11 31-Oct-11 30-Nov-11 23-Dec-11 26-Dec-11 27-Dec-11 28-Dec-11 29-Dec-11
5.91 5.48 5.19 4.87 4.90 4.68 4.68 4.69 4.67 4.67
6.06 5.90 5.81 5.19 5.38 5.23 5.23 5.24 5.23 5.23
4.30 4.32 2.87 3.07 2.96 2.96 2.96 2.93 2.82 2.80
5.96 6.11 6.36 6.02 6.31 6.48 6.48 6.47 6.48 6.48
5.99 6.15 6.39 6.04 6.31 6.49 6.49 6.48 6.49 6.48
200
100 COLM-37 TURK-38 0 29-Dec-10 28-Feb-11 29-Apr-11 29-Jun-11 29-Aug-11 29-Oct-11 INDO-38 TURK-40 29-Dec-11
Rating Indonesia
Faktor Penentu Perbaikan Rating
Penurunan rasio utang terhadap PDB Ketepatan waktu pembayaran kewajiban utang Meningkatnya kepercayaan investor/ kreditor
Peningkatan rating 1 notch berpotensi menurunkan yield SBN valas baru sekitar 75-115bps Pengukuran risiko kredit suatu negara oleh negara-negara anggota OECD Rentang 0 (berisiko rendah) sampai dengan 7 (berisiko tinggi) Penurunan 1 level CRC berpotensi menurunkan biaya pinjaman luar negeri khususnya fasilitas kredit ekspor baru sekitar 130-150bps
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Dalam thn 2001 & 2003 mengalami Selective Default/SD dua kali Perbaikan rating secara signifikan terjadi setelah 2004
Krisis ekonomi 1998 Reprofiling VR & HB, Asset-Bond Swap, & penerbitan SUN jk panjang Lelang penerbitan SUN secara reguler, program Buyback, & Debt Swtiching Lelang penerbitan SUN secara reguler, program Buyback, Debt Swtiching, & diversivikasi instrumen
14.00 Baa1
Investment grade
Rekapitalisasi Perbankan
Baa2 13.00
Baa3 12.00
11.00 Ba1 10.00 Ba2
9.00 Ba3
8.00 B1 7.00 B2 6.00 B3
B+ B B-
S&Ps menaikan rating ke BB+ per 8 April 2011 Moodyss menaikan rating ke Ba1 per 17 Januari 2011 Fitchs menaikan rating ke BBBper 15 Desember 2011
R/C
SD/DDD
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 S&P's Fitch's Moody's (RHS)
menjadi BBB- dengan outlook stable sehingga masuk kategori Investment Grade, adapun highlight dari Fitchs antara lain sebagai berikut:
"The upgrades reflect the country's strong and resilient economic growth, low and declining public debt ratios, strengthened external liquidity and a prudent overall macro policy framework"
Tanggal 17 Januari 2011 Moodys menaikan peringkat kredit Indonesia dari Ba2
menjadi Ba1, adapun highlight dari Moodys antara lain sebagai berikut:
Key factors supporting the action were (1) economic resilience is accompanied by sustained macroeconomic balance; (2) Improved governments debt position and central banks foreign currency reserve adequacy; and (3) Improved prospects for foreign direct investment inflows which expected to fortify Indonesias external position and economic outlook. Further improvements on the abovementioned factors will be the determinants for further increase in the countrys sovereign rating.
Tanggal 8 April 2011, S&P menaikan peringkat kredit Indonesia dari BB menjadi BB+
dengan outlook positive, adapun highlight dari S&P antara lain sebagai berikut:
The main factor supporting this decision is continuing improvements in the government's balance sheet and external liquidity, against a backdrop of a resilient economic performance and cautious fiscal management"
Tanggal 14 Oktober 2010, R & I merubah outlook Indonesia dari Stable menjadi
Positive dengan peringkat BB+, adapun highlight dari R & I antara lain sebagai berikut:
The outlook revision and rating affirmation reflects that Indonesia is considered successful in maintaining high growth despite the global financial turmoil. R&I believes an upgrade to the investment grade or BBB rating category is possible once Indonesia is set to sustain balanced economic growth by boosting investment in infrastructure.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
kategori Investment Grade dari BB+ menjadi BBB-, adapun highlight dari JCRA antara lain sebagai berikut:
JCR explained that the upgrade reflects (i) enhanced political and social stability along with the progress in democratization and decentralization, (ii) sustainable economic growth outlook underpinned by solid domestic demand, (iii) alleviated public debt burden as a result of prudent fiscal management, (iv) reinforced resilience to external shocks stemming from the foreign reserves accumulation and an improved capacity for external debt management and (v) efforts made by the second Yudhoyono administration to outline the framework to deal with structural issues such as infrastructure development.
Tanggal 2 April 2010, CRC menaikkan peringkat kredit Indonesia dari klasifikasi 5
The main factor supporting the upgrades is Indonesian impressive macroeconomic indicators as the economy is one of the most resilient amid the global financial crises and Indonesia is one of the few countries that experienced positive economic growth in 2009. Improvement in macroeconomic performance and economic stability is the result of a combination of good and forward looking economic policy, ongoing structural reforms, as well as good debt management
Sistem Pengendalian Internal (SPI) Kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku
Kesimpulan
Utang Pemerintah diperlukan untuk membiayai defisit APBN, penyediaan
arus kas jangka pendek, dan refinancing utang lama. Meskipun utang nominal mengalami peningkatan, namun rasio terhadap PDB cenderung menurun dan saat ini telah mencapai batas yang aman Pengelolaan utang pemerintah diarahkan untuk mendapatkan sumber pembiayaan dengan biaya dan risiko rendah, jangka panjang, dan tidak ada ikatan politik. Pengelolaan fiskal & utang Indonesia relatif semakin baik:
Berbagai rasio utang dan rasio biaya utang menunjukkan trend yang membaik dan bahkan dibandingkan rasio-rasio yang sama di negara lain, termasuk negara maju Kegiatan pengelolaan didasarkan pada ketentuan perundang-undangan yang menjamin transparasi dan akuntabilitas publik LKPP 2008, LKPP 2009, dan LKPP 2010 terkait pengelolaan utang dinilai Wajar Tanpa Pengecualian/WTP oleh BPK/Badan Pemeriksa Keuangan Perbaikan rating terutama sejak 2005, dan pada tanggal 12 Maret 2010 perbaikan peringkat oleh S&P dari BB- menjadi BB meskipun di tengah krisis global yang sampai saat ini masih dirasakan di beberapa negara. Sementara oleh JCRA dan Fitch, Indonesia telah dimasukkan dalam kategori investment grade
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
2012 Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Republik Indonesia Jl. Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta Telepon : 021-3449230 psw. 5647, 021-3864778 Faksimili : 021-3843712 www.dmo.or.id