Anda di halaman 1dari 11

Laporan kasus ULKUS KORNEA

Oleh Soraya Riefani I1A005005

Pembimbing : dr. Hj.Hamdanah, Sp.M

LAB/UPF ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM RSUD ULIN BANJARMASIN Januari 2012

PENDAHULUAN Ulkus kornea merupakan keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea dapat terjadi dari epitel sampai stroma.1,2,3 Ulkus kornea yang luas memerlukan penanganan yang tepat dan cepat untuk mencegah perluasan ulkus dan timbulnya komplikasi seperti desmetokel, perforasi, endoftalmitis, bahkan kebutaan.1,2,3,4 Ulkus kornea yang sembuh akan menimbulkan kekeruhan kornea dan merupakan penyebab kebutaan urutan kedua di Indonesia.1 Insidensi ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000 penduduk di Indonesia, sedangkan predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak, dan kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya.1 Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinis yang baik dibantu slit lamp, sedangkan kausanya atau penyebabnya ditegakkan berdasarkan pemeriksaan

mikroskopik dan kultur. Tujuan penatalaksanaan ulkus kornea adalah eradikasi bakteri dari kornea, menekan reaksi peradangan sehingga tidak memperberat destruksi pada kornea, mempercepat penyembuhan defek epitel, mengatasi komplikasi, serta memperbaiki tajam penglihatan.
1,4

Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemberian terapi yang tepat

dan cepat sesuai dengan kultur serta hasil uji sensitivitas mikroorganisme penyebab.1,3,4 Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang timbul.5,6,7 Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu penyembuhan yang lama, karena jaringan kornea bersifat avaskuler. Penyembuhan yang lama mungkin juga mempengaruhi ketaatan penggunaan obat. Dalam hal ini, apabila ketaatan

penggunaan obat terjadi pada penggunaan antibiotik maka dapat menimbulkan masalah baru, yaitu resistensi. Demikian akan dilaporkan sebuah kasus seorang laki-laki dengan ulkus kornea di bangsal RSUD Ulin Banjarmasin.

LAPORAN KASUS

I.

IDENTITAS Nama Umur : Tn. M.R : 16 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Agama Alamat MRS RMK II. ANAMNESA Dilakukan autoanamnesa dengan penderita III. KELUHAN UTAMA Mata kiri keluar cairan kuning IV. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG + 1 hari sebelum masuk rumah sakit pada mata pasien sebelah kiri keluar cairan seperti nanah berwarna kuning dan lengket dan penglihatan pasien menjadi kabur. Pada mata kiri juga terasa ada yang keruh di tengahnya. Sebelum mata keluar seperti nanah + 2 hari (tepatnya malam minggu) pasien mengeluh mata kemasukan binatang dan kemudian mata terasa gatal dan digosok-gosok dengan kedua tangan pasien. Kemudian mata mengeluarkan air. Pasien juga mengeluh nyeri pada mata kirinya sebelumnya mata tampak merah, keluhan mata silau tidak ada. VI. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Pasien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya. : Islam : Kelayan Besar 2 RT.06 Tanjung Pagar : 27-12-2011 : 96 97 24

VII.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Tidak ada riwayat hipertensi, asma ataupun diabetes didalam keluarganya. V. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum Tanda Vital : Tampak sakit ringan : - Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi T : 80 x/mnt : 36,5o C

- Respirasi : 20x/mnt Kesadaran Pemeriksaan Mata : Komposmentis : Status lokalis

Mata Kanan
Sentral, normal 6/6 Ke segala arah Edema (-) Hiperemi (-), sekret (-) Jernih Tidak dangkal Reguler(normal) jernih Bulat Letak di pusat mata + 3 mm Reflek cahaya (+) Tidak dilakukan Tidak dilakukan normal Kedudukan Visus Pergerakan Palpebrae Konjungtiva Kornea COA Iris Lensa Pupil

Mata Kiri
Sentral, normal 1/300 Ke segala arah Edema (+) Hiperemi (+),sekret(+) Kekeruhan putih sentral, bulat dangkal Sde Sde Sde Letak di pusat mata sde RC (sde) Tidak dilakukan Tidak dilakukan Normal

Funduskopi Tonometri Palpasi

Diagnosis Penatalaksanaan -

: Ulkus Kornea : Penderita rawat inap Ciprofloksasin ed 6x1 tetes Gentamycin zalf 3 x 1 Amoxicilin 3 x 1 tab Asam mefenamat 3 x 1 tab Cendotropin ed 3 x 1 tetes Inj.Gentamysin subkonjungtiva 0,5 ml

Pembahasan Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan keluarnya cairan seperti nanah di mata dan terdapat kekeruhan putih yang terletak di tengah bola mata kiri. Kekeruhan dan keluar cairan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit disertai adanya keluhan sedikit rasa nyeri, mata merah dan penglihatan terasa kabur. Tidak ada keluhan adanya silau pada mata. Karena kornea memiliki banyak serabut nyeri, kebanyakan lesi kornea, superfisial, maupun dalam (benda asing kornea, abrasi kornea, phlyctenulae, keratitis interstisial), menimbulkan rasa sakit dan fotofobia. Rasa sakit ini diperhebat oleh gesekan palpebrae (terutama palpebrae superior) pada kornea dan menetap sampai sembuh. Karena kornea berfungsi sebagai jendela bagi mata dan membiaskan berkas cahaya, lesi kornea umumnya agak mengaburkan, terutama kalau letaknya di pusat. Meskipun berair mata dan fotofobi umumnya menyertai penyakit kornea, umumnya tidak ada sekret mata kecuali pada ulkus bakteri purulen8. Tukak (ulkus) kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea. Dikenal dua bentuk pada kornea yaitu sentral dan marginal atau perifer. Tukak kornea akan memberikan gejala mata merah, sakit mata ringan hingga berat, fotofobia, penglihatan menurun dan kadang kotor9. Tukak kornea biasanya terjadi sesudah terdapatnya trauma enteng yang merusak epitel kornea9. Pada kasus ini, pasien mengaku kalau sebelum ada keluhan mata pasien sebelah kiri kemasukan binatang, kemudian terasa perih dan digosok-gosok oleh pasien dengan kedua tangannya. Epitel kornea merupakan sawar yang efisien terhadap masuknya

mikroorganisme ke dalam kornea. Namun sekali kornea ini cedera, stroma yang avaskuler dan membran Bowman mudah terkena infeksi oleh berbagai macam

organisme, seperti bakteri, amuba dan jamur8. Penyebab tukak kornea adalah bakteri, jamur, amuba dan herpes simpleks9. Bakteri yang sering mengakibatkan tukak kornea adalah streptokokus alfa hemolitikus, Stafilokokus aureus, moraxella likuefasiens, Pseudomonas aeroginpasiena, Nocardia asteroides, Alcaligenes sp, Streptokokus anaerobik, Streptokokus

betahemolitik, Enterobacter hafnae, Proteus sp, Stafilokokus epidermidis, infeksi campuran aerogen dan Stafilokokus aureus, Moraxella sp dan Stafilokokus aureus, Streptokokus alfa hemolitik dan Stafilokokus aureus8. Dari pemeriksaan fisik diketahui bahwa ulkus yang terbentuk terletak ditengah bola mata kiri (sentral), berbentuk bulat irreguler, infiltrat tidak ada. Ulkus sentral biasanya merupakan ulkus infeksi akibat kerusakan pada epitel. Lesi terletak di sentral, jauh dari limbus vaskuler.8 Tukak kornea akan memberikan kekeruhan berwarna putih pada kornea dengan defek epitel yang bila diberi pewarnaan fluoresein akan berwarna hijau ditengahnya. Iris sukar dilihat karena keruhnya kornea akibat edema dan infiltrasi sel radang pada kornea Biasanya kokus gram positif, staphilococcus aureus dan streptokokus pneumonia akan memberikan gambaran tukak yang terbatas, berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih abu-abu pada tukak yang supuratif. Bila tukak disebabkan jamur maka infiltrat akan berwarna abu-abu dikelilingi infiltrat halus disekitarnya (fenomena satelit). Dari gejala dan ciri-ciri klinis yang terlihat diduga ulkus yang terbentuk tersebut disebabkan oleh bakteri. Namun demikian untuk memastikan diagnosis diperlukan pemeriksaan penunjang lain seperti kultur dan pemeriksaan mikroskopik. Pemeriksaan jamur dilakukan dengan sediaan hapus yang memakai larutan KOH.

Pengobatan umumnya untuk tukak kornea adalah siklopegik, antibiotika yang sesuai topikal dan subkonjungtiva, dan pasien dirawat bila mengancam perforasi. Secara umum tukak diobati sebagai berikut : Tidak boleh dibebat, karena akan menaikkan suhu sehingga akan

berfungsi sebagai inkubator Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali sehari Diperhatikan kemungkinan terjadinya glaukoma sekunder Debridement sangat membantu penyembuhan Diberi antibiotika yang sesuai dengan kausa

Cara pengobatan yang dianjurkan (Menurut Merill Grayson)10


No 1 2 Ukuran Ulkus <3 mm 3 mm Lokasi Tidak axial Axial Cara Pengobatan topikal setiap jam 3 3 mm + hipopion Dimana saja topikal setiap jam subkonjungtiva + antibiotika sistemik Idem ad. 2 Antibiotika Rawat inap Antibiotika Poliklinik Antibiotika

PENUTUP Telah dilaporkan suatu laporan kasus seorang laki-laki dengan ulkus kornea sentral mata kiri. Dari gejala dan tanda klinis diduga penyebab ulkus adalah bakteri. Pasien di rawat inap dibangsal dan diterapi dengan pemberian kombinasi antibiotik topikal dan sistemik.

DAFTAR PUSTAKA 1. Sitompul R, Mardiono M, Fatma A, Soedarman S. Understanding Ocular Infection and Inflammation, Arah Penatalaksanaan Ulkus Kornea Bakteri. Perdami Jaya, Jakarta, 1999; hal 25-35. 2. Kunimoto D Y, Corneal Ulceration in the elderly in Hyderabad, South India. Ophthalmology, January 2000 Vol. 84: 554-598. 3. Mohammadpour M, Mohajernezhadfard Z, Khodabande A, Vahedi P. Antibiotic Susceptibility Patterns of Pseudomonas Corneal Ulcers in Contact Lens Wearers. Middle East Afr J Ophthalmol. 2011; 18(3): 22823 4. Smolin G, and Thaft RA. Bacterial Disease, The Cornea, Little Brown and Company Bpasienton/ Toronto, 1983. 5. Douglas J R and Maric F P. Infectious Corneal Infiltrate, The Wills Eye Manual. Lippincott William, Philadelphia, 1999. 6. Singh R, Umapathy T, Abedin A, Eatamadi H, Maharajan S, Dua HS. Choroidal detachment in perforated corneal ulcers: frequency and management. Ophthalmology, Br J Ophthalmol. 2006; 90(9): 11111114. 7. Srinivasan M, Lalitha P, Mahalakshmi R, Prajna NV, Mascarenhas I, Chidambaram JD,et al. Corticosteroids for Bacterial Corneal Ulcers. Br J Ophthalmol. 2009; 93(2): 198202. 8. Vaughan Daniel, Ashbury Taylor: General Ophtalmology (fourteen edition), Lpasien Altpasien, 2000, lange medical publication. 9. Ilyas, Sidharta. 1997. Mata Merah dengan Penglihatan Turun Mendadak. Ilmu Penyakit Mata. FKUI, Jakarta. 10. Eko S, Etty. 1998. Kornea. Diktat Catatan Kuliah ilmu Penyakit Mata I. Student of Medicine Press, Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai