Anda di halaman 1dari 27

BAB 1 RINGKASAN MANAJEMEN

Buku panduan LCM akan membantu membimbing insinyur pembangkit atau konsultan ahli dalam mempersiapkan manajemen siklus umur hidup (kehandalan rencana jangka panjang) untuk Boiler pada pembangkit. Hal ini juga mengurangi biaya dari persiapan rencana jangka panjang LCM Boiler sekitar sepertiga dibandingkan untuk mulai dari awal. Bimbingan sebagian besar terdiri dari : 1. informasi umum, data, dan referensi; 2. masalah boiler pada pembangkit dan cara untuk memastikan mereka ditangani di pembangkit , 3. Efek penuaan dari komponen boiler dan mekanisme dengan kegiatan pemeliharaan untuk mengelola mereka bersama-sama, dan 4. contoh alternatif dari rencana LCM yang dapat dipertimbangkan selama perencanaan jangka panjang untuk boiler. Tergantung pada tingkat detail yang diinginkan untuk rencana LCM pada pembangkit tertentu, Data umum boiler di buku sumber ini mungkin dapat digunakan untuk benchmark data pembangkitan, dan memungkinkan para insinyur untuk berfokus pada area di mana mungkin ada peluang yang signifikan untuk biaya-efektif perbaikan atau pengurangan penurunan aktivitas pemeliharaan dapat direalisasikan dan perencanaan jangka panjang untuk munculnya masalah usang dapat dikembangkan.

Alasan penting yang mencakup komponen Boiler di dalam sebuah buku panduan yaitu : (1) Keandalan tinggi dari sistem boiler adalah penting untuk keekonomisan operasi pembangkit (2) Pada banyak pembangkit, keandalan boiler yang signifikan tersedia melalui proses pemeliharaan yang dioptimalkan, dan (3) Beberapa komponen kritis dalam boiler akan menjadi usang dalam beberapa tahun ke depan dan tidak akan lagi didukung oleh pembuat peralatan asli (original equipment manufactures /OEM) atau pemasok setelah pembelian. Komponen boiler akan memerlukan pengganti, penggantian atau

pembaharuan teknologi dari beberapa komponen usang, terutama untuk ijin pembaharuan pembangkit. Masalah keandalan industri untuk boiler yang diidentifikasi oleh penelitian adalah: 1. Kegagalan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap hilang daya listrik dan berhentinya operasi pembangkit. Kegagalan boiler menyebabkan pemadaman. 2. Sebagian besar masalah boiler berasal dari masalah desain, kesalahan perakitan, dan kurangnya pengakuan bertahap terhadap pengembangan degradasi penuaan. 3. Kegagalan komponen utama boiler membutuhkan waktu perbaikan yang lama. Ketersediaan suku cadang utama mengurangi pemadaman unit untuk penggantian komponen sebagai ganti dari perbaikan atau waktu pemesanan pembelian Masalah penuaan utama teknis untuk komponen boiler adalah: 1. Terjadinya overheating karena penyumbatan kotoran pada pipa-pipa boiler 2. Penipisan pipa boiler dari luar yang diakibatkan oleh fly ash erosion yang banyak mengandung silica

Pendekatan untuk merumuskan rencana LCM Boiler sebagai alternative rencana meliputi: 1. Mengoptimalkan pemeriksaan besar dan kecil dan menguji prosedur untuk penilaian kondisi komponen utama boiler. 2. Lakukan pengecekan thickness pipa superheater pada saat Unit stop, bila memungkinkan. 3. Lakukan penggantian / repair pipa cold superheater yang bocor. 4. Lakukan pengecekan hasil las an dengan menggunakan radiographic test (NDT=Non Destructif Test). 5. Pengelasan dilakukan oleh orang yang professional/sertifikasi.

BAB II PENGENALAN

2.1 Tujuan Buku Panduan LCM Buku panduan boiler utama ini adalah kumpulan dari informasi umum, data, dan panduan seorang insinyur yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah rencana LCM pembangkit untuk boiler dan komponen utamanya, seperti wall tube, economizer, evaporator, superheater dan reheater. Pasti diakui bahwa tidak semua

informasi umum yang ada di Buku panduan berlaku untuk setiap pembangkit. Namun, penerapannya dapat ditentukan dengan pembandingan data umum terhadap pengalaman pembangkit tertentu. Data juga dapat menunjukkan indikator atau pelopor untuk masalah yang belum pernah terjadi di suatu pembangkit. Oleh karena itu perhatian dan bimbingan disediakan di suatu pembangkit untuk penggunaan dan penerapan informasi umum. Bagian ini juga berisi tips yang berguna dan pembelajaran dari program demonstrasi penerapan LCM EPRI Pembangkit. 2.2 Hubungan Buku Panduan Untuk Proses LCM Langkah proses untuk perencanaan LCM dijelaskan secara rinci dalam laporan LCM EPRI [1]. Perencanaan LCM flowchart pada Gambar 2-1 sampai 2-3 dari Sourcebook ini pada dasarnya sama seperti Gambar 1-1 sampai 1-3 dari [1]. Flowchart itu diubah hanya untuk meningkatkan kejelasan dengan memperhatikan untuk manajemen penuaan dan teknis keusangan (misalnya Langkah 11 telah dibagi lagi menjadi tiga tugas yang berbeda). Grafik tersegmentasi menjadi empat unsur dari proses perencanaan LCM:Sistem, Struktur, Komponen (SSC) Kategorisasi / Seleksi, Evaluasi Teknis, Ekonomi Evaluasi, dan Implementasi.

2.3 Dasar Pemilihan Generator Turbin untuk Sourcebook LCM Alasan utama pemilihan boiler adalah Boiler merupakan bagian terpenting dalam system PLTU Komponen pada boiler mengalami degradasi yang signifikan dan keusangan Komponen boiler membutuhkan perawatan yang signifikan dan mahal

Dengan menggunakan daftar dari sistem penting, struktur, dan komponen (SSK), kandidat dari buku panduan merupakan peringkat yang sesuai dengan rata-rata yang diberikan oleh anggota komite LCM, SSC penting untuk produksi daya dan keselamatan, potensi degradasi dan usang, dan kepedulian terhadap pemeliharaan.

BAB III LATAR BELAKANG

3.1 PENTINGNYA KESELAMATAN DAN OPERASI Boiler merupakan sistem / struktur yang sangat penting yang berfungsi untuk memproduksi uap dari pembangkit. Kebocoran uap, kerusakan pipa dan kegagalan batas tekanan lainnya selama operasi kemungkinan akan

mengakibatkan berhentinya produksi untuk melakukan perbaikan. Kinerja boiler dipengaruhi oleh fouling dan tabung terus plugging, dan perhatian untuk daya up-tingkat dan lisensi pembaharuan.

3.2 FUNGSI BOILER Boiler merupakan bagian dari PLTU yang berfungsi merubah air menjadi uap melalui pemanasan yang dilakukan dengan pembakaran bahan bakar di ruang bakar dalam boiler. Uap yang dihasilkan merupakan uap superheat yang bertemperatur dan bertekanan tinggi. Kemudian uap yang di hasilkan oleh boiler akan digunakan untuk memutar turbin uap dan putaran dari turbin uap tersebut akan di gunakan untuk memutar generator untuk menghasilkan daya listrik. Proses memproduksi uap ini disebut Steam Raising (Pembuat Uap). Unit/alat yang digunakan untuk membuat uap disebut Boiler (Boiler) atau lebih tepat steam Generator (Pembangkit Uap). Tujuan utama dari pemeliharaan Boiler dan manajemen penuaan adalah : 1. Menjaga kehandalan tinggi dari pembangkit dan ketersediaan untuk pembangkit listrik.

2. Memastikan harapan hidup dari boiler sebanding dengan komponen utama unit lainnya, seperti turbin, generator dan kondensor 3. Pastikan kemampuan boiler Boiler terdiri dari 2 bagian yaitu sisi air dan uap serta sisi udara dan gas panas. Sisi air dan uap terdiri dari pipa-pipa penguap, steam drum, economiser, superheater dan reheater. Sisi udara dan gas panas terdiri dari kipas udara masuk, pemanas udara dengan uap, pemanas udara, burner, ruang bakar, saluran gas panas, saringan gas bekas dan cerobong.

3.3 JENIS-JENIS BOILER Bagian ini menerangkan tentang berbagi jenis boiler, seperti: Fire tube boiler, Water tube boiler, Paket boiler, Fluidized bed combustion boiler, Atmospheric fluidized bed combustion boiler, Pressurized fluidized bed combustion boiler, Circulating fluidized bed combustion boiler, Stoker fired boiler, Pulverized fuel boiler, Boiler pemanas limbah (Waste heat boiler) dan and Pemanas fluida termis. 1.

Fire Tube Boiler


Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada

didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boilers biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm . Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi sebagai paket boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.
2

Gambar 4.2.1. Fire Tube Boiler

2.

Water Tube Boiler Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk

kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500 12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak water tube boilers yang dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang secara paket.

Karakteristik water tube boilers sebagai berikut: Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air. Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.

Gambar 4.2.2. Water Tube Boiler

3. Paket Boiler
Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap. Pada saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya merupakan tipe shell and tube dengan rancangan fire tube dengan transfer panas baik radiasi maupun konveksi yang tinggi. Ciri-ciri dari packaged boilers adalah: Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan penguapan yang lebih cepat. Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki perpindahan panas konvektif yang baik. Sistim forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang baik. Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang lebih

baik. Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler lainnya.

To chimney

Gambar. 4.2.3. Paket Boiler Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass nya yaitu berapa kali gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai lintasan pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler yang paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass/ lintasan dengan dua set fire-tube/ pipa api dan gas buangnya keluar dari belakang boiler.

4. Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed (FBC)


Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai alternatif yang memungkinkan dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding sistim pembakaran yang konvensional dan memberikan banyak keuntungan rancangan boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran yang tinggi dan

berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti SOx dan NOx. Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah batubara, barang tolakan dari tempat pencucian pakaian, sekam padi, bagas & limbah pertanian lainnya. Boiler fluidized bed memiliki kisaran kapasitas ya ng luas yaitu antara 0.5 T/jam sampai lebih dari 100 T/jam. Bila udara atau gas yang terdistribusi secara merata dilewatkan keatas melalui bed partikel padat seperti pasir yang disangga oleh saringan halus, partikel tidak akan terganggu pada kecepatan yang rendah. Begitu kecepatan udaranya berangsur-angsur naik, terbentuklah suatu keadaan dimana partikel tersuspensi dalam aliran udara bed tersebut disebut terfluidisasikan. Dengan kenaikan kecepatan udara selanjutnya, terjadi pembentukan gelembung, turbulensi yang kuat, pencampuran cepat dan pembentukan permukaan bed yang rapat. Bed partikel padat menampilkan sifat cairan mendidih dan terlihat seperti fluida -bed gelembung fluida/ bubbling fluidized bed. Jika partikel pasir dalam keadaan terfluidisasikan dipanaskan hingga ke suhu nyala batubara, dan batubara diinjeksikan secara terus menerus ke bed, batubara akan terbakar dengan cepat dan bed mencapai suhu yang seragam. Pembakaran dengan
O O

fluidized bed (FBC) berlangsung pada suhu sekitar 840 C hingga 950 C. Karena suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu, maka pelelehan abu dan permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari. Suhu pembakaran yang lebih rendah tercapai disebabkan tingginya koefisien perpindahan panas sebagai akibat pencampuran cepat dalam fluidized bed dan ekstraksi panas yang efektif dari bed melalui perpindahan panas pada pipa dan dinding bed. Kecepatan gas dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum dan kecepatan masuk partikel. Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan menghindari terbawanya partikel dalam jalur gas.

5. Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler konvensional biasa yang ditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistim seperti telah dipasang digabungkan dengan water tube boiler/ boiler pipa air konvensional. Batubara dihancurkan menjadi ukuran 1 10 mm tergantung pada tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara ke ruang pembakaran. Udara atmosfir, yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan dengan tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang bahan bakar. Pipa dalam bed yang membawa air pada umumnya bertindak sebagai evaporator. Produk gas hasil pembakaran melewati bagian super heater dari boiler lalu mengalir ke economizer, ke pengumpul debu dan pemanas awal udara sebelum dibuang ke atmosfir.

6. Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler


Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah kompresor memasok udara Forced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan tangki bertekanan. Laju panas yang dilepas dalam bed sebanding dengan tekanan bed sehingga bed yang dalam digunakan untuk mengekstraksi sejumlah besar panas. Hal ini akan meningkatkan efisiensi pembakaran dan peyerapan sulfur dioksida dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua ikatan pipa, satu di bed dan satunya lagi berada diatasnya. Gas panas dari cerobong menggerakan turbin gas pembangkit tenaga. Sistim PFBC dapat digunakan untuk pembangkitan kogenerasi (steam dan listrik) atau pembangkit tenaga dengan siklus gabungan/ combined cycle. Operasi combined cycle (turbin gas & turbin uap) meningkatkan efisiensi konversi keseluruhan sebesar 5 hingga 8 persen.

7. Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC)


Dalam sistim sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk padatan

melayang dari bed. Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam pengangkat padatan, dan sebuah down-comer dengan sebuah siklon merupakan aliran sirkulasi padatan. Tidak terdapat pipa pembangkit steam yang terletak dalam bed. Pembangkitan dan pemanasan berlebih steam berlangsung di bagian konveksi, dinding air, pada keluaran pengangkat/ riser. Boiler CFBC pada umumnya lebih ekonomis daripada boiler AFBC, untuk penerapannya di industri memerlukan lebih dari 75 100 T/jam steam. Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik tungku boiler CFBC akan memberikan penggunaan ruang yang semakin baik, partikel bahan bakar lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang efisien dan penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin mudah penerapan teknik pembakaran untuk pengendalian NO x daripada pembangkit steam AFBC.

Gambar 4.2.4. CFBC (Thermax Babcokc & Wilcox Ltd, 2001)

8. Stoker Fired Boilers Stokers diklasifikasikan menurut metode pengumpanan bahan bakar ke

tungku dan oleh jenis grate nya. Klasifikasi utamanya adalah spreader stoker dan chain-gate atau traveling-gate stoker.
8.1 Spreader stokers

Spreader stokers memanfaatkan kombinasi pembakaran suspensi dan pembakaran grate. Batubara diumpankan secara kontinyu ke tungku diatas bed pembakaran batubara. Batubara yang halus dibakar dalam suspensi; partikel yang lebih besar akan jatuh ke grate, dimana batubara ini akan dibakar dalam bed batubara yang tipis dan pembakaran cepat. Metode pembakaran ini memberikan fleksibilitas yang baik terhadap fluktuasi beban, dikarenakan penyalaan hampir terjadi secara cepat bila laju pembakaran meningkat. Karena hal ini, spreader stoker lebih disukai dibanding jenis stoker lainnya dalam berbagai penerapan di industri.

Gambar 4.2.5. Spreader Stoker boiler

8.2 Chain-grate atau traveling-grate stoker Batubara diumpankan ke ujung grate baja yang bergerak. Ketika grate bergerak sepanjang tungku, batubara terbakar sebelum jatuh pada ujung sebagai abu. Diperlukan tingkat keterampilan tertentu, terutama bila menyetel grate, damper udara dan baffles, untuk menjamin pembakaran yang bersih serta menghasilkan seminimal mungkin jumlah karbon yang tidak terbakar dalam abu. Hopper umpan batubara memanjang di sepanjang seluruh ujung umpan batubara pada tungku. Sebuah grate batubara digunakan untuk mengendalikan kecepatan batubara yang diumpankan ke tungku dengan mengendalikan ketebalan bed bahan bakar. Ukuran batubara harus seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan terbakar sempurna pada waktu mencapai ujung grate.

Gambar 4.2.6. Travelling grate Boiler

9. Pulverized Fuel Boiler Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar batubara menggunakan batubara halus, dan banyak boiler pipa air di industri yang lebih besar juga menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini berkembang dengan baik dan diseluruh dunia terdapat ribuan unit dan lebih dari 90 persen kapasitas pembakaran batubara merupakan jenis ini. Untuk batubara jenis bituminous, batubara digiling sampai menjadi bubuk halus, yang berukuran +300 micrometer (m) kurang dari 2 persen dan yang berukuran dibawah 75 microns sebesar 70-75 persen. Harus diperhatikan bahwa bubuk yang terlalu halus akan memboroskan energi penggilingan. Sebaliknya, bubuk yang terlalu kasar tidak akan terbakar sempurna pada ruang pembakaran dan menyebabkan kerugian yang lebih besar karena bahan yang tidak terbakar. Batubara bubuk dihembuskan dengan sebagian udara pembakaran masuk menuju plant boiler melalui serangkaian nosel burner. Udara sekunder dan tersier dapat juga ditambahkan. Pembakaran berlangsung pada suhu dari 1300 -1700 C, tergantung pada kualitas batubara. Waktu tinggal partikel dalam boiler biasanya 2 hingga 5 detik, dan partikel harus cukup kecil untuk pembakaran yang sempurna. Sistim ini memiliki banyak keuntungan seperti kemampuan membakar berbagai kualitas batubara, respon yang cepat terhadap perubahan beban muatan, penggunaan suhu udara pemanas awal yang tinggi dll. Salah satu sistim yang paling populer untuk pembakaran batubara halus adalah pembakaran tangensial dengan menggunakan empat buah burner dari keempat sudut untuk menciptakan bola api pada pusat tungku.

Gambar 4.2.7. Pulverized Fuel Boiler

3.4

BATAS LINGKUP KOMPONEN Bagian pemindah panas dari boiler terdiri dari economizer, evaporator, pemanas lanjut (Superheater), dan pemanas ulang (Reheater). Pemindahan panas dalam boiler terjadi dalam proses : 1. 2. 3. Radiasi di ruang bakar Konveksi di Economiser Kombinasi radiasi dan konveksi di Superheater dan Reheater.

Komponen Utama Boiler Komponen utama boiler terdiri dari : wall tube, steamdrum /main drum, superheater,reheater, dan economizer 1. Wall Tube Dinding boiler terdiri dari tubes / pipa-pipa yang disatukan oleh membran, oleh karena itu disebut dengan wall tube. Di dalam wall tube tersebut mengalir air yang akan dididihkan. Dinding pipa boiler adalah pipa yang

memiliki ulir dalam (ribbbed tube), dengan tujuan agar aliran air di dalam wall tube berpusar (turbulen), sehingga penyerapan panas menjadi lebih banyak dan merata, serta untuk mencegah terjadinya overheating karena penguapan awal air pada dinding pipa yang menerima panas radiasi langsung dari ruang pembakaran . Wall tube mempunyai dua header pada bagian bawahnya yang berfungsi untuk menyalurkan air dari downcomers. Downcomer merupakan pipa yang menghubungkan steam drum dengan bagian bawah low header. Untuk mencegah penyebaran panas dari dalam furnace ke luar melalui wall tube, maka disisi luar dari walltube dipasang dinding isolasi yang terbuat dari mineral fiber. 2. Steam Drum Steam Drum adalah bagian dari boiler yang berfungsi untuk : 1. Menampung air yang akan dipanaskan pada pipa-pipa penguap (wall tube),dan menampung uap air dari pipa-pipa penguap sebelum dialirkan ke superheater. 2. 3. Memisahkan uap dan air yang telah dipisahkan di ruang bakar (furnace). Mengatur kualitas air boiler, dengan membuang kotoran-kotoran terlarut di dalam boiler melalui continious blowdown. 4. Mengatur permukaan air sehingga tidak terjadi kekurangan saat boiler beroperasi yang dapat menyebabkan overheating pada pipa boiler. Bagian-bagian dari steam drum terdiri dari : feed pipe, chemical feed pipe, sampling pipe,baffle pipe, sparator, scrubber, dryer, dan dry box. Level air dari drum harus selalu dijaga agar selalu tetap setengah dari tinggi drum. Sehingga banyaknya air pengisi yang masuk ke steam drum harus sebanding dengan banyaknya uap yang meninggalkan drum, supaya level air tetap konstan.

Pengaturan level air dilakukan dengan mengatur Flow Control Valve. Jika level air di dalam drum terlalu rendah, akan menyebabkan terjadinya overheating pada pipa boiler, sedangkan bila level air dalam drum terlalu tinggi, kemungkinan butir-butir air terbawa ke Turbine dan akan mengakibatkan kerusakan pada Turbine. 3. Superheater Superheater berfungsi untuk menaikkan temperatur uap jenuh menjadi uap panas lanjut dengan memanfaatkan gas panas hasil pembakaran. Uap yang masuk ke superheater berasal dari steam drum. Temperatur masuk superheater adalah 304oC dan temperatur keluar sebesar 541oC. Uap yang keluar dari superheater kemudian digunakan untuk memutar HP Turbine. 4. Reheater Reheater berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang keluar dari HP Turbine dengan memanfaatkan gas hasil pembakaran yang temperaturnya relatif masih tinggi. Pemanasan ini bertujuan untuk menaikkan efisiensi sistem secara keseluruhan . Perpindahan panas yang paling dominan pada reheater adalah perpindahan panas konveksi. Uap ini kemudian digunakan untuk menggerakkan IP Turbine, dan setelah uap keluar dari IP Turbine, langsung digunakan untuk memutar LP Turbine tanpa mengalami pemanasan ulang. 5. Economizer Economizer berupa pipa-pipa air yang dipasang ditempat laluan gas hasil pembakaran sebelum air heater. Economizer menyerap panas dari gas hasil pembakaran setelah melewatisuperheater, untuk memanaskan air pengisi sebelum masuk ke main drum. Pemanasan air ini dilakukan agar perbedaan temperatur antara air pengisi dan air yang ada dalam steam drumtidak terlalu tinggi, sehingga tidak terjadi thermal stress (tegangan yang terjadi karena

adanya pemanasan) di dalam main drum. Selain itu dengan memanfaatkan gas sisa pembakaran, maka akan meningkatkan efisiensi dari boiler dan proses pembentukan uap lebih cepat.

Perpindahan panas yang terjadi di economizer terjadi dengan arah aliran kedua fluida berlawanan (counter flow). Air pengisi steam drum mengalir ke atas menuju steam drum, sedangkan udara pemanas mengalir ke bawah.

BAB IV DATA SEJARAH UNJUK KERJA UNIT BOILER


PT.PLN (Persero) di Provinsi Banten membangun 3 (tiga) PLTU berikut jaringan transmisinya/SUTT, yaitu PLTU 1 Banten (Suralaya), PLTU 2 Banten (Labuan) dan PLTU 3 Banten (Teluk Naga) yang seluruhnya harus selesai/beroperasi dan terambung dengan jaringan interkoneksi Jawa-Bali akhir tahun 2009. PLTU 2 Banten (Labuan) dengan kapasitas terpasang 2 x 300 MW dibangun di desa Sukamaju Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten,pada tahun 2008 dengan Transmisi/SUTT 150 KV terkait dari tampak PLTU Labuan ke GI Menes sepanjang 6,0 km di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Lokasi PLTU ini dipilih setelah menyisihkan ke delapan calon lokasi PLTU lainnya di Kabupaten Pandeglang yaitu Tanjung Bangkuang, Cilurah, Tanjung Ketapang 1, Caringin, Tanjung Lampe, Ciseuket barat, Tanjung Ketapang 2 dan Tanjung Kuntianak. Pembangunan PLTU 2 Banten-Labuan dengan kapasitas 2 x 300 MW dengan menggunakan bahan bakar batubara, bertujuan untuk melakukan efisiensi pengeluaran yang banyak dikeluarkan oleh pembangkit yang berbahan bakar minyak. Harga batubara yang relative murah dibanding bahan bakar minyak merupakan salah satu pemikiran dari pembangunan PLTU 2 Banten-Labuan dan merupakan suatu antisipasi peningkatan kebutuhan energy listrik masa depan. Pada PLTU 2 Banten-Labuan komponen-komponen utama pada PLTU sebagian besar di buat oleh pabrikan dari China. Salah satunya adalah boiler. Boiler pada PLTU Labuan memiliki spesifikasi sebagai berikut : 4.1 Spesifikasi Utama 1. Boiler type DG1025/17.4 II 13 DongFang Boiler Group

2. General Descripton Karakteristik dari boiler ini adalah boiler sub-critical, sirkulasi alami, type drum, pembakaran tunggal, api tangensial, single reheating, balanced draft dan full-steel structure. 3. Boiler Parameter BMCR Main steam Flow Main steam outlet Pres. Main steam outlet Temp. RH Flow RH inlet/outlet Pres. RH inlet/outlet Temp. Feed water Temp. AH inlet air temp. AH outlet air temp.(PA/SA) 1025t/h 17.4MPa.g. 541 841t/h 3.8 / 3.63MPa.g 330 / 540 280 30 363 / 355 BRL 959t/h 17.23MPa.g 541 786t/h 3.54 / 3.38MPa.g 322 / 541 275 30 362/ 354

Note: BRL (BOILER RATED LOAD) is equivalent to turbine TRL load (Turbine rated load). B-MCR (BOILER MAX. CONTINUOUS RATING) is equivalent to turbine VWO

load (Valves wide open).

4. Bahan bakar 4.1 Bahan bakar batubara : Bahan bakar batubara yang digunakan adalah jenis Lignite, spesifikasi di jelaskan sebagai berikut : No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total moisture Air-dried moisture Volatile content Ultimate analysis as received Description Symbol Car Har Oar Nar St.ar Aar M t.ar M ad Vdaf Qner.ar HGI Unit kJ/kg / Design Coal 46 3.77 13.9 1 0.33 5 30 18 53 17250 50 45~65 Various range 45-60 3.4-3.8 1025 0.5-1.5 0.1-0.35 36 25-35 15~25 45~60

10 LHV 11 Grindability

4.2 Kandungan abu : No. 1 2 3 4 5 Ash Content 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Melting point Deformation Temp. Softening Temp. Flowing Temp. DT ST FT 1150 1200 1300 1150 1200 1300 TiO2 SO3 P2O5 Na2O K2O % % % % % 0.3 13.67 1.15 0.19 0.98 0.10~0.7 0.12~15 0.5~22.7 0.15~2 0.05~2.4 Description Symbol SiO2 Fe2O3 Al2O3 CaO MgO Unit % % % % % Design Coal 11.7 34 12 14 12 Various range 10~32 8.3~38.5 2.63~29.2 4.18~20 8.30~16

5. Ukuran Boiler Description Boiler depth Boiler width Elevator of drum beam Elevator of crown plate Elevator of penthouse Elevator of drum Elevator of Final SH. Outlet header Elevator of Final RH. Outlet header Elevator of roof Elevator of wall RH inlet header Elevator of Econ. Inlet header Elevator of WW inlet header Elevator of operation level Furnace width Furnace depth Horizontal duct depth Rear Pass depth Unit mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm mm Data 38700 35000 75400 74200 69700 66800 62300 62300 62800 42700 32950 6500 12600 14706.6 13743.4 7120 9890

6. Data Performa Boiler Description SH flow SH outlet pressure(gauge) SH outlet temp. RH flow RH inlet/outlet pres. (gauge) RH inlet/outlet temp. Feed water temp. Drum pres.(gauge) SH 1st spray water flow SH 2rd spray water flow RH spray water flow Furnace outlet gas temp. Final RH outlet gas temp. Final SH outlet gas temp. Primary SH outlet gas temp. Econ. Outlet gas temp. Exit gas temp.(diluted) AH inlet air temp. AH outlet air temp.(PA/SA) Coal consumption Unit t/h MPa.g t/h MPa.g MPa.g t/h t/h t/h t/h BMCR 1025 17.4 541 841 3.8/3.63 330/541 280 18.58 12.88 3.63 4.16 985 804 730 437 388 134 30 363/355 159.95 BRL 959 17.23 541 786 3.54/3.38 322/541 275 18.36 20.02 5.00 1.51 977 798 725 436 385 134 30 361/354 152.15

Description Boiler efficiency (based LHV)

Unit %

BMCR

BRL

93.1 design 92.71ensure efficiency efficiency

4.2 Historikal kerusakan Boiler

Anda mungkin juga menyukai