Anda di halaman 1dari 5

KECEPATAN ENDAP (SETTLING VELOCITY)

Interaksi antara partikel butiran sedimen terhadap aliran zat cair dipengaruhi oleh adanya kecepatan endap butiran tersebut. Bentuk konfigurasi dasar saluran dipengaruhi oleh nilai kecepatan endap dari butiran sedimen seperti yang ditunjukkan pada beberapa hasil penelitian serta dalam studi sedimen suspensi, bahwa kecepatan endap mempunyai pengaruh yang sangat penting. Kecepatan endap dapat diturunkan dari persamaan Navier Stokes dengan tanpa memperhitungankan pengaruh gaya inersia aliran yang bekerja pada suatu butiran sedimen berbentuk bola. Turunan persamaan ini menghasilkan persamaan hambatan selama butiran mengendap. Penurunan persamaan kecepatan endap didasarkan asumsi berikut (Kironoto, 1997) : 1. Gaya-gaya inersia dianggap dapat diabaikan karena bilangan Reynolds yang digunakan sangat kecil sehingga pengaruh gaya viskositas jauh lebih dominan dari pengaruh gaya inersia. 2. Butiran yang dipergunakan hanya butiran berbentuk bola, sehingga untuk butiran yang berbentuk selain bola kemungkinan terjadi kesalahan bisa saja terjadi. 3. Antara butiran sedimen dan zat cair tidak ada bidang slip. 4. Butiran yang mengendap terjadi pada zat cair diam, dan pergerakan butiran tidak dipengaruhi oleh bidang batas.

Kecepatan endap yang memperhitungkan adanya gaya inersia yang bekerja pada butiran masih didasarkan persamaan Navier Stokes tetapi dalam bentuk yang agak berbeda. Pergerakan sedimen dalam zat cair akan mengalami gaya hambat yang ditimbulkan karena adanya gesekan antara zat cair dengan partikel sedimen. Gaya hambat menurut Newton merupakan fungsi dari luas bidang kontak atau luar permukaan butiran yang mendapat gaya dan kecepatan endap. Sedangkan menurut Stokes gaya hambat yang ditimbulkan oleh partikel sedimen terhadap air merupakan fungsi dari diameter butiran, viskositas dinamik zat cair dan kecepatan endap. Banyak peneliti yang sudah dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh bentuk partikel teratur terhadap koefisien hambat, baik secara eksperimental ataupun secara analisis. Sedangkan material berbentuk tidak teratur seperti pasir alam sebagian besar hanya berdasarkan pada eksperimen.

Secara empirik hubungan antara koefisien hambat dengan bilangan Reynolds dapat ditulis sebagai berikut (Kironoto (1997), Graf (1984)): 1. Partikel bola 2. Partikel disk lingkaran CD = 24 / Re CD = 20,37 / Re

Persamaan diatas memperlihatkan bahwa baik butiran berbentuk bola dan disk lingkaran, nilai koefisien hambat tidak banyak berbeda, Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada daerah Strokes range, koefisien hambat tidak dipengaruhi oleh tebal partikel, dengan catatan bahwa butiran tidak terlalu panjang atau terlalu tebal. Karakteristik bentuk dari butiran sedimen dinyatakan dalam suatu bilangan tak berdimensi yang dikenal dengan faktor bentuk (Shape factor) yang didefinisikan sebagai (Albertson et.al. (1953) dalam Graf (1984)) : Sf = c / (a b)1/2 Dengan a, b, cmerupakan diameter terpanjang, menengah, kecil. Faktor bentuk untuk pasir alamdari hasil penelitian Schulz, Wilde dan Albertson, dalam Graf (1984) bervariasi berkisar antara 0,6 0,7 .

SETTLING VELOCITY : -Dalam energi arus tertentu hanya akan didapatkan satu macam ukuran butir berdasarkan stream capacity. -Ukuran butir menunjukkan tingkat abrasi mengarah pada media transportasi. -Ukuran butir mengarah pada energi pengendapan ukuran butir besar maka energi pengendapannya besar. -Komposisi mineral mengarah pada provenance mengarah pada tectonic sedimentasi.

Endapan sedimen (sedimentary deposit) a d a l a h t u b u h m a t e r i a l p a d a t y a n g terakumulasi di permukaan bumi atau di dekat permukaan bumi, pada kondisitekanan dan temperatur y a n g r e n d a h . S e d i m e n u m u m n ya ( n a m u n t i d a k s e l a l u ) diendapkan dari fluida dimana material penyusun sedimen itu sebelumnya berada, baik sebagai larutan maupun sebagai suspensi. Definisi ini sebenarnya tidak dapatditerapkan untuk semua jenis batuan sedimen karena ada beberapa jenis endapan yang telah disepakati oleh para ahli sebagai endapan sedimen: (1) diendapkan dariu d a r a s e b a g a i b e n d a p a d a t d i b a w a h t e m p e r a t u r y a n g r e l a t i f t i n g g i , m i s a l n ya m a t e r i a l f r a g m e n t a l ya n g

d i l e p a s k a n d a r i g u n u n g a p i ; ( 2 ) d i e n d a p k a n d i b a w a h tekanan yang relatif tinggi, misalnya endapan lantai laut-dalam

Akibat beratnya sendiri, partikel yang mempunyai rapat masa lebih besar darirapat masa air akan bergerak vertical ke bawah. Gerakan partikel di dalam air yang t e n a n g a k a n d i p e r l a m b a t o l e h g a ya h a m b a t a n a k i b a t k e k e n t a l a n a i r ( drag force )sampai dicapai suatu keadaan dimana besar gaya hambatan setara dengan gaya beratefektif partikel di dalam air. Setelah itu gerakan partikel akan berlangsung secara konstan dan disebut terminal settling velocity .G a ya b e r a t p a r t i k e l d a l a m a i r ( impelling force ) merupakan resultant antaragaya berat partikel dan gaya apung ( buoyant force ).Fi = Fv Fb (1)dengan

Fi = gaya berat efektif partikel dalam air,Fv = gaya berat partikel,Fb = gaya apung.Apabila Fv = s . g . Vp dan Fb = v . g . Vp, maka :Fi = ( s w ). g . Vp (2)dengan : s = r a p a t m a s a p a r t i k e l , w = r a p a t m a s a a i r , g= percepatan gravitasi bumi,V p = v o l u m e p a r t i k e l Gaya hambatan yang dialami selama partikel bergerak di dalam air dipengaruhioleh kekasaran, ukuran, bentuk, dan kecepatan gerak partikel serta rapat masa dankekentalan air.Gaya hambatan yang dialami selama partikel bergerak di dalam air dipengaruhioleh kekasaran, ukuran, bentuk, dan kecepatan gerak partikel serta rapat masa dan kekentalan air.Fd = . CD . Ap . . Vs2 (3)d e n g a n : F d = g a y a h a m b a t a n , A p = l u a s p r o y e k s i p a r t i k e l , V s = k e c e p a t a n g e r a k p a r t i k e l , C D = k o e f i s i e n h a m b a t a n . Koefisien drag merupakan fungsi dari bentuk partikel dan bilangan Reynolds (Re).C D = 2 4 / R e . . ( 4 ) Re = ( dp . w . Vs ) / (5)d e n g a n : d p = d i a m e t e r p a r t i k e l , = a n g k a k e k e n t a l a n d i n a m i s . Hubungan antara bentuk partikel, bilangan Reynolds dan koefisien drag dapatdilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.2 koefesien drag dari spheres, disk dan silinder Proses pengendapan berlangsung dengan kecepatan konstan dan keadaan inidicapai apabila Fi = FD, sehingga : Dengan menganggap bahwa partikel yang diendapkan berbentuk bola, maka:

Anda mungkin juga menyukai