Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TEKNIK PENULISAN & PERSENTASI BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat sebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata. Sebaliknya, berhasilnya pembangunan tergantung partisipasi seluruh rakyat, yang berarti

pembangunan harus dilaksanakan secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. Perkembangan dan kemajuan masyarakat dalam masa pembangunan sekarang ini menimbulkan pengaruh yang besar terhadap perkembangan hukum. Pengembangan hukum yang dimaksudkan serasi dengan adanya perjanjian-perjanjian yang dipergunakan sehari-hari. Hukum perjanjian merupakan bagian yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Terutama dalam rangka pelaksanaan pembangunan saat ini, ditambah dengan kemajuan teknologi khususnya di bidang konstruksi yang

mengakibatkan pesatnya hubungan anatara orang yang satu dengan yang lainnya. Hubungan tersebut diwujudkan melalui hubungan hukum yang merupakan perjanjian, khususnya perjanjian pemborongan pekerjaan. Pengharapan agar terwujudnya Pembangunan Nasional adalah bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu Jasa konstruksi merupakan salah satu kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional. Berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku belum berorientasi baik kepada kepentingan pengembangan jasa konstruksi sesuai dengan karakteristiknya, yang mengakibatkan kurang berkembangnya iklim usaha yang mendukung peningkatan daya saing secara optimal, maupun bagi kepentingan masyarakat.

-1-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MAKALAH TEKNIK PENULISAN & PERSENTASI 2. Rumusan Masalah 1) Apa yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan tentang jasa konstruksi ? 2) Apa saja peraturan perundang-undangan yang berlaku sampai ke tingkat daerah ? 3) Bagaimana hubungan diatasnya ? 4) Apa saja ruang lingkup/cakupan dalam pelaksanaan jasa konstruksi di indonesia? pelaksanaan peraturan daerah dengan peraturan

3. Tujuan Penulisan
1) Mengetahui pengertian peraturan perundang-undangan jasa

konstruksi.
2) Mengetahui peraturan perundang-undangan jasa konstruksi yang

berlaku sampai ke tingkat daerah.


3) Mengetahui hubungan pelaksanaan peraturan daerah dengan

peraturan diatasnya. 4) Mengetahui ruang lingkup dalam pelaksanaan jasa konstruksi

-2-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MAKALAH TEKNIK PENULISAN & PERSENTASI

BAB 2 PEMBAHASAN

1. A.

Jasa Konstruksi Pengertian Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan

konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan konstruksi. Sedangkan Pekerjaan Konstruksi merupakan keseluruhan atau sebagian dari rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Perencanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang dinyatakan ahli yg profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yg mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan fisik lain. Lain halnya dengan Pelaksanaan Konstruksi yang merupakan pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang dinyatakan ahli yg p[rofesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yg mampu menyelenggarakan kegiatannya utk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain, termasuk di dalamnya pekerjaan konstruksi terintegrasi yaitu penggabungan fungsi layanan dlm model penggabungan perencanaan, pengadaan, dan pembangunan (engineering, procurement and construction) serta model penggabungan perencanaan dan pembangunan (design and build). Pengawasan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang dinyatakan ahli yg profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi, yg mampu

-3-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MAKALAH TEKNIK PENULISAN & PERSENTASI melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan. Sedangkan Pengguna Jasa adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha tetap yang memerlukan layanan jasa konstruksi. Berbeda dengan pengguna jasa, Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan termasuk bentuk usaha tetap, yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa kontruksi baik sebagai perencana konstruksi, pelaksana konstruksi, dan pengawas konstruksi maupun sub-subnya B. Peranan Jasa Konstruksi Jasa konstruksi mempunyai peranan strategis dalam pembangunan nasional sehingga perlu dilakukan pembinaan baik terhadap penyedia jasa, pengguna jasa, maupun masyarakat guna menumbuhkan pemahaman dan kesadaran akan tugas dan fungsi serta hak dan kewajiban masing-masing dan meningkatkan kemampuan dalam mewujudkan tertib usaha jasa konstruksi, tertib

penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, dan tertib pemanfaatan hasil pekerjaan konstruksi. Dalam Pasal 35 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi perlu adanya penetapkan Peraturan Pemerintah tentang

Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi yaitu pembinaan meliputi pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan. 1) Pembinaan jasa konstruksi terhadap penyedia jasa diIakukan

untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan hak dan kewajibannya. a. pengembangan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi; b. pengembangan usaha termasuk upaya mendorong kemitraan

fungsional yang sinergis; c. dukungan lembaga keuangan untuk memberikan prioritas, pelayanan, kemudahan, dan akses dalam memperoleh pendanaan; d. dukungan lembaga pertanggungan untuk memberikan prioritas,

pelayanan, kemudahan, dan akses dalam memperoleh jaminan pertanggungan risiko; e. peningkatan kemampuan teknologi, sistem informasi serta penelitian dan pengembangan teknologi.

-4-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MAKALAH TEKNIK PENULISAN & PERSENTASI 2) Pembinaan jasa konstruksi terhadap pengguna jasa dilakukan untuk

menumbuhkan pemahaman dan kesadaran akan hak dan kewajiban pengguna jasa dalam pengikatan dan penyelenggarean pekerjaan konstruksi. a. memberikan penyaluhan tentang peraturan perundang-undangan jasa konstruksi; memberikan informasi tentang ketentuan keteknikan,

keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja serta tata lingkungan setempat; b. menyebarluaskan ketentuan perizinan pembangunan; c. melaksanakan pengawasan untuk terpenuhinya tertib penyelenggaraan dan tertib pemanfaatan jasa konstruksi.

3) pembangunan

Pembinaan jasa nasional,

konstruksi terhadap akan hak

masyarakat dan

dilakukan guna

untuk menumbuhkan pemahaman akan peran strategis jasa konstruksi dalam kesadaran kewajiban

mewujudkan tertib usaha, tertib penyelenggaraan, dan tertib pemanfaatan. a) memberikan penyuluhan tentang peraturan perundang-undangan jasa konstruksi; b) memberikan keselamatan dan informasi tentang ketentuan keteknikan, keamanan,

kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja, serta tata

lingkungan setempat; c) meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap kewajiban

pemenuhan tertib penyelenggaraan konstruksi dan tertib pemanfaatan hasil pekerjaan konstruksi; d) memberikan kemudahan peran serta masyarakat dalam pelaksanasn pengawasan untuk turut serta mencegah terjadinya pekerjaan konstruksi yang membahayakan kepentingan dan keselamatan umum

C.

Pentingnya Jasa Konstruksi Pembangunan Peranan jasa konstruksi semakin meningkat tetapi belum optimal sebagaimana terlihat pada kenyataan bahwa pangsa jasa konstruksi asing di Indonesia masih cukup besar, juga proses pembangunan yang belum efektif dan efisien. Peran industri konstruksi dalam ekonomi juga dapat dilihat dari segi potensi lapangan kerja, kebutuhan material dan dampaknya, peraturan publik yang mendukung ekonomi, dan

- 5-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MAKALAH TEKNIK PENULISAN & PERSENTASI termasuk dampak perluasan industri konstruksi terhadap ekonomi serta distribusi pendapatan bagi masyarakat lapisan bawah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh World Bank pada Tahun 1984 terhadap negara-negara berkembang juga menunjukkan bahwa sektor konstruksi mempunyai kontribusi dan pengaruh yang cukup penting terhadap pembangunan. Sektor ini mempengaruhi hampir seluruh sektor di bidang perekonomian. Jalan, bendungan, pekerjaan irigasi, perumahan, sekolah, dan pekerjaan konstruksi lain adalah landasan fisik dimana usaha pengembangan dan peningkatan standar hidup dibentuk. Dimana pada sebagian besar negara berkembang, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas konstruksi adalah penting, termasuk meningkatkan efisiensi biaya, waktu, dan kualitas pekerjaan konstruksi. Berdasarkan gambaran diatas, sebagai usaha yang menghasilkan produk berupa prasarana dan sarana fisik, industri konstruksi mempunyai peran yang sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian nasional sehingga perlu diperhatikan berbagai permasalahan yang sering terjadi yang dapat mengakibatkan penurunan kinerja perusahaan jasa kosntruksi. Tolak ukur kesuksesan perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaan yang dihasilkannya. Semakin tinggi kinerja perusahaan tersebut maka akan semakin sukses juga perusahaannya. Indikator kinerja perusahaan itu dapat dilihat dari kinerja profitability, growth, sustainability dan competitive.

2. 1.

Peraturan Perundang-Undangan Jasa Konstruksi UU No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi Terdiri dari 11 bab dan 46 pasal. Tujuan dibuatnya undang-undang ini adalah untuk memberi arah pertumbuhan dalam rangka mewujudkan struktur usaha yg kokoh dan berdaya saing tinggi, menertibkan penyelenggaraan penyetaraan kedudukan antara penyedia dan pengguna jasa dan kepatuhan terhadap peraturan jasa konstruksi, serta meningkatan peran masyarakat di bidang jasa konstruksi. Di dalam undang-undang ini di bahas jenis, bentuk, dan bidang usaha jasa konstruksi, tata cara pelaksanaan usaha di bidang jasa konstruksi, jenis-jenis pelanggaran serta sanksi terhadap pelanggaran tersebut.

2.

Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 2000 tentang Usaha & Peran Masyarakat jasa

- 6-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MAKALAH TEKNIK PENULISAN & PERSENTASI konstruksi Terdiri dari 8 bab dan 40 pasal. Tujuan dibuatnya peraturan pemerintah ini adalah untuk menindaklanjuti Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa

Konstruksi dan diperlukanya pengaturan lebih lanjut mengenai jenis, bentuk dan bidang usaha, registrasi, sertifikasi keterampilan, dan keahlian kerja, perizinan usaha jasa konstruksi, serta pengaturan peran masyarakat jasa konstruksi yang diwujudkan dalam bentuk Forum dan Lembaga.

3. Peraturan Pemerintah N0.29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Terdiri dari 10 bab dan 64 pasal. Tujuan dibuatnya peraturan pemerintah ini adalah agar jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan nasional sehingga penyelenggaraannya perlu diatur untuk mewujudkan tertib pengikatan dan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas, dan peningkatan peran masyarakat.

4. Kepres RI No.80 Tahun 2003 tentang panduan pelaksanaan Pengambilan Barang /Jasa Pemerintah Terdiri dari 9 bab dan 53 pasal. Tujuan dibuatnya Kepres ini adalah agar pengadaan
barang/jasa pemerintah yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD) dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka , dan perlakuan yang adil bagi semua pihak, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi fisik, keuangan maupun manfaatnya.

5. Peraturan Menteri (PerMen No.10/PRT/M/2010 tentang Tata Cara Pengembangan Jasa Konstruksi)

Pemilihan

Pengurus, Masa bakti, Tugas pokok dan fungsi, serta Mekanisme Kerja Lembaga

Terdiri dari 6 pasal. Peraturan ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai pedoman dalam tata cara pemilihan pengurus, masa bakti, tugas pokok dan fungsi, mekanisme kerja serta dukungan pendanaan untuk kegiatan kesekretariatan Lembaga. Tujuan Peraturan Menteri ini untuk meningkatkan ketertiban dan

-7-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MAKALAH TEKNIK PENULISAN & PERSENTASI efektivitas penyelenggaraan peran masyarakat jasa konstruksi.

6. Peraturan Daerah (Perda No.8 Tahun 2003 Kota Depok tentang Retribusi izin Usaha Jasa Konstruksi) Terdiri dari 21 bab dan 25 pasal. Peraturan Daerah ini dibentuk sebagai pedoman retribusi perizinan pelaksanaan usaha jasa konstruksi di daerah kawasan depok dan sekitarnya. Tujuannya menertibkan izin-izin pendirian usaha jasa konstruksi dan sebagai pemasukan daerah kota depok

3. Ruang Lingkup Pelaksanaan Jasa Konstruksi A. Retribusi Izin Usaha Jasa Konstruksi Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi/badan. jenis-jenis Retribusi Daerah yang berlaku diantaranya terdiri dari 2 jenis retribusi, Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Retribusi Ijin Gangguan (HO). Berdasarkan uu pasal 25 Tahun 1998, Izin Gangguan adalah Izin yang diberikan bagi Tempat Usaha yang dapat menimbulkan dapat bahaya, kerugian dan gangguan dan tercemarnya lingkungan, dikecualikan kepada Tempat Usaha yang lokasinya telah ditunjuk oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah. Selain itu, Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud pada point 5 berupa Retribusi Izin Undang-undang Gangguan sedangkan perusahaan yang tidak menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan masyarakat serta kelestarian lingkungan tidak dipungut retribusinya dan harus mendapat izin Tempat Usaha dari Kepala Daerah. Setiap orang pribadi atau badan yang mendirikan atau memperluas tempat usahanya dilokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan, tidak termasuk tempat usaha yang lokasinya telah ditunjuk oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah, diwajibkan memiliki Izin Gangguan dan Izin Tempat Usaha, dan lain-lain. Objek Retribusi adalah pemberian izin tempat usaha kepada orang pribadi atau badan dilokasi tertentu yang menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan, Dikecualikan dari obyek retribusi adalah tempat usaha yang lokasinya telah ditunjuk

- 8-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MAKALAH TEKNIK PENULISAN & PERSENTASI oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah. Sedangkan Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin gangguan.

B.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut. RTH, baik RTH publik maupun RTH privat, memiliki fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis, dan fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu fungsi arsitek-tural, sosial, dan fungsi ekonomi. Dalam suatu wilayah perkotaan empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepenting-an, dan keberlanjutan kota. Pola RTH kota merupakan struktur RTH yang ditentukan oleh hubungan fungsional (ekologis, sosial, ekonomi, arsitektural) antar komponen pemben-tuknya. Pola RTH terdiri dari RTH struktural dan RTH non struktural. RTH dibangun dari kumpulan tumbuhan dan tanaman atau vegetasi yang telah diseleksi dan disesuaikan dengan lokasi serta rencana dan rancangan peruntukkannya. Lokasi yang berbeda (seperti pesisir, pusat kota, kawasan industri, sempadan badanbadan air, dll) akan memiliki permasalahan yang juga berbeda yang selanjutnya berkonsekuensi pada rencana dan rancangan RTH yang berbeda. Dalam rencana pembangunan dan pengembangan RTH yang fungsional suatu wilayah perkotaan, ada 4 (empat) hal utama yang harus diperhatikan yaitu : 1) Luas RTH minimum yang diperlukan dalam suatu wilayah

perkotaan di-tentukan secara komposit oleh tiga komponen berikut ini, yaitu: a. Kapasitas atau daya dukung alami wilayah b. Kebutuhan per kapita (kenyamanan, kesehatan, dan bentuk pela-yanan lainnya) c. Arah dan tujuan pembangunan kota RTH berluas minimum merupakan RTH berfungsi ekologis yang ber-lokasi, berukuran, dan berbentuk pasti, yang melingkup RTH publik dan

-9-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MAKALAH TEKNIK PENULISAN & PERSENTASI RTH privat. Dalam suatu wilayah perkotaan maka RTH publik harus berukuran sama atau lebih luas dari RTH luas minimal, dan RTH privat merupakan RTH pendukung dan penambah nilai rasio terutama dalam meningkatkan nilai dan kualitas lingkungan dan kultural kota. 2) 3) Lokasi lahan kota yang potensial dan tersedia untuk RTH Sruktur dan pola RTH yang akan dikembangkan (bentuk,

konfigurasi dan distribusi) 4) Seleksi tanaman sesuai kepentingan dan tujuan pembangunan kota.

BAB 3 PENUTUP KESIMPULAN : 1. Peraturan perundang-undangan jasa konstruksi.mewujudkan struktur usaha yg kokoh dan berdaya saing tinggi, menertibkan penyelenggaraan penyetaraan kedudukan antara penyedia dan pengguna jasa dan kepatuhan terhadap peraturan jasa konstruksi, serta meningkatan peran masyarakat di bidang jasa konstruksi 2. Pelaksanaan kegiatan jasa konstruksi indonesia telah dilaksanakan berdasarkan sistematika peraturan perundang-undangan dari tingkat pusat ke tingkat daerah. 3. Peraturan daerah berperan dalam menyelaraskan kepentingan pusat dan kepentingan daerah mengenai pelaksanaan jasa konstruksi. 4. Ruang lingkup pelaksanaan jasa konstruksi meliputi Retribusi izin usaha jasa konstruksi dan ruang terbuka hijau.

SARAN : Peraturan melalui jasa konstruksi telah disusun dangan baik. Namun pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah untuk benar-benar memaksimalkan penerapan peraturan tersebut.pemerintah diharapkan saling bekerja sama dengan mengedepankan masyarakat sebagai pilar utama pelaksanaan jasa konstruksi.

-10-

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai