Anda di halaman 1dari 7

Laporan Pendauluan ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GLOMERULONEFRITIS AKUT (GNA) Oleh : Gadur Blasius,S.Kep I.

Pengertian Glomerulonefritis akut adalah reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu (Arif Mansjoer, dkk, 2000). Yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptokok. II. Etiologi Timbulnya GNA didahului infeksi eksternal terutama di saluran napas akut dan kulit oleh kuman Streptococcus beta haemolyticus golongan A tipe 12, 4, 16, 25 dan 49. Antara infeksi bakteri dan timbulnya masa laten selama 10 hari. GNA juga dapat disebabkan oleh sifilifs, keracunan (timah hitam, tridion), trombosis vena renalis, penyakit kolagen. III. Type lesi glomerular Berbagai type lesi glomerular akibat glomerulonefritis yaitu difus, focal, mesangial, segmental lokal, membranous, proliferatif, sklerosis dan kresensia. IV. A. Penatalaksanaan. Manajemen umum. Tujuan pengobatan adalah mengontrol edem, mengembalikan perfusi ginjal, menghindari hipotensi postural dan mengobati infeksi lainnya. 1. 2. 3. 4. arteriovenous secara kontinyu. B. 1. Therapi obat-obatan. Penisilin prokain 600.000 KI IM selama 10 hari untuk memberantas infeksi streptokokus beta hemolitikus grup A. Batasi intake protein (jika uremia) 60 g/hari, batasi Berikan 2500-3500 kalori/hari, fase akut berikan Bed rest atau tirah baring selama fase akut. Hemodialisa, peritoneal dialisa atau hemofiltrasi natrium 500-1000 mg/hari, batasi cairan yaitu 500 ditambah total urine 24 jam. makanan rendah protein (1 g/kg BB/hari)

2 2. 3. 4. 5. V. A. 1. Identitas. Penyakit ini umumnya ditemukan pada usia 3-7 tahun dan lebih sering pada laki-laki. 2. Riwayat Keperawatan. a. Keluhan utama. Kencing merah atau kencing berwarna cucian daging, edem sekitar mata, kemudian menjalar ke tungkai, sakit kepala atau sesak napas, mengeluh mual, muntah, tidak ada napsu makan, konstipasi dan diare. b. Riwayat penyakit sekarang. Mengeluh edem sekitar mata, oliguri atau anuria dan urin berwarna merah atau coklat kehitaman. c. Riwayat penyakit dahulu. Riwayat infeksi tenggorok atau infeksi kulit 2-3 minggu sebelumnya. d. Riwayat kesehatan keluarga. Glomerulonefritis akut bukan penyakit keturunan. e. Riwayat kesehatan lingkungan. Menurut Dorothy Brundage, 1992 lingkungan dengan iklim sedang terutama di daerah pedesaan merupakan lingkungan yang baik untuk tumbuhnya kuman penyebab infeksi pernapasan atau kulit seperti streptokokus beta hemolitikus grup A. f. Imunisasi. Tidak ada imunisasi untuk mencegah terjadinya GNA. g. Riwayat pertumbuhan. Pada anak usia 3-7 tahun pertumbuhan tinggi badannya dari 90-115 cm dengan pertambahan cm tiap tahun yaitu 5-6 cm (Tanner, 1962). h. Perkembangan. Asuhan Keperawatan. Pengkajian. Antihipertensi Diuretik Antasid H2 blokers

3 Perkembangan pada usia 3-4 tahun adalah berjalan jinjit, membuat gambar lingkaran, mengenal sedikitnya satu warna, mematuhi cara permainan sederhana, pada usia 4-5 tahun adalah melompat dengan satu kaki, mengancingkan baju, bercerita sederhana, mencuci tangan sendiri. Pada usia 5-6 tahun adalah menangkap bola kecil, membuat gambar segiempat, mengenal huruf dan angka serta berhitung, dan berpakaian sendiri tanpa bantuan. i. Nutrisi. Anak-anak dengan gizi kurang atau kurang mudah terserang penyakit infeksi karena sistem imun yang menurun. 3. Pemeriksaan fisik/sistem. a. Sistem kardiovaskuler. Hipertensi, edem, distensi vena jugularis, kardiomegali. b. Sistem pernapasan. Batuk, sesak napas, bisa ronki, atau wheezing, pleural effusion, pulmonary udema. c. Sistem pencernaan. Mengeluh mual, muntah, tidak ada napsu makan, berat badan meningkat, asites, nyeri perut d. Sistem genitourinarius. Mengeluh urine berwarna coklat kehitaman (hematuri), oliguri atau bisa anuria. e. Sistem saraf. Demam, nyeri kepala. f. Sistem lokomotor/muskuloskeletal. Nyeri tulang belakang, malaise/kelemahan, edem tungkai g. Sistem endokrin. Anemia h. Sistem integumen. Rose spot dimana hilang dengan tekanan, ditemukan pada dada dan perut, turgor kulit menurun, membran mukosa kering. i. Sistem sensori. Menurunnya fungsi penglihatan, edem palpebra.

4 4. Pemeriksaan diagnostik dan hasil. a. Radiologi. Didapatkan tanda bendungan pembuluh darah paru, cairan dalam rongga pleura dan kardiomegali. b. Urine. Proteinuria ringan, hematuri mikroskopis/makroskopis, perubahan warna, berat jenis meningkat, uji klirens ureum dan kreatinin menurun. c. Darah. Laju endap darah meningkat, ureum dan kreatinin meninggi, komplemen c3 menurun pada 4 minggu pertama, hipergamaglobulinemia terutama Ig G, ASTO > 100 kesatuan Todd, anti DNA-ase beta dan properdin meningkat. d. Biakan/hapusan. Hapusan tenggorokan ditemukan kuman streptokokus. B. Masalah pemenuhan kebutuhan dasar (pohon masalah).
Streptokokus beta hemolitikus grup A

Terbentuk kompleks antigen-antibodi

autoimun kuman streptokokus

Merusak glomerulus : membran basal Sistem imun menurun Gangguan reabsorbsi Na, K, CL, HOC3-, asam amino, air dan urea

Gangguan tekanan darah hidrostatis

Gangguan perfusi jaringan renal

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Kelebihan volume cairan tubuh

5 C. Diagnosa Keperawatan 1. 2. 3. 4. Kelebihan volume cairan tubuh berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal. Gangguan perfusi jaringan renal berhubungan dengan kompleks antigen antibodi Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan muntah, proteinuria. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya gangguan status imun.

terhadap terhadap ginjal

6 D. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Kelebihan volume cairan tubuh berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal. Tujuan dan criteria hasil Intake cairan dan ouput akan seimbang dengan kriteria urine output seimbanga dengan intake, urine jernih, edem tidak ada, tekanan darah dalam batas normal, berat badan dalam batas normal. Perencanaan Keperawatan Intervensi Rasional Monitor edem perifer, BB tiap hari, Menentukan perkembangan retensi cairan ukur tekanan darah, nadi, RR tiap 6-8 jam, hitung keseimbangan intake dan output per 24 jam Kaji JVP, PCWP, dan CVP, bunyi Menentukan fungsi jantung dan status paru napas, dan RR Batasi intake Na dan air Membatasi retensi cairan Berikan antidiuretik sesuai order Memobilisasi cairan yang tertahan Berikan glikosid jantung sesuai Mencegah gagal jantung kongestif order kalau perlu Monitor tekanan darah tiap 6-8 Gagal ginjal akut bisa terjadi dengan azotemia, jam, keseimbangan cairan per 24 jam, anemia, hiperkalemia, hiperfosfatemia, asidosis dan edem, monitor serum elektrolit dan kejang urinalisis. Mengontrol gejala-gejala uremia dan komplikasi Berikan agen antihipertensi sesuai kardiovaskuler order, berikan agen penurun kalium, berikan antasid sesuai order Monitor kehilangan/penurunan Kehilangan protein yang hebat bisa terjadi berat badan. Monitor intake makanan, Meyakinkan adekuatnya intake kalori dan dengan anoreksia, mual dan muntah, berikan demikian mencegah metabolisme protein untuk energi makanan kecil tapi sering. Mulai dengan intake protein 75 mg 1 g/kg Mengurangi eksresi yang berlebihan dari ginjal dan BB/hari. kemungkinan akumulasinya ion kalium dan hidrogen Batasi protein dan kalium bila uremia Monitor kemungkinan terjadi ISK : Pasien GNA mudah terserang ISK karena status monitor suhu tubuh, SDP. Hindari imunnya terganggu. terpapar dengan orang yang terinfeksi. Berikan agen antiinfeksi sesuai Infeksi streptokokus dapat dicegah order

1.

2. 3. 4. 5. 1.

Gangguan perfusi jaringan renal berhubungan dengan kompleks antigen antibodi terhadap terhadap ginjal Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan muntah, proteinuria.

Fungsi renal pasien normal dengan kriteria tes fungsi ginjal dalam batas normal.

2. Intake nutrisi anak akan adekuat dengan kriteria tidak ada proteinuria, serum albumin dan kadar lemak darah dalam batas normal, tidak mual dan muntah. 1. 2.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya gangguan status imun. Pasien akan bebas infeksi dengan kriteria tanda vital dalam batas normal, kultur darah, urine dan feses negatif, hitung jenis darah dalam batas normal, tidak ada perdarahan. 1. 2.

7 Daftar Pustaka Brundage, Dorothy, 1992, Renal Disorders, Mosby Year Book, Toronto. Kuzemko, Jan, 1995, Pemeriksaan Klinis Anak, alih bahasa Petrus Andrianto, cetakan III, EGC, Jakarta. Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994, Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Lyke, Merchant Evelyn, 1992, Assesing for Nursing Diagnosis ; A Human Needs Approach,J.B. Lippincott Company, London. Arif Mansjoer, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga, jilid 2, Media Aesculapius, Jakarta. Probowati, Ririn, 2000, Konsep Perkembangan dan Pertumbuhan, Makalah Kuliah Ilmu Keperawatan Anak PSIK FK Unair, Surabaya. Probowati, Ririn, 2000, Stimulasi Dini Pada Bayi, Toddler, Pra Sekolah, Makalah Kuliah Ilmu Keperawatan Anak PSIK FK Unair, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai