Anda di halaman 1dari 5

aporan resmi praktikum penentuan konsentrasi dengan metode indeks bias.

universitas muhammadiyah surakarta


I. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan komposisi campuran/larutan berdasarkan indeks bias yang dimiliki campuran/larutan tersebut. II. TINJAUAN PUSTAKA Cahaya bergerak di ruang angkasa (hampa udara) berkecepatan sampai 299.462.945,2 m/s. Laju ini adalah kecepatan bergerak terbesar dibandingkan kecepatan objek bergerak di bumi ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa laju rambat cahaya di ruang hampa udara (kemudian disimbolkan dengan huruf c) akan memiliki harga yang paling besar dibandingkan dengan laju rambat cahaya pada objek lain. Perbandingan atas besar kecepatan rambat cahaya di ruang hampa dengan kecepatan rambat cahaya pada suatu medium disebut dengan indeks bias mutlak. Secara matematis harga indeks bias mutlak dapat dituliskan sebagai berikut (Rosyid, Budhi, Resmiyanto, Prasatya. 2008): c n= cm Misalkan seberkas cahaya monokromatik yang bergerak dalam suatu vakum (ruang hampa) membentuk sudut datang O dengan garis normal pada permukaan zat a, dan misalkan Oa adalah sudut bias dalam zat tersebut. Maka konstanta dalam hukum snell disebut indeks bias zat a dan ditulis na (Sears, 1994) : Sin Ov na = Sin Oa Indeks Bias tergantung bukan hanya pada macam zat, tetapi juga pada panjang gelombang cahaya. Bila panjang gelombang tidak disebutkan, biasanya Indeks Bias yang diambil ialah indeks bias cahaya kuning lampu natrium yang panjang gelombang 589 nm. Berdasarkan persamaan (1), sudut bias Oa selalu lebih kecil dari sudut datangnya. Ov untuk sinar yang datang melewati ruang vakum ke salah satu benda, dimana semua angka indeks lebih besar dari satu. Dalam hal demikian, sinar melentur kearah garis normal. Jika cahaya bergerak kearah yang berlawanan, kebalikannyalah yang terjadi dan sinar melentur menjauhi garis normal (Sears, 1994). Dengan menerapkan hokum Snell pada pembiasan yang terjadi pada permukaan antar ruang dan zat b, kita dapatkan (Sears, 1994): Sin Ov na = Sin Oa , nb = Sin Ob Sin Ov .......................... (2) .................................. (1)

Dengan membagi persamaan (1) dengan (2), kita dapatkan :

Sin Ov na = nb Sin Oa Yang menunjukan bahwa konstanta hukum Snell untuk pembiasan antara zat a dan zat b tidak lain ialah perbandingan antara indeks-indeks biasnya. Berdasarkan persamaan (3) kita lihat bahwa cara termudah dan paling simetris menuliskan hukum Snell untuk dua zat a dan b dan untuk arah manapun ialah (Sears, 1994): na sin Oa = nb sin Ob .............................. (4) ........................... (3)

III. ALAT DAN BAHAN A. Alat yang digunakan dalm percobaan indeks bias 1. botol reagen sebanyak 7 buah 2. labu ukur 100 ml sebanyak 1 buah 3. labu ukur 50 ml sebanyak 2 buah 4. refraktometer 5. pipet ukur 5 ml 6. pipet volum 5 ml 7. pipet volum 10 ml 8. beaker glass 50 ml 9. beaker glass 100 ml 10. kaca arloji 11. sendok kaca 12. pepet tetes 13. karet hisap

B. Bahan yang digunakan dalam percobaan indeks bias 1. NaCl 2. toluena secukupnya 3. akuades secukupnya IV. GAMBAR ALAT

V. CARA KERJA Langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan percobaan dan pengamatan adalah menyiapkan alat serta bahan yang akan dipakai, yaitu: NaCl(s), akuades, toluen, pipet ukur, pipet volume, gelas beaker, refraktometer, pipet tetes, labu ukur, sendok kaca dan kaca arloji. Kemudian cuci semua alat (kecuali refraktometer) hingga bersih dan siram dengan akuades. Hal ini dilakukan agar sisa zat kimia yang tertinggal saat dipakai dalam percobaan sebelumnya tidak menempel lagi. Langkah kerja dalam percobaan dan pengamatan indeks bias larutan NaCl garis besarnya adalah membuat larutan NaCl standar, pengamatan indeks bias larutan NaCl standar kemudian pengamatan indeks bias larutan NaCl sampel yang kemudian akan ditentukan konsentrasinya dengan cara mengambil data larutan standar NaCl. Dalam percobaan ini, kita harus membuat larutan NaCl 2 M yang kemudian akan diambil volume tertentu yaitu: 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, 10 ml, 12 ml, 14 ml, 16 ml, 18 ml dan 20 ml dari larutan NaCl 2 M tersebut yang kemudian juga akan dilarutkan kembali dalam 50ml akuades. Larutan-larutan ini kemudian akan disebut dengan larutan standar. Mulai tahap ini dengan menimbang 11,7 gram NaCl pada neraca analitis dengan memakai kaca arloji. Kemudian masukkan 11,7 gram NaCl pada beaker glass. Masukkan sedikit akuades dan aduk dengan sendok kaca agar homogen. Kemudian masukkan larutan NaCl tersebut ke dalam labu ukur berkapasitas 100 ml. Kemudian penuhi dengan akuades hingga batas garis, kemudian tutup labu ukur kemudian kocok kembali hingga larutan homogen. Ambil 2 ml larutan NaCl 2 M yang baru saja dibuat dengan menggunakan pipet ukur, kemudian masukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan penuhi kembali dengan akuades hingga batas garis, kocok kembali hingga homogen kemudian tuang kembali ke dalam botol reagent. Lakukan hal yang sama kepada 4 ml, 6 ml, 8 ml, 10 ml, 12 ml, 14 ml, 16 ml, 18 ml dn 20 ml larutan NaCl 2 M, lalu simpan ke semua larutan ke dalam botol reagent yang berbeda. Siapkan refraktometer yang digunakan untuk mengetahui indeks bias kesepuluh larutan standar NaCl yang sudah dibuat sebelumnya. Letakkan refraktometer di tempat yang strategis, pasang selang air dengan kran kemudian dipasang ke refraktometer. Nyalakan kran air dan pastikan air lancar mengalir. Lalu pastikan pula termometer digital juga sudah terpasang dengan baik. Pasang kabel penghubung antara termometer digital dengan refraktometer di sebelah belakang refraktometer. Kemudian pasang steker listrik ke sumber listrik lalu nyalakan refraktometer hingga lampu menyala. Setelah dicek keseluruhan, bersihkan kaca objektif yang

ada di dalam refraktometer dengan toluena. Teteskan larutan standar yang pertama yaitu 2 ml larutan NaCl 2 M yang telah dilarutkan dalam 50 ml air di atas kaca objektif pada refraktometer. Tutup refraktometer kemudian lihat disebelah bawah dalam lensa okuler, akan ada garis silang dan ada sinar gelap serta sinar kuning. Atur letak sinar gelap sampai tepat di tengah dari garis silang tersebut. Atur letak sinar gelap tersebut dengan keran yang ada di sebelah sisi kanan dari refraktometer. Setelah sudah diyakini betul garis tersebut terletak di bagian tengah dari garis silang tersebut, kemudian kita tengok bagian dalam atas di refraktometer tersebut, tampak skala yang menunjukkan berapa panjang indeks bias dari larutan tersebut. Lakukan pengamatan ini sampai 3 kali. Dan analog langkah ini kepada larutan standar NaCl yang lain. Lakukan metode yang sama terhadap larutan NaCl sampel yang belum diketahui konsentrasinya. Lakukan pengamatan sampai lima kali.

II. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Refraksi atau yang sering disebut dengan pembiasan terjadi karena cahaya merambat datang dari medium satu ke medium lain yang memiliki kerapatan optik berbeda. Indeks bias sebanding dengan rapat massa dan kekentalan yang akan semakin tinggi nilainya jika konsentrasinya bertambah tinggi. Pada percobaan dan pengamatan ini, kita membuat larutan dengan konsentrasi yang berbeda untuk mencari persamaan suatu indeks bias yang dinyatakan dengan:

Y = ax + b dengan Y = indeks bias x = konsentrasi a dan b = konstanta

Dari percobaan tersebut di atas pula dapat terlihat jika harga indeks bias sebanding dengan meningkatnya harga konsentrasi suatu larutan/campuran. Setelah itu, nilai a dan b dapat dihitung maka kita dapat memperkirakan larutan dengan konsentrasi x mempunyai indeks bias sebesar Y. Untuk menguji kebenaran data, maka harus dicari harga koefisien korelasi antar data yang diperoleh. Jika harga korelasi, R2 semakin besar, maka hasil pengamatan skala yang dilakukan mendekati valid. Sebaliknya, jika harga korelasi data, R2 semakin kecil, maka terjadi kesalahan atas pembacaan hasil pengamatan skala refraktometer yang kita lakukan yang berakibat data yang kita miliki menjadi kurang valid. Harga R pada umumnya adalah -1<R<0 atau 0<R<1.

Dalam percobaan diperoleh rata-rata indeks bias untuk 2 ml larutan standar NaCl 2 M yang telah dilarutkan dalam 50 ml air (0,08 M) adalah 1,3319. Untuk 4 ml larutan standar NaCl 2 M yang telah dilarutkan dalam 50 ml air (0,16 M) adalah 1,3328. Untuk larutan standar NaCl 0,24 M rata-rata indeks biasnya adalah 1,3334. Sedangkan larutan standar NaCl 0,32 M adalah 1,3342. Rata-rata indeks bias untuk 0,4 M adalah 1,3350. Untuk larutan standar NaCl 0,48 M adalah 1,3358. Sedangkan larutan NaCl standar yang berkonsentrasi 0,56 M adalah 1,3364. Untuk larutan 0,64 M adalah 1,3374. Lalu rata-rata indeks bias larutan standar NaCl 0,72 M adalah 1,3380. Dan rata-rata indeks bias untuk larutan standar NaCl 0,8 M adalah 1,3388. Dari hasil pengamatan kita mengetahui bagaimana persamaan garis yang menyatakan pengaruh indeks bias adan konsentrasi adalah Y = 0,009 x + 1,331 dengan koefisien korelatif sebesar R2 = 0,999.

VII. KESIMPULAN 1. 2. 3. Besar konsentrasi larutan sampel NaCl yang berindeks bias 1,3329 adalah 0,211 M. Hubungan antara konsentrasi garam NaCl dan indeks bias dinyatakan dengan persamaan : Y = 0,009 x + 1,331 dengan harga R2 = 0,999.

4. Hubungan antara besar konsentrasi dan harga indeks bias adalah berbanding lurus, jadi semakin besar besar konsentrasi suatu larutan maka akan bertambah pula harga indeks bias larutan tersebut.

I. DAFTAR PUSTAKA Rosyid, Muhhamad Farchani, Romy Hanang Setya Budhi, Rachmad Resmiyanto dan Dwi Sabdo Budi Prasatya. 2008. Kajian Konsep Fisika I. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri: Solo. Sears, zemansky. 1994. Fisika Untuk Universitas I. Bina Cipta: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai