Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY T G2P10001 UK 39 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP INTRA UTERI LETAK KEPALA DENGAN RIWAYAT SECTIO

CAESARIA ATAS INDIKASI CPD. DI RUANG BERSALIN RSIA MUSLIMAT-JOMBANG

Disusun Oleh :
NURUL LAIFA 7209033

PRODI D3-KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG 2011

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY T G2P10001 UK 39 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP INTRA UTERI LETAK KEPALA DENGAN RIWAYAT SECTIO CAESARIA ATAS INDIKASI CPD. DI RUANG BERSALIN RSIA MUSLIMAT-JOMBANG

Disusun Oleh :
NURUL LAIFA 7209033

PRODI D3-KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG 2011

Dari sudut praktis, memimpin persalinan adalah suatu seni, walaupun memerlukan ilmu obsteri yang harus diketahui penolong. Oleh karena itu dukun beranak masih mempunyai peranan penting dan memerlukan pendidikan dan latihan, terutama dinegara-negara berkembang. Pertanyaan yang sering diajukan pada ibu hamil adalah bolehkah bersalin di rumah atau di rumah sakit? Walaupun 85% persalinan berjalan normal, namun 15 %-nya dijumpai komplikasi yang memerlukan penanganan khusus. Antenatal care yang baik dapat mencegah komplikasi dan mencoba menjawab pertanyaan diatas. Masalah dinegara berkembang adalah tentang fasilitas rumah sakit, ketengan, sosio-budaya da sosio-medis masih memegang peranan dibandingkan dengan Negara-negara maju. (Sinopsis Obstetri 1998:101) Dari fenomena diatas penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan secara cepat dan tepat karena jika ibu bersalin tidak mendapatkan asuhan persalinan normal, maka ditakutkan akan terjadi komplikasi dalam persalinan baik pada ibu maupun bayi. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu menerapkan varney sesuai dengan kasus ibu bersalin normal serta mendapatkan pengalaman dalam menangani masalah. 2. Tujuan khusus Setelah melakukan asuhan kebidanan mahasiswa dapat : 1) Memahami teori persalinan 2) Melaksanakan pengkajian pada kasus persalinan normal 3) Mengidentifikasi diagnosa/ masalah kebidanan berdasarkan data subjektif dan data objektif 4) Menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi 5) Menentukan kebutuhan segera 6) Menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk menangani kasus persalinan normal 7) Melaksanakan perencanaan yang telah dilakukan Mendokumentasikan secara benar C. Batasan Masalah Masalah yang diambil penulis adalah asuhan kebidanan pada Ny T G 2P10001 UK 39 minggu janin tunggal hidup intra uteri letak kepala dengan riwayat section caesaria atas indikasi CPD, di ruang bersalin RSIA Muslimat-Jombang.

BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Teori Persalinan I. Pengertian a. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+uri) yang dapat hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Sinopsis Obstetri 1998 : 91 ) b. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Asuhan Persalinan Normal 2008 : 37)

c. Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi (janin dan Uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau malalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba 1998 : 157 ) d. Jadi Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi, plasenta dan selaput ketuban) keluar dari uterus ibu. II. Bentuk Persalinan Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut : a. Persalinan spoontan Bila persalinan sepenuhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri. b. Persalinan buatan Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar. c. Persalinan anjuran Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin yang dilahirkan sebagai berikut: a. Abortus - terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kanduangan. - Umur hamil sebelum 28 minggu. - Berat janin kurang dari 1000gr b. Persalinan prematuritas - Persalinan sebelum umur 28 sampai 36 minggu. - berat janin kurang dari 2,499gr c. Persalinan aterm - Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu - Berat janin diatas 2,500gr d. Persalinan serotinus - Persalinan melampaui umur hamil 42 minggu. - Pada janin terdapat tanda maturitas. e. Persalinan presipitatus Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3jam (Manuaba 1998 : 157) f. Persalinan partus imaturus Penghentian kehamilan sebelum janin viable atau berat janin kurang dari 1000gr atau kehamilan dibawah 28 minggu. (Sinopsis Obstetri, 1998:92) Gravida dan Para a. Gravida adalah seseorang wanita yang sedang hamil b. Prini gravid adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama. c. Para adalah seseorang wanita yang pernah melahirkan bayi viable. d. Nullipara adalah seseorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable. e. Primipara adalah seorang wanita yang pernah mekahirkan bayi hidup untuk pertama kali. f. Multipara atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (sampai 5 kali) g. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati (Sinopsis Obstetri 1998 : 92) III. Sebab-Sebab Yang Menimbulkan Persalinan a. Teori penurunan hormon. minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormone esterogen dan progesteron. Progesterone bekerja sebagai penegang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul His bila kadar kolesteron turun.

b. Teori plasenta menjadi tua : akan menyebabkan turunnya kadar-kadar esterogen dan progesterone yang menyebabkan kekejang pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim. c. Teori distensi rahim : raahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter d. Teori iritasai mekanik dibelakang serviks terletak gangguan servikale (flexus franken hauser) bila gangguan ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus e. Induksi partus (induction of labour). Partus dapat pula ditimbukan dengan jalan: Gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang fleksus frans ken hauser. Amniotomi: pemecahan ketuban Oksitosin drips pemberian oksitosin menurut tetesan per infus (Sinopsis Obstetri 1998:92) IV. Permulaan Terjadinya Persalinan Dengan penurunan hormone progesteron menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan: 1. Turunnya kepala masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida minggu ke 36 dapat menimbulkan sesak dibagian bawah diatas simpisis pubis dan sering ingin kencing atau susah kencing karena kandung kemih tertekan kepala. Bidang hodge. Bidanng-bidang hodege ini dipelajari untuk menentukan sampai dimanakah bagian terendah janin turun dalam panggul, dalam persalinan. - Bidang hodge 1 : ialah bidang datar yang melalui bagian atau sympisis dan promontorium bidang ini dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul. - Bidang hodge 2 : ialah bidang sejajar dengan Bidang hodge 1 terletak dibagian bawah sympisis - Bidang hodge 1 : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang hodge 1 dan Bidang hodge 2 terletak setinggi spina isciadika kanan dan kiri. - Bidang hodge 4 : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang hodge 1,2 dan 3 terletak setinggi os koksigis.

(Ilmu Kebidanan 2008:105) 2. Perut lebih melebar karena fundus uteri turun. 3. Terjadi perasaan sakit didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya pleksun frankenhouser yang terletak sekitar serviks (tanda persalinan palsu- false labour) 4. Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim 5. Terjadi pengeluaran lendir dimana lendir penutup seviks dilepaskan (Manuaba 1998:160) V. Tanda Persalinan

Gejala persalinan sebagai berikut: 1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek. His paling tinggi di fundus uteri yang lapisan ototnya paling tebal dan puncak kontraksi terjadi simultan diseluruh bagian uterus. Sesudah tiap his. Otot-otot korpus uteri menjadi lebih pendek dari pada sebelumnya yang disebut sebagai refraksi. Oleh karena serviks kurang mengandung otot, serviks tertarik dan terbuka (penipisan dan pembukaan), lebih-lebih jika ada tekanan oleh bagian janin yang keras. Umpamanya kepala. (Ilmu Kebidanan 2008:290) 2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu : - pengeluaran lendir - lendir bercampur darah 3. Dapat disertai ketuban pecah 4. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks. - Pelunakan serviks - pendataran serviks - terjadi pembukaan serviks (Manuaba 1998:160) Factor-faktor penting dalam persalinan adalah: 1. Power - his (kontraksi oto rahim) - kontraksi otot dinding perut - Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan . - Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum 2. Pasanger - janin, plasenta 3. Passage - jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang. (Manuaba 1998:160) VI. Mekanisme Persalinan Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu : 1. Kala I : Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm. 2. Kala II : Kala pengeluaran janin janin, waktu uterus dengan kekuatan his tambah. 3. Kala III : waktu untuk pelepasan dan pengeluaran 4. Kala IV : mulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam (Sinopsis Obstetri 1998:94) Diagnosis kala dan fase persalinan Gejala dan tanda Kala Fase Laten Persalinan Serviks belum berdilatasi palsu/belum inpartu Aktif Seviks berdilatasi kurang dari 4 cm Seviks berdilatasi 4-9 cm - Kecepatan pembukaan 1 cm atau lebih perjam - Penurunan kepala dimulai 1 1 11 Awal (non ekspulsif) Akhir

Serviks membuka lengkap (10 cm) - Penurunan kepala berlanjut - Belum ada keinganan untuk menekan

11

(ekspulsif)

Serviks membuka lengkap (10 cm) - Bagian terbawah telah mencapai dasar panggul - Ibu meneran (Maternal Neonatal, 2002:N-7) 1. Kala I Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatan) hingga serviks membuka lengkap (10 cm) kala satu persalinan terdiri atau dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif a. Fase laten - Dimulai sejak awal berkontrasksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. - Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm. - Pada umumnya, fase laten berlangsung hamper atau hingga 8 jam. - Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik. b. Fase aktif - Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi di anggap adekuat / memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). - Dan pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nuli para atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara). - Terjadi penurunan bagian terbawah janin (Asuhan Persalinan Normal, 2008:38) Dalam buku-buku, proses membukanya serviks disebut dengan berbagai istilah: melembek (softening), menipis (thinned out), obblitrasi (obblitrated) mendatar dan tertarik keatas(effaced and taken up) dan membuka (dillatation). Fase-fase yang dikemukakan diatas menjumpai pada primigravida bedanya dengan multigravida: Primi Multi Serviks mendatar (effacement) Mendatar dan membuka bisa dulu baru dilatasi bersamaan Berlangsung 13-14 jam Berlangsung 6-7 jam (Sinopsis Obstetri, 1998:95) Frekuensi minimal penilaian dan intervensi dalam persalinan normal Parameter Tekanan darah Frekuensi pada fase laten Setiap 4 jam Frekuensi pada fase aktif Setiap 4 jam

Suhu badan Nadi Denyut janin Kontraksi jantung

Setiap 4 jam Setiap 30-60 menit Setiap 1 jam Setiap 1 jam Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Setiap 2 jam Setiap 30-60 menit Setiap 30 menit Setiap 30 menit Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Pembukaan serviks Penurunan

Pemeriksaan dalam Pada setiap pemeriksaan dalam, catatlah hal-hal sebagai berikut: - Warna cairan amnion - Dilatasi serviks - Penurunan kepala (yang dapat dicocokan dengan periksa luar) Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama, mungkin diagnosis inpartu belum dapat ditegakkan. - Jika terdapt kontraksi yang menetap, periksa ulang wanita tersebut setelah 4 jam, untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan inpartu, jika tidek terdapat perubahan, maka diagnosisnya adalah persalinan palsu. Pada kala II persalinan lakukan pemeriksaan dalam setiap jam. Penurunan kepala janin menurut system persalinan Perikasa dalam

Keterangan

Kepala diatas PAP mudah digerakan = 5/5 Sulit digerakan, bagian terbesar kepala belum masuk kedalam panggul

H= I-II = 4/5

H=II-III = 3/5

Bagian terbesar kepala balum masuk panggul

H=III+ = 2/5

Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul

H=III-IV =1/5

Kepala didasar panggul

H=IV

D1 Prerinium

=0/5 (Maternal Neonatal, 2007:N-9) 2. Kala II Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama. Kira-kira 2-5 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ke ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pasa otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris yang menimbulkan masa mengedan karena tekanan pada rectum, ibu seperti merasa mau buang air besar, dengan terasa tanda anus membuaka pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan. Vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala dengan diikuti badan rahim (Sinopsis Obstertri 1998:95) 3. Kala III Setelah kala II kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit dengan lahirnnya bayi, sudah melepaskan plasenta. Lepasnya plasenta sudah diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda dibawah ini: - uterus menjadi bundar - uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim - tali pusat bertambah panjang - terjadi perdarahan Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara creede pada fundus uteri

Anda mungkin juga menyukai