Anda di halaman 1dari 139

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa

Tengah)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh EUNIKE CHRISTINA ELFARINI NIM. 3351402093

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi berjudul Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Jawa Tengah) ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :

Hari Tanggal

: Selasa : 29 Mei 2007

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Subowo, M.Si NIP. 131404311

Drs.Asrori, M.S NIP. 131570078

Mengetahui Ketu Jurusan Akuntansi

Drs. Sukirman M.Si NIP. 131967646

ii

SURAT REKOMENDASI

Yang bertandatangan dibawah ini, Dosen Pembimbing Skripsi dari mahasiswa : Nama NIM Jurusan Judul Skripsi : Eunike Christina Elfarini : 3351402093 : Akuntansi : Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Jawa Tengah)

Menerangkan bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah menyelesaikan bimbingan skripsi dan siap untuk diajukan pada Sidang Ujian Skripsi. Demikian Surat Rekomendasi ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Semarang,

Mei 2007

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Drs. Subowo, M.Si NIP. 131404311

Drs. Asrori, M.S NIP. 131570078

Mengesahkan Ketua Jurusan Akuntansi

Drs. Sukirman, M.Si NIP. 131967646

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia sidang ujian skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari Tanggal

: Senin : 13 Agustus 2007

Penguji Skripsi

Drs. Sukirman, M.Si NIP. 131967646

Anggota I

Anggota II

Drs. Subowo, M.Si NIP. 131404311

Drs. Asrori, M.S NIP. 131570078

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. Agus Wahyudin, M. Si NIP. 131658236

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakkan dari karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang,

Mei 2007

Eunike Christina Elfarini NIM. 3351402093

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto: Kamu adalah garam dunia Jika garam itu tawar, dengan apakah ia diasinkan ? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. ( Matius 5 :13) Kamu adalah terang dunia Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya didepan semua orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang disorga. (Matius 5 : 16)

Persembahan: Skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Bapak dan Ibu yang telah memberikan pendidikan terbaik dalam hidupku. 2. Adik-Adikku yang telah memberi

keceriaan dan semangat. 3. Mas Angga yang selalu memberi

inspirasi dan motivasi. 4. 5. Sahabat-sahabatku curahan hatiku. Almamaterku Universitas Negeri

Semarang yang kubanggakan.

vi

SARI Eunike Christina Elfarini, 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada kantor Akuntan Publik Di Jawa Tengah ). Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Kata Kunci : Kompetensi, Independensi Auditor, Kualitas Audit. Akuntan publik merupakan auditor independen yang menyediakan jasa kepada masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Tugas akuntan publik adalah memeriksa dan memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Berdasarkan hal tersebut maka akuntan publik memiliki kewajiban menjaga kualitas audit yang dihasilkannya. Terlebih dengan adanya kasus keuangan yang menimpa banyak perusahaan yang ikut melibatkan akuntan publik, membuat akuntan publik harus memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Karena dalam kualitas audit yang baik akan dihasilkan laporan auditan yang mampu menyajikan temuan dan melaporkan dengan sesungguhnya tentang kondisi keuangan kliennya. Adapun kualitas audit, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor yang sangat penting peranannya dalam menentukan kualitas audit tersebut diantaranya adalah kompetensi dan independensi. Oleh karena itu maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1)Apakah kompetensi dan independensi secara simultan mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. (2)Apakah kompetensi dan independensi secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah dengan sampel penelitian yang diambil menggunakan teknik Proportional Simple Random Sampling berukuran 77 auditor. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompetensi dan independensi, sedangkan variabel dependennya adalah kualitas audit. Untuk metode pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis diskriptif dan analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kompetensi dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dan hasil secara parsial menunjukkan bahwa variabel kompetensi dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan koefisien determinasi menunjukkan bahwa secara bersama-sama kompetensi dan independensi memberikan sumbangan terhadap variabel terikat (Kualitas Audit) sebesar 28,2% sedangkan sisanya 71,8% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kompetensi dan independensi auditor secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kualitas audit. Oleh karena itu baik auditor maupun Kantor Akuntan Publik (KAP) diharapkan dapat meningkatkan kualitas auditnya. Adapun untuk meningkatkan kualitas audit diperlukan adanya peningkatan kompetensi para auditor yakni vii

dengan pemberian pelatihan-pelatihan serta diberikan kesempatan kepada para auditor untuk mengikuti kursus-kursus atau peningkatan pendidikan profesi. Sedangkan untuk meningkatkan independensi, auditor yang mendapat tugas dari kliennya diusahakan benar-benar independen, tidak mendapat tekanan dari klien dan tidak memiliki perasaan sungkan dengan kliennya sehingga dalam melaksanakan tugas auditnya benar-benar objektif dan dapat menghasilkan audit yang berkualitas. Adanya perhatian terhadap kualitas audit dari auditor mapun Kantor Akuntan Publik (KAP) tersebut maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

viii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena kasih karunia dan limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Jawa Tengah) . Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada jurusan Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Dalam menyusun skripsi ini, penulis memperoleh bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis ucapkan terimakasih kepada : 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo,M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Agus Wahyudin,M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Sukirman,M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang sekaligus Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dan memberi masukan kepada penulis. 4. Drs. Subowo,M.Si, Dosen Pembimbing I yang penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan kepada penulis. 5. Drs. Asrori,M.S, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan petunjuk kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

ix

6. Bapak dan Ibu Dosen, yang telah memberi bekal ilmu yang tidak ternilai harganya kepada penulis selama belajar di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 7. Bapak dan Ibu Akuntan Publik di Jawa Tengah, yang telah bersedia menjadi responden dan meluangkan waktu guna mengisi kuesioner yang disebarkan penulis. 8. Bapak dan Ibu tercinta, penulis khusus mempersembahkan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak dan Ibu atas segala nasehat, tauladan dan doa yang selalu menyertai setiap langkah hidup penulis untuk menjadikan penulis lebih dewasa, mandiri dan bertanggung jawab. 9. Adik-adikku Rani dan Brian atas segala keceriaan yang selalu memberi semangat kepada penulis. 10. Mas Angga Rizki Adityawan yang selalu memberikan dukungan, motivasi, kasih sayang dan doanya kepada penulis. Thanks for All ... 11. My best friends, Dini, Puji, Tita, Ayu, Lubuk, Luki, terima kasih untuk kebersamaan, keceriaan, dan kenangan yang terindah yang tak terlupakan. Ayo...semangat..!!! 12. Teman-teman peneliti seperjuangan di Kantor Akuntan Publik, Lina, Astri, Nat, Rini, All, Tyo, terima kasih atas kerjasama dan masukannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Teman-temanku semua di kelas Akuntansi B angkatan 2002 yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

14. Semua pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan karunia, limpahan rahmat dan berkat-Nya atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang bersangkutan.

Semarang, Mei 2007

Penulis

xi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................... PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. SURAT REKOMENDASI . ......................................................................... PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... PERNYATAAN ........................................................................................... MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ SARI.............................................................................................................. KATA PENGANTAR .................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................ DAFTAR TABEL ......................................................................................... i ii iii iv v vi vii ix xii xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 9 1.3 Penegasan Istilah......................................................................... 9 1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................. 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Keagenan ......................................................................... 15 2.2 Kualitas Audit ............................................................................ 15 2.3 Kompetensi ................................................................................ 26 2.3.1 Pengetahuan ...................................................................... 29 2.3.2 Pengalaman ....................................................................... 32

xii

2.4 Independensi .............................................................................. 33 2.4.1 Lama hubungan dengan klien ........................................... 35 2.4.2 Tekanan dari klien ............................................................ 36 2.4.3 Telaah rekan auditor .......................................................... 38 2.4.4 Jasa non audit ..................................................................... 39 2.5 Kerangka Berpikir ...................................................................... 40 2.6 Hipotesis...................................................................................... 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............ 44 3.1.1 Kompetensi ...................................................................... 44 3.1.1.1 Pengetahuan ......................................................... 44 3.1.1.2 Pengalaman .......................................................... 45 3.1.2 Independensi ................................................................... 46 3.1.2.1 Lama hubungan dengan klien ............................. 46 3.1.2.2 Tekanan dari klien .............................................. 47 3.1.2.3 Telaah rekan auditor ........................................... 48 3.1.2.4 Jasa non audit ..................................................... 48 3.1.3 Kualitas Audit ................................................................. 49 3.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 50 3.3 Teknik Pengumpulan Data....................................................... 50 3.4 Populasi dan Sampel ................................................................ 52 3.5 Instrumen Penelitian ................................................................ 56 3.6 Validitas dan Reliabilitas ......................................................... 59

xiii

3.7 Metode Analisis Data............................................................... 62 3.8.Uji Asumsi Klasik .................................................................... 62 3.9 Pengujian Hipotesis.................................................................. 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Obyek Penelitian ..................................................... 67 4.2 Diskripsi Responden ................................................................. 70 4.3 Diskripsi Variabel Penelitian .................................................... 72 4.4 Analisis Regresi ........................................................................ 80 4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................... 82 4.6 Hasil Pengujian Hipotesis ......................................................... 87 4.7 Pembahasan................................................................................ 90 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ............................................................................... 93 5.2 Keterbatasan ............................................................................. 93 5.3 Saran ......................................................................................... 94 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xiv

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Kajian Penelitian Terdahulu ......................................................... 24 Tabel 3.1 Nama Kantor Akuntan Publik dan Jumlah Auditor ..................... 52 Tabel 3.2 Proporsi Sampel Penelitian .......................................................... 54 Tabel 3.3 Nama Kantor Akuntan Publik dan Alamat .................................. 55 Tabel 3.4 Nama Kantor Akuntan Publik dan Jumlah Sampel ..................... 56 Tabel 3.5 Aras Pengukuran ......................................................................... 57 Tabel 3.6 Penilaian Skor Pernyataan ........................................................... 58 Tabel 3.7 Nomor dari Setiap Jenis Pernyataan ............................................ 59 Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas........................................................................ 61 Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas.................................................................... 62 Tabel 4.1 Profil Responden.......................................................................... 71 Tabel 4.2 Sampel dan tingkat Pengembalian sampel .................................. 72 Tabel 4.3 Persentase jawaban responden pada setiap pernyataan tentang kompetensi auditor ..................................................................... 73 Tabel 4.4 Persentase jawaban responden pada setiap pernyataan tentang independensi (jasa non audit) ..................................................... 75 Tabel 4.5 Persentase jawaban responden pada setiap pernyataan tentang kualitas audit ............................................................................... 78 Tabel 4.6 Deskripsi data setiap variabel dan sub variabel ........................... 80 Tabel 4.7 Model Summary Regresi . 80 Tabel 4.8 ANOVA Regresi . 81

xv

Tabel 4.9 Koefisien-koefisien hasil perhitungan analisis regresi berganda.. 81 Tabel 4.10 Tabel ringkasan hasil analisis regresi ......................................... 82 Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data ......................................................... 83 Tabel 4.12 Hasil Pengujian Multikolinieritas ............................................... 87 Tabel 4.13. Koefisien regresi secara parsial dan uji signifikansi ................. 89

xvi

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................... 42 Gambar 4.1 Hasil Pengujian Normalitas dengan Histogram ........................ 84 Gambar 4.2 Hasil Pengujian Normalitas dengan P Plot ............................... 85 Gambar 4.3 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas dengan Scatterplot........... 86 Gambar 4.4. Kurva F untuk pengujian hipotesis secara simultan ................. 88 Gambar 4.5. Kurva t pengujian hipotesis secara parsial ............................... 89

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Daftar Kuesioner....................................................................... 98 Lampiran B Hasil Uji Coba Instrumen (Uji Validitas dan Uji Reliabilitas).. 99 Lampiran C Data Hasil Penelitian ............................................................... 100 Lampiran D Data Persiapan Regresi, Deskripsi Data, Analisis Regresi dan Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 101 Lampiran E Tabel Distribusi F, t, Korelasi Product Moment ....................... 102 Lampiran F Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Ekonomi UNNES ............... 103 Lampiran G Surat Keterangan Penelitian Dari KAP .................................... 104

xviii

BAB I PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan. Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Dimana standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara keseluruhan. Namun selain standar audit, akuntan publik juga harus mematuhi kode etik profesi yang mengatur perilaku akuntan publik dalam menjalankan praktik

profesinya baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Kode etik ini mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang auditor dalam menjalankan profesinya. Akuntan publik atau auditor independen dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan klien yakni ketika akuntan publik mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen (Agen) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat selalu baik dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik (prinsipal). Akan tetapi disisi lain, pemilik (prinsipal) menginginkan supaya auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang telah dibiayainya. Dari uraian di atas terlihat adanya suatu kepentingan yang berbeda antara manajemen dan pemakai laporan keuangan. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Adapun pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik baik diluar negeri maupun didalam negeri. Skandal didalam negeri terlihat dari akan diambilnya tindakan oleh Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terhadap 10 Kantor Akuntan Publik yang diindikasikan melakukan pelanggaran berat saat mengaudit bank-bank yang dilikuidasi pada

tahun 1998. Selain itu terdapat kasus keuangan dan manajerial perusahaan publik yang tidak bisa terdeteksi oleh akuntan publik yang menyebabkan perusahaan didenda oleh Bapepam (Winarto, 2002 dalam Christiawan 2003:82). Selain fenomena di atas, kualitas audit yang dihasilkan akuntan publik juga tengah mendapat sorotan dari masyarakat banyak yakni seperti kasus yang menimpa akuntan publik Justinus Aditya Sidharta yang diindikasi melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT. Great River Internasional,Tbk. Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi dari Bapepam yang menemukan indikasi penggelembungan account penjualan, piutang dan asset hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan Great River yang mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas dan gagal dalam membayar utang. Sehingga berdasarkan investigasi tersebut Bapepam menyatakan bahwa akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan Great River ikut menjadi tersangka. Oleh karenanya Menteri Keuangan RI terhitung sejak tanggal 28 November 2006 telah membekukan izin akuntan publik Justinus Aditya Sidharta selama dua tahun karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) berkaitan dengan laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Great River tahun 2003. Dalam konteks skandal keuangan di atas, memunculkan pertanyaan apakah trik-trik rekayasa tersebut mampu terdeteksi oleh akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan tersebut atau sebenarnya telah terdeteksi namun auditor justru ikut mengamankan praktik kejahatan tersebut. Tentu saja jika yang terjadi adalah auditor tidak mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan,

maka yang menjadi inti permasalahannya adalah kompetensi atau keahlian auditor tersebut. Namun jika yang terjadi justru akuntan publik ikut mengamankan praktik rekayasa tersebut, seperti yang terungkap juga pada skandal yang menimpa Enron, Andersen, Xerox, WorldCom, Tyco, Global Crossing, Adelphia dan Walt Disney (Sunarsip 2002 dalam Christiawan 2003:83) maka inti permasalahannya adalah independensi auditor tersebut. Terkait dengan konteks inilah, muncul pertanyaan seberapa tinggi tingkat kompetensi dan independensi auditor saat ini dan apakah kompetensi dan independensi auditor tersebut berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Selain itu adanya kekhwatiran akan merebaknya skandal keuangan, dapat mengikis kepercayaan publik terhadap laporan keuangan auditan dan profesi akuntan publik. De Angelo dalam Kusharyanti (2003:25) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Sementara itu AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Christiawan (2002:83) menyatakan bahwa Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit.

Berkenaan dengan hal tersebut, Trotter(1986) dalam Saifuddin (2004:23) mendefinisikan bahwa seorang yang berkompeten adalah orang yang dengan ketrampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Senada dengan pendapat Trotter, selanjutnya Bedard (1986) dalam Sri Lastanti (2005:88) mengartikan kompetensi sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Adapun Kusharyanti (2003:3) mengatakan bahwa untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus), pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi serta memahami industri klien. Dalam melaksanakan audit, auditor harus bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya melalui pengalaman dan praktek audit (SPAP, 2001). Selain itu auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Penelitian yang dilakukan oleh Libby dan Frederick (1990) dalam Kusharyanti (2003:26) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari. Kemudian Tubbs (1990) dalam artikel yang sama berhasil menunjukkan bahwa semakin

berpengalamannya auditor, mereka semakin peka dengan kesalahan penyajian laporan keuangan dan semakin memahami hal-hal yang terkait dengan kesalahan yang ditemukan tersebut. Sehingga berdasarkan uraian di atas dan dari penelitian yang terdahulu dapat disimpulkan bahwa kompetensi auditor dapat dibentuk diantaranya melalui pengetahuan dan pengalaman. Namun sesuai dengan tanggungjawabnya untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan suatu perusahaan maka akuntan publik tidak hanya perlu memiliki kompetensi atau keahlian saja tetapi juga harus independen dalam pengauditan. Tanpa adanya independensi, auditor tidak berarti apa-apa. Masyarakat tidak percaya akan hasil auditan dari auditor sehingga masyarakat tidak akan meminta jasa pengauditan dari auditor. Atau dengan kata lain, keberadaan auditor ditentukan oleh independensinya (Supriyono, 1988). Standar umum kedua (SA seksi 220 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor . Standar ini mengharuskan bahwa auditor harus bersikap independen (tidak mudah dipengaruhi), karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian ia tidak dibenarkan untuk memihak. Auditor harus melaksanakan kewajiban untuk bersikap jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditor dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan keuangan auditan.

Hal inilah yang menarik untuk diperhatikan bahwa profesi akuntan publik ibarat pedang bermata dua. Disatu sisi auditor harus memperhatikan kredibilitas dan etika profesi, namun disisi lain auditor juga harus menghadapi tekanan dari klien dalam berbagai pengambilan keputusan. Jika auditor tidak mampu menolak tekanan dari klien seperti tekanan personal, emosional atau keuangan maka independensi auditor telah berkurang dan dapat mempengaruhi kualitas audit. Salah satu faktor lain yang mempengaruhi independensi tersebut adalah jangka waktu dimana auditor memberikan jasa kepada klien (auditor tenure). Selain itu untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap independensi auditor maka pekerjaan akuntan dan operasi Kantor Akuntan Publik (KAP) perlu dimonitor dan di audit oleh sesama auditor (peer review) guna menilai kelayakan desain sistem pengendalian kualitas dan kesesuaiannya dengan standar kualitas yang diisyaratkan sehingga output yang dihasilkan dapat mencapai standar kualitas yang tinggi. Peer review sebagai mekanisme monitoring yang dipersiapkan oleh auditor dapat meningkatkan kualitas jasa akuntansi dan audit. Selain itu peer review dirasakan memberi manfaat baik bagi klien, kantor akuntan publik maupun akuntan yang terlibat dalam peer review. Manfaat tersebut antara lain mengurangi risiko litigation (tuntutan), memberikan pengalaman positif, mempertinggi moral pekerja, memberikan competitive edge dan lebih meyakinkan klien atas kualitas jasa yang diberikan (Harjanti, 2002:59) Ada beberapa penelitian tentang kualitas audit yang telah dilakukan baik dari segi topik maupun metode penelitian (Kusharyanti, 2003). Dari segi topik antara lain: Besaran KAP (De Angelo,1981; Palmrose, 1986 ;Deis dan Giroux,

1992), audit tenure (Aldhizer dan Lampe, 1997), audit fee (Jansen dan Payne, 2003), jasa non audit (Standards dan Poor, 2000 ; Wooten, 2003). Sedangkan dari segi metode penelitian, saat ini masih sedikit penelitian yang difokuskan pada pengembangan rerangka konseptual yang bisa menangkap konstruk kualitas audit. Pengembangan model yang komprehensip mengenai kualitas audit perlu dilakukan sehingga model tersebut dapat menangkap kompleksitas yang ditemukan dalam penelitian kualitas audit. Salah satu model kualitas audit yang dikembangkan adalah model De Angelo (1981). Dimana fokusnya ada pada dua dimensi kualitas audit yaitu kompetensi dan independensi. Selanjutnya, kompetensi diproksikan dengan pengalaman dan pengetahuan. Sedangkan independensi diproksikan dengan lama hubungan dengan klien (audit tenure), tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor (peer review) dan jasa non audit. Adapun model kualitas audit lain yang dikembangkan adalah model kualitas audit menurut Catanach dan Walker (1999), dimana mereka memfokuskan pada dimensi kemampuan auditor, professional conduct, dampak insentif ekonomi dan struktur pasar. Namun dalam penelitian ini akan menggunakan model De Angelo. Hal ini berkaitan dengan adanya penelitian-penelitian terdahulu yang ternyata belum menemukan kesepakatan sehingga perlu diteliti lebih lanjut. Selain itu, lingkungan audit yang juga berubah terus memicu penelitian dari lingkup yang lebih luas. Dari segi metoda penelitian, pengembangan model kualitas audit yang dapat menangkap kompleksitas kualitas audit masih sedikit sehingga perlu digali lagi. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan menguji kembali model De Angelo

dengan menggunakan dimensi kompetensi yang diproksikan menjadi dua sub variabel yakni pengetahuan dan pengalaman. Sedangkan dimensi independensi dikembangkan proksi antara lain lama hubungan dengan klien (audit tenure), tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor (peer review), dan jasa non audit. Penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan selanjutnya dapat meningkatkannya kualitas audit yang dihasilkannya. Bagi pemakai jasa audit, penelitian ini penting yakni untuk menilai sejauh mana akuntan publik dapat konsisten dalam menjaga kualitas jasa audit yang diberikannya. Atas dasar latar belakang di atas, maka peneliti mengangkat judul Pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah) I.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain : 1. Apakah kompetensi dan independensi auditor secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit ? 2. Apakah kompetensi dan independensi auditor secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit ? I.3 Penegasan Istilah Untuk menghindari salah pengertian dalam penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan terhadap istilah-istilah berikut ini :

10

I.3.1

Kompetensi Bedard (1986) dalam Sri Lastanti (2005:88) mengartikan kompetensi

sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Dalam standar pengauditan, khususnya standar umum disebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor serta dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. De Angelo(1981) dalam Kartika Widhi (2005:7) memproksikan kompetensi kedalam 2 (dua) komponen yaitu pengetahuan dan pengalaman. I.3.1.1Pengetahuan Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena dengan demikian auditor akan mempunyai semakin banyak pengetahuan (pandangan) mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks (Meinhard et.al, 1987 dalam Harhinto, 2004:35). Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus) dan pengetahuan mengenai bidang pengauditan, akuntansi dan industri klien. Secara umum ada lima jenis pengetahuan yang harus dimiliki auditor yaitu

11

(1.) pengetahuan umum, (2.) area fungsional, (3.) isu akuntansi, (4.) industri khusus, dan (5.) pengetahuan bisnis umum serta penyelesaian masalah. I.3.1.2Pengalaman Menurut Loeher (2002) Pengalaman merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan sesama benda alam, keadaan, gagasan, dan penginderaan. I.3.2 Independensi Kode Etik Akuntan Publik menyebutkan bahwa independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Penelitian mengenai independensi sudah cukup banyak dilakukan baik itu dalam negeri maupun luar negeri dengan menggunakan berbagai ukuran. Namun dalam penelitian ini independensi auditor diukur melalui : Lama hubungan dengan klien (audit tenure), tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor (peer review), dan jasa non audit. I.3.2.1Lama hubungan dengan klien (audit tenure). Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan

No.423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik, membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun untuk klien yang sama, sementara untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) boleh sampai 5 tahun.

12

Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien sehingga dapat mencegah terjadinya skandal akuntansi. I..3.2.2Tekanan dari klien. Tekanan dari klien dapat timbul pada situasi konflik antara auditor dengan klien. Situasi konflik terjadi ketika antara auditor dengan manajemen atau klien tidak sependapat dengan beberapa aspek hasil pelaksanaan pengujian laporan keuangan (atestasi). Tekanan dari klien seperti tekanan personal, emosional atau keuangan dapat mengakibatkan independensi auditor berkurang dan dapat mempengaruhi kualitas audit (Kusharyanti 2002:29). Dengan menerima fee audit yang besar dan pemberian fasilitas dari klien, auditor dapat mengalami tekanan dari klien.Tekanan dari klien tersebut dapat berupa tekanan untuk memberikan pernyataan wajar tanpa pengecualian pada laporan audit atas laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen. I.3.2.3Telaah dari rekan auditor (peer review). Telaah dari rekan auditor (peer review) merupakan mekanisme monitoring yang dipersiapkan oleh auditor dapat meningkatkan kualitas jasa akuntansi dan audit (Harjanti, 2002:59) I.3.2.4Jasa non audit. Jasa yang diberikan oleh KAP bukan hanya jasa atestasi melainkan juga jasa non atestasi yang berupa jasa konsultasi

13

manajemen dan perpajakan serta jasa akuntansi seperti jasa penyusunan laporan keuangan.(Kusharyanti, 2002:29) I.3.3 Kualitas Audit De Angelo (1981) dalam Kusharyanti (2003:25) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Kualitas audit ini sangat penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. I.4 I.4.1 1. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui secara empiris pengaruh kompetensi dan independensi secara simultan terhadap kualitas audit. 2. Untuk mengetahui secara empiris pengaruh kompetensi dan independensi secara parsial terhadap kualitas audit. I.4.2 1. Kegunaan dari penelitian ini adalah : Kegunaan Teoritis a. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memberikan bukti empiris tentang pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika

14

lainnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan.. 2. Kegunaan Praktis a. Dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan Kantor Akuntan Publik dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas kerjanya. b. Sebagai bahan evaluasi bagi para auditor sehingga dapat meningkatkan kualitas auditnya.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) dan

Ng(1978) dalam Mardiyah (2005:35) mencoba menjelaskan adanya konflik kepentingan antara manajemen selaku agen dan pemilik serta entitas lain dalam kontrak (misal kreditur) selaku principal. Principal ingin mengetahui segala informasi termasuki aktivitas manajemen, yang terkait dengan investasi atau dananya dalam perusahaan. Hal ini dilakukan dengan meminta laporan pertanggungjawaban dari agen (manajemen). Berdasarkan laporan tersebut, principal dapat menilai kinerja manajemen. Namun yang seringkali terjadi adalah kecenderungan manajemen untuk melakukan tindakan yang membuat laporannya kelihatan baik, sehingga kinerjanya dianggap baik. Untuk mengurangi atau meminimalkan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dan membuat laporan keuangan yang dibuat manajemen lebih dapat dipercaya (reliabel) maka diperlukan pengujian dan dalam hal itu pengujian tersebut hanya dapat dilakukan oleh pihak ketiga yang independen yaitu auditor independen. 2.2 Kualitas Audit Akuntan publik atau auditor independen dalam menjalankan tugasnya harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Simamora (2002:47) ada 8 prinsip yang harus dipatuhi akuntan publik yaitu :

15 15

16

1. Tanggung jawab profesi. Setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. 2. Kepentingan publik. Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. 3. Integritas. Setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan intregitas setinggi mungkin. 4. Objektivitas. Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. 5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional. Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati, kompetensi dan ketekunan serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional. 6. Kerahasiaan. Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan.

17

7. Perilaku Profesional. Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. 8. Standar Teknis. Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Selain itu akuntan publik juga harus berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam hal ini adalah standar auditing. Standar auditing terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan (SPAP,2001;150:1): 1. Standar Umum. a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2. Standar Pekerjaan Lapangan. a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

18

b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus dapat diperoleh untuk merencanakan audit dan menetukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. c. Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan, pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. 3. Standar Pelaporan. a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor d. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi. Sehingga berdasarkan uraian di atas, audit memiliki fungsi sebagai proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan

19

terutama para pemegang saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh auditor. Hal ini berarti auditor mempunyai peranan penting dalam pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu auditor harus menghasilkan audit yang berkualitas sehingga dapat mengurangi ketidakselarasan yang terjadi antara pihak manajemen dan pemilik. Namun sampai saat ini belum ada definisi yang pasti mengenai bagaimana dan apa kualitas audit yang baik itu. Tidak mudah untuk menggambarkan dan mengukur kualitas jasa secara obyektif dengan beberapa indikator. Hal ini dikarenakan, kualitas jasa adalah sebuah konsep yang sulit dipahami dan kabur, sehingga kerap kali terdapat kesalahan dalam menentukan sifat dan kualitasnya (Parasuraman, et.al 1985 dalam Nurchasanah dan Rahmanti (2003:49)). Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian yang menggunakan dimensi kualitas jasa dengan cara yang berbeda-beda. Walaupun demikian, Cheney (1993) dalam Nurchasanah dan Rahmanti (2003:49) menyatakan bahwa penelitian terhadap kualitas jasa tetap penting mengingat meningkatnya tuntutan konsumen terhadap kualitas jasa yang mereka beli. Sutton (1993) dalam Kartika Widhi (2006:7) menyatakan bahwa tidak adanya definisi yang pasti mengenai kualitas audit disebabkan belum adanya pemahaman umum mengenai faktor penyusun kualitas dan sering terjadi konflik peran antara berbagai pengguna laporan audit. Sutton (1993) menjelaskan bahwa dengan mengumpulkan beberapa penelitian sebelumnya menyatakan ada perbedaan persepsi mengenai kualitas audit. Pengukuran kualitas audit tersebut membutuhkan kombinasi antara ukuran hasil dan proses. Pengukuran hasil lebih

20

banyak digunakan karena pengukuran proses tidak dapat diobservasi secara langsung sedangkan pengukuran hasil biasanya menggunakan ukuran besarnya audit. Hal tersebut senada dengan Moizer (1986) yang menyatakan bahwa pengukuran kualitas proses audit terpusat pada kinerja yang dilakukan auditor dan kepatuhan pada standar yang telah digariskan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Selanjutnya menurut De Angelo (1981) dalam Kusharyanti (2003:25) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (probability)dimana auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien. Adapun kemampuan untuk menemukan salah saji yang material dalam laporan keuangan perusahaan tergantung dari kompetensi auditor sedangkan kemauan untuk melaporkan temuan salah saji tersebut tergantung pada independensinya. AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Christiawan (2002) menyatakan bahwa Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi (keahlian) dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Lebih lanjut, persepsi pengguna laporan keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas independensi dan keahlian auditor. Lucas (1996) dalam Ratnawati (2005) menyatakan bahwa kunci untuk mempertahankan kualitas antara lain : reliability, tangibles, emphaty, dan responsiveness.

21

Dari pengertian tentang kualitas audit di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. Sehingga berdasarkan definisi di atas dapat terlihat bahwa auditor dituntut oleh pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk memberikan pendapat tentang kewajaran pelaporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dan untuk menjalankan kewajibannya ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh auditor yaitu kompetensi (keahlian), independensi dan due professional care. Tetapi dalam menjalankan fungsinya, auditor sering mengalami konflik kepentingan dengan manajemen perusahaan. Manajemen ingin operasi perusahaan atau kinerjanya tampak berhasil, salah satunya tergambar melalui laba yang lebih tinggi dengan maksud untuk menciptakan penghargaan. Berbagai penelitian tentang kualitas audit pernah dilakukan, salah satunya oleh Deis dan Giroux (1992) mereka meneliti faktor penentu kualitas audit di sektor publik dengan menggunakan sampel KAP yang mengaudit institusi sektor publik. Studi ini menganalisis temuan-temuan Quality Control Review. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lama hubungan dengan klien (audit tenure), jumlah klien, telaah dari rekan auditor (peer review), ukuran dan kesehatan keuangan klien serta jam kerja audit secara signifikan berhubungan dengan kualitas audit. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit adalah

22

pendidikan, struktur audit, kemampuan pengawasan (supervisor), profesionalisme dan beban kerja. Semakin lama audit tenure, kualitas audit akan semakin menurun. Sedangkan kualitas audit akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah klien, reputasi auditor, kemampuan teknis dan keahlian yang meningkat. Sedangkan hasil penelitian Behn et. al dalam (Simposium Nasional Akuntansi V, 2002:563) menunjukkan 6 atribut kualitas audit (dari 12 atribut) yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan klien, yaitu : pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, responsif atas kebutuhan klien, taat pada standar umum, keterlibatan pimpinan KAP, dan keterlibatan komite audit. Kemudian Harhinto (2004) telah melakukan penelitian mengenai pengaruh keahlian dan independensi terhadap kualitas audit. Dimana keahlian diproksikan dengan pengalaman dan pengetahuan, sedangkan independensi diproksikan dalam lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien dan telaah dari rekan auditor. Adapun untuk mengukur kualitas audit digunakan indikator antara lain : (a)Melaporkan semua kesalahan klien, (b)Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien, (c)Komitmen yang kuat dalam menyelesaikan audit, (d.)Berpedoman pada prinsip auditing dan prinsip akuntansi dalam melakukan pekerjaan lapangan, (e.)Tidak percaya begitu saja terhadap pernyataan klien, (f.)Sikap hati-hati dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini menggunakan responden 120 auditor dari 19 KAP di Surabaya, Malang dan Jember. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keahlian auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan besarnya tekanan dari klien dan lamanya hubungan dengan klien (audit tenure)

23

berhubungan negatif dengan kualitas audit. Akan tetapi telaah rekan auditor tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Adapun Adi Purnomo (2007) melakukan penelitian mengenai persepsi auditor tentang pengaruh faktor-faktor keahlian dan independensi terhadap kualitas audit. Dimana keahlian diproksikan dengan pengalaman dan

pengetahuan, sedangkan independensi diproksikan dalam lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien dan pelaksanaan jasa lain dengan klien. Hasil penelitian faktor keahlian berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan dari faktor independensi hanya tekanan dari klien yang berpengaruh terhadap kualitas audit Selanjutnya Kartika Widhi (2006) juga melakukan penelitian serupa dengan Harhinto (2004) tetapi dengan obyek penelitian auditor pada KAP di Jakarta Selatan, dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keahlian dan telaah dari rekan auditor berhubungan positif terhadap kualitas audit. Sedangkan lama hubungan dengan klien dan tekanan dari klien berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Berikut adalah tabel ringkasan dari penelitian terdahulu yang menjadi dasar dari penelitian empiris ini.

24

Tabel 2.1 Kajian penelitian terdahulu N o . Peneliti dan Tahun Judul


Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik

Variabel yang diteliti


Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, jasajasa lainnya selain jasa audit, lamanya hubungan audit antara akuntan publik dengan klien, persaingan antar KAP, ukuran KAP, audit fee. Keahlian dan indepedensi sebagai variabel bebas, dan pendapat audit sebagai variabel terikat.

Hasil Penelitian (Kesimpulan)


Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, jasa-jasa lainnya selain jasa audit, lamanya hubungan audit antara akuntan publik dengan klien, persaingan antar KAP, ukuran KAP dan audit fee secara signifikan mempengaruhi independensi penampilan akuntan publik. Bahwa auditor yang memiliki keahlian dan independensi akan memberikan pendapat tentang kelangsungan hidup perusahaan yang cenderung besar dibandingkan yang hanya memiliki salah satu karakteristik atau sama sekali tidak memiliki keduanya. Banyak faktor memainkan peran penting dalam mempengaruhi kualitas audit dari sudut pandang auditor individual, auditor tim maupun KAP. Hanya pengalaman melakukan audit dan keterlibatan pimpinan KAP yang berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

1 Supriyono, R.A. (1988)

2 Sekar Mayangsari (2003)

Pengaruh keahlian audit dan independensi terhadap pendapat audit: Sebuah kuasieksperimen.

3 Kusharyanti. (2003)

4 Nurchasanah dan Rahmanti (2003)

5 Teguh Harhinto (2004)

Temuan Faktor-faktor kualitas audit penelitian menurut De Angelo dan mengenai Catanach Walker kualitas audit dan kemungkinan topik penelitian di masa datang. Analisis faktor- Pengalaman melakukan faktor penentu audit, memahami industri kualitas audit klien, respon atas kebutuhan klien, taat pada standar umum, keterlibatan pimpinan KAP, keterliibatan pimpinan KAP, Independensi anggota tim audit, komunikasi tim audit dan manajemen klien. Pengaruh Keahlian diproksikan dalam Keahlian dan 2 sub variabel pengalaman Independensi dan pengetahuan. Terhadap Sedangkan Independensi Kualitas Audit diproksikan dalam tekanan Studi Empiris dari klien, lama hubungan Pada KAP di dengan klien, dan telaah Jawa Timur rekan auditor.

Keahlian dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

25

Tabel 2.1 (Lanjutan)


6 Hexana Sri Lastanti (2005) Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan Kompetensi diproksikan dalam strategi penetuan keputusan, psikologis, pengetahuan, kemampuan berpikir dan analisis tugas. Sedangkan independensi diproksikan dalam ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, pemberian jasa lainnya kepada klien, lamanya hubungan /penugasan audit, ukuran KAP, persaingan KAP, dan besarnya fee audit. Keahlian diproksikan dalam 2 sub variabel pengalaman dan pengetahuan. Sedangkan Independensi diproksikan dalam tekanan dari klien, lama hubungan dengan klien, dan telaah rekan auditor. Keahlian diproksikan dalam 2 sub variabel pengalaman dan pengetahuan. Sedangkan Independensi diproksikan dalam lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien dan pelaksanan jasa lain dengan klien. Kepercayaan masyarakat terhadap laporan keuangan keuangan auditan dan profesi akuntan publik ditentukan oleh kompetensi dan independensi aukntan publik dalam melaksanakan proses pengauditan.

7 Frianty Kartika Widhi (2006)

8 Adi Purnomo (2007)

Pengaruh faktorfaktor keahlian dan independensi auditor terhadap kualitas audit (Studi Empiris:KAP di Jakarta) Persepsi Auditor Tentang Pengaruh FaktorFaktor Keahlian Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit

Keahlian dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Menurut persepsi auditor faktor-faktor keahlian yaitu pengalaman dan pengetahuan berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan faktor-faktor independensi menurut persepsi auditor hanya tekanan klien yang berpengaruh terhadap kualitas audit.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Kompetensi berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Sedangkan independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik. Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi, tidak memihak kepentingan siapapun serta jujur kepada semua pihak yang meletakkan kepercayaan atas

26

pekerjaan akuntan publik. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini akan meneliti pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit. Dimana kompetensi diproksikan pada 2 (dua) sub variabel yaitu pengetahuan dan pengalaman, sedangkan independensi diproksikan dalam 4 (empat) sub variabel yakni lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan audit dan jasa non audit 2.3 Kompetensi Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP 2001) menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran

profesionalitasnya dengan cermat dan seksama (due professional care). Lee dan Stone (1995), mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian yang cukup yang secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara objektif. Pendapat lain adalah dari Dreyfus dan Dreyfus (1986), mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian seseorang yang berperan secara berkelanjutan yang mana pergerakannya melalui proses pembelajaran, dari mengetahui sesuatu ke mengetahui bagaimana . Seperti misalnya dari sekedar pengetahuan yang tergantung pada aturan tertentu kepada suatu pernyataan yang bersifat intuitif. Sedangkan Trotter (1986) dalam Saifuddin (2004) mendefinisikan bahwa seorang yang berkompeten adalah orang yang dengan ketrampilannya

27

mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Websters Ninth New Collegiate Dictionary (1983) dalam Sri Lastanti (2005:88) mendefinisikan kompetensi adalah ketrampilan dari seorang ahli. Dimana ahli didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat ketrampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari pelatihan dan pengalaman. Adapun Bedard (1986) dalam Sri lastanti (2005:88) mengartikan keahlian atau kompetensi sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Sementara itu dalam artikel yang sama, Shanteau (1987) mendefinisikan keahlian sebagai orang yang memiliki ketrampilan dan kemampuan pada derajad yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Adapun kompetensi menurut De Angelo (1981) dalam Kusharyanti (2002) dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yakni sudut pandang auditor individual, audit tim dan Kantor AkuntanPublik (KAP). Masing-masing sudut pandang akan dibahas lebih mendetail berikut ini : a. Kompetensi Auditor Individual. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor, antara lain pengetahuan dan pengalaman. Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum

28

dan khusus) dan pengetahuan mengenai bidang pengauditan, akuntansi dan industri klien. Selain itu diperlukan juga pengalaman dalam melakukan audit. Seperti yang dikemukakan oleh Libby dan Frederick (1990) bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik. b. Kompetensi Audit Tim. Standar pekerjaan lapangan yang kedua menyatakan bahwa jika pekerjaan menggunakan asisten maka harus disupervisi dengan semestinya. Dalam suatu penugasan, satu tim audit biasanya terdiri dari auditor yunior, auditor senior, manajer dan partner. Tim audit ini dipandang sebagai faktor yang lebih menentukan kualitas audit (Wooten,2003). Kerjasama yang baik antar anggota tim,

profesionalime, persistensi, skeptisisme, proses kendali mutu yang kuat, pengalaman dengan klien, dan pengalaman industri yang baik akan menghasilkan tim audit yang berkualitas tinggi. Selain itu, adanya perhatian dari partner dan manajer pada penugasan ditemukan memiliki kaitan dengan kualitas audit. c. Kompetensi dari Sudut Pandang KAP. Besaran KAP menurut Deis & Giroux (1992) diukur dari jumlah klien dan persentase dari audit fee dalam usaha mempertahankan kliennya untuk tidak berpindah pada KAP yang lain.

29

Berbagai penelitian (misal De Angelo 1981, Davidson dan Neu 1993, Dye 1993, Becker et.al. 1998, Lennox 1999) menemukan hubungan positif antara besaran KAP dan kualitas audit. KAP yang besar menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi karena ada insentif untuk menjaga reputasi dipasar. Selain itu, KAP yang besar sudah

mempunyai jaringan klien yang luas dan banyak sehingga mereka tidak tergantung atau tidak takut kehilangan klien ( De Angelo,1981). Selain itu KAP yang besar biasanya mempunyai sumber daya yang lebih banyak dan lebih baik untuk melatih auditor mereka, membiayai auditor ke berbagai pendidikan profesi berkelanjutan, dan melakukan pengujian audit daripada KAP kecil. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka kompetensi dapat dilihat melalui berbagai sudut pandang. Namun dalam penelitian ini akan digunakan kompetensi dari sudut auditor individual, hal ini dikarenakan auditor adalah subyek yang melakukan audit secara langsung dan berhubungan langsung dalam proses audit sehingga diperlukan kompetensi yang baik untuk menghasilkan audit yang berkualitas. Dan berdasarkan konstruk yang dikemukakan oleh De Angelo (1981), kompetensi diproksikan dalam dua hal yaitu pengetahuan dan pengalaman. 2.3.1 Pengetahuan Kartika Widhi (2006) menyatakan bahwa pengetahuan memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Adapun SPAP 2001 tentang standar umum, menjelaskan bahwa dalam melakukan audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup.

30

Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena dengan demikian auditor akan mempunyai semakin banyak pengetahuan (pandangan) mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks (Meinhard et.al, 1987 dalam Harhinto, 2004:35). Harhinto (2004 ) menemukan bahwa pengetahuan akan mempengaruhi keahlian audit yang pada gilirannya akan menentukan kualitas audit. Adapun secara umum ada 5 pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor (Kusharyanti, 2003), yaitu : (1.) Pengetahuan pengauditan umum, (2.) Pengetahuan area fungsional, (3.) Pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi yang paling baru, (4.) Pengetahuan mengenai industri khusus, (5.) Pengetahuan mengenai bisnis umum serta penyelesaian masalah. Pengetahuan pengauditan umum seperti risiko audit, prosedur audit, dan lain-lain kebanyakan diperoleh diperguruan tinggi, sebagian dari pelatihan dan pengalaman. Untuk area fungsional seperti perpajakan dan pengauditan dengan komputer sebagian didapatkan dari pendidikan formal perguruan tinggi, sebagian besar dari pelatihan dan pengalaman. Demikian juga dengan isu akuntansi, auditor bisa

mendapatkannya dari pelatihan profesional yang diselenggarakan secara berkelanjutan. Pengetahuan mengenai industri khusus dan hal-hal umum kebanyakan diperoleh dari pelatihan dan pengalaman. Selanjutnya Ashton (1991) dalam Mayangsari (2003) meneliti auditor dari berbagai tingkat jenjang yakni dari partner sampai staf dengan 2 pengujian.

31

Pengujian pertama dilakukan dengan membandingkan antara pengetahuan auditor mengenai frekuensi dampak kesalahan pada laporan keuangan (error effect) pada 5 industri dengan frekuensi archival. Pengujian kedua dilakukan dengan

membandingkan pengetahuan auditor dalam menganalisa sebab (error cause) dan akibat kesalahan pada industri manufaktur dengan frekuensi archival. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan pengetahuan auditor mempengaruhi error effect pada berbagai tingkat pengalaman, tidak dapat dijelaskan oleh lama pengalaman dalam mengaudit industri tertentu dan jumlah klien yang mereka audit. Selain itu pengetahuan auditor yang mempunyai pengalaman yang sama mengenai sebab dan akibat menunjukkan perbedaan yang besar. Singkatnya, auditor yang mempunyai tingkatan pengalaman yang sama, belum tentu pengetahuan yang dimiliki sama pula. Jadi ukuran keahlian tidak cukup hanya pengalaman tetapi diperlukan pertimbangan-pertimbangan lain dalam pembuatan suatu keputusan yang baik karena pada dasarnya manusia memiliki unsur lain disamping pengalaman, misalnya pengetahuan. Berdasarkan Murtanto dan Gudono (1999) terdapat 2(dua) pandangan mengenai keahlian. Pertama, pandangan perilaku terhadap keahlian yang didasarkan pada paradigma einhorn. Pandangan ini bertujuan untuk menggunakan lebih banyak kriteria objektif dalam mendefinisikan seorang ahli. Kedua, pandangan kognitif yang menjelaskan keahlian dari sudut pandang pengetahuan. Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman langsung (pertimbangan yang dibuat di masa lalu dan umpan balik terhadap kinerja) dan pengalaman tidak langsung (pendidikan).

32

2.3.2 Pengalaman Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhi antara lain adalah pengalaman. Menurut Tubbs (1992) dalam Mayangsari (2003) auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal : (1.) Mendeteksi kesalahan, (2.) Memahami kesalahan secara akurat, (3.) Mencari penyebab kesalahan. Murphy dan Wrigth (1984) dalam Sularso dan Naim (1999) memberikan bukti empiris bahwa seseorang yang berpengalaman dalam suatu bidang subtantif memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya. Weber dan Croker (1983) dalam artikel yang sama juga menunjukkan bahwa semakin banyak pengalaman seseorang, maka hasil pekerjaannya semakin akurat dan lebih banyak mempunyai memori tentang struktur kategori yang rumit. Menurut Gibbins (1984) dalam Hernadianto (2002:25), pengalaman menciptakan struktur pengetahuan, yang terdiri atas suatu sistem dari pengetahuan yang sistemtis dan abstrak. Pengetahuan ini tersimpan dalam memori jangka panjang dan dibentuk dari lingkungan pengalaman langsung masa lalu. Singkat kata, teori ini menjelaskan bahwa melalui pengalaman auditor dapat memperoleh pengetahuan dan mengembangkan struktur pengetahuannya. Auditor yang berpengalaman akan memiliki lebih banyak pengetahuan dan struktur memori lebih baik dibandingkan auditor yang belum berpengalaman. Libby (1991) dalam Hernadianto (2002:26) mengatakan bahwa seorang auditor menjadi ahli terutama diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman.

33

Seorang auditor yang lebih berpengalaman akan memiliki skema yang lebih baik dalam mendefinisikan kekeliruan-kekeliruan daripada auditor yang kurang berpengalaman. Libby dan Frederick (1990) dalam Kusharyanti (2002:5) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahankesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari (Libby et. al, 1985) dalam Mayangsari (2003:4). Sedangkan Harhinto (2004) menghasilkan temuan bahwa pengalaman auditor berhubungan positif dengan kualitas audit. Dan Kartika Widhi ( 2006) memperkuat penelitian tersebut dengan sampel yang berbeda yang menghasilkan temuan bahwa semakin berpengalamannya auditor maka semakin tinggi tingkat kesuksesan dalam melaksanakan audit. 2.4 Independensi Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2002). Dalam Kode Etik Akuntan Publik disebutkan bahwa independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai

34

kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Berkaitan dengan hal itu terdapat 4 hal yang mengganggu independensi akuntan publik, yaitu : (1.)Akuntan publik memiliki mutual atau conflicting interest dengan klien, (2.)Mengaudit pekerjaan akuntan publik itu sendiri, (3.)Berfungsi sebagai manajemen atau karyawan dari klien dan (4.)Bertindak sebagai penasihat (advocate) dari klien. Akuntan publik akan terganggu independensinya jika memiliki hubungan bisnis, keuangan dan manajemen atau karyawan dengan kliennya. Penelitian mengenai independensi sudah cukup banyak dilakukan baik itu dalam negeri maupun luar negeri. Lavin (1976) meneliti 3 faktor yang mempengaruhi independensi akuntan publik, yaitu : (1.)Ikatan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, (2.)Pemberian jasa lain selain jasa audit kepada klien, dan (3.)lamanya hubungan antara akuntan publik dengan klien. Shockley (1981) meneliti 4 faktor yang mempengaruhi independensi, yaitu (1.)Persaingan antar akuntan publik, (2.)Pemberian jasa konsultasi manajemen kepada klien, (3.)Ukuran KAP, dan (4.)Lamanya hubungan audit. Sedangkan Supriyono (1988) meneliti 6 faktor yang mempengaruhi independensi, yaitu: (1.)Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, (2.)Jasa-jasa lainnya selain jasa audit, (3.)Lamanya hubungan audit antara akuntan publik dengan klien, (4.)Persaingan antar KAP, (5.)Ukuran KAP, dan (6.)Audit fee.

35

Adapun dalam penelitian ini independensi auditor diukur melalui : Lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor dan pemberian jasa non audit. 2.4.1 Lama Hubungan Dengan Klien (Audit Tenure) Di Indonesia, masalah audit tenure atau masa kerja auditor dengan klien sudah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No.423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik. Keputusan menteri tersebut membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun untuk klien yang sama, sementara untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) boleh sampai 5 tahun. Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien sehingga dapat mencegah terjadinya skandal akuntansi. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang bertentangan mengenai lamanya hubungan dengan klien. Penelitian yang dilakukan oleh Gosh dan Moon (2003) dalam Kusharyanti (2003) menghasilkan temuan bahwa kualitas audit meningkat dengan semakin lamanya audit tenure. Temuan ini menarik karena ternyata mendukung pendapat yang menyatakan bahwa pertimbangan audit antara auditor dengan klien berkurang. Terkait dengan lama waktu masa kerja, Deis dan Giroux (1992) menemukan bahwa semakin lama audit tenure, kualitas audit akan semakin menurun. Hubungan yang lama antara auditor dengan klien mempunyai potensi untuk menjadikan auditor puas pada apa yang telah dilakukan, melakukan prosedur audit yang kurang tegas dan selalu tergantung pada pernyataan manajemen.

36

Namun hal tersebut bertentangan dengan penelitian Shockley (1980) dalam Supriyono (1988:6) yang menunjukkan bahwa lama hubungan dengan klien tidak berpengaruh terhadap rusaknya independensi auditor. Adapun penjelasan perbedaan beberapa penelitian hasil penelitian terdahulu dinyatakan sebagai berikut : Penugasan audit yang terlalu lama kemungkinan dapat mendorong akuntan publik kehilangan independensinya karena akuntan publik tersebut merasa puas, kuarng inovasi, dan kurang ketat dalam melaksanakan prosedur audit. Sebaliknya penugasan audit yang lama kemungkinan dapat pula meningkatkan independensi karena akuntan publik sudah familiar, pekerjaan dapat dilaksanakan dengan efisien dan lebih tahan terhadap tekanan klien ( Supriyono, 1988:6). 2.4.2 Tekanan dari klien Dalam menjalankan fungsinya, auditor sering mengalami konflik kepentingan dengan manajemen perusahaan. Manajemen mungkin ingin operasi perusahaan atau kinerjanya tampak berhasil yakni tergambar melalui laba yang lebih tinggi dengan maksud untuk menciptakan penghargaan. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak jarang manajemen perusahaan melakukan tekanan kepada auditor sehingga laporan keuangan auditan yang dihasilkan itu sesuai dengan keinginan klien (Media akuntansi, 1997). Pada situasi ini, auditor mengalami dilema. Pada satu sisi, jika auditor mengikuti keinginan klien maka ia melanggar standar profesi. Tetapi jika auditor tidak mengikuti klien maka klien dapat menghentikan penugasan atau mengganti KAP auditornya.

37

Goldman dan Barlev (1974) dalam Harhinto ( 2004:34) berpendapat bahwa usaha untuk mempengaruhi auditor melakukan tindakan yang melanggar standar profesi kemungkinan berhasil karena pada kondisi konflik ada kekuatan yang tidak seimbang antara auditor dengan kliennya. Klien dapat dengan mudah mengganti auditor KAP jika auditor tersebut tidak bersedia memenuhi keinginannya. Sementara auditor membutuhkan fee untuk memenuhi

kebutuhannya. Sehingga akan lebih mudah dan murah bagi klien untuk mengganti auditornya dibandingkan bagi auditor untuk mendapatkan sumber fee tambahan atau alternatif sumber fee lain ( Nichols dan Price, 1976 dalam harhinto, 2004:44). Selain itu, persaingan antar kantor akuntan (KAP) semakin besar. KAP semakin bertambah banyak, sedangkan pertumbuhan perusahaan tidak sebanding dengan pertumbuhan KAP. Terlebih lagi banyak perusahaan yang melakukan merjer atau akuisisi dan akibat krisis ekonomi di Indonesia banyak perusahan yang mengalami kebangkrutan. Sehingga oleh karena itu KAP akan lebih sulit untuk mendapatkan klien baru sehingga KAP enggan melepas klien yang sudah ada. Kondisi keuangan klien berpengaruh juga terhadap kemampuan auditor untuk mengatasi tekanan klien ( Knapp,1985) dalam ( Harhinto,2004:44). Klien yang mempunyai kondisi keuangan yang kuat dapat memberikan fee audit yang cukup besar dan juga dapat memberikan fasilitas yang baik bagi auditor. Selain itu probabilitas terjadinya kebangkrutan klien yang mempunyai kondisi keuangan baik relatif kecil. Pada situasi ini auditor menjadi puas diri sehingga kurang teliti dalam melakukan audit.

38

Berdasarkan uraian di atas, maka auditor memiliki posisi yang strategis baik di mata manajemen maupun dimata pemakai laporan keuangan. Selain itu pemakai laporan keuangan menaruh kepercayaan yang besar terhadap hasil pekerjaan auditor dalam mengaudit laporan keuangan. Untuk dapat memenuhi kualitas audit yang baik maka auditor dalam menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus berpedoman pada kode etik, standar profesi dan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia. Setiap auditor harus mempertahankan integritas dan objektivitas dalam menjalankan tugasnya dengan bertindak jujur, tegas, tanpa pretensi sehingga dia dapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu untuk memenuhi kepentingan pribadinya (Khomsiyah dan Indriantoro, 1998) 2.4.3 Telaah dari rekan auditor (Peer Review) Tuntutan pada profesi akuntan untuk memberikan jasa yang berkualitas menuntut tranparansi informasi mengenai pekerjaan dan operasi Kantor Akuntan Publik. Kejelasan informasi tentang adanya sistem pengendalian kualitas yang sesuai dengan standar profesi merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban terhadap klien dan masyarakat luas akan jasa yang diberikan. Oleh karena itu pekerjaan akuntan publik dan operasi Kantor Akuntan Publik perlu dimonitor dan di audit guna menilai kelayakan desain sistem pengendalian kualitas dan kesesuaiannya dengan standar kualitas yang diisyaratkan sehingga output yang dihasilkan dapat mencapai standar kualitas yang tinggi. Peer review sebagai mekanisme monitoring dipersiapkan oleh auditor dapat meningkatkan kualitas jasa akuntansi dan audit. Peer review dirasakan

39

memberikan manfaat baik bagi klien, Kantor Akuntan Publik yang direview dan auditor yang terlibat dalam tim peer review. Manfaat yang diperoleh dari peer review antara lain mengurangi resiko litigation, memberikan pengalaman positif, mempertinggi moral pekerja, memberikan competitive edge dan lebih meyakinkan klien atas kualitas jasa yang diberikan. 2.4.4 Jasa Non Audit Jasa yang diberikan oleh KAP bukan hanya jasa atestasi melainkan juga jasa non atestasi yang berupa jasa konsultasi manajemen dan perpajakan serta jasa akuntansi seperti jasa penyusunan laporan keuangan (Kusharyanti, 2002:29). Adanya dua jenis jasa yang diberikan oleh suatu KAP menjadikan independensi auditor terhadap kliennya dipertanyakan yang nantinya akan mempengaruhi kualitas audit. Pemberian jasa selain audit ini merupakan ancaman potensial bagi independensi auditor, karena manajemen dapat meningkatkan tekanan pada auditor agar bersedia untuk mengeluarkan laporan yang dikehendaki oleh manajemen, yaitu wajar tanpa pengecualian (Barkes dan Simnet (1994), Knapp (1985) dalam Harhinto (2004:45)). Pemberian jasa selain jasa audit berarti auditor telah terlibat dalam aktivitas manajemen klien. Jika pada saat dilakukan pengujian laporan keungan klien ditemukan kesalahan yang terkait dengan jasa yang diberikan auditor tersebut. Kemudian auditor tidak mau reputasinya buruk karena dianggap memberikan alternatif yang tidak baik bagi kliennya. Maka hal ini dapat mempengaruhi kualitas audit dari auditor tersebut. Maka berdasarkan hal tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: Standards & Poor dalam Mayangsari (2003)

40

menunjukkan bahwa berbagai jasa non audit yang diberikan oleh KAP kepada satu klien dapat merusak independensi. 2.5 Kerangka Berpikir Salah satu fungsi dari akuntan publik adalah menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Namun adanya konflik kepentingan antara pihak internal dan eksternal perusahaan, menuntut akuntan publik untuk menghasilkan laporan auditan yang berkualitas yang dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut. Selain itu dengan menjamurnya skandal keuangan baik domistik maupun manca negara, sebagian besar bertolak dari laporan keuangan yang pernah dipublikasikan oleh perusahaan. Hal inilah yang memunculkan pertanyaan tentang bagaimana kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik dalam mengaudit laporan keuangan klien. Berbagai penelitian tentang kualitas audit yang pernah dilakukan menghasilkan temuan yang berbeda mengenai faktor pembentuk kualitas audit. Namun secara umum menyimpulkan bahwa untuk menghasilkan audit yang berkualitas, seorang akuntan publik yang bekerja dalam suatu tim audit dituntut untuk memiliki kompetensi yang cukup dan independensi yang baik. Berdasarkan logika dari paparan di atas maka dikembangkan suatu kerangka pemikiran atas penelitian ini, yaitu : 1. Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalamannya yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama.

41

Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa seorang auditor yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai akan lebih memahami dan mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam dan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks dalam lingkungan audit kliennya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki auditor maka semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkannya. 2. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Independensi merupakan sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Oleh karena itu cukuplah beralasan bahwa untuk menghasilkan audit yang berkualitas diperlukan sikap independen dari auditor. Karena jika auditor kehilangan independensinya maka laporan audit yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

42

3. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Dalam melaksanakan proses audit, auditor membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang baik karena dengan kedua hal itu auditor menjadi lebih mampu memahami kondisi keuangan dan laporan keuangan kliennya. Kemudian dengan sikap independensinya maka auditor dapat melaporkan dalam laporan auditan jika terjadi pelanggaran dalam laporan keuangan kliennya. Sehingga berdasarkan logika di atas maka kompetensi dan independensi memiliki pengaruh dalam menghasilkan audit yang berkualitas baik itu proses maupun outputnya. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kompetensi 1.Pengetahuan 2.Pengalaman Kualitas Audit Independensi 1.Lama hubungan dengan klien 2.Tekanan dari klien 3.Telaah dari rekan auditor 4.Jasa non audit

43

II.6

Hipotesis Dari kerangka pemikiran diatas maka disusun hipotesis sebagai berikut : (H1) Kompetensi dan independensi secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit (H2) Kompetensi dan independensi secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Kompetensi (X1) Kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Oleh karena itu maka pada penelitian ini variabel kompetensi pengalaman. 3.1.1.1 Pengetahuan Pengetahuan menurut KBBI didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal tertentu. Kusharyanti (2003:3) mengatakan bahwa untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus), pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi serta memahami industri klien. Oleh karena itu dalam penelitian ini pengetahuan diartikan sebagai pengetahuan yang dimiliki auditor yang meliputi pengauditan (umum dan khusus), pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi serta memahami industri klien. Sehingga indikator yang digunakan untuk mengukur pengetahaun auditor adalah: (a.)Pengetahuan akan prinsip Akuntansi dan standar auditing, (b.)Pengetahuan akan jenis industri klien, (c.)Pengetahuan akan diproksikan dengan 2 sub variabel yaitu pengetahuan dan

44

45

tentang kondisi perusahaan klien, (d.)Pendidikan formal yang sudah ditempuh, (e.)Pelatihan, kursus dan keahlian khusus. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengetahuan terdiri dari 6 item pernyataan. Masing-masing item pertanyaan tersebut diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 poin, dimana smakin mengarah ke poin 1 menunjukkan bahwa kuantitas pengetahuan yang dimiliki auditor rendah dan semakin mengarah ke poin 5 menggambarkan bahwa pengetahuan auditor semakin tinggi. 3.1.1.2 Pengalaman Menurut Loeher (2002) Pengalaman merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan sesama, benda alam, keadaan, gagasan, dan penginderaan. Libby dan Frederick (1990) dalam Kusharyanti (2003) menemukan bahwa auditor yang lebih berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan dalam laporan keuangan. Selain itu mereka dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari. Indikator yang digunakan untuk mengukur pengalaman adalah sebagai berikut : (a)Lama melakukan audit, (b)Jumlah klien yang sudah diaudit, (c)Jenis perusahaan yang pernah di audit. Instrumen yang digunakan

46

untuk mengukur pengalaman terdiri dari 4 item pernyataan. Masing-masing item pertanyaan tersebut diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 poin, dimana semakin mengarah ke poin 1 menunjukkan bahwa pengalaman yang dimiliki auditor rendah dan semakin mengarah ke poin 5 menggambarkan bahwa pengalaman auditor tinggi. 3.1.2 Independensi (X2) Kode Etik Akuntan Publik menyebutkan bahwa independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Pada penelitian ini variabel independensi akan diproksikan menjadi 4 (empat) sub variabel yakni : 3.1.2.1 Lama Hubungan Dengan Klien (Audit Tenure) Keputusan Menteri Keuangan No.423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun untuk klien yang sama, sementara untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) boleh sampai 5 tahun. Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien sehingga dapat mencegah terjadinya skandal akuntansi. Untuk mengetahui lama hubungan auditor dengan klien digunakan indikator sebagai berikut : (a.)Lama mengaudit klien. Instrumen yang digunakan untuk mengukur lama hubungan terdiri dari 3 item pernyataan. Masing-masing item pertanyaan tersebut diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 poin, dimana semakin mengarah ke poin

47

1 menunjukkan bahwa lama hubungan dengan klien mempengaruhi independensi auditor dalam menghasilkan audit yang berkualitas sedangkan semakin mengarah ke poin 5 menggambarkan lama hubungan dengan klien tidak mempengaruhi independensi auditor dalam menghasilkan audit yang berkualitas. 3.1.2.1 Tekanan Dari Klien Tekanan dari klien seperti tekanan personal, emosional atau keuangan dapat mengakibatkan independensi auditor berkurang dan dapat mempengaruhi kualitas audit (Kusharyanti 2002:29). Untuk mengetahui tekanan apa saja yang berasal dari klien yang dapat mempengaruhi auditor dalam melaksanakan tugas auditnya maka digunakan indikator sebagai berikut :(a.)Besar fee audit yang akan diberikan oleh klien, (b.)Pemberian sanksi dan ancaman pergantian auditor dari klien, (c.)Fasilitas dari klien. Instrumen yang digunakan untuk mengukur seberapa besar tekanan dari klien dapat mempengaruhi auditor terdiri dari 6 item pernyataan. Masingmasing item pertanyaan tersebut diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 poin, dimana semakin mengarah ke poin 1 menunjukkan bahwa tekanan dari klien mempengaruhi auditor sedangkan semakin mengarah ke poin 5

menggambarkan menunjukkan bahwa tekanan dari klien tidak dapat mempengaruhi auditor.

48

3.1.2.2

Telaah Dari Rekan Auditor (Peer Review) Telaah dari rekan auditor (peer review) merupakan mekanisme

monitoring yang dipersiapkan oleh auditor dapat meningkatkan kualitas jasa akuntansi dan audit (Harjanti, 2002:59) Untuk mengukur seberapa besar pengaruh telaah dari rekan auditor, digunakan indikator sebagai berikut :(a.)Manfaat telaah dari rekan auditor, (b.)Konsekuensi terhadap audit yang buruk. Instrumen yang digunakan untuk mengukur manfaat telaah rekan auditor dalam menciptakan independensi auditor terdiri dari 2 item pernyataan. Masing-masing item pertanyaan tersebut diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 poin, dimana semakin mengarah ke poin 1 menunjukkan bahwa telaah rekan auditor tidak memberikan manfaat dalam menciptakan independensi auditor dalam menghasilkan audit yang berkualitas sedangkan semakin mengarah ke poin 5 menunjukkan bahwa telaah rekan auditor bermanfaat dalam menciptakan independensi auditor dalam

menghasilkan audit yang berkualitas 3.1.2.3 Jasa Non Audit Jasa yang diberikan oleh KAP bukan hanya jasa atestasi melainkan juga jasa non atestasi yang berupa jasa konsultasi manajemen dan perpajakan serta jasa akuntansi seperti jasa penyusunan laporan keuangan.(Kusharyanti, 2002:29) Untuk mengukur seberapa besar pengaruh jasa non audit digunakan indikator sebagai berikut : (a.)Pemberian jasa audit dan non audit kepada

49

klien yang sama, (b.)Pemberian jasa lain selain jasa audit dapat meningkatkan informasi yang disajikan dalam laporan pemeriksaan akuntan publik. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengaruh jasa non audit yang diberikan auditor pada klien dalam menciptakan independensi auditor terdiri dari 3 item pernyataan. Masing-masing item pertanyaan tersebut diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 poin, dimana semakin mengarah ke poin 1 menunjukkan bahwa jasa non audit mempengaruhi auditor dalam menciptakan independensi auditor sedangkan semakin mengarah ke poin 5 menunjukkan bahwa jasa non audit tidak mempengaruhi auditor dalam menciptakan independensi auditor. 3.1.3 Kualitas Audit (Y) Kualitas audit adalah kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor.(De Angelo, 1981 dalam Kusharyanti, 2002:1). Adapun untuk mengukur kualitas audit pada auditor di Jawa Tengah digunakan indikator kualitas audit yang dikemukakan oleh Harhinto (2004) dan Kartika Widhi(2006) yaitu sebagai berikut : (a)Melaporkan semua kesalahan klien, (b)Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien, (c)Komitmen yang kuat dalam menyelesaikan audit, (d.)Berpedoman pada prinsip auditing dan

50

prinsip akuntansi dalam melakukan pekerjaan lapangan, (e.)Tidak percaya begitu saja terhadap pernyataan klien, (f.)Sikap hati-hati dalam pengambilan keputusan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kualitas audit terdiri dari 6 item pernyataan. Masing-masing item pertanyaan tersebut diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 poin, dimana semakin mengarah ke poin 1 menunjukkan bahwa kualitas audit yang dimiliki auditor rendah sedangkan semakin mengarah ke poin 5 menunjukkan bahwa kualitas audit yang dimiliki auditor tinggi. 3.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.) Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber atau tempat dimana penelitian dilakukan secara langsung (Indriantoro dan

Bambang Supeno, 1999:65). Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden. 2.) Data Sekunder Data sekunder adalah sumber penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Bambang Supeno, 1999:65). Sebagai suatu penelitian empiris maka data sekunder dalam penelitian ini diperoleh artikel, jurnal, dan penelitian-penelitian terdahulu. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini mengambil lokasi pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah. Dipilih Jawa Tengah karena propinsi ini merupakan propinsi nomor

51

3 (Tiga) setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur yang mempunyai jumlah penduduk yang padat dan memiliki industri yang cukup berkembang yang sangat membutuhkan jasa akuntan publik. Di samping itu, KAP yang berdomisili di Jawa Tengah sudah cukup representatif untuk menjadi responden penelitian dengan kriteria KAP yang tidak terlalu besar. Dimana penelitian ini akan mengarahkan pada KAP yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket (kuesioner). Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto.1996;139). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu pendahuluan, tahap persiapan penelitian dan tahap pelaksanaan penelitian. 1. Tahap pendahuluan Pada tahap ini penulis melakukan pencarian informasi tentang KAP yang ada di Jawa Tengah pada Sekretariat IAI KAP Wilayah Jawa Tengah dan selanjutnya dengan surat ijin penelitian dari Dekan Ekonomi UNNES, peneliti mengadakan penelitian pada KAP di Jawa Tengah. 2. Tahap persiapan Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian. 3. Tahap pelaksanaan penelitian

52

Pada tahap ini penelitian dilakukan dengan datang secara langsung ke KAP di Jawa Tengah dan melakukan penyebaran kuesioner pada para auditor, untuk memperoleh data penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini. Setelah data diperoleh langkah berikutnya adalah melakukan analisis data. 3.4 Populasi dan Sampel 1.) Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Arikunto,1998:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akuntan publik yang terdaftar dan bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah. Tabel 3.1 Nama Kantor Akuntan Publik dan Jumlah Auditor
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Nama KAP KAP. Darsono & Budi Cahyo Santoso KAP. Didin Afifudin KAP. Drs. I Soetikno KAP. Irawati Kusumadi KAP. Soekamto KAP. Drs Sugeng Pamudji KAP. Drs. Tahrir Hidayat KAP. Drs. Y. Darriyono Prajitno KAP. Ngurah Arya & Rekan KAP. Yulianti, SE, BAP KAP. Benny Gunawan KAP. Harjati KAP. Drs.Supriyanto, Auditor, Tax And Managment KAP. Hadori dan Rekan KAP. Hananta Budianto dan Rekan KAP. Bayudi Watu dan Rekan KAP. Suhartati dan Rekan KAP. Leonard Mulya dan Rekan KAP. Ruchendi, Mardjito & Rushadi KAP. Busroni dan Payamta KAP. Rachmad Wahyudi KAP. Drs. Soemantri S KAP. Wartono KAP. Oetoet Wibowo Total Jumlah Auditor 20 5 10 15 8 13 5 5 17 15 8 10 10 9 10 9 8 56 5 7 8 13 12 5 283

Sumber : Data yang diolah

53

2.) Sampel Sampel adalah sebagian/wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto 1998:117). Sampel yang dipilih dari populasi dianggap mewakili keberadaan populasi. 3.) Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini sampel diambil dengan metode proportional simple random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak dari tiaptiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi tersebut. Formula yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah seperti yang dikemukakan Yamane (1973) dalam Supramono dan Intiyas Utami (2004:56) n = N Nd + 1 Jumlah Sampel

Keterangan : n =

N = Ukuran Populasi d = Prosentase kelonggaran ketidaktelitian 10 %

Maka berdasarkan formula di atas diperoleh ukuran sampel : n = = 283 283 (0,1) + 1 283 3,83

= 73,89033943 = 74 auditor Dari perhitungan di atas didapat jumlah sampel minimal berukuran 74 orang auditor, dan berikut adalah perhitungan proporsi pengambilan sampel.

54

Tabel 3.2 Proporsi sampel penelitian


No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Nama KAP
KAP. Darsono & Budi Cahyo S KAP. Didin Afifudin KAP. Drs. I Soetikno KAP. Irawati Kusumadi KAP. Soekamto KAP. Drs Sugeng Pamudji KAP. Drs. Tahrir Hidayat KAP. Drs. Y. Darriyono Prajitno KAP. Ngurah Arya & Rekan KAP. Yulianti, SE, BAP KAP. Benny Gunawan KAP. Harjati KAP. Drs.Supriyanto KAP. Hadori dan Rekan KAP.Hananta Budianto & Rekan KAP. Bayudi Watu dan Rekan KAP. Suhartati dan Rekan KAP. Leonard Mulya dan Rekan KAP. Ruchendi, Mardjito,Rushadi KAP. Busroni dan Payamta KAP. Rachmad Wahyudi KAP. Drs. Soemantri S KAP. Wartono KAP. Oetoet Wibowo Total

Jumlah Auditor
20 5 10 15 8 13 5 5 17 15 8 10 10 9 10 9 8 56 5 7 8 13 12 5 283

Proporsi sampel
20 x 74 283 5 x 74 283 10 x 74 283 15 x 74 283 8 x 74 283 13 x 74 283 5 x 74 283 5 x 74 283 17 x 74 283 15 x 74 283 8 x 74 283 10 x 74 283 10 x 74 283 9 x74 283 10 x 74 283 9 x 74 283 8 x 74 283 56 x 74 283 5 x 74 283 7 x 74 283 8 x 74 283 13 x 74 283 12 x 74 283 5 x 74 283

Jumlah sampel
6 2 3 4 3 4 2 2 6 4 3 3 3 3 3 3 3 15 2 2 3 4 3 2 74

Sumber : Data yang diolah

55

Dari 24 KAP yang ada di Jawa Tengah yang masih aktif, hanya 17 KAP yang bersedia mengisi kuesioner. Berikut adalah daftar nama KAP yang bersedia dijadikan objek penelitian : Tabel 3.3 Nama Kantor Akuntan Publik dan Alamat
NO Nama KAP 1 KAP. Darsono & Budi Cahyo S 2 KAP. Dra. Suhartati & Rekan 3 KAP. Drs. I Soetikno 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17. KAP. Bayudi Watu & Rekan KAP. Soekamto KAP. Drs Sugeng Pamudji KAP. Drs. Tahrir Hidayat KAP.Drs.Y.Darriyono Prajitno KAP. Ngurah Arya & Rekan KAP. Ruchendi, Mardjito &Rushadi KAP. Benny Gunawan KAP. Hadori & Rekan KAP.Drs.Supriyanto KAP. Wartono KAP. Busroni & Payamta KAP. Drs. Soemantri S KAP. Rachmad Wahyudi Alamat Jl. Mugas Dalam No. 65 Semarang Jl. Citarum Tengah No.22 Semarang Jl. Durian Raya 1B.A3 Perum Durian, Mediterania Villa Banyumanik Jl. Dr. Wahidin No.85 Semarang Jl. Durian Selatan I No.16 Banyumanik Jl. Bukit Agung Blok AA No. 1-2, Perum Pondok Bukit Agung Semarang Jl. Pusponjolo Tengah 1-2 A Semarang Gang Besen No. 60 Semarang Jl. Pamularsih Raya No. 16 Semarang Jl. Beruang Raya No.48 Semarang Jl. Puri Anjasmoro Blok DI/3 Semarang Jl. Tegalsari Raya No.53 Semarang Jl. Puri Anjasmoro EE-3/12A Puri Arta Plaza Semarang Jl. KH. Samanhudi No.121 Surakarta Jl. Ir. Sutami 25 Surakarta Jl. Ki Mangun Sarkoro No.55 Solo Jl.Dr. Cipto Mangunkusumo No.3A Solo

Sumber : IAI 2006 Dari 17 KAP tersebut masing-masing KAP ternyata hanya bersedia menerima 2-8 kuesioner saja. Berikut ini adalah tabel mengenai distribusi kuesioner pada sampel dari tiap-tiap KAP :

56

Tabel 3.4 Nama KAP dan Jumlah Sampel


NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Nama KAP KAP. Darsono & Budi Cahyo Santoso KAP. Dra. Suhartati & Rekan KAP. Drs. I Soetikno KAP. Bayudi Watu & Rekan KAP. Soekamto KAP. Drs Sugeng Pamudji KAP. Drs. Tahrir Hidayat KAP. Drs. Y. Darriyono Prajitno KAP. Ngurah Arya & Rekan KAP. Ruchendi, Mardjito & Rushadi KAP. Benny Gunawan KAP. Hadori & Rekan KAP. Drs.Supriyanto Auditor,Tax and Manajemen KAP. Wartono KAP. Busroni & Payamta KAP. Drs. Soemantri S KAP. Rachmad Wahyudi Jumlah Sampel 3 5 5 8 5 5 5 7 5 4 3 2 7 5 5 6 5 85

Sumber : Data yang Diolah 3.5 Instrumen Penelitian Konsep dalam penelitian ini meliputi konsep kompetensi dan independensi sebagai variabel bebas, dimana kompetensi diproksikan dalam 2 sub variabel yaitu pengetahuan dan pengalaman. Sedangkan independensi diproksikan kedalam 4 sub variabel yaitu tekanan dari klien, lama hubungan dengan klien, telaah dari rekan audit dan jasa non audit. dan sebagai variabel terikatnya adalah kualitas audit. Konsep-konsep tersebut diukur dengan menggunakan aras pengukuran interval / skala interval yang memungkinkan penulis untuk memberikan skor untuk setiap jawaban responden. Berikut adalah tabel aras pengukuran interval pada masing-masing variabel.

57

Tabel. 3.5
Keterangan

Aras Pengukuran Statistik Deskriptif Tiap-Tiap Variabel


Variabel X2 1 X 70 = 14 5 5 X 70 = 70 5 70 14 = 56 56 = 11,2 5 14 25,2 25,2 36,4 36,4 47,6 47,6 58,8 58,8 70,0 Deskripsi Y 1 X 30 = 6 5 5 X 30 = 30 5 30 6 = 24 24 = 4,8 5 6 10,8 10,8 15,6 15,6 20,4 20,4 25,2 25,2 30,0

X1 1 X 50 = 10 Skor Minimal 5 Skor Maksimal 5 X 50 = 50 5 50 10 = 40 Rentang = 8 Panjang Kelas 40 5 Interval Kelas Interval 10 18 18 26 26 34 34 42 42 50

SangatRendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

Sumber : Data yang diolah Adapun metode perskalaannya yaitu dengan cara penunjukan angka atau simbol terhadap kategori jawaban dalam instrumen penelitian (Supramono, 2000:59). Metode persekalaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert 5 poin untuk setiap pernyataan yang diajukan kepada responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian Supriyono (1988) dan Harhinto (2005) dengan beberapa modifikasi berdasarkan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). Adapun dalam penyebaran kuesioner ini peneliti menghadapi kendala yaitu rendahnya respon dari responden, dimana dari 24 KAP yang masih aktif hanya 17 KAP yang bersedia untuk diteliti itupun dibatasi hanya 2-10 kuesioner saja. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 2 bagian yaitu : 1. Data diri responden Pada bagian ini berisi beberapa pertanyaan tentang identitas responden. Data demografi tersebut meliputi : Jabatan, lama pengalaman

58

kerja, keahlian khusus, lama menekuni keahlian tersebut, latar belakang pendidikan, serta gelar profesional lain yang menunjang bidang keahlian. 2. Pernyataan mengenai kompetensi, independensi dan kualitas audit Pada bagian ini berisi pernyataan pernyataan mengenai

kompetensi, independensi dan kualitas audit. Jenis pernyataan adalah tertutup, dimana responden tinggal memberi tanda tick mark () pada pilihan jawaban yang telah tersedia. Adapun setiap jawaban dari pernyataan tersebut telah ditentukan skornya. Berikut tabel penilaian atau skor alternatif dari setiap jenis pernyataan yang akan digunakan dalam penelitian. Tabel 3.6 Penilaian skor pernyataan
Jenis pernyataan Positif Jenis jawaban Sangat sesuai (SS) Sesuai (S) Ragu-ragu Tidak sesuai (TS) Sangat tidak sesuai (STS) Negatif Sangat sesuai (SS) Sesuai (S) Ragu-ragu Tidak sesuai (TS) Sangat tidak sesuai (STS) Skor 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

Sumber : Data yang diolah Bentuk pernyataan terbagi atas pernyataan positif dan negatif. Tabel berikut ini menyajikan nomor dari setiap jenis pernyataan yang terdapat dalam instrumen penelitian.

59

Tabel 3.7 Nomor dari setiap jenis pernyataan


Variabel Penelitian Kompetensi 1. Pengetahuan 2. Pengalaman Independensi 3.Lama hubungan dengan klien 4. Tekanan dari klien 5. Telaah dari rekan auditor 6. Jasa non audit Kualitas audit Sub Variabel Penelitian Jenis Pernyataan Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Nomer Pernyataan 1,2,3,4,5,6 7,8,10 9 1,2 3 4,5,6,7,8,9 10,11 12,14 13 1 2,3,4,5,6

Sumber : data diolah 3.6Validitas Dan Reliabilitas Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS a. Validitas instrumen Validitas adalah seberapa cermat alat ukur dapat mengungkap dengan jitu gejala-gejala atau bagian-bagian yang hendak diukur (Hadi,1996:289). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid atau berarti memiliki validitas rendah (Arikunto,2000:144). Validitas dihitung setiap butirnya dengan rumus product moment dengan rumus : rxy = N XY (X) (Y) { N X - ((X)} { N Y - ((Y)}

60

Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan. (x=X-Xdan y=Y- Y) N X Y XY X Y = = = = = = jumlah subyek jumlah skor item jumlah skor total Jumlah perkalian x dan y kuadrat dari x kuadrat dari y

Hasil perhitungan rxy dikonsultasikan pada tabel dengan taraf kesalahan 5 %, jika rxy > rtabel maka item soal tersebut valid (Arikunto, 2000:145). Berdasarkan pengujian validitas yang telah dilakukan ternyata pertanyaan dalam instrumen penelitian dinyatakan valid dan berikut adalah tabel hasil uji validitas : Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas
No Butir Koefisien Korelasi Butir Total Kompetensi Independensi (X1) (X2) Petahu Pengal Lama Teka Tlh Jasa Non an aman Hub nan Rkn Audit 0,6421 0,6401 0,413 0,806 0,731 0,432 0,8166 0,4885 0,544 0,670 0,440 0,467 0,9062 0,4616 0,866 0,856 0,481 0,6594 0,3620 0,748 0,4987 0,792 0,5365 0,859 Keterangan Kualitas Audit (Y) 0,442 0,753 0,775 0,614 0,800 0,463 Valid Valid Valid Valid Valid Valid

1 2 3 4 5 6

Sumber : Data yang diolah Dari pengujian validitas yang terlihat dalam Tabel 3.7 di atas maka diketahui bahwa setiap butir pertanyaan kuesioner memiliki koefisien korelasi

61

butir total diatas r tabel (0,361) sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. b. Reliabilitas Instrumen. Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama atau stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Uji reliabilitas dilakukan dengan metode internal consistency. Reliabilitas instrumen penelitian diuji menggunakan rumus koefisien Cronbachs Alpha. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa intrumen penelitian tersebut handal atau reliabel (Nunnaly dalam Ghozali,2005:42). Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut : k ] [ 1 - b ] k1 t Keterangan : r11 = [ r11 = reliabilitas yang dicari

b = jumlah varians skor butir t k = varians total = banyaknya butir

(Ghozali, 2005) Untuk selanjutnya dalam penghitungan reliabilitas data akan digunakan alat bantu dengan program SPSS V.12. Dan berikut ini adalah tabel hasil uji reliabilitas.

62

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Nilai Cronbachs Alpha Sumber : Data yang diolah 3.7 Metode Analisis Data Analisa data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul kemudian dapat memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan. Analisa data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut : Y = 0+ 1X1 + 2X2 + e Dimana : Y X1 X2 0 e : Kualitas Audit : Kompetensi : Independensi : Intercept (Konstanta) : Error X1 0,786 X2 0,901 Y 0,651

1, 2 : Koefisien regresi. Toleransi kesalahan () yang ditetapkan sebesar 5% dengan signifikasi sebesar 95%. 3.8 Uji Asumsi Klasik Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi berganda, terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji heterokedastisitas dan uji multikolinieritas.

63

1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali 2005:110). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data tersebut dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu

menggunakan Uji Kolmogorof-Smirnov (Uji K-S), grafik histogram dan kurva penyebaran P-Plot. Untuk Uji K-S yakni jika nilai hasil Uji K-S > dibandingkan taraf signifikansi 0,05 maka sebaran data tidak menyimpang dari kurva normalnya itu uji normalitas. Sedangkan melalui pola penyebaran P Plot dan grafik histogram, yakni jika pola penyebaran memiliki garis normal maka dapat dikatakan data berdistribusi normal. 2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamataan ke pengamatan yang lain tetap, atau disebut

homoskedastisitas (Ghozali, 2005 :105). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas, tidak heteroskedastisitas(Ghozali, 2005 :105). 3. Uji Multikolinearitas Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain. Uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai

64

tolerance < 0,10 maka tidak terjadi gejala Multikolinieritas (Ghozali, 2005:92). 3.9 Pengujian Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Uji Simultan (uji F) Uji F ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama (simultan) variabel-variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Pembuktian dilakukan dengan cara

membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada tingkat kepercayaan 5% dan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah : Jika Fhitung> Ftabel (n-k-1) maka Ho ditolak Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel independen ( X1 dan X2 ) berpengaruh terhadap nilai variabel ( Y ) Jika Fhitung< Ftabel (n-k-1) maka Ho diterima Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel independen (X1 dan X2) tidak berpengaruh terhadap nilai variabel (Y)

65

Selain itu uji F dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan dengan 0,05 (Taraf signifikansi = 5%). Adapun Kriteria pengujian yang digunakan adalah : Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak Jika p value > 0,05 maka Ho diterima Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan dari variabel independen X1,X2 secara bersama-sama terhadap kualitas audit sebagai variabel dependen dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi (R2). Dimana R2 menjelaskan seberapa besar variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen. 2. Uji Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara t
hitung

dengan t

tabel.

Untuk menentukan nilai t

tabel

ditentukan dengan tingkat

signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah : Jika t hitung > t tabel (n-k-1) maka Ho ditolak Jika thitung < ttabel (n-k-1) maka Ho diterima Selain itu uji t tersebut dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan dengan 0,05 (Taraf signifikansi = 5%). Adapun Kriteria pengujian yang digunakan adalah :

66

Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak Jika p value > 0,05 maka Ho diterima Untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan dari variabel independen X1,X2 secara parsial terhadap kualitas audit sebagai variabel dependen dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi (r2). Dimana r2 menjelaskan seberapa besar variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yaitu suatu badan usaha yang telah mendapatkan ijin dari menteri keuangan atau pejabat lain yang berwenang sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya. Sedangkan akuntan publik atau auditor independen adalah akuntan yang telah memperoleh ijin dari menteri keuangan atau pejabat yang berwenang untuk memberikan jasanya. Kantor Akuntan Publik dalam pekerjaannya memberikan beberapa jasa yang disebut dengan jasa audit. Penjelasan dari jasa-jasa tersebut yaitu : 1. Jasa Audit Laporan Keuangan Dalam kapasitasnya sebagai auditor independen, kantor akuntan publik melakukan audit umum atas laporan keuangan untuk memberikan pernyataan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan. 2. Jasa Audit Khusus Audit khusus dapat merupakan audit atas akun atau pos laporan tertentu yang dilakukan dengan menggunakan prosedur yang disepakati bersama, audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan basis yang komprehensif dan audit atas informasi keuangan untuk tujuan tertentu.

67

68

3. Jasa Atestasi Jasa yang berkaitan dengan penerbitan laporan yang memuat suatu kesimpulan tentang keadaan asersi (pernyataan) tertulis menjadi tanggung jawab pihak lain, dilaksanakan mulai pemeriksaan, review dan prosedur yang disepakati bersama. 4. Jasa Review Laporan Keuangan Jasa yang memberikan keyakinan terbatas bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus dilaksanakan agar laporan keuangan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atas basis akuntansi komprehensif lainnya. 5. Jasa Kompilasi Laporan Keuangan Jasa untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan catatan data keuangan serta inforamsi lainnya yang diberikan manajemen suatu entitas tertentu. 6. Jasa Konsultasi Jasa ini meliputi berbagai bentuk dan bidang sesuai dengan kompetensi akuntan publik. Misalnya jasa konsultasi umum kepada pihak manajemen, perencanaan sistem dan implementasi sistem akuntansi, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pelaksanaan seleksi dan rekruitmen pegawai sampai memberikan jasa konsultasi lainnya. 7. Jasa Perpajakan Jasa yang diberikan meliputi jasa konsultasi umum perpajakan, perencanaan pajak, review jenis pajak, pengisian SPT dan penyelesaian masalah perpajakan.

69

Kantor Akuntan Publik dapat berbentuk perseroan terbatas dan persekutan dimana beberapa akuntan publik bergabung untuk menjalankan usahanya bersama-sama sebagai sekutu atau rekan (partner). Selain itu kantor akuntan publik dapat juga berbentuk koperasi jasa audit (KJA) yang hanya memberikan jasanya pada koperasi saja. Struktur keorganisasian dalam KAP sebagai berikut : 1. Rekan atau partner, yaitu rekan pimpinan dan rekan yang menduduki jabatan tertinggi dalam KAP. Tugasnya bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap pekerjaan yang ditangani oleh KAP. 2. Manajer, yaitu pengawas pemeriksa, koordinator dari akuntan senior. Tugasnya mereview program audit, mereview kertas kerja, laporan audit dan manajemen letter. 3. Akuntan senior atau koodinator akuntan yunior, yaitu akuntan perencana dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pemeriksaan. Tugasnya

mengarahkan dan mereview pekerjaan akuntan yunior. 4. Akuntan yunior atau asisten akuntan, yaitu pelaksana prosedur pemeriksaan secara rinci sesuai dengan pengarahan dari akuntan senior. Tugasnya adalah membuat kertas kerja. Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik dengan sampel 77

responden. Hal yang diungkap adalah faktor-faktor kompetensi yang meliputi pengetahuan dan pengalaman, faktor-faktor independensi yang meliputi lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah rekan auditor, dan jasa non audit, serta kualitas audit. Data diambil menggunakan instrumen berupa angket yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.

70

4.2 Deskripsi Responden Deskripsi profil responden terdiri dari jabatan, pengalaman kerja, keahlian khusus, lama menekuni keahlian khusus, jenjang pendidikan dan kepemilikan sertifikat selain akuntan publik. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini responden memiliki jabatan yang bervariasi di antaranya adalah sebagai partner 20 responden atau (26,0 %), senior auditor sebanyak 13 responden atau ( 16,9 %), junior auditor sebanyak 20 responden atau (26,0 %), dan ada jabatan lain sebanyak 24 responden atau (31,2 %). Berdasarkan pengalaman kerja yaitu kurang dari 5 tahun sebanyak 16 responden atau (20,8 %), berpengalaman 5 sampai 10 tahun sebanyak 44 responden atau (57,1 %), berpengalaman lebih dari 10 tahun sebanyak 17 responden atau (22,1 %). Berdasarkan keahlian khusus auditor yakni sebagai analis sistem sebanyak 17 responden atau (22,1%), sebagai konsultan pajak sebanyak 18 responden atau (23,4 %), sebagai konsultan manajemen sebanyak 17 responden atau (22,1 %), dan keahlian lainnya sebanyak 25 responden atau (32,5 %). Berdasarkan lama menekuni keahlian khusus yaitu kurang dari 5 tahun sebanyak 28 responden atau (36,4 %), 5 sampai 10 tahun sebanyak 44 responden atau (57,1 %), dan yang lebih dari 10 tahun sebanyak 4 responden atau (5,2 %). Berdasarkan jenjang pendidikan yakni D3 sebanyak 15 responden atau (19,5 %), S1 sebanyak 56 responden atau (72,7 %), S2 sebanyak 6 responden atau (7,8 %) dan S3 sebanyak 0 responden.

71

Berdasarkan kepemilikan sertifikat lain selain akuntan publik, yang memiliki adalah sebanyak 34 responden atau (44,2%) sedangkan yang tidak memiliki sebanyak 43 responden atau (55,8 %). Berikut adalah tabel yang menunjukkan profil responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini : Tabel 4.1 Profil Responden (N=77)
Keterangan Jabatan 1. Partner 2. Senior Auditor 3. Yunior Auditor 4. Lain-lain Pengalaman Kerja 1. Kurang dari 5 tahun 2. 5 s/d 10 tahun 3. Lebih dari 10 tahun Keahlian Khusus 1. Analis Sistem 2. Konsultan Pajak 3. Konsultan Manajemen 4. Keahlian lainnya Lama Menekuni Keahlian Khusus 1. Kurang dari 5 tahun 2. 5 s/d 10 tahun 3. lebih dari 10 tahun Jenjang Pendidikan 1. D3 2. S1 3. S2 4. S3 Kepemilikan Sertifikat Profesional Selain Audit 1. Tidak Memiliki 2. Memiliki Jumlah 20 13 20 24 16 44 17 17 18 17 25 28 45 4 15 56 6 0 43 34 Prosentase 26,0 % 16,9 % 26,0 % 31,2 % 20,8 % 57,1 % 22,1 % 22,1 % 23,4 % 22,1 % 32,5 % 36,4 % 58,4 % 5,20% 19,5 % 72,7 % 7,8 % 0 55,8 % 44,2 %

Sumber : Data yang diolah Data penelitian ini dikumpulkan dengan menyebarkan 80 kuesioner secara langsung kepada KAP yang berada diwilayah Semarang dan Solo, sedangkan 5 kuesioner dikirimkan melalui jasa pos kepada KAP di Purwokerto. Penelitian sejak tanggal pengiriman dan pengumpulan data berlangsung selama kurang lebih 1 bulan. Data kuesioner yang dapat digunakan sebanyak 77 kuesioner dari 85

72

kuesioner yang disebarkan. Berikut tabel mengenai pengiriman dan pengembalian kuesioner dalam penelitian ini. Tabel 4.2 Sampel dan Tingkat Pengembalian
Keterangan Total kuesioner yang dibagikan Total kuesioner yang tidak kembali Total kuesioner yang tidak lengkap Total kuesioner yang dapat digunakan Total kuesioner yang tidak dapat digunakan Total kuesioner yang diterima tepat waktu Total kuesioner yang diterima tidak tepat waktu Jumlah 85 5 3 77 3 77 3 Prosentase 100 % 5,9 % 3,5 % 90,6 % 3,5 % 90,6 % 3,5 %

Sumber : Data yang diolah 4.3 Deskripsi Variabel Penelitian Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kompetensi, independensi dan kualitas audit pada akuntan publik di Jawa Tengah, peneliti menggunakan analisis deskriptif prosentase. Adapun hasil perhitungan dari analisis deskriptif prosentase untuk tiap variabel tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kompetensi Auditor Dalam mengukur tingkat kompentensi auditor, maka dalam penelitian ini digunakan 2 dimensi yaitu pengetahuan dan pengalaman. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai kompetensi auditor, yaitu terlihat pada tabel berikut ini.

73

Tabel 4.3. Persentase jawaban responden pada setiap pernyataan tentang kompetensi auditor
Dime nsi Penge tahu an Indikator Pengetahu an akan prinsip Akuntansi dan Standar Auditing Item Pertanyaan 1. Setiap akuntan publik harus memahami dan melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan Standar Akuntan Keuangan (SAK) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang relevan. 2. Untuk melakukan audit yang baik, saya perlu memahami jenis industri klien 3. Untuk melakukan audit yang baik, saya perlu memahami kondisi perusahaan klien 4. Untuk melakukan audit yang baik, saya membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari tingkat pendidikan formal. 5. Selain pendidikan formal, untuk melakukan audit yang baik, saya juga membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari kursus dan pelatihan khususnya dibidang audit. 6. Keahlian khusus yang saya miliki dapat mendukung proses audit yang saya lakukan Jenis Item (+) Fr Ket
STS

Kategori Jawaban
TS R S SS

Jml 41 77

11

25

0,0

0,0

14,3

32,5

53,2

100

Pengetahu an tentang jenis industri klien Pengetahu an tentang kondisi perusahaa n klien Pendidika n formal yang sudah ditempuh Pelatihan, kursus dan keahlian khusus yang dimiliki

(+)

Fr %

1 1,3 1 1,3 0 0,0

0 0,0 0 0,0 0 0,0

12 15,6 13 16,9 16 20,8

48

16 20,8 19 24,7 11 14,3

77 100 77 100 77 100

62,3 44

(+)

Fr %

57,1 50

(+)

Fr %

64,9

(+)

Fr

54

15

77

0,0

0,0

10,4

70,1

19,5

100

(+)

Fr %

0 0,0

0 0,0

3 3,9

56

18 23,4

77 100

72,7

74

Tabel 4.3 (Lanjutan)


Dime nsi Penga laman Indikator Lama melakukan audit Item Pertanyaan 7. Semakin banyak jumlah klien yang saya audit menjadikan audit yang saya lakukan semakin lebih baik. 8.Saya telah memiliki banyak pengalaman dalam bidang audit dengan berbagai macam klien sehingga audit yang saya lakukan menjadi lebih baik. Jumlah klien yang sudah diaudit 10.Walaupun sekarang jumlah klien saya banyak, audit yang saya lakukan belum tentu lebih baik dari sebelumnya. 9.Saya pernah mengaudit perusahaan yang go publik, sehingga saya dapat mengaudit perusahaan yang belum go publik lebih baik. Jenis Item (+) Fr % Ket
STS

Kategori Jawaban
TS R S SS

Jml 15 19,5 77 100

0 0,0

1 1,3

21 27,3

45

51,9

(+)

Fr

16

48

13

77

0,0

0,0

20,8

62,3

16,9

100

(+)

Fr %

2 2,6

3 3,9

32 41,6

36

4 5,2

77 100

46,8

Jenis Perusahaan yang pernah diaudit

(-)

Fr

29

38

77

6,5

1,3

37,7

49,4

5,2

100

Sumber : Data yang diolah Dari Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa tingkat kompetensi auditor di Jawa Tengah ditinjau dari dimensi pengetahuan dan pengalaman termasuk dalam kategori tinggi, hal ini terlihat dari dukungan setuju dan sangat setuju pada setiap pernyataan rata-rata berjumlah lebih dari 34 responden atau mencapai prosentase lebih dari 44 %. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kompetensi yang diproksikan dalam pengetahuan dan pengalaman auditor pada keadaan baik, hal ini didukung juga dengan rata-rata jumlah skor mencapai 39,45 dan standar

75

deviasinya sebesar 4,39, nilai tertinggi 50 dan terendahnya 25 (Jumlah ideal 10 s.d. 50) (Lihat Tabel 4.6) 2. Independensi Auditor Untuk mengukur independensi auditor di Jawa Tengah, dalam penelitian ini digunakan 4 proksi yaitu lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor dan jasa non audit yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai independensi auditor, yaitu terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.4 Persentase jawaban responden pada setiap pernyataan tentang independensi auditor
Dimensi Lama Hubungan Dengan Klien Indikator Lama mengaudit klien Pertanyaan 1.Auditor sebaiknya memiliki hubungan dengan klien yang sama paling lama 3 tahun. 2.Saya berupaya tetap bersifat independen dalam melakukan audit walaupun telah lama menjalin hubungan dengan klien. 3.Tidak semua kesalahan klien yang saya temukan saya laporkan karena lamanya hubungan dengan klien tersebut. Tekanan Dari Klien Pemberian sanksi dan ancaman pergantian auditor dari klien 4. Agar tidak kehilangan klien, kadang-kadang saya harus bertindak tidak jujur Jenis Item (+) Ket
STS

Kategori Jawaban
TS 10 R 29 S 33 4 SS 1

Jml 77 100 77

Fr %

1,3 1

13,0 9

37,7 12

42,9 39

5,2 16

(+)

Fr

% (-) Fr %

1,3

11,7

15,6

50,6

20,8

100 77 100

16

29

20

10

20,8

37,7

26,0

13,0

2,6

(-)

Fr %

29

29

13

77 100

37,7

37,7

16,9

7,8

0,0

76

Tabel 4.4 (Lanjutan)


Dimensi Indikator Pertanyaan 5. Jika audit yang saya lakukan buruk, maka saya dapat menerima sanksi dari klien. 6.Tdk semua kesalahan klien saya laporkan krn saya mendapat peringatan klien 7. Saya tidak berani melaporkan kesalahan klien karena klien dapat mengganti posisi saya dengan auditor lain. 8. Jika audit fee dari satu klien merupakan sebagian besar dari total pendapatan suatu kantor akuntan maka hal ini dapat merusak independensi akuntan publik. 9. Fasilitas yang saya terima dari klien menjadikan saya sungkan terhadap klien sehingga kurang bebas dalam melakukan audit. 10. Saya tidak membutuhkan telaah dari rekan auditor untuk menilai prosedur audit saya karena kurang dirasa manfaatnya. Jenis Item (-) Ket
STS

Kategori Jawaban
TS 21 R 25 S 25 4 SS 2

Jml 77 100 77 100 77 100

Fr %

2,6

27,3

32,5 17

32,5 9

5,2 2

(-)

Fr %

21

28

27,3

36,4

22,1 13

11,7 10

2,6 1

(-)

Fr %

31

22

40,3

28,6

16,9

13,0

1,3

Besar fee audit yang diberikan klien

(-)

Fr

10

21

23

22

77

13,0

27,3

29,9

28,6

1,3

100

Fasilitas dari klien

(-)

Fr %

21

31

14

10

77 100

27,3

40,3

18,2

13,0

1,3

Telaah dari rekan auditor

Manfaat telaah dari rekan auditor

(-)

Fr

36

24

11

77

6,5

46,8

31,2

14,3

1,3

100

77

Tabel 4.4 (Lanjutan)


Dimensi Indikator Konsekue nsi terhadap audit yang buruk Jasa Non Audit Pemberian Jasa Audit dan Non Audit pada klien yang sama Pertanyaan 11. Saya bersikap jujur untuk menghindari penilaian kurang dari rekan seprofesi (sesama auditor) dalam tim. 12.Selain memberikan jasa audit, suatu kantor akuntan dapat pula memberikan jasa-jasa lainnya kepada klien yang sama. 13. Jasa non audit yang diberikan pada klien dpt merusak independensi penampilan akuntan publik tersebut. Pemberian jasa non audit dapat meningkat kan informasi pada lap. keuangan 14. Pemberian jasa lain selain jasa audit dapat meningkatkan informasi yang disajikan dalam laporan pemeriksaan akuntan publik. Jenis Item (-) Ket
STS

Kategori Jawaban
TS 2 5 R S 66 2 SS 2

Jml 77 100

Fr %

2,6

2,6

6,5

85,7

2,6

(+)

Fr %

13

49

77 100

2,6

16,9

10,4

63,6

6,5

(-)

Fr %

29

25

18

77 100

3,9

37,7

32,5

23,4

2,6

(+)

Fr

18

45

77

0,0

9,1

23,4

58,4

9,1

100

Sumber : Data yang diolah Dari Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa independensi auditor di Jawa Tengah ditinjau dari lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor dan jasa non audit termasuk dalam kategori kurang sampai dengan tinggi, hal ini terlihat bahwa dukungan setuju dan sangat setuju dari responden pada items pertanyaan positif berkisar antara 25 sampai 58 responden atau antara 32% sampai 75%. Sedangkan untuk items pertanyaan negatif jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju dan ragu-ragu, rata-rata sebanyak 14 sampai 36

78

responden atau berkisar antara 18% sampai 46%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independensi auditor adalah pada keadaan cukup untuk melakukan audit yang berkualitas, hal ini ditunjukkan juga dengan rata-rata jumlah skor mencapai 40,36 dan standar deviasinya sebesar 7,51 sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 62 dan terendahnya 26 (Jumlah ideal 14 s.d. 50) (Lihat Tabel 4.6) 3. Kualitas Audit Kualitas audit diungkap dengan enam butir pernyataan, dan jawaban responden seperti pada tabel berikut. Tabel 4.5. Persentase jawaban responden pada setiap pernyataan tentang kualitas audit
Dimensi

Indikator

Pertanyaan

Item

Ket
STS

Kategori Jawaban
TS 34 R 18 3 S 2 SS 20

Jml 77 100 77 100 77 100 77

Kualitas Audit

Melaporkan semua 1.Besarnya kompensasi yang saya terima akan kesalahan klien

(+)

Fr %

mempengaruhi saya dalam melaporkan kesalahan klien. 2.Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien dapat menjadikan pelaporan audit saya menjadi lebih baik.
(+)

26,0 1

44,2 1

23,4 1

3,9 62

2,6 12

Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien

Fr %

1,3 0

1,3 0

1,3 3

80,5 57

15,6 17

Komitmen yang kuat 3.Saya mempunyai komitmen yang kuat untuk dalam menyelesaikan audit menyelesaikan audit dalam
waktu yang tepat.

(+)

Fr %

0,0 0

0,0 0

3,9 6

74,0 52

22,1 19

Berpedoman pada prinsip auditing dan prinsip akuntansi dalam melakukan pekerjaan lapangan

4. Saya menjadikan SPAP sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan laporan.

(+)

Fr

%
(+)

0,0 0

0,0 7

7,8 18

67,5 44

24,7 8

100 77 100 7 100

Tidak percaya 5.Saya tidak mudah percaya begitu saja pada terhadap pernyataan klien selama melakukan audit. pernyataan klien
selalu Sikap hati-hati 6.Saya dalam pengambilan berhati-hati pengambilan keputusan berusaha dalam keputusan selama melakukan audit.

Fr %

0,0 0

9,1 1

23,4 1

57,1 45

10,4 30

(+)

Fr %

0,0

1,3

1,3

58,4

39,0

Sumber : Data yang diolah

79

Dari Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa pernyataan mengenai besarnya kompensasi yang diterima akan mempengaruhi dalam melaporkan kesalahan klien , pada pertanyaan negatif ini umumnya responden menjawab sangat tidak disetuju dan tidak setuju adalah 20 dan 34 responden atau 25 % dan 44 % sedangkan pada pernyataan-pernyataan yang berjenis items positif : Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien dapat menjadikan pelaporan audit responden menjadi lebih baik, responden mempunyai komitmen yang kuat untuk menyelesaikan audit dalam waktu yang tepat, responden menjadikan SPAP sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan laporan, responden tidak mudah percaya terhadap pernyataan klien selama melakukan audit, dan selalu berusaha berhati-hati dalam pengambilan keputusan selama melakukan audit, mendapatkan dukungan responden dengan persentase yang setuju dan sangat setuju 44 sampai 62 responden atau 57 % sampai 81 %. Sehingga berdasarkan analisis deskriptif tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas audit pada auditor di Jawa Tengah berada pada kategori lebih dari cukup atau cukup tinggi. Hal tersebut didukung pula dengan hasil rata-rata jumlah skor kualitas audit sebesar 22,60 dan standar deviasinya 2,07, sedangkan jumlah skor tertinggi 30 dan terendah 15 (Skor Ideal terendah=6 dan tertinggi=30) (Lihat Tabel 4.6) Adapun secara keseluruhan rata-rata jumlah skor setiap variabel/sub variabel dapat dilihat seperti ditunjukkan pada Tabel 4.6 berikut ini

80

Tabel 4.6. Deskripsi data setiap variabel dan sub variabel


Variabel/Sub Variabel Pengetahuan Pengalaman Kompetensi (X1) Lama Hubungan dengan Klien Tekanan dari Klien Telaah dari Rekan Auditor Jasa Non Audit Independensi (X2) Kualitas Audit (Y) N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 Butir Min 6 4 10 3 6 2 3 14 6 18 7 25 5 7 3 5 26 15 Max 30 20 50 15 29 9 13 62 30 Mean 24,66 14,79 39,45 9,55 14,36 6,40 10,05 40,36 22,60 s 2,918 1,976 4,394 2,143 4,701 1,115 1,385 7,511 2,066 Max Ideal 30 20 50 15 30 10 15 70 30

Sumber : Data yang diolah Dari Tabel 4.6 di atas nampak bahwa rata-rata jumlah skor kompetensi (X1) sebesar 39,45 sudah mendekati skor maksimum idealnya 50, sementara ratarata jumlah skor independensi sebesar 40,36 relatif masih jauh dari jumlah maksimum idealnya yaitu 70, sementara itu rata-rata jumlah skor kualitas audit cukup tinggi sebesar 22,60 sudah mendekati jumlah maksimum idealnya yaitu 30. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi auditor sudah cukup baik, begitu juga dengan kualitas audit yang dilaksanakannya, namun untuk independensi masih belum begitu baik, masih perlu ditingkatkan. 4.4 Analisis Regresi Hasil analisis regresi berganda didapatkan koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,531 dengan koefisien determinasinya (R2) sebesar 0,282 atau 28,2%. Tabel 4.7. Model Summary Regresi
Model Summary b Model 1 R ,531a R Square ,282 Adjusted R Square ,263 Std. Error of the Estimate 1,774 DurbinWatson 1,977

a. Predictors: (Constant), Independensi, Kompetensi b. Dependent Variable: Kualitas Audit

81

Nilai F regresi sebesar 14,533 dengan signifikansi sebesar 0,000, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8. ANOVA Regresi
b ANOVA

Model 1

Regression Residual Total

Sum of Squares 91,520 232,999 324,519

df 2 74 76

Mean Square 45,760 3,149

F 14,533

Sig. ,000a

a. Predictors: (Constant), Independensi, Kompetensi b. Dependent Variable: Kualitas Audit

Adapun untuk koefisien-kofisien regresinya secara parsial seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 4.9. Koefisien-koefisien hasil perhitungan analisis regresi berganda
a Coefficients

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Model B Beta Error 1 (Constant) 12,698 1,882 Kompetensi ,186 ,050 ,396 Independensi ,063 ,030 ,231 a. Dependent Variable: Kualitas Audit

t 6,747 3,685 2,148

Sig. ,000 ,000 ,035

Correlations Zeroorder Partial Part ,487 ,388 ,394 ,363 ,242 ,212

Dari Tabel 4.9 di atas terlihat bahwa koefisien korelasi product moment (Zero-order correlation) pada variabel kompetensi sebesar 0,487 dan

independensi sebesar 0,388, sementara itu koefisien korelasi parsialnya (partial correlation) adalah masing-masing 0,394 dan 0,242. Nampak bahwa koefisien korelasi parsial kompetensi lebih tinggi dibandingkan dengan independensi.

82

Dari penjelasan di atas maka berikut tabel ringkasan analisis regresi : Tabel 4.10 Tabel ringkasan hasil analisis regresi Variabel Independen Kompetensi Independensi Koefisien t hitung Signifikansi r Parsial Regresi 0,186 3,685 0,000 0,155 0,063 2,148 0,035 0,059 Constant = 12,698 F Hitung = 14,533 R (Simultan) = 0,282 Maka dari penjelasan dan Tabel 4.10 di atas, didapat persamaan regresi

berganda sebagai berikut : Y = 12,698 + 0,186 X1 + 0,063 X2 ,dan berikut adalah penjelasan berdasarkan persamaan regresi berganda yang terbentuk : 1. Baik konstanta maupun koefisien variabel-variabel independen memiliki nilai positif. Hal ini menandakan bahwa persamaan regresi berganda tersebut memiliki hubungan yang searah. Yang berarti kualitas audit akan meningkat seiring dengan meningkatnya kompetensi dan independensi auditor. 2. Konstanta sebesar 12,698 berarti bahwa seorang auditor tetap dapat memiliki kualitas audit sebesar konstanta meskipun variabel independennya (bebas) nol. 4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi berganda, terlebih dahulu diuji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji

multikolinieritas dan uji linearitas.

83

1. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Uji KolmologorovSmirnov (Uji K-S) dengan ringkasan hasil analisis sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Error for Y with X1 from CURVEFIT, MOD_3 LINEAR 77 ,0000000 1,80469252 ,113 ,113 -,072 ,988 ,283 Error for Y with X2 from CURVEFIT, MOD_4 LINEAR 77 ,0000000 1,90482008 ,122 ,120 -,122 1,069 ,203

N Normal Parameters Most Extreme Differences

a,b

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Unstandardiz ed Residual 77 ,0000000 1,75093580 ,170 ,170 -,121 1,093 ,123

Hasil uji normalitas pada Tabel 4.11 di atas didapatkan nilai signifikansi dari Uji K-S Z masing-masing yaitu: Residual regresi X1 terhadap Y sebesar 0,283, residual regresi X2 terhadap Y sebesar 0,203, dan residual regresi ganda X1 dan X2 terhadap Y sebesar 0,123. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan taraf signifikansi 5% (0,05). Hal tersebut memberikan gambaran bahwa sebaran data tidak menunjukkan penyimpangan dari kurva normalnya, yang berarti bahwa sebaran data telah memenuhi asumsi normalitas.

84

Untuk lebih memperjelas tentang sebaran data dalam penelitian ini maka akan disajikan dalam grafik histogram dan grafik normal P-plot . Dimana dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2005:76) yaitu : 1. Jika sumbu menyebar sekitar garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Gambar 4.1 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas dengan Histogram Variabel Dependet Kualitas Audit

Histogram

Dependent Variable: Kualitas Audit


20

15

Frequency

10

0 -2 0 2 4

Mean =-1.29E-15 Std. Dev. =0.987 N =77

Regression Standardized Residual

85

Gambar 4.2 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas dengan P-Plot Variabel Dependent Kualitas Audit

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Kualitas Audit

1.0

Expected Cum Prob

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal P-Plot diatas dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal. Sedangkan pada grafik normal P-Plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta arah penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varian masing-masing variabel bebas X1 dan X2 terhadap variabel terikat (Y). Pengujian homogenitas terhadap variabel penelitian digunakan uji

heterokedastisitas. Deteksi terhadap masalah heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik sebaran nilai residual. Uji heteroskedastisitas menggunakan metode

86

grafik plot Regression Standarized Predicted Value dengan Regression Stutentised Residual. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini : Gambar 4.3 Grafik Uji Heteroskedastisitas

Scatterplot

Dependent Variable: Kualitas Audit


4

Regression Studentized Residual

-2

-2

Regression Standardized Predicted Value

Berdasarkan grafik scatterplot di atas tampak bahwa sebaran data tidak membentuk pola yang jelas, titik-titik data menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas, dengan kata lain pada model regresi terjadi kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi ini telah memenuhi asumsi heterokedastisitas, hal ini menunjukkan bahwa variasi data homogen. 3. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas penelitian. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Ada tidaknya

87

korelasi antar variabel tersebut dapat dideteksi dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF<10 maka dinyatakan tidak ada korelasi sempurna antar variabel bebas dan sebaliknya (Ghozali,2005:92). Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat tabel berikut: Tabel 4.12 Hasil Pengujian Multikolinieritas Model 1 Collinearity Statistics Tolerance VIF 1,187 1,187

(Constant) Kompetensi ,842 Independensi ,842 a Dependent Variable: Kualitas Audit

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa angka tolerance dari variabel bebas kompetensi dan independensi mempunyai nilai tolerance lebih dari 10% (0,842 / 84,2%) dan nilai Variance Inflantion Factor (VIF) tidak lebih 10 (1,187). Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas tersebut. 4.6 Hasil Pengujian Hipotesis 1. Pengaruh secara Simultan (Uji F) Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersamasama variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu dengan membandingkan F Hitung dengan F Tabel dengan tingkat kepercayaan 5%. Dari hasil analisis didapatkan model regresi ganda sebagai berikut : Y = 12,698 + 0,186 X1 + 0,063 X2

88

Sedangkan nilai F regresi sebesar 14,533 dengan signifikansi sebesar 0,000 hasil tersebut menunjukkan bahwa Ho secara simultan ditolak karena F hitung lebih besar dibandingkan dengan F tabel pada derajat bebas (2;74) dan signifikansi 5% adalah 3,12 dan p-value kurang dari taraf signifikansi =0,05 (5%).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini. Gambar 4.4. Kurva F untuk pengujian hipotesis secara simultan

Daerah penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho (=5%)

3,12

14,533

Terlihat dari Gambar 4.4 di atas, nilai F regresi hasil perhitungan berada di daerah penolakan Ho. Dengan ditolaknya Ho berarti hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini diterima, yaitu ada pengaruh yang signifikan secara simultan kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit pada auditor di Kantor Akuntan Publik Jawa Tengah. Serta tinggi rendahnya kualitas audit dapat ditentukan oleh tinggi rendahnya kompetensi dan tingkat independensi auditor dengan koefisien determinasinya (R) sebesar 28,2%. 2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial ( Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu antara kompetensi terhadap kualitas audit dan independensi terhadap kualitas audit. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa

89

koefisien regresi, nilai t dan signifikansi secara partial adalah sebagai berikut :Tabel 4.13. Koefisien regresi secara parsial dan uji signifikansi
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model B 1 (Constant) Kompetensi Independensi 12,69 8 ,186 ,063 Std. Error 1,882 ,050 ,030 ,396 ,231 Stand ardize d Coeffi cients

Sig.

6,747 3,685 2,148

,000 ,000 ,035

a Dependent Variable: Efektifitas Komunikasi

Dari Tabel 4.14 di atas terlihat bahwa nilai t hitung dari masing-masing variabel kualitas kompetensi dan independensi adalah 3,685 dan 2,148 serta signifikansinya masing-masing adalah 0,000 dan 0,035. Adapun signifikansi semuanya kurang dari taraf signifikansi 5% (0,05) yang berarti hipotesis nol ditolak atau nilai t hitung lebih tinggi dibandingkan dengan t tabel pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (1,658). Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 4.5, kurva t sebagai kurva pengujian hipotesis secara parsial seperti gambar berikut ini. Gambar 4.5. Kurva t pengujian hipotesis secara parsial

Daerah penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho (=5%)

Semua t hitung ttabel=1,658

90

Melihat Gambar 4.5 di atas, semua t hasil kedua variabel independen (kompetensi dan independensi) berada di daerah penolakan Ho, dengan demikian hipotesis alternatif dalam penelitian ini diterima sehingga ada pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah. 4.7 Pembahasan Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa kompetensi dan independensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Pengaruh yang ditimbulkan adalah positif, yaitu semakin tinggi tingkat kompetensi dan independensi seorang auditor maka akan semakin tinggi pula tingkat kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor tersebut. Untuk variabel kompetensi (X1) yang diproksikan melalui pengetahuan dan pengalaman auditor memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,186 satuan yang berarti bahwa jika kompetensi yang dimiliki auditor naik satu satuan maka akan meningkatkan kualitas audit sebesar 0,186 satuan. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian variabel kompetensi memiliki nilai koefisien determinasi parsial (r) sebesar 15,5 %, artinya variabel kompetensi memberikan kontribusi sebesar 15,5% dalam menjelaskan variabel kualitas audit. Hasil ini sejalan dengan pendapat De Angelo bahwa kemungkinan (probablity) dimana auditor akan

menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi). Selain itu hasil penelitian ini sejalan pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harhinto (2004) dan Kartika Widhi (2006) bahwa keahlian yang diproksikan

91

dalam intensitas pengalaman dan tingkat pengetahuan auditor berhubungan positif terhadap kualitas. Adapun untuk variabel independensi yang diproksikan dalam lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah rekan audit dan jasa non audit yang diberikan, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, yakni dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,063 yang berarti bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel independensi maka akan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor sebesar 0,063 satuan. Dan berdasarkan hasil penelitian variabel independensi memiliki nilai koefisien determinasi parsial (r) sebesar 5,9 %, artinya variabel independensi memberikan kontribusi sebesar 5,9 % dalam menjelaskan kualitas audit. Hasil ini sejalan dengan pendapat De Angelo bahwa kemungkinan dimana auditor akan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Dari hasil analisis secara simultan, menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal tersebut berarti sesuai dengan dengan pendapat De Angelo yang menyatakan bahwa kualitas audit adalah kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor telah terbukti secara signifikan, dan dari hasil penelitian secara simultan diketahui bahwa kualitas audit pada auditor di Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah dapat ditentukan oleh faktor kompetensi

92

dan independensi yakni terlihat dalam koefisien determinasi (R ) sebesar 28,2 % , dan selebihnya 71,8 % ditentukan oleh faktor lain diluar model penelitian ini. Hasil tersebut dapat dipahami bahwa untuk meningkatkan kualitas audit, seorang auditor sangat bergantung pada tingkat kompetensinya. Jika auditor memiliki kompetensi yang baik maka auditor akan dengan mudah melakukan tugas-tugas auditnya dan sebaliknya jika rendah maka dalam melaksanakan tugasnya, auditor akan mendapatkan kesulitan-kesulitan sehingga kualitas audit yang dihasilkan akan rendah pula. Adapun tingkat independensi merupakan faktor yang menentukan dari kualitas audit, hal ini dapat dipahami karena jika auditor benar-benar independen maka akan tidak terpengaruh oleh kliennya. Auditor akan dengan leluasa melakukan tugas-tugas auditnya. Namun jika tidak memiliki independensi terutama jika mendapat tekanan-tekanan dari pihak klien maka kualitas audit yang dihasilkannya juga tidak maksimal.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit pada auditor di kantor akuntan publik Jawa Tengah. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kompetensi dan independensi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. 2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh koefisien determinasi (R) sebesar 0,282. Koefisien ini mempunyai arti bahwa kedua variabel bebas tersebut secara bersama-sama (simultan) memberikan

sumbangan terhadap variabel terikat sebesar 28,2 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar model. Sedangkan sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial yaitu dapat dilihat berdasarkan koefisien determinasi parsial (r) variabel kompetensi sebesar 15,5 % dan variabel independensi sebesar 5,9 %. 5.2 Keterbatasan 1. Penelitian ini terbatas pada objek penelitian profesi auditor yang bekerja dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah. Sehingga dimungkinkan adanya perbedaan hasil, pembahasan ataupun kesimpulan untuk objek penelitian yang berbeda. Pengukuran kualitas

93

94

audit akan lebih baik jika menambahkan objek penelitian lain misal pimpinan Kantor Akuntan Publik (KAP). 2. Dalam penelitian ini pengukuran kualitas audit hanya ditinjau dari aspek pelaksanaan audit, sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat meninjau dari aspek yang lain. 5.3 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan saran, antara lain : 1. Untuk meningkatkan kualitas audit diperlukan adanya peningkatan kompetensi para auditor yakni dengan pemberian pelatihan-pelatihan serta diberikan kesempatan kepada para auditor untuk mengikuti kursus-kursus atau peningkatan pendidikan profesi. 2. Untuk para auditor diharapkan meningkatkan independensinya, karena faktor independensi dapat mempengaruhi kualitas audit. Auditor yang mendapat tugas dari kliennya diusahakan benar-benar independen, tidak mendapat tekanan dari klien, tidak memiliki perasaan sungkan sehingga dalam melaksanakan tugas auditnya benar-benar objektif dan dapat menghasilkan audit yang berkualitas. 3. Responden pada penelitian selanjutnya hendaknya diperluas, tidak hanya dari dari lingkup auditor pelaksana tetapi dapat pula dari pimpinan Kantor Akuntan Publik (KAP). 4. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya dapat mempertimbangkan untuk menambah faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV, Jakarta : Rineka Cipta. Christiawan, Yulius Jogi. 2003. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.4 No. 2 (Nov) Hal. 79-92 Ghozali, Imam.2005. Aplikasi analisis multivariat dengan program SPSS. Semarang : BP Undip Gujarati, D.1999. Ekonometrika (Alih bahasa: Sumarno Zein). Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama. Himawan DN, Arief. 2000. Pertimbangan Peningkatan Keahlian Audit Dalam Profesi Akuntan Publik. Jurnal Gema Stie Stikubank (Desember) Hal.29 -36 Hernadianto. 2002. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Pengetahuan dan Penggunaan Intuisi Mengenai Kekeliruan (Pada KAP di Jateng dan DIY). Semarang. Tesis Maksi : Universitas Diponegoro (Tidak dipublikasikan) Harhinto, Teguh . 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Studi Empiris Pada KAP di Jawa Timur. Semarang. Tesis Maksi : Universitas Diponegoro.(Tidak dipublikasikan) Indriantoro, Nur dan Bambang Supeno. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Edisi I. Yogyakarta : BPFE IAI. 2001. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta. Salemba Empat. Johan, Windy dan Nur Indriantoro.1999. Analisis hubungan persepsi investor terhadap kualitas KAP dan pengaruhnya terhadap earnings response coefficients. Jurnal Akuntansi dan Manajemen ( Januari ) Hal 8-14 Kusharyanti. 2003. Temuan penelitian mengenai kualitas audit dan kemungkinan topik penelitian di masa datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Desember). Hal.25-60

95

96

Kartika Widhi, Frianty . 2006. Pengaruh faktor-faktor keahlian dan independensi auditor terhadap kualitas audit (Studi Empiris:KAP di Jakarta). Semarang. Skripsi S1: Universitas Diponegoro.(Tidak dipublikasikan) Mardiyah, Aida Ainul.2005. Pengaruh faktor klien dan faktor auditor terhadap auditor changes. Semarang. Skripsi S1: Universitas Diponegoro.(Tidak dipublikasikan) Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh keahlian dan independensi terhadap pendapat audit: Sebuah kuasieksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6 No.1 (Januari) Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 1998. Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta. Salemba Empat. Murtanto dan Gudono, 1999. Identifikasi karakteristik-karakteristik audit profesi akuntan publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing 2 (1) Januari Nurchasanah, Rizmah dan Wiwin Rahmanti. 2003. Analisis faktor-faktor penentu kualitas audit . Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Agustus). Hal.47-60 Novianty, Retty dan Indra Wijaya Kusuma. 2001. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi independensi penampilan akuntan publik. Jurnal Akuntansi dan Auditing Vol.5. Hal.1-14 Purnomo, Adi, 2007. Persepsi auditor tentang pengaruh faktor-faktor keahlian dan independensi terhadap kualitas audit. Tersedia: http://www.library@lib.unair.ac.id Said, Samsuar. 2006. Menkeu Bekukan Izin Akuntan Publik Justinus Aditya. Tersedia:http://www.depkeu.go.id/Ind/News/NewsControl.asp?cdcate=SP _AkuntanPublik.(28 Nopember 2006) Saifuddin. 2004. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Opini Audit Going Concern ( Studi Kuasieksperimen pada Auditor dan Mahasiswa ). Semarang. Tesis Undip.(Tidak dipublikasikan) Simamora, Henry.2002. Auditing. Yogyakarta : UPP AMP YKPN

97

Sri Lastanti, Hexana. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.5 No.1 April 2005. Hal 85-97 Supramono, Utami, Intiyas .2004. Desain Proposal Penelitian Akuntansi & Keuangan. Yogyakarta : Andi Supriyono, R.A. 1988. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik. Yogyakarta. Salemba Empat Widiastuti, Harjanti . 2002 . Peer Review : Upaya Meningkatkan Kualitas Jasa Firma Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 3 ( Januari ) Hal. 51-60

DATA HASIL PENELITIAN


Pernyataan Mengenai Faktor-Faktor Kompetensi NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 1 3 3 4 3 4 4 5 3 5 5 4 3 5 5 5 4 5 3 4 3 5 3 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 Pengetahuan 2 3 3 1 3 5 4 4 3 5 4 4 3 4 5 4 5 4 3 4 3 3 3 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 1 3 4 4 4 3 5 4 4 3 4 5 5 4 4 3 4 3 3 3 4 3 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 6 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 20 20 18 20 25 24 25 20 30 25 24 20 25 29 27 25 26 20 24 20 23 20 26 23 30 24 24 30 27 30 25 26 25 25 22 22 26 27 22 25 26 22 7 3 3 2 3 5 4 4 3 5 4 4 3 3 4 5 3 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 3 5 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 Pengalaman 8 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 9 3 3 1 3 4 4 4 3 1 4 4 3 3 4 5 3 3 3 4 3 3 3 5 3 1 3 4 2 4 5 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 10 3 3 1 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 2 4 1 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 12 12 7 12 15 15 16 12 14 15 16 12 14 15 18 14 15 12 15 12 14 12 17 14 15 15 16 16 15 20 13 16 15 14 15 15 15 15 15 16 15 15 32 32 25 32 40 39 41 32 44 40 40 32 39 44 45 39 41 32 39 32 37 32 43 37 45 39 40 46 42 50 38 42 40 39 37 37 41 42 37 41 41 37

43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77

4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 4 5 5 4 4 4 3 3 5 5

4 5 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 3 5 4

4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 5 5 5 4 5 5 4 4 4 3 3 5 4

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4

3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 5 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 3 3 5 4

22 27 24 27 24 24 27 27 25 23 27 27 25 25 24 25 24 25 25 27 26 21 30 28 29 24 28 29 24 24 24 18 20 28 25

3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 4 3 4 5 4 4 4 4 3 3 5 4

4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 5 5 4 4 4 3 3 5 4

4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 1 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4

4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 5 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

15 16 18 19 16 16 16 16 16 15 15 16 14 15 16 16 16 16 16 16 18 12 14 13 11 14 17 16 14 14 14 12 12 17 16

37 43 42 46 40 40 43 43 41 38 42 43 39 40 40 41 40 41 41 43 44 33 44 41 40 38 45 45 38 38 38 30 32 45 41

Lm Hub.Dgn Klien 1 2 3 3 3 1 3 3 1 1 1 3 3 3 1 3 5 1 2 4 2 3 4 3 3 3 1 2 3 2 3 4 3 4 4 2 3 3 1 3 2 2 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3 3 3 1 3 4 3 3 3 1 4 4 4 3 3 1 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 3 5 5 4 4 4 2 3 5 2 5 5 5 2 2 2 3 5 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 3 4 2 4 5 3 4 4 4

7 7 5 7 9 8 10 7 7 10 10 7 7 10 10 10 10 7 10 7 12 7 8 12 10 11 14 10 10 15 6 10 11 12 12 12 11 9 12 9 12 12

Pernyataan Mengenai Faktor-Faktor Independensi Telaah Jasa Non dr Rkn Tekanan Dari Klien Aud Audit 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 1 1 1 1 7 2 4 2 4 3 6 1 2 1 1 1 1 7 2 4 2 4 3 6 3 2 3 3 2 4 17 1 4 1 2 2 5 1 2 1 1 1 1 7 2 4 2 4 3 6 1 3 2 3 3 2 14 2 4 3 4 2 6 2 4 2 2 2 2 14 2 4 4 2 2 6 2 2 1 1 3 3 12 3 4 4 3 4 7 1 2 1 1 1 1 7 2 4 2 4 3 6 1 4 1 4 4 1 15 1 5 1 5 2 6 3 4 3 3 2 2 17 2 4 4 2 2 6 2 2 2 2 3 3 14 3 4 4 3 4 7 1 2 1 1 1 1 7 2 4 2 4 3 6 2 4 2 2 4 2 16 2 4 4 3 4 6 2 4 2 2 2 2 14 2 4 4 2 2 6 2 2 1 1 2 2 10 3 4 4 3 4 7 2 4 5 2 3 2 18 4 5 2 3 3 9 2 2 1 1 4 3 13 3 4 4 3 4 7 1 2 1 1 1 1 7 2 4 2 4 3 6 3 4 3 3 4 3 20 3 4 4 4 3 7 1 2 1 1 1 1 7 2 4 2 4 3 6 4 4 4 4 4 4 24 3 4 5 3 4 7 1 2 1 1 1 1 7 2 4 2 4 3 6 1 4 2 2 2 1 12 2 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 8 1 4 2 1 4 2 14 2 4 4 2 4 6 2 3 2 2 4 2 15 3 4 4 3 4 7 4 4 4 4 3 1 20 4 4 4 4 4 8 2 4 2 2 4 1 15 2 4 5 2 4 6 1 4 1 1 1 2 10 2 4 4 2 4 6 4 5 5 5 5 5 29 5 4 2 3 4 9 2 4 2 1 4 4 17 3 4 4 2 4 7 1 3 3 2 3 2 14 2 4 4 2 4 6 2 2 3 2 2 2 13 3 4 4 3 4 7 2 2 3 2 3 3 15 3 4 4 3 4 7 3 3 4 4 4 4 22 4 4 3 4 3 8 3 3 4 4 4 4 22 4 4 3 4 3 8 3 3 3 3 3 3 18 3 3 5 2 4 6 1 2 2 1 3 1 10 2 4 4 3 5 6 3 3 4 4 4 4 22 4 4 3 4 3 8 2 3 2 2 3 3 15 2 4 4 3 4 6 2 4 2 1 3 2 14 3 3 4 3 4 6 3 3 4 4 4 4 22 4 4 3 4 3 8

9 9 5 9 9 8 11 9 8 8 11 9 11 8 11 8 11 9 11 9 12 9 13 12 10 11 12 11 10 9 10 10 11 11 10 10 11 12 10 11 11 10

29 29 32 29 38 36 40 29 36 41 42 29 40 38 38 45 41 29 48 29 55 29 37 56 40 44 54 42 36 62 40 40 42 45 52 52 46 37 52 41 43 52

4 3 2 5 3 4 4 4 4 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 2 4

4 4 5 5 4 4 4 4 5 2 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 2 2 5 5 2 2 2 3 3 2 5

4 3 2 5 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 1 2 2 2 3 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 1 1 2

12 10 9 15 10 10 10 10 11 7 11 10 11 11 11 10 11 10 11 11 10 9 9 9 8 7 10 10 6 6 6 9 7 5 11

3 3 2 4 3 2 2 2 1 2 1 1 4 2 2 2 2 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 1

3 4 5 4 2 4 2 3 3 2 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 1 1 4 4 4 5 5 4 3 3 3 3 2 3 3

4 3 3 4 3 2 2 2 3 2 1 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 2 2

4 3 3 4 3 3 2 2 3 1 1 2 3 2 3 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 1

4 3 2 4 2 4 2 2 3 2 3 2 3 3 2 4 2 3 4 3 3 2 4 4 2 2 2 2 3 3 3 3 1 2 4

4 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2

22 19 18 24 16 17 12 13 15 11 12 12 18 15 15 15 14 12 13 15 12 9 12 13 11 11 11 10 14 14 15 18 7 11 13

4 3 3 4 2 1 4 3 2 2 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 3 2 3 2

4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

8 7 7 8 6 5 8 6 6 3 7 7 6 8 6 6 7 7 6 7 4 3 6 6 7 5 6 6 6 6 5 6 6 7 6

3 4 4 5 4 4 4 4 4 2 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

4 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 4 2 2 2 3 3 3 1 2 2 3 1 3 3

3 5 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4

10 11 11 12 11 10 10 10 10 5 11 10 10 10 10 9 10 12 11 11 9 10 9 10 10 11 11 11 9 10 10 9 9 12 11

52 47 45 59 43 42 40 39 42 26 41 39 45 44 42 40 42 41 41 44 35 31 36 38 36 34 38 37 35 36 36 42 29 35 41

Pernyataan Mengenai Kualitas Audit 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 2 2 1 3 2 2 3 2 1 3 1 4 1 2 4 2 4 1 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 Kualitas Audit 2 3 4 5 4 4 5 3 4 4 5 3 1 3 4 2 4 4 5 3 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 3 4 5 5 5 4 5 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 6 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 2 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 22 22 15 22 23 22 22 22 24 22 22 22 19 22 22 22 22 23 23 22 24 22 25 24 25 24 26 27 25 27 21 22 22 23 22 22 26 23 22 22 23 22 22 23

2 5 2 2 2 2 1 1 3 2 1 2 2 2 2 1 3 3 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 1 3

5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4

5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 3 5 4 4

4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4

4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 5 4 2

5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5

25 30 24 22 22 22 23 21 26 22 22 22 22 24 22 22 22 23 23 21 22 24 21 21 22 22 20 20 20 18 27 22 22

HASIL ANALISIS RELIABILITAS 1. Reliability: Kompetensi

Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total 30 0 30 % 100,0 ,0 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,786 N of Items 10

Item-Total Statistics Scale Corrected Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item Deleted Item Deleted Item Deleted Correlation 36,70 14,079 ,561 ,761 37,00 11,586 ,726 ,727 37,10 10,921 ,855 ,704 36,97 13,551 ,561 ,757 37,20 14,510 ,387 ,776 37,17 15,040 ,471 ,775 36,87 13,568 ,534 ,759 36,83 14,489 ,370 ,777 37,83 13,868 ,261 ,801 38,03 14,585 ,147 ,818

KE1 KE2 KE3 KE4 KE5 KE6 KE7 KE8 KE9 KE10

2. Reliability: Independensi
Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total 30 0 30 % 100,0 ,0 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.


Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,901 N of Items 14
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted 35,23 34,70 36,00 36,40 35,30 36,33 36,27 35,73 36,27 35,93 34,53 35,20 34,93 35,07 Scale Variance if Item Deleted 91,082 89,183 77,310 80,248 83,734 77,816 79,720 78,202 79,030 84,823 90,740 88,166 88,409 89,444 Corrected Item-Total Correlation ,343 ,486 ,828 ,760 ,602 ,817 ,682 ,734 ,824 ,685 ,373 ,327 ,379 ,410 Cronbach's Alpha if Item Deleted ,902 ,898 ,883 ,886 ,893 ,883 ,890 ,887 ,884 ,891 ,901 ,906 ,902 ,900

I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10 I11 I12 I13 I14

3. Reliability: Kualitas Audit


Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total 30 0 30 % 100,0 ,0 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,651 N of Items 6
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted 20,50 18,67 18,47 18,33 18,83 18,20 Scale Variance if Item Deleted 6,603 5,540 6,189 6,230 5,109 6,786 Corrected Item-Total Correlation ,054 ,601 ,687 ,426 ,650 ,230 Cronbach's Alpha if Item Deleted ,782 ,530 ,547 ,595 ,498 ,658

A1 A2 A3 A4 A5 A6

HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISIS SPSS A. DESKRIPSI DATA 1. Pernyataan Mengenai Faktor-Faktor Kompetensi

a. Pengetahuan
X111 Frequency 11 25 41 77 Percent 14,3 32,5 53,2 100,0 Valid Percent 14,3 32,5 53,2 100,0 Cumulative Percent 14,3 46,8 100,0

Valid

3 4 5 Total

X112 Frequency 1 12 48 16 77 Percent 1,3 15,6 62,3 20,8 100,0 Valid Percent 1,3 15,6 62,3 20,8 100,0 Cumulative Percent 1,3 16,9 79,2 100,0

Valid

1 3 4 5 Total

X113 Frequency 1 13 44 19 77 Percent 1,3 16,9 57,1 24,7 100,0 Valid Percent 1,3 16,9 57,1 24,7 100,0 Cumulative Percent 1,3 18,2 75,3 100,0

Valid

1 3 4 5 Total

Hasil Analisis dan Perhitungan SPSS

Page 1

X114 Frequency 16 50 11 77 Percent 20,8 64,9 14,3 100,0 Valid Percent 20,8 64,9 14,3 100,0 Cumulative Percent 20,8 85,7 100,0

Valid

3 4 5 Total

X115 Frequency 8 54 15 77 Percent 10,4 70,1 19,5 100,0 Valid Percent 10,4 70,1 19,5 100,0 Cumulative Percent 10,4 80,5 100,0

Valid

3 4 5 Total

X116 Frequency 3 56 18 77 Percent 3,9 72,7 23,4 100,0 Valid Percent 3,9 72,7 23,4 100,0 Cumulative Percent 3,9 76,6 100,0

Valid

3 4 5 Total

b. Pengalaman
X127 Frequency 1 21 40 15 77 Percent 1,3 27,3 51,9 19,5 100,0 Valid Percent 1,3 27,3 51,9 19,5 100,0 Cumulative Percent 1,3 28,6 80,5 100,0

Valid

2 3 4 5 Total

Hasil Analisis dan Perhitungan SPSS

Page 2

X128 Frequency 16 48 13 77 Percent 20,8 62,3 16,9 100,0 Valid Percent 20,8 62,3 16,9 100,0 Cumulative Percent 20,8 83,1 100,0

Valid

3 4 5 Total

X129 Frequency 5 1 29 38 4 77 Percent 6,5 1,3 37,7 49,4 5,2 100,0 Valid Percent 6,5 1,3 37,7 49,4 5,2 100,0 Cumulative Percent 6,5 7,8 45,5 94,8 100,0

Valid

1 2 3 4 5 Total

X1210 Frequency 2 3 32 36 4 77 Percent 2,6 3,9 41,6 46,8 5,2 100,0 Valid Percent 2,6 3,9 41,6 46,8 5,2 100,0 Cumulative Percent 2,6 6,5 48,1 94,8 100,0

Valid

1 2 3 4 5 Total

2. Pernyataan Mengenai Faktor-Faktor Independensi a. Lama Hubungan dengan Klien


X211 Frequency 1 10 29 33 4 77 Percent 1,3 13,0 37,7 42,9 5,2 100,0 Valid Percent 1,3 13,0 37,7 42,9 5,2 100,0 Cumulative Percent 1,3 14,3 51,9 94,8 100,0

Valid

1 2 3 4 5 Total

Hasil Analisis dan Perhitungan SPSS

Page 3

X212 Frequency 1 9 12 39 16 77 Percent 1,3 11,7 15,6 50,6 20,8 100,0 Valid Percent 1,3 11,7 15,6 50,6 20,8 100,0 Cumulative Percent 1,3 13,0 28,6 79,2 100,0

Valid

1 2 3 4 5 Total

X213 Frequency 16 29 20 10 2 77 Percent 20,8 37,7 26,0 13,0 2,6 100,0 Valid Percent 20,8 37,7 26,0 13,0 2,6 100,0 Cumulative Percent 20,8 58,4 84,4 97,4 100,0

Valid

1 2 3 4 5 Total

b. Tekanan dari Klien


X224 Frequency 29 29 13 6 77 Percent 37,7 37,7 16,9 7,8 100,0 Valid Percent 37,7 37,7 16,9 7,8 100,0 Cumulative Percent 37,7 75,3 92,2 100,0

Valid

1 2 3 4 Total

X225 Frequency 2 21 25 25 4 77 Percent 2,6 27,3 32,5 32,5 5,2 100,0 Valid Percent 2,6 27,3 32,5 32,5 5,2 100,0 Cumulative Percent 2,6 29,9 62,3 94,8 100,0

Valid

1 2 3 4 5 Total

Hasil Analisis dan Perhitungan SPSS

Page 4

X226 Frequency 21 28 17 9 2 77 Percent 27,3 36,4 22,1 11,7 2,6 100,0 Valid Percent 27,3 36,4 22,1 11,7 2,6 100,0 Cumulative Percent 27,3 63,6 85,7 97,4 100,0

Valid

1 2 3 4 5 Total

X227 Frequency 31 22 13 10 1 77 Percent 40,3 28,6 16,9 13,0 1,3 100,0 Valid Percent 40,3 28,6 16,9 13,0 1,3 100,0 Cumulative Percent 40,3 68,8 85,7 98,7 100,0

Valid

1 2 3 4 5 Total

X228 Frequency 10 21 23 22 1 77 Percent 13,0 27,3 29,9 28,6 1,3 100,0 Valid Percent 13,0 27,3 29,9 28,6 1,3 100,0 Cumulative Percent 13,0 40,3 70,1 98,7 100,0

Valid

1 2 3 4 5 Total

X229 Frequency 21 31 14 10 1 77 Percent 27,3 40,3 18,2 13,0 1,3 100,0 Valid Percent 27,3 40,3 18,2 13,0 1,3 100,0 Cumulative Percent 27,3 67,5 85,7 98,7 100,0

Valid

1 2 3 4 5 Total

Hasil Analisis dan Perhitungan SPSS

Page 5

c. Telaah dari Rekan Auditor


X2310 Frequency 5 36 24 11 1 77 Percent 6,5 46,8 31,2 14,3 1,3 100,0 Valid Percent 6,5 46,8 31,2 14,3 1,3 100,0 Cumulative Percent 6,5 53,2 84,4 98,7 100,0

Valid

1 2 3 4 5 Total

X2311 Frequency 2 2 5 66 2 77 Percent 2,6 2,6 6,5 85,7 2,6 100,0 Valid Percent 2,6 2,6 6,5 85,7 2,6 100,0 Cumulative Percent 2,6 5,2 11,7 97,4 100,0

Valid

1 2 3 4 5 Total

d. Jasa Non Audit


X2412 Frequency 2 13 8 49 5 77 Percent 2,6 16,9 10,4 63,6 6,5 100,0 Valid Percent 2,6 16,9 10,4 63,6 6,5 100,0 Cumulative Percent 2,6 19,5 29,9 93,5 100,0

Valid

1 2 3 4 5 Total

Hasil Analisis dan Perhitungan SPSS

Page 6

X2413 Frequency 3 29 25 18 2 77 Percent 3,9 37,7 32,5 23,4 2,6 100,0 Valid Percent 3,9 37,7 32,5 23,4 2,6 100,0 Cumulative Percent 3,9 41,6 74,0 97,4 100,0

Valid

1 2 3 4 5 Total

X2414 Frequency 7 18 45 7 77 Percent 9,1 23,4 58,4 9,1 100,0 Valid Percent 9,1 23,4 58,4 9,1 100,0 Cumulative Percent 9,1 32,5 90,9 100,0

Valid

2 3 4 5 Total

c. Pernyataan Mengenai Kualitas Audit


Y1 Frequency 20 34 18 3 2 77 Percent 26,0 44,2 23,4 3,9 2,6 100,0 Valid Percent 26,0 44,2 23,4 3,9 2,6 100,0 Cumulative Percent 26,0 70,1 93,5 97,4 100,0

Valid

1 2 3 4 5 Total

Y2 Frequency 1 1 1 62 12 77 Percent 1,3 1,3 1,3 80,5 15,6 100,0 Valid Percent 1,3 1,3 1,3 80,5 15,6 100,0 Cumulative Percent 1,3 2,6 3,9 84,4 100,0

Valid

1 2 3 4 5 Total

Hasil Analisis dan Perhitungan SPSS

Page 7

Y3 Frequency 3 57 17 77 Percent 3,9 74,0 22,1 100,0 Valid Percent 3,9 74,0 22,1 100,0 Cumulative Percent 3,9 77,9 100,0

Valid

3 4 5 Total

Y4 Frequency 6 52 19 77 Percent 7,8 67,5 24,7 100,0 Valid Percent 7,8 67,5 24,7 100,0 Cumulative Percent 7,8 75,3 100,0

Valid

3 4 5 Total

Y5 Frequency 7 18 44 8 77 Percent 9,1 23,4 57,1 10,4 100,0 Valid Percent 9,1 23,4 57,1 10,4 100,0 Cumulative Percent 9,1 32,5 89,6 100,0

Valid

2 3 4 5 Total

Y6 Frequency 1 1 45 30 77 Percent 1,3 1,3 58,4 39,0 100,0 Valid Percent 1,3 1,3 58,4 39,0 100,0 Cumulative Percent 1,3 2,6 61,0 100,0

Valid

2 3 4 5 Total

Hasil Analisis dan Perhitungan SPSS

Page 8

Descriptives Jumlah Skor setiap Variabel/Sub Variabel


Descriptive Statistics N Pengetahuan Pengalaman Kompetensi Lama Hubungan dengan Klien Tekanan dari Klien Telaah dari Rekan Auditor Jasa Non Audit Independensi Kualitas Audit Valid N (listwise) 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 Minimum 18 7 25 5 7 3 5 26 15 Maximum 30 20 50 15 29 9 13 62 30 Mean 24,66 14,79 39,45 9,55 14,36 6,40 10,05 40,36 22,60 Std. Deviation 2,918 1,976 4,394 2,143 4,701 1,115 1,385 7,511 2,066

Hasil Analisis dan Perhitungan SPSS

Page 9

B. Analisis Regresi Berganda


Descriptive Statistics Kualitas Audit Kompetensi Independensi Mean 22,60 39,45 40,36 Std. Deviation 2,066 4,394 7,511 N 77 77 77

Correlations Pearson Correlation Kualitas Audit Kompetensi Independensi Kualitas Audit Kompetensi Independensi Kualitas Audit Kompetensi Independensi Kualitas Audit 1,000 ,487 ,388 . ,000 ,000 77 77 77 Kompetensi ,487 1,000 ,397 ,000 . ,000 77 77 77 Independensi ,388 ,397 1,000 ,000 ,000 . 77 77 77

Sig. (1-tailed)

b Variables Entered/Removed

Model 1

Variables Entered Independensi, Kompetensi a

Variables Removed .

Method Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kualitas Audit

Model Summaryb Model 1 R R Square ,531a ,282 Adjusted R Square ,263 Std. Error of the Estimate 1,774 DurbinWatson 1,977

a. Predictors: (Constant), Independensi, Kompetensi b. Dependent Variable: Kualitas Audit

Hasil Analisis dan Perhitungan SPSS

Page 10

b ANOVA

Model 1 Regression Residual Total

Sum of Squares 91,520 232,999 324,519

df

Mean Square 2 45,760 74 3,149 76

F 14,533

Sig. ,000a

a. Predictors: (Constant), Independensi, Kompetensi b. Dependent Variable: Kualitas Audit

a Coefficients

UnstandardizedStandardized Coefficients Coefficients Std. Error Model B Beta t 1 (Constant) 12,698 1,882 6,747 Kompetensi ,186 ,050 ,396 3,685 Independen ,063 ,030 ,231 2,148 a.Dependent Variable: Kualitas Audit

Sig. ,000 ,000 ,487 ,035 ,388

Collinearity Correlations Statistics ZeroToler order Partial Part ance VIF ,394 ,242 ,363 ,212 ,842 1,187 ,842 1,187

a Coefficient Correlations

Model 1

Correlations

Independensi Kompetensi Covariances Independensi Kompetensi

Independensi 1,000 -,397 ,001 -,001

Kompetensi -,397 1,000 -,001 ,003

a. Dependent Variable: Kualitas Audit


a Collinearity Diagnostics

Model 1

Dimension 1 2 3

Eigenvalue 2,975 ,019 ,006

Condition Index 1,000 12,522 22,337

Variance Proportions (Constant) Kompetensi Independensi ,00 ,00 ,00 ,13 ,06 ,97 ,87 ,94 ,02

a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Hasil Analisis dan Perhitungan SPSS

Page 11

Residuals Statisticsa Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value Minimum 19,38 -2,934 ,203 20,06 -4,378 -2,467 -2,686 -5,187 -2,808 ,011 ,000 ,000 Maximum 25,93 3,038 ,701 25,75 6,510 3,669 3,788 6,939 4,190 10,868 ,444 ,143 Mean 22,60 ,000 ,329 22,59 ,000 ,000 ,002 ,007 ,009 1,974 ,023 ,026 Std. Deviation 1,097 1,000 ,120 1,076 1,751 ,987 1,018 1,866 1,052 2,269 ,071 ,030 N 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77 77

a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Charts

Histogram

Dependent Variable: Kualitas Audit


20

15

Frequency

10

0 -2 0 2 4

Mean =-1.29E-15 Std. Dev. =0.987 N =77

Regression Standardized Residual

Hasil Analisis dan Perhitungan SPSS

Page 12

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Kualitas Audit

1.0

Expected Cum Prob

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: Kualitas Audit


4

Regression Studentized Residual

-2

-2

Regression Standardized Predicted Value

Hasil Analisis dan Perhitungan SPSS

Page 13

C. NPar Tests: Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Error for Y Error for Y with X1 from with X2 from CURVEFIT, CURVEFIT, MOD_3 MOD_4 LINEAR LINEAR 77 77 ,0000000 ,0000000 1,80469252 1,90482008 ,113 ,122 ,113 ,120 -,072 -,122 ,988 1,069 ,283 ,203

N a,b Normal Parameters Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative

Unstandardiz ed Residual 77 ,0000000 1,75093580 ,170 ,170 -,121 1,093 ,123

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

D. IDENTITAS RESPONDEN

Jabatan Frequency 20 13 20 24 77 Percent 26,0 16,9 26,0 31,2 100,0 Valid Percent 26,0 16,9 26,0 31,2 100,0 Cumulative Percent 26,0 42,9 68,8 100,0

Valid

Partner Senior Auditor Juniro Auditor Lainnya Total

Pengalaman Kerja Frequency 16 44 17 77 Percent 20,8 57,1 22,1 100,0 Valid Percent 20,8 57,1 22,1 100,0 Cumulative Percent 20,8 77,9 100,0

Valid

< 5 th 5- 10 th Lebih 10 tahun Total

Hasil Analisis dan Perhitungan SPSS

Page 14

Keahlian Khusus Frequency 17 18 17 25 77 Percent 22,1 23,4 22,1 32,5 100,0 Valid Percent 22,1 23,4 22,1 32,5 100,0 Cumulative Percent 22,1 45,5 67,5 100,0

Valid

Alnalisis sistem Konsultan Pajak Konsultan Manajemen Lainnya Total

Lama Menekuni Keahlian Khusus Frequency 28 44 4 1 77 Percent 36,4 57,1 5,2 1,3 100,0 Valid Percent 36,4 57,1 5,2 1,3 100,0 Cumulative Percent 36,4 93,5 98,7 100,0

Valid

< 5 th 5- 10 th Lebih 10 tahun 5 Total

Jenjang Pendidikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 19,5 92,2 100,00 0

Valid D3 S1 S2 S3 Total

15 56 6 0 77

19,5 72,7 7,8 0 100,00

19,5 72,7 7,8 0 100,00

Sertifikat Profesional Frequency 43 34 77 Percent 55,8 44,2 100,0 Valid Percent 55,8 44,2 100,0 Cumulative Percent 55,8 100,0

Valid

Tidak Ya Total

Hasil Analisis dan Perhitungan SPSS

Page 15

Anda mungkin juga menyukai