Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PROPULSI

CARA DESAIN PROPELLER



OLEH:
DEWI MUSTABSYIRAH
D33110257
TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
JURUSAN PERKAPALAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2012


Propulsi (alat gerak kapal) adalah alat yang dapat digunakan untuk
memindahkan/menggerakkan kapal dari satu tempat ke tempat lainnya. Alat gerak kapal
ini,kemudian dibedakan menjadi dua. Yaitu alat gerak mekanik dan non mekanik. Alat gerak non
mekanik biasanya digunakan pada kapal kapal konvensional. Sedangkan pada kapal kapal
sekarang, banyak yang menggunakan alat gerak mekanik sebagai penggeraknya. Salah satu alat
gerak mekanik dalam kapal adalah propeller.Perkembangan propeller sangat pesat dan beragam.
Bermula dari Archimedes yang menggunakan propeller untuk memindahkan air, hingga
sekarang telah banyak jenis jenis propeler yang lebih efektif dan efisien dalam penggunaannya.

Beberapa metode untuk meningkatkan daya dorong dan efisiensi dari baling-baling antara
lain :
a. Membuat beberapa sirip/fin didepan baling-baling hal ini dimaksudkan untuk lebih mening-
katkan aliran air yang masuk ke propeller
b. Memasang sirip/fin dibelakang baling-baling, tepatnya dipasang pada kemudinya.
c. Membuat ujung baling-baling sedemikian rupa untuk mengurangi kavitasi pada ujung baling-
baling dan mengurangi getaran, baling-baling jenis ini lazim disebut Highly Skewed Blade
Shape.
d. Memasang beberapa sirip/fin pada boss baling-baling yang dilakukan untuk mengurangi
kavitasi pada aliran bebasnya.
e. Memasang sebuah baling-baling tambahan di-belakang baling-baling utama dengan putaran
yang terbalik dengan sebutan Contra Rotating Propeller.
f. Dengan memasang poros baling-baling agak menyamping, sehingga baling-baling tidak tepat
pada posisi centrenya. Metode ini dikembangkan oleh NKK Corp. Sehingga disebut sebagai
NKK Off-centre Propeller Ships (NOPS).








CARA MENDESAIN PROPELLER :
1. Bagian- bagian propeller
- Hub: Silinder padat yang terletak di pusat baling-baling. Bosan untuk
mengakomodasi mesin poros propeller, dimana bilah baling-baling yang terpasang.










- Keyway: Kebanyakan poros baling-baling transit torsi dari poros ke baling-baling
melalui tombol. Kuncinya adalah panjang, ramping persegi panjang dari logam
sepanjang poros yang cocok ke dalam slot atau alur pasak digiling (dipotong) ke
dalam interior hub.









- Blade Face and Blade Back: blade face: Untuk Blade Face adalah bagian sisi daun
baling2 yang menghadap kebelakang atau dapat diartikan yang mendorong air
kebelakang, tekanan pada sisi ini lebih besar disbanding dengan blade back.
Sedangkan Blade back adalah sisi yang menghadap ke hulu kapal atau dapat
diartikan yang mempunyai tekanan lebih kecil karena hanya menghisap air
sedangkan pada face blade mendorong air.










Blade Number, Blade Root and Blade Tip:
Jumlah Blade adalah jumlah pisau baling-baling atau daun baling- baling
Blade Rootadalah daerah fillet. Wilayah transisi dari permukaan pisau dan tepi ke
pinggiran hub. Daerah di mana pisau menempel pada hub.
Blade Tipini mencapai maksimum daun baling- baling dari pusat hub. Memisahkan tepi
terkemuka dan trailing.

Gambar 2.5
- Leading and Trailing Edges


3 karakteristik utama propeller :
- Diameter adalah jarak maksimum lingkaran blade propeller.
- Revolution per Minute adalah kecepatan putaran per menitnya.
- Pitch:
Pitch didefinisikan sebagai kemampuan maju atau gerak maju propeller untuk satu kali
putaran baling2 (blade)


































Gambar 2. 8








Teori momentum Propeller : Trust dihasilkan oleh perbedaan tekanan oleh kerja
propeller




Teori elemen daun : Trust dihasilkan pada elemen daun propeller bekerja sebagai
airfoil yang menghasilkan lift



















Jumlah daun baling- baling, bentuk daun kavitasi, Ratio geometrisUntuk menentukan
jumlah baling- baling, sebagai berikut:
Untuk menentukan bentuk daun, sebagai berikut:
Dua bentuk yang paling umum digunakan adalah ogival dan airfoil.
Airfoil Section
+ :menghasilkan thrust yang sangat besar
- : kavitasi yang ditimbulkan terlalu cepat
Ogival Section
+ : kavitasi tidak timbul secepat pada airfoil section
- : thrust yang dihasilkan tidak sebesar airfoil section


- Untuk menentukan jumlah daun baling- baling, sebagai berikut: menentukan jumlah
baling- baling harus mempertimbangkan hal- hal atau faktor2 yang berpengaruh
terhadap jumlah propeller agar diperoleh jumlah daun yang paling efisien.
Faktor- factor yang berpengaruh terhadap jumlah daun sebagai berikut:
1. Aliran air Daun Baling baling: Aliran air.( berbanding lurus)
2. Balance (tipping Moment): tipping moment. ( berbanding terbalik)
3. Total thrust ( besarnya daya dorongan): Daya dorong.(berbanding lurus)
4. Getaran pada Hull: Getaran Yang ditimbulkan. (berbanding terbalik)

Kavitasi: Kavitasi terjadi ketika tekanan dalam fluida turun sampai
tekanan uap-nya (vapor pressure)








- Ratio geometris:
Efisiensi propeller
o Sebaiknya dalam perancangan propeler memiliki efisiensi 0.5 sampai 0.6
o Nilai efisiensi yang dianggap paling baik adalah 0.55 karena merupakan rata-
rata.
o Jika perhitungan propeller memiliki efisiensi tersebut maka estimasi
perhitungan dengan formula ini akurat.

Bp diagram adalah metode yang digunakan untuk perkiraan dalam membuat preliminarry
propeller (rancangan).
Dalam metode ini dikenal harga yang merupakan advance coefficient yang berhubungan
erat dengan theoritical propeller advance (P X N) dan real propeller speed trough the
water (Va)
Pertimbangan jarak daun , poros, berat propeller
- Jarak singgung erat kaitannya untuk menaikkan efisiensi dari diameter
yang besar,menaikkan efisensi dari air yang masuk ke propeller, dan
mengurangi vibrasi.
- Jika jumlah daun ditambah dan bentuk skew diubah menjadi non-skew
maka getaran dapat dihilangkan

3.2 Perhitungan Effisiensi Propeller
1. Kecepatam Dinas kapal
Vs = 14 Knot = 11 x 0,5144 = 7,202 m/s.
2. EHP dari perhitungan tahanan kapal
3. Menggunakan single screw dan mesin terletak dibelakang.
q asumsi 0,4 - 0,7
q = 0,85
18000
L . rpm

4. Arus ikut / wake fraction ( w )
W =
2
V
2
2
) D (
65122 , 7
Cp . 404422 , 0
L
B
. 577076 , 0
) Cp . L L (
B . 17774 , 0
+ +


Dv=
) Cw Ct .( L
D


















5. Fraksi Deduksi gaya dorong / Thrust deduction
t = k . w dimana k = 0,5 0,7 untuk pelat kemudi diambil 0,6.
Kecepatan air masuk / speed of advance ( Va )
Va = Vs ( 1 w )
= 11 ( 1 0,326 )
= 7,414 Knot.
Va dalam m /s = 3,814 m /s.




6. Diameter Propeller ( Dp )
Dp = 2 / 3 T.
= 2 / 3 . 5,3 = 3,53 m = 11,58 ft.
7. DHP = EHP / q asumsi
= 532,9320 / 0,695 = 766,81 Hp.
9. SHP = DHP / 0,98 untuk mesin dibelakang.
= 766,81 / 0,98 = 782,459 Hp.
10. Koefisien angka Taylor.
Bp1 =N. SHP
1/2
. Va
5/2
=150 .782,459
1/2
. 7,414
5/2

=28,034
11. Nilai KQ
1/4
, j
5/4
= 0,1739. \ Bp1 = 0,92
12. Jarak sumbu poros ke lunas
E = 0,045 . T + 0,5 Dp
= 2,004 m.
13. Tinggi air diatas poros/Immertion of Propeller Shaft ( h )
h = {( T E ) + H } dimana H = % LWL = 0,615
14. Tekanan pada poros propeller ( po - pp )
Po Pv = 98,1 - 10,05 . h
15. Gaya dorong Thrust ( T )
T = Rt /(1 t) .. Rt = 69,2725 KN
16. Nilai Ae / Ao
Ad / Ao = ( 1,3 + 0,3 . Z ) T + k
( Po Pv ) Dp
2

17. Dari grafik nilai Ad / Ao dapat diperleh dari 1/j pada ;
grafik ( B4 40 ) : 2,43
grafik ( B4 55 ) : 2,45
dari hasil interpolasi didapatkan ; (B4-49) : 2,442
18. Dari nilai Ad / Ao diperoleh qo pada grafik;
qo ( B4 40 ) = 0,50
qo ( B4 55 ) = 0,48
dari hasil interpolasi didapatkan ; qo ( B4 49 ) = 0,492
20. Effisiensi lambung ( qH )
qH = ( 1 t ) / ( 1 w )
21. Effisiensi rotasi (qR )
qR = 1 --- 1,1 untuk single screw. Diambil 1,059
22. Quasi Propeller Coefficient ( QPC )
QPC = qR x qH x qo
Koreksi QPC = q asumsi - QPC x 100 % < 1 %
q asumsi

23. DHP = EHP / QPC

30. BHP = DHP / 0,98 (untuk kapal dengan mesin dibelakang)
= 789,533 HP

3.3 Perhitungan Kontrol Kavitasi

1. Penentuan Pitch Area Ratio
P/D (B4-40)=0,5
P/D (B4-55)=0,510
Sehingga dari hasil interpolasi didapatkan nilai untuk P/D (B4-49)=0,506
2. Nilai Ap/Ad
Ap/Ad = 1,067 - 0,229.P/D
3. Luas Lingkaran yang dibentuk oleh laju kisaran ujung daun propeller yang bergaris
tengah D (Ao).
Ao = t /4. Dp
2
4. Luas kembang daun propeller (Ad)
Ad = (Ad/Ao). Ao

5. Luas Proyeksi daun propeller (Ap)
Ap = Ap/Ad. Ad

6. Kecepatan relatif air pada 0,7 jari-jari ujung R (Vr)
Vr
2
= Va
2
+ (0,7. t ns.D)
2

7. Tekanan dinamis pada 0,7 jari-jari daun (q 0,7 R)
(q 0,7R) = . Vr
2
8. Koefisien t c
t c = (T/Ap)/(1/2. Vr
2
)
9. Nilai T untuk 0,7 R
T 0,7 R =
( )
2
Vr . . 5 , 0
gh Pv Po

Anda mungkin juga menyukai