Anda di halaman 1dari 7

Gambaran Pengtahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Suntikan 3 Bulan (Depo Progestin) Pada Akseptor Di Puskesmas Kahu Kabuten

Bone 2011
ABSTRAK INERLES BERAEWANA Gambaran Pengtahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Suntikan 3 Bulan (Depo Progestin) Pada Akseptor Di Puskesmas Kahu Kabuten Bone 2011. Di bimbing oleh ASRIWATI Spd, Mkes Berbagai metode yang dilakukan dalam rangka menjarangkan kehamilan, ditemukannya berbagai alat kontrasepsi yang merupakan solusi yang tepat dan modern, sehingga laju kepadatan penduduk dapat diatasi melalui keluarga berencana(KB). Kontasepsi adalah upaya mencegah terjadinya kehamilan baik bersifat sementara maupun bersifat permanen atau menetap yang dapat di lakukan secara mekanis,menggunakan alat tanpa menggunakan alat,dan tanpa menggunakan operasi. Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian survei dengan menggunakan pendekatan deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntikan 3 bulan menurut umur, paritas, dan pendidikan. Di puskesmas kahu di Kab. Bone. Populasi Penelitian ini yaitu seluruh akseptor KB suntikan 3 bulan dan sebagai sampel yaitu seluruh akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntikan 3bulan (Depo Progestin). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan akseptor tentang pengetahuan suntikan 3 bulan (Depo Progestin). Masih termasuk rendah dan menurut umur 20 - 35 tahun sebanyak12 akseptor (60 %), paritas 1- 3 sebanyak 17 akseptor (85%), dan tingkat prndidikan SMA sebanyak 6 akseptor (30%). Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya pengetahuan tentang keluarga berencana oleh karena itu diperlukan petugas kesehatan yang dapat memberikan motifasi dan penyuluhan kepada pasangan usia subur dalam rangka menjaga akseptor KB tidak Drop out Kata Kunci Daftar Pustaka : Suntikan Depo Progestin, Pengetahuan : 13 (2002- 2010)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penggunaan kontrasepsi hormonal sebagai salah satu alat kontrasepsi meningkat tajam. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dewasa ini hampir 380 juta pasangan yang menjalankan Keluarga Berencana (KB) 65-75 juta diantaranya, terutama di negara berkembang banyak menggunakan kontrasepsi hormonal seperti oral, suntik, dan implant. 1 Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007-2010 tingkat penggunaan kontrasepsi di Indonesia terdiri dari pil 12,4%, Intra Uterine Device (IUD) 6,2%,suntik 15,2,dan vasektomi 0,4%.1 Paradigma baru Program keluarga berencana (KB) nasional telah berubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi mewujudkan Keluarga Berkualitas tahun 2015. Keluarga berkualitas keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, harmoni dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru program KB ini, misalnya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan KB dan masih banyak alasan lain misalnya membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap terjadinya kehamilan yang tidak di inginkan 1 Berdasarkan visi dan misi tersebut, Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting untuk upaya meningkatkan kualitas penduduk. kontribusi tersebut dilihat pada pelaksanaan Making pregnancy Safer (MPS). Salah satu pesan kunci dalam rencana strategi

nasional MPS di Indonesia 2001-2010 adalah bahwa setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang diinginkan Berbagai metode yang dilakukan dalam rangka menjarangkan kehamilan, ditemukannya berbagai alat kontrasepsi yang merupakan solusi yang tepat dan modern, sehingga laju kepadatan penduduk dapat diatasi melalui keluarga berencana. Pembatasan kelahiran dalam rangka panjang dapat menurunkan angka kematian ibu. Seperti diketahui, sebab utama dari kematian ibu adalah pendarahan waktu melahirkan dan calon pendarahan utama adalah ibu-ibu yang telah mempunyai 4 anak ke atas. Pembatasan kelahiran akan menurunkan insiden keganasan serviks oleh karena salah satu faktor timbulnya keganasan serviks yang merupakan tumor ganas yang terbanyak di Indonesia, adalah melahirkan anak yang terlalu banyak 1 Metode suntik KB menjadi bagian Keluarga Berncana Nasional di mana peminatnya semakin bertambah. Tingginya minat pemakaian suntikan KB oleh karna aman, efektif, dan tidak menimbulkan gangguan, dan usia samgat cocok di gunakan untuk masa laktasi. Namun di ketahui, tidak ada metode kontrasepsi yang aman dan efektif, karna masing masing mempunyai kecocokan individu bagi setiap klien.2

1.2 Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dirumuskan pernyataan peneliti sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran pengetahuan alat kontrasepsi suntikan 3 bulan ( Depo progestin ) pada akseptor KB berdasarkan umur di puskesmas Kahu tahun 2010. 2. Bagaimana gambaran pengetahuan tentang Alat Kontrasepsi suntikan 3 bulan ( Depo progestin ) pada akseptor KB berdasarkan paritas di puskesmas Kahu tahun 2010.

3. Bagaimana gambaran pengetahuan tentang Alat Kontrasepsi suntikan 3 bulan ( Depo progestin ) pada akseptor KB berdasarkan pendidikan di puskesmas Kahu tahun 2010.

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian Mengetahui gambaran pengetahuan tentang alat kontrasepsi suntikan 3 bulan ( Depo progestin ).pada Akseptor KB Tahun 2010

1.3.2 Tujuan Penelitian a. Di perolehnya gambaran pengetahuan alat kontrasepsi suntikan 3 bulan ( Depo progestin ) berdasarkan umur di puskesmas Kahu tahun 2010. b. Di perolehnya gambaran pengetahuan tentang Alat Kontrasepsi suntikan 3 bulan ( Depo progestin ) berdasarkan paritas di puskesmas Kahu tahun 2010. c. Di perolehnya gambaran pengetahuan tentang Alat Kontrasepsi suntikan 3 bulan ( Depo progestin ) berdasarkan pendidikan di puskesmas Kahu tahun2010. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan memperkaya ilmu

pengetahuan dan bahan acuan bagi peneliti selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Manfaat Bagi puskesmas

Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan program bagi Instansi Departemen Kesehatan khususnya di Puskesmas Kahu dalam menyusun program perencanaan berkaitan dengan upaya pencegahan rupture perineum tingkat II. 2. Manfaat Bagi Institusi Sebagai bahan acuan yang di harapkan dapat bermanfaat terutama dalam pengembangan institusi yang berkaitan dengan rupture perineum tingkat II. 3. Manfaat Bagi Peneliti Merupakan pengalaman yang berharga karena dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan tentang gambaran angka kejadian ruptur perineum tingkat II di RSUD Tenriawaru Kab. Bone.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN Hasil penelitian yang dilakukan pada Akseptor tentang gambaran pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi suntikan 3 bulan (Depo Progestin) Tahun 2010 maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Umur Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 akseptor KB kontrasepsi suntikan 3 bulan (Depo Progestin) pengetahuannya masih rendah sebanyak 75% dan paling terendah sebanyak 25% dan pada fase menjarangkan kesuburan 20-35 tahun yaitu sebanyak 60%, terendah pada fase menunda kehamilan <20 tahun yaitu sebanyak 4 akseptor (20%) dan pada fase menghentikan kesuburan > 35 tahun yaitu sebanyak 4 akseptor (20%) 2. Paritas Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 akseptor KB suntikan 3 bulan (Depo Progestin) pengetahuannya tinggi yaitu 75%, terendah sebanyak 25% dan tertinggi pada akseptor KB sebanyak 17 akseptor (85%). Sementara jumlah yang rendah sebanyak 3 akseptor (15%). 3. Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari 20 akseptor KB

suntikan 3 bulan (Depo progestin) pengetahuan tentang pendidikan masih kurang yaitu 75% dan pengetahuan rendah yaitu 25 % dan pada akseptor KB yang pendidikan SMA yaitu 6

akseptor(30%) dan terendah yang berpendidikan < SMA sebanyak 14 akseptor (70%) 5.2 SARAN 1) .Perlu dilakukan Penelitian lebih lanjut mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi khususnya suntikan 3 bulan (depo Progestin)

2) Dapat menambah wawasan keilmuan dan, memperluas wawasan dan cakrawala berfikir dalam memberikan pendidikan kesehatan terutama kepada petugas pelayanan kesehatan khusunya keluarga berencana 3) Kepada institusi untuk sebagai bahan bacaan ilmiah dan sebagai kerangka perbandingan untuk perkembangan kualitas ilmu kebidanan, serta menjadi bahan bagi mereka yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai