Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Kehidupan manusia semakin berkembang dan sejahtera karena adanya bioteknologi yang semakin berkembang. Dengan bioteknologi ini manusia dapat dengan mudah memenuhi kebutuhannya. Melalui makalah ini kami ingin menjelaskan secara sederhana tentang perkembangan dan manfaat bioteknologi khususnya bagi manusia. Makalah ini membantu untuk lebih jauh mengetahui tentang apa bioteknologi itu serta bagaimana perkembangan dan manfaat bioteknologi untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Seperti pepatah mengatakan bahwa, Tak ada gading yang tak terak demikian pula dengan makalah ini, tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu kepada dosen mata kuliah ilmu kealaman dasar ini di mohin untuk memberikan kritik serta saran yang bersifat membangun, demi bertambahnya wawasan di bidang ini. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu hingga makalah ini selesai. Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat. Amin.

Semarang, 23 Maret 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Bioteknologi adalah suatu bidang penerapan biosains dan teknologi yang menyangkut penerapan praktis organisme hidup atau komponennya pada tingkat subseluler, baik pada industri maupun lingkungan. Organisme hidup yang dimanfaatkan antara lain ialah bakteri, khamir, alga, sel tumbuhan dan sel hewan. Penerapan bioteknologi akan berhasil jika dilakukan pengintegrasian beberapa disiplin ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Ilmu pengetahuan alam tersebut ialah mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi molekuler, kimia, rekayasa genetika dan teknik kimia (Lukas dan Isnawati, 1997 : 27). Bioteknologi sebenarnya telah diterapkan manusia sejak jaman dahulu. Tidak dapat dipastikan apakah penerapan bioteknologi tersebut secara sadar atau tidak sadar dan apakah proses mikrobial tersebut diketahui secara kebetulan atau berdasarkan suatu percobaan intuitif. Perkembangan bioteknologi selanjutnya ialah salah satu contoh dari kemampuan manusia menggunakan aktivitas penting suatu mikroorganisme guna memenuhi

kebutuhannya. Bioteknologi yang diterapkan pada jaman dahulu berbeda jika dibandingkan dengan keadaan yang sekarang. Bioteknologi pada jaman dahulu dilakukan dengan cara yang relatif sederhana dan dalam suasana tidak steril. Sebelum munculnya jaman minyak bumi banyak senyawa industri yang penting seperti etanol, asam asetat, butanol, aseton dan asam organik dihasilkan dengan menggunakan metode fermentasi yang terbuka terhadap lingkungan. Untuk membatasi mikroorganisme yang menjadi kontaminan dilakukan dengan

memanipulasi lingkungan ekologinya secara hati-hati. Pada saat itu belum dikenal teknik sterilisasi. Bahan-bahan desinfektan juga belum diketahui. Bioteknologi moderen menggunakan cara-cara yang lebih canggih. Sekitar tahun 1940 kultivasi mikroorganisme secara steril telah dilakukan. Proses biologis tertentu suatu mikroorganisme dapat dijaga supaya tidak terkontaminasi media dan bioreaktor terlebih dahulu serta menggunakan perlengkapan yang dapat mencegah kontaminan yang masuk. Bioteknologi moderen juga mengembangkan pemanipulasian genom organisme penting untuk tujuan tertentu. Teknik yang digunakan antara lain mutasi buatan, hibridisasi somatik dan rekayasa genetika. Dengan teknik-teknik tersebut dimungkinkan untuk mendapatkan organisme baru dengan sifat-sifat yang dikehendaki.

Menjelang akhir abad ke-20 sebagian besar masyarakat dunia menanti bioteknologi dengan penuh harapan untuk memecahkan berbagai masalah umat manusia di bumi. Namun sebagian masyarakat memandang bahwa memasuki era bioteknologi sama saja memasuki hutan belantara ketidakpastian tentang dampak yang akan terjadi kemudian hari. Perkembangan bioteknologi sekarang ini akan menimbulkan dampak serius pada demensi etika dan budaya. Rekayasa genetika menimbulkan masalah-masalah etika serius yang berhubungan dengan pengubahan, manipulasi, penetapan paten dan pemilikan bentukbentuk kehidupan. Berbagai perkembangan di bidang kesehatan juga akan membawa implikasi mendalam pada nilai-nilai budaya. Infrastruktur teknologi dan desakan ekonomi akibat bioteknologi membawa dampak besar pada struktur sosial ekonomi serta pada nilainilai budaya, sementara masyarakat luas tidak mendapat informasi dan diasingkan dari pengambilan keputusan tentang arah, batas-batas tujuan dan dampak bioteknologi. Suatu peringatan bahwa dibidang tertentu sering dijumpai pandangan-pandangan ilmuwan yang keliru, seorang ahli memandang rendah bidang ilmu lainnya. Kondisi ini tentu tidak dapat dibenarkan karena akan mengancam kemajuan ilmu. Dalam era bioteknologi pandangan terhadap semua bidang ilmu adalah sederajad, karena sesungguhnya bioteknologi adalah multidisiplin ilmu. Tidak ada bioteknologi yang bekerja sendiri. Bioteknologi merupakan kumpulan dari berbagai bidang keahlian, yakni: biokimia, mikrobiologi, biologi molekuler dan seluler, genetika, embriologi, immunologi, biologi reproduksi dan ahli komputer. Semua orang yang menguasai bidang-bidang ilmu tersebut harus dapat bekerja dalam satu tim. Dengan demikian, aktivitas bioteknologi dapat dilakukan untuk memberi nilai tambah bagi industri yang telah memanfaatkan bioteknologi.

B. RUMUSAN MASALAH

Pengertian bioteknologi ? Bagaimana perkembangan bioteknologi ? Bagaimana manfaat bioteknologi untuk meningkatkan kesejahteraan manusia ?

BAB II PEMBAHASAN

Kata bioteknologi pertama muncul sekitar tahun 1979. Pada saat itu E.F. Hutton mendapatkan hak paten untuk kata bioteknologi. Istilah tersebut digunakan sebagai penjelasan atas suatu masalah yang berkaitan dengan rekayasa genetika atau genetic engineering. Selain itu, juga seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin pesat menuntut terpenuhinya segala kebutuhan manusia yang bermuara pada tingkat perbaikan kesejahteraannya. Seperti halnya yang terdapat dalam pengetahuan biologi, istilah bioteknologi mengacu pada suatu bentuk interaksi antara biologi dengan teknologi yang mencakup semua jenis produksi melalui proses transformasi biologis.

Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan mentah dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau

bagian-bagiannya, misalnya bakteri dan kapang. Selain itu, bioteknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan yang dikembangbiakkan sebagai konstituen berbagai proses industri. Penggunaan mikroorganisme tersebut secara terarah dan terkontrol, yang merupakan aplikasi terpadu antara biokimia, mikrobiologi, dan teknologi kimia. Manfaat yang dirasakan manusia dari kegiatan tersebut antara lain dalam bidang industri, kesehatan, pertanian, dan peternakan. Khususnya penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa kimia secara terpadu mempunyai tujuan untuk mencapai penerapan teknologi dari kemampuan mikroba dan sel kultur jaringan. Dalam bioteknologi bidang-bidang ilmu yang harus dipelajari antara lain biologi sel, biokimia, fisiologi, mikrobiologi, genetika, dan biorekayasa. Istilah bioteknologi merupakan teknologi yang menggunakan bahan hayati atau sejenisnya guna menghasilkan barang atau jasa dalam skala industri sebagai sarana pemenuhan kebutuhan manusia. Definisi tersebut merupakan definisi dari bioteknologi secara tradisional atau konvensional.

Adapun definisi bioteknologi modern menyatakan bahwa istilah bioteknologi merupakan teknologi yang menggunakan bahan hayati yang telah direkayasa secara invitro guna menghasilkan barang atau jasa dalam skala industri sebagai sarana pemenuhan kebutuhan manusia. Berdasarkan dua pengertian bioteknologi tersebut, maka bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia. Biokimia mempelajari struktur kimiawi organisme.

Adapun rekayasa genetika adalah aplikasi genetik dengan mentransplantasi gen dari satu organisme ke organisme lain. Ciri-ciri utama bioteknologi sebagai berikut : a. b. c. Adanya agen biologi berupa mikroorganisme, secara adalah hasil tumbuhan, dan dan atau hewan. industri. pemurnian.

Adanya Produk yang

pendayagunaan dihasilkan

teknologi ekstraksi

Berbagai kebutuhan manusia telah terpenuhi dengan adanya bioteknologi tersebut, di antaranya penyediaan berbagai jenis makanan, seperti tempe, brem, keju, roti, kecap, dan berbagai jenis minuman, seperti anggur, sake, bir, yogurt, dan vitamin. Selain dalam bidang pangan tersebut, bioteknologi juga diterapkan dalam bidang kesehatan (misalnya untuk menghasilkan obatobatan), di bidang pertanian (misalnya untuk menghasilkan pupuk, untuk mendapatkan yang bervarietas unggul dan tahan bibit hama), dan di bidang yang tanaman lainnya.

Menurut Perhimpunan Bioteknologi Eropa, bioteknologi diartikan sebagai penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa kimia secara terpadu dengan tujuan untuk penerapan teknologi dari kapasitas mikroba dan sel-sel jaringan yang dibiakkan. Dalam penerapan yang lain, bioteknologi saat sekarang biasa untuk rekayasa genetik. Rekayasa genetik merupakan usaha mengubah atau memanipulasi bahan atau materi genetik organisme secara invitro dengan menambah, mengganti, mengurangi, atau memodifikasi gen sehingga didapatkan organisme dengan ciri kemampuan yang baru.

Gen-gen yang digunakan untuk rekayasa genetik dapat berasal dari organisme sejenis atau organisme yang berbeda

jenis tanpa mengenal batas spesies. Rekayasa genetik dilakukan dengan cara yang disebut teknik rekombinan DNA. Teknik ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan peralatan yang canggih. Revolusi bioteknologi yang diawali dengan penemuan struktur heliks molekul DNA ( asam deoksi ribonukleat ) oleh Watson dan Crick (1953 ) melejit pesat di pertengahan tahun 1970an dengan berkembangnya rekayasa genetika. Perkembangan ini menjadikan bioteknologi sebagai bidang antardisiplin yang memberi harapan untuk memecahkan problem yang dihadapi umat manusia. Di awal abad 21 ini, bioteknologi telah menjadi salah satu penopang kegiatan industri terutama di negara maju. Sebaliknya penerapan dan pengembangannya di negara berkembang masih banyak menghadapi masalah dan dilema. Hal ini karena bioteknologi memerlukan padat modal dan padat teknologi untuk penelitian dan penerapannya.

Empat gelombang Perkembangan Bioteknologi Dalam perkembangannya, bioteknologi banyak didukung ilmu-ilmu yang berbasis molekuler seperti biologi molekuler, genetika molekuler, sel, jaringan dan biokimia. Dukungan yang tak kalah pentingnya yaitu dari sarana komputer yang memadai (canggih), karena bidang kajian bioteknologi adalah fenomena hayati pada tingkat molekuler yang memerlukan efisiensi serta akurasi perhitungan-perhitungan yang rumit. Perkembangan bioteknologi dapat dikelompokkan menjadi empat tahapan/ gelombang sebagai berikut :

Gelombang pertama. Tahap ini dikenal juga sebagai era pra-pasteur/sederhana, yang dicirikan oleh pemanfaatan mikroba ( bakteri, kapang, khamir ) untuk pengawetan dan atau pembuatan makanan/ minuman melalui penggunaan mikroba secara tradisional. Minuman khas Jepang ( sake ), bir, anggur, keju, yoghurt, dan pangan tradisional dari Indonesia ( tempe, oncom, kecap ) merupakan contoh hasil proses bioteknologis tradisional. Sampai tahun 1920-an, penggunaan mikroba juga dikembangkan untuk produksi bahan kimia ( aseton, butanol, asam sitrat ) dan biomassa. Pada tahun 6000 SM orang-orang Babilonia telah berhasil membuat bir dengan fermentasi jasad renik. Peristiwa ini

merupakan proses bioteknologi yang tertua. Tiga ribu tahun kemudian, orang-orang Sumeria mampu mengembangkan

pembuatan bir hingga memiliki berbagai cita rasa (20 macam). Hingga saat sekarang, bioteknologi dapat memberdayakan jenis-jenis minuman serta tanaman dalam varietas yang beragam.

Gelombang kedua. Bioteknologi generasi kedua ini dimulai ketika ditemukan penisilin oleh Fleming ( 1929 ) dan permulaan pengusahaannya dalam bentuk industri pada tahun 1944. Bioteknologi ada era ini ( dan sampai sekarang ) yaitu proses bioteknologi yang berlangsung dalam keadaan tidak steril. Peristiwa ini merupakan bentuk fermentasi di tempat yang terbuka, sehingga dapat memungkinkan terkontaminasi oleh mikroorganisme lainnya. Fermentasi adalah suatu proses perombakan dari senyawa yang lebih kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Beberapa jenis produk yang dihasilkan oleh bioteknologi ini, antara lain etanol, asam asetat, asam sitrat, asam laktat, dan gliserin. Sekarang proses pembuatan kompos atau pengolahan limbah juga merupakan contoh jenis bioteknologi fermentasi ini. Generasi kedua ini juga dikenal sebagai era antibiotika.

Gelombang ketiga. Bioteknologi generasi ketiga melejit secara pesat pada paruh tahun 1970an dengan diterapkannya rekayasa genetika untuk memanipulasi dan memperbaiki sifat organisme sebagai agen yang berperan penting dalam bioindustri. Proses bioteknologi ini berlangsung dalam kondisi steril. Bioteknologi jenis ini merupakan proses-proses biologis atau fermentasi di tempat yang tertutup sehingga menjaga jangan sampai ada mikroorganisme luar yang mengontaminasi. Berbagai produk-produk biologis atau farmasi dan kedokteran yang bernilai tinggi seperti interferon, hormon, dan vaksin diproduksi berkat rekayasa genetik ini. Beberapa contoh produk hasil bioteknologi ini, antara lain jenis obatobat antibiotika (pinisilin, tetrasiklyn,

streptomisiyn, kloromfenikol, dan vitamin B12, giberin, kortison atau steroid lainnya, asam amino terutama asam glutamat, dan berbagai enzim. Teknologi hibridoma yang ditemukan Kohler dan Milstein (1975) membuka era ini untuk produksi antibodi monoklonal. Kekhasan ini menyebabkan tahapan ini juga dinamai bioteknologi baru.

Gelombang keempat/ bioteknologi pada era generasi baru. Gelombang ini dicirikan dengan perekayasaan struktur enzim ( tiga dimensi ) yang dikaji dalam bidang protein engineering. Perkembangan proses bioteknologis tidak lepas dari peran enzim sebagai biokatalis. Pengkajian sifat dan kinetika reaksi enzimatik dan perkembangan peralatan analisis, seperti kristalografi sinar X dan spektrofotometer massa yang ditopang oleh rekayasa genetik telah memunginkan ahli biokimia merekayasa enzim sesuai sifat yang diinginkan. Generasi kempat ini juga dikenal sebagai era rekayasa enzim / protein. Adapun proses bioteknologi yang diterapkan pada hasil keilmuan baru (bioteknologi baru).

Berbagai hasil keilmuan baru tentang penerapan bioteknologi sebagai berikut. 1) Penelitian tentang enzim, yang mempelajari tentang aktivitas sel-sel dan enzim yang diatur aktivitasnya. Salah satu contohnya adalah produksi insulin, interferon, dan antibodi monoklonal. 2) Keilmuan tentang rekayasa genetika. Rekayasa genetik merupakan usaha untuk mengubah atau memanipulasi bahan/materi genetik suatu organisme secara invitro melalui penambahan, penggantian, pengurangan, atau modifikasi gen sehingga diperoleh ciri-ciri dengan kemampuan baru. Penambahan gen dilakukan dengan teknologi rekombinan DNA atau yang sering disebut kloning gen. Misalnya, membuat DNA rekombinan yang memiliki program untuk membuat insulin. Insulin adalah protein yang bertugas mengontrol metabolisme gula darah dalam tubuh manusia, dan sebagainya.

Teknologi ini memberikan kesempatan tak terbatas bagi terbentuknya kombinasi baru dari gen, yang tentunya tidak akan terjadi secara alami pada kondisi normal. Rekayasa genetik dimulai sejak Mendell menemukan faktor yang diturunkan, kemudian sebuah penelitian terhadap transfer DNA bakteri dari suatu sel ke sel yang lainnya melalui lingkaran DNA kecil yang disebut plasmid. Plasmid berfungsi sebagai kendaraan pemindah atau vektor. 3) Teknik kultur jaringan

Teknik pengembangbiakan secara vegetatif pada organisme makin canggih. Hal ini sejak ditemukannya teknik klon, yaitu produksi suatu organisme dari satu sel tunggal yang diambil dari tubuh sel tumbuhan atau hewan. Sel tunggal ini merupakan somatik dan bukan sel kelamin sehingga sel ini mengandung dua perangkat kromosom. Jadi, sel ini memiliki semua informasi genetik yang diperlukan untuk menghasilkan suatu individu yang lengkap pada saat dirangsang untuk tumbuh. Teknik peng-klon-an pada sel tumbuhan

dirasakan lebih mudah dibandingkan dengan sel hewan, karena sel tumbuhan memiliki sifat yang lebih sederhana. Sel tumbuhan juga memiliki sifat totipotensi, yaitu kemampuan untuk membentuk tubuh secara lengkap dengan akar, batang, dan daun.

Totipotensi pertama kali dikenalkan oleh G. Haberlandt seorang ahli fisiologi Jerman. Selanjutnya, diperkuat oleh F.C. Steward yang berhasil membuktikan totipotensi dari satu sel wortel yang dikultur pada medium tertentu dan kemudian menghasilkan tanaman wortel yang utuh dan lengkap. Totipotensi dikembangkan sebagai dasar dalam mengembangkan tumbuhan secara invitro atau kultur jaringan, yaitu mengembangbiakkan tumbuhan secara vegetatif dengan

menggunakan sebagian jaringan pada media tertentu. Media yang dimaksudkan adalah media yang harus mengandung semua kebutuhan yang diperlukan seperti unsur makro, mikro, sumber karbohidrat, zat pengatur tumbuh, vitamin, dan bahan organik lainnya. Beberapa keuntungan dari penggunaan kultur jaringan sebagai berikut.

a) Propagasi klonal, yaitu didapatkannya turunan secara genetik yang identik dengan induknya atau seragam dalam jumlah yang besar.

b) Dapat dipergunakan sebagai pemuliaan tanaman, seperti seleksi, kultur anther atau polen, kultur protoplas, dan fusi protoplas.

c) Dapat diperoleh tumbuhan yang bebas dari virus, karena menggunakan eksplan yang benar-benar bebas virus.

d) Metabolisme sekunder, yaitu sifat totipotensi yang tidak terbatas pada struktur, tetapi menyangkut kemampuan e) 4) 5) Dipergunakan Teknik Kelengkapan rancang mensintesis untuk pengindraan bangun suatu alat untuk bahan pelestarian secara kimia plasma alami. nutfah. molekuler yang

menumbuhkan mikroba reaksi

memungkinkan 6)

berlangsungnya suatu Teknik bayi

biologi. tabung

Dengan penemuan teknik laparoskopi, memungkinkan sel sperma suami dan sel telur istri difertilisasikan dalam cawan petri atau dalam tabung (invitro). Karena pembuahan terjadi di luar, maka teknik ini disebut dengan fertilisasi invitro (dalam tabung). Hasil pembuahan tersebut, kemudian ditanamkan kembali dan ke dalam rahim anak istri, sehingga istri

dapat mengandung

melahirkan

sebagaimana

biasanya. Bayi yang diproses seperti tersebut dinamakan bayi tabung. Teknik ini pertama kalinya dikenalkan oleh Steptoe dan Edward dari Inggris pada tahun 1977. Teknik bayi tabung ini biasanya dilakukan jika pasangan suami istri dinyatakan secara medis dalam keadaan normal namun karena sesuatu hal sulit untuk terjadinya fertilisasi. Kesulitan tersebut bisa disebabkan tersumbatnya saluran tuba fallopii oleh sesuatu atau adanya antibodi sel benih suami. 7) Teknologi Hibridoma

Teknologi hibridoma adalah suatu cara untuk menyatukan dua sel dari jaringan-jaringan berbeda suatu organisme yang sama atau bahkan organisme yang berbeda, sehingga diperoleh satu sel tunggal (sel hibrid). Selanjutnya, sel hibrid dapat dikembangbiakkan,

sehingga diperoleh bertriliun-triliun sel, yang masing-masing mengandung satu set gen komplit dari dua sel aslinya. Sebagai contoh, salah satu dari dua sel yang asli mungkin berupa sel manusia. Sel tersebut khusus mensekresikan produk yang berguna seperti

antibodi atau hormon. Hormon atau antibodi disekresikan dalam jumlah sangat sedikit, karena hasil produksi dikendalikan mekanisme pengaturan sel yang normal.

Jika sel tersebut dilebur dengan sel kanker (sel yang tidak memiliki pengendalian normal terhadap pertumbuhan dan sintesis protein), maka produksi hormon atau antibodi secara dramatis meningkat. Peristiwa peleburan dua sel seperti tersebut, menghasilkan sel hibrid dan dikenal sebagai hibridoma (hibrid = sel asli yang dicampur, oma = kanker). Tujuan teknik hibridoma adalah untuk menghasilkan antibodi dalam jumlah yang besar, sehingga dapat digunakan untuk diagnostik dan terapeutik.

Selain itu, teknik ini merupakan jalan untuk menyilang atau memotong dalam spesies secara genetik pada sel eukariotik yang tidak dapat diselesaikan dengan cara peleburan gamet secara seksual. Secara umum sel-sel tidak melebur secara otomatis, sehingga ilmuwan berusaha merancang teknik laboratorium untuk menstimulir sel-sel tersebut berfusi atau bergabung.

Tanaman transgenik merupakan jenis tanaman hasil rekayasa genetika. Teknik pembuatan jenis tanaman ini hampir sama dengan teknik pembuatan insulin. Biasanya dalam tanaman yang direkayasa tersebut dimasukkan beberapa sifat, seperti tahan hama, tahan

gulma, mampu memproduksi protein tambahan, dan sebagainya. Berikut ini beberapa jenis tanaman transgenik beserta ciri-cirinya yang baru.

Dampak Bioteknologi Bagi Kesejahteraan Manusia Bioteknologi memberikan harapan bagi kesejahteraan umat manusia, mulai dari proses proses bio yang paling sederhana sampai kepada tingkat yang paling canggih. Karenanya, manusia yang menggelutinya ditantang untuk memanfaatkan peluangpeluang itu demi kesejahteraannya. Tetapi, bagaimanapun canggihnya teknologi sudah barang tentu dapat memunculkan dampak dalam penerapannya. Maka dengan mengacu pada pengalaman pengalaman penerapan teknologi pendahulunya, dapatlah digunakan bioteknologi ini secara proporsional dengan memasukkan normanorma etik secara moral. Etika diperlukan untuk menentukan arah perkembangan bioteknologi, serta penerapannya secara teknis, sehingga tujuan yang menyimpang dan destruktif bagi kemanusiaan dapat dihindarkan. Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumberdaya alam, dengan hasil pertanian yang melimpah, tentunya mempunyai potensi besar sebagai pusat aplikasi dari bioteknologi dalam skala industri. Perkembangan industri bioteknologi di Indonesia masih belum diaplikasikan sebagai salah satu industri yang dapat menghasilkan produk penghasil devisa yang cukup besar. Dengan tantangan perubahan iklim global dan makin menipisnya sumber minyak bumi, hendaknya pemerintah dan lembaga penelitian mampu mengambil peluang ini dengan memanfaatkan bioteknologi dalam penyediaan pangan dan penghasil energi. Salah satu mata agenda Konferensi PBB untuk Lingkungan dan Pembangunan (UNCED) adalah pengelolaan bioteknologi yang berwawasan lingkungan. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa bioteknologi dikelilingi oleh kecemasan sosial dan ekologis.

Kecemasan pertama timbul akibat kenyataan bahwa bioteknologi-bioteknologi mengutak-atik jalinan kehidupan itu sendiri, dan menuntut restrukturisasi mendasar pada benak kita, etika kita, beserta berbagai hubungan dan nilai-nilai lingkungan, sosial dan ekonomi kita. Sementara bioteknologi dalam arti yang paling luas merupakan kelompok teknologi yang amat tua, biologi-biologi baru inilah yang menimbulkan berbagai resiko baru dalam bidang sosial, ekologi, ekonomi dan politik. Bioteknologi baru terdiri dari dua kelompok teknologi utama. Kelompok pertama, yaitu rekayasa genetik merupakan teknik yang berasal dari kemajuan dalam bidang biologi melokuler, biokimia dan genetika. Kelompok kedua didasarkan pada prosedur-prosedur seluler yang baru, yang berlandaskan teknologi kultur jaringan yang lebih tua (Vandana, 1994 : 1). Peran serta masyarakat dan penentu atau pengambil kebijakan dalam upaya menjaga dan mengembangkan keanekaragaman hayati sangat dibutuhkan, hal ini bukan semata-mata ada kepentingan oleh sekelompok orang atau organisasi, namun lebih jauh untuk menjaga atau mempertahankan keseimbangan ekosistem alami dengan keragaman organisme dari pergeseran (penjajahan total) akibat arus bioteknologi (rekombinan) yang belum kita ketahui dampaknya untuk masa yang akan datang terhadap keberlanjutan umat manusia dan alam ini. Kiranya sudah tidak dapat terbendung lagi derasnya arus bioteknologi memasuki milenium ke tiga, yang semakin hari keberadaanya semakin kokoh. Menurut beberapa informasi, sangat banyak manfaat bioteknologi ini bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan hidupnya, antara lain untuk memerangi kelaparan, mengatasi kelangkaan sumber daya energi, mengurangi pencemaran lingkungan dan masih banyak lagi. Menghadapi pesatnya kemajuan bioteknologi ini, apa yang sebenarnya harus dilakukan dalam mengantisipasinya, terutama dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Pengkajian mendalam melalui dasar-dasar pengetahuan, penalaran, logika, moral, agama, serta kriteria kebenarannya, tentu akan sangat membantu menuntun kita pada tujuan pengembangn IPTEK yang sebenarnya. Selaras dengan kemajuan peradaban, bioteknologi dapat dijadikan tolak ukur perkembangan otak manusia yang luar biasa saat ini. Sehingga sangatlah mungkin muncul pertanyaan, apakah benar semakin cerdas otak manusia makin pandai manusia menemukan kebenaran, makin baikkah perbuatan manusia? Maka, penguasaan manusia terhadap teknologi hendaklah menuntut perkembangan moral manusia itu juga. Tanpa landasan moral maka manusia yang sudah beranjak menjadi ilmuan akan mudah sekali tergelincir dalam melakukan prostitusi intelektual (Suriasumantri, 1999).

1. Bidang Pertanian Rekayasa genetika dalam bidang pertanian terus dikembangkan. Rekayasa di bidang pertanian terutama ditunjukkan untuk pembentukan tanaman yang dapat menambat Nitrogen (N2) dari udara sehingga pemberian pupuk nitrogen tidak perlu. Selain itu pembentukan tanaman yang tahan terhadap penyakit juga dikembangkan, misalnya tanaman tembakau yang tahan terhadap infeksi virus mozaik. Nitrogen ialah unsur yang sangat diperlukan oleh manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Nitrogen dalam tubuh organisme digunakan untuk membentuk senyawa yang penting seperti protein, ADN dan ARN. Hewan dan manusia mendapatkan sumber N dari makanannya. Tumbuhan mendapatkan unsur N dengan jalan mengekstraksi dari tanah. Sumber N yang terdapat dalam tanah makin lama makin menipis, sehingga tidak mencukupi kebutuhan tanaman. Oleh sebab itu pupuk nitrogen harus diberikan. Keinginan petani untuk meningkatkan produksi setinggi mungkin dalam lahan yang terbatas, menyebabkan penggunaan pupuk nitrogen yang sangat tinggi. Hal ini mendatangkan beberapa kerugian. Industri pupuk nitrogen harus didirikan. Pendirian industri ini memakan biaya sangat besar. Pembuatan pupuk nitrogen dalam jumlah besar akan mempercepat penipisan cadangan minyak bumi. Seperti diketahui, bahwa minyak bumi merupakan bahan baku industri pupuk. Sebab itu melalui rekayasa genetika dibentuk tanaman yang dapat menambat N2 dari udara. Tanaman yang dapat menambat N2 dari udara sangat menguntungkan sekali. N2 yang prosentasenya 80% di udara dapat dimanfaatkan. Penghematan minyak bumi dapat dilakukan dan pencemaran air tanah oleh nitrat juga dapat dicegah, karena pemupukan dengan pupuk nitrogen dalam jumlah yang besar dapat meningkatkan kadar nitrat di perairan. Tanaman yang dapat memupuk dirinya sendiri dengan nitrogen akan menghemat biaya yang harus

dikeluarkan oleh petani.

Tiga kemungkinan yang dapat dilakukan untuk membantu tanaman budidaya agar dapat memanfaatkan pabrik pupuk yang berupa mikroba sebagai berikut :

Usaha memodifikasi mikroba, padi-padian atau keduanya sehingga dapat mengadakan simbiosis dan masing-masing memperoleh keuntungan dari simbiosis ini.

Memodifikasi jenis bakteri lain yang dapat hidup dengan subur pada jenis padi-padian menjadi tipe yang dapat menambat nitrogen.

Menerapkan teknik rekayasa genetika untuk mendapatkan jenis padi-padian yang mampu menambat nitrogennya sendiri dari udara, dengan mentransfer gen yang diambil dari mikroba penambat nitrogen.

Bakteri penambat nitrogen ada yang hidup bebas (Azotobacter) dan ada yang hidup bersimbiosis (Rhizobium). Rhizobium bersimbiosis dengan kelompok tanaman tertentu, yaitu kelompok Leguminosae. Rhizobium yang masuk ke dalam akar tanaman Leguminosae dan menyebabkan terbentuknya bintil akar. Simbiosis ini ialah mutualisme karena bakteri mendapatkan zat-zat yang dibutuhkakn dari inang dan inang mendapat unsur N dari bakteri. Enzim utama dalam penambatan N2 oleh bakteri ialah Nitrogenase. Enzim ini menambat N2 dari udara menggunakan tenaga dari fotosintesis tanaman dan selanjutnya enzim ini mengubah N2 menjadi amoniak. Gen pengkode enzim penambat nitrogen disebut gen nif (nitrogen-fixation). Jumlah gen nif dalam bakteri tidak hanya satu tetapi dapat lebih dari satu lusin. Hal yang menguntungkan ialah gen-gen ini terletak berdekatan membentuk rantai, sehingga dimungkinkan untuk mengisolasi potongan ADN yang mengandung gen-gen tersebut. Potongan ADN tersebut dapat langsung disisipkan ke dalam ADN jenis tanaman tertentu (misal padi-padian) sehingga padi-padian tersebut dapat menambat nitrogennya sendiri. Supaya gen nif tersebut terekspresi di dalam tanaman padi-padian, maka perangkat-parangkat yang diperlukan untuk ekspresi gen harus diperhatikan. Misalnya, urutan ADN pengendali harus sesuai dengan urutan ADN pengendali pada sel padi-padian, sehingga gen nif yang merupakan sisipan tersebut dikenali oleh sel padi sebagai gennya sendiri (Lukas dan Isnawati, 1997 : 46-48).

2. Bidang Peternakan dan Perikanan Penggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan meliputi: 1) teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi embrio, fertilisasi in vitro, sexing sperma maupun embrio, cloning dan spliting.

2) rekayasa genetika, seperti genome maps, masker asisted selection, transgenik, identifikasi genetik, konservasi molekuler, 3) peningkatan efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen, dan 4) bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner (Gordon, 1994 ; Niemann dan Kues, 2000).

Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah a) transfer embrio berupa teknik Multiple Ovulation and Embrio Transfer (MOET). Teknik ini telah diaplikasikan secara luas di Eropa, Jepang, Amerika dan Australia dalam dua dasawarsa terakhir untuk menghasilkan anak (embrio) yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi. b) kloning telah dimulai sejak 1980an pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara fisik (spliting) mampu menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda. c) produksi embrio secara in vitro, teknologi In vitro Maturation (IVM), In Vitro Fertilisation (IVF), In Vitro Culture (IVC), telah berkembang dengan pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi, babi dan domba telah berhasil dilahirkan melalui fertilisasi in vitro (Hafes, 1993). Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun 1987. Dengan teknik ini seekor sapi betina mampu menghasilkan 20-30 ekor anak sapi (pedet) pertahun. Penelitian terakhir membuktikan bahwa menciptakan jenis ternak unggul sudah bukan masalah lagi. Dengan teknologi transgenik, yakni dengan jalan mengisolasi gen unggul, memanipulasi dan kemudian memindahkan gen tersebut dari satu organisme ke organisme lain, maka ternak unggul yang diinginkan dapat diperoleh. Babi transgenik, di Princeton Amerika Serikat kini sudah berhasil memproduksi hemoglobin manusia sebanyak 10-15% dari total hemoglobin manusia, bahkan laporan terakhir mencatat adanya peningkatan presentasi hemoglobin manusia yang dapat dihasilkan oleh babi transgenik ini. Dalam bidang perikanan, kebutuhan adanya penerapan teknologi sangat dinantikan, mengingat adanya penangkapan ikan yang melebihi potensi lestari (over fishing), banyaknya terumbu karang yang rusak dan dengan adanya peningkatan konsumsi ikan.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sarwono mengakui adanya kebutuhan penerapan teknologi, tetapi ia juga mengakui adanya ketakutan pada dampak penerapan teknologi tinggi. Penelitian bioteknologi dalam bidang perikanan, di utamakan pada tiga kelompok, yaitu: akuakultur, pemanfaatan produksi alam dan prosesing bahan makanan yang bernilai ekonomi tinggi. Pengembangan bioteknologi di bidang akuakultur meliputi seleksi, hibridasi, rekayasa kromosom dan pendekatan biologi molekuler seperti transgenik sangat dibutuhkan untuk menyediakan benih dan induk ikan. Pada akuakultur, program peningkatan sistem kekebalan ikan telah dilakukan dengan menggunakan vaksin, imunostimulan, probiotik dan bioremediasi. Vaksin dapat memacu produksi antibiotik spesifik dan hanya efektif untuk mencegah satu patogen tertentu. Imunostimulan merupakan teknik meningkatkan kekebalan yang non spesifik, misalnya lipopolysaccharide dan B-glucan yang telah diterapkan untuk ikan dan udang di Indonesia. Probiotik diaplikasikan pada pakan atau dalam lingkungan perairan budidaya sebagai penyeimbang mikroba dalam pencernaan dan lingkungan perairan. Pada tahun 1980 penelitian transgenik pada ikan telah dimulai dengan mengintroduksi gen tertentu kepada organisme hidup lainnya serta mengamati fungsinya secara in vitro. Dalam teknik ini, gen asing hasil isolasi diinjeksi secara makro ke dalam telur untuk memproduksi galur ikan yang mengandung gen asing tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ikan transgenik, yaitu: 1) isolasi gen (clone DNA) yang akan diinjeksi pada telur, 2) identifikasi gen pada anak ikan yang telah mendapatkan injeksi gen asing tadi, dan 3) keragaman dari turunan ikan yang diinjeksi gen asing tersebut.

3. Bidang Kesehatan Bioteknologi di bidang kesehatan dewasa ini difokuskan untuk penemuan obat-obatan dalam hal-hal seperti tersebut di bawah ini :

Memerangi penyakit jantung dan saluran darah, kanker dan kencing manis. Mendapatkan antibiotika yang lebih baik dan lebih murah untuk melawan penyebaran mikroorganisme menular yang telah menjadi resisten terhadap antibiotika konvensional.

Menemukan vaksin untuk melawan virus (hepatitis, influenza, rabies) dan penyakit malaria serta penyakit tidur.

Dapat melakukan uji diagnosis yang cepat dan tepat untuk membantu dokter dalam menentukan diagnosis berbagai penyakit.

Penyempurnaan metode pencangkokan organ yang sesuai agar tidak terjadi proses penolakan.

Penyempurnaan teknik perbaikan kimia tubuh untuk menyembuhkan penyakit keturunan, misalnya hemofili.

Sebelum rekayasa genetika dikembangkan untuk memerangi diabetes dilakukan ekstraksi insulin dari pankreas babi atau lembu. Hal ini akan memakan banyak sekali biaya dan insulin yang dihasilkan dapat mengakibatkan hipersensitivitas maupun resistensi. Setelah teknik rekayasa genetika dikembangkan, maka sekarang telah dapat dibuat insulin manusia oleh bakteri. Ini dilakukan dengan jalan menyematkan gen pengkode pembentukan insulin manusia pada bakteri. Untuk membuat insulin, mula-mula membuat rancangan urutan ADN yang mengode asam amino insulin yang telah diketahui. Kemudian diikuti dengan sintesis kimiawi gen rantai A dan gen rantai B insulin, tetapi pembuatannya dilakukan secara terpisah. Masing-masing mengandung kodon metionin pada ujung 5 (yang tentunya menjadi ujung amino protein yang ditranslasikan) dan menghentikan urutan pada ujung 3. Masing-masing gen disisipkan ke dalam gen -galaktosidase plasmid. Kemudian dimasukkan ke dalam E. coli. E. coli dibiakkan dalam medium yang mengandung galaktosa sebagai sumber C dan sumber energi dan bukan glukosa. Sebab itu bakteri akan mensintesis -galaktosidase. Bersamaan dengan ini disintesis pula rantai A dan rantai B insulin, yang dilekatkan oleh sisa metionin. Setelah pelarutan bakteri, maka perlakuan dengan sianogen bromida akan memecah protein pada metionin. Dengan demikian rantai insulin akan terpisah dari -galaktosidase. Rantai-rantai dimurnikan dan digabungkan, maka terjadilah insulin asli manusia.

Saat ini sedang dikembangkan pendekatan sintetik lain, gen untuk molekul pemula insulin atau proinsulin disintesis dan disisipkan ke dalam E. coli. Proinsulin yang dihasilkan dimurnikan. Proinsulin dicerna dengan enzim tripsin dan karboksipeptidase, maka terjadilah insulin manusia (Lukas dan Isnawati, 1997 : 48-49).

4. Bidang Pangan Mikroorganisme sangat besar peranannya dalam bidang pangan. Mikroorganisme dapat mengubah suatu bahan pangan menjadi bahan pangan lain dengan nilai gizi lebih tinggi, rasa lebih enak, lebih mudah dicerna dan dengan penampilan lebih menarik. Selain pengubahan bahan makanan mikroorgaisme itu sendiri dapat digunakan sebagai sumber makanan oleh

manusia maupun hewan. Dibalik manfaatnya yang besar, mikroorganisme juga dapat menjadi penyebab utama kerusakan makanan kita. Mikroorganisme ialah penyebab makanan menjadi busuk dan beracun. Pada bab ini hanya dibahas peran positif mikroorganisme dalam bidang pangan khususnya yang berkaitan dengan bioteknologi pangan. Hasil pangan yang diproduksi oleh mikroorganisme sangat luas kisarannya, dari pangan hasil fermentasi secara tradisional yang telah ada sejak zaman dahulu sampai pada produk-produk mutakhir. Pangan hasil fermentasi yang telah ada sejak zaman dahulu ialah roti, keju, yoghurt, anggur, bir, tempe, oncom, kecap dan lain-lain. Produk-produk mutakhir, antara lain mikroprotein dan protein sel tunggal. Peran yang dimainkan oleh mikroorganisme dalam produksi bahan pangan meliputi penggunaan enzim mikroba atau metabolit yang lain, berbagai proses fermentasi pangan dan pembiakan mikroorganisme tertentu dalam skala besar sebagai bahan pangan (Lukas dan Isnawati, 1997 : 60).

Penggunaan bioteknologi, sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya kadang-kadang bersifat embigu, yakni disatu sisi dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia, tetapi disisi lain dapat dimanipulasi untuk tujuan destruktif. Teknik rekayasa genetik misalnya, menjanjikan kepada kita antara lain dapat menghilangkan berbagai jenis penyakit keturunan melalui penggantian gen. Pada kondisi yang sama pembelokan tehnik ini bisa saja terjadi akibat munculnya godaan, sehingga manusia melalui percobaannya dapat menciptakan manusia super atau bahkan menciptakan monster maupun penjahat demi mencapai tujuannya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dampak bioteknologi terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia. Hewanhewan yang telah mengalami modifikasi secara genetik belum tentu langsung dapat dikonsumsi oleh manusia karena efek samping resiko genetik atau adanya residu antibiotik pada daging yang akan termakan oleh manusia akibat pengobatan jangka panjang, demikian pendapat sebagian orang. Namun, sebagian lainnya mengatakan bahwa dengan bioteknologi, produk makanan menjadi lebih sehat, contohnya daging dapat diproduksi kandungan lemak dan kolesterol yang rendah atau jenis susu yang lebih mudah dicerna. Dampak ilmu pengetahuan terhadap cara berpikir manusia dewasa ini sungguh dahsyat. Rasionalitas ilmu pengetahuan itu tidak hanya mengubah cara pandang tradisional kita, tetapi juga teologi yang terlalu theosentris. Ilmu pengetahuan secara umum membantu manusia untuk memecahkan masalahnya, sehingga falsafah Tuhan Allahnya deisme (pandangan yang menegaskan bahwa hanya Tuhan yang dapat memecahkan problem manusia) berangsur-angsur hilang. Selanjutnya dikatakan bahwa manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi akan memperbesar kekuasaan kita atas alam dan masyarakat dan atas diri kita sendiri, sehingga akan muncul lagi bahaya dari teknologi yaitu semakin meningkatnya ilmu pengetahuan, teknologi dan bioteknologi justru akan melayani nafsu terhadap kekuasaan atau keinginan irrasional untuk mendominasi. Untuk mengurangi bahaya yang mungkin timbul akibat teknologi maupun bioteknologi maka manusia sebagai makhluk Tuhan, mengingat dan menerapkan apa yang ditulis Nasution (1999) yaitu setiap kali seorang ilmuwan akan mengadakan penelitian ia harus sadar akan kedudukannya sebagai manusia di bumi ini.

Adapun dampak positif dan negatif dari bioteknologi adalah sebagai berikut :

a. Dampak Negatif Bioteknologi Bioteknologi seperti juga yang lain, mengandung resiko akan dampak negatif. Timbulnya dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi terjadinya aliran gen ketanaman sekerabat atau kerabat dekat. Di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk gen asing, seperti gen cry dari Bacillus thuringiensis maupun Bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh manusia, perlu dicermati pula bahwa insersi (penyisipan) gen asing ke genom inang dapat menimbulkan interaksi antar gen asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang menggunakan bioteknologi. Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju. Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut disebabkan karena bioteknologi moderen sangat mahal sehingga sulit dikembangkan oleh negara berkembang. Ketidakadilan misalnya, sangat terasa dalam produk pertanian transgenik yang sangat merugikan bagi agraris berkembang. Hak paten yang dimiliki produsen organisme transgenik juga semakin menambah dominasi negara maju. Selain itu dengan adanya rekayasa genetika yang dapat menghasilkan makhluk hidup baru, masyarakat beranggapan bahwa manusia telah melawan kodrat sehingga masyarakat banyak yang belum dapat menerima. Dengan adanya makhluk hidup hasil transgenik muncul kekhawatiran masyarakat terhadap keseimbangan lingkungan, sehingga berpendapat bahwa muncul dampak negatif terhadap lingkungan. Kasus bayi tabung belum ada perangkat hukum yang mengatur. Apalagi seandainya muncul pengkloningan manusia.

b. Dampak Positif Bioteknologi Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk keperluan rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri bioteknologi. Baik donor maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur, lumut, tumbuhan, hewan juga manusia. Pemilihan donor/resipien gen bergantung pada jenis produk yang dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan menjadi komoditis bisnis.

Oleh karena itu, kegiatan bioteknologi dengan menggunakan rekayasa genetik menjadi tidak terbatas dan membutuhkan suatu kajian sains baru yang mendasar dan sistematik yang berhubungan dengan kepentingan dan kebutuhan manusia. Kegiatan tersebut disebut sebagai bioprespecting.

Perdebatan tentang positif untuk mengatasi dampak negatif yang dapat ditimbulkan bioteknologi, antara lain pada tahun 1992 telah disepakati konvensi keanekaragaman hayati, (Convetion on Biological Diversity) yang mengikat secara hukum bagi negara-negara yang ikut mendatanginnya. Sebagai tindak lanjut penandatanganan konvensi tersebut, Indonesia telah meratifikasi Undang-Undang No. 5 Tahun 1994. Perlu anda ketahui, negara Amerika Serikat tidak ikut menandatangani konvensi tersebut. Di sepakati pula Cartegena Protocol on Biosafety (Protokol Cartegena tentang pengamanan hayati). Protokol tersebut menyinggung tentang prosedur transpor produk bioteknologi antara negara untuk mencegah bahaya yang timbul akibat dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati. Ekosistem dan kesehatan manusia. Pengertian klon bioteknologi moderen adalah pengadaan sel jasad renik, sel (jaringan), molekul bibit tanaman melalui stek yang banyak dilakukan pada tanaman perenial, antara lain kopi, teh, karet, dan mangga. Perbanyakan bibit dengan teknik kultur jaringan, kultur organ dan embriogenesis somatik dapat pula diterapkan pada jaringan hewan dan manusia. Tidak seperti pada tumbuhan, kultur pada hewan dan manusia tidak dapat dikembangkan menjadi individu baru.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bioteknologi adalah suatu bidang penerapan biosains dan teknologi yang menyangkut penerapan praktis organisme hidup atau komponennya pada tingkat subseluler, baik pada industri maupun lingkungan. E.F. Hutton mendapatkan hak paten kata bioteknologi ini. Definisi

bioteknologi modern adalah teknologi yang menggunakan bahan hayati yang telah direkayasa secara invitro guna menghasilkan barang atau jasa dalam skala industri sebagai sarana pemenuhan kebutuhan manusia. Ciri-ciri utama bioteknologi adalah adanya agen biologi, adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri, serta produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian. Perkembangan bioteknologi mengalami 4 tahapan yang disebut gelombang. Gelombang pertama dikenal sebagai era pra-pasteur/sederhana, Gelombang kedua dimulai ketika ditemukan penisilin, Gelombang ketiga adalah ketika diterapkannya rekayasa genetika, Gelombang keempat / bioteknologi pada era generasi baru yaitu protein engineering. Bioteknologi baru terdiri dari dua kelompok teknologi utama. Kelompok pertama, yaitu rekayasa genetik merupakan teknik yang berasal dari kemajuan dalam bidang biologi melokuler, biokimia dan genetika. Kelompok kedua didasarkan pada prosedur-prosedur seluler yang baru, yang berlandaskan teknologi kultur jaringan yang lebih tua. Bioteknologi mempunyai manfaat bagi kehidupan di bidang pertanian (modifikasi mikroba dan bakteri agar tanaman lebih subur), peternakan dan perikanan (inseminasi buatan, embrio transfer, transgenik), kesehatan (penemuan obat-obatan), serta pangan (pemanfaatan mikroorganisme dan fermentasi makanan) Dampak positif dari bioteknologi adalah rekayasa genetik menjadi tidak terbatas dan membutuhkan suatu kajian sains baru yang mendasar dan sistematik yang berhubungan dengan kepentingan dan kebutuhan manusia (bioprespecting). Namun tetap saja terdapat dampak negatif dari Bioteknologi. Pertama, terdapat kemungkinan produk gen asing, seperti gen cry dari Bacillus thuringiensis maupun Bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh manusia.

Kedua, terjadi persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran

produk bioteknologi, serta menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang. Kemudian dengan adanya rekayasa genetika yang dapat menghasilkan makhluk hidup baru, muncul anggapan bahwa manusia telah melawan kodrat. Karena terdapat perdebatan tentang dampak positif dan negatif tentang bioteknologi, maka pada tahun 1992 disepakati konvensi keanekaragaman hayati, (Convetion on Biological Diversity) yang mengikat secara hukum bagi negara-negara yang ikut mendatanginnya. Indonesia pun telah meratifikasi Undang-Undang No. 5 Tahun 1994. Di sepakati pula Cartegena Protocol on Biosafety (Protokol Cartegena tentang pengamanan hayati). Berisi tentang prosedur transpor produk bioteknologi antara negara untuk mencegah bahaya yang timbul akibat dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati. B. SARAN Terlepas dari perdebatan mengenai bioteknologi, kita semua telah mengetahui apa itu bioteknologi beserta manfaat-manfaat. Serta dampak positifnya bagi kehidupan manusia. Maka, baiklah kita menggunakan dan memanfaatkan bioteknologi secara bijaksana agar tidak menyalahi kodrat serta merugikan makhluk hidup lainnya.

C. DAFTAR PUSTAKA http://jovisaputra.wordpress.com/2011/11/27/dampak-bioteknologi-bagikesejahteraan-manusia/

PERKEMBANGAN DAN MANFAAT BIOTEKNOLOGI BAGI MANUSIA

OLEH : KELOMPOK 14

FRANSISKA CANDRADITYA UTAMI (14030110120076) SILVIA KARTIKA CANDRA DEWI (14030110120083) RISKA LADYA MEITHARANI (14030110120090) ASTI AMALINA WIDYASARI (14030110130118)

UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI 2010 SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai