Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bali memiliki keanekaragaman daya tarik wisata yang mengagumkan. Tidak heran jika pulau yang indah ini sanggup menarik jutaan wisatawan baik asing maupun domestik setiap tahunnya. Hampir semua media internasional yang berhubungan dengan pariwisata dunia menempatkan Bali pada tempat teratas tujuan wisata tropis yang paling diminati. Bali terkenal dengan daya tarik tradisi dan budayanya. Banyak wisatawan datang untuk mengunjungi berbagai pura dan menyaksikan tari-tarian yang masing-masing memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri. Namun, sebagai surga wisata tropis yang lengkap dengan pegunungan, danau, tanah pertanian, perkebunan, pantai, bahkan sampai panorama yang cantik didasar laut, Bali juga menawarkan banyak hal lain yang tidak kalah menarik seperti bangunan pura, adat istiadat serta kebiasaan masyarakat Bali yang sangat kental dengan budayanya yang telah menjadikan Bali selalu hidup untuk Pariwisata Nasional dan Internasional.

Pariwisata Bali semakin hari terus berkembang. Dengan berkembangnya pariwisata, berkembang juga beraneka ragam wisata-wisata yang ditawarkan, mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata buatan dan wisata bahari. Berkembangnya pariwisata di bali juga tidak dipungkiri sangat berdampak pada
1

ekonomi serta kehidupan social di bali. Karena pembangunan pariwisata akan mempunyai arti penting dalam pemulihan ekonomi nasional sebagai dari krisis yang pada saat ini menunjukkan adanya perbaikan yang menuju pada kehidupan sedia kala. Pembangunan pariwisata merupakan integral dari pembangunan bangsa. Disamping itu, pembangunan kebudayaan pun tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pariwisata, karena pembangunan kebudayaan dengan pariwisata akan memberikan nilai tambah bagi bangsa serta peradaban dunia. Perkembangan pariwisata sangat terkait dengan bisnis-bisnis yang tujuannya untuk melengkapi sarana dan prasarana sebuah pariwisata, sehingga para pengusaha jasa di bidang pariwisata berlomba-lomba dalam mengembangkan bisnisnya untuk

mengembangkan sayap pariwisata dan Bali merupakan daerah yang memiliki bermacam macam objek wisata yang akan memberikan nilai tambah pada perekonomian daerah atau suatu kawasan wisata tersebut.

Untuk Bali, dalam beberapa dasa warsa terakhir, pariwisata telah menjadi leading sector atau generator penggerak yang telah terbukti mampu mendongkrak perekonomian (Pitana 1999). Kemajuan pariwisata memberi manfaat kepada masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan devisa, peningkatan perekonomian masyarakat sekitar, mendorong ekspor khususnya barang-barang hasil industri kerajinan, dan mengubah struktur perekonomian Bali kearah yang lebih berimbang. Dampak positif ini akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pariwisata juga telah menjadi dinamisator kehidupan sosial budaya masyarakat Bali. ( Prof. Dr. I Nyoman Sirtha,M.Sc.,2000:1).

Keberadaan wisata bahari di Bali khususnya di kawasan pariwisata Tanjung Benoa sangatlah mempengaruhi perekonomian masyarakat sekitar, Sehingga penulis sangat tertarik dengan topik ini, maka penulis akan membuat suatu penelitian tentang Pengaruh pengembangan Wisata Bahari terhadap ekonomi Masyarakat. Sebagai daerah wisata, Tanjung Benoa sangat dikenal oleh wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Di samping dikenal oleh wisatawan, Tanjung Benoa juga menarik minat para pendatang untuk mencari suatu pekerjaan, seperti halnya masyarakat yang turut bekerja di perusahan wiata bahari yang ada, masyarakat yang membuka usaha atau berjualan dan pekerjaan positif lainnya. Masalah penelitian adalah mengenai pengaruh dari adanya usaha wisata yang dibangun disuatu kawasan terhadap masyarakat setempat khususnya dibidang perekonomian atau pendapatan. Maka dari itu penulis menemukan masalah penelitian sesuai dengan perubahannya gaya hidup masyarakat setempat dan perekonomiannya. Penulis memilih topik keberadaan usaha wisata bahari dalam kehidupan masyarakat setempat, sebab dengan berkembangnya wisata bahari di kawasan wisata Tanjung benoa banyak meninbulkan dampak dampak atau pengaruh social maupun ekonomi yang terjadi di kawasan kepariwisataan Tanjung Benoa dan alasan penulis menulis judul Pengaruh Pengembangan Wisata Bahari di Tg.Benoa terhadap ekonomi Masyarakat Setempat, sebab menurut penulis bahwa topik yang dipilih mampu menjelaskan pengaruh pengaruh apa yang timbul terhadap masyarakat khususnya dibidang perekonomian yang nantinya diharapkan
3

dapat menjadi acuan dan contoh bagi kawasan lainnya dalam mengembangkan sebuah usaha wisata yang diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap semua pihak. Namun yang penulis lakukan penelitian adalah khusus masyarakat yang menetap atau tinggal di kawasan wisata Tg.Benoa minimal 3 tahun belakangan ini serta tercatat dipemerintah Tg.Benoa. 1.2 Rumusan masalah 1. Bagaimanakah pengaruh pengembangan wisata bahari di Tg.Benoa terhadap ekonomi masyarakat setempat? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan penelitian ini agar penulis nantinya mampu : 1. Mendeskripsikan pengaruh pengembangan wisata bahari di Tg.Benoa terhadap ekonomi masyarakat setempat, dan dampak positif yang dirasakan masyarakat agar dapat dijadikan contoh juga bagi daerah atau wilayah lainnya untuk mengembangkan daerahnya menjadi daerah pariwisata. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari dilakukannya penelitian ini yang hasilnya akan mampu dijadikan acuan atau contoh kepada semua pihak yang bergerak dibidang pariwisata untuk mampu mengembangkan sesuatu menjadi lebih bernilai sehingga nantinya dapat merubah taraf hidup masyarakat tersebut.
4

BAB II STUDI PUSTAKA

2.1 Variabel Penelitian Variabel pertama adalah Pengembangan Usaha Wisata Bahari di Tg.Benoa Variabel kedua adalah Kondisi ekonomi masyarakat Tg.Benoa setelah adanya pembangunan usaha wisata bahari.

2.2 Definisi Variabel A. Variabel yang pertama adalah pengembangan usaha wisata bahari di Tg.benoa.

Siapa yang menyangka, kawasan Tanjung Benoa yang dulu dikenal sebagai daerah kumuh, kini telah menjelma menjadi obyek wisata bahari paling lengkap di Pulau Bali. Pantai yang bersebelahan dengan kawasan Nusa Dua ini, sekarang telah menjadi pusat berbagai macam olahraga air, mulai dari jetski, parasailing, scuba diving, snorkeling, hingga flying fish. Berbagai sarana wisata yang diberi nama wisata bahari Benoa Marine Recreation (BMR) ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas hotel berbintang dan restoran bertaraf internasional.

Dua puluh lima tahun lalu, Tanjung Benoa adalah sebuah perkampungan nelayan yang kumuh dan miskin. Jika dahulu masyarakatnya hanya mengandalkan pendapatan dari berladang dan menangkap ikan seadanya, kini mereka relatif
5

lebih makmur dengan pendapatan terbesar dari jasa pariwisata. Perubahan besar ini bermula dari pembangunan proyek kawasan Bali Tourism Development Corporation (BTDC) yang berdekatan lokasinya dengan Tanjung Benoa pada tahun 1980-an, dimana BTDC adalah proyek prestisius untuk membangun

berbagai sarana pariwisata di bagian Selatan Bali, di antaranya membangun 12 hotel berbintang lima dan lima plus.

Semula, kawasan Tanjung Benoa diproyeksikan sebagai salah satu daerah hunian bagi karyawan yang bekerja di kawasan BTDC. Namun, ternyata para investor mulai tertarik untuk mengembangkan daerah ini sebagai lokasi pembangunan hotel-hotel berbintang, sehingga masyarakat Tanjung Benoa mulai sadar untuk turut ambil bagian dalam mengembangkan kawasan ini sebagai daerah tujuan wisata. Pada tahun 1996 dibentuklah Komite Tanjung Benoa yang bertujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan daerah tujuan wisata baru ini. Komite tersebut juga mulai menata lingkungan, memberikan penyuluhan dan penyadaran terhadap warga untuk perlahan-lahan mengubah lingkungan yang kumuh menjadi bersih dan asri.

Para pengusaha hotel dan jasa wisata lainnya khususnya jasa wisata bahari yang tergabung dalam Komite Tanjung Benoa juga mengusulkan kepada pemerintah untuk segera membangun trotoar di sepanjang jalan utama Tanjung Benoa. Hasilnya, jalan-jalan utama di Tanjung Benoa kini tampak bersih dan rapi, sehingga wisatawan dapat dengan nyaman berjalan kaki menyusuri jalan-jalan utama tersebut. Berkat kerja keras itu, menurut catatan www.balipost.co.id, kini
6

warga Tanjung Benoa tercatat sebagai masyarakat dengan pendapatan di atas ratarata masyarakat Kabupaten Badung lainnya. Warga Tanjung Benoa banyak terserap ke berbagai industri jasa pariwisata, mulai dari perhotelan, wisata bahari, restoran, tenaga kebersihan, hingga pendamping wisatawan dalam berbagai atraksi wisata air yang ditawarkan.

Kawasan Tanjung Benoa merupakan kawasan pantai yang berada di ujung Tenggara Pulau Bali. Lokasinya yang cukup landai dengan ombak yang tenang membuat kawasan ini sangat cocok untuk berbagai wisata bahari atau sering disebut dengan olahraga air. Di tempat ini wisatawan dapat mencoba berbagai tantangan olahraga air, seperti jetski, parasailing, bana boat, snorkeling, scuba diving, glassbottom, hingga mengunjungi pulau penyu (Turtle Island). Berbagai permainan air tersebut biasanya dimulai sejak pukul 8 sampai pukul 12 siang. Setiap permainan akan dipandu oleh instruktur berpengalaman sehingga akan memberikan jaminan keselamatan dan kenyamanan bagi wisatawan.

Penulis menjelaskan bahwa pembangunan dan pengembangan wisata bahari di Tanjung Benoa adalah salah satu upaya pemerintah, investor dan masyarakat dalam memanfaatkan kekayaan alam yang ada dan membuat suatu kegiatan pariwisata yang ditawarkan ke wisatawan yang nantinya diharapkan mampu merubah kondisi ekonomi masyarakat setempat dan membantu pemerintah dalam pemerataan pendapatan disetiap wilayah serta dapat memperkenalkan kepada wisatawan domestic maupun mancanegara. Maka dari itu pembangunan dan pengembangan suatu wilayah atau kawasan yang memang berpotensi itu sangat
7

penting. Karena akan berdampak pada kegiatan bisnis, ekonomi dan social. Walaupun tidak dipungkiri dampak negative juga akan timbul seperti kerusakan ekosistem laut, kerusakan lingkungan dan perubahan kebudayaan masyarakat setempat yang menjadi tidak baik serta terjadinya kriminalitas, namun hal hal seperti itu harus di tanggulangi saat adanya pembangunan sehingga dampak yang negative tidak akan berdampak besar.

Pada variabel pertama ini, penulis akan meneliti bagaimana pengembangan wisata bahari yang terjadi di tanjung benoa ini, berapa banyak perusahaan jasa yang dibangun, fasilitas apa saja yang tersedia di tanjung benoa, fasilitas tiap perusahaan jasa wisata bahari, berapa jumlah wisatawan yang datang tiap bulannya, asal wisatawan, tujuannya serta kondisi secara keseluruhan.

B. Variabel kedua yaitu Kondisi ekonomi masyarakat Tg.Benoa setelah adanya pembangunan atau pengembangan usaha wisata bahari Variabel penelitian ini adalah Kondisi perekonomian masyarakat Tg.Benoa setelah adanya pembangunan atau pengembangan usaha wisata bahari. Sebelum melangkah lebih jauh, penulis akan menjelaskan arti dari perekonomian, dan kondisi ekonomi akibat kegiatan pariwisata. Setelah itu, penulis akan membahas tentang dampak dampak kegiatan pariwisata terhadap masyarakat. Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor sangat berperan dalam proses pembangunan dan pengembangan wilayah yaitu dalam memberikan kontribusi bagi pendapatan suatu daerah maupun bagi masyarakat. Dengan kontribusi yang di berikan ini, pemerintah daerah memiliki tambahan pemasukan
8

dalam rangka pembangunan proyek-proyek maupun kegiatan lain di wilayahnya. Sebagai salah satu daerah tujuan wisata, kawasan wisata bahari Tanjung Benoa yang terletak tepat bersebelahan dengan nusadu BTDC, dalam perkembangannya mempunyai konsekuensi dan dampak yang langsung terhadap perubahan sosial maupun ekonomi masyarakat sekitar objek wisata tersebut. Dimana keberadaan suatu objek wisata tidak terlepas dari adanya eksternalitas yaitu efek positif yang timbul diluar kegiatan ekonomi, tidak terkecuali Wisata Bahari Tanjung Benoa. Eksternalitas yang timbul karena keberadaan Wisata Bahari Tanjung Benoa dapat mendorong terciptanya kesempatan kerja serta peningkatan perekonomian masyarakat sekitar. Pada akhirnya hal tersebut dapat memicu pembangunan daerah yang berkesinambungan. Menurut Wikipedia ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga. Adapun Motif ekonomi sebagai alasan ataupun tujuan seseorang sehingga seseorang itu melakukan tindakan ekonomi. Motif ekonomi terbagi dalam dua aspek :

Motif Intrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atas kemauan sendiri.

Motif ekstrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atas dorongan orang lain.

Pada prakteknya terdapat beberapa macam motif ekonomi:


Motif memenuhi kebutuhan Motif memperoleh keuntungan Motif memperoleh penghargaan Motif memperoleh kekuasaan Motif social atau menolong sesama.

Prinsip ekonomi merupakan pedoman untuk melakukan tindakan ekonomi yang didalamnya terkandung asas dengan pengorbanan tertentu diperoleh hasil yang maksimal. Prinsip ekonomi adalah mengeluarkan modal sedikit-dikitnya untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Dan tindakan ekonomi adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik dan paling menguntungkan. misalnya: Ibu memasak dengan kayu bakar karena harga minyak tanah sangat mahal. Tindakan ekonomi terdiri atas dua aspek, yaitu :

Tindakan ekonomi Rasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan dan kenyataannya demikian.

Tindakan ekonomi Irrasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan namun kenyataannya tidak demikian.

Umumnya orang orang melakukan kegiatan ekonomi untuk mendapatkan suatu keuntungan yang tujuannya untuk menaiki taraf hidupnya. Jadi sudah jelas
10

dampak dampak atau pengaruh adanya pengembangan kegiatan pariwisata disuatu kawasan atau wilayah khususnya di tanjung benoa antara lain terbukanya lapangan pekerjaan baru, naiknya pendapatan masyarakat, terbukanya peluang usaha yang dapat dibangun, naiknya taraf hidup hidup, meningkatnya pendidikan masyarakat yang ambil andil di kegiatan pariwisata tersebut, terbukanya wawasan masyarakat dan pola pikir masyarakat mengenai peluang-peluang yang ada serta kondisi social yang lebih maju secara keseluruhan.

Pada variabel ini, penulis akan meneliti mengenai kondisi ekonomi masyarakat setempat, pekerjaan, pendapatan tiap bulannya, perubahan yang terjadi, pendidikan serta pendapat masyarakat atas dikembangkannya wisata bahari di kawasan tersebut dan dampaknya terhadap kehidupannya. Ini dilakukan untuk mengetahui yang sebenarnya apa dampak atau pengaruh yang masyarakat rasakan dan alami sehingga pemerintah dan penulis tau kondisi ekonomi masyarakat tanjung benoa setelah adanya kegiatan pariwisata ini. Dan apabila berdampak sangat baik hasil ini dapat dijadikan contoh bagi kawasan atau daerah lainnya dalam membangun dan mengembangkan daerahnya serta untuk menaiki taraf hidup masyarakat.

2.3 HIPOTESIS

Kesimpulan sementara yang penulis buat adalah

keberadaan atau

pengembangan suatu objek wisata tidak terlepas dari adanya eksternalitas ekonomi yang muncul akibat adanya keterkaitan aktivitas satu dengan yang lain. Eksternalitas ekonomi yang timbul dari keberadaan Objek Wisata Bahari
11

Tanjung Benoa secara langsung berdampak

pada kegiatan perekonomian

masyarakat tanjung benoa dan dalam hubungannya dengan pembangunan daerah, eksternalitas ekonomi yang timbul akibat keberadaan objek wisata dapat mendorong pembangunan daerah, karena pariwisata merupakan sektor padat karya.

12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian Kawasan Pariwisata Tanjung Benoa sudah terkenal di mata wisatawan domestic dan mancanegara sebagai kawasan wisata bahari atau lebih dikenal dengan kawasan wisata watersport atau olahraga air yang lengkap di pulau Bali yang dulunya dikenal sebagai tempat yang terpinggirkan dan tempat yang kumuh serta terasingkan. Tapi setelah dibangunnya kawasan wisata bahari dan dengan banyaknya dibangun usaha usaha wisata bahari yang serta fasilitas lainnya seperti perhotelan, restoran- restoran, dan lain-lain, ini telah merubah gaya kehidupan dan taraf hidup masyarakat setempat. Sehingga penulis tertarik melakukan penelitian ini di kawasan tanjung benoa. 3.2 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada pihak pemerintah Tanjung Benoa dalam mendapatkan data penduduk dan data jumlah perusahaan wisata bahari dan melakukan wawancara dengan beberapa kepala keluarga serta mewawancarai pihak pengusaha wisata bahari. Pada tanggal 8 Mei sampai dengan 14 Mei 2011.penelitian ini disertai dengan data- data yang lainnya yang diperoleh pada saat dilapangan yang dibutuhkan dalam penelitian.

13

3.3 Instrument Instrumen-instrumen yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut : Daftar Pertanyaan Kuisioner Alat Tulis dan clipboard Kamera Alat Rekam Suara

3.4 Jenis dan Sumber Data a Jenis data

Jenis data penelitian ini adalah data kuantitatif, dimana penulis akan meneliti jumlah perusahan wisata bahari yang ada di tanjung benoa, jumlah ratarata para pekerja, jumlah wisatawan yang datang, asal wisatawan, jumlah penduduk tanjung benoa, pekerjaan masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat, jenis kelamin dan rata-rata pendapatan masyarakat setempat. b Sumber data Penulis akan menggunakan data Primer yaitu data yang penulis peroleh langsung dikumpulkan dan diolah sendiri, dimana penulis akan mengadakan survey melalui pemerintah tanjung benoa untuk mendapatkan data jumlah perusahaan wisata bahari yang ada, jumlah kepala keluarga yang ada. kemudian mengsurvey langsung perusahaan-perusahaan wisata bahari yang ada dengan menanyakan hal-hal seperti jumlah pekerja, jumlah wisatawan yang datang, asal

14

wisatawan, pendidikan para pekerja, fasilitas yang disediakan, kepemilikannya dan bagaimana peran masyarakat dalam pengembangannya. Selain pemerintah dan perusahaan wisata bahari, penulis juga akan survey langsung terhadap masyarakat setempat untuk menanyakan bagaimana tanggapan mereka atas pembangunan atau pengembangan wisata bahari di tanjung benoa, komponen yang ditanyakan adalah pekerjaan, tingkat pendidikan, pendapatan tiap bulannya, perubahan kondisi ekonomi, dan pendapat serta dampak atas terjadinya pengembangan wisata bahari di tanjung benoa dan lainnya. 3.5 Populasi dan Sample a. Populasi Populasi yang penulis ambil adalah jumlah kepala keluarga atau jumlah KK yang tercatat di pemerintah tanjung benoa. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Susiadi et al. pada tahun 2001, masyarakat Tanjung Benoa sekitar 17,01 % dari total usia kerja bermatapencaharian di sektor perikanan terutama perikanan penyu, di sektor pariwisata dan pedagang perikanan yang terdiri dari beraneka suku di Indonesia (Bugis, Flores, Sulawesi, Madura, dan lain-lain) tetapi mayoritas (87,5 per sen) adalah suku Bali (Susiadi et al., 2001: 31 dan 36). b. Sample atau Sampling Pada penelitian ini, penulis akan mengambil sample dalam menentukan jumlah kepala keluarga yang akan di teliti, karena dilihat dari jumlah kepala keluarga yang tercatat di pemerintah cukup banyak sehingga penulis akan
15

menentukan hanya 50 kepala keluarga yang akan penulis teliti sebagai sampling dalam penelitian ini. 50 kepala keluarga yang penulis pilih adalah masyarkat yang telah lama tinggal di tanjung benoa sekitar 5tahun terakhir, karena agar penulis mendapatkan data nyata dari orang-orang yang memang merasakan perubahan yang terjadi dan tujuan penulis akan tercapai yaitu mengetahui pengaruh adanya pengembangan wisata ini terhadap kehidupan masyarakat. 3.6 Teknik Pengumpulan data Penelitian ini menggunakan data Primer dan Sekunder. Sumber data primer ini diperoleh langsung ke lapangan melalui observasi langsung ke Tanjung Benoa, wawancara langsung kepada pihak pemerintah, pengusaha wisata bahari dan penyebaran kuisioner kepada subyek penelitian yaitu para masyarakat setempat. Sumber data Sekunder dalam penelitian diperoleh dari sumber- sumber lain yang mendukung yaitu, studi dokumentasi, dokumen- dokumen yang memiliki keterkaitan dengan penelitian, buku- buku, laporan ilmiah yang mendukung dari pihak pengelola Tanjung Benoa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.Kuisioner Kuisioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran seperangkat daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh responden yang menjadi anggota sampel penelitian. Bentuk angket yang digunakan berupa
16

angket tertutup dimana responden hanya memilih alternative jawaban yang tersedia yang dianggap sesuai dengan pertanyaan dan pernyataan. Responden tidak perlu memberikan penjelasan atas pertanyaan atau peryataan tersebut. Kuisioner ini disebarkan kepada masyarakat yang telah tinggal 5tahun terakhir ini yang peneliti ambil hanya 50 kepala keluarga. 1. Wawancara

Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan oleh peneliti untuk menganalisis aspek pengembangan pariwisata bahari di Tanjung Benoa yang akan berdampak pada masyarakat setempat khususnya dibidang ekonomi. Wawancara dilakukan pada : Pihak Pemerintah Tanjung Benoa, Beberapa Perusahaan atau pengusaha wisata bahari tersebut, dan Masyarakat setempat yang diwakili oleh Ketua Desa Adat setempat,dan sekitar 50 kepala keluarga yang telah lama tinggal di Tanjung Benoa dalam kurun waktu 5tahun terakhir.. 2. Observasi Lapangan

Peneliti melakukan observasi lapangan adalah untuk menganalisis lokasi objek, yaitu identifikasi pengaruh pengembangan wisata bahari, bagaimana pengembangannya dan dampak terhadap masyarakat setempat khususnya dibidang ekonomi. 3. Studi Litelatur

Studi Litelatur yaitu teknik pengambilan data, informasi, teori, dan hukum dari buku, hasil penelitian, laporan, artikel, dan internet yang berkaitan dengan penelitian ini.
17

3.7 Analisi Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah analisis data sebagai berikut (Bungin, 2001:9597): a. Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini, diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik, seperti: wawancara mendalam (indepth interview), observasi dan

dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan pihak pemerintah Tanjung benoa, pengusaha wisata bahari, masyarakat setempat dan obervasi langsung ke tanjung benoa untuk melihat dan menilai perubahan yang terjadi pada masyarakat setempat dibidang ekonomi. b. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pemilahan, pengkategorian, dan pemusatan pada data yang relevan dengan fokus permasalahan penelitian. Pemusatan tempat pencaharian kuisioner akan dilakukan di Tanjung Benoa, sebagaimana kita ketahui bahwa Tanjung Benoa merupakan tempat yang dikenal sebagai tempat wisata bahari yang lengkap dan yang sering dikunjungi wisatawan ketika ingin berwisata bahari. c. Penyajian Data Penyajian data dilakukan dengan menggambarkan fenomena atau keadaan sesuai dengan data yang telah direduksi. d. Kesimpulan Kesimpulan merupakan hasil pemikiran akan perbandingan mengenai kenyataan di lapangan dengan teori berdasarkan data yang diperoleh. Hasil
18

pemikiran sementara dari penelitian ini akan di bandingkan kenyataannya di Tanjung Benoa dengan teori data yang peneliti peroleh.

19

Anda mungkin juga menyukai