Anda di halaman 1dari 9

PROSES PEMFOSILAN

PROSES PEMFOSILAN Syarat terjadinya pemfosilan


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras (resisten) Mengalami pengawet Kejatuhan / terlingkupi oleh getah Terbebas dari bakteri pembusuk Terjadi secara alamiah Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit (lingkungan anaerob) Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu Organisme yang mati tidak menjadi mangsa yang lainnya Rongga-rongga pada bagian yang keras yang dimasuki zat kersik sehingga merubah struktur kimiawi tanpa mengubah struktur fisik

a. b. c.

d.

PROSES PEMBENTUKAN FOSIL (FOSSILISASI) Berdasarkan sifat terubahnya dan bentuk yang terawetkan dibagi menjadi : 1. Fosil tak termineralisasi Fosil yang tidak mengalami perubahan keseluruhan dan merupakan keistimweaan dalam pemfosilan. Contoh Mammoth Fosil yang terubah sebagian. Contoh rangka Rhinoceros Distilasi/karbonisasi Menguapnya kandungan gas yg mudah menguap dalam tumbuhan atau hewan karena tertekannya rangka tersebut dalam sedimentasi dan meninggalkan residu karbon berupa lapisan tipis dan kulpulan unsure C yang menyelimuti sisa organism yang tertekan. Contoh Batubara Amber Hewan atau tumbuhan yang terperangkap dalam getah tumbuhan dan terfosilkan. Contoh insekta yang terselubungi getah dammar

1.

2.

3.

4.

2. Fosil termineralisasi Berdasarkan material yang mengubahnya serta cara terubahnya Replacement / pergantian Pergantian total materi penyusun rumah ornaganisme oleh mineral-mineral asing. Contoh fosil cangkang tergantikan oleh mineral kalsium karbonat Histometabasis Pergantian total tiap molekul dari jaringan tumbuhan oleh mineral asing yang meresap kedalam jasad tumbuhan, namun struktur mikropisnya masih terpelihara dan Nampak dengan jelas mineral pengganti tersebut. Contoh agate, chert, kalsedon, dan opak Permineralisasi Pengisian oleh mineral asing kedalam tiap pori dalam kulit kerang tanpa mengubah material penyusunnya yang semula (tulang/kulit kerang) Leaching Proses pelarutan oleh dinding tanah Proses pemfosilan yang lain Mold Cetakan tapak yang ditinggalkan oleh organisme berelief tinggi Cast Cetakan dari jejak oleh material asing yang terjadi apabila rongga antar tapak dan tuangan terisi oleh zat lain dari luar tetapi fosilnya sendiri telah lenyap Gastolit Fosil yang dahulu tertelan oleh salah satu hewan tertentu. Contoh reptile, membantu proses pencernaan. Foot print Jejak kaki hewan yang terfosilkan Trail Jejak ekor binatang yang terfosilkan Track Jejak kuku binatang yang terfosilkan Sumber

1. 2.

3.

4. 5. 6.

FOSIL dan PROSES FOSILISASI

Sisa-sisa organisme atau tumbuhan yang terawetkan ini dinamakan fossil, sedangkan proses pembentukan fosil disebut fossilisasi. Fossilisasi dapat terjadi melalui beberapa proses yaitu: 1. penggantian (replacement), penggantian mineral pada bagian yang keras dari organisme seperti cangkang. Misalnya cangkang suatu organisme yang semula terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3) digantikan oleh silica. 2. petrifaction, bagian lunak dari batang tumbuhan diganti oleh presipitasi mineral yang terlarut dalam air sedimen. 3. karbonisasi, daun atau material tumbuhan yang jatuh ke dalam lumpur rawa, terhindar dari oksidasi. Dan pada saat diagenesa, material itu diubah menjadi cetakan karbon dengan tidak mengubah bentuk asalnya. 4. pencetakan, pada saat diagenesa, sisa binatang atau tumbuhan terlarut, sehingga terjadilah rongga, seperti cetakan (mold) yang bentuk dan besarnya sesuai atau sama dengan benda salinya. Apabila rongga ini terisi oleh mineral maka terbentuklah hasil cetakan (cast) binatang atau tumbuhan tersebut.

APA ITU PALEONTOLOGI?


Paleontologi : ilmu yang mempelajari kehidupan purba. Paleobotani : studi tumbuhan purba. Paleozoologi : studi hewan purba. Paleontologi Vertebrata : homunid (manusia purba), hewan menyusui besar (gajah, badak, sapi/kerbau, rusa dll), hewan menyusui kecil (tikus kelinci dll). Paleontologi Invertebrata : Protozoa Colentarata Echinodermata Porifera Bryozoa Brachiopoda Moluska

>Berdasarkan dari ukuran obyeknya maka dibagi 2 : >Makropaleontologi : adalah cabang dari paleontologi (paleontobotani/paleozoologi) yang mempelajari obyek-obyek dengan ukuran relatif besar dan tidak memerlukan alat bantu mikroskop contoh : paleontologi vertebrata. >Mikropaleontologi : cabang dari paleontologi yang khusus membahas semua organisma yang berukuran kecil (mikroskopik) sehingga pada pelaksanaannya harus mempergunakan alat bantu mikroskop. Conto : Ostracoda, Radiolaria, Diatomea, Palynology, Nannoplakton dll. Kegunaan Paleontologi : >Menentukan umur geologi suatu tubuh batuan permukaan maupun dibawah permukaan (sub surface). >Korelasi. >Lingkungan pengendapan dan studi fasies. >Membantu untuk memecahkan problem geologi struktur , misalnya dalam menemukan ada tidaknya sesar.

Fosil adalah sisa atau jejak tumbuhan atau hewan (organik) yang terawetkan secara alamiah dan berumur lebih tua dari Holosen (10.000 tahun yang lalu). Syarat syarat pemfosilan : >Penguburan yang cepat dalam suatu media pelindung. >Mempunyai bagian-bagian yang keras, seperti cangkang, rangka. >Kondisi yang bebas dari bakteri pembusuk sehingga proses pembusukan dapat dicegah. Faktor-faktor yang memungkinkan pembentukan fosil pada organisma yang hidup didarat : >Terperangkap oleh batugamping tufa. Air sumber pada pegunungan gamping mengandung banyak CaCo3. Jika air ini muncul di permukaan akan mengendapkan CaCo3. Di tempat inilah organisme akan tersimpan dan terawetkan karena diselimuti oleh selaput tipis CaCo3 sehingga terhindar dari bakteri pembusukan. >Tertutup debu vulkanis. Pada waktu terjadi erupsi maka banyak debu yang jatuh disekitar lereng-lereng gunung api. Debu ini dapat mengubur hewan maupun tumbuhan sehingga terawetkan contoh : fosil-fosil invertebrata di Jawa. >Tertutup oleh endapan loess(endapan debu yang sangat halus yang diendapkan oleh angin). Debu ini dapat menutupi semua hewan yang mati terutama gastropoda serta invertebrata yang lain yang hidup di darat sehingga memungkinkan menjadi fosil. Proses Pemfosilan : >Fosil-fosil yang tidak termineralisasi >Fosil-fosil yang termineralisasi. Fosil-fosil yang tidak termineralisasi. Pada kelompok ini, rongga-rongga pada cangkang fosil tidak mengalami pengisian oleh

mineral. Kelompok ini terdiri dari : >Fosil yang tidak terubah, banyak dijumpai pada batuan berumur Mesozoikum dan kenozoikum, seperti gigi ikan hiu, berbagai tulang dan cangkang moluska. >Amber, terbentuk jika hewan atau tumbuhan terperangkap didalam getah. >Distilasi, merupakan proses pemfosilan dimana kandungan gas dan air pada organisme menguap dan meninggalkan residu karbon (carbonaceous residue) >Mumi, merupakan proses pemfosilan yang diakibatkan oleh kondisi yang sangat kering. >Pemfosilan dalam aspal, prosesnya sama seperti amber tetapi yang merupakan bahan pembungkus adalah aspal. >Pemfosilan dengan cara pembekuan. Dalam hal ini hewan yang mati tertutup serta terlindungi oleh lapisan es yang pembekuannya dengan segera.

Fosil-fosil yang termineralisasi : Fosil yang termasuk dalam kelompok ini mengalami penambahan, pengurangan atau penggantian seluruh zat-zat penyusunnya. Kelompok ini terdiri dari : Histometabasis dan boring. Histometabasis, merupakan istilah yang khusus digunakan untuk fosil yang terbentuk akibat proses penggantian jaringan organisme oleh mineral dengan tetap mempertahankan struktur asalnya. Histometabasis dibagi menjadi : >Tapak (external mold) : merupakan impresi (gambaran) bagian luar yang ditinggalkan oleh organisme dalam batuan. >Tuangan (internal mold) : adalah impresi yang terjadi karena fosil itu sendiri oleh satu dan lain hal telah lenyap dan rongga kosong di dalam lapisan tanah yang ditinggalkan oleh fosil itu diganti oleh zat lain. >Cetakan (cast) : jenis ini terjadi terjadi jika rongga antara tapak dan tuangan terisi oleh suatu zat lain dari luar, sedangkan fosil itu sendiri oleh satu dan lain hal telah lenyap. Boring Merupakan liang dalam tanah yang dibuat oleh hewan seperti cacing, tikus, kerang, dan lainlain yang bila terisi oleh batuan dapat menjadi fosil. KLASIFIKASI Klasifikasi diartikan sebagai suatu aturan yang mengelompokkan benda-benda dalam kategori masing-masing. Maksud dari klasifikasi adalah penyederhanaan. Dalam hal klasifikasi organisma, hal-hal yang diperhatikan adalah hubungan genetika antara yang satu dengan yang lainnya melalui taraf-taraf evolusi. Terdapat dua macam istilah klasifikasi organisma, yaitu : >Natural classification, adalah suatu penggolongan organisma berdasarkan pada jenis lingkungan yang ditempatinya, misalnya : lingkungan sungai, laut, rawa dll. >Artificial classification, adalah suatu penggolongan organisma berdasarkan sifat-sifatnya (characters), seperti habitat, ukuran, penyebaran kedalaman dan geografi. Henry Wood, pada tahun 1958 telah membahas secara praktis mengenai 9 phyla dalam

klasifikasi hewan. Ke 9 phyla tersebut adalah : Kingdom -----> Sub Kingdom Branch -----> Sub Branch Grade -----> Sub Grade Phylum -----> Sub Phylum Class -----> Sub Class Ordo -----> Sub Ordo Super-Family -----> Family Genus -----> Sub Genus Species -----> Sub Species Dalam pembahasa paleontologi, biasanya klasifikasi dimulai dari Phylum hingga species Nomenklatur Organisma yang hidup atau pernah hidup (sudah menjadi fosil) pasti mempunyai nama. Nama organisma tersebutumumnya menggunakan Bahasa Latin. Bahas latin pada umumnya merupakan bahasa yang sudah dipakai dalam hal-hal ilmiah (pada saat itu) dan bahasa ini digolongkan sebagai bahasa mati, bahasa yang tidak akan mengalami perubahan. Seorang ahli bangsa Swedia, Carl Von Linne (1707-1778), telah memperkenakan sistem Binominal Nomenclature atau sistem penamaan binominal pada organisma. Binominal nomenclatur menggunakan 2 nama pada setiap organisma, dengan pembagian : 1)Nama Pertama adalah Nama Genus, huruf pertama huruf besar, contoh : Globigerinoides. 2)Nama kedua adalah nama Species, huruf pertama huruf kecil, contoh : immaturus. Jadi nama organisma tersebut adalah Globigerinoides immaturus.

Definisi dan Prinsip Korelasi Korelasi ialah penghubungan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan-satuan stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu (Sandi Startigrafi Indonesia, 1996). Menurut North American Stratigrafi Code (1983) ada tiga macam prinsip dari korelasi: 1. 2. 3. Lithokorelasi, yang menghubungkan unit yang sama lithologi dan posisi stratigrafinya. Biokorelasi, yang secara cepat menyamakan fosil dan posisi biostratigrafinya. Kronokorelasi, yang secara cepat menyesuaikan umur dan posisi kronostratigrafi.

Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah") adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisasisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di Kalifornia. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang, gigi dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang

ditemukan.Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh arkeologi. secara singkat definisi dari fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. 2. 3. Sisa-sisa organisme. Terawetkan secara alamiah. Pada umumnya padat/kompak/keras.

4. Berumur lebih dari 11.000 tahun. Fosilisasi Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras Mengalami pengawetan Terbebas dari bakteri pembusuk Terjadi secara alamiah Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit

6. Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu. Fosil hidup Istilah "fosil hidup" adalah istilah yang digunakan suatu spesies hidup yang menyerupai sebuah spesies yang hanya diketahui dari fosil. Beberapa fosil hidup antara lain ikan coelacanth dan pohon ginkgo. Fosil hidup juga dapat mengacu kepada sebuah spesies hidup yang tidak memiliki spesies dekat lainnya atau sebuah kelompok kecil spesies dekat yang tidak memiliki spesies dekat lainnya. Contoh dari kriteria terakhir ini adalah nautilus. Tempat penemuan fosil Kebanyakan fosil ditemukan dalam batuan endapan (sedimen) yang permukaannya terbuka. Batu karang yang mengandung banyak fosil disebut fosiliferus. Tipe-tipe fosil yang terkandung di dalam batuan tergantung dari tipe lingkungan tempat sedimen secara ilmiah terendapkan. Sedimen laut, dari garis pantai dan laut dangkal, biasanya mengandung paling banyak fosil. Proses terbentuknya fosil Fosil terbentuk dari proses dari proses penghancuran peninggalan organisme yang pernah hidup. Hal ini sering terjadi ketika tumbuhan atau hewan terkubur dalam kondisi lingkungan yang bebas oksigen. Fosil yang ada jarang terawetkan dalam bentuknya yang asli. Dalam

beberapa kasus, kandungan mineralnya berubah secara kimiawi atau sisa-sisanya terlarut semua sehingga digantikan dengan cetakan. Pemanfaatan fosil Fosil penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi. Subdivisi dari waktu geologi dan kecocokannya dengan lapisan batuan tergantung pada fosil.Organisme berubah sesuai dengan berjalannya waktu dan perubahan ini digunakan untuk menandai periode waktu. Sebagai contoh, batuan yang mengandung fosil graptolit harus diberi tanggal dari era paleozoikum. Persebaran geografi fosil memungkinkan para ahli geologi untuk mencocokan susunan batuan dari bagian-bagian lain di dunia.[1] Fosil kayu Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa

Pohon yang telah membatu dari California Fosil kayu yang membatu adalah sejenis fosil, yaitu fosil kayu di mana semua bahan organiknya telah digantikan oleh mineral (biasanya sejenis silikat, seperti quartz), dengan struktur kayu tetap terjaga. Proses fosil terjadi di bawah tanah, ketika kayu terkubur di bawah lapisan sedimen. Air yang banyak mengandung mineral masuk ke dalam sel-sel tanaman dan sementaralignin dan selulosa membusuk, mereka digantikan oleh batu.

FOSIL dan PROSES FOSILISASI isa-sisa organisme atau tumbuhan yang terawetkan ini dinamakan fossil, sedangkan proses pembentukan fosil disebut fossilisasi. Fossilisasi dapat terjadi melalui beberapa proses yaitu:

1. penggantian (replacement), penggantian mineral pada bagian yang keras dari organisme seperti cangkang. Misalnya cangkang suatu organisme yang semula terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3) digantikan oleh silica. 2. petrifaction, bagian lunak dari batang tumbuhan diganti oleh presipitasi mineral yang terlarut dalam air sedimen. 3. karbonisasi, daun atau material tumbuhan yang jatuh ke dalam lumpur rawa, terhindar dari oksidasi. Dan pada saat diagenesa, material itu diubah menjadi cetakan karbon dengan tidak mengubah bentuk asalnya. 4. pencetakan, pada saat diagenesa, sisa binatang atau tumbuhan terlarut, sehingga terjadilah rongga, seperti cetakan (mold) yang bentuk dan besarnya sesuai atau sama dengan benda salinya. Apabila rongga ini terisi oleh mineral maka terbentuklah hasil cetakan (cast) binatang atau tumbuhan tersebut

Anda mungkin juga menyukai