Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1 Latar Belakang Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental drift) yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912 dan dikembangkan lagi dalam bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Ia mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi seperti bongkahan es dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal yanglebih padat. Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya-gaya yang dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan inti yang cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagianbagian kerak tersebut dapat bergerak gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi adalah kekuatan penggeraknya.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Apa Yang Dimaksud Dengan Lempeng Tektonik ? 2. Bagaimana Persebaran Lempeng Tektonik Di Indonesia? 3. Bagaimana Pergerakan Lempeng Tektonik ? 4. Apa Dampak Lempek Tektonik ?
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Lempeng Tektnik Di Indonesia Lempeng Tektonik adalah setruktur dan bentuk bumi khususnya susunan batuan yang membentuk benua, pulau ataupun gunung. Pulau atau benua pada dasarnya ditopang oleh sebuah plat atau landasan yang kuat ke dasar bumi yang sebagian besar tertutup oleh lautan. Tiap pulau atapun benua memiliki pelat atau landasan yang masingmasing berdiri sendiri atau bersamaan, dan pelat ini setiap saat bergeser sedikit demi sedikit kearah tertentu. Kalau seandainya ribuan tahun silam permukaan bumi telah digambarkan pada atlas atau peta, maka gambaran pada atlas tersebut tidaklah sama dengan keadaan permukaan bumi saat ini. Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gempa yang menguncang Jawa, Sumatra, Bali yang terjadi tanggal 2 September lalu, semakin menegaskan bahwa Indonesia adalah wilayah rawan bencana. Secara geologi Indonesia berada di jalur "cincin api" (ring of fire), yang merupakan jalur patahan dan gunung api yang melingkar di sepanjang Samudra Pasifik, membentang 40.000 km mulai dari Peru dan Cile (Amerika Selatan), Amerika Tengah, Kepulauan Aleutian, Kepulauan Kuril, Jepang, Filipina, Indonesia, Tonga, hingga Selandia Baru. Tercatat 81 persen gempa bumi terbesar terjadi di jalur ini. Berdasarkan Survei Geologi Amerika Serikat, rata-rata terjadi 19,4 gempa bumi berkekuatan di atas 7 skala Richter setiap tahunnya.
Pada dasarnya, seluruh wilayah Indonesia rentan terhadap bencana gempa bumi, kecuali Kalimantan. Gempa-gempa tektonik banyak dijumpai di jalur subduksi Sunda (Sumatra-Jawa-Bali-Nusa Tenggara), subduksi Banda (wilayah Laut Banda), Zone Tumbukan Maluku dan Papua.Tektonik lempeng di Pulau Jawa sendiri didominasi dengan subduksi dari lempeng Australia sebelah utaratimur dibawah lempeng Sunda dengan kecepatan pergerakan 59 mm/tahun. Wilayah sekitar lempeng antar alempengAustralia dan lempeng Sunda secara seismic sangat aktif, yang sering menimbulkan gempa di wilayah ini. Program mitigasi yang terpadu pada dasarnya dikembangkan oleh Badan Geologi bekerjasama dengan institusi lainnya, meliputi pengembangan sistem pemantauan, pengembangan sistem peringatan dini (early warning system), pembuatan peta-peta informasi bencana, sosialisasi, dll. Berkah dari Lempeng Tektonik Indonesia Tidak seluruhnya dari hal ini kita anggap bencana. Jalur gunung api yang terjadi akibat subduksi antar lempeng dari erupsi gunungapi yang terjadi berupa abu gunungapi membawa unsur hara yang menyuburkan tanah.Endapan mineral logam, seperti emas, tembaga dan nikel, akan banyak dijumpai berasosiasi dengan lingkungan gunungapi. Di wilayah jalur gunung api/magmatic biasanya akan terbentuk zona mineralisasi emas, perak dan tembaga, sedangkan pada jalur penujaman akan ditemukan mineral kromit.Setiap wilayah tektonik memiliki cirri atau indikasi tertentu, baik batuan, mineralisasi, struktur maupun kegempaan. Intrusi-intrusi dangkal di sekitar gunungapi menyediakan energi panas bumi yang sangat besar yang bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Magmatic arc di sepanjang Sumatra-Jawa-Nusa Tenggara kaya
disseminated (poryphyry) copper dalam tubuh-tubuh intrusifnya, vein depositnya kaya akan timbal, emas, perak, molybdenum, seng, timah, dan tungsten. Ofiolit di bekas-bekas jalur subduksi atau obduksi seperti di Sulawesi dan Halmahera kaya akan nikel dan kromium. Emas, polymetallic suphide, platinum, perak benar-benar tersebar mengikuti tepi lempeng. Lempeng tektonik juga yang penyebab kekayaan
minyak dan gasbumi, serta batubara di cekungan-cekungan sedimen di Indonesia Barat maupun Indonesia Timur. 2.2 Persebaran Lempeng Tektonik 1. Persebaran Gunung Berapi Di Indonesia Pinggiran lempengan India-Australia bertabrakan dengan lempengan Eurasia,lempengan tersebut longsor jauh kedalam bumi.suhu yang sangat tinggi telah melelehkan pinggiran lempeng sehingga menghasilkan magma.Kemudian magma ini muncul melalui retakan di permukaan bumi dan membentuk gununggunung api
2. Kaitan Lempeng Tektonik Dengan Persebaran Gunung Berapi Dan Gempa Bumi Lempeng India-Australia sedang didorong ke bawah lempengan Eurasia. proses ini dinamakan penujaman. Tabrakan kedua lempeng tersebut membentuk pegunungan Himalaya, yakni busur gunung api di Indonesia, parit Sunda dan Jawa, serta tanah tinggi Nugini. Australia bagian utara telah didorong ke arah bawah sehinga membentuk teluk Carpentari dan Laut Timor serta Laut Arafuru.
Ketika
pinggiran
lempengan
India-Australia
bertabrakan
dengan
lempengan Eurasia, lempengan tersebut longsor jauh ke dalam bumi, di bawah Indonesia. suhu yang sangat tinggi melelehkan pinggiran lempengan sehingga
menghasilkan magma. kemudian magma muncul melalui retakan di permukaan bumi dan membentuk gunung-gunung api. Busur gunung api di Indonesia terbentuk dengan cara seperti itu. 2.3 Pergerakan Lempeng Tektonik Pergerakan benua dan dasar laut menurut para ahli disebabkan adanya lempeng dalam kerak bumi. Lempeng-lempeng ini terapung-apung di atas mantel bumi. Arus konveksi yang kuat di dalam astenosfer menggerakkan lempenglempeng ini di permukaan bumi. Teori inilah yang dinamakan teori lempeng tektonik. Secara garis besar lempeng di dunia dibagi menjadi dua, yaotu lempeng samudera ynag merupakan dasar laut, dan lempeng benua yang merupakan daratan. Lempeng samudera memiliki berat jenis yang lebih berat dibandingkan lempeng benua. Lempeng samudera sering kita disebut dengan lapisan sima dan lempeng benua disebut lapisan sial. Lempengan yang menyusun bumi terdiri atas lempeng tektonik yang besar dan kecil. Lempeng tektonik yang besar, antara lain: 1. Lempeng Fasifik, meliputi wilayah lautan Fasifik 2. Lempeng Amerika Utara, meliputi wilayah Amerika Utara 3. Lempeng Amerika Selatan, meliputi wilayah Amerika Selatan 4. Lempeng Afrika, meliputi wilayah Afrika, lautan Atlantik bagian timur, dan lautan Hindia bagian barat 5. Lempeng Eurasia, meliputi Eropa, Asia termasuk Indonesia 6. Lempeng Hindia Australia, meliputi wilayah Lautan Hindia, subkontinen India, dan Australia bagian barat. 7. Lempeng Antartika, meliputi benua dan lautan Antartika Selain lempeng tektonik yang besar, bumi juga tersusun atas lempenglempeng taktonik yang berukuran kecil, antara lain: 1. Lempeng Nazca 2. Lempeng Cocos 3. Lempeng Filipina
4. Lempeng Karibia 5. Lempeng Arab 6. Lempeng Juan de fuca 7. Lempeng Rivera 8. Lempeng Gord 9. Lempeng Scotia Pergerakan lempeng tektonik ini menyebabkan bentukan-bentukan alam, sehingga membentuk batas yang memiliki tiga sifat yaitu: divergen atau menjauh, konvergen atau saling bertumbukan, dan lateral displacement atau sesar mendatar. a. Batas Divergen Batas divergen terjadi ketika lempeng-lempeng bergerak saling menjauh (proses saling menjauhnya dasar samudera). Magma mengalir keluara dari astenosfer dan terbentuklah lapisan batuan (litosfer) baru. Pada kasus ini, tekanan yang berasal dari dalam bumi sangat besar sedangkan kerak bumi sangat tipis sehingga menyebabkan terjadinya batas divergen. Daerah yang banyak memiliki batas divergen adalah Afrika bagian timur dan Laut Merah. b. Batas Konvergen Batas konvergen terjadi ketika sebuah lempeng terbentuk dan saling menjauh satu sama lain di suatu area, maka ditempat lain akan terjadi komvergensi dan tumbukan antar lempeng. Besarnya kekuatan tumpukan tergantung lapisan batuan lempeng. Masa lempeng benua lebih ringan di bandingkan masa lempeng samudra. Lempeng dengan masa lebih ringan akan mendorong lempeng dengan masa lebih berat kebawah. Proses inilah yang disebut dengan subdaksi dan daerah yang terbentuk subdaksi disebut dengan zona subdaksi. Zona subdaksi dan batas konvergen ini dapat terjadi jika ada pertemuan dan tumpukan antara lempeng samudra denagn lempeng benua, lempeng samudra dengan lempeng samudra dan lempeng benua dengan lempeng benua. c. Leteral displacement atau sesat mendatar/transform/saling bergesekan. Lateral displacement terjadi ketika dua lempeng bergerak pada garis yang sama, tidak saling menjauh dan bertumpukan, misal satu bergerak ke utara dan
satu ke selatan tanpa ada rekahan atau dikenal dengan pergeseran. Kejadian ini tidak menyebabkan penghilangan atau pemunculan kerak bumi, tetapi sepanjang daerah itu akan terbentuk sesar. Gerakan lempeng tektonik menyebabkan gempa bumi dan terbentuknya gunung. Ada tiga tipe batas-batas lempeng yang masing-masing dibedakan dari jenis pergerakanya, yaitu: 1. Divergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling menjauh yang menyebabkan naiknya material dari mantel bumi dan membentuk lantai samudera yang luas. 2. Konvergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling mendekati yang
menyebabkan salah satuv dari lempeng tersebut masuk kedalam mantel bumi dan berada dibawah lempeng lainnya 3. Patahan transfrom yaitu lempeng-lempeng bergerak saling bergesekan tampa menyebabkan penghancuran pada litosfer. 2.4 Dampak Lempeng Tektonik Para ahli geologi dan geofisik membuktikan bahwa lapisan kerak Bumi atau litosfir terdiri dari puluhan lempengan besar dan kecil yang mengambang pada cairan magma. Lapisan kerak Bumi yang ketebalannya rata-rata 100 kilometer itu bergerak saling menjauh, atau saling mendekat dan tidak jarang bertabrakan. Apa yang terjadi jika dua atau lebih lempeng tektonik bertumbukan ?. Dalam waktu singkat memang sulit melihat dampaknya. Karena lempeng tektonik itu bergerak dalam kecepatan amat lambat, yakin hanya beberapa sentimeter setahunnya. Para ahli geologi dari pusat penelitian Geomar di Universitas Kiel Jerman, yang meneliti tumbukan lempeng Cocos dan lempeng Karibia di Costa Rica melaporkan beberapa bukti baru. Dengan metode pengukuran geofisik, untuk pertama kalinya dibuktikan, bahwa lempengen tektonik ketika menumbuk lempeng kontinen, mengikis material dari lapisan bawah lempeng kontinen. Lempeng tektonik Cocos yang berat jenisnya lebih kecil dari lempeng kontinen Karibia, menyusup miring ke bawah lempeng kontinen. Tumbukan ini disebut subduksi.
Dampak timbal balik dari subduksi pada kedalaman lebih dari 100 kilometer itu, terlihat sepanjang puluhan kilometer di atas permukaan. Yakni dalam bentuk rangkaian pegunungan berapi, akibat meleburnya batuan, cairan dan gas di zone subduksi tadi. Juga kawasan tumbukan semacam itu merupakan kawasan pusat kegempaan dunia. Yang lebih dramatis lagi pada zone subduksi di Costa Rica, adalah munculnya palung sedalam rata-rata 4.000 meter dan pegunungan di laut dalam. Lempeng tektonik Cocos menabrak frontal lempeng kontinen Karibia dengan kecepatan 9 sentimeter per tahun. Kapal penelitian Jerman, Sonne berhasil mengukur kontur pegunungan di laut dalam itu. Lebarnya antara 10 sampai 20 kilometer dan tinggi pegunungannya antara 1000 sampai 2500 meter. Semuanya berada di bawah permukaan laut, dan menunjukan aktifitas subduksi lempeng tektonik. Di pinggiran zone tumbukan, para ahli menemukan sedimen batuan lunak. Namun ketika tumbukan mencapai zone inti kontinen, yang terdiri dari batuan keras, tidak ditemukan kondisi dramatis seperti diperkirakan semula. Akibat tekanan amat besar di zone tumbukan itu, muncul cairan yang berfungsi seperti pelumas. Dengan demikian deformasi dan erosi batuan tidak sehebat yang diduga, karena adanya efek pelumasan tadi. Akan tetapi sedimen dari dasar lautan ditekan naik sampai ke puncak gunung di bawah laut dan pecah di sana. Juga lapisan di bawah lempeng kontinen, digerus hebat oleh subduksi lempeng Cocos tsb. Hasil erosinya tertekan ke atas permukaan membentuk sedimen batuan muda di sepanjang zone subduksi. Yang lebih menarik lagi, pengukuran menggunakan sonar di kawasan subduksi ini menemukan lensa batuan raksasa sepanjang 15 kilometer selebar 1,5 kilometer. Para ahli bertanya-tanya dari mana asal lensa raksasa ini. Banyak teori subduksi yang tidak cocok diterapkan untuk menerangkan fenomena tsb. Secara umum, penelitian zone subduksi di Costa Rica berhasil menghimpun data perubahan sifat material akibat penujaman dua lempeng tektonik, serta mekanisme perpindahan fluida di dalam inti Bumi. Yang lebih penting lagi adalah diperolehnya pengetahuan mengenai gerakan material di kawasan subduksi, yang mempengaruhi munculnya gempa besar. Sejak lama para ahli geofisik memang meneliti fenomena gempa hebat di kawasan Pasifik dan
Laut Tengah. Mengapa di kedua kawasan itu seringkali dilepaskan energi seismik amat dahsyat. Selain itu para ahli juga hendak meneliti fenomena Tsunami. Karena tidak semua gempa hebat di zone subduksi memicu munculnya tsunami atau gelombang pasang akibat gempa. Semakin tinggi resolusi data refleksi seismiknya, ditunjang semakin tinggi kinerja komputer untuk
menganalisisnya, semakin banyak rincian data yang diperoleh para ahli. Tujuan para ahli terus meneliti sifat pergerakan lempeng tektonik ini adalah untuk mengenal mekanismenya. Sasarannya adalah untuk membuat pra-kiraan terjadinya bencana alam, khususnya gempa bumi dan aktivitas gunung api. Namun penelitian ilmiah semacam itu memang tidak menarik secara ekonomis. Para peneliti geofisik pergerakan lempeng tektonik menyebutkan, peralatan standar maupun metode yang diterapkan, amat jauh ketinggalan dibanding metode dan peralatan yang digunakan industri minyak multinasional
3.1 Kesimpulan Lempeng Tektonik adalah setruktur dan bentuk bumi khususnya susunan batuan yang membentuk benua, pulau ataupun gunung. Pulau atau benua pada dasarnya ditopang oleh sebuah plat atau landasan yang kuat ke dasar bumi yang sebagian besar tertutup oleh lautan. Tektonik lempeng di Pulau Jawa sendiri didominasi dengan subduksi dari lempeng Australia sebelah utara-timur dibawah lempeng Sunda dengan kecepatan pergerakan 59 mm/tahun. Wilayah sekitar lempeng antar alempengAustralia dan
lempeng Sunda secara seismic sangat aktif, yang sering menimbulkan gempa di wilayah ini. Pinggiran lempengan India-Australia bertabrakan dengan lempengan Eurasia, lempengan tersebut longsor jauh ke dalam bumi, di bawah Indonesia. suhu yang sangat tinggi melelehkan pinggiran lempengan sehingga menghasilkan magma. kemudian magma muncul melalui retakan di permukaan bumi dan membentuk gunung-gunung api.
10
DAFTAR PUSTAKA
11