Anda di halaman 1dari 7

BAB II PEMBAHASAN OKSIGEN A.

Golongan Oksigen Banyaknya oksigen unsur yang berada dalam udara adalah kira-kira 21 persen volume (23 persen bobot). Terdapat tiga bentuk gas, yang molekulnya berbeda sebagai berikut : molekul monoatom O, molekul diatom O2, dan molekul triatom O3. Unsur-unsur yang ada lebih dari satu bentuk molekul atau kristal disebut bersifat alotropik (Yunani : allos tropos, cara lain), dan bentuk-bentuk itu disebut alotrop. Ketiga bentuk alotrop oksigen berlainan sifat fisika dan kimianya, dan disebut oksigen atom, oksigen biasa dan ozon. Dalam atmosfer, hampir semua oksigen berada sebagai molekul O 2, dan kedua bentuk lain relatif bertambah banyak di bagian atas atmosfer. Ketiga isotop yang tak radioaktif yang terdapat dalam alam adalah : 16O,17O, dan 18O. Tepatnya 99,76% dari semua atom oksigen yang terdapat dalam alam adalah jenis 16O, sekitar 0.04 persen dari 17O, dan 0,20 persen dari 18O B. Kecendrungan Golongan Oksigen Oksigen, sulfur atau belerang dan selenium termasuk non logam, telirium semilogam dan polonium sebagai logam dalam golongan ini. Titik leleh dan titik didih menunjukkan kecenderungan kenaikan yang khas bagi non logam, diikuti

kecenderungan penurunan yang khas mulai dari logam polonium. Klasifikasi ini didukung oleh data tahanan listrik yang sangat rendah bagi logam polonium, melonjak tinggi bagi semilogam tellurium dan sangat tinggi bagi nonlogam selenium.Kecuali oksigen, terdapat pola tertentu perihal tingakat oksidasi unsur-unsur golongan 16, yaitu bilangan oksidasi genap. Secara umum, stabilitas tingkat oksidasi -2 dan +6 menurun dengan naiknya nomor atom, tetapi kestabilan tingkat oksidasi +4 naik, walaupun kecenderungan ini tidak teratur. C. 1. Anomali Oksigen Stabilitas ikatan ganda dan sifat katenasi

Ikatan rangkap dua pada oksigen jauh lebih besar daripada ikatan tunggalnya, ikatan tunggal O-O sangat lemah kaitannya dengan pembentukan katenasi. Dalam golongan karbon (golongan 14), kemampuan katenasi menurun dengan naiknya nomor atom, tetapi dalam golongan 16, belerang mampu membentuk rantai yang tepanjang (S8). Kenyataannya, ikatan tunggal O-O paling lemah daripada ikatan tunggal atom oksigen dengan atom-atom lain, O-X. Dengan demikian, atom oksigen lebih suka membentuk ikatan dengan atom-atom lainnya daripada dengan dirinya sendiri. 2. Absennya orbital d Oksigen membentuk hanya satu senyawa denga flourin yaitu OF 2, tetapi belerang mampu membentuk beberapa senyawa dengan flourin termasuk SF 6. Untuk mencapai hingga enam ikatan kovalen ini atom belerang harus melibatkan orbital d. Dengan demikian, tidak ditemuinya senyawa oksigen-flourin yang analog dengan SF6 berkaitan dengan tidak tersedianya orbital d dalam atom oksigen. Keelektronegatifan yang tinggi dari atom oksigen yakni 3,5, menunjukkan kecendrungan yang besar dari oksigen untuk membentuk senyawa dengan ikatan ion maupun kovalen polar. Umumnya, reaksi dengan oksigen unsur memberikan produk oksida, yang mana keadaan oksigen-oksigen adalah -2. Contoh pembentukan oksida mencakup reaksi dengan logam-logam tertentu, bukan-logam, dan senyawa organik. Pada temperatur yang cukup tinggi tiap reaksi berlangsung dengan cepat dan membebaskan kalor maupun cahaya. Bila ini terjadi, maka reaksi ini dirujuk sebagai suatu pembakaran. Oksigen dalam udara terus menerus bersentuhan dengan zat-zat seperti kayu, kertas, bensin. Batubara, zink, dan aluminium. Namun pada suhu kamar, bahan yang mudah terbakar ini bereaksi sangat lambat atau praktis tak bereaksi sama sekali. Perilaku ini melukiskan suatu azaz yang penting yaitu : tak ada hubungan antara kecepatan suatu reaksi dan perubahan energi yang terlibat dalam reaksi itu. D. Oksigen

Alotrop oksigen elementer yang umumnya ditemukan di bumi adalah dioksigen O 2. Ia memiliki panjang ikat 121 pm dan energi ikat 498 kJmol-1. Alotrop oksigen ini digunakan oleh makhluk hidup dalam respirasi sel dan merupakan komponen utama atmosfer bumi. Trioksigen (O3), dikenal sebagai ozon, merupakan alotrop oksigen yang sangat reaktif dan dapat merusak jaringan paru-paru. Ozon diproduksi di atmosfer bumi ketika O2 bergabung dengan oksigen atomik yang dihasilkan dari pemisahan O 2 oleh radiasi ultraviolet (UV). Oleh karena ozon menyerap gelombang UV dengan sangat kuat, lapisan ozon yang berada di atmosfer berfungsi sebagai perisai radiasi yang melindungi planet. Namun, dekat permukaan bumi, ozon merupakan polutan udara yang dibentuk dari produk sampingan pembakaran otomobil. Molekul metastabil tetraoksigen (O4) ditemukan pada tahun 2001, dan diasumsikan terdapat pada salah satu enam fase oksigen padat. Hal ini dibuktikan pada tahun 2006, dengan menekan O2 sampai dengan 20 GPa, dan ditemukan struktur gerombol rombohedral O8. Gerombol ini berpotensi sebagai oksidator yang lebih kuat daripada O2 maupun O3, dan dapat digunakan dalam bahan bakar roket. Fase logam oksigen ditemukan pada tahun 1990 ketika oksigen padat ditekan sampai di atas 96 GPa. Ditemukan pula pada tahun 1998 bahwa pada suhu yang sangat rendah, fase ini menjadi superkonduktor. E. Belerang Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida 1. Hidrogen sulfide

Hidrogen sulfida berupa gas yang tak berwarna, berbau seperti telur busuk, dan sangat bersifat racun, melebihi dari hydrogen sianida. Hidrogen sulfida diproduksi secara alamiah oleh bakteri anaerob. 2. Sulfida Sulfida dimanfaatkan antara lain untuk bahan kosmetik, misalnya diantimoni trisulfida yang berwarna hitam legan dipakai untuk penghitan bulu mata. Unit disulfide S-S-, merupakan penghubung silang polimer-polimer asam amino dalam rambut manusia. Pada tahun 1930, para peneliti di Institut Rockefeller dapat menunjukkan bahwa unit disulfide penghubung ini dapat diputus oleh sulfide atau molekul yang mengandung gugus S-H dalam larutan sedikit basa. Hal ini merupakan metode pengubahan secara permanen bentuk rambut dari keriting menjadi lurus atau sebaliknya. 3. Oksida belerang Oksida belerang yang umum adalah belerang dioksida (SO 2) dan belerang trioksida (SO3), keduanya bersifat asam Lewis dengan atom S bertindak sebagai akseptor pasangan electron, namun SO3 jauh lebih kuat dan lebih keras. Belerang dioksida mudah larut dalam air, hampir semua gas yang larut berada sebagai molekul SO2, hanya sebagian kecil saja yang bereaksi dengan air membentuk asam sulfit. 4. Asam sulfat Asam sulfat berupa cairan kental seperti minyak yang membeku pada 10,4 oC. Proses pencampuran asam sulfat dengan air sangat eksotermik, karena itu pada pengenceran, asam sulfat pekat harus dituangkan secara perlahan ke dalam air, sambil diaduk secara terus-menerus. Asam sulfat murni mempunyai sifat hantaran listrik yang signifikan sebagai akibat sifat swaionisasi. Asam sulfat dapat bereaksi menurut lima cara yang berbedayaitu sebagai suatu sam, pengering terhadap air, pengoksidasi, agen sulfonasi, dan sebagai suatu basa. 5. Garam oksi-belerang a. Sulfat

Garam sulfat umumnya dibuat melalui tiga macam reaksi yaitu : Reaksi antara basa (NaOH) dengan asam sulfat encer : 2NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2H2O Reaksi antara logam elektropositif (Zn) dengan asam sulfat encer : Zn + H2SO4 ZnSO4 + H2 Reaksi antara garam karbonat (CuCO3) dengan asan sulfat encer :

CuCO3 + H2SO4 CuSO4 + H2O + CO2

b. Hidrogen sulfat Hidrogen sulfat dapat dipreparasi dengan mereaksikan secara stoliometrik natrium hidroksida dengan asam sulfat dan kemudian menguapkan larutannya NaOH + H2SO4 NaHSO4 + H2O c. Sulfit Ion sulfit merupakan agen reduktor, mengalami oksidasi menjadi ion sulfat menurut persamaan stengah reaksi : SO32- + 3 H2O SO42- + 2H3O+ + 2e d. Tiosulfat on tiosulfat mirip dengan ion sulfat, kecuali bahwa salah satu atom oksigen diganti dengan atom belerang. Kedua atom belerang ini mempunyai lingkungan yang sama sekali berbeda, tambahan atom belerang bertindak mirip sebagai ion sulfida. Ion tiosulfat tidak stabil oleh pemanasan, mengalami disproporsionasi menjadi tiga spesies dengan tingkat oksidasi belerang yang berbeda-beda yaitu sulfat, sulfide dan belerang. Tiosulfat bereaksi dengan asam membentuk endapan kuning belerang dan gas belerang dioksida. Dalam laboratorium, natrium tiosulfat berguna untuk titrasi redoks. e. Peroksodisulfat

Ion peroksodiosulfat mengandung satu jembatan diokso, -O-O- sehingga kedua atom belerang mempunyai tingkat oksidasi +6 tetapi kedua atom oksigen jembatan mempunyai tingkat oksidasi -1. Asam peroksodiosulfat berupa padatan putih, dua garam yang pentinga sebagai agen oksidator adalah kalium dan ammonium peroksodisulfat, dengan ion peroksodisulfat tereduksi menjadi ion sulfat. 6. Halida Belerang Senyawa-senyawa belerang-halogen adalah belerang-flourin, dan belerang-klorin. Belerang-flourin membentuk dua senyawa penting yaitu belerang heksaflourida, SF 6, dan belerang tetraflourida, SF4. Belerang heksaflourida berupa gas tak berwarna, tak berbau, tidak reaktif, berdaya racun rendah serta stabil; oleh karena itu, gas ini dapat dimanfaatkan sebagai insulator dalam sistem listrik bertegangan tinggi. Belerang heksaflourida mengadopsi bangun octahedron sesuai dengan ramalan teori VSEPR, dan ditinjau dari teori ikatan valensi, atom pusat S mengadopsi orbital hibrida sp3d2. Belerang heksaflourida berupa gas yang sngat reaktif, terurai oleh udara lembab (air) menjadi belerang dioksida dan hydrogen flourida. Belerang klorin hanya dengan tingkat oksidasi rendah. Lelehan belerang yang dialiri dengan gas klorin menghasilkan disulfur klorida, suatu cairan kuning beracun dengan titik leleh -80oC dan titik didih 138oC. disulfur klorida banyak digunakan pada proses vulkanisasi karet, menghasilkan hubungan-silang disulfur antara rantai-rantai atom karbon yang membuat karet menjadi lebih kuat.

DAFTAR PUSTAKA

B.Cobb, Allan. Chemistry Matters Volume 7 Nonmetals, Ahli Bahasa : Rudiyanto. Materi Kimia Volume 7 nonlogam. Bandung : Pakar Raya Cotton dan Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia Gauttreau, Ronald dan William. 2006. Fisika Modern Edisi 2. Jakarta: Erlangga

Keenan,dkk, Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 1, 1980, Jakarta, Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai