Anda di halaman 1dari 9

PENGENDALIAN HAMA, PENYAKIT DAN GULMA PADA TANAMAN KAKAO 1.

HAMA DAN PENGENDALIANNYA Masalah hama dan penyakit kakao merupakan salah satu kendala yang perlu diperhitungkan.dari kerugian yang ditimbulkannya dan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk penendaliaannya. Ada beberapa spesies serangga yang menjadi hama utama tanaman kakao, yaitu: a. Penggerek buah kakao (conopomorpha spp.) b. Kepik penghisap buah (helopeltis spp) c. Penyakit busuk buah (phytophthora palmivora) d. Ulat kilan (hyposidra talaka walker) e. Penggerek batang/cabang (zeuzera coffea nietn) f. Ulat api (darna trima moore) a.Penggerek buah kakao (PBK) Conopomorpha cramerella Buah kakao yang diserang berukuran panjang 8 cm, dengan gejala masak awal, yaitu belang kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas keluar larva. Pada saat buah dibelah biji-biji saling melekat dan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang dan ukurannya menjadi lebih kecil. Selain itu buah jika digoyang tidak berbunyi. b. Kepik penghisap buah (Helopeltis spp) Buah kakao yang terserang tampak bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman dengan ukuran bercak relatif kecil (2-3 mm) dan letaknya cenderung di ujung buah. Serangan pada buah muda menyebabkan buah kering dan mati, tetapi jika buah tumbuh terus, permukaan kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk. Bila serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering dan meranggas. c. Penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora) Buah kakao yang terserang berbercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari ujung atau pangkal buah. Penyakit ini disebarkan melalui sporangium yang terbawa atau terpercik air hujan, dan biasanya penyakit ini berkembang dengan cepat pada kebun yang mempunyai curah hujan tinggi dengan kondisi lembab. METODE PENGENDALIAN Usaha pengendalian hama/penyakit tersebut terutama dilakukan dengan sistem PHT (pengendalian hama terpadu).

Hama penggerek buah.

Pengendaliannya dilakukan dengan : (1) karantina; yaitu dengan mencegah masuknya bahan tanaman kakao dari daerah terserang PBK; 2) pemangkasan bentuk dengan membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 4m sehingga memudahkan saat pengendalian dan panen; (3) mengatur cara panen, yaitu dengan melakukan panen sesering mungkin (7 hari sekali) lalu buah dimasukkan dalam karung sedangkan kulit buah dan sisa-sisa panen dibenam; (4) penyelubungan buah (kondomisasi), caranya dengan mengguna-kan kantong plastik dan cara ini dapat menekan serangan 95-100 %. Selain itu sistem ini dapat juga mencegah serangan hama helopeltis dan tikus.; (5) cara kimiawi: dengan Deltametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Buldok 25 EC dengan volume semprot 250 l/ha dan frekuensi 10 hari sekali. Hama helopeltis

Pengendalian yang efektif dan efisien sampai saat ini dengan insektisida pada areal yang terbatas yaitu bila serangan helopeltis <15>15% penyemprot-an dilakukan secara menyeluruh. Selain itu hama helopeltis juga dapat dikendalikan secara biologis, menggunakan semut hitam. Sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun kelapa diletakkan di atas jorket dan diolesi gula. Penyakit busuk buah. Dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu: (1) sanitasi kebun, dengan memetik semua buah busuk lalu membenamnya dalam tanah sedalam 30 cm; (2) kultur teknis, yaitu dengan pengaturan pohon pelindung dan lakukan pemangkasan pada tanaman-nya sehingga kelembaban di dalam kebun akan turun; (3) cara kimia, yaitu menyemprot buah dengan fungisida seperti :Sandoz, cupravit Cobox, dll. Penyemprotan dilakukan dengan frekuensi 2 minggu sekali; (4) penggunaan klon tahan hama/penyakit seperti: klon DRC 16, Sca 6,ICS 6 dan hibrida DR1. (Prima Gustia,SP

d. ulat ikan (hyposidra talaka walker) ulat kilan aktif menyerang mulai dari larva yang baru menetas, terutama pada daun yang muda. Daun-daun nampak berlubang-lubang dan pada serangan yang berat daun tua pun diserang pula, sehingga tanaman menjadi gundul. Serangan ulat kilan ini sangat merugikan, terutama bila menyerang pada tanaman stadium bibit atau tanaman muda. Pengendalian a. Secara mekanis Dilakukan dengan menghilangkan daun-daun atau ranting yang terserang, kemudian ulat dikumpulkan dan dimusnahkan, atau di penndam kedalam tanah. b. Secara kimiawi

Bila serangan luas dianjurkan untuk melakukan penyemprotan dengan inteksida berdasarkan sistem pengendalian dini. Insektisida yang dapat dipergunakan antara lain: atabron 50EC, corsair 100EC, Matador 25 EC. c. Dengan insektisida organik non-sistemik Penyemprotan dengan ekstrak daun mimba (azadirachta indica a. Juss) dengan konsentrasi 5%-20% dapat mematikan ulat kilan. D. penggerek batang/ cabang zeuzera coffeae nient Penggerek dari zeuzera mengerek dari bagian samping batang atau cabang yang diameter 3-5 cm, panjang liang gerekan 40-50 cm. Pada batang atau cabang yang digerek terdapat lubang dengan kotoran dan bekas jaringan yang rusak. Akibat dari serangan ini batang atau cabang yang digerek menjadi layu, kering, dan mati. Pengendaliannya a. Secara mekanis Dilakukan dengan memotong batang atau cabang yang diserang batau digerek. Jarak pemotongan sekitar 10 cm ke arah pangkal yang diukur dari lubang gerekan, kemudian larva dimatikan. b. Secara kimiawi Larva zeuzera coffeeae tinggal didalam tanaman sehingga sulit dikendalikan dengan insektisida. Oleh karena itu, pengendalian secara kimiawi harus dilakukan dengan menyumbat lubang gerekan memakai yang sudah dibasahi dengan larutan insektisida racun pernapasan. Insektisida yang cukup efektif untuk mengendalikan hama ini adalah sistematik, yang diaplikasikan lewat tanah, atau diinfuskan lewat akar.

E. ulat api darna trima moore Serangan larva ini awal menimbulkan bintik-bintik yang tembus cahaya pada daun. Kemudian timbul bercak-bercak cokelat yang pnggirnya berwarna kuning yang dapat meluas ke seluruh permukaan daun, sehingga daun mati dan gugur. Larva tingkat lanjut mulai makan tepi helaian daun atau bagian tengah daun, sehingga berlubang-lubang besar. Pengendalian Pengendalian secara kimiawi adalah rdengan disemprot memakai insektisida, misalnya, ripcord 5 EC, sherpa 5 EC, tiodan 35 EC, anthio 330 EC, sevin 85 S, lannet l. Konsentrasi formulasi yang di gunakan 0,2% dan sasaran penyemprotan terutama pada permukaan bawah daun.

Penyakit utama tanaman kakao Beberapa penyakit utama dalam kakao adalah: Penyakit busuk buah( phytophhora palmivora) Penyakit kanker batang (phytophora palmivora) Penyakit VSD (vascular steak dieback) (oncobasidium theobromae talbot & keane) Penyakit antraknose colletorichum (colletotrichum gloeosporioides) Penyakit jamur upas (corticium salmonicolor B et Br) Penyakit akar merah (ganoderma pseudoforeum) Penyakit akar putih (leptoporus lignosus/ fomes lignosus klottzs-ch) Penyakit akar cokelat (phellinus lamaensis/fomes noxius corner) Penyakit busuk buah (phytophtora palmivora) Dapat menimbulkan kerugian hasil sampai mencapai 40%, terutama didaerah yang curah hujannya tinggi. Gejala serangan Buah kakao yang terserang mengalami perubahan warna menjadi cokelatkehitaman, mulai dari ujung buah atau pangkal buah dekat tangkai. Namun ada pula yang dimulai dari tengah buah. Hal ini disebabkan oleh adanya pembusukan jaringan pada buah yang diserang oleh patogen. Bila keaadaan lingkungan mendukung perkembangan penyakit ini, maka akan cepat menyebar ke seluruh bagian buah, sehingga buah menjadi berwarna hitam. Gejala tersebut dapat dijumpai pada buah muda maupun buah yang sudah masak. Penyebab penyakit Disebabkan oleh cendawan phytophthora palmivora (bulk) butl. Pada keadaan yang lembab cendawan ini dapat berkembangbiak dengan cepat. Pengendalian Penyakit busuk buah sampai saat ini belum dapat dikendalikan dengan tuntas. Dapat dilakukan dengan cara: Secara mekanis Buah-buah yang busuk dipohon diambil dan dikumpulkan, kemudian dipendam sedalam kurang lebih 30 cm dari permukaan tanah. Hal ini dapat menekan sumber infeksi serendah mungkin sehingga menghambat terjadinya infeksi baru. Secara kultur teknis Mengatur kelembapan kebun agar tidak terlalu tinggi, dengan cara mengatur naungan dan pangkasan tanaman kakao. Drainase kebun, diperbaiki agar perkembangan penyakit terhambat. Secara kimia Dilakukan dengan disemprot fungisida. Fungsida yang dapat digunakan adalah: fumgisida tembaga 0,3%, dengan interval dua minggu, dan fungisida madeb 0,2% dengan interval 1-2 minggu. Penyemprotan menggunakan knapsack sprayer dengan volume semprot 500 1/hari dan dilakukan pada saat buah sebagian besar telah berumur tiga bulan atau panjang buah sekitar

12 cm. Hibrida yang tahan penyakit yaitu DR 1 X Sca 12, DRC 16 X Sca 6, DRC X Sca 12. Penyakit kanker batang (phytophtora palmivora) Penyebab penyakit ini sama dengan busuk buah kakao, namun serangannya lambat, sehingga kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penyakit busuk buah. Kerugian akibat penyakit ini baru terasa dalam jangka waktu yang lama. Gejala serangan Pada kulit batang terdapat bercak berwarna cokelat-tua-kehitaman, berbatas jelas dan bentuknya tidak teratur. Bila disayat maka kulit bagian dalam berwarna merah anggur, dapat mematikan tanaman. Penyakit kanker ini berkembang cepat didaerah yang lembab. Penyebab penyakit Penularan ke batang dapat terjadi dari buah-buah yang sakit melalui tangkai yang telah terinfeksi. Penendaliaannya Dapat dilakukan dengan mengerok bagian batang yang terserang sampai batas yang sehat, kemudian diles dengan fungisida atau penutup luka. Penyakit VSD (Vascular streak dieback) Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang dikenal sebagai Oncobasidium teobroma. Ini pertama kali dibedakan pada tahun 1960 di Papua Nugini ketika disebabkan kerugian besar pohon di tanaman menghasilkan. Penyakit ini telah menyebar sejak saat itu dan ditemukan di Asia Tenggara, menyebabkan kerugian besar di perkebunan komersial besar di Malaysia. Gejala serangan -mati pucuk -daun menguning dengan bercak-bercak hijau pada flush ke-2 atau ke-3 dari ujung. -pada bekas duduk daun ditemukan tiga nokhtah cokelat. -adanya garis-garis cokelat pada jaringan kayu ranting yang sakit, yang kelihatan jelas apabila ranting sakit dibelah. -terdapat nekrotis diantara tulang daun seperti gejala kekurangan unsur ca. Penyebab penyakit Disebabkan oleh cendawan oncobasidium theobromae talbot dan keane. Spora dari cendawan ini dapat disebarkan oleh angin. Daun-daun mudah kena terinfeksi, oleh jamur ini. Dari saat infeksi sampai timbul gejala daun menguning memerlukan waktu antara 3-6 bulan. Pengendalian -pangkasan sanitasi, yaitu memangkas atau memotong ranting yang sakit sampai batas tidak ditemukan lagi garis cokelat pada jaringan kayu dan ditambah kurang lebih 30 cm dibawahnya. - apabila jamur ini ditemukan dipembibitan, maka bibit tersebut dicabut/dibongkar dan dibakar. Bibit yang masih sehat disemprot dengan fungisida biterfanol agar tidak terinfeksi. Penyakit antraknose colletotrichum (calletotrichum gloeosporioides) Gejala serangan Pada daun

Pada daun muda terlihat bintik-bintik nekrotis berwarna cokelat. Setelah daun berkembang, bintik nekrotis menjadi bercak berlubang dengan berwarna kuning. Pada daun tua terjadi bercak nekrotis tidak beraturan. Pada buah Buah muda lebih rentan dari pada buah tua. Buah muda yang terserang akan menjadi layu dengan bintik-bintik cokelat. Selanjutnya bintik cokelat akan menjadi bercak cokelat berlekuk (antraknose) dan akhirnya buah mengering menjadi mumi. Buah tua yang terserang tidak mengalami layu, hanya terjadi antranose dan mengeriput/mengerut pada bagian ujungnya. Akan mengakibatkan buah kecil-kecil jumlahnya menurun. Penyebab penyakit Disebabkan oleh cendawan colletotrichum gloeosporioides. Penyebarannya dibantu oleh air hujan, angin, dan serangga. Namun yang sering adalah oleh air hujan dan angin, dapat menyebar dari daun atau buah yang sakit ke daun atau buah dalam satu pohon atau ke pohaon lainnya. Cara pengendaliannya - Pemupukan yang tepat agar diperoleh kondisi tanaman yang baik. - Pemberian pohon naungan secukupnya sesuai dengan kondisi tanaman dan lingkungannya. - Pemangkasan ranting-ranting sakit dan memusnahkan buah-buah busuk. - Melindungi flush yang tumbuh pada musim hujan dengan fungisida berbahan aktif Mankozeb misalnya dithane M 45, klorotalonil (daconil), prokloras (sportak),dll. Dilakukan bila flush masih berukuran panjang kurang dari 5 cm. Penyakit jamur upas ( corticum salmoniolor B et Br) Gejala serangan - fase rumah laba-laba jamur mula-mula membentuk miselium tipis-mengkilat seprti sutera atau perak. Pada fase ini jamur belum masuk kedalam jaringan kulit cabang. - Fase bongkol Jamur membentuk kumpula-kumpulan hifa yang sering terdapat di depan lentisel. - Fase corticium Jamur membentuk kerak berwarna merah-jambu atau berwarna seperti ikan salem. Kerak ini terdiri dari basida. Kulit dibawah kerak menjadi busuk. - Fase nekator Jamur dapat berkembang terus dan membentuk piknidia berwarna merah-tua dan biasanya terdapat pada sisi yang lebih kering. Penyebab penyakit Jamur upas bersifat polibag. Jamur upas berkembang cepat pada kebun yang lembab, treutama bila pemangkasan pohon penaung atau kakao terlambat, lebih-lebih pada musim hujan. Pengendalian - Memotong cabang/ranting yang terserang pada tempat yang masih sehat. Bila sudah sampai fase corticium atau nekator, sebelum

cabang/ranting dipotong terlebih dahulu dioles dengan fungisida agar spora tidak berhamburan. - Apabila serangan masih pada fase rumah laba-labah, maka pengendalian dapat dilakukan dengan membersihkan miselium, misalnya dengan mengerok cabang/ranting yang terserang dengan sabut. Selanjutnya dioles dengan fungisida misalnya Calixin RM atau Cupravit. - Memusnahkan sumber infeksi di dalam maupun di luar kebun. Penyakit akar Ada beberapa penyakit akar yaitu, penyakit akar merah, penyakit akar cokelat dan penyakit akar putih. Gejala pada bagian tanaman diatas tanah akibat dari ketiga penyakit tersebut adalah sama yaitu: daun menguning, layu, dan akhirnya mengering. Serangan yang berat akan mematikan tanaman. - Penyakit akat merah ( ganoderma pseudoforeum) Penyakit ini disebabkan oleh jamur ganoderma peseudoforeum.perkembangan penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kelembaban yang tinggi. G.peseudofereum terdapat pada daerah yang ketinggiannya kurang dari 900m dari permukaan laut.penularan dari tanaman sakit ketanaman yang sehat dapat terjadi karena kontak akar. Penyakit akar coklat(Phellinus lamaensis/pomes noxsius corner) - Gejala serangan Akar tunggang yang terserang tertutup oleh kerak yang terdiri dari butirbutir tanah yang melekat sangat kuat,tidak hilang meskipun dicuci dan disikat.diantara butir-butir tanah terdapat jaringan jamur berwarna coklat tua sampai coklat kehitaman.miselium mengeluarkan lendir,sehingga butir-butir tanah terikat kuat. - Penyebab penyakit Penularan terjadi dengan adanya kontak langsung antara akar sakit dengan akar sehat.penularan berlangsung sangat lambat karena kontak akar besar terjadinya lebih jarang padahal penyakit ini umumnya menyerang akar. Penyakit akar putih (leptoporus lignosus/fomes noxius klottzs-ch.) - sGejala serangan Permukaan akar yang terserang terdapat miselium berwarna putih, yang menjalar sepanjang akar. Miselium bercabang-cabang, meluas seperti bulu. Miselium melekat erat pada permukaan akar. - Penyebab penyakit Jamur bertahan pada sisa-sisa akar dan kayu-kayu. Penularan lewat kontak antar akar atau dengan perantaan rhizomorf. Infeksi jamur lebih muda melalui luka atau lentisel. Jamur umumnya menyebar pada kebun muda. - Pengendalian o Pohon yang mati atau mengalami serangan harus dibongkar berikut akar-akarnya sampai bersih, kemudian dikumpulkan dan dibakar. Pada bekas lubang diberi belerang sejumlah lebih kurang 600 gr perlubang. o Membuat selokan isolasi sedalam 80 cm di sekitar pohon yang mati, untuk mencegah penularan ke pohon yang lain.

o Sekitar pohon yang mati diperiksa akarnya. Jika serangan masih ringan, miselium yang melekat pada akar tersebut dibersihkan dengan sikat, kemudian diolesi dengan fungisida misalnya alixin CP,Fomac 2,Shell Collar protectant atau ingropaste. Penyakit tunas bengkak (marmor theobromae posnette) - Gejala serangan o Pada tanaman muda terjadi pembengkakan-pembengkakan pada akar tunggang. Pada tanaman yang lebih tua terjadi pembengkakan pada akar-akar lateral. - Penyebab penyakit Penyakit ini disebabkan oleh virus tunas bengkak kakao (cocoa swollen shoot virus CSSV). Atau sering disebut marmor theobromae pisnette) Penyakit sapu (crinipellis perniciosa (stahel) singer) - Gejala serangan Penyakit ini menyerang buah muda yang panjangnya sekitar 2 cm. Buah yang terserang membengkak dan mati. Buah dewasa yang terserang penyakit sapu akan terjadi bercak-bercak keras dan berwarna gelap pada dinding buah,biji-biji yang terserang akan menjadi massa seprti lendir. - Penyebab penyakit Curah hujan yang tinggi dan kelembaban yang tinggi akan memacu perkembambangan jamur dengan membentuk badan buah. Spora-spora yang dihasilkan akan menyebar pada awal musim hujan, pada saat tanaman kakao membentuk flush baru. Penyakit sapu banyak menyerang pada musim hujan. - Pengendalian o Membersihkan ranting-ranting dan buah-buah yang terserang sebelum membentuk badan buah, misalnya 2 x setahun. o Pengendalian dengan fungisida yang mengandung Cu, Natrium penta kloronaftenat, dan dinitro-O-kresol. o Mengurangi kelembaban kebun. o Melakukan pemupukan tanaman kakao secara seimbang. o Mencegah masuknya penyakit kedaerah-daerah yang belum terjangkit. Penyakit busuk buah monilia (monilia roreri, et parodi) - Gejala serangan Buah yang sudah dewasa biji-biji menjadi busuk dan hancur, menjadi massa seperti lendir. Pada kulit buah terdapat bercak-bercak seperti buah yang sudah masak. Sedangkan bagian lain masih hijau, tetapi bercak tersebut kelak menjadi cokelat diliputi miselium jamur berwarna putihkotor. Akhirnya membentuk tepung berwarna jingga yang terdiri dari spora jamur. - Penyebab penyakit Disebabkan oleh jamur monilia roreri cif. Et parodi. - Pengendalian Buah-buah yang sakit dipetik dan dibakar untuk mengurangi sumber infeksi. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan belerang, fungisida organik yang mengandung logam misanya Brestan, Maneb, dll.

Penyakit belang daun - Gejala serangan o Terdapat bercak klirotik yang tersebar tidak teratur pada helain daun yang terserang. o Vein clering, tulang-tulang daun menjadi pucat, dengan jalur dikanan kirinya. o Vein banding, tulang-tulang daun dan jalur dikanan kirinya berwarna hijau-tua, sedangkan jaringan diantaranya menjadi pucat atau klorotik. o Oak- leaf pattern (berpola daun oak), terdapat jalur-jalur klorotik bergerigi dikanan kiri tulang-tulang daun yang besar. - Penyebab penyakit Disebabkan oleh virus yang sementara disebut virus belang daun kakao (cocoa leaf mottle virus, CLMV)

Pengendalian gulma 1. Masalah gulma pada kakao Pengendalian gulma harus diperhitungkan dengan baik, sebab disamping merugikan, gulma juga menguntungkan, yaitu: Gulma merupakan sunber bahan organik Gulma sebagai sumber pakan ternak Gulma sebagai penutup tanah dan mencegah erosi. 2. Jenis-jenis gulma pada kakao Golongan rumputan - Alang-alang (imperata cylindrica) - Pahitan (paspalum conjungatum) - Jambean (setaria plicata) Gulma berdaun lebar - Mikania (micania micrantha) - Wedusan (angeratumconyzoides) - Najan (alternanthera brazilliana) Gulma teki - Teki (cyperus rutundus) - Teki udelan (cyperus kyllingia) Gulma epifit - Lumut - Picisan (drymoglossum piloselloides) 3. Pengendalian gulma Membabat gulma dengan sabit atau alat-alat lain yang serupa. Mencabut dan memebersihkan gulma dengan tangan. Menggunakan alat-alat mekanis/traktor. Menggunakan cangkul atau garpu.

Anda mungkin juga menyukai