Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BIOLOGI

ROY MUHAIMINU XB/35

Kelas Hydrozoa Kelas Scyphozoa Cacing fasciola hepatica Cacing chonorchis sinesis Cacing taenia saginata

KELAS HIDROZOA
Kelas Hydrozoa, mempunyai nematosista hanya di lapisan epidermis. Memiliki tubuh yang kecil. Kebanyakan mengalami pergiliran keturunan, namun demikian , diantaranya tidak mengalami fase medusa atau mempunyai fase polip yang sangat kecil. Contoh, Hydra viridis, obelia genialata.

Hydra dan tunas

Hydra reproduksi aseksual dengan pembentukan tunas atau kuncup yang umunya terdapat di bagian bawah. Reproduksi seksual melalui pembuahan ovum oleh spermatozoid. Ovum dihasilkan oleh ovarium yan terlihat sebagai tonjolan pada tubuh bagian bawah, sedangkan spermatozoid di hasilkan oleh testis yang terlihat sebagai tonjolan pada tubuh bagian atas.

Obelia hidup berkoloni, mempunyai dua bentuk tubuh, yaitu generasi polip dan medusa. Setiap individu mempunyai dua macam polip, yaitu polip hidran yang berfungsi untuk makan dan gonangium yang berfungsi untuk membentuk medusa. Reproduksi aseksual maupun seksual terjadi secara bergiliran. Hydrozoa

Daur Hidup Hydrozoa Obelia Hydrozoa berasal dari bahasa yunani, yang mempunyai arti hydro = air,dan zoa = hewan. Sebagian besar Hydrozoa memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Hydrozoa dapat hidup soliter.Contoh Hydrozoa adalah Hydra, Obelia, dan Physalia. Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut.Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Contoh jenis dari kelas tersebut adalah Hydra, yang hidup di dalam air tawar. Ujung tempat letaknya mulut disebut ujung Oral sedangkan yang melekat pada dasar disebut ujung Aboral. Cara reproduksi hewan disebut adalah dengan cara vegetatif maupun generatif. Contoh lain adalah Obelia

KELAS SCYPHOZOA
Daur hidup Aurelia

Medusa dewasa ovum, sperma zigot planula schifistoma (polip muda) strobila efira (medusa muda) medusa dewasa Aurelia aurita merupakan anggota filum Coelenterata, kelas Scyphozoa. Mempunyai bentuk seperti mangkuk dan dikenal sebagai Jelly Fish. Hidup di laut secara planktonik, melayang pada badan air. Hewan ini memiliki lapisan mesoglea yang tebal dan dapat digunakan sebagai sumber nutrisi. Pada masa hidupnya, bentuk tubuh medusa lebih dominan dibandingkan dengan bentuk polip. Bentuk polip hanya dijumpai pada waktu larva. Hewan ini memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan ovum oleh sperma secara internal di dalam tubuh individu betina. Hasil pembuahan adalah zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula. Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah menempel. Silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda disebut scifistoma, kemudian membentuk tunas-tunas lateral sehingga tampak seperti tumpukan

piring atau strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri menjadi medusa disebut efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa. ( Arya )

CACING

Fasciola hepatica
Daur Hidup
Cacing ini tidak mempunyai anus dan alat ekskresinya berupa sel api. Cacing ini bersifat hemaprodit, berkembang biak dengan cara pembuahan sendiri atau silang, jumlah telur yang dihasilkan sekitar 500.000 butir. Hati seekor domba dapat mengandung 200 ekor cacing atau lebih. [3] Karena jumlah telurnya sangat banyak, maka akan keluar dari tubuh ternak melalui saluran empedu atau usus bercampur kotoran. Jika ternak tersebut mengeluarkan kotoran, maka telurnya juga akan keluar, jika berada di tempat yang basah, maka akan menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium. Larva tersebut akan berenang, apabila bertemu dengan siput Lymnea auricularis akan menempel pada mantel siput. Di dalam tubuh siput, silia sudah tidak berguna lagi dan berubah menjadi sporokista. Sporokista dapat menghasilkan larva lain secara partenogenesis yang disebut redia yang juga mengalami partenogensis membentuk serkaria. Setelah terbentuk serkaria, maka akan meninggalkan tubuh siput dan akan berenang sehingga dapat menempel pada rumput sekitar kolam/sawah. Apabila keadaan lingkungan tidak baik, misalnya kering maka kulitnya akan menebal dan akan berubah menjadi metaserkaria. Pada saat ternak makan rumput yang mengandung metaserkaria, maka sista akan menetas di usus ternak dan akan menerobos ke dalam hati ternak dan berkembang menjadi cacing muda, demikian seterusnya.

Daur Hidup Penjelasan : Telur > Larva Mirasidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea > Sporokista > berkembang menjadi Larva (II) : Redia > Larva (III) : Serkaria yang berekor, kemudian keluar dari tubuh keong > Kista yang menempel pada tetumbuhan air (terutama selada air > Nasturqium officinale) kemudian termakan hewan ternak (dapat tertular ke orang, apabila memakan selada air) > masuk ke tubuh dan menjadi Cacing dewasa menyebabkan Fascioliasis.

Clonorchis sinensis

Anda mungkin juga menyukai