Anda di halaman 1dari 5

Pengertian daerah otonom dimaksud agar daerah yang bersangkutan dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya sendiri yang

tidak bergantung kepada pemerintah pusat, oleh karena itu daerah otonom harus mempunyai kemampuan sendiri untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri melalui sumber-sumber pendapatan yang dimiliki. Hal ini meliputi semua kekayaan yang dikuasai oleh daerah dengan batas-batas kewenangan yang ada dan selanjutnya digunakan untuk membiayai semua kebutuhan dalam rangka penyelenggaraan urusan rumah tangganya sendiri. Perencanaan strategis pemerintah daerah dalam meningkatkan sumber-sumber pendapatan asli daerah yaitu melalui analisis potensi pendapatan daerah, peningkatan sektor-sektor yang menjadi daya tarik investasi daerah, seperti keamanan, politik dan sosial budaya, ekonomi daerah, kelembagaan, tenaga kerja, dan infrastruktur fisik, penyusunan perda yang kondusif terhadap iklim usaha dan investasi, serta meningkatkan strategi daerah dalam menarik investor. Jika pemerintah daerah meningkatkan pajak daerah maka hal tersebut akan memberatkan masyarakatnya padahal pemerintah daerah perlu sumber daya untuk melaksanakan pelayanan. Terkait upaya peningkatan retribusi daerah, jika retribusi daerah ditingkatkan maka pemerintah daerah harus memberikan pelayanan tertentu sedangkan pelayanan tersebut memerlukan sumber daya agar bisa tercapai. Pada sisi upaya peningkatan laba perusahaan daerah, jika pemerintah daerah berupaya meningkatkan laba perusahaan daerah berarti pemerintah daerah harus membuat perusahaan terlebih dahulu. Padahal pemerintan daerah belum memiliki sumber daya untuk membuat perusahaan daerah dan membutuhkan waktu lama agar suatu perusahaan daerah bisa memberikan laba. Beberapa kebijakan yang dapat dilaksanakan oleh pemda untuk meningkatkan sumbersumber PAD-nya adalah 1. Penyerahan beberapa pajak dan retribusi yang masih dipegang oleh Pusat kepada Daerah dengan tetap mempertimbangkan faktor efisiensi ekonomi, mobilitas obyek pajak serta fungsi stabilitasi dan distribusi pajak itu sendiri. Adapun pajak-pajak tersebut antara lain : PBB dan BPHTB dapat dialihkan ke Daerah dimana Daerah diberi wewenang untuk menetapkan dasar penggenaan pajak dan tarif sampai batas tertentu meskipun adminstrasinya masih dilakukan oleh Pusat. Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi yang sekarang dibagi hasilkan, dapat dialihkan dalam bentuk piggy back dimana Daerah seyogyanya diberikan wewenang untuk mengenakan opsen sampai batas tertentu di bawah wewenang penuh Pemerintah Kab/Kota.

2. Memperluas basis penerimaan pajak melalui identifikasi pembayar pajak baru/potensial serta meningkatkan efisiensi dan penekanan biaya pemungutan. Diharapkan biaya pengenaan pajak jangan sampai melebihi dana yang dapat diserap dari pajak itu sendiri.
3. Meningkatkan kinerja dan kesehatan BUMD dengan tindakan yang ditujukan untuk

membuat setiap BUMD menghasilkan laba termasuk mengubah mekanisme pengendalian oleh Pemerintah Daerah yang semula kontrol secara langsung melalui berbagai bentuk perizinan, aturan, dan petunjuk menjadi kontrol yang berorientasi kepada hasil. Artinya Pemerintah Daerah selaku pemegang saham hanya menentukan target kuantitatif dan kualitatif yang menjadi performance indicator yang harus dicapai oleh manajemen, misalnya Return On Equity (ROE) tertentu yang didasarkan kepada benchmarking kinerja yang sesuai dengan perusahaan sejenis;Pengkajian secara komprehensif terhadap keberadaan BUMD, karena selama ini BUMD dianggap kurang tepat bila disebut sebagai lembaga korporasi, khususnya, dikaitkan dengan upaya pemberdayaan BUMD agar dapat menjadi salah satu sumber keuangan daerah; 4. PAD sampai presentase tertentu digunakan untuk pembayaran gaji pokok aparat Daerah dengan memberikan standar yang sama di seluruh Indonesia. Untuk beberapa Daerah yang memiliki PAD tinggi dan kelebihan setelah digunakan untuk pembayaran gaji pokok dapat dimanfaatkan sebagai kekayaan Daerah. Sementara DAU yang diterima sampai prosentase tertentu digunakan untuk dana operasional (tunjangan) aparat Daerah, pelayanan publik yang bersifat intangible serta proyek pembangunan jangka pendek. Sementara DAK diarahkan untuk mensukseskan program nasional yang bersifat prioritas serta pencapaian Standar Pelayanan Minimal di masing-masing Daerah. Sementara untuk proyek pembangunan Daerah jangka panjang diarahkan pada sumber dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan melalui Propinsi dan Menteri Teknis. Beberapa bentuk kegiatan peningkatan pengolahan potensi-potensi daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) : 1. Sektor pertambangan provinsi Sulawesi Tenggara cukup potensial dan menjadi perhatian investor nasional maupun asing yang bergerak di bidang pertambangan. Sulawesi Tenggara memiliki kandungan tambang yang sangat potensial dan telah banyak perusahaan yang telah melakukan eksplorasi utamanya kabupaten Buton, Konawe, Konawe Utara, dan kabupaten lain di Sulawesi Tenggara. Hal ini membuktikan bahwa Sulawesi Tenggara memilki potensi pertambangan yang dapat diandalkan, namun belum dioptimalkan pemanfaatannya. Pengoptimalan potensi pertambangan dapat dilakukan dengan :

peningkatan nilai tambah hasil tambang adalah proses pengolahan hasil tambang yang

bertujuan untuk menghasilkan suatu produk atau komoditi sehingga nilai ekonomi dan daya gunanya meningkat lebih tinggi dari sebelumnya, serta aktivitas yang ditimbulkan akan memberikan dampak positif terhadap perokonomian dan sosial baik bagi daerah operasional, pusat, maupun daerah non operasional. mendorong peningkatan investasi dan penerimaan negara dan mendorong pengembangan nilai tambah produk komoditi hasil tambang seperti pengolahan, pemurnian, local content, local expenditure, tenaga kerja, dan CSR.
pengelolaan ssumber daya mineral yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan untuk

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Produk pertambangan diyakini melalui proses pengolahan akan dapat meningkatkan investasi dan penerimaan negara (pusat dan daerah), meningkatkan ketersediaan bahan baku industri juga penyerapan tenaga kerja serta efek multiplier lainnya yang dapat meningkatkan perekonomian daerah setempat.
2. Pengembangan daerah melalui sektor pertanian melalui :

Pengembangan daerah berbasis hasil perkebunan.


Peningkatan pertanian berbasis hortikultura. Pengembangan pusat pengolahan dan hasil pertanian pada pusat produksi.

Mendorong peningkatan produksi, pengolahan dan pemasaran produk pertanian unggulan. Pengembangan produk unggulan daerah. Pengembangan fungsi daerah sesuai potensi wilayah. Peningkatan nilai tambah produk pertanian dengan pengolahan hasil; Mendorong eksport hasil pertanian unggulan daerah; serta Pengembangan fasilitas sentra produksi-pemasaran pada pusat kegiatan ekonomi. Peningkatan sarana dan prasarana pertanian untuk meningkatkan nilai produktivitas pertanian; Pemberian insentif pada lahan yang telah ditetapkan sebagai lahan abadi pertanian pangan. Pengendalian secara ketat kawasan yang telah ditetapkan sebagai lahan abadi pertanian pangan. Pengembangan produk unggulan disertai pengolahan dan perluasan jaringan pemasaran;

Peningkatan kemampuan permodalan melalui kerjasama dengan swasta dan pemerintah; serta Pengembangan sistem informasi dan teknologi pertanian.

3. Dari sektor kelautan dan perikanan dapat dilakukan melalui : Perlunya peningkatan armada penangkapan ukuran kecil untuk mendukung peningkatan produksi nelayan tangkap; Perlunya pengembangan dan penyebaran lokasi-lokasi pabrik dan cold storage untuk mengawetkan dan meningkatkan nilai hasil tangkap nelayan; Mengembangkan hatchery (pemijahan ikan dan lobster) untuk memudahkan nelayan dan petani budidaya ikan dan lobster dalam memperoleh bibit; Menyediakan kapal-kapal tangkap (kapal gae) ukuran sedang untuk mendukung penyediaan pakan budidaya ikan; Mengembangkan lembaga-lembaga keuangan dan lembaga penjamin usaha untuk mendukung petani/nelayan dalam mengembangkan usaha di bidang kelautan dan perikanan, termasuk mengembangkan hasil ikutannya. 4. Sektor perkebunan yang dapat dilakukan melalui : Perlunya upaya-upaya peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan melalui : ekstensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi komoditas perkebunan melalui bantuan pembiayaan pengembangan perkebunan secara luas (untuk komoditas strategis selain kakao); Perlunya mekanisme pemanfaatan lahan terutama pada kawasan hutan produksi yang lebih sederhana; Perlunya upaya-upaya menstabilkan harga dan mendukung pengembangan pemasaran hasil perkebunan melalui penyediaan modal dan lembaga penjamin usaha. 5. Pengolahan limbah B3, seperti limbah Fly Ash, limbah Bottom Ash, limbah dust grinding, limbah slug, hingga limbah paper sludge menjadi berbagai produk baru seperti batako untuk membangun rumah.
6. Investasi pengelolaan sampah sangat bermanfaat untuk mengurangi polusi dan pencemaran

dengan konsep zero pollution recycle karena seluruh sampah dimanfaatkan tanpa menyisakan residu. Konsep pengelolaan sampah pasar yang ditawarkan adalah menggunakan teknologi terapan yang diaplikasi dari berbagai teknologi canggih berbagai negara agar mendapatkan suatu teknik pengolahan sampah yang benar-benar sempurna dan bermanfaat guna. Salah satu produkyangdihasilkan adalah pupuk organik berupa kompos

yang sangat dibutuhkan oleh para petani untuk peningkatan produktivitas usaha tani mereka. Untuk meningkatkan nilai tambah pengolahan sampah, perlu diintegrasikan dengan pemeliharaan ternak sapi di lokasi pengolahan sampah, sehingga sampah-sampah sayuran seperti limbah kol, jagung, nangka, pisang masih dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak, di sisi lain kotoran pakan ternak dapat menjadi bahan campuran pembuatan pupuk kompos/organik. Pada saat yang bersamaan akan diperoleh manfaat reduksi limbah pasar,penjualan pupuk organik dan keuntungan dari pemeliharaan ternak sapi yang dijual pada saat harga tinggi.

Anda mungkin juga menyukai