Anda di halaman 1dari 4

Grouting adalah suatu proses, dimana suatu cairan campuran antarasemen dan air diinjeksikan dengan tekanan kedalam

rongga, pori, rekahandan retakan batuan yang selanjutnya cairan tersebut dalam waktu tertentuakan men-jadi padat secara fisika maupun kimiawi. Menurut Dwiyanto (2005), grouting adalah penyuntikan bahan semi kental (slurry material) ke dalam tanah atau batuan melalui lubang bor, dengan tujuan menutup diskontruksi terbuka, rongga-rongga dan lubang-lubang pada lapisan yang dituju untuk meningkatkan kekuatan tanah. Sedangkan Budiyanto (2000), menyebut grouting sebagai penginjeksian material perekat ke dalam tanah atau batuan yang lulus air dengan tujuan untuk menutup pori dan rekahan. Menurut Pangesti (2005), fungsi grouting di dalam tanah atau batuan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Penetrasi atau Penembusan (permeation/penetration) Grouting mengalir ke dalam rongga tanah dan lapisan tipis batuan dengan pengaruh minimum terhadap struktur asli. b. Kompaksi atau Pemadatan (compaction/controlled displacement) Material grouting dengan konsistensi sangat kental dipompakan ke dalam tanah sehingga mendorong dan memadatkan. c. Rekah Hidrolik (hydraulic fracturing) Apabila tekanan grouting lebih besar dari kuat tarik batuan atau tanah yang di grouting, akhirnya material pecah dan grouting dengan cepat menembus zona rekahan

Manfaat dari suatu pekerjaan grouting antara lain adalah sebagai berikut (Dwiyanto, 2005): a. Menahan aliran air dan mengurangi rembesan b. Menguatkan tanah dan batuan c. Mengisi rongga dan celah pada tanah dan batuan sehingga menjadi padat d. Memperbaiki kerusakan struktur e. Meningkatkan kemampuan anchor dan tiang pancang f. Menghindarkan dari material fluida yang dapat merusak tanah atau batuan Pelaksanaan grouting Pelaksanaan grouting meliputi penentuan titik grouting, uji permebilitas, pemboran dan grouting (Dwiyanto, 2005). Berikut ini adalah uraian secara singkat mengenai tahap pelaksanaan grouting: a. Penentuan titik grouting Penentuan titik grouting berpatokan pada stasiun-stasiun yang ditentukan di lapangan melalui penyelidikan oleh tenaga ahli. Jarak tiap-tiap titik grouting disesuaikan dengan kebutuhan. b. Pemboran Pelubangan titik grouting dilakukan dengan cara di bor. Dalam grouting ada 2 macam pemboran, yaitu pemboran dengan pengambilan core dan pemboran tanpa core. Diameter lubang bor adalah 76 cm untuk pemboran coring dan 46 mm untuk pemboran non coring. Khusus untuk permboran dengan coring diperlukan mesin dengan penggerak hidrolik agar kualitas core yang dihasilkan lebih bagus. c. Uji Permeabilitas atau Test Lugeon Uji permeabilitas pertama kali diperkenalkan oleh Lugeon pada tahun 1933, yang bertujuan untuk mengetahui nilai lugeon (Lu) dari deformasi batuan. Nilai lugeon adalah suatu angka yang menunjukkan berapa liter air yang bisa merembes ke dalam formasi batuan sepanjang satu meter selama periode satu menit, dengan menggunakan tekanan standar 10 Bars atau sekitar 10 kg/cm2. Angka ini hampir sama dengan koefisien kelulusan air sebesar 1 x 10-5 cm/detik. Nilai lugeon dapat memberikan informasi mengenai sifat aliran dalam batuan dan sifat batuan itu sendiri terhadap aliran air yang melaluinya. Metode pengujiannya adalah dengan cara memasukkan air bertekanan ke dalam lubang bor, menggunakan peralatan yang disebut rubber packer, yang digunakan untuk menyumbat lubang bor. Peralatan lain yang digunakan dalam uji permeabilitas antara lain: Waterflow Meter untuk mengetahui debit air Stop Watch untuk menentukan waktu rembesan Pressure Gauge untuk mengetahui tekanan air Water Pump untuk memompa air

Untuk pengujian dengan tekanan kurang dari 10 kg/cm2, dibuat ekstrapolasi sehingga bentuk persamaannya menjadi:

Lu= 10Q/PL
Keterangan: Lu = Lugeon unit (l/mnt/m) Q = debit aliran yang masuk (l/mnt) P = tekanan total (Po+Pi) (kg/cm2) L = panjang lubang yang di uji (m) d. Grouting Tahap pekerjaan grouting dilakukan dengan cara menyuntikkan bahan semi kental (slurry material) ke dalam tanah atau batuan melalui lubang bor. Komponen utama peralatan grouting adalah grout mixer dan grout pump. 1. Grout Mixer Grout mixer adalah mesin pencampur material yang akan disuntikkan ke dalam tanah atau batuan. Umumnya grout mixer mempunyai kapasitas mencampur (batching) sebesar 200 liter/batch. 2. Grouting Pump Grouting pump berperan untuk memompa air maupun campuran grouting. Kapasitas pemompaan minimum 100 liter/menit pada tekanan pompa 6 kg/cm2 dan mampu mencapai tekanan hingga 20 kg/cm2.

Tipe-Tipe Grouting dan Kegunaannya Menurut Warner (2005), grouting dapat dibedakan menjadi 6 tipe, yaitu: a. Sementasi Penembusan (Permeation Grouting) Grouting penembusan (permeation grouting) disebut juga grouting penetrasi (penetration grouting), yang meliputi pengisian retakan, rekahan atau kerusakan pada batuan, rongga pada sistem pori-pori tanah serta media porous lainnya. Tujuan

grouting penembusan adalah untuk mengisi ruang pori (rongga), tanpa merubah formasi serta konfigurasi maupun volume rongga. Grouting jenis ini dapat dilakukan untuk tujuan penguatan formasi, menghentikan aliran air yang melaluinya, maupun kombinasi keduanya. Grouting penembusan dapat meningkatkan kohesi tanah. b. Sementasi Pemadatan (Compaction Grouting) Grouting pemadatan dilakukan dengan cara menginjeksi material grouting sangat kaku (stiff) pada tekanan tinggi ke dalam tanah. Grouting pemadatan merupakan mekanisme perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan daya dukung tanah. Karena volume struktur pori tanah berkurang, maka permeabilitasnya juga akan berkurang. Meskipun begitu, grouting pemadatan tidak dapat sepenuhnya mencegah terjadinya rembesan. Grouting pemadatan mampu meningkatkan beban tanah untuk mengompakkan atau memadatkannya. c. Sementasi Rekahan (Fracture Grouting) Grouting rekahan dilakukan pada rekahan hidrolik yang terdapat pada tanah dengan fluida suspensi atau material grouting slurry, untuk menghasilkan hubungan antar lensa grouting dan memberikan penguatan kembali (reinforcement). Umumnya grouting rekahan digunakan pada tanah dengan permeabilitas rendah. Grouting rekahan dapat dilakukan pada beberapa jenis tanah dan kedalam, terutama sangat baik pada material lempung. d. Sementasi Campuran/ Jet (Mixing/ Jet Grouting) Grouting jet dilakukan dengan cara mengikis tanah menggunakan jet bertekanan tinggi dan injeksi serentak ke dalam tanah yang terganggu dengan jet monitor. Grouting tipe ini juga dapat digunakan untuk melakukan penyemenan di sekeliling tiang atau pondasi. e. Sementasi Isi (Fill Grouting) Semua rongga yang dihasilkan secara alami maupun buatan, kadang-kadang membutuhkan suatu pengisian atau penutupan. Pada jaman dahulu, pengisian dilakukan menggunakan peralatan yang sama dengan alat grouting tipe lainnya. Saat ini, grouting isi dilakukan menggunakan peralatan khusus dengan campuran concrete atau mortar. f. Sementasi Vakum (Vacuum Grouting) Umumnya pekerjaan grouting dilakukan dengan cara mendorong material grouting ke dalam formasi dengan tekanan tinggi. Akan tetapi, pada kondisi tertentu hasilnya tidak memuaskan. Oleh karena itu, vakum digunakan untuk menyedot material grouting masuk ke dalam bagian yang mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut harus diisolasi dari tekanan barometrik terlebih dahulu, sehingga dengan kondisi yang vakum, material grouting akan tersedot dan tertarik ke dalam kerusakan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai