Anda di halaman 1dari 57

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Kurangnya prestasi dan motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran ekonomi disebabkan karena pendekatan pembelajaran yang dilakukan sering kali monoton, hanya guru saja yang kita lihat berbicara di depan kelas dan pengajaran hanya ditekankan kepada upaya menjelaskan saja tanpa meminta siswa lebih aktif untuk melakukan pelatihan di depan kelas. padahal keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan soal maupun tugas-tugas sangat menunjang siswa untuk termotivasi dan memiliki keberanian dalam menyampaikan pemahaman yang mereka dapatkan dari penjelasan guru. Dengan kata lain cara belajar siswa aktif sering di abaikan dalam proses belajar-mengajar sehingga mengakibatkan siswa tidak terlatih untuk memiliki keberanian di depan kelas pada saat merespon pelajaran khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Karena siswa tidak terlatih dan termotivasi dalam proses pembelajaran ekonomi maka ini berpengaruh pada tingkat prestasi belajar siswa, semakin tinggi motivasi dan sering terlatihnya siswa berdiskusi dan menjawab soal maka semakin tinggi tingkat prestasi siswa yang dapat dicapai dan begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hasil observasi di permasalahan yang bisa dilihat adalah metode pengajaran yang digunakan tidak bervariasi sehingga siswa akan merasa bosan untuk melaksanakan kegiatan belajar. Kurangnya sumber belajar

yang menjadi pegangan

siswa, jarangnya siswa untuk mengungkapkan

pendapatnya dan kurangnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik dari guru maupun dari siswa untuk memberdayakan kemampuan berfikir siswa. Hal ini berkaitan dengan metode pembelajaran yang berorientasi pada siswa dan lebih banyak menerapkan metode tersebut dapat menyebabkan pembelajaran ekonomi dan umumnya IPS kurang menarik , permasalahan ini pada akhirnya bermuara pada rendahnya prestasi dan motivasi belajar siswa. Proses belajar-mengajar di dalam kelas tidak hanya didominasi oleh kemampuan guru dalam menjelaskan saja, akan tetapi kemampuan siswa dalam memahami juga sangat ditunjang oleh beberapa faktor antara lain : Pendekatan strategi, teknik, metode, fasilitas, tujuan, motivasi. Faktor-faktor tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses meningkatkan mental dan kemampuan siswa, khususnya bagaimana para guru

mengimplementasikan strategi dan pendekatan tersebut dalam proses pengajaran ekonomi. Pendekatan cara belajar siswa aktif, di gunakan untuk membantu para siswa keluar dari beberapa kendala kurang prestasi dan motivasi siswa seperti, takut, grogi, tidak percaya diri, dan sebagainya. Logikanya cara belajar siswa aktif adalah sebuah pendekatan di mana siswa dapat memiliki prestasi dan motivasi untuk merespon dan mengerjakan langsung pemahaman yang didapatkan dari penjelasan guru. Sementara keterkaitan pendekatan cara belajar siswa aktif dengan prestasi dan motivasi merupakan alat penunjang bagi siswa untuk mendukung

kemampuan prestasi siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XA di MA NW Sakra Tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan pernyataan diatas maka pendekatan belajar siswa aktif merupakan sebuah pendekatan atau strategi mengajar yang menekankan kepada siswa untuk meningkatkan prestasi dan motivasi untuk merespon dan mengerjakan langsung pemahaman yang didapatkan sehingga dengan pendekatan ini para siswa nantinya diharapkan akan dapat memiliki mental dan motivasi agar lebih di tingkatkan di kelas XA khususnya pada mata pelajaran ekonomi di MA NW Sakra Tahun pelajaran 2011/2012. Pembelajaran aktif ini membutuhkan pengalaman serta pengetahuan yang lebih bagi seorang guru , karena hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap tingkat motivasi, pemahaman dan kemampuan siswa. Pembelajaran IPS pada umumnya merupakan pembelajaran yang mempunyai tujuan dan misi kritis yaitu pendidikan dan membekali siswa berfikir. Merujuk dari latar belakang tersebut peneliti tertarik mengangkat sekaligus mengkaji Penerapan Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) Dalam Meningkatkan Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XA di MA NW Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas peneliti dapat mengidentifikasi beberapa masalah yaitu :

1. Tidak adanya sumber belajar yang menjadi pegangan siswa 2. Metode pengajaran yang digunakan tidak bervariasi 3. Siswa terlihat kurang bersemangat pada saat guru menjelaskan 4. Siswa mempunyai mental dan motivasi yang kurang pada mata pelajaran ekonomi 5. Dari permasalahan permasalahan tersebut maka dapat diketahui itu akan berpengaruh terhadap rendahnya tingkat prestasi belajar siswa

C. Batasan Masalah Mengingat terbatasnya kemampuan, waktu, tenaga, dan biaya maka ruang lingkup peneliti ini adalah ; 1. Batasan obyek Yang menjadi obyek penelitian ini adalah penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. 2. Batasan subyek Yang menjadi subyek penelitian ini adalah kelas XA MA NW Sakra tahun 2011/2012 yang berjumlah 23 orang

D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas Rumusan masalah yang diangkat adalah :

1. "Apakah penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XA MA NW Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012" . 2. Apakah penerapan cara belajar siswa aktif (CBSA) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran siswa ekonomi kelas XA MA NW Sakra Lombok Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.

E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui 1. Penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelejaran ekonomi kelas XA MA NW Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XA MA NW Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian Setiap penelitian tentunya harus memiliki manfaat bagi semua yang terkait didalamnya untuk itu dipaparkan manfaat penelitian :

1. Bagi Guru Dapat memberikan inspirasi bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas melalui pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA). 2. Bagi Siswa Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih bisa aktif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) 3. Bagi Kepala Sekolah Agar dapat memberikan pemahaman bagi guru untuk berani mencoba konsep-konsep baru dalam pelaksanaan proses pembelajaran dmi meningkatkan kualitas pembelajaran

G. Definisi Operasional Variabel 1. Pendekatan CBSA Dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual emosioal siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik jiwa apabila diperlukan. 2. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh setiap siswa setelah melaksanakan proses belajar dan evaluasi.

3. Motivasi Belajar Motivasi belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

BAB II KANJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu telah melakukan penelitian strategi pembelajaran, hasil penelitian tersebut antara lain : 1. Nurdin (2008) Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan Pada Kelas X1 MAN 1 SUMBAWA (2007/2008) Dari hasil penelitiannya menggunakan tes evaluasi dan pendekatan dokumentasi sedangkan yang menjadi variabel independen atau variabel bebas yaitu penerapan strategi pembelajaran aktif, kreatif, dan afektif dan menyenangkan dan yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat yaitu hasil belajar siswa dengan pokok bahasan kegiatan ekonomi pada mata pelajaran ekonomi. Taraf signifikan 5% dan taraf kebebasan 40 ternyata angka penolakan nol yang yang ditunjukkan dalam tabel nilai "t" adalah 2,65 dan 2,42 untuk taraf signifikan 1% kenyataan ini menunjukkan nilai "t" yang diperoleh dalam penelitian sebesar 2.08 dengan demikian, jadi hipotesis ditolak dan hipotesis alternatif diterima Berdasarkan tarif signifikan 5% dan tarif signifikansi 1% hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. bahwa ada pengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa pokok bahasan kegiatan ekonomi mata pelajaran ekonomi pada sekolah MAN 1 SUMBAWA Tahun ajaran 2009/2010.

2. Eva Nurhayati (2007) Pengaruh Penggunaan Metode Belajar Aktif Tipe Quiz Team Terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara Tahun 2006/2007. Penelitian ini merupakan penelitian PTK dengan populasi siswa kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara tahun 2006/2007 berjumlah 79 siswa. Terdiri dari X AKI dan X AK2. Variabel dalampenelitian ini adalah minat dan metode bwlajar aktif Tipe Quiz team. Serta hasil belajar dan metode konvensional dan metode belajar aktif Tipe Quiz team. Dari hasil analisis data awal kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang relatif sama. Tidak ada perbedaaan awal dari kedua kelompok. Untuk minat belajar kedua kelompok variabel yang sama. Hasil uji ketuntasan belajar kelompok eksperimen (83,18) hasil belajarnya lebih dari 70 atau lebih mencapai ketuntasan nelajar. Sedangkan untuk kelompok kontrol hasil belajar (79.60) telah memcapai ketuntasan belajar. 4. Ratnawati (2010), Penerapan srategi pembelajaran aktif dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X3 pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 LAPE (2009/2010). Dari hasil penelitian menggunakan tes evaluasi dan observasi yang menjadi variabel bebas yaitu penerapan strategi pembelajaran aktif, dan yang menjadi variabel terikat yaitu hasil belajar siswa dengan pokok bahasan pendapatan nasional pada pelajaran ekonomi.

Dari hasil analisis data awal, siswa mempunyai kemampian awal mencapai (53,33%) dengan jumlah siswa 30 orang dan dengan nilai rata-rata (70,18%), kemudian hasil ketuntasan belajar pada siklus II mencapai (93,33%) dengan jumlah siswa yang sama dengan nilai rata-rata (79,66).

B. Landasan Teori 1. Pengertian Pendekatan CBSA Keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk kegiatan membaca, mrndengarkan, menulis, meragakan, mengukur. Sedangkan contoh kegiatan psikis dapat mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep lainnya dan kegiatan psikis lainnya (Dimyati dan Mudjiono, 2007: 14). Namun demikian, semua kegiatan tersebut harus dapat dipulangkan kepada suatu karakteristik, yaitu keterlibatan intelektual emosional siswa dalaam kegiatan pembelajaran. keterlibatan tersebut terjadi pada waktu kegiatan kognitif dalam pencapaian atau perolehan pengetahuan, pada saat siswa mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan, dan sewaktu siswa menghayati dan menginternalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai. Dengan kata lain, keaktifan dalam

10

pendekatan CBSA menunjuk pada keaktifan mental, baik intelektual maupun emosional, meskipun untuk merealisasikan dalam banyak hal dipersyaratkan atau dibutuhkan keterlibatan langsung dalam berbagai bentuk kegiatan fisik (Dimyati dan mudjiono, 2007: 115). Menurut Wina Sanjaya (2007: 125) Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Ada dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approachs), dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred approachs). Berdasarkan uraian tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan mengenai pengertian pendekatan CBSA. Dimana penedekatan CBSA dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual emosional siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik siswa apabila diperlukan. Pelibatan intelektual-emosional atau fisik siswa serta optimalisasi dalam

pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa. Bagaimana belajar memperoleh dan memeroses perolehan belajarnya tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai(Dimyati dan Mudjiono,2007:115). Peningkatan penerapan CBSA merupakan keutuhan yang harus segera terpenuhi. Guru hendaknya tak lagi mengajar sekedar sebagai kegiatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa guru hendaknya mengajar untuk membelajarkan siswa dalam

11

konteks belajar bagaimana belajar mencari, menemukan, dan meresapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan penerapan CBSA diharapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di sekitarnya. Selain itu, siswa diharapkan lebih terlatih untuk berprakarsa, berfikir secara teratur, kritis, tanggap dan dapat menyelesaikan masalah sehari-hari serta lebih terampil dalam menggali, menjelajah, menggali dan mengembangkan informasi yang bermakna baginya (Dimyati dan mudjiono, 2007: 117). Disisi lain, dengan penerapan CBSA. Guru diharapakan bekerja secara profesional. mengalami secara sistematis berdasarakan prinsip yang berdaya guna dan berhasil guna (efisiensi dan efektif), artinya guru dapat merekayasa sistem pembelajaran yang mereka laksanakan secara sistematis, dengaan pemikiran mengapa dan bagaimana menyelenggrakan kegiatan pembelajaran aktif. Lambat laun penerapan CBSA pada gilirannya akan mencetak guru-guru yang potensial dalam menyelesaikan diri terhadap perubahan lingkungan alam dan sosial budaya. 2. Kadar CBSA Dalam Pembelajaran Mc Keachie mengemukakan dimensi proses pembelajaran yang mengakibatkan terjadinya ke-CBSA-an. Adapun dimensi-dimensi yang dimaksud adalah :(Dimyati dan Mudjiono, 2007 ; 119). a. Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran.

12

b. Tekanan pada aspek afektif dalam belajar. c. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. d. Kekompakan kelas sebagai kelompok. e. Kesempatan yang diberikan kapada siswa untuk mengambil

keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah. f. Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah siswa. Raka joni mengungkapkan bahwa sekolah yang ber-CBSA dengan baik mempunyai karakteristik sebagai berikut : ( Dimyati dan Mudjiono, 2007 ; 120) a. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa Siswa berperan lebih aktif dalam mengembanakan cara-cara belajar mandiri, siswa berperan serta pada perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses belajar, pengalaman siswa lebih diutamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan b. Guru adalah pebimbing dalam terjadinya pengalaman belajar Guru bukan satu-satunya sumber informasi, guru merupakan salah satu sumber belajar, yang memberikan peluang bagi siswa agar dapat memproleh pengetahuan melalui usaha sendiri, dapat

mengembangkan motivasi dalam dirinya, dan dapat mengembangkan pengalaman untuk membuat suatu karya. c. Tujuan kegiatan tidak hanya untuk sekedar mengejar standar akademis Selain pencapaian standar akademis, kegiatan ditekankan untuk mengembangkan kemampuan siswa secara utuh dan seimbang.

13

d. Pegelolahan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreatifitas siswa, dan memperhatikan kemajuan siswa untuk mengusai konsepkonsep dengan mantap e. Penilaian Ini dilaksanakan untuk mengamati dan megukur kegiatan dan kemajuan siswa,serta mengukur berbagai keterampilan yang

dikembangkan, serta mengukur hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat dikatakan secara singkat bahwa kadar CBSA bergantung pada dan dipengaruhi oleh motivasi siswa untuk aktif melaksanakan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran keaktifan siswa diharapkan menampak secara nyata terutama pada saat pelaksanaan proses pembelajaran, baik secara perorangan ataupun secara kelompok( Dimyati dan Mudjiono , 2007 : 121) Ada beberapa strategi mengajar dalam penerapan pembelajaran aktif yaitu kegiatan belajar dalam satu kelas , diskusi , pengajuan pertanyaan , belajar bersama, belajar secara mandiri dan pembelajaran aktif a. Kegiatan belajar dalam satu kelas Cara untuk menjadikan pengajaran yang dibimbing oleh guru lebih interaktif . Strategi ini untuk menyajikan informasi dan gagasan melibatkan siswa b. Diskusi merupakan cara untuk mengimplementasikan dialog dan debat tentang persoalan persoalan utama dalam materi yang diajarkan ,

14

strategi ini untuk mendorong partisipasi aktif dan menyeluruh dari siswa. c. Pengajuan Pertanyaan merupakan cara membantu siswa agar mengajukan pertanyaan ,strategi yang memungkinkan siswa

merumuskan pertanyaan yang diajukan dan menjelaskan apa yang telah diajarkan. d. Belajar Bersama merupakan cara untuk merancang tugas belajar yag diajarkan oleh siswa dalam kelompok kecil , strategi ini untk

mendorong kerjasama dan saling ketergantungan diantara siswa. e. Belajar Secara Mandiri merupakan belajar yang dilakukanoleh siswa secara individual dan pribadi. Strategi ini untuk meningkatkan tanggung jawab siswa dalam menerapkan cara belajar siswa aktif. Cara belajar siswa aktif di nilai sebagai suatu belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik ,mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara asfek

afektif, kognitif, dan psikomotorik (Ali, 1991 : 48) Langkah langkah pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran (Wina Sanjaya, 2007:157) 1. Penyampaian tujuan dan motivasi siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar 2. Menyajikan Informasi

15

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahab bawaan 3. Mengorganisasikan siswa Dalam Kelompok Belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaiman caranya membentuk kelompok belajar agar melakukan trasnsisi secara efisien 4. Membimbing Kelompok Kerja Dan Kelompok Belajar Guru membimbing membimbing kelompok belajar dan kerja pada saat mereka mengerjakan tugas mereka 5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya 6. Memberi Pengarahan Guru mencari cara menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu atau kelompok. Manfaaat pembelajaran ber-CBSA diantaranya (Ali, 1991: 50): a. Meningkatkan kemampuan siswa untuk berintraksi didalam kelas b. Melatih kepekaan diri , empati melalui variasi perbedaan sikap dan prilaku selama belajar c. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa d. Meningkatkan motivasi dan sikap prilaku yang positif , sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

16

e. Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik sehingga dapat membantu siswa memahami kosep - konsep yang sulit

Adapun kebaikan dan kelemahan CBSA (Wina Sanjaya, 2007:154) Tabel 1 Kebaikan dan Kelemahan CBSA Kebaikan CBSA a. Prakarsa siswa dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan melalui keberanian memberikan urung Kelemahan CBSA a. Tidak menjamin dalam ,

melaksanakan

keputusan

kendati pun telah tercapai persetujuan dan konsensus

pendapat , tanpa secara exlusif diminta b. Keterlibatan mental siswa didalam kegiatan belajar yang telah b.

Dapat

di

dominasi

oleh

seorang atau sejumlah siswa sehingga dia menolak

berlangsung

pendapat peserta lain c. Kualitas intraksi antar siswa baik intelektual ,emosional meningkatkan pembentukan seutuhnya maupun sosial sehingga peluanng kepribadian c. Siswa yang pandai akan

bertambah pandai, siswa yang bodoh akan tertinggal

17

3. Prestasi Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat dan jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Kalau tangan seorang anak menjadi bengkok karena patah tertabrak mobil, perubahan semacam ini tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan tingkah laku seseorang dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek pematangan pertumbuhan, dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. Ciri-ciri tingkah laku dalam pengertian belajar (Arisandi, 2011) : a. Perubahan terjadi secara sadar Ini berarti seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia akan merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah,

kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau keadaan tidak sadar, tidak termasuk dalam pengertian belajar, karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.

18

b. Perubahan dalam belajar yang bersifat kontinyu dan fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlagsung secara berkesinambungan, tidak statis, satu perubahan yang terjadi akan menyebabkabkan perubahan

berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan megalami perubahan dari tidak dapat menuis menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis indah, dapat menulis dengan pulpen, dapat menulis dengan kapur, dan sebagainya. Di samping itu dengan kacakapan menulis yang telah dimilikinya ia dapat memperoleh kecakapan lain misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatan-catatan, mengejakan soal-soal dan sebagainya. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu

senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifak aktif artinya bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha orang yang bersangkutan. Misalnya perubahan tingkah laku kerena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

19

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer tejadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, dan sebagainya, tidak dapat digolonhkan sebagai perubahan alam arti belajar. Perubahan terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan harus dimiliki bahkan akan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih. e. Perubahan dalam belajar bertujuan agar lebih terarah Ini berarti bahawa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Kegiatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya atau kecakapan mana yang akan dicapainya. Dengan demikian perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkannya. f. Perubahan mencakup aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku, jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pegetahuan, dan sebaiknya.

20

Sebagai contoh jika seorang anak telah belajar naik sepeda maka perubahan yang pailng nampak ialah mengalami keterampilan naik sepeda itu. Akan tetapi ia telah mengalami perubahan-perubahan lainnya seperti pemahaman tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang jenis-jenis sepeda, pengetahuan tentang alat-alat sepeda, cita-cita untuk memiliki sepeda yang lebih bagus, kebiasan membersihkan sepeda, dan sebagainya. Jadi aspek perubahan yang satu berhubungan erat dengan aspek lainnya. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar , diantaranya faktor guru, faktor siswa, sarana dan prasarana, serta faktor lingkungan : 1. Faktor Guru Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi strategi pembelajaran. Tanpa guru,

bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi , maka strategi itu tidak mungkin bisa di aplikasikan. Keberhasilan suatu

strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, tehnik, taktik pembelajaran. 2. Faktor Siswa Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh asfek kpribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan asing masing anak pada setiap

21

asfek tidak selalu sama. Asfek latar belakang meliputi jenis kelamin siswa, tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi dari keluarga bagaimana siswa berasal dan lain lain, sedangkan dillihat dari sifat yang dimilliki siswa meliputi kemampuan dasar, pengetahuan dan sikap. Tiadak dapat disangkal bahwa siswa mempunya kemampuan yang berbeda. Ini sangat berpengaruh terhadap tingkat prestasi siswa di dalam kelas. 3. Faktor Sarana dan Prasarana Sarana adalah segala sesuatu yang mendukkung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat alat pembelajaran, perlengkapan dan sebagainya, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, dan sebagainya. Prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. kelengkapan sarana dan prasarana dapat menumbuhakan gairah dan motivasi guru mengajar sehingga dengan begitu prestasi belajar siswa otomatis semakin baik. 4. Faktor Lingkungan Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor organisasi kelas dan faktor sosial psikologis. Faktor organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan

22

asfek penting yanng bisa mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor lain dari dimensi lain yang mempengaruhi prestasi. maki belajar adalah faktor iklim sosisal psikologis. Maksudnya, keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan definisi dari prestasi belajar. Prestasi belajar adalah suatu hasil yang dapat dirasakan setelah proses. Untuk memperkuat kesimpulan di atas seorang ilmuan menuangkan teorinya mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pedidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaiman yang belum dan apa penyebabnya. Definisi yang lebih luas lagi dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam. Tambahan definisi tersebut bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa prestasi belajar, merupakan hasil dari kegiatan belajar-mengajar semata. Dengan kata lain, kualitas kegiatan belajar-mengajar adalah satu-satunya faktor penentu bagi hasilnya. Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makna. Dengan diadakan penilaian, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan atau kesuksesan dalam mengikuti materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

23

4. Pengertian Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar itu sendiri merupakan keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan yang didalamnya terkandung keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2007: 80) Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat belajar sehingga siswa yang termotivasi kuat memiliki kemauan yaang kuat juga untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi bukan hanya berperan dalam belajar sekolah, melainkan juga dalam bidang-bidang kehidupan yang lain. dibedakan antara "motif" dan "motivasi". Motif adalah daya penggerak dalam diri orang untuk melakukakan setumpuk aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat tertentu (Purwanto, 1990: 71). Menurut Bandura, motivasi manusia lahir dari beberapa sumber, yaitu proyeksi atau perkiraan tentang kemungkinan akan berhasil atau gagal berdasarkan pengalaman sendiri atau observasi terhadap pengalaman orang lain, dan berdasarkan penafsiran mengenai kemampuan sendiri dalam bidang tertentu.

24

Besar kecilnya motivasi belajar tergantung dari macam-macam sasaran yang ditentukan oleh siswa. Apakah sasaran sangat umum atau spesifik, bagaimana taraf kesulitan dari sasaran, kapan sasaran itu mau dicapai, dan apakah sasarannya, itu tergolong sasaran belajar atau sasaran prestise.Pada umumnya siswa akan bermotivasi lebih tinggi bila sasaran yang akan di capai agak spesifik, dapat dicapai waktu yang tidak terlalu lama, tidak terlalu sulit juga tidak terlalu mudah. Bagaimana siswa ingin mencapai suatu sasaran demi untuk kemajuan belajar, meskipun dalam perjalanan untuk mencapai sasaran itu membuat kesalahan dan kekeliruan, dia mengajar sasaran belajar (Learning goal), dia cenderung berusaha terus sampai tujuan tercapai. Siswa yang terutama ingin mencapai sasaran tertentu demi untuk memberikan kesan kepada orang lain ( performance goal,) dikatakan mengejar suatu sasaran prestise. Karena motivasi belajar diperkuat dengan adanya sikap, emosi, kesadaran, kebiasaan dan kemauan(Dimyati dan Mudjiono, 2007 : 85). Duncan, mengemukakan bahwa didalam kosep manajemen motivasi berarti setiap usaha yang disadari untuk mempengaruhi prilaku seseorang agar meningkatkan kemampuanya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi(Purwanto,1990 :72). Hoy dan Miskel mengemukakan bahwa Motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan yang kompleks, dorongan, kebutuhan, pertanyaanpertanyaan ketegangan atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai

25

dan menjaga kegiatan yang diinginkan ke arah pencapaian tujuan tertentu (Purwanto, 1990 : 72). Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri salah satu tugas pegajar di sekolah adalah membangkitkan motivasi belajar itu pada siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya, kekuatan mental berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Ada ahli psikologis pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia, termasuk prilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,

menggerakkan,menyalurkan dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2007:80). Menurut kebanyakan definisi, Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia ( Arisandi,2011). 1. Menggerakkan, berarti menimbulkan kekuatan pada individu,

memimpin seorang untuk bertindak dengan cara tertentu 2. Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku, dengan demikian ia menjadikan suatu orientasi tujuan

26

3. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan, kekuatankekuatan individu. Motivasi belajar disekolah dibedakan menjadi dua (2) bentuk : ( Dimyati dan Mudjiono, 2007 : 90) 1) Motivasi Ekstrinsik Aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkaan

kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri .Motivasi ekstrinsik ini lebih kurang meliputi apa yang diuraikan diatas tentang manfaat suatu tugas belajar untuk memenuhi suatu kebutuhan atau saran untuk mencapai suaatu target. Motivasi belajar ekstrinsik bukanlah bentuk motivasi yang berasal dari luar siswa, misalnya dari orang lain. Motivasi belajar suatu berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati oleh orangnya sendiri, biarpun orang lain mungkin memegang peranan dalam menimbulkan motivasi itu. Maka yang khas pada motivasi ekstrinsik bukanlah ada atau tidak adanya pengaruh dari luar melainkan apakah kebutuhan yang ingin dipenuhi pada dasarnya hanya dapat dipenuhi dengan melalui belajar atau sebetulnya dapat di penuhi dengan cara lain 2) Motivasi Intrinsik Kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan

penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar itu, misalnya siswa belajar karna

27

ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah selengkap - lengkapnya. Ingin menjadi orang terdidik atau ingin menjadi ahli dibidang ilmu tertentu. Unsurunsur yang mempengaruhi motivasi belajar : ( Dimyati dan Mudjiono, 2007 : 97) 1. Cita cita dan anspirasi belajar siswa Motivasi belajar tampak pada anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainana, dapat membaca, dapat menyayi dan lain-lain selanjutnya.

keberhasialan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan belajar, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian. 2. Kemampuan siswa Keinginan seorang anak perlu di barengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat perkembangan. 3. Kondisi Siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar siswa. seorang siswa yang sedang sakit akan enggan untuk belajar. siswa yang sedang marah-marah akan motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas

28

sukar memusatkan perhatian pada penjelasan pelajaran, sebaliknya, setelah siswa tersebut sehat ia akan mengejar ketingggalan pelajaran. Dengan kata lain kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.

4. Kondisi Lingkungan Siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Dengan lingkungan yang aman dan tentram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. 5. Unsur - unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran Siswa yang memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pelajar yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah, baik berkat di bangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran .guru profesional di harapkan mampu memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio, dan sumber belajar di sekolah untuk memotivasi belajar. 6. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan diluar sekolah, pusat pendidikan diluar sekoalah yang terpenting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda bidang lain. Siswa sekolah pada umumnya tergabung dalam

29

pusat-pusat pendidikan tersebit. Guru profesional di tuntut menjalin kerja sama pedagogis dengan pusat-pusat pendidikan tersebut. Dalam rangka pengembangan peningkatan motivasi belajar siswa, guru hendaknya taktis dan kreatif dalam mengelola kelas. Penerapan CBSA menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya CBSA menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik , mental termasuk emosional dan aktivitas intelektual yang berpengaruh pada prestasi dan motivasi belajar siswa . Dan CBSA bertujuan untuk membentuk siswa yang cerdas sekaligus siswa yang memiliki sikap positif dan secara motorik terampil (Wina Sanjaya, 2007 : 137) Adapun tujuan Motivasi adalah : (Purwanto, 1990 : 73 ) Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang Guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atu memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan yang berupa cita-cita dalam pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan didalam kurikulum sekolah (Purwanto, 1990 : 73). a. Keinginan

30

Keinginan merupakan

sesuatu tambahan atas kebutuhan yang sehingga manusia tersebut merasa

diharapkan dapat dipenuhi puas. b. Perhatian -

Suprapto (2009) Perhatian merupakan suatu sikap yang diambil dan dimiliki oleh pikiran ,perhatian tersebut dicerna dalam bentuk yang jelas dan tajam jelas. dan dapat menghasilkan informasi yang

c.

Cita-cita Sunaryo Saripudin (2009) Cita-cita merupakan motivasi atau daya dukung untuk melakukan suatu hal sehingga timbullah keinginan untuk mendapatkan hal tersebut.

C. Kerangka Berfikir Pada diri seorang siswa terdapat kekuatan mental sebagai penggerak belajar. kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan dan citacita disebut motivasi belajar dapat dihayati dan dialami. Dari siswa, motivasi tersebut perlu dihidupkan terus mencapai hasil belajar yang optimal dari sisi guru, mental dan motivasi belajar pada siswa berada pada lingkup program dan tindak pembelajaran. Mental dan motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan pendekatan CBSA. Dengan pendekatan CBSA berarti anutan pembelajaran mengoptimalisasikan pelibatan intelektual emosional, fisik siswa dalam perolehan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan.

31

Pendekatan CBSA merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan siswa dalam meraih prestasi belajar. Dalam penerapan CBSA siswa dapat memiliki prestasi yang tinggi karena ditunjang dengan adanya pendekatan CBSA , akan tetapi jika siswa tidak menanamkan adanya keaktifan dalam dirinya maka dalam proses belajar mengajar prestasi yang dia miliki akan menurun . Dengan demikian untuk memperoleh hasil belajar ekonomi yang tinggi, maka dibutuhkan pendekatan CBSA yang dapat merangsang minat belajar siswa agar tercapai proses belajar yang lebih giat. Penerapan pendekatan pembelajaran ber-CBSA dapat dilakukan oleh guru dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). PKP yaitu anutan

pengembangan ketrampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dan kemampuan dasar yang telah ada dalam diri siswa. Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa metode pendekatan CBSA dapat meningkatkan prestasi mental dan motivasi belajar siswa. dalam hubungannya dengan mental dan motivasi belajar, pendekatan CBSA bisa
z

sangat berdampak terhadap prestasi dan motivasi, karena pendekatan CBSA lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kalau siswa aktif dalam setiap proses otomatis siswa tersebut memiliki daya pengggerak untuk melaksanakan keaktifan tersebut yang sering kali dinamakan dengan mental. Penerapan pendekatan CBSA dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar kerangka berfikir berikut:

32

Guru

Kurikulum

Desain Instruksional

Tindakan mengajar guru dengan pendekatan CBSA pembelajaran di dalam kelas

Tindkan belajar siswa; siswa mengalami proses belajar dengan pendekatan pengertian CBSA

Kerangka Berfikir Gambar 1

33

D. Rumusan Hipotesis Adapun hipotesis yang diajukan dalam peneliti ini adalah : 1. Ha : Penerapan pendekatan CBSA dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas XA di MA NW Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Ha : Penerapan pendekatan CBSA dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas XA di MA NW Sakra Tahun Pelajaran 2011/2012

34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan PTK yaitu metode kualitatif dan kuantitatif, karena pendekatan ini lebih mudah diterapkan karena yang akan diteliti disini adalah mengenai " penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XA di MA NW Sakra, Tahun Pelajaran 2011/2012". Pengertian PTK (Class room action research) penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga kata: 1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peniliti. 2. Tindakan, menunjukkan pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan 3. Kelas hal ini, tidak terikat pada pengertian ruang kelas tetapi pada

pengertian yang lebih spesifik yang sudah lama dikenal dalam pendidikan dan pengajaran . Yang dimaksid dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama ,menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.

35

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Karena penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), maka prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah prosedur tindakan kelas. Penelitian kelas ini direncanakan dua siklus dimana tiap-tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Untuk setiap siklusnya terdiri dari tahapan kegiatan sebagai berikut : Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Dalam tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah : a) Mensosialisasikan pengajaran dengan menggunakan tahap dimana peneliti akan membuat skenario pembelajaran b) Menyediakan sarana pembelajaran c) Menyiapkan lembar kerja siswa d) Menyusun tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar siswa 2. Pelaksanaan Tindakan(Impelementasi) Pada tahap impelementasi yang akan dilaksanakan peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah dirumuskan pada perencanaan tindakan dengan kegiatan materi pelajaran dengan

menerapkan pendekatan CBSA (cara belajar siswa aktif).

36

3. Observasi dan Evaluasi Observasi yang akan dilaksanakan selama pelaksanaaan

pembelajaran dengan cara memberikan evaluasi I pada siklus I ini agar bisa diketahui sejauh mana penerapan pendekatan CBSA dapat

meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa. Pengukuran motivasi belajar siswa penyebaran angket kepada siswa. 4. Refleksi Apabila hasil yang didapatkan pada siklus I yang dilakukan yaitu masih adanya siswa yang tidak tuntas, maka penulis akan melaksanakan tindakan pada siklus II dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang pada saat proses pembelajaran pada siklus 1. Siklus II 1. Perencanaan Tahap perencanaan hampir sama dengan perencanaan pada siklus I , tetapi peneliti akan melakukan perbaikan-perbaikan kekurangan yang ada siklus I dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa b. Menyajikan informasi c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar d. Membimbing kelompok belajar e. Evaluasi f. Memberikan penghargaan

37

2. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II ini sama dengan disiklus I tapi melakukan perbaikan seperti yang telah direncanakan. 3. Observasi Observasinya juga hampir sama dengan observasi pada siklus I tapi dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan keaktifan siswa. 4. Refleksi Tahap Refleksi ini dilakukan dengan melihat data-data hasil evaluasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Adapun tempat dilakukannya penelitian ini adalah bertempat di MA NW Sakra, kecamatan Sakra, kabupaten Lombok Timur NTB Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan Desember 2011. mulai pada tanggal 13 Oktober 3

C. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas X MA NW Sakra yang berjumlah 23 orang siswa.

38

D. Jadwal Penelitian Tabel 2 Jadwal Penelitian


Kegiatan Bulan I minggu keBulan II minggu keBulan III minggu ke2 3 4 1 Bulan IV minggu keBulan V minggu ke-

1 Usulan judul penelitian Studi literan dan kepustakaan Penyusunan bab I,II,dan III Penyusunan instrumen penelitian Pengambilan data Analisis dan pengolahan data Penyusunan bab IV dan V Bimbingan dan konsultasi Ujian skripsi Penjilidan skripsi

2 3 4 1 2 3 4 1

E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti melakukan pangumpulan data dengan menggunakan beberapa teknik antara lain : a) Tes Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah bentuk pilihan ganda, karena bentuk tes ini adalah pilihan ganda untuk menilai hasil proses belajar yang kompleks dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyusun jawaban sesuai dengan jalan pikirannya sendiri dengan

39

memberikan skor 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. b) Observasi Tehnik observasi merupakan suatu tehnik pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan . Metode ini dilakukan untuk mengetahui keadaan secara langsung terhadap peristiwa yang terjadi sebenarnya terhadap faktor-faktor obyek penelitian. c) Angket Merupakan sejumlah pernyataan-pernyataan yang akan dijawab oleh quesioner yang bersangkutan dengan apa yang akan di teliti sesusai dengan fakta di lapangan. Angket ini berbentuk pernyataan-pernyataan yang penilaiannya dengan memberikan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1.

F. Tehnik Analisis Data Data hasil penelitian yang tercantum diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu data kuantitatif dan data kualitatif berupa tes pada siswa baik nilai tes awal dan nilai tes akhir yang menggunakan tehnik analisis deskriptif kuantitatif . Data kuantitatif ini ditabulasikan dan dihitung rata-ratanya, Ratarata hitung diperoleh dengan menggunakan rumus. Untuk menganalisis data dalam upaya meningkatkan prestasi, mental dan motivasi dengan menerapkan pendekatan CBSA, peneliti dalam hal ini

40

terlebih dahulu mencari kemampuan individual maupun kelompok siswa yang menjadi subyek penelitian. 1. Statistik Deskriptif a) Mencari angka rata-rata ideal dengan rumus : Mi = 1/2 x (skor maksimal + skor minimal) b) Mencari standar deviasi ideal dengan rumus : Sdi = 1/6 x (skor maksimal skor minimal) c) Pengkategorian angket motivasi Tabel 3 Statistik Deskriftif motivasi Interval MI + 2 Sdi - Mi + 3 Sdi MI + 1Sdi - Mi + 2Sdi MI -1Sdi - Mi + 1Sdi MI -2 Sdi - Mi -1Sdi MI -3Sdi - Mi 2 Sdi Motivasi Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

2. Menentukan ketuntasan klasikal Hasil belajar adalah hasil yang dicapai individu setelah mengalami proses belajar dalam waktu tertentu hasil belajar dinyatakan denagan nilai atau skor setelah megerjakan satu tugas atau tes untuk mengetahui hasil belajar siswa, hasil tes dianalisis secara deskriptif dengan rumus sebaagai berikut menurut Nur Kencana (1986 :30) KB = P/Nx 100%

41

Keterangan KB = Ketuntasan belajar P N = Jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari 65 = Jumlah siswa yang ikut tes

Ketuntasan belajar tercapai jika KB lebih dari 85% 3. Kriteria aktifitas belajar siswa a) Mencari angka rata-rata ideal dengan rumus : Mi = 1/2 x (skor maksimal + skor minimal) b) Mencari standar deviasi ideal dengan rumus : Sdi = 1/6 x (skor maksimal skor minimal) c) Pengkategorian aktifitas siswa Tabel 4 Statistik Deskriftif aktivitas siswa Interval Mi+3Sdi < M < Mi+ 1,5 Sdi Mi+ 1,5 Sdi < M < Mi + 0,5 Sdi Mi- 1,5 Sdi < M < Mi 0,5 Sdi Kategori Aktif Cukup aktif Tidak aktif

4. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah pencapaian hasil aktivitas belajar siswa dengan ketuntasan sebagai berikut: 1. Keberhasilan penelitian tindakan ini dilihaat dari adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa tiap-tiap siklus dengan kriteria ketuntasan minimal (kkm) untuk mata pelajaran ekonomi lebih dari 65

42

2. Keberhasilan penelitian ini dilihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran aktif yang akan dilihat dari hasil observasi berdasarkan pedoman aktivitas siswa.

43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan tindakan a. Siklus I 1. Perencanaan Pada tahap ini dibuat rencana pembelajaran yang merupakan awal dari proses untuk melaksanakan tindakan suatu penelitian, selanjutnya mneyiapkan bahan-bahan pertanyaan pada tengah-tengah pembelajaran berlangsung. Untuk menambah prestasi dan motivasi siswa pada materi ini pada tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan hal-hal sebagai berikut : a) Mensosilisasikan pengajaran dengan menggunakan tahap dimana peneliti membuat skenario penelitian b) Membuat lembar observasi siklus I c) Mendesain alat evaluasi d) Merencanakan hasil siklus I 2. Pelaksanaan Tindakan (impelementasi) Berdasarkan rencana pembelajaran telah menunjukkan

relevansi antara tindakan yang diinginkan dalam penelitian ini, siswa termotivasi danmenerima apa yang disampaikan oleh guru sehingga materi pembelajaran dengan materi yang diajarkan dapat dipahami

44

dengan mudah serta aktif dalam meyelesaikan soal-soal yang diberikan. Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan prestasi dan motivasi siswa, peserta didik sebagi subyek artinya peserta didik berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran Guru mengembangkan diskusi kelompok untuk memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai materi yang diajarkan, setiap kelompok harus melaksanakan diskusi sesusai dengan materi yang telah diberikan. Setelah itu untuk lebih memahami materi

pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk tanya jawab dan sama-sama menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diberikan. 3. Hasil Observasi dan Evaluasi a. Hasil observasi Proses belajar-mengajar siklus pertama observasi yang

dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Adapun hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat dalam tabel: Tabel 5 Aktivitas Belajar siswa siklus 1 Jumlah siswa 1 23 Rata-rata 2 3 2,7 4 2,57 14,73 Cukup aktif Total rata-rata kategori

2,96 2,52

Sumber : Data di peroleh peneliti

45

Hasil rata-rata persentase aktifitas belajar siswa sebesar 14,73 ini berarti kategori aktifitas siswa dalam pembelajaran siklus pertama terbilang cukup aktif dengan hasil observasi sebagai berikut : 1) Interaksi siswa dalam proses pembelajaran sudah cukup baik, namun masih banyak siswa yang belum bisa melakukan interaksi yang positif ketika melakukan diskusi kelompok dan bertanya pada guru. 2) Kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan pendekatan CBSA, belum menmpakkan adanya keberhasilan dikarenakan masih ada yang belum tuntas dalam evaluasi siklus I 3) Partisipasi siswa dalam mengumpulkan hasil belajar cukup baik, siswa selalu melaksanakan interaksi dari guru dalam proses pembelajaran. b. Hasil evaluasi siklus I Berdasarkan hasil evaluasi siklus I, setelah dianlisis diperoleh data sebagai berikut : Tabel 6 Hasil Evaluasi siklus I Jumlah siswa 23 Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 65 Ketuntasan belajar 69,56

Sumber : Data diperoleh peneliti Hasil ini belum mencapai 85,5% yang menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal dengan standar nilai yang diperoleh oleh siswa secara individual minimal 70 belum tercapai.

46

c. Refleksi Dilihat dari hasil yang diperoleh pada siklus I yang dilakukan yaitu belum mencapai hasil yang diharapkan, oleh karena itu peneliti melanjutkan pembelajaran pada siklus II dengan memperbaiki

kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I antara lain : 1) Meningkatkan kesiapan siswa dalam melakukan proses pembelajaran dengan mengingatkan kembali hasil evaluasi sebelumnya 2) Mengupayakan bimbingan optimal, kepada siswa yang mengalami kesulitan baik tanya jawab maupun dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan 3) Mengupayakan agar siswa lebih termotivasi untuk melakukan proses pembelajaran, maka guru memberikan pujian dan nilai lebih pada siswa yang aktif perlu diberikan. b. Siklus II 1. Perencanaan Sesuai dengan tindakan observasi dan evaluasi pada siklus I yang menunjukkan hasil tidak seperti yang diharapkan dari kriteria penilaian yang telah ditetapkan. Maka perencanaan yang dilakukan pada siklus ini lebih matang, yaitu melengkapi kekurangankekurangan yang terjadi pada siklus I seperti yang telah dijelaskan pada tahap refleksi siklus I

47

2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini pada dasarnya sama seperti pada siklus I pelaksanaan proses pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pembelajaran dan dengan menggunakan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA). 3. Hasil Observasi dan Evaluasi a. Hasil Observasi Hasil observasi selama proses .pembelajaran pada siklus II secara umum proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik, dimana kekurangan-kekurangan yang terjadi pada silus I sebagian besar dapat diperbaiki walaupun masih selalu ada kekurangan-kekurangan. Tabel 7 Aktivitas siswa siklus II Jumlah siswa 1 23 Rata-rata 2 3 3 4 2,7 15,957 Cukup Aktif Total rata-rata kategori

3,34 2,91

Sumber : Data diperoleh peneliti Hasil rata-rata persentase aktifitas belajar siswa sebesar 14,73 ini berarti kategori aktifitas siswa dalam pembelajaran siklus pertama terbilang cukup aktif dengan hasil observasi sebagai berikut :

48

1. Interaksi siswa dalam proses pembalajaran sudah baik karena didukung adanya interaksi positif disaat proses pembelajaran 2. Kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan CBSA, sudah muali menampakkan adanya keberhasilan. 3. Partisipasi siswa dalam mengumpulkan hasil belajar sudah mulai meningkat. b. Hasil evaluasi siklus II Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus kedua setelah dianalisis diperoleh data sebagai berikut : TabeL 8 Hasil Evaluasi Siklus II Jumlah siswa Nilai tertinggi 23 90 Nilai terendah 65 Ketuntasan belajar 95,65%

Sumber : Data diperoleh peneliti Hasil ini sudah mencapai target yang diinginkan yaitu 85%, hasil lengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 4. Refleksi Setelah dilihat hasil observasi dan evaluasi yang diperoleh pada siklus ini kekurangan-kekurangan pada siklus I sudah teratasi dengan kata lain tujuan penelitian ini dinyatakan tercapai, sehingga hipotesis diterima penelitian dilaksanakan.

49

3. Statistik Deskriptif a. Variabel Motivasi Tabel 9 Statistik Deskriptif Motivasi Interval MI + 2 Sdi - Mi + 3 SDi MI + 1Sdi - Mi + 2SDi MI -1Sdi - Mi + 1SDi MI -2 Sdi - Mi -1SDi MI -3Sdi - Mi 2 SDi Interval 87,5-100 75-87,5 50-75 37,5-50 25-37,5 Frekwensi 1 22 Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

Sumber : Data diperoleh peneliti Dari hasil analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat motivasi siswa dalam proses pembelajaran adalah 82,17 ini berarti kategori motivasi siswa dikatakan baik,dimana 22 orang siswa memiliki motivasi dengan kategori yang tinggi . Berdasarkan statistic deskriptif motivasi tersebut , kita dapat menarik kesimpulan bahwa penerapan CBSA dapat berpengaruh pada tingkat motivasi siswa, dimana pada saat proses pembelajaran siswa terdorong untuk melaksanakannya dengan baik.

B. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa, menunjukkan adanya peningkatan terhadap prestasi dan motivasi belajar siswa

50

pada mata pelajaran ekonomi kelas XA di MA NW Sakra. Hal ini dapat dilihat baik dari hasil analisis evaluasi maupun analisis data angket. Analisis siklus I, menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa sebesar (14,73) ini artinya aktivitas belajar siswa cukup aktif, kemudian ketuntasan belajar siswa mencapai 69,56% dengan nilai rata-rata siswa sebesar 71,73 dari hasil analisis dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas belajar dan kemampuan siswa. Tetapi telah dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II untuk lebih mencapai lagi aktivitas belajar dan kemampuan siswa seperti yang diharapkan. Pada analisis data siklus II, rata-rata aktivitas siswa sebesar (15,96) yang berati cukup aktif dan ketuntasan belajar siswa mencapai 95,69% dengan nilai rata-rata sebesar 82,39. dari hasil analisis ini nilai dan persentase yang ditargetkan sudah tercapai dan melakukan perbaikan-perbaikan seperti yang telah direncanakan. Pada analisis data angket dapat berarti dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat motivasi belajar siswa yaitu (82,17) kategori motivasi belajar siswa kelas XA sudah baik sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil penjelasan di atas telah menunjukkan adanya peningkatan prestasi dan motivasi belajar siswa dengan menerapkan cara belajar siswa aktif (CBSA) pada mata pelajaran ekonomi kelas XA di MA NW Sakra tahun pelajaran 2011/2012 Adanya peningkatan prestasi dan motivasi ini disebabkan karena penerapan pendekatan CBSA telah diusahakan terlaksana sesuai dengan

51

rancangan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Dimana siswa diminta selalu aktif untuk melaksanakan diskusi, tanya jawab, baik siswa dengan siswa maupun guru dengan siswa. Oleh karena itu, dengan terjalinnya interaksi positif yang terjadi di dalam kelas maka prestasi mental dan motivasi siswa akan meningkat dikarenakan adanya kebebasan dan keberanian untuk bertanya ataupun menjawab. Pemerolehan hasil belajar sangat tergantung pada tingkat penugasan siswa yang diukur jumlah jawaban benar pada setiap tes dalam proses pembelajaran Secara teori hubungan antara prestasi belajar dan motivasi siswa serta menurut hasil penelitian terdahulu dengan penerapan CBSA : a. Hubungan prestasi dengan penerapan CBSA Aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam prestasi seorang siswa yang mencakup indikator-indikator didalamnya yaitu pengetahuan, pemahaman. Keterampilan, nilai dan sikap, perolehan perubahan tingkah laku yang relatif mentap akibat latihan pengalamn dan proses memperoleh respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Pendekatan CBSA merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan siswa dalam meraih prestasi belajar, dimana siswa diharapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi belajar yang dimilikinya secara penuh menyadari dan

52

dapat menggunakan potensi summber belajar yang terdapat disekitarnya (Dimyati dan Mudjiono, 2007 : 117) b. Hubungan motivasi dengan penerapan CBSA Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat belajar sehingga siswa yang termotivasi kuat memiliki kemauan yang kuat juga untuk melakukan kegiatan belajar menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan belajar yaitu meningkatkan prestasi agar bisa lebih baik lagi. Semakin tinggi motivasi balajar siswa itu akan meningkatkan prestasi belajar sehingga tercapai tujuan yang berupa cita-cita dalam pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah (Ngalim Purwanto, 1990 :73) Dalam rangka pengembangan peningkatan motivasi guru

hendaknya taktis dan kreatif dalam mengelola kelas. CBSA menekankan aktifitas siswa secara optimal, artinya CBSA menghendaki keseimbangan antara aktifitas fisik , mental termasuk emosional dan aktifitas intelektual yang berpengaruh pada prestasi dan motivasi belajar siswa, CBSA bertujuan membentuk siswa yang cerdas sekaligus siswa yang memiliki sikap positif dan secara motorik terampil (Wina Sanjaya, 2007 : 137)

53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Berdasarkan dari hasil analisis data dan pembahasan sebelumnya,

maka disini peneliti dapat menarik kesimpulan yang tekait dengan penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar pada mata pelajaran ekonomi kelas XA di MA NW Sakra yaitu : Hasil analisis data siklus I dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah siswa adalah 23 orang, dengan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 14,73 kemudian persentase ketuntasan klasikal pada tahap evaluasi sebesar 69.56% dengan hasil tuntas berjumlah 16 orang dan tidak tuntas berjumlah 7 orang dan dengan nilai rata-rata yang sebesar mencapai 71,73. Hasil anlisis data siklus II dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata aktivitas belajar siswa meningkatnya sebesar 15,96 kemudian persentas ketuntasan klasikal pada tahap evluasi II sebesar 95,65% dengan hasil tuntas berjumlah 22 orang dan yang tidak tuntas 1 orang, dengan nilai rata-rata yang dicapi 82,39 Hasil analisis data angket motivasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa di MA NW Sakra nilai rata-rata untuk motivasi belajar siswa sebesar 82,17 dengan jumlah pertanyaan 25 butir soal jadi nilai tertinggi dalam

54

kategori ini adalah 100. dilihat dari hasil analisis itu mental dan motivasi belajar siswa masuk dalam ketegori baik.

B. Saran 1. Untuk Guru Kepada semua guru secara kese;uruhan khususnya guru ekonomi, hendaknya berani mencoba model dan pendekatan pembelajaran seperti yang dianjurkan dalam dunia pendidikan. 2. Untuk Siswa Kepada para siswa hendaknya selalu siap dalam menerima

keberagaman model dan pendekatan pembelajaran di setiap proses pembelajaran. 3. Untuk Kepala Sekolah Kepada kepala sekolah hendaknya turut berpartisipasi dan memotivasi guru guru untuk meningkatkan dan wawasan tentang konsep konsep pembelajaran.

55

DAFTAR PU STAKA

Arikunto, Suharsimi. (2001) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan : edisi revisi, Jakarta : Bumi Aksara (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rhineka Cipta Arisandi, Pengertian Mental Belajar, Episentrum.com Diakses tanggal 28 juli 2011. Dimyanti. Mudjiono. (2007) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya. IAN 43, (2011). Pengertian Pemahaman, wodress.com, diakses tanggal 13 september 2011. J. Moleong Lexly. (2005). Metodologi Penelitian Kunatitatif : edisi revisi, Bandung : Remaja Rosda Karya. Mahluksosialabadi, (2010) Pengertian Pendekatan Keterampilan, Bligspot.com, diakses tanggal 13 september 2011. Majid, Abdul. (2009) Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Muhammad Ali, (1991) Konsep Dan Penerapan CBSA Dalam Pengajaran , Band ng : Sarana Panca Karya Nurdin. (2008) penerapan strategi pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan pada kelas XI MAN SUMBAWA

56

Nurhayati, eva (2007) pengaruh penggunaan metode belajar aktif tipe Quiz Team terhadap minat belajar dan hasil belajar akuntansi siswa kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara tahun 2006/2007 Nurkencana, Wayan. (1986) Evaluasi Pendidikans. Surabaya : Usaha Nasional. Puerwanto, Ngalim. (1990) Psikologi Pendidikan , Bamdung : PT Raja Rosda Karya. Ratnawati. (2010) penerapan strategi pembelajaran aktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X3 pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 LAPE (2009/2010) Sanjaya, Wina. (2007) Strategi Pembelajaran Beroriantasi Standar Pendidikan. Jakarta : Prenda Media Group. Slameto. (1995) Belajar dan Faktor-faktor yang Mempeengaruhinya. Edisi revisi, Jakarta : Rhineka Cipta. Sudjana.(1996). Penilaian Proses Belajar Mengajar , Bandung. PT Remaja Rosda Karya. Sugiyono. (2003) Metode Penelitian Bisnis , Bandung : PT Alffabeta. Suprapto, Sunaryo. (2009) Dedinisi Perhatian , Blogspot.com, diakses tanggal 13 september 2011 Sunarya, Saripudin (2009) Pengertian Cita-cita, Blogspot .com, diakses tanggal 13 september 2011 Suprayekti. (2003) Interaksi Belajar Mengajar, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Pendidikan.

57

Anda mungkin juga menyukai