yang mayoritas cuacanya hujan untuk tinggal bersama ayahnya, Charlie, setelah ibunya, Rene, menikah dan tinggal bersama suami barunya, Phil, seorang pemain bisbol. Setelah pindah ke Forks, Bella akhirnya tertarik pada seorang pemuda misterius yang tampan, yang merupakan teman sekelasnya di pelajaran Biologi, Edward Cullen, yang ternyata merupakan seorang vampir vegetarian (vampir yang meminum darah hewan, bukan manusia). Edward mempunyai kemampuan seperti halnya vampir yang lain (kuat, cepat, apabila terkena matahari langsung maka tubuhnya berkilauan dan pada saat tertentu matanya dapat berubah warna)selain itu edward juga mempunyai sebuah bakat untuk dapat membaca pikiran orang lain. Tapi dia tak mampu membaca pikiran bella. Pada awalnya, Edward berusaha menjauhi Bella karena Edward selalu merasa tergoda jika menghirup aroma darah Bella. Akan tetapi lama kelamaan akhirnya Edward dapat mengatasi masalah tersebut dan kemudian mereka pun jatuh cinta satu sama lain, yang membuat sekolah membicarakan mereka. Suatu ketika, Bella diajak untuk melihat keluarga Cullen bermain bisbol. Tanpa disangka, tiba-tiba datanglah sekelompok vampir nomaden yang terdiri dari James (vampir dengan bakat melacak), Victoria (vampir dengan insting melarikan diri yang luar biasa hebat dan merupakan pasangan dari James), serta Laurent. Begitu bertemu dengan Bella, James sudah mulai mengincar darah Bella. Semua anggota keluarga Cullen bersatu untuk menyelamatkan Bella. Bella melarikan diri ke Phoenix, Arizona bersama Alice (vampir dengan bakat melihat masa depan) dan Jasper (vampir dengan bakat mengendalikan perasaan di sekitarnya dan merupakan pasangan dari Alice). Saat kabur ke Phoenix, Bella dijebak oleh James. Untungnya Edward dan keluarganya segera menyadari hilangnya Bella dan segera bergegas untuk pergi menyelamatkan Bella. Edward tiba tepat pada waktunya dan berhasil menyelamatkan Bella, setelah itu mereka segera kembali ke Forks dan mengikuti acara prom yang diselenggrakan oleh sekolah mereka.
The Dark Lord Ascending The two men appeared out of nowhere, a few yards apart in the narrow, moonlit lane. For a second they stood quite still, wands directed at each others chests; then, recognizing each other , they stowed their wands beneath their cloaks and started walking briskly in the same direction. News? asked the taller of the two. The best, replied Severus Snape. The lane was bordered on the left by wild, low-growing brambles, on the right by a high, nearly manicured hedge. The mens long cloaks flapped around their ankles as they marched.
Thought I might be late, said Yaxley, his blunt features sliding in and out of sight as the branches of overhanging tress broke the moonlight. It was a little trickier than I expected. But I hope he will be satisfied. You should
confident that your reception will be good? Snape nodded, but did not elaborate. They turned right, into a wide driveway that led off the lane. The high hedge curved into them, running off into the distance beyond the pair of impressive wrought-iron gates barring the mens way. Neither of them broke step; In silence both raised their left arms in a kind of salute and passed straight through, as though the dark metal were smoke.
The yew hedges muffled the sound of the mens footsteps. There was a rustle somewhere to their right; Yaxley drew his wand again, pointing it ove his companions head, but the source of the noise proved to be nothing more than a pure-white peacock, strutting majestically alo
The last trace of steam evaporated in the autumn air. The train rounded a
corner. Harrys hand was still raised in farewell. Hell be all right, murmured Ginny. As Harry looked at her, he lowered his hand absentmindedly and touched the lightning scar on his forehead. I know he will. The scar had not pained Harry for nineteen years. All was well.