Anda di halaman 1dari 11

Kiat Sukses OSCA Residen Bedah

Dr. Hendra Cipta

Bedah Plastik 1. Sebutkan tahapan operasi labiopalatoskiziz unilateral komplit? a. Tahapan prabedah : aproksimasi kedua gusi celah sejak lahir ( dengan plester, head cap dan posisi tidur kea rah celah gusi) b. Labioplasty setelah rule of ten terpenuhi umur > 10 minggu, BB > 10 pon, Hb > 10, Leukosit < 10.000 c. Palatoplasty pada usia 18 -24 bulan. d. Bila ada revisi perbaikan suara dan revisi hidung dan bibir pada usia 4 tahun e. Penatalaksanaan terapi bicara. f. Alveolar bone graft pada usia 8-9 tahun g. Jika ada gangguan rahang pada usia 16 tahun : orthognatic surgery 2. Kapan penderita labiopalatoskizi dirujuk ke Bedah Plastik? a. Bila celah sangat lebar dan ahli bedah ragu dapat menutup celah. b. Ada komplikasi dari labioskizis atau palatoskiziz. c. Untuk perbaikan kualitas suara dan revisi hidung. d. Alveolar bone graft. e. Orthignatic surgery. 3. Komplikasi dari labioplasty dan palatoplasty? a. Labioplasty jaringan parut yang jelek, asimetri dan jebol. b. Palatoplasti suara sengau dan fistula. 4. Apa saja yang kita nasehati pada ibu penderita celah bibir? a. Cara memberi makan : pasien dalam posisi tegak, menggunakan dot besar atau dengan feeding plate. b. Menyampaikan problem yang ada : permasalahan fungsi ( gangguan menelan dan menghisap; gangguan bicara, gangguan pendengaran; gangguan hidung; gangguan pertumbuhan gigi) dan permasalah estetik. c. Menyampaikan tahapan operasi yang akan dilakukan

d. Menyampaikan penyulit yang mungkin timbul : malnutrisi, aspirasi dan pneumonia, dan otitis media. 5. Pasien datang dengan keluhan utama luka bakar listrik a. 4 anamnesis yang penting untuk ditanyakan? i. Sumber tegangan ii. Luka masuk dan luka keluar iii. Lama Kontak iv. Trauma penyerta b. Komplikasi yang akan terjadi? i. CNS : delayed onset of paraplegi/qudriplegi ii. Katarak iii. Stress ulcer dan perdarahan GI, pancreatitis, acalculus kolesistitis c. Pengelolaan i. Evaluasi luka dan debridement

Bedah Urologi 1. Bagaimanakan pendekatan anamnesis pasien dengan keluhan hematuria? a. Onset hematuria dan kualitas nya ( sejak kapan, nyeri, hilang timbul). b. Gangguan obstruksi dan iritasi : hesitensi, intermiten, terminal dribbling, frekuensi , nokturia, disuria. c. Riwayat batu saluran kemih d. Riwayat pemakain obat TBC e. Riwayat kontak dengan bahan kimia. f. Riwayat merokok kretek. 2. Bagaimanakah pemeriksaan fisik dan usulan pemeriksaan penunjang pada pasien dengan keluhan hematuria? a. Pemeriksaan fisik : regi costovertebral angel (nyeri tekan, nyeri ketok), region suprasimfisis (nyeri tekan), region genitalia eksterna. Kemudian dilakukan pemeriksaan colok dubur (dinilai TSA, prostat konsistensi, permukaan , berat, nodul).

b. Pemeriksaan penunjang: Urinalisis, sitologi urine, BTA urine, BNO-IVP, sitoskopi/biopsy. 3. Sebutkan kemungkinan diagnosis pasien dengan keluhan hematuria? Keganasan BuliBuli. 4. Bagimana pendekatan anamnesis pada pasien dengan keluhan susah kencing? a. Onset nya. b. Gejala obstruksi : hesistensi (membutuhkan waktu yang lama untuk memulai kencing); intermiten (sering tiba- tiba berhenti); pancaran miksi lemah, terminal dribbling; dan terasa tidak lampias. c. Gejala iritatif : frekuensi (sering BAK); nokturia (BAK pada malam hari); urgensi (BAK sulit ditahan); dan disuria (nyeri pada saat BAK). d. Riwayat hematuria e. Riwayat pengobatan sebelum dan sesudah keluhan , misalnya dekongestan. f. Demam?

Bedah Anak 1. Pasien datang dengan DK/ kista duktus tiroglosus. a. Untuk memastikan diagnostik pemeriksaan fisik apa saja yang diperlukan? i. Pasien diminta untuk menjulurkan lidah, maka benjolan akan ikut bergerak. Kemudian pasien diminta untuk menelan, maka benjolan juga akan bergerak. Pada palpasi teraba benjolan di garis tengah leher dengan konsistensi massa teraba kistik, berbatas tegas, bulat, mudah digerakkan, warna sama dengan kulit sekitarnya. ii. Pada pemeriksaan Penunjang: USG dapat membandingkan antara kista dan massa solid, dan USG juga bisa memperlihatkan adanya jaringan tiroid normal. Pemeriksaan ini juga tidak invasif dan tidak mahal, jadi mulai meninggalkan tes-tes yang biasa digunakan oleh kebanyakan dokter. CT-scan memberi informasi tepat mengenai ukuran massa, lokasi dan hubungannya pada struktur lainnya. Hampir sama, MRI memberikan informasi lengkap

tentang massa namun, karena adanya studi penciteraan yang tidak begitu mahal namun cukup adekuat, maka MRI jarang digunakan b. Apakah penyebab dari kelainan ini? i. Secara embriologi, kista duktus tiroglosus muncul pada minggu ke 5 kehamilan setelah penurunan kelenjar tiroid dari dasar lidah, kemudian terjadi kegagalan terbentuknya saluran setelah minggu ke 7 kehamilan sehingga menyebabkan timbulnya saluran sinus dan kista pada garis tengah leher. ii. Secara patogenesi ada 2 teori : infeksi tenggorok berulang akan merangsang sisa epitel traktus sehingga mengalami degenerasi kistik; sumbatan duktus tiroglosus akan mengakibatkan terjadinya penumpukan secret sehingga membentuk kista. c. Bagaimana penatalaksanaannya? i. Insisi drainase ii. Eksisi sederhana iii. Aspirasi perkutan iv. Reseksi dan injeksi dengan bahan sklerotik. d. Apakah nama prosedur bedahnya? i. Sistrunk prosedur pengangkatan kista, duktus, korpus hyoid, traktus yang menghubungkan kista dengan foramen sekum serta otot lidah sekitarnya kurang lebih 1 cm diangkat.

2. Bayi laki laki umur 1 bulan dibawa ke rs karena muntah proyektil tidak berwarna hijau? a. Diagnosis yang paling mungkin? Hipertropic Pyloric Stenosis. b. Apa saja yang ditemukan pada pemeriksaan fisik pada abdomen? i. Ditemukan kontur dan peristaltic lambung yang terlihat dari abdomen bagian atas. ii. Ditemukan tumor di region hipokondrium kanan atau epigastrium. c. Apa saja pemeriksaan penunjang yang diperlukan dan kelainan yang ditemukan? i. USG : ditemukan penebalan pylorus. ii. Barium meal : string sign ditemukan saluran pylorus yang kecil dan memanjang.

iii. Fluoroskopi : ditemukan pengosongan lambung yang terlambat dan lambung tampak membesar disertai gambaran peristaltic. d. Sebutkan terapi definitifnya? Freddy Ramsted Pyloromyotomi. e. Apa saja gangguan yang terjadi bila pasien datang > 5 hari? i. Dehidrasi ii. Alkalosis iii. Hipokalem dan hipokloremik

Vaskular 1. Seorang laki laki datang ke RS dengan ujung jari tangan kanan kehitaman. Pada anamnesis didaptkan adanya riwayat merokok, riwayat diabetes disangkal? a. Bagaimana pendekatan anamnesis pada pasien ini? i. Onset ii. Nyeri iii. Riwayat perubahan suhu iv. Klaudikasi intermiten v. Riwayat trauma vi. Riwayat merokok vii. Riwayat diabetes, riwayat hiperkoagubilitas viii. Riwayat pengobatan b. Bagaimanakah pemeriksaan fisik pada pasien ini? i. Inspeksi: membandingkan kanan dan kiri, tanda tanda flebitis, rambut, gangrene. ii. Palpasi : dingin/hangat, lembab/basah, pulsasi arteri distal c. Apak pemeriksaan penunjang pada pasien ini? arteriografi d. Diagnosis yang paling mungkin? Buerger disease e. Terapi yang dilakukan? i. Menghentikan kebiasaan merokok. ii. Obat vasodilator dan aggregasi trombosit iii. Simpatektomi lumbal.

Bedah ortopedi 1. Pasien datang dengan keluhan Compartmen syndrome. a. Kelainan patologi yang ditemukan? i. Aktivasi dan adhesi leokosit dan trombosit ii. Mengaktifkan mediator inflamasi iii. Influx Ca ke dalam sel iv. Disrupsi pompa ion pada membrane sel v. Transudasi cairan b. Bagaimana pendekatan klinis? Pain, Pallor, Parestesi, Paralisis, Pulselesness c. Apa saja komplikasi yang terjadi bila penanganan inadekuat? i. Pada ekstremitas atas bisa terjadi Volkman contracture ii. Rhabdomyolisis iii. Infark otot skeletal d. Tindakan yang harus dilakukan pada pasien ini ? Fasciotomi 2. PAsien datang dengan foto Rontgen : Dislokasi Hip posterior a. Apa saja kelainan klinis yang didapatkan? i. Adduksi ii. Endorotasi iii. Fleksi iv. Dorsofleksi ankle. b. Komplikasi yang kemungkinan terjadi? i. Cedera sciatic nerve ii. AVN (osteonekrosis) iii. Myositis ossificans iv. Cedera penyerta ligament lutut terutama PCL, posterolateral kompleks. c. Ekspertise pada foto rongtgen? i. Ilioiscial hip intact ii. Dislokasi hip posterior iii. Santon line terputus

d. Terapi yang dilakukan? i. Reduksi dan reposisi dalam NU. ii. Rehabilitasi 3. PAsien datang dengan Diagnosis osteomielitis? a. Kelainan yang ada pada klinis? i. swelling, edema, deformitas, redness b. ekspertise foto Rontgen? i. Involukrum, sequester, litik bone c. Terapi? i. Debridement + bone graft + soft tissue coverage ii. Antibiotic i.v

Bedah Onkologi 1. Pasien usia 32 tahun datang dengan keluhan benjolan di payudara kanan. a. Bagaimana pendekatan anamnesis pada pasien di atas? i. Onset benjolan ii. Progresifitas membesarnya iii. Nyeri iv. Demam v. Nipple discharge vi. Riwayat trauma vii. Riwayat menstruasi (menarche, menopause, keteraturan) viii. Riwayat perkawinan (usia berapa) ix. Riwayat melahirkan (anak berapa, usia pertama kali melahirkan) x. Riwayat kontrasepsi/obat hormonal xi. Riwayat radiasi xii. Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga xiii. Riwayat diit tinggi lemak xiv. Riwayat operasi sebelumnya. b. Bagaimana pemeriksaan fisik local pada benjolan?

i. Letak ii. Ukuran dan jumlah iii. Konsistensi iv. Permukaan v. Perlekatan dengan jaringan sekitar vi. Batas tumor 2. Pasien datang dengan keluhan benjolan di leher? a. Bagaimana pendekatan anamnesis pada pasien diatas? i. Tempat tinggal/asal ii. Onset iii. Progresifitas membesarnya iv. Gangguan mekanik ( suara parau, sulit menelan, sesak nafas) v. Riwayat radiasi waktu anak anak vi. Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga/tetangga vii. Riwayat penyakit hipertiroid (seirng berkeringat, mata melotot, takikardi. b. Bagaimana melakukan pemeriksaan fisik? i. Inspeksi : pemeriksa dari depan mengintruksikan pasien untuk menelan, untuk melihat apakah benjolan iktu bergerak saat menelan. ii. Palpasi : pemeriksan membelakangi pasien kemudian diperiksa: ukuran, permukaan, konsistensi, mobilitas. Kemudian memeriksa nodul KGB , ukuran, permukaan, konsistensi, jumlah. iii. Melakukakan pemeriksaan pada kalvaria, sternum dan kosta dan klavikula. 3. Pasien datang dengan diagnose Basalioma? a. Pendekatan anamnesis pada pasien ini? i. Riwayat tahi lalat yang cepat membesar, atau borok yang tidak sembuh sembuh. ii. Adanya resiko paparan sinar U.V yang lama. iii. Lokasi paling sering di daerah muka dan hidung. iv. Sangat jarang bermetastassi v. Kemampuan infiltrative yang tinggi.

vi. Pada pemeriksaan fisik: ulkus roden tepi tidak rata, warna kehitaman, di daerah perifer tampak hyperplasia dan di sentra ulkus. b. Terapi ? eksisi luas dengan safety margin 0,5 1 cm.

Bedah Digestif 1. Pasien datang dengan diagnose Prolaps Recti. a. Pendekatan diagnose? i. Sering terjadi pada usia anak dan wanita tua. ii. Keluhan: perdarahan per anus yan terjadi sesudah diketahui turunya massa di dubur. iii. PF: dari anuskopi dan RT ditemukan lipatan mukosa yang teratur, konsentris, radien, seluruh ketebalan dinding dapat dirasakan, mukosa merah muda mengkilap. b. Terapi: rektopeksi per abdominal/ per perineal (Telorme prosedur, Altemeir procedure) 2. Pasien datang dengan keluahan mata kuning, demam? a. Bagaimana pendekatan anamnesis? i. Kuning: onset, progresifitas, hilang timbul, BAB dempul, BAK air the. ii. Demam : onset, sifat, riwayat demam sebelumnya. iii. Nyeri perut kanan atas: onset, sifat, penjalaran, lama nyeri iv. Lain- lain: penurunan berat badan, adanya benjolan pada abdomen v. Riwayat: penyakit kuning sebelumnya, dan nyeri olik bilier sebelumnya b. Bagaimana pendekatan pemeriksaan fisik dan penunjang? i. PF: vital sign, sclera ikterik, konjungtiva, abdomen : inspeksi, palpasi (nyeri tekan, nyeri lepas, defans, Murphy sign, courvossier sign), perkusi dan auskultasi. Hepar. ii. Laboratotium : Hb. Leukosit, Alkali fosfatasi, GGT, Bil tot, direk, indirek iii. Radiologi : USG hepatobilier pancreas, ERCP MRCP

3. Pasien perempuan umur 26 tahun datangn dengan keluhan nyeri perut. a. Bagaimana pendekatan anamnesis?

i. Nyeri : Onset, lokasi, Sifat, lama, penjalaran, penyebab. ii. Gejala GI : diare, mual-muntah, obstipasi, BAB darah/lender iii. Lain lain: demam, gejala BAK, gejala yang berhubungan dengan haid terkahir. b. Bagaimana pemeriksaan fisik? i. PF; Palpasi di tempat yang tidak sakit terlebih dahulu, pemeriksaan nyeri kontralateral. ii. Rectal toucher iii. Lab: urin lengkap; USG; appendikogram. c. Kemungkinan diagnosis: nyeri karena operasi, appendisiti akut, PID 4. Pasien laki laki 70 tahun datang dengan keluhan benjolan di lipat paha kanan a. Bagaimana pendekatan anamnesis pasien ini? i. Keluhan utama ii. Lokasi benjolan iii. Benjolan menetap/hilangg timbul dipengaruhi BAB, ngejan, ngangkat berat iv. Keluhan GI : mual/muntah, BAB, kentut, nyeri v. Riwayat pekerjaan, penyakit asma, kencing mengejan dan menetes 5. Pasien datang dengan DK/ Ileus obstruksi total letak tinggi a. Radiologi abdomen tegak? i. Air fluid level ii. Step ladder iii. Dilatasi usus b. Komplikasinya? i. Dehidrasi syok hipovolemik ii. Nekrosis / gangrene usus iii. Perforasi iv. Abses v. Peritonitis syok sepsis c. Terapi? i. Laparotomi eksplorasi bila obstruksinya tidak jelas darimana

ii. Mengatasi penyebab: reseksi (tumor, invaginasi, gangrene), reposisi (invaginasi, volvulus,, hernia); membuang (adhesiolisis, benda asing); ektomi; membersihkan rongga abdomen dari pus, fibrin, fese , cairan. 6. Pasien datang dengan DK/Hemoroid a. Di anal verge, biasanya di daeraj mana? Jam 5,7,11 b. Diagnosis banding i. Fisura ani ii. Prolapsed rekti iii. Tumor anus iv. Kondiloma c. Terapi: i. Konservatif : nasihat, obat-obatan vasotropi, obat topical ii. Operatif: dilatasi, hemoroidektomi 7. Faktor resiko terjadinya hernia femoralis? a. Female : male = 4:1 b. Multipara c. Wanita tua

Anda mungkin juga menyukai