Anda di halaman 1dari 3

Data Perhitungan 1.

Tegangan Puncak dengan metoda Sela Bola Percik


U d 0,289 P U do 273 t

a. D=100mm 1. U d 0,289

1005 x16,8 kVolt 273 26

4. U d 0,289

1005 x84 kVolt 273 26

= 16,8 kVolt 2. U d 0,289

= 81,59 kVolt 5. U d 0,289


1005 x105 kVolt 273 26

1005 x31.7 kVolt 273 26

= 30,792 kVolt 3. U d 0,289

= 101.99 kVolt 6. U d 0,289


1005 x123 kVolt 273 26

1005 x59 kVolt 273 26

= 57,5 kVolt

= 119,48 kVolt

b. D= 50mm 1. U d 0,289
1005 x17.4kVolt 273 26

4. U d 0,289

1005 x75,5kVolt 273 26

= 16,902 kVolt 2. U d 0,289


1005 x32kVolt 273 26

= 73,339 kVolt

= 31,084 kVolt 3. U d 0,289


1005 x57,5 kVolt 273 26

= 55,845 kVolt

ANALISA DAN KESIMPULAN 1. Analisa Dari hasil percobaan didapat nilai Ud sbb: Bola diameter 100 mm - 5 mm = 16,8 kV - 10 mm = 30,792 kV - 20 mm = 57,311 kV - 30 mm = 81,59 kV - 40 mm = 101.99 kV - 50 mm = 119,48 kV Bola diameter 50 mm - 5 mm = 16,902 kV - 10 mm = 31,084 kV - 20 mm = 55,854 kV - 30 mm = 73,339 kV Nilai Ud yang didapatkan dilakukan pada tekanan, suhu, dan kelembaban udara yang konstan. 2. Kesimpulan Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa nilai Ud pada pengukuran tegangan tinggi menggunakan sela bola diameter 100 mm lebih besar dari sela bola diameter 50 mm. Ternyata dengan bertambah nya nilai S maka tegangan tinggi yang dibangkitkan akan semakin besar karena jarak elektroda yang semakin jauh memaksa sejumlah elektron dalam elektroda terionisasi lebih banyak dibanding dengan jarak yang kecil. Nilai Ud dipengaruhi oleh luas penampang bola atau diameter bola dan jarak antara bola.

PEMBAHASAN Praktikum kali ini yaitu mengenai pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi bolak balik. Pada praktikum ini dilakukan metoda pengukuran dengan menggunakan sela bola percik, dengan ukuran bola yaitu berdiameter 100mm dan 50mm, dilakukan pengukuran pada jarak (s) yang berbeda-beda yaitu untuk bola berdiameter 100mm diambil data pada jarak (s) = 5mm, 10mm, 20mm, 30mm, 40mm, dan 50mm. sedangkan pada bola berdiameter 50mm diambil data pada jarak (s) = 5mm, 10mm, 20mm, dan 30mm. untuk setiap jarak (s) diambil 3 data. Dalam perhitungan digunakan rumus U d 0,289
P U do 273 t

Dimana Ud = tegangan tembus puncak pada suhu t ; P = tekanan udara (mBar) ; t= temperatur (oC) ; dan Udo = tegangan tembus standar pada suhu 20oC. parameter-parameter ini didapat pada saat praktikum, sedangkan nilai Udo didapat dari tabel (sphere-Gap with one sphere earthed) bisa dilihat di lampiran. Setelah harga Ud, Udo didapat, barulah kita bisa membuat grafik hubungan U = f(s) dengan d = 100mm dan grafik hubungan U = f(s) dengan d = 50mm. Dari grafik yang didapatkan, dapat dianalisa bahwa nilai tegangan tembus berbanding lurus dengan harga s (jarak) nya. Dimana didapatkan bahwa semakin jauh jarak antar bola, maka akan didapatkan nilai tegangan tembus yang semakin besar pula. Dari grafik dapat juga dibandingkan antara nilai tegangan tembus hasil koreksi dan nilai tegangan tembus starndar (pada suhu 20 C dan tekanan 1013mBar) Hasil analisa dari grafik dan perhitungan menunjukan bahwa nilai tegangan tembus hasil koreksi (perhitungan) dan nilai tegangan tembus standar hasilnya mendekati (selisih yang didapat relative kecil) hal ini menunjukan praktikum pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi bolak balik berhasil dilakukan, karena mahasiswa bisa membangkitkan tegangan tinggi bolak-balik dengan menggunakan trafo uji tegangan tinggi dengan hasil perhitungan yang baik dan didapat grafik yang baik pula.

Anda mungkin juga menyukai