BAB I PENDAHULUAN
I.1. SEJARAH PENEMUAN PROSES Pada tahun 1776 asam oksalat berhasil disintesa untuk pertama kalinya oleh Scheele dengan cara mengoksidasi gula dengan asam nitrat. Pada tahun 1784 telah dibuktikan bahwa asam oksalat merupakan asam dari garam yang berasal dari jenis tanaman sorrel. Pada tahun 1829, menurut Gay Lussac asam oksalat dapat diproduksi dengan cara meleburkan serbuk gergaji dalam larutan alkali. Pada tahun 1856, Dale memproduksi asam oksalat dari serbuk gergaji. Pada tahun 1973 di Perancis, Rhone - Poulenc memproduksi asam oksalat dengan cara mengoksidasi propylene dengan asam nitrat. ( Kirk R.E, Othmer D.F.,
Encyclopedia of Chemical Technology, 3 rd, Vol.16 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp. 625, 1945 ).
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I-2 BAB I Pendahuluan baggase, kenaf, alang-alang dan bahan lain yang mengandung kadar selullosa. Dan pada tahun 1973 di Perancis, Rhone Poulenc memproduksi asam oksalat dengan cara mengoksidasi propylene dengan asam nitrat. Di Amerika, asam oksalat diproduksi dari pati jagung dan masih sedikit pabrik yang memproduksi asam oksalat dari ethylene glikol dengan memanfaatkan proses oksidasi asam nitrat yang menggunakan katalis besi dan vanadium atau asam sulfat. Asam oksalat juga diproduksi dengan cara mensintesa asam formiat, tetapi proses ini jarang digunakan. Pada tahun 1975 Pfizer berhenti memproduksi asam oksalat sebagai produk samping dari produksi asam sitrat yang menggunakan proses fermentasi dari molases. Jepang juga mengembangkan teknologi lain dalam pembuatan asam oksalat dengan cara mengoksidasi ethylene glikol yang dilakukan oleh dua perusahaan besar yaitu Mitsubishi Gas Chemical Co. dan Ube Industries,Ltd. ( Kirk R.E, Othmer D.F.,
Encyclopedia of Chemical Technology, 3 rd, Vol.16 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp. .621-625, 1945)
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I-4 BAB I Pendahuluan Jawa Timur Yogyakarta Nusa Tenggara Timur Sulawesi selatan Sulawesi Utara Kalimantan Timur Total
Biotechnology.2007)
Dari table diatas, kami menetapkan lokasi pabrik kami di daerah lampung. pertimbangan kami memilioh daerah lampung diantaranya: Produksi rata-rata ketela mencapai yaitu 1.175.000 ton/tahun dengan wilayah perkebunan ketela 47.000 ha Jumlah tenaga kerja yang relatif banyak dengan upah minimum regional yang tidak terlalu tinggi Tersedianya bahan penunjang (listrik dan air) Sarana transportasi yang memadai Tersedianya lahan yang belum dimanfaatkan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
Data BPS ( Balai Pusat Statistik : Import ) Sedangkan eksport yang dilakukan Indonesia untuk komoditi asam oksalat ini adalah :
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I-6 BAB I Pendahuluan Tabel I.1.2. Data Ekspor Asam Oksalat di Indonesia TAHUN 2004 2005 2006 2007 2008 KEBUTUHAN ( TON / TAHUN ) -
Data BPS ( Balai Pusat Statistik : Eksport ) Konsumsi yang dihasilkan di Indonesia untuk komoditi asam oksalat ini adalah : Tabel I.1.3. Data Konsumsi Asam Oksalat di Indonesia TAHUN 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-rata Data BPS ( Balai Pusat Statistik : Import ) KEBUTUHAN ( TON / TAHUN ) 1.573,58 2.579,51 1.770,96 1.655,43 1.212,75 Pertumbuhan 0,389969 -0,45656 -0,06979 -0,36502 -0,12535
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I-7 BAB I Pendahuluan Data kebutuhan asam oksalat dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui pertumbuhan kebutuhan asam oksalat setiap tahun. Pertumbuhan kebutuhan asam oksalat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut: F = P (1+i)n dimana: F = impor saat pabrik didirikan (tahun) P = impor sekarang (tahun) i = pertumbuhan rata-rata n = selisih tahun Pabrik akan didirikan pada tahun 2015, oleh karena itu diperlukan data impor pada tahun 2015. Dengan rumus diatas, sehingga dapat ditemukan: F = 1.212,75 (1 0,1253)4 = 709,91 ton/tahun Kapasitas = (ekspor-impor) + (konsumsi dalam negeri kapasitas pabrik lama) Untuk saat ini di Indonesia belum ada pabrik asam oksalat dan belum melakukan ekspor asam oksalat, sehingga: ekspor = kapasitas pabrik lama = 0 untuk saat ini semua kebutuhan asam oksalat dipenuhi dengan cara impor sehingga: impor = konsumsi dalam negeri = 709,91 ton/tahun
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I-8 BAB I Pendahuluan dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku dan kebutuhan pabrik, maka ditetapkan kapasitas produksi asam oksalat sebesar 600 ton/tahun (85% dari kebutuhan dalam negeri)
Proses pembuatan asam oksalat dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Jenis proses yang digunakan di dalam industri antara lain adalah:
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
3. Proses
fermentasi
glukosa
menjadi
asam
sitrat,
menghasilkan asam oksalat sebagai hasil samping. Produk yang diperoleh sangat sedikit.(Faith, W.L, Keyes,
D.E, and Calrk,R.L., Industrial Chemical, 2 nd, John Wiley and Sons, Inc., new York, pp.280-282, 1957 )
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 10 BAB I Pendahuluan oksalat yang dihasilkan mempunyai kemurnian 98 %. Dan yield pada proses ini adalah 60-70% ( Kirk R.E, Othmer
D.F., Encyclopedia of Chemical Technology, 3 rd, Vol.16 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp. 621, 1945 ).
1.2.1.1 Pati
Pati adalah salah satu jenis polisakarida dari karbohidrat yang sangat luas di alam ini. Bahan ini tersimpan sebagai cadangan makanan tumbuhan di dalam : - biji buah - umbi-umbian kentang, dll. - batang : aren, sagu, dll. Pati merupakan polimer dari satuan -D-glukosa yang disusun oleh dua satuan polimer utama, yaitu amilosa dan amilopektin. Molekul amilosa merupakan polimer glukosa denga bentuk ikatan (1-4) glikosidik yang membentuk rantai linier dan tak bercabang dengan berat molekul antara 150.000 sampai 1.000.000 yang berisi 200 350 unit glukosa. Molekul amilopektin merupakan polimer glukosa dengan bentuk ikatan (1,6) glikosidik pada titk-titik percabangannya dengan berat molekul antara 107 sampai 108 dan dapat berisi sampai 1000 unit glukosa. Kandungan amilosa dalam pati 15-20% yang : padi, jagung, gandum, dll. : ubi kayu, ubi jalar, talas, kentang,
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 11 BAB I Pendahuluan memberikan warna biru dengan iodine, sedangkan kandungan amilopektin dalam pati 80-85% dan memberikan warna merah dengan iodine. Pati merupakan butiran atau granula yang berwarna putih mengkilat, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa. Granula pati mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka ragam, tetapi pada umumnya berbentuk bola atau elips. Perbandingan jumlah amilosa atau amilopektin berbeda-beda dalam setiap jenis pati. Apabila kadar amilosa tinggi maka akan bersifat kering, kurang lekat dan cenderung menyerap air lebih banyak (higroskopis). Sifat pati tidak larut dalam air, namun bila susupensi pati dipanaskan akan terjadi gelatinasi pada suhu tertentu ( suhu gelatinasi ). Hal ini disebabkan oleh pemanasan energi kinetik molekul-molekul air yang menjadi lebih kuat daripada daya tarikmenarik antara molekuln pati dalam granula, sehingga air dapat masuk ke dalam pati dan akan mengembang, dan dapat pecah. Perubahan ini adalah gelatinasi. (Winarno Kimia Pangan dan
Gizi, 1994)
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 12 BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 13 BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 14 BAB I Pendahuluan Pelapisannya bersifat keras, abrasi dan tahan terhadap korosi dan cukup atraktif warnanya sehingga tidak diperlukan pewarnaan. Tetapi bagaimanapun juga proses asam oksalat lebih mahal apabila dengan dibandingkan dengan proses asam sulfat. 4. Metal Cleaning Asam oksalat adalah senyawa pembersih yang digunakan untuk automotive radiator, boiler, railroad cars dan kontaminan radioaktif untuk plant reactor pada proses pembakaran. Dalam membersihkan logam besi dan non besi asam oksalat menghasilkan kontrol pH sebagai indikator yang baik. Banyak industri yang mengaplikasikan cara ini berdasarkan sifatnya dan keasamannya. 5. Textiles Asam oksalat banyak digunakan untuk membersihan tenun dan zat warna. Dalam pencucian, asam oksalat digunakan sebagai zat asam, kunci penetralan alkali dan melarutkan besi pada pewarnaan tenun pada suhu pencucian, selain itu juga asam oksalat juga digunakan untuk membunuh bakteri yang ada didalam kain.
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 15 BAB I Pendahuluan 6. Dyeing Asam oksalat dan garamnya juga digunakan untuk pewarnaan wool. Asam oksalat sebagai agen pengatur mordan kromium florida. Mordan yang terdiri dari 4% kromium florida dan 2% berat asam oksalat. Wool di didihkan dalam waktu 1 jam. Kromic oksida pada wool diangkat dari pewarnaan. Ammonium oksalat juga digunakan sebagai pencetakan Vigoreus pada wool, dan juga terdiri dari mordan (zat kimia) pewarna( Kirk R.E, Othmer
D.F., Encyclopedia of Chemical Technology, 3 rd, Vol.16 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp. 630 631, 1945 ).
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 16 BAB I Pendahuluan untuk budidaya ketela gendruwo terjadi pada musim kering (kemarau). Tanaman ketela gendruwo dapat ditanam di daerah dengan curah hujan 500-5000 mm/tahun, optimalnya antara 7501500 mm/tahun. Derajat keasaman tanah adalah 5,5-7,5. Cara tanam ketela gendruwo yaitu dengan pangkal setek dipotong rata dan menanam setek dengan posisi vertikal (kedalaman tanam 15 cm). Asal setek, diameter bibit, ukuran setek, dan lama penyimpanan bibit berpengaruh terhadap daya tumbuh dan produksi ketela. Bibit yang dianjurkan sebagai berikut : Setek berasal dari batang bagian tengah yang sudah berkayu Panjang 15-20 cm Diameter 2-3 cm Tanpa penyimpanan. Jenis ketela gendruwo umbinya berukuran cukup besar, dangan kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Ketela gendruwo mengandung sianida (racun) yang menyebabkan rasa pahit sehingga tidak layak dikonsumsi manusia, dan tidak mempunyai nilai ekonomis. (www.Bigcassava.com)
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 17 BAB I Pendahuluan
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 18 BAB I Pendahuluan Kandungan dalam umbi akar Kandungan Moisture (air) Pati Serat Protein Substansi lain termasuk mineral : Jumlah (%) 70 24 2 1 3
ndex.html) (http://www.ejbiotechnology.info/content/vol7/issue1/issues/2/i
Produktivitas ketela gendruwo ini dapat mencapai 30-50 ton perhektar/tahun, dengan masa tanam sekitar 9-12 bulan. Semakin lama masa tanam maka kandungan pati dalam ketela gendruwo tersebut akan semakin besar. Bila ketela disimpan pada suhu kamar dalam keadaan basah akan sangat mudah rusak karena ditumbuhi oleh jamur. Sehingga untuk manajemen sistem tanam dan panen, perlu dilakukan penanaman secara bergilir dengan tetap memperhatikan gendruwo untuk proses produksi.
(www.warintekbantul.com)
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 19 BAB I Pendahuluan I.4.2 Bahan Baku pendukung 1. Asam Sulfat (H2SO4) Sifat Fisika : Sangat korosif, tidak berwarna pada temperatur kamar dan dapat bercampur baik dengan air. Berat molekul Titik lelehnya adalah Titik didihnya adalah Panas pembentukan : 98.08 gr/mol : 10.49 oC. : 340 oC : -199,91 kcal/grmol Spesific gravity pada air suhu 15.5 oC : 1.839
Sifat Kimia : Bereaksi dengan semua logam dan membebaskan hidrogen kecuali Al, Cr, Bi yang pada keadaan biasa tidak bereaksi. Reaksi : L + H2SO4 L2SO4 + H2 Dapat mengoksidasi beberapa unsur non metal seperti karbon dan sulfur. Reaksi : C + H2SO4 S + H2SO4 CO2 + 2SO2 + 2H2O 3SO2 + 2H2O
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 20 BAB I Pendahuluan menghasilkan bromine iodine. Reaksi : 2HBr + H2SO4 8HI + H2SO4
( Kirk R.E, Othmer D.F.,
rd
2. Glukosa (C6H12O6) Sifat Fisika Pada suhu 20oC heat capacitynya 0.3 cal/goC Berat molekul 180,16 gram/mol Titik didihnya 146oC Spesific gravity 1.05840 Larut dalam air dan pada semua temperature
(Ram Brian, LAL Mathur, Text Book of Sugar Cane Technology, Univ. New Delhi, p.30, 1975). Cp 0.275 gcal/gr pada suhu 20oC Sifat Kimia : a. Oksidasi Glukosa dapat dioksidasi oleh silver atau ion Cupper dengan produk silver mirror dengan mudah kemudian terbentuk diammonical silver
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 21 BAB I Pendahuluan nitrit. Terjadinya lapisan endapan dari asam caprous merupakan hasil dari reaksi dengan fehling atau larutan benedict. Larutan alkali dari glukosa sangat mudah dioksidasi dalam oksigen atmosfer atau oksidasi yang kuat lagi sehingga larutan benedict tidak hanya mengenai atom aldehyde carbon tetapi juga atom karbon lain. b. Reduksi Reaksi elektrolit dari glukosa menghasilkan sorbitol dan mannitol. c. Reaksi dengan Phnylhidrazine Reaksi glukosa dengan phenylhidrazine menghasilkan D-glukosa phenylhidrozine. 3. Fe2(SO4)3 atau Ferric sulfat heat capacity 66.2 gcal/gr pada suhu 273 sampai 373 oK Berat molekul 388.88 gr/mol Produk komersial mengandung 20 % air (berwarna kuning) Densitas pada 180C : 3.097 gr/cm3 Larut dalam alkohol
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
4. Asam Nitrat (HNO3) Sifat Fisika Larutan tak berwarna Berat molekul : 63 gr/mol HNO3 65 % : Densitas pada suhu 20oC Titik leleh Titik didih pada 1 atm Kelarutan dalam air berbagai proporsi Entropi : Liquid (16oC) Gas (25 C) Panas pembentukan
o
Panas penguapan (20oC): 9426 cal/mol Kapasitas panas (27oC) : 28,24 cal/mol
Sifat Kimia a. Sebagai asam Merupakan asam kuat berbasa satu dan dapat
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 23 BAB I Pendahuluan bereaksi langsung dengan alkali, oksida-oksida dan bahan dasar lain membentuk garam. b. Sebagai zat pengoksidasi Merupakan oksidator kuat. Reaksi antara asam nitrat dengan zat pereduksi akan menghasilkan NO2 dan NO. c. Reaksi dengan bahan organik Reaksi ini akan membentuk organik nitrat dengan esterifikasi. Misalnya : ROH + HNO3 C6H6 + HNO3 d. Bereaksi dengan logam Umumnya asam nitrat bereaksi dengan logam kecuali emas, platina, iridium, rhodium, tantalum dan titanium. Reaksi ini akan membentuk nitrat dan oksida nitrogen. Reaksi berjalan dalam dua tahap, misalnya : RNO3 + H2O C6H5NO3 + H2O
3Cu(NO3)2 + 6H 4H2O + 2 NO
( Kirk R.E, Othmer D.F., Encyclopedia of Chemical Technology, 3 rd, Vol.15 , Mei Ya Publications, Inc. , Taipei , pp. 854-856 , 1945 )
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat
I - 24 BAB I Pendahuluan I.4.3 Produk utama Asam Oksalat Dihydrat Sifat fisika asam oksalat dihydrat (C2H2O4.2H2O) Berbentuk kristal, berwarna putih Titik leleh Densitas 1422 kJ/mol Berat molekul : 126,07 Cp pada suhu 50oC adalah 0,385 Cp pada suhu 100oC adalah 0,416 Asam oksalat anhydrat menyublim pada suhu 150oC formiat. Jika asam oksalat dipanaskan dengan penambahan asam sulfat akan menghasilkan karbon monoksida, karbondioksida dan H2O.
( Kirk R.E, Othmer D.F., Encyclopedia of Chemical Technology, 3
rd
Pabrik Asam Oksalat dari Ketela Genderuwo dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat