Anda di halaman 1dari 53

KELUARGA BERENCANA

Definisi Secara umum merupakan suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kerugian akibat langsung dari kelahiran bayi bagi ibu, bayi, keluarga dan masyarakat. Tujuan khusus adalah pencegahan terjadinya pembuahan atau pencegahan pertemuan antara sel mani dari laki-laki dan sel telur dari wanita sekitar persetubuhan. Manfaat KB dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat: Kehamilan terlalu dini Kehamilan terlalu telat Kehamilan yang terlalu berdesakan jaraknya Terlalu sering hamil dan melahirkan

Jenis-jenis metode kontrasepsi Pada umumnya metoda kontrasepsi dapat dibagi menjadi : Hormonal a. Kontrasepsi kombinasi (hormone estrogen dan progesterone) I. II. Pil kombinasi Suntikan kombinasi

b. Kontrasepsi progestin c. Suntikan progestin

I. II. III.

Pil progestin (mini pil) Implant AKDR dengan progestin

d. Transdermal patches Non Hormonal a. Metode Amenore Laktasi b. Metode keluarga berencana alamiah c. Senggama terputus d. Metode barier I. II. III. Kondom Diafragma Spermisida

e. Intrauterine devices (IUDs) (alat kontrasepsi dalam rahim) f. Sterilisasi I. II. Tubektomi (Metoda operasi wanita/MOW) Vasektomi (Metoda Operasi Pria/MOP)

g. Emergensi Atau dapat juga dibagi menjadi: 1. Metoda efektif jangka panjang - AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) - Susuk KB - Kontrasepsi Mantap.

2. Metoda mantap. - Metoda operasi wanita (MOW/Tubektomi) - Metoda Operasi Pria (MOP/Vasektomi) 3. Metoda Efektip - Pil KB - Suntikan KB 4. Metoda sederhana a. Dengan alat/obat - Kondom - Diafragma - Kream, Jelli dan cairan berbusa - Tablet berbusa (vaginal tablet) - Intravag (tisu KB) b. Tanpa alat/obat Senggama terputus Pantang berkala

A. KONTRASEPSI NON HORMONAL Metode Amenore Laktasi Metode amenore laktasi adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu. Ibu yang menggunakan metode amenore laktasi : Menyusui secara penuh

Belum haid Umur bayi > 6 bulan Efektif sampai 6 bulan Ibu tidak terpisah dari bayi selama 6 jam Harus dilanjutkan dengan pemakaian kontrasepsi lainnya. Cara kerja Menunda ovulasi dan menghambat pembentukan estrogen melalui

perangsangan pengeluaran prolaktin saat menyusui. Keuntungan Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca persalinan) Tidak mengganggu senggama Tidak ada efek samping sistemik Tidak perlu pengawasan medis Tidak perlu obat atau alat Tidak perlu biaya Keterbatasan Perlu persiapan sejak awal kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pascapersalinan Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai 6 bulan Yang dapat menggunakan MAL

Yang tidak dianjurkan memakai MAL: Sudah mendapat haid pasca persalinan Tidak menyusui secara ekslusif Bayi sudah berumur >6bulan Bekerja dan terpisah dari bayi >6 jam.

Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)

KBA adalah metode kontrasepsi dengan cara menghindari senggama pada masa subur ibu. Metode ini baru efektif bila dilakukan secara tertib dan ibu mengetahui kapan masa suburnya berlangsung. Coitus Interruptus (senggama terputus)

Adalah metode kontasepsi tradisional dimana jakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat mengeluarkan alat kelaminnya sebelum ejakulasi terjadi. Manfaat Tidak mengganggu produk ASI Tidak ada efek smaping Dapat digunakan setiap waktu Tidak membutuhkan biaya

Keterbatasan Keterbatasan bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap melaksanakannya (angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun) Efektivitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis Memutuskan kenikmatan dalam berhubungan seksual

Keuntungan kontrasepsi Efektif bila dipakai dengan baik dan benar Tidak mengganggu prduksi ASi Tidak mengganggu kesehatan klien karena tidak memiliki pengaruh sistemik Murah dan dapat dibeli secara umum Dapat mencegah penularan IMS khususnya kondom yang terbuat dari lateks dan vinil Dapat dapa dipakai bersama kontrasepsi lainnya.

Kerugian Kontrasepsi Efektivitas sedang (2-12 kehamilan per 100 perempuan/tahun) Cara penggunann sangan mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi Pada beberapa klien menyukitkan untuk mempertahankan ereksi

Pada beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual Pembuangan kondom bekas dapat menyebabkan masalah limbah Menimbulkan alergi terhadap bahan dasar kondom pada beberapa klien (terutama bahan lateks)

Metode Barrier

1. Kondom Selubung sarung karet yang terbuat dari bahan alami (produksi hewan) atau sintetik berupa karet (lateks) atau plastic (vinil) yang dipasang pada alat kelamin pria saat berhubungan seksual. Kondom bekerja menghalangi pertemuan sperma dengan sel telur dengan cara menge,as sprema diujung selubung karet sehingga tidak mengarak ke dalam saluran reproduksi wanita. Mencegah ppenularan mikroorganisme IMS termasuk HV dan HIV AIDS dari satu pasangan ke pasangan lain.

2. Diafragma Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel yang akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah senggama.

3. Spermisida Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama. Intra Uterine Devices (IUD) IUD dapat di insersikan kedalam uterus kapan saja, tetapi lebih sering pada saat mentruasi dimana mulut serviks berdilatasi. Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang (dapta sampai 10 thaun). Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi. Mekanisme kerja IUD tidak mencegah konsepsi, tapi mencegah implantasi blastokista ke endometrium dengan efek kombinasi yang mengubah kondisi biokimia endometrium sehingga tidak dapat menerima nidasi. IUD yang mengandung progestreron mengganggu siklus hormonal yang normal dari endometrium dengan mempertahankan kadar progesterone yang tinggi dengan akibat rendahnya kadar estrogen secara relative, IUD menghasilkan endometrium dalam keadaan reaksi desidua atau fase progestational, dalam keadaan dimana implantasi tidak mungkin dilakukan.

IUD merangsang pengeluaran prostaglandin yang biogolis menyebabkan efek antifertilitas. Prostaglandin inhibitor menekan usaha-usaha tersebut sehingga menyebabkan tingginya aknga kegagalan .

Bahan aktif pada IUD dengan medikasi menambah efek yang sudah ada. Penambahan ion tembaga pada sediaan Cu-7 menghambat sintesis dan penebalan mucus endometrial juga menghambat implantasi.

Jenis IUD AKDR CuT-380A Kecil, kerangkan tervuat dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari Cu (tembaga) NOVA-T (schering)

Keuntungan Efektivitas tinggi (0,6-0,8 kehamilan / 100 perempuan/tahun pertama) Metode jangka panjang Tidak perlu mengingat-ingat Tidak mempengaruhi hubungan seksual Tidak ada efek samping hormonal Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI Dapat dipasang segera seteleh melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terdapat infeksi) Dapat digunakan sampai menopause Tidak ada interaksi dengan obat

Kerugian Efek samping yang umum terjadi: o Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan) o Haid lama dan banyak o Perdarahan (spotting) antar menstruasi o Saat haid lebih sakit Komplikasi lain: o Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan o Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia o Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar) Tidak mencegah IMS Tidak bisa digunakan pada wanita dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan salam pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan Sedikit nyeri dan perdarahn (spotting) terjadi setelah pemasangan KDR. Biasanya menghilang dalam 2 hari.

Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi jika KDR dipasang setelah melahirkan)

Tidak dapat mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR adalah untuk mencegah kehamilan normal

Perempuan harus memeriksa posisi benang dari waktu kewaktu. Untuk melakukan ini harus memasukan jarinya ke vagina dan sebagian perempuan tidak mau melakukannya.

Efek samping Rasa tidak nyaman Perdaraha tidak teratur Alergi Kehamilan ektopik Pelvic inflammatory disease (PID)

Kontraindikasi Utama o Infeksi pelvic akut dan resiko tinggi PID o Diduga adanya keganasan pada seviks atau uterus o Kehamilan Relative

o Kelainan uterus seperti kelainan congenital, mioma yang merubah bentuk uterus o Hypermenore o Dysmenorrhea Yang dapat menggunakan : Usia reproduktif Keadaan nullipara Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang Menyusui yang menginginkan mengunakan kontrasepsi Setelah melahirkan dan tidka menyusui bayinya Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi Resiko rendah dari IMS Tidak menghendaki metode hormonal Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari Tidak menghendaki kehamilan 1-5 hari setelah senggama

PEMASANGAN IUD!!!

AKDR dengan progestin

AKDR yang mengandung hormone steroid adalah Progestase yang mengandung progesterone dan Mirena yang mengandung levonogestrol. AKDR dapat dipasang setiap waktu selama siklus haid jika telah dipastikan tidak hamil, selama 48 jam atau 6-8 minggu paska persalinan, segera setelah induksi haid atau paska keguguran jika terbukti tidak terdapat infeksi. Klien harus kembali control rutin sesudah mentruasi pertama 4-6 minggi paska pemasangan dan jangan melebihi 3 bulan. Cara kerja Endometrium mengalami transformasi yang irregular, epitel menjadi atrofi sehingga mengganggu implantasi Mencegah terjadinya pembuahan dengan memblok bersatunya ovarium dengan sperma Mengurangi jumlah sperma mencapai tuba falipii Menginkatifkan sperma

Indikasi Usia reproduksi Telah memiliki anak maupun belum Menginginkan kontrasepsi yang efektif jangka panjang untuk mencegah kehamilan Sedang menyususi dan ingin memakai kontrasepsi Paska keguguran dan tak ditemukan tanda-tanda radang panggul

Tak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi Sering lupa menggunakan pil Usia perimenopause dan dapat digunakan bersamaan dengan pemberian estrogen

Mempunyai resiko rendah mandapat penyakit menular seksual

Sterilisasi (MOW dan MOP)/Kontrasepsi mantap 1. Tubektomi Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas seorang wanita secara permanen. Mekanismenya adalah mengoklusi tuba (mengikat dan memotong atau memasang cincin) sehingga sperma tidak bisa bertemu ovum. Keuntungan Sangat efektif Tidak mempengaruhi proses menyusui Tidak mengganggu senggama Merupakan kontrasepsi pilihan bagi pasien apabila hamil

merupakan resiko kesehatan yang serius Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual atau produksi hormone

Keterbatasan

Pembedahan sederhana memerlukan anstesi local dilakukan oleh dokter yang terlatih (diperlukan dokter spesialis ginekologi atau spesialis bedah untuk laparoskopi)

Tidak melindungi diri dari IMS termasuk HIV dan HBV Tuda dapat bergabung dan menjadi fertile kembali (jarang terjadi)

Efek samping Infkesi tuba Demam paska operasi Hematoma subkutan Emboli gas akibat laparoskopi Rasa sakit akibat luka operasi

Yang dapat menjalani vasektomi: Usia >26 tahun Paritas >2 Pascapersalinan Pasca keguguran Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini

2. Vasektomi

Vasektomi adalah oklusi vasa deferens sehingga alur trasnportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi. Keuntungan kontrasepsi Sangat efektif dan permanen Tidak ada efek samping jangka panjang Tindakan lebih aman dan sederhana

Keterbatasan Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan perhatian khusus untuk vasektomi diantaranya adalah: infeksi kulit daerah operasi, infeksi sistemik, hidrokel atau varikokel besar, hernia inguinalis, filariasis, undensensus testikularis, masa intraskrotalis, anemia berat, gangguan pembekuan darah hebat atau sedang menggunakan antikoagulansia. Efektif setelah 2 bulan paska operasi atau 15-20 kali ejakulasi (tes semen negative) Efek samping Infkesi tuba Demam paska operasi Hematoma subkutan Emboli gas akibat laparoskopi Rasa sakit akibat luka operasi

Kontrasepsi emergensi

Digunakan pada situasi-situasi: Kondom yang tergelincir atau diafragma yang berpindah posisi Lupa memakai metode kontrasepsi biasa dan melakukan hubungan seksual atau dipaksa melakukan hubungan seksual Salah melakukan perhitungan waktu subur

Emergency contraceptive pills (ECP) atau morning after pill kombinasi dosis tinggi dan digunakan 72 jam pasca hubungan seksual yang tidak terproteksi dapat menurunkan resiko kehamilan sampai 72-88%. Mengandung estrogen dan progestin. Intra Uterine Device (IUD), dipasang dalam waktu 7 hari (120 jam) setelah hubungan seksual yang tidak terproteksi dapat menurunkan angka kehamilan 99%.

KONTRASEPSI PASCAPERSALINAN

Infertilitas paska persalinan Pada klien pascapersalinan yang tidak menyusui, masa infertilitas terjadi kira kira 3-6 minggu. Pada klien pascapersalinan yang menyusui, masa infertilitas lebih lama. Namun kembalinya kesuburan tidak dapat diperkirakan. tersebut, ada beberapa alternatif yang dapat digunakan Kontrasepsi alami Kontrasepsi buatan Setelah jangka waktu

1. Kontrasepsi alami Metode amenorre laktasional (Lactational Amenorrhea Method, LAM) supresi ovulasi disebabkan kadar prolaktin yang meningkat secara persisten peningkatan kadar prolaktin dipicu oleh isapan bayi pada puting ibu

Peningkatan sekresi prolaktin stimulus menghambat pelepasan prolactininhibiting factor dari hipotalamus. Stimulus yang sama menghambat sekresi hormon-hormon pelepas gonadotropin oleh hipotalamus. Setelah beberapa bulan, hipofisis mulai lagi mensekresikan hormon-hormon gonadotropik secukupnya untuk mengembalikan siklus bulanan. Hasil Optimal: Penyusuan tiap 4 jam (siang hari); tiap 6 jam (malam hari). suplemen tidak melebihi 5-10% total asupan bayi

2. Kontrasepsi Buatan

a. Kontrasepsi Kombinasi Waktu pascapersalinan Jika menyusui : o Jangan dipakai sebelum 6-8 minggu pascapersalinan o Sebaiknya tidak dipakai dalam waktu 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan Jika pakai MAL tunda sampai 6 bulan o Jika tidak menyusui dapat dimulai 3 minggu pascapersalinan Cirri-ciri khusus: Selama 6-8 minggu pascapersalinan kontrasepsi kombinasi akan mengurangi ASI dan mempengaruhi tumbuh kembang bayi Selama 3 minggu pascapersalinan kontrasepsi kombinasi meningkatlan resiko masalah pembekuan darah Jika klien tidak mendapatkan haid dan sudah benrhubungan seksual, mulailah kontrasepsi kombinasi setelah yakin tidak ada kehamilan Catatan: Kontrasepsi kombinasi merupakan pilihan terakhir pada ibu yang menyusui Dapat diberikan pada wanita dengan rwayat preeklampsi dan hipertensi dalam kehamilan

Sesudah 3 minggu pascapersalinan tidak meningkatkan resiko gangguan pembekuan darah

b. Kontrasespsi progestin Waktu pascapersalinan: Sebelum 6 minggupascapersalinan, klien menyusui jangan menggunakan kontrasepsi progestin Jika menggunakan MAL, kontrasepsi progestin dapat ditunda hingga 6 bulan Jika tidak menyusui dapat dimulai segera Jika tidak menyusui lebih dari 6 minggu pascapersalinan atau sudah dapat haid, kontrasepsi progestin dapat dimulai setelah yakin tidak ada kehamilan. Ciri-ciri khusus Selama 6 minggu pertama paska persalinan progestin

mempengaruhi tumbuh kembang bayi Catatan c. AKDR Waktu pascapersalinan Dapat dipasang langsung pascapersalinan, sewaktu SC atau 48 jam pascapersalinan Dapat terjadi perdarahan irregular Tidak ada pengaruh terhadap ASI

Jika tidak insersi ditunda sampai 4-6 minggu pasca persalinan Jika laktasi atau haid sudah dapat, insersi dilakukan sesudah yakin tidak ada kehamilan

Cirri-ciri Catatan Konseling perlu dilakukan sewaktu asuhan antenatal Angka pencabutan AKDR pada tahun pertama lebih banyak pada wanita yang menyusui Ekspulsi spontan lebih tinggi (6-8%) pada pemasangan pascasalin Sesudah 4-6 minggu pascapersalinan teknik pemasangan sama dengan pemasangan waktu interval d. Kondom/spermisida Dapat digunakan setiap saat pascapersalinan Tidak memiliki pengaruh terhadap laktasi Sebagain cara sementara sambil untuk memilih metode lain e. Diafragma Sebaiknya tunggu sampai 6 minggu pascapersalinan Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI Penggunaan spermisida membantu mengatasi masalah keringnya vagina Tidak ada pengaruh terhadap ASI Efeksamping lebih sedikit pada klien yang menyusui

f. KB alamiah Tidak dianjurkan sampai haid kembali teratur Tidak memiliki pengaruh terhadap laktasi Lendir serviks tidak keluar seperti setelah haid regular kembali g. Koitus interuptus Dapat digunakan setiap waktu Tidak memiliki pengaruh terjadap tumbuh kembang bayi dan laktasi Perlu konseling h. Kontrasepsi mantap Dapat dilakukan 48 jam paska persalinan Tidak berpengaruh terhadap laktasi dan tumbuh kembang bayi Perlu anastesi local Untuk vasektomi tidak segera efektif karena perlu paling sedikit 20 ejakulasi (3 bulan) sampai benar-benar steril Pilihan KB untuk wanita yang menyusui Persalinan 3 minggu Metode amenore laktasi 6 minggu AKDR Kontrasepsi tetap kondom Kontrasepsi progestin Kontrasepsi kombinasi Pilihan KB untuk wanita yang tidak menyusui Persalinan 3 minggu 6 minggu 6 bulan 6 bulan

AKDR Kontrasepsi tetap Kondom Kontrasepsi progestin Kontrasepsi kombinasi B. KONTRASEPSI HORMONAL

Kontrasepsi Kombinasi (Hormon Estrogen dan progesteron)

PIL KOMBINASI Pil kontrasepsi berisi estrogen maupun progesterone (progestagen, gestagen). Dosis estrogen ada yang 0,05; 0,08; dan 0,1 mg pertablet. Sedangkan dosis dan jenis progesteronnya bervariasi dari masing-masing pabrik pembuatnya.

Jenis Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet, mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Bifasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet, mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Trifasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet, mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Cara Kerja (a) Menghalangi produksi gonadotropin dan hipofise secara terus-menerus, sehingga tidak terjadi ovulasi; (b) Merubah konsistensi lendir serviks menjadi tebal dan kental, sehingga penetrasi dan transportasi sperma akan terhalang, sulit, atau tidak mungkin sama sekali; (c) Merubah peristaltic tuba dan rahim, sehingga mengganggu transportasi sperma maupun sel telur; (d) Menimbulkan perubahan pada endometrium, sehingga tidak memungkinkan terjadinya nidasi; (e) Merubah kepekaan indung telur terhadap rangsangan-rangsangan gonadotropin.

Keuntungan Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan). Risiko terhadap kesehatan sangat kecil. Tidak mengganggu hubungan seksual.

Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.

Dapat

digunakan

jangka

panjang

selama

perempuan

masih

ingin

menggunakannya untuk mencegah kehamilan. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.mudah dihentikan setiap saat. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat. Membantu mencegah: Kehamilan ektopik, Kanker ovarium, Kanker endometrium, Kista ovarium, Penyakit radang panggul, Kelainan jinak pada payudara, Dismenore, atau Akne.

Kerugian Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari. Mual, terutama pada 3 bulan pertama.

Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama. Pusing. Nyeri payudara. Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenikan berat bada justru memiliki dampak positif.

Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi. Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI). Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang.

Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga risiko stroke, dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam meningkat sedikit. Pada perempuan usia > 35 tahun dan merokok perlu hati-hati.

Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS.

Yang Dapat Menggunakan Pil Kombinasi Usia reproduksi. Telah memiliki anak atau pun yang belum memiliki anak. Gemuk atau kurus. Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI ekslusif, sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut.

Pascakeguguran. Anemia karena haid berlebihan. Nyeri haid hebat. Siklus haid tidak teratur. Riwayat kehamilan ektopik. Kelainan payudara jinak. Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata, dan saraf. Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium jinak.

Menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin). Varises vena.

Yang Tidak Boleh Menggunakan Pil Kombinasi Hamil atau dicurigai hamil. Menyusui eksklusif. Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya. Penyakit hati akut (hepatitis). Perokok dengan usia > 35 tahun.

Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmHg. Riwayat ganguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun. Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara. Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi). Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.

Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil, Hari pertama sampai hari ke- 7 siklus haid, Boleh menggunakan pada hari ke-8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke-8 sampai hari ke-14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai telah menghabiskan paket pil tersebut. Setelah melahirkan : o Setelah 6 bulan pemberian asi eksklusif o Setelah 3 bulan dan tidak menyusui o Pasca keguguran ( segera dalam waktu 7 hari). Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.

SUNTIKAN KOMBINASI Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali.

Cara Kerja 1. Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan Releasing factor dari hipotalamus. 2. Lendir serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma melalui serviks uteri. 3. Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi. 4. Kecepatan transpor ovum melalui tuba berubah.

Keuntungan Keuntungannya adalah efektivitas tinggi (0,1 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama pengunaan, sederhana pemakaiannya, cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4x setahun), reversible, cocok untuk ibuibu yang menyusui anak.

Kerugian Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting, atau perdarahan sela sampai 10 hari. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga. Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan. Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsi (Fenitoin dan Barbiturat) atau obat tuberkulosis (Rifampisin). Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati. Penambahan berat badan. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV. Kemungkinan pemakaian. terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian

Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi Usia reproduksi. Telah memiliki anak atau pun yang belum memiliki anak. Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi.

Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan. Pascapersalinan dan tidak menyusui. Anemia. Nyeri haid hebat. Haid teratur. Riwayat kehamilan ektopik. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi Hamil atau diduga hamil. Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. Penyakit hati akut (virus hepatitis). Usia > 35 tahun yang merokok. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (> 180/110 mmHg). Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain. Keganasan pada payudara.

Waktu Mulai menggunakan Suntikan Kombinasi Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari. Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil. Bila pascapersalinan lebih dari 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan, asal saja dipastikan tidak hamil. Bila pascapersalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan beri suntikan kombinasi. Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi. Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam kurun waktu 7 hari. Ibu yang sedang menggunakan kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat diberikan tanpa perlu menunggu haid.

Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera diberikan, asal saja diyakini Ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1 7 siklus haid. Cabut segera AKDR. Cara penggunaan Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan intramuskular. Klien diminta datang setiap minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan 7setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakkan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.

Kontrasepsi Progestin

KONTRASEPSI SUNTIKAN PROGESTIN

Jenis Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong). Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Norentidron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular.

Cara Kerja Mencegah ovulasi Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma Menjadikan selaput lendir rahim tipis Menghambat pengangkutan gamet oleh tuba

Efektivitas Kontrasepsi suntik progestin memiliki efektivitas yang sangat tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikan dilakukan sesuai jadwal dan secara teratur.

Keuntungan Sangat efektif Pencegahan kehamilan jangka panjang Tidak berpengaruh terhadap hubungan seksual Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI Sedikit efek samping Klien tidak perlu menyimpan obat suntik Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai perimenopause Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik Menurunkan kajadian penyakit jinak payudara Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul Menurunkan krisis anemia bulan sabit

Kekurangan Sering ditemukan gangguan haid, seperti : -Siklus haid yang memendek atau memanjang -Perdarahan yang banayk atau sedikit -Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak -Tidak haid sama sekali Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan

Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B, atau infeksi virus HIV Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya.

Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin Usia reproduksi Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai Setelah melahirkan dan tidak menyusui Setelah abortus atau keguguran Perokok Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia Menggunakan obat untuk epilepsi atau obat tuberklosis Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung esterogen Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi Mendekati usia menopause

Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin Hamil atau dicurgai hamil Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid Menderita kanker payudara Diabetes melitus

Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

KONTRASEPSI PIL PROGESTIN (MINIPIL)

Jenis Minipil Kemasan dengan isi 35 pil : 300 g levonorgestrel atau 350 g noretindron. Kemasan dengan isi 28 pil : 75 g norgestrel.

Cara Kerja Menekan sekresi gonadotropin dan produksi steroid di ovarium. Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. Efektivitas Keefektifan mini pil sangat bergantung pada jenis gestagen yang terkandung dalam mini pill tesebut. Pada penggunaan mini pill jangan sampai kelupaan satu-dua tablet, atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare), karena akibatnya kemungkinan kehamilan sangat besar. Penggunaan obat mukolitik asetil sistein dapat meningkatkan permeabilitas sperma, sehingga kemampuan kontraseptif mini pill dapat terganggu. Agar didapatkan kehandalan yang cukup tinggi, maka jangan sampai ada tablet yang terlupa, tablet digunakan pada jam yang sama (malam hari), dan senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan mini pill. Perlu hati-hati pemberian mini pill pada wanita gemuk karena kegagalannya akan lebih tinggi. Estrogen dalam lemak wanita gemuk sangat tinggi. Estrogen tersebut memiliki efek positif terhadap lendir serviks.

Cara Pemakaian Mini pil digunakan setiap hari dan apabila lupa tidak usah dirangkap.

Kelebihan

Kelebihan kontrasepsi : Sangat efektif bila digunakan secara benar. Tidak mengganggu hubungan seksual. Tidak mempengaruhi asi. Kesuburan cepat kembali. Nyaman dan mudah digunakan. Dapat dihentikan setiap saat. Kelebihan nonkontrasepsi : Mengurangi nyeri haid Mengurangi jumlah darah haid Menurunkan tingkat anemia Mencegah kanker endometrium Melindungi dari penyakit radang panggul Tidak meningkatkan pembekuan darah Dapat diberikan pada penderita endometriosis Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom ( sakit kepala, perut kembung, nyeri payudara, lekas marah) Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman diberikan pada perempuan pengidap kencing manis yang belum mengalami komplikasi.

Kekurangan Hampir 30 60 % mengalami gangguan haid ( perdarahan sela, spotting, amenorhea) Peningkatan/penurunan berat badan. Harus digunakan setiap hari dan waktu yang sama. Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis, atau jerawat. Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi ( 4 dari 100 kehamilan), tetapi risiko ini lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil. Efektifitasnya menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberkulosis atau obat epilepsi. Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual. Hirsutisme ( tumbuh rambut/bulu berlebihan didaerah muka), tetapi sangat jarang terjadi.

Efek samping Gangguan metabolisme lemak maupun gangguan faktor pembekuan darah dijumpai jauh lebih sedikit pada penggunaan mini pill, dibandingkan bila menggunakan pil kombinasi. Kejadian kanker payudara juga jauh lebih rendah pada pemakai mini pill, sedangkan penggunaan pil kombinasi jangka panjang dijumpai angka kejadian kanker payudara yang sedikit meningkat. Karena mini pill mengandung gestagen saja, kemungkinan terjadi kanker endometrium jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan

pil yang mengandung estrogen. Terjadi sedikit peningkatan gula darah pada penggunaan mini pill. Namun, pada uji oral glukosa dijumpai kadar yang normal sehingga mini pill bukan merupakan kontraindikasi absolut bagi penderita kencing manis yang ringan maupun kencing manis yang laten. Yang Boleh Menggunakan Minipil 1. Menginginkan suatu metoda yang sangat efektif selama periode menyusui. Rasionalnya : 98,5 % pil mini hanya efektif dalam 9 bulan postpartum bila menyusui. 2. Tidak dapat menggunakan pil kombinasi karena efek samping esterogen, migrain, TD tinggi atau payudara menjadi tegang. Rasionalnya : Pil mini tidak mengandung esterogen. 3. Mempunyai tekanan darah tinggi. Rasionalnya : Pil mini mengandung 1/3 dari jumlah progestin yang ada dalam pil kombinasi. Pil mini jarang memepengaruhi tekanan darah. 4. Usia lebih dari 35 tahun dan perokok berat dan tidak dapat menggunakan kontrasepsi jangka panjang. Rasionalnya : Dibandingkan dengan esterogen dosis rendah progestin tidak meningkatkan resiko pembekuan darah (wanita di atas 35 tahun dan memakai pil kombinasi lebih terpapar terhadap resiko pembekuan darah komplikasi kardiovaskuler.

Kriteria Yang Tidak Boleh Menggunakan Minipil Hamil atau diduga hamil Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid

Menggunakan obat tuberklosis atau obat epilepsi Kanker payudara atau riwayat kanker payudara Sering lupa menggunakan pil Riwayat stroke

Waktu mulai menggunakan minipil Mulai hari pertama sampai hari ke-5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari ke-5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja. Bila pasien tidak haid, minipil dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil. jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja. Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan. Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari ke 1-5 siklus haid.

KONTRASEPSI IMPLAN

Jenis Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

Cara Kerja

Lendir serviks menjadi kental Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi

Mengurangi transportasi sperma Menekan ovulasi

Efektivitas

Sangat efektif (kegagalan 0,2 - 1 kehamilan per 100 perempuan)

Keuntungan Kontrasepsi

Daya guna tinggi Perlindungan jangka panjang (3 tahun untuk Jadena) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan Tidak memerlukan pemeriksaan dalam Bebas dari pengaruh estrogen Tidak menggangu kegiatan senggama Tidak menggangu ASI Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

Keuntungan Nonkontrasepsi

Mengurangi nyeri haid Mengurangi jumlah darah haid Mengurangi/memperbaiki anemia Melindungi terjadinya kanker endometrium Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul Menurunkan angka kejadian endometriosis

Keterbatasan Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.

Timbulnya keluhan-keluhan seperti :

Nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri payudara, mualmual

Pening/pusing kepala, perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS

Klien tidak menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan

Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi

Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 wanita pertahun)

Yang Boleh Menggunakan Implan

Wanita dalam usia reproduksi Telah atau belum memiliki anak Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi Pascapersalinan dan tidak menyusui Pascakeguguran Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap Riwayat kehamilan ektopik Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit (sickle cell)

Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen

Sering lupa menggunakan pil

Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan


Hamil atau diduga hamil Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi Miom uterus dan kanker payudara Ganguan toleransi glukosa

Peringatan khusus bagi Pengguna Implan

Terjadinya keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah terjadi kehamilan

Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik

Terjadi perdarahan banyak dan lama Adanya nanah atau perdarahan pada bekas insersi (pemasangan) Ekspulsi batang implan Sakit kepala migran, sakit kepala berulang yang berat, atau penglihatan menjadi kabur

KONTRASEPSI PASCAKEGUGURAN

Kontrasepsi pascakeguguran perlu dimulai segera karena ovulasi dapat terjadi 11 hari sesudah terapi keguguran/abortus.

Keguguran Saat Hamil sampai 12 minggu (Trimester Pertama) Segera : Bagi ibu yang mengalami keguguran saat usia hamilnya mencapai 12 minggu atau trimester pertama, maka dapat menggunakan semua metode kontrasepsi sesuai pilihan dan kondisi pasien, yaitu : IUD Tubektomi Pil Implant

Suntikan Vasektomi atau Kondom (untuk suaminya)

Keguguran Saat Hamil sampai 12-20 minggu (Trimester Kedua) Bagi ibu yang mengalami keguguran saat usia kehamilannya antara 12 dan 20 minggu atau trimester kedua, maka alat/obat kontrasepsi yang digunakan harus memperhatikan periode waktu berikut :

Segera : Menggunakan Kontrasepsi Progestin (pil, implant, suntikan) Menggunakan Kontrsepsi Mantap (Tubektomi bagi ibu atau suaminya Vasektomi) Menggunakan kontrasepsi kombinasi hormon (pil atau suntikan)

Setelah 6 minggu, gunakan : IUD Diafragma

Diharapkan suaminya ikut berpartisipasi dengan vasektomi atau menggunakan kondom.

Disamping memperhatikan periode waktu diatas , penggunaan alat dan obat kontrasepsi pasca keguguran, juga harus memperhatikan kondisi kesehatan pasien, yaitu : Jika tidak ada komplikasi, maka semua lat dan obat kontrasepsi dapat digunakan, yaitu : Implant Suntikan IUD Pil KB Tubektomi

Jika terjadi infeksi atau perlukaan pada saluran vagina (genital) maka alat dan obat kontrasepsi yang dapat digunakan antara lain : Implant Suntikan Pil KB Kondom

Jika tejadi pendarahan hebat, kontrasepsi yang dapat digunakan antara lain: Alat dan obat kontrasepsi dengan progesterone (karena dapat mengurangi

pendarahan), pil hormone kombinasi dimulai 7 hari setelah keguguran (digunakan apabila hubungan seksual sudah memungkinkan).

CLINICAL SCIENCE SESSION (CSS)


KELUARGA BERENCANA

Disusun oleh: Kharina Anjarsari Renita Julistia Fidya Febriyanti Firla Rachmina

Perceptor: Rustama N, dr., Sp.OG(K)., MM

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA RSAI 2011

Anda mungkin juga menyukai