Anda di halaman 1dari 5

Nama : Edison F.S.

Butar-Butar NIM : 100905015

MATERIALISME HISTORIS MARX Materialisme historis sangat berguna untuk memberinya nama pada asumsiasumsi dasar mengenai teorinya. Dari The Communist Manifesto dan Das Kapital, sudah diasumsikan bahwa tekanan utama Marx adalah pada kebutuhan materiil dan perjuangan kelas sebagai akibat dari usaha-usaha memenuhi kebutuhhan. Perhatiannya dipusatkan pada usaha Marx untuk meningkatkan suatu revolusi sosialis. Asumsi tradisional ini agak menyimpang. Marx sangat menekankan pentingnya kondisi materil yang bertentangan dengan idealism Hegel tapi tidak menyangkal kenyataan subyektif atau peranan penting yang mungkin ikut menentukan dalam perubahan sosial. Menurut Marx, suatu pemahaman ilmiah yang dapat diterima tentang gejala sosial menuntut si ilmuwan untuk mengambil sikap yang benar. Artinya mereka memiliki suatu kesadaran subyektif tentang dirinya sendiri dan situasi materilnya. 1. Kelemahan-Kelemahan Filsafat Abstrak Tradisional Tekanan Materialisme Marx harus dimengerti sebagai reaksi terhadap interpretasi idealistic Hegel mengenai sejarah. Marx menolak filsafat sejarah Hegel ini karena menghubungkannya dengan evolusi ide sebagai suatu peranan utama yang berdiri sendiri. Teori idealistic seperti teori Hegel mengabaikan kenyataan yang jelas bahwa ide-ide tidak terlepas dari orang yang benar-benar hidup dalam lingkungan material dan sosial. Saling ketergantungan timbal balik antara pengalaman praktis dalam dunia materil dan dunia kesadaran dan ide-ide diperhatikan Marx dalam pandangannya mengenai Praxis. Praxis Marx menunjuk pada kegiatan manusia yang dilaksanakan dalam konteks kondisi materil dan sosial yang ada. Praxis bertentangan dengan spekulasi intelektual murni dan mencakupi suatu kesediaan untuk menguji ideology-ideologi yang dominan serta kondisi sosial. Namun kritisme adalah langkah utama yang mempunyai tujuan akhir untuk menerobos pengaruh filsafat yang bersifat membingungkan. Konsep materialis Marx yang

diterapkan pada perubahan sejarah dijelaskan dalam The German ideologi yang disusun bersama Engels. Kondisi kehidupan materil bergantung pada sumber alam yang ada dan kegiatan manusia yang produktif. 2. Penjelasan Materialistis tentang Perubahan Sejarah Penekanan materialistis ini berpusat pada perubahan-perubahan cara atau teknik produksi materil sebagai sumber utama perubahan sosial dan budaya yang mencakup perkembangan teknologi baru, penemuan sumber-sumber baru, atau perkembangan baru. Karena cara produksi dan kondisi-kondisi materil yang diakibatkannya berubah, maka kontradiksi-kontradiksi muncul antara cara-cara produksi dan hubungan-hubungan produksi. Dalam The German Ideology, Marx dan Engels menelusuri perubahan utama kondisi materil dan cara produksi di satu pihak dan hubungan sosial serta norma pemilikan di pihak lain. Akhirnya, tahap feudal memberikan jalan bagi cara produksi borjuis dan hubungan-hubungan sosial yang menyertainya. Maksud dari The German ideologi adalah untuk menunjukkan bahwa manusia menciptakan sejarahnya selama mereka berjuang menghadapi lingkungan materilnya dan terlibat dalam hubungan sosial yang terbatas dalam proses ini. Visi Marx mengenai masyarakat komunis masa depan sangatlah idealistis dan kelihatannya mengusulkan suatu akhir kontradiksi internal dan konflik-konflik kelas yang sudah menjadi rangsangan utama perubahan sosial di masa lampau. KELAS SOSIAL, KESADARAN KELAS, DAN PERUBAHAN SOSIAL Salah satu kontradiksi yang paling mendalam dan luas yang melekat dalam setiap masyarakat dimana ada pembagian kerja dan pemilihan pribadi adalah pertentangan antara kepentingan materil yang berbeda. Pembagian yang paling penting dalam masyarakat adalah pembagian antara kelas-kelas yang berbeda.

1. Hubungan Ekonomi dan Struktur Kelas Kemampuan manusia untuk memenuhi pelbagai kebutuhannya tergantung pada terlibatnya mereka dalam hubungan sosial dengan orang lain untuk mengubah lingkungan materil melalui kegiatan produktifnya. Hubungan ini dipengaruhi oleh perbedaan alamiah manusia sesuai dengan kekuatan, ukuran, tenaga, kemampuan. Dorongan yang paling penting untuk perubahan adalah ekspansi alat produksi yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi. 2. Pembedaan Kelas Primer dan Sekunder Karena sistem kapitalis berkembang, Marx mengharapkan bahwa ketiga sistem kelas itu secara bertahap akan diganti oleh suatu sistem dua kelas. Hal ini ia kemukakan dalam The Communist Manifesto Masyarakat sebagai satu keseluruhan menjadi semakin terbagi dalam dua kelompok besar yang saling bermusuhan dalam dua kelas yang saling berhadapan secara langsung: borjuis dan proletariat. Dalam The Communist Manifesto Marx menekankan bahwa ahli fisika, pengacara, imam, pujangga, ilmuwan sudah berbalik menjadi buruh upahan yang dibayar dari keelompok borjuis. Analisanya mengenai perjuangan kelas di Prancis menunjukkan tujuh kelas yang berbeda-beda: borjuis pemodal, borjuis industri, borjuis pedagang, borjuis kecil, petani, kaum proletar, proletar yang tidak laku. 3. Kepentingan Kelas Obyektif dan Kesadaran Kelas Subyektif Dalam The Communist Manifesto Marx mengemukakan bahwa organisasi kaum proletar menjadi satu kelas sedang terganggu oleh kompetisi mereka satu sama lain. Yang berhubungan dengan pembedaan antara dimensi kelas subyektif dan obyektif adalah pembedaan antara kepentingan kelas. Kesadaran kelas merupakan satu kesadaran subyektif akan kepentingan kelas obyektif yang mereka miliki bersama orang lain dalam posisi yang serupa dalam sistem produksi. 4. Munculnya Kesadaran Kelas dan Perjuangan Kelas Apa yang menyebabkan kesadaran kelas yang palsu digantikan oleh kesadaran kelas yang benar? Jawaban Marx atas pertanyaan ini dipusatkan pada perkembangan dalam kelas masyarakat kapitalis. Satu faktor penting adalah semakin terpusatnya kaum buruh proletar dalam daerah-daerah industri kota. Bila diartikan secara mutlak, berarti bahwa individu kelas itu merasa semakin sulit untuk hidup dalam

pengertian fisik belaka. Bila diartikan secara relatif, berarti bahwa jurang antara pemilik alat produksi dan buruh terus melebar. Perbedaan yang penting adalah bahwa kelas borjuis mewakili kepentingannya yang khusus sedangkan kelas proletar dalam pandangan utopis Marx bertujuan untuk mewakili umat manusia seluruhnya. 5. Perjuangan Kelas dan Analisa Dialektik tentang Perubahan Sosial Apa yang menentukan berhasil-tidaknya suatu kelas dalam mengubah masyarakat sesuai dengan kepentingannya yang dinyatakan secara tegas? Jawaban Marx atas pertanyaan ini terletak pada perspektifnya mengenai perubahan sejarah secara menyeluruh. Perubahan dalam alat produksi mengakibatkan ketidakseimbangan antara kekuatan materil dan hubungan sosial dalam produksi. Dalam pandangan Marx, kontradiksi yang paling penting adalah antara kekuatan-kekuatan produksi materil dan hubungan-hubungan produksi dan antara kepentingan-kepentingan kelas yang berbeda. Manusialah yang menciptakan sejarahnya sendiri, meskipun kegiatan kreatifnya ditentukan dan terikat oleh lingkungan materil dan sosial yang ada. Karir Marx sendiri secara pasti memperlihatkan keengganannya untuk percaya pada kekuaran dialektis impersonal dalam sejarah yang melahirkan jenis perubahan sosial yang dibayangkannya. Marx adalah seorang yang aktif, dan meskipun tulisan analistisnya mengemukakan proses-proses sejarah umumnya berkembang menurut dinamikanya sendiri secara impersonal, tulisan-tulisannya seperti The Communist Manifesto benar-benar merupakan satu ajakan untuk mengangkatsenjata. Munculnya krisis ekonomi dalam sistem kapitalis dipergunakan Marx untuk menjelaskan bahwa kontradiksi-kontradiksi internal dalam kapitalisme akan mencapai puncak gawatnya dan bahwa sudah tiba waktunya yang tepat bagi kaum proletar untuk melancarkan suatu revolusi yang berhasil.

KESIMPULAN Karl Marx membagi orang-orang menjadi 2 kelas 1. Kaum Bourgeoisie (Borjuis) Orang-orang yang menguasai alat-alat produksi, yang mengeksploitasi orang-orang yang tidak memiliki alat produksi 2. Kaum Proletar adalah orang-orang yang di ekspoitasi dan di pekerjakan oleh kaum pemilik alat produksi . Pembagian kelas ini mengakibatkan adanya perubahan sosial yang di dasari dari kesadaran kaum proletar. Kesadaran itu muncul karena kelas proletar tidak ingin terus menerus dibelenggu dan di eksploitasi oleh kaum Borjuis, sehingga mereka bersatu dan memberontak , dan akhir dari perlawanan ini adalah tidak terciptanya lagi kelas dalam masyarakat karena kaum borjuis sudah dikalahkan oleh kaum proletar. Kemenangan ini yang mengakibatkan terjadinya perubahan sosial . Dalam tatanan masyarakat, Karl Marx juga memperkenalkan realitas material, realitas material ini adalah cara produksi barang-barang material dalam kegaiatan kerja. Karl Marx menganalogikan pikiran dan kesadaran adalah sebuah bangunan atas atau superstruktur (Uberbau) sedangkan kegiatan ekonomi sebagai basis atau bangunan bawah. Dengan adanya dua analogi ini akan mempengaruhi perubahan sosial. Perubahan itu di akibatkan berubahan basis bawah yaitu kegiatan ekonomi, ketika kegiatan ekonomi atau basis bawah berubah maka akan mengakibatkan perubahan pada kesadaran atau bangunan atas (superstuktur ). Basis atau bangunan bawah yang di maksud adalah kekuatan produktif seperti alat-alat kerja, pekerja, pengalaman dan teknologi dan hubungan produksi ( anatara pekerja dan pemilik modal). Sedangkan yang tercakup dalam superstruktur atau bangunan atas atas adalah hukum, politik dan bentuk-bentuk kesadaran sosial lain seperti filsafat, historiografi, seni, agama dll.

Anda mungkin juga menyukai