Single Line Operasi Normal Penyulang Candra Buana Disupply dari Gardu Induk Amlapura
Pada gambar single line diagram penyulang diatar terdapat beberapa komponen-komponen proteksi yang terlihat untuk mengamankan sistem dari gangguan-gangguan, antara lain: 1. 2. 3. 4. PMT/ Circuit Breaker Disconecting Switch Busbar FCO (Fuse Cut Out)
Selain komponen diatas, terdapat pula komponen-komponen proteksi lainnya yang terdapat pada jaringan distribusi tersebut. Namun tidak tergambarkan pada line diagram diatas karena line diagram diatas bersifat keseluruhan penyulang. Komponen-komponen tersebut antara lain: 1. 2. 3. 4. CT PT Relay Arrester
1
Circuit Breaker (CB) dibutuhkan untuk: 1. Mengisolir peralatan yang terganggu agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi seperti biasa. 2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (overheating), pengaruh gaya mekanik dan sebagainya. Circuit breaker berbeda dengan switch, dimana ia tidak hanya menghubungkan maupun memutuskan circuit ketika mengalirkan arus normal, tetapi juga kemampuan untuk menghubungkan dan memutuskan circuit pada kondisi system terburuk sekalipun. Memutuskan atau menghubungkan circuit pada kondisi load (pembebanan) yang menunjukkan tidak adanya masalah yang nyata selama arus gangguan pada sebuah circuit breaker yang relatif rendah dan factor daya yang tinggi. Pada keadaan short circuit, bagaimanapun arus mungkin mencapai ratusan ampere pada factor daya serendah 0,1. Itu merupakan tugas sebuah circuit breaker untuk menghalangi, seperti arus, yang sesegera mungkin menghindari kerusakan alat. Ketika switching arus short circuit, arus induktif yang kecil dan arus kapasitif, luapan tegangan yang tinggi tampak pada circuit yang mengalami switching. Tegangan ini mungkin mecapai 5 kali ataupun lebih, tegangan circuit normal dan kerusakan isolasi circuit atau restrike yang mungkin terjadi pada circuit breaker. Untuk mengurangi tegangan tersebut, elemen-elemen eksternal yang ditambahkan pada breaker seperti switching resistor, inductor arresters dan circuit electronic switching yang dikontrol.
Berdasarkan media insulator dan material dielektriknya CB dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: 1. Air Circuit Breakers (Air Blast Circuit Breaker) Circuit Breaker jenis ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV. PMT udara hembus dirancang untuk mengatasi kelemahan pada PMT minyak, yaitu dengan membuat media isolator kontak dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak menghalangi pemisahan kontak, sehingga pemisahan kontak dapat dilaksanakan dalam waktu yang sangat cepat. Saat busur api timbul, udara tekanan tinggi dihembuskan ke busur api melalui nozzle pada kontak pemisah dan ionisasi media diantara kontak dipadamkan oleh hembusan udara tekanan tinggi itu dan juga menyingkirkan partikel-partikel bermuatan dari sela kontak, udara ini juga berfungsi untuk mencegah restriking voltage (tegangan pukul ulang).
Kontak pemutus ditempatkan didalam isolator, dan juga katup hembusan udara. Pada sakelar PMT kapasitas kecil, isolator ini merupakan satu kesatuan dengan PMT, tetapi untuk kapasitas besar tidak demikian halnya.
Gas yang timbul karena dekomposisi minyak menimbulkan tekanan terhadap minyak, sehingga minyak terdorong ke bawah melalui leher bilik. Di leher bilik, minyakini melakukan kontak yang intim dengan busur api. Hal ini akan menimbulkan pendinginan busur api, mendorong proses rekombinasi dan menjauhkan partikel bermuatan dari lintasan busur api. Minyak yang berada diantara kontak sangat efektif memutuskan arus. Kelemahannya adalah minyak mudah terbakar dan kekentalan minyak memperlambat pemisahan kontak, sehingga tidak cocok untuk sistem yang membutuhkan pemutusan arus yang cepat. Sakelar CB minyak terbagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1. CB dengan banyak menggunakan minyak (Bulk Oil Circuit Breaker) Pada tipe ini minyak berfungsi sebagai peredam loncatan bunga api listrik selama terjadi pemutusan kontak dan sebagai isolator antara bagianbagian yang bertegangan dengan badan, jenis PMT ini juga ada yang dilengkapi dengan alat pembatas busur api listrik. 2. CB dengan sedikit menggunakan minyak (Low oil Content Circuit Breaker) Pada tipe ini minyak hanya dipergunakn sebagai peredam loncatan bunga api listrik, sedangkan sebagai bahan isolator dari bagian-bagian yang bertegangan digunakan porselen atau material isolasi dari jenis organic.
Jika kontak dibuka, maka pada katoda kontak terjadi emisi thermis dan medan tegangan yang tinggi yang memproduksi elektron-elektron bebas. Elektron hasil emisi ini bergerak menuju anoda, elektron-elektron bebas ini tidak bertemu dengan molekul udara sehingga tidak terjadi proses ionisasi. Akibatnya, tidak ada penambahan elektron bebas yang mengawali pembentukan busur api. Dengan kata lain, busur api dapat dipadamkan.
B. Relay
Gambar 5. Relay
Beberapa jenis protection relay pada sistem distribusi adalah sebagai berikut: 1. Relay arus lebih Relai arus lebih merupakan pengaman utama sistem distribusi tegangan menengah terhadap gangguan hubung singkat antar fasa. Relai arus lebih adalah suatu relai yang bekerja berdasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi nilai
2.
3.
4.
5.
6.
setting-nya pengaman tertentu dalam waktu tertentu. Berdasarkan karakteristik waktu relai arus lebih dibagi menjadi 3, yaitu: a. Tanpa penundaan waktu (instaneous) b. Dengan penundaan waktu c. Dengan penundaan waktu tertentu (definite time OCR) d. Dengan penundaan waktu berbanding terbalik (inverse time OCR) e. Kombinasi 1 dan 2 Relai Arus Gangguan Tanah Relai arus gangguan tanah (ground fault relay) merupakan pengaman utama terhadap gangguan hubung singkat fasa ke tanah untuk sistem yang ditanahkan langsung atau melalui tahanan rendah. Relai Arus Gangguan Tanah Berarah Relai arus gangguan tanah berarah (directional ground fault relay) adalah pengaman utama terhadap hubung singkat fasa ke tanah untuk sistem yang ditanahkan melalui tahnan tinggi. Relai Penutup Balik Relai penutup balik (reclosing relay) adalah pengaman pelengkap untuk membebaskan gangguan yang bersifat temporer untuk keandalan sistem. Penutup Balik Otomatis (PBO) Penutup balik otomatis (PBO, automatic circuit recloser) digunakan sebagai pelengkap untuk pengaman terhadap gangguan temporer dan membatasi luas daerah yang padam akibat gangguan. Urutan operasi PBO: a. Pada saat terjadi gangguan, arus yang mengalir melalui PBO sangat besar sehingga menyebabkan kontak PBO terbuka (trip) dalam operasi cepat (fast trip) b. Kontak PBO akan menutup kembali setelah melewati waktu reclose sesuai setting. Tujuan memberi selang waktu ini adalah untuk memberikan waktu pada penyebab gangguan agar hilang, terutama gangguan yang bersifat temporer c. Jika gangguan bersifat permanen, PBO akan membuka dan menutup balik sesuai dengan settingnya dan akan lock-out (terkunci) d. Setelah gangguan dihilangkan oleh petugas, baru PBO dapat dimasukkan ke sistem. Saklar Seksi Otomatis Saklar seksi otomatis (SSO, Sectionalizer) adalah alat pemutus untuk mengurangi luas daerah yang padam karena gangguan. Ada dua jenis SSO yaitu dengan pengindera arus yang disebut Automatic Sectionalizer dan pengindera tegangan yang disebut Automatic Vacum Switch (AVS). Agar SSO berfungsi dengan baik, harus dikoordinasikan dengan PBO (recloser) yang ada di sisi hulu. Apabila SSO tidak dikoordinasikan dengan PBO, SSO hanya akan berfungsi sebagai saklar biasa.
C. Transformer
Gambar 6. Transformer
Instruments transformers adalah trafo yang mana dipergunakan bersama dengan peralatan lain seperti: relai proteksi, alat ukur atau rangkaian kontrol. yang termasuk trafo instrumen adalah current transformers dan potensial transformers. Kegunaan trafo instrumen adalah: a. Mengisolasi rangkaian meter dari sisi primer yang dipasok dengan tegangan tinggi dan arus besar. b. Menyediakan kemungkinan standar arus atau tegangan yang dipergunakan untuk pengukuran atau proteksi. Secara umum, Transformer dibagi atas 2 jenis yaitu: 1. Trafo Arus (CT) Trafo arus/Current transformer (CT) adalah suatu peralatan listrik yang dapat memperkecil arus besar menjadi arus kecil, yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. Fungsi CT adalah untuk memperoleh arus yang se-banding dengan arus yang hendak diukur (sisi sekunder 5 A atau 1 A) dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem yang arus nya hendak diukur (yang selanjutnya di sebut sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana instrumen tersambung (yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Berbeda dari transformator tenaga yang arusnya tergantung beban disisi sekunder, tetapi pada trafo arus seperti halnya Ampere meter yang disisipkan ke dalam sirkuit primer, arusnya tidak tergantung beban disisi sekunder, melainkan semata-mata tergantung pada arus disisi primernya. Trafo arus/Current Transformers terdiri dari belitan primer, belitan sekunder dan inti maknetik. Jika arus primer yang masuk ke CT ke teminal P1/K dan arus yang mengalir ke sekunder dinamakan terminal S1/k, seperti terlihat pada gambar 1 (lihat arah arus sekunder IS yang masuk ke ampere meter). Selanjutnya terdapat terminal kedua pada CT disisi primer yaitu P2/L adalah terminal yang arusnya diperoleh dari P1/k yang dialirkan ke beban dan S2/l sisi sekunder adalah ter-minal yang arusnya diperoleh dari S1/k.
2. Trafo Tegangan (PT) Trafo tegangan/voltage transformers /potensial transformers adalah suatu peralatan listrik yang dapat memperkecil tegangan tinggi menjadi tegangan rendah, yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. Fungsi trafo tegangan adalah untuk memperoleh tegangan yang sebanding dengan tegangan yang hendak dipergunakan dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem dengan tegangan tinggi (yang selanjutnya di sebut sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana alat ukur (instrumen) tersambung (yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Beda dengan transformator tenaga yang dibutuhkan adalah tegangan dan daya keluarannya tetapi pada trafo tegangan yang dibutuhkan adalah tingkat ketelitiannya dan penurunan tegangannya yang disesuaikan dengan alat ukur. Tegangan primer dari PT adalah tegangan pengenal yang diperoleh dari sistem dan tegangan sekunder pengenal diperoleh dari tegangan primer. Potensial transformer yang dipasang diluar (outdoor) secara normal dihubungkan antara fase dan tanah, untuk sistem tiga fase, dimana nilai standar tegangan primer pengenal adalah 1/3 kali dari nilai tegangan pengenal sistem. Dan tegangan sekunder pengenal yang dipergunakan dinegara-negara eropa, adalah: 100/3 atau 110/3 volt 3. Transformator Bantu (Auxilliary Transformator) Trafo yang digunakan untuk membantu beroperasinya secara keseluruhan gardu induk tersebut. Dan merupakan pasokan utama untuk alat-alat bantu seperti motor-motor listrik 3 fasa yang digunakan pada motor pompa sirkulasi minyak trafo beserta motor motor kipas pendingin. Yang paling penting adalah sebagai pemasok utama sumber tenaga cadangan seperti sumber DC, dimana sumber DC ini merupakan sumber utama jika terjadi gangguan dan sebagai pasokan tenaga untuk proteksi sehingga proteksi tetap bekerja walaupun tidak ada pasokan arus AC. Transformator bantu sering disebut sebagai trafo pemakaian sendiri sebab selain fungsi utama diatas, juga digunakan untuk penerangan, sumber untuk sistim sirkulasi pada ruang baterai, sumber pengggerak mesin pendingin (Air Conditioner) karena beberapa proteksi yang menggunakan elektronika/digital diperlukan temperatur ruangan dengan temperatur antara 20C -28C. Untuk mengopimalkan pembagian sumber tenaga dari transformator bantu adalah pembagian beban yang masing-masing mempunyai proteksi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Juga diperlukan pembagi sumber DC untuk kesetiap
8
fungsi dan bay yang menggunakan sumber DC sebagai penggerak utamanya. Untuk itu disetiap gardu induk tersedia panel distribusi AC dan DC.
Gambar 8. Busbar
Merupakan titik pertemuan/hubungan antara trafo-trafo tenaga, Saluran Udara TT, Saluran Kabel TT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. Ada beberapa jenis konfigurasi busbar yang digunakan saat ini, antara lain: 1. Sistem cincin atau ring Semua rel/busbar yang ada tersambung satu sama lain dan membentuk seperti ring/cicin.
2. Busbar Tunggal atau Single busbar Semua perlengkapan peralatan listrik dihubungkan hanya pada satu / single busbar pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk diujung atau akhir dari suatu transmisi.
Gambar 10. Sistem busbar tunggal atau single busbar 3. Busbar Ganda atau double busbar Gardu induk yang mempunyai dua / double busbar . Sistem ini sangat umum, hamper semua gardu induk menggunakan sistem ini karena sangat efektif untuk mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan
Gambar 11.Sistem Busbar Ganda atau double Busbar 4. Busbar satu setengah atau one half busbar Gardu induk dengan konfigurasi seperti ini mempunyai dua busbar juga sama seperti pada busbar ganda, tapi konfigurasi busbar seperti ini dipakai pada Gardu induk Pembangkitan dan gardu induk yang sangat besar, karena sangat efektif dalam segi operasional dan dapat mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan sistem. Sistem ini menggunakan 3 buah PMT didalam satu diagonal yang terpasang secara seri.
10
Gambar 12. Sistem Busbar satu setengah atau one half busbar.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/03/perlengkapan-gardu-induk.html Diakses tanggal 27 maret 2012 http://my.opera.com/idoc/blog/generator diakses tanggal 27 maret 2012 http://ek4sangkar.blogspot.com/2011/10/relai-arus-lebih.html Diakses tanggal 27 maret 2012
Pola SCADA bag.5: Pengatur Distribusi SOP GI Amlapura Pelatihan O&M Relai Proteksi Jaringan , PT PLN (Persero) P3B Wahyudi, Irwan. GANGGUAN YANG TERJADI PADA JARINGAN SUTM 20 KV BESERTA DAMPAK YANG DITIMBULKANNYA.UNIKOM. 2007
Modul Pembelajaran: KOMPONEN DAN SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. 2003
13