Anda di halaman 1dari 17

Darah Manusia

Friday, March 26, 2010 Dituliskan oleh Syiham Al Ahmadi Darah manusia dibedakan menjadi dua komponen, yaitu sel-sel darah dan cairan atau plasma darah. 1. Sel-Sel Darah Bagian terbesar dari darah adalah sel-sel darah. Sel-sel darah dibedakan menjadi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan sel darah pembeku (trombosit). a. Sel Darah Merah (Eritrosit) 1) Ciri dan Fungsi Sel Darah Merah Sel darah merah merupakan penyusun sel-sel darah yang jumlahnya paling banyak. Pada wanita, jumlahnya 4,5 juta/mm3 darah, sedangkan pada laki-laki 5 juta/mm3 darah. Akan tetapi, jumlah itu bisa naik atau turun, tergantung dari kondisi seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit adalah: a) Jenis Kelamin Pada laki-laki normal jumlah (konsentrasi) eritrosit mencapai 5,1 5,8 juta per mililiter kubik darah. Pada wanita normal 4,3 5,2 juta per mililiter kubik darah. b) Usia Orang dewasa memiliki jumlah eritrosit lebih banyak dibanding anak-anak. c) Tempat Ketinggian Orang yang hidup di dataran tinggi cenderung memiliki jumlah ertrosit lebih banyak. d) Kondisi Tubuh Seseorang Sakit dan luka yang mengeluarkan banyak darah dapat mengurangi jumlah ertrosit dalam darah. Sel-sel darah merah berbentuk cakram dengan diameter 75 nm, ketebalan di tepi 2 nm dan ketebalan di tengah 1 nm. Sel darah merah dibentuk di dalam sumsum tulang. Sel-sel pembentuk sel darah merah ini disebut eritroblast, tetapi pada embrio (bayi), sel-sel darah merah dibentuk di dalam hati dan limpa. Warna sel-sel darah merah disebabkan karena pigmen merah yang disebut hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah suatu protein yang terdiri atas hemin dan globin. Hemin mengandung zat besi (Fe). Hb ini mempunyai daya ikat tinggi terhadap O2. Dalam peredarannya ke seluruh tubuh, darah diikat oleh Hb yang kemudian diberi nama oksihemoglobin. Selain mengikat O2, Hb juga dapat mengikat CO2 sisa metabolisme tubuh untuk dibuang melalui organ ekskresi. Hb yang mengangkut CO2 ini disebut karbominohemoglobin. Pada kasus donor darah, kehilangan darah pada tubuh seseorang akan bisa cepat diatasi karena sumsum tulang akan menghasilkan dan mengembalikan sel darah merah menjadi normal kembali. Tetapi pada kasus pendarahan yang hebat misalnya kecelakaan, apabila hilangnya sel darah merah melebihi laju pembentukannya, akan mengakibatkan seseorang kekurangan sel darah merah, sehingga dapat mengakibatkan anemia. Selain pendarahan, anemia juga disebabkan karena gizi buruk dan infeksi kuman penyakit. 2) Pembentukan Sel Darah Merah (Eritrosit) Eritrosit dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah saat embrio pada minggu-minggu pertama. Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoisis. Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin. Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang

membranosa. Semakin bertambah usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin turun. Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang mieloid yang terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit, megakariosit (pembentuk keping darah). Rata-rata umur sel darah merah kurang lebih 120 hari. Sel-sel darah merah menjadi rusak dan dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium terutama dalam limfa dan hati. Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai protein dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk dibuang dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin diubah menjadi bilirubin (warna kuning empedu) dan biliverdin, yaitu yang berwarna kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka memar. b. Sel Darah Putih (Leukosit) Sel darah putih ibarat serdadu penjaga tubuh dari serangan musuh. Jika kita terluka, maka sel darah putih ini akan berkumpul di bagian tubuh yang terkena luka, agar tidak ada kuman penyakit yang masuk melalui luka itu. Jika ada kuman yang masuk, maka dia akan segera melawannya. Dapat digambarkan, bahwa akan terjadi pertarungan antara kuman dengan sel darah putih. Timbulnya nanah pada luka itu merupakan gabungan dari sel darah putih yang mati, kuman, sel-sel tubuh, dan cairan tubuh. Sel darah putih mempunyai nukleus dengan bentuk yang bervariasi. Ukurannya berkisar antara 10 nm25 nm. Fungsi sel darah putih ini adalah untuk melindungi badan dari infeksi penyakit serta pembentukan antibodi di dalam tubuh. Jumlah sel darah putih lebih sedikit daripada sel darah merah dengan perbandingan 1:700. Pada tubuh manusia, jumlah sel darah putih berkisar antara 6 ribu9 ribu butir/mm3, namun jumlah ini bisa naik atau turun. Faktor penyebab turunnya sel darah putih, antara lain karena infeksi kuman penyakit. Pada tubuh seseorang yang menderita penyakit tifus, sel darah putihnya hanya berjumlah 3 ribu butir/mm3. Kondisi sel darah putih yang turun di bawah normal disebut leukopeni. Pada kondisi ini seseorang harus diberikan obat antibiotik untuk meningkatkan daya tahan dan keamanan tubuh. Apabila tidak, maka orang tersebut dapat meninggal dunia. Pada orang yang terkena kanker darah atau leukemia, sel darah putih bisa mencapai 20 ribu butir/mm3 atau lebih. Kondisi di mana jumlah sel darah putih naik di atas jumlah normal disebut leukositosis. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum tulang, limfe, dan kelenjar limfe. Sel darah putih terdiri atas agranulosit dan granulosit. Agranulosit bila plasmanya tidak bergranuler, sedangkan granulosit bila plasmanya bergranuler. Macam Sel Darah Putih Agranulosit 1. Monosit Bersifat fagosit dan motil dengan inti bulat panjang. 2. Limfosit Tidak motil, inti satu, berfungsi untuk kekebalan. Limfosit membentuk 25% dari seluruh jumlah sel darah putih. Sel ini dibentuk di dalam kelenjar limfa dan dalam sumsum tulang. Sel ini dibagi lagi menjadi limfosit besar dan kecil. Macam Sel Darah Putih Granulosit 1. Netrofil Bersifat fagosit, intinya bermacam-macam, dengan bentuk bermacam-macam pula antara lain batang, bengkok, dan bercabang-cabang. Sel-sel netrofil paling banyak dijumpai pada sel darah

putih. Sel golongan ini mewarnai dirinya dengan pewarna netral atau campuran pewarna asam dan basa serta tampak berwarna ungu. 2. Basofil Bersifat fagosit dan cenderung berwarna biru. Warna biru ini disebabkan karena sel basofit menyerap pewarna basa. 3. Eosinofi Bersifat fagosit dan cenderung berwarna merah. Sel eosinofil hanya sedikit dijumpai pada sel darah putih. Sel ini menyerap pewarna yang bersifat asam (eosin) dan kelihatan merah. Granulasit dan monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap kumankuman penyakit. Dengan kemampuannya sebagai fagosit mereka memakan bakteri-bakteri hidup yang masuk ke peredaran darah. Pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. Dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas di dalam mengitari seluruh bagian tubuh. Dengan cara ini ia dapat: 1) mengepung daerah yang terkena infeksi 2) menangkap kuman-kuman penyakit hidup 3) menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran. Granulosit juga mempunyai enzim yang dapat memecah protein yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan, dan membuangnya. Dengan cara ini jaringan yang rusak atau terluka dapat dibuang dan memungkinkan untuk penyembuhan. Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, yaitu peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatan sel darah putih tersebut tidak berhasil dengan baik, maka dapat terbentuk nanah. Nanah berisi kuman-kuman yang sudah mati. c. Sel-Sel Darah Pembeku (Trombosit) Ketika kita mengalami luka pada permukaan tubuh, maka tubuh akan mengeluarkan darah. Terjadinya pendarahan itu disebabkan oleh sobeknya pembuluh darah. Pada keadaan luka yang ringan, setelah beberapa saat darah akan berhenti mengalir. Pada saat terjadi luka pada permukaan tubuh, komponen darah, yaitu trombosit akan segera berkumpul mengerumuni bagian yang terluka dan akan menggumpal sehingga dapat menyumbat dan menutupi luka. Di dalam darah terdapat protein (trombin) yang larut dalam plasma darah yang mengubah fibrinogen (Gambar 4.3) menjadi fibrin atau benang-benang. Fibrin ini akan membentuk anyaman dan terisi keping darah, sehingga mengakibatkan penyumbatan dan akhirnya darah bisa membeku. 2. Cairan Darah (Plasma Darah) Plasma merupakan cairan yang menyertai sel-sel darah. Plasma ini berwarna kekuning-kuningan. Di dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat. Di antara zat-zat tersebut ada yang masih berguna dan adapula yang tidak berguna. Beberapa zat tersebut antara lain seperti berikut. a. Zat makanan dan mineral, antara lain glukosa, gliserin, asam amino, asam lemak, kolesterol, dan garam mineral. b. Zat hasil produksi dari sel-sel, antara lain enzim, hormon, dan antibodi. c. Protein Protein dalam plasma darah terdiri atas: 1) antiheofilik berguna mencegah anemia; 2) tTromboplastin berguna dalam proses pembekuan darah; 3) protrombin mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah; 4) fibrinogen mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah;

5) albumin mempunyai peranan penting untuk memelihara tekanan osmotik darah; 6) gammaglobulin berguna dalam senyawa antibodi. d. Karbon dioksida, oksigen, dan nitrogen. Di dalam protein darah terdapat cairan bening atau jernih yang disebut serum. Di dalam serum ini terdapat zat antibodi. Serum bisa diperoleh dari larutan darah yang diputar dalam alat pemusing atau sentrifuge. Apabila ada benda asing masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan berusaha untuk merespons dengan cara membinasakan atau mengeluarkan benda asing tersebut. Benda asing tersebut disebut antigen. Antigen ini akan merangsang pembentukan zat antibodi. Jenis Antibodi 1. Presipitin Mengendapkan antigen dengan presipitin terbentuk molekul yang besar antara antigen yang larut dengan antibodi sehingga berubah menjadi tidak larut dan akan mengendap. 2. Aglutinin Menggumpalkan antigen. Dengan aglutinasi terbentuk gumpalan-gumpalan yang terdiri atas struktur besar berupa antigen pada permukaannya, bakteri-bakteri, atau sel darah merah. 3. Antitoksin Menetralkan racun. Kerja antitoksin, yaitu dengan menutupi tempat-tempat yang toksik dari agen penyebab penyakit. 4. Lisin Menguraikan antigen Lisin mampu langsung menyerang membran sel agen penyakit sehingga menyebabkan sel tersebut rusak.

sumber artikel blog ini : 1. Wikipedia.org 2. BSE Depdiknas.go.id 3. id.shvoong.com 4. Google.com Anda sedang membaca artikel tentang Darah Manusia dan anda bisa menemukan artikel Darah Manusia ini dengan url http://www.syiham.co.cc/2010/03/darah-manusia.html, Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Darah Manusia ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Darah Manusia pada sumbernya.

SISTEM KARDIOVASKULER

DARAH Darah memiliki fungsi diantaranya adalah sebagai berikut: Darah Sebagai alat transport gas dalam proses respirasi, membawa keseimbangan asam basa, transport nutrisi, hormon dan enzim, membantu pembuangan zat sisa, mempertahankan pengaturan suhu tubuh, membantu proses pembekuan, membantu pengaturan cairan tubuh dan sebagai pertahanan terhadap Mikroorganisme dan toksin. Pada orang dewasa darah 7-9 % dari total BB 79 ml/kg 4-5 L. Viscositas 3,5 5,5 /1000 air, berat jenis = 1.045 1.065 dan PH 7,35 dan 7,45. Darah terdiri atas komponen-komponen darah diantaranya: Plasma (55%) dan Elements (45%). Plasma merupakan bagian cairan tubuh yang terdiri atas 90% Air , 7% Protein , 3% Elektrolit , Asam amino, Glukosa dan Nutrisi dan lain-lain. Protein Plasma Protein plasma terdiri atas Albumin (60%) yang berperan meningkatkan tekanan osmotik sehingga meningkatkan retensi air, Globulin 36% dan Fibrinogen 4%. Globulin: Alpha dan Beta, diproduksi di liver, untuk transport lemak. Globulin Gamma: merupakan Immunoglobulin, antibodi yang membantu pertahanan terhadap penyakit (satusatunya protein plasma yang tidak diproduksi di liver). Immunoglobulin: IgG, IgA, IgM, IgD, IgE. Elektrolit plasma Elektrolit plasma terdiri atas Cation diantaranya Na+, Ca2+,K+ dan Anion Cl-, PO42-,Cl-. Nutrien dan produk buangan Nutrien yang ada dalam darah yaitu Glukosa, Asam Amino, Lemak dalam bentuk Fosfolipid,

trigliserida, asam lemak bebas, kolesterol. Produk-produk buangan: asam laktat, produkproduk buangan nitrogen hasil akhir metabolisme protein Gas dan Buffer Gas yang terdapat dalam darah diantaranya adalah Oksigen, Nitrogen, Karbondioksida dan Bikarbonat. SEL DARAH: ERITROSIT

Setiap mm kubik darah mengandung sekitar 4-6 juta Sel Darah Merah atau eritrosit. Porsi terbesar dari berat eritrosit adalah hemoglobin yang merupakan protein yang membawa oksigen. Setiap Hb mengandung 5% Heme (pigmen yang mengandung zat besi) dan 95% globin (protein polipeptida). Laki-laki biasanya memiliki lebih banyak Hb: 14-18 g/100 mL. Pada wanita 12-16 g/100 mL. Heme group di ikat oleh atom besi dengan satu ikatan O2 Hb yang teroksigenasi

oksihemoglobin (HbO2). Untuk mengikatkan setiap hb


terdapat 4 rantai polipeptida ( 2 alpha dan 2 Betha) yang merupakan kelompok Heme yang memberi warna pada darah. Untuk mengikatkan setiap kelompok heme diikat oleh atom besi dengan satu bagiannya untuk mengikat oksigen. Atom besi memegang peran kunci dalam fungsi pembawa oksigen dan melepaskannya pada jaringan yang memungkinkan pada saat yang tepat Fungsi Hb: Hb atau hemoglobin berfungsi mengambil Oksigen dari paru-paru, mentransportasikan Oksigen ke jaringan didalam Pembuluh darah, melepaskan Oksigen pada jaringan yang membutuhkan, membawa CO2 sebagai sisa metabolisme dari jaringan ke paru-paru dan mempertahankan keseimbangan asam basa dengan menjalankan fungsi pengikatan oksigen dan karbondioksida tersebut. Hb memiliki warna ungu kebiruan saat tidak mengandung oksigen. Tetapi akan menjadi merah saat dipenuhi oksigen. Hb yang banyak mengandung Oksigen disebut dengan

Oxyhemoglobin
Transport O2 dalam Darah Hb akan mengikat O2 dari kantung-kantung udara di alveolus paru-paru sehingga membentuk oxyhemoglobin dengan berikatan dengan atom besi. Oksihemoglobin kemudian ikut sirkulasi darah dalam eritrosit dan akan memindahkan oksigen ke sel yang membutuhkan. Kemampuan ikatan antara O2 dengan Hb lebih rendah dibandingkan dengan zat-zat racun tertentu seperti

insektisida, sulfur dioksida, CO menyebabkan Hb tidak mampu mengikat O2. CO yang


dihasilkan dari asap knalpot dan rokok memiliki kemampuan 210 kali lebih lepat dibandingkan O2. 0,1-0,2 % kadar CO dalam udara dapat menyebabkan kematian karena memblok kemampuan ikatan oksigen. Transport CO2 dalam Darah CO2 lebih mudah larut dlm air dibandingkan dengan O2 dan lebih mudah melewati dinding kapiler dari jaringan. CO2 diitransport dengan 3 cara: 1. Enampuluh persen (60% ) CO2 bereaksi dengan air untuk membentuk Asam karbonat:

CO2 + H2O H2CO3 HCO3- + H+ 2. 30% CO2 bereaksi langsung dengan Hb membentuk Carbaminohemoglobin (HbCO2) 3. 10% CO2 diikat langsung oleh plasma dan sel darah merah sebagai molekul CO2 Membran eritrosit Eritrosit memiliki membran yang tipis, kuat dan fleksibel sehingga eritrosit dapat bergerak dengan mudah melewati pembuluh darah yang kecil sekalipun. Membran permeabel terhadap air, O2, CO2, glukosa, urea, dan beberapa senyawa lain, tetapi impermeabel terhadap Hb dan protein besar yang lain. Membran eritrosit dalam kondisi normal cairan dalam sel dengan diluar sel sama. Jika konsentrasi solut plasma meningkat maka air di luar erotrosit lebih rendah daripada di dalam eritrosit dan plasma menjadi hipertonik. Sehingga air meninggalkan sel lebih cepat daripada yang memasuki sel sehingga sel menjadi menyusut. Sebaliknya jika konsentrasi solut dalam plasma menurun, maka air dalam plasma lebih dibandingkan dengan didalam sel, dan plasma menjadi hipotonik sehingga air lebih cepat memasuki sel daripada yang keluar dan sel menjadi bengkak dan mudah mengalami pecah. Pecahnya eritrosit disebut dengan hemolisis. Dalam kondisi normal cairan dalam sel dengan diluar sel sama. Jika konsentrasi solut plasma meningkat maka air di luar erotrosit lebih rendah daripada di dalam eritrosit dan plasma menjadi

hipertonik. Sehingga air meninggalkan sel lebih cepat daripada yang memasuki sel sehingga sel
menjadi menyusut. Sebaliknya jika konsentrasi solut dalam plasma menurun, maka air dalam plasma lebih dibandingkan dengan didalam sel, dan plasma menjadi hipotonik sehingga air lebih cepat memasuki sel daripada yang keluar dan sel menjadi bengkak dan mudah mengalami pecah. Pecahnya eritrosit disebut dengan hemolisis. Sebelum kelahiran, fetus memproduksi sel darah secara progresive di yolk sac, hati dan limpa sampai dengan bulan kelima. Setelah itu menurun di organ tersebut dan meningkat di sumsum

tulang. Setelah lahir eritrosit diproduksi utamanya dan terusmenerus di sumsum tulang (merah)
di beberapa tulang: vertebrata, Rusuk, sternum, pelvis dan pada ujung atas femur dan

humerus. Proses tersebut disebut erytropoiesis


Eritropoiesis Setiap keadaan yang menyebabkan penurunan transportasi jumlah oksigen ke jaringan akan meningkatkan kecepatanpembentukan sel darah merah/eritropoiesis. Faktor utama yang dapat merangsang pembentukan sel darah merah adalah eritropoietin. Keadaan hipoksia akan meningkatkan produksi eritropoietin yang diproduksi oleh ginjal, selanjutnya eritropoietin akan meningkatkan proses pembentukan sel darah merah sampai keadaan hipoksia tertanggulangi.

Pengeluaran eritropoietin dari ginjal dipicu karena darah yang anemis dari kapiler peritubular tidak dapat mengirim oksigen ke sel epitel tubulus ginjal dimana epitel tubulus ginjal memakai banyak sekali oksigen. Selain dipicu oleh hipoksia di ginjal, pengeluaran eritropoietin juga dipicu oleh epinefrin dan norepinefrin serta beberapa prostaglandin Eritropoietin akan merangsang produksi proeritroblas dari sel-sel stem hemopoietik dalam sumsum tulang menjadi Basofil eritroblas, polikromatofil eritroblas, Retikulosit dan akhirnya menjadi eritrosit. Proses pembentukan eritrosit dari proeritroblas sampai dengan polikromatofil eritroblas terjadi di sumsum tulang dan setelah menjadi retikulosit sel darah merah akan di lepaskan ke sirkulasi sampai terjadi proses pematangan yang berlanjut menjadi eritrosit matang dan bersirkulasi sampai dengan sekitar 120 hari sebelum akhirnya rusak.

0100090000037800000002001c00000000000400000003010800050000000b0200 000000050000000c02a8053a05040000002e0118001c000000fb02100007000000 0000bc02000000000102022253797374656d00053a0500008cc91100c7d4e33090 e423000c0200003a050000040000002d01000004000000020101001c000000fb02 ceff0000000000009001000000000440001254696d6573204e657720526f6d616e0 000000000000000000000000000000000040000002d01010005000000090200000 0020d000000320a2d00000001000400000000003a05a70520441600040000002d0 10000030000000000


: bermembran sangat tipis, bentuk tidak teratur, besar, dan oval. Sel darah merah yang tidak matang ini masih mampu mengangkut O2 tapi mudah rusak sehingga mas hidupnya menjadi lebih pendek. Penyebab utama kegagalan pematangan adalah karena kegagalan absorpsi Vit Ba2 dari saluran pencernaan karena atrofi mukosa lambung sehingga kekurangan faktor intrinsik yang berperan dalam absorpsi vit ini. Keadaan tersebut disebut dengan anemia pernisiosa. Kegagalan pematangan karena defisiensi asam folat sering akibat penyakit usus seperti sariawan usus/sprue. Asam folat banyak ditemukan pada sayuran hijau, buah-buahan tertentu, hati. Asam folat mudah hancur selama makanan dimasak.

0100090000037800000002001c00000000000400000003010800050000000b0200 000000050000000c02a8053a05040000002e0118001c000000fb02100007000000 0000bc02000000000102022253797374656d00053a0500008cc91100c7d4e33090 e423000c0200003a050000040000002d01000004000000020101001c000000fb02 ceff0000000000009001000000000440001254696d6573204e657720526f6d616e0 000000000000000000000000000000000040000002d01010005000000090200000

0020d000000320a2d00000001000400000000003a05a70520441600040000002d0 10000030000000000
Produksi dan destruksi eritroist dipertahankan dalam level yang seimbang, stabil. Jika eritrosit hilang dari sirkulasi, eritropoiesis meningkat sampai dengan level eritrosit normal. Normal produksi eritrosit pada dewasa 10 milyar sel satu jam . Nutrisi yang penting untuk mempertahankan keadaan ini adalah:

1. As.amino: untuk produksi Hb 2. Zat besi: untuk produksi heme 3. Riboflavin, vit B12, asam folat untuk pematangan sel 4. Vitamin B6 untuk sintesa hemoglobin.
Hemoragic menyebabkan terjadinya Hipoxia sehingga tekanan oksigen menurun. Penurunan tekanan oksigen ini akan menyebabkan Stimulasi produksi eritroprotein sehingga Hemocytoblast meningkat, sehingga meningkatkan eritrosit. Peningkatan eritrosit menyebabkan Tekanan Oksigen dan kandungan oksigen meningkat sehingga hipoxia menurun dan keadaan kembali kepada keadaan hemostatis. Dalam proses eritropoiesis, terdapat dua Vitamin yang penting untuk proses ini: Vit B12 (sianokobalamin) dan asam folat. Keduanya bersifat penting dalam sintesis DNA terutama pembentukan Timidin trifosfat Kekurangan dua vit ini menyebabkan kegagalan pematangan dan pembelahan inti. Kekurangan keduanya menyebabkan sel darah merah menjadi makrositik: bermembran sangat tipis, bentuk tidak teratur, besar, dan oval. Sel darah merah yang tidak matang ini masih mampu mengangkut O2 tapi mudah rusak sehingga mas hidupnya menjadi lebih pendek. Penyebab utama kegagalan pematangan adalah karena kegagalan absorpsi Vit Ba2 dari saluran pencernaan karena atrofi mukosa lambung sehingga kekurangan faktor intrinsik yang berperan dalam absorpsi vit ini. Keadaan tersebut disebut dengan anemia pernisiosa. Kegagalan pematangan karena defisiensi asam folat sering akibat penyakit usus seperti sariawan usus/sprue. Asam folat banyak ditemukan pada sayuran hijau, buah-buahan tertentu, hati. Asam folat mudah hancur selama makanan dimasak. Masa hidup eritrosit sekitar 120 hari. Terutama karena tidak memiliki nukleus dan tidak mampu untuk mengubah enzim dan protein yang dilakukan untuk mempertahankan fungsinya. Eritrosit menggunakan glukosa untuk energi tapi tidak dapat mensintesa banyak protein. Eritrosit yang sudah mulai tua dan rapuh akan masuk ke sinusoid yang ada di limpa. Membrannya menjadi

ruptur dan sisa-sisa sel di fagositosis oleh makrofag. Makrofag menghancurkan Hb menjadi asam amino dan mengembalikannya kedalam tubuh utnuk disintesa kembali menjadi protein yang baru. Heme dari Hb akan dikonversi menjadi biliverdin dan kemudian menjadi bilirubin. Dengan berikatan dengan albumin plasma bilirubin dibawa ke hati. Dihati bilirubin dikonjugasi dengan asam glukoronat menjadi bilirubin terkonjugasi dan disekresikan kedalam kandung empedu. Zat besi dari heme dikonjugasi dengan protein dan disimpan dalam sumsum tulang sebagai ferritin LEUKOSIT Leukosit berfungsi untuk menghancurkan Mikro Organisme di daerah infeksi dan membantu menghancurkan bahan-bahan kimia. Pada orang dewasa 1000 eritrosit untuk setiap satu leukosit. Jumlah normal leukosit sekitar 4000 sampai dengan 12.000 mm3. Produksi leukosit disebut dengan leukopoiesis.Leukopoiesis terjadi di jaringan limphoid seperti kelenjar limfe, limpa dan tonsil. Secara garis besar leukosit diklasifikasikan kedalam: Agranulosit (Mononuclear leukosit) dan

Granulosit (Polymorphonuclear leukosit).


Tiga jenis Granulosit: Neutropil (sekitar 60%) Eosinopil Basopil

0100090000037800000002001c00000000000400000003010800050000000b0200000000050000 000c02a8053a05040000002e0118001c000000fb021000070000000000bc0200000000010202225 3797374656d00053a0500008cc91100c7d4e33090e423000c0200003a050000040000002d01000 004000000020101001c000000fb02ceff0000000000009001000000000440001254696d6573204e 657720526f6d616e0000000000000000000000000000000000040000002d010100050000000902 000000020d000000320a2d00000001000400000000003a05a70520441600040000002d01000003 0000000000


Neutropil Neutropil seperti amuba, memiliki pseudopodia. Netropil berfungsi untuk menghancurkan mikroorganoisme dan partikel-partikel lain. Granula dalam sitoplasma mengandung enzim (lisozim) yang

menghancurkan mikroorganisme dan partikel-partikel. Dalam proses fagositosis Netropil juga mungkin akan mengalami kerusakan. Mikroorgranisme yang mati dan netropil yang rusak akan membentuk PU. Netropil dapat memasuki area yang mengalami perlukaan atau infeksi karena adanya bantuan zat kimia yang menuntun netropil yang disebut dengan kemotaksis. Neutropil dapat melalui membran kapiler dengan cara merubah bentuknya menjadi lebih panjang dan tipis untuk melalui membran yang disebut dengan diapedesis. Eosinophil Seperti neutropil, eosinophil memiliki kemampuan fagositosis dan memiliki pergerakan amuboid. Granulanya mengandung lisosom. Lebih berperan dalam memfagosit kompleks antigen-antibodi. Untuk alasan yang belum diketahuipasti, eosinophil meningkat dalam serangan alergi, infeksi parasit, dan beberapa penyakit autoimun dan dalam beberapa jenis kanker. Eosinopil mengandung plasminogen yang merupakan protein yang membantu dalam proses penghancuran kemballi bekuan darah. Basophil Granula dari basophil mengandung heparin (anti pembekuan), histamin (menyebabkan dilatasi pembuluh darah pada tubuh secara umum dan kontriksi pembuluh darah di paru-paru) dan substansi Slow-reacting

dari allergi (SRS-A, diproduksi pada gejala allergi seperti asthma). Fungsi pasti belum diketahui tapi
berperan dalam fagositosis dan dapat menyebabkan anaphilaktik shock atau shock sirkulasi. Kebanyakan/sebagian besar netrophil dalam pembuluh darah tidak benar-benar bersirkulasi tapi dalam keadaan siap bergerak jika dibutuhkan, dan berada dibagian dalam dinding pembuluh darah. Kebanyakan granulosit berumur 5-10 hari Agranulosit Dua jenis Agranulosit: Monosit Limfosit

Monosit Biasanya memiliki sedikit nonspesifik granula lisosom dalam sitoplasmanya, diproduksi di sumsum tulang dari monoblas dan memasuki pembuluh darah setelah sekitar 30-70 jam. Limfosit

Terdapat dua jenis limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T. Llimfosit B diproduksi di sumsum tulang dan berkumpul di jaringan limfe. Limfosit T di produksi di kelenjar timus dan berkumpul di jaringan limfe. Keduanya berperan dalam sistem imunologi. TROMBOSIT/PLATELET Trombosit memiliki ukuran seperempat ukuran eritrosit. Fungsi utamanya adalah untuk pembekuan. Jumlah normal trombosit sekitar 350.000/ mm3. Masa hidup trombosit sekitar 7-8 hari. Trombosit dibentuk dari megakaryoblas. PEMERIKSAAN DARAH Hb: Laki-laki : 14-18 g /10 mL Wanita: 12-16 g/10 mL HCt (hematokrit): Volume sel darah merah dalam darah: dengan cara sentrifuse HCt 46%: 46 ml sel darah merah dalam 100 ml Whole Blood HCt laki-laki: 45-52%, Wanita 37-48% Sel darah merah dan platelet : 2 ml dan Plasma 52 ml Differensial Count Netropil Normal%: 50-70 Actual Count %: 65 Eosinophil 1-4 3 Basophil 0,5-1 1 Limfosit 20-40 25 Monosit 2-8 6

MEKANISME HEMOSTATIS Tiga bagian mekanisme hemostatis:

1. Kontriksi pembuluh darah 2. Agregasi trombosit

3. Pembekuan Darah
Fase Vasokontriksi Normalnya ketika jaringan mengalami kerusakan dan darah keluar adri pembuluh darah, maka pembuluh darah akan berkontriksi untuk mengecilkan permukaan pembuluh darah yang terbuka dan melambatkan aliran darah. Vasokontriksi otot halus pembuluh darah merupakan respon terhadap injuri dan platelet yang mengeluarkan bahan kimia vasokonstriktor. Fase Platelet/agregasi trombosit. Pada daerah trauma terjadi edema dan terbentuknya kolagen. Granula platelet melepaskan serotonin,

ADP, prostaglandin dan fosfolipid. Serotonin dan prostaglandin menstimulasi vasokontriksi. Fosfolipid
mengaktifkan faktor pembeku dan ADP menyebabkan platelet menjadi sangat lengket satu sama lain sehingga membentuk gumpalan platelet menutup pembuluh darah. Proses ini disebut dengan agregasi platelet atau

agregasi trombosit.
Fase Pembekuan/Koagulasi

1. Dibantu oleh globulin plasma, antihemofilik faktor (AHF),platelet hancur/pecah melepaskan enzim
tromboplastinogenase dan platelet faktor.

2. Tromboplastinogenase berikatan dengan AHF untuk merubah globulin plasma. Tromboplastinogen


berubah menjadi enzim tromboplastin.

3. Tromboplastin berikatan dengan ion Ca untuk mengubah protein plasma yang tidak aktif menjadi anzim
yang aktif trombin

4. Trombin bekerja sebagai katalis untuk merubah soluble plasma protein. Fibrinogen menjadi insoluble
plasma protein fibrin.

5. Fibrin menjadi benang-benang yang menjerat sel-sel darah dan membantu membentuk bekuan.
Ringkasan: Tromboplastinogenase+AHF Tromboplastinogen Trombopalstin Tromboplastin+ion Ca Protombin Trombin

Trombin Fibrinogen Fibrin Faktor-faktor pembekuan: I II III IV V VII Fibrinogem Protrombin Tromboplastin/faktor jaringan Ion Ca Proakselerin/labil factor/globulin akselerator Serum prothrombin conversion accelerator (SPCA)/stabil factor/prokonvertin

VIII Antihemofilik Faktor (AHF), antihemofilik factor A/ antihemolitik globulin (AHG) IX X XI XII Plasma Thromboplastin component (PTC), Christmas factor/antihemofilik factor B Stuart Faktor Plasma Tromboplastin Antecedent (PTA)/antihemofilik factor C Hageman Factor

XIII Fibrin-stabilizing factor (FSF)/lakilorand factor Jalur Intrinsik proses pembekuan:

0100090000037800000002001c00000000000400000003010800050000000b0200000000050000 000c02a8053a05040000002e0118001c000000fb021000070000000000bc0200000000010202225 3797374656d00053a0500008cc91100c7d4e33090e423000c0200003a050000040000002d01000 004000000020101001c000000fb02ceff0000000000009001000000000440001254696d6573204e 657720526f6d616e0000000000000000000000000000000000040000002d010100050000000902 000000020d000000320a2d00000001000400000000003a05a70520441600040000002d01000003 0000000000


Jalur ekstrinsik proses pembekuan

0100090000037800000002001c00000000000400000003010800050000000b0200000000050000 000c02a8053a05040000002e0118001c000000fb021000070000000000bc0200000000010202225

3797374656d00053a0500008cc91100c7d4e33090e423000c0200003a050000040000002d01000 004000000020101001c000000fb02ceff0000000000009001000000000440001254696d6573204e 657720526f6d616e0000000000000000000000000000000000040000002d010100050000000902 000000020d000000320a2d00000001000400000000003a05a70520441600040000002d01000003 0000000000


Secara keseluruhan proses pembekuan dapat digambarkan pada gambar berikut ini:

0100090000037800000002001c00000000000400000003010800050000000b0200000000050000 000c02a8053a05040000002e0118001c000000fb021000070000000000bc0200000000010202225 3797374656d00053a0500008cc91100c7d4e33090e423000c0200003a050000040000002d01000 004000000020101001c000000fb02ceff0000000000009001000000000440001254696d6573204e 657720526f6d616e0000000000000000000000000000000000040000002d010100050000000902 000000020d000000320a2d00000001000400000000003a05a70520441600040000002d01000003 0000000000


Hemostasis dan sistem persyarafan Sistem syaraf simpatis membantu untuk menghentikan perdarahan. Ketika tubuhkehilangan lebih dari 10% darah maka tubuh akan mengalam drop dan tekanan darah menurun sehingga terjadi shock. Tekanan darah yang menurun menyebabkan kontriksi vena dan arteri kecil untuk meningkatkan HR. Manusia mati jika kehilangan 15-20% darah Inhibisi pembekuan: Antikoagulan

1. Heparin. Merupakan polisakarida yang dihasilkan oleh sel mast dan basofil. Heparin terkonsentrasi di
liver dan paru-paru. Heparin + antitrombin co faktor ada dalam sirkulasi darah sehingga darah tidak
membeku.

2. Fibrinolisis: pencegahan terhadap pembekuan adalah dengan fibrinolisis oleh plasminogen yang aktif
menjadi enzim yang disebut dengan plasmin

3. Obat-obat antikoagulan:
Aspirin/asetylsalicylic: Antikoagulan yang mencegah perlengketan paltelet dan menghambat pelepasan
faktor pembeku dari platelet

Urokinase: enzim yang dikeluarkan ginjal, ditemukan diurin, mengaktifkan plasminogen dan fibrinolisis

Streptikinase: dilepaskan oleh bakteri streptokokus, mengaktifkan plasminogen, fibrinolisis


Pemeriksaan Fungsi Bekuan darah:

1. Platelet Count: lebih dari 150.000/mm3 2. Bleeding time: 3-6 menit 3. Clothing time 5-8 menit 4. Protrombin Time 12 detik
GOLONGAN DARAH Karl Landsteiner mengemukakan bahwa manusia memiliki darah yang berbeda. Ia membedakan dua golongan glikoprotein dipermukaan sel darah merah yaitu antigen A dan B, mereka membentuk aglutinogen dan gumpalan sel darah merah itu disebut hemagglutination. Golongan A memiliki aglutinogen A Golongan B memiliki Aglutinogen B Golongan AB memiliki aglutinogen AB Golongan O tidak memiliki aglutinogen A+B

Golongan drh Ortu Mungkin Pd Anak Tdk mungkin A+A A,O AB, B A+B A,B,AB,O A+AB A,B,AB O A+O A,O AB,B B+B B,O A,AB B+AB A,B,AB O B+O B,O A,AB AB+AB A,B,AB O AB+O A,B AB,O

O+O O A,B,AB Pengelompokan darah Gol Aglutinogen Aglutinin Dpt mendonor menrima Drh (isoantigen) (isoantibodi) di eritrisit di Plasma A B Anti B A,AB A,O B B Anti A B,AB B,O AB A,B Non AB A,B,AB,O O NON Anti A-Anti B A,B,AB,O O Faktor Rh 85% kulit putih amerika memiliki Rh+ 15 % tanpa faktor Rh/ RhIndonesia pada umumnya RhSistem Rh mengandung 6 antigen eritrosit (D,C,E c, d dan e) Antigen D lebih penting dalam produksi antibodi Jika darah dari RH+ ditransfusi ke Rh- maka Rh- akan membentuk antibodi terhadap RH+ sel darah merah selama bebrapa bulan dan selanjutnya antibodi timbuh di RH- plasma dan ini membahayakan karena antibodi yang terbentuk akan mengaglutinasi Rh+ sel darah merah Anak dengan ayah RH+ dan ibu Rh- faktor resiko meningkat jika Rh- ibu mengandung Rh+ anak Normalnya sirkulasi fetus adalah dari ibu secara garis besar, tapi saat saat tertentu darah fetus dapat mencampuri darah ibu selama akhir kehamilan/saat kelahiran Jika antigen fetus mencampuri peredaran darah ibu melalui plasenta ibu akan membentuk antibodi sebagai respon antigen RH+ fetus dan masuk kembali melalui plasenta sehingga membahayakan fetus.

Anda mungkin juga menyukai