Anda di halaman 1dari 2

Abses Hati Piogenik Hati adalah organ yang paling banyak menjadi subjek pembentukan abses.

Altemeier meneliti 540 abses intraabdominal selama lebih dari 12 tahun, 26%-nya merupakan abses visceral dan abses hati sejumlah 13 % dari total jumlah penelitian abses, atau 48 % dari abses visceral. Abses hati bisa tunggal atau multiple, yang masuk melalui penyebaran hematogen atau dari penyebaran local langsung dari infeksi lain di daerah cavitas peritoneum. Dulu, appendicitis dengan rupture adalah etiologi terbanyak. Sekarang, penyakit traktus biliaris merupakan etiologi tersering. Pylephlebitis supuratif (thrombosis supuratif vena porta) yang biasanya terjadi karena infeksi pelvis ataupun di cavitas peritoneal, adalah salah satu etiologi tersering. Demam adalah gejala tersering. Pada pasien dengan penyakit traktus biliaris yang aktif mempunyai gejala di kuadran atas kanan seperti sakit dan defense muscular. Gejala nonspesifik seperti menggigil, anoreksia, penurunan berat badan, mual, dan muntah juga bias timbul. 50 % pasien mempunyai hepatomegali, nyeri kuadran kanan atas, atau jaundice, sedangkan 50 % lagi tidak menunjukkan gejala spesifik yang dapat menunjukkan kelainan hati. Demam tanpa diketahui penyebabnya mungkin menjadi penyebab satusatunya pada abses hati, terutama pada orang tua. Untuk mencari penyebabnya dilakukan pemeriksaan abdomen khususnya di kuadran kanan atas. Pemeriksaan laboratorium yang paling mewakili adalah peningkatan konsentrasi alkalin fosfatase dalam serum yang dilaporkan terdapat pada 70 % pasien abses hati. Test-test lain seperti fungsi hati mungkin memberikan hasil yang normal, tetapi pada 50 % pasien terdapat peningkatan bilirubin serum, dan 48 % pasien terdapat peningkatan konsentrasi aspartat amino transferase. Pemeriksaan laboratorium lainnya adalah leukositosis yang terdapat pada 77 % pasien, anemia (biasanya normokrom, normositik) yang terdapat pada 50 % pasien, dan hipoalbuminemia pada 33 % pasien. Bacteremia juga ditemukan pada sepertiga pasien. Pasien abses hati biasanya disarankan untuk menjalani radiografi dada, terutama pada pasien-pasien yang mengalami kenaikan hemidiafragma kanan yang baru terlihat. Gejala patologis lainnya adalah infiltrate basiler kanan dan efusi pleura.

Pemeriksaaan dengan pencitraan adalah pemeriksaan yang paling mewakili dalam mendiagnosis abses hati, antara lain USG, CT, indium-labeled WBC atau gallium scans, dan MRI. Dalam beberapa kasus, pasien membutuhkan banyak pemeriksaan penunjang. Kuman yang terserng menyebabkan abses hati adalah E.coli, streptococ fecalis, proteus vulgaris, enterobacter aerogenes, dan kuman anaerob, juga candida paa pasie dengan gangguan imunologi. Salmonella typhi, Saphilococ, Clostridium Welchii juga kadang ditemukan. ALTEMEIER WA et al: Intra-abdominal abscesses. Am J Surg 125:70, 1973 LEVISON ME, BUSH LM: Peritonitis and other intra-abdominal infections, in Principles and Practice of Infectious Diseases, 5th ed, GL Mandell et al (eds). New York, Churchill Livingstone, 2000, pp 821-856

Anda mungkin juga menyukai