Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN I.

1 Latar Belakang Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlahnya terutama di kawasan Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, mereka orang-orang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat seringnya mereka terkena (banyak terpajan) cahaya matahari. Di Indonesia penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan (merusak penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi penderita(1). Kanker ini dapat dilihat secara visual langsung dan dengan mengadakan pemeriksaan biopsy, diagnosis dapat ditegakkan dengan cepat. Oleh karena itu sebelumnya kanker kulit dapat dideteksi secara dini. Tetapi kenyataannya masih banyak pasien datang berobat untuk kanker kulit berada dalam stadium lanjut, disertai kerusakan-kerusakan setempat yang sulit diobati atau dengan anak sebar. Hal ini sangat disayangkan oleh karena kalau dideteksi sedini mungkin dapat segera dilakukan tindakan pengobatan, maka hasilnya akan sangat memuaskan. Oleh karena itu pengetahuan mengenai tandatanda dini dari kanker kulit sangat penting, baik untuk pasien, maupun untuk para praktisi dokter dan petugas kesehatan(2). Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialah karsinoma sel basal (basalioma), karsinoma sel squamosa, yang tergolong non melanoma dan melanoma maligna. Karsinoma sel basal adalah paling umum. Di Amerika, sekitar 800.000 orang menghidapi kanker ini setiap tahun. 75% kanker kulit adalah kanser sel basal. Karsinoma sel skuamos pula didapati apa 200.000 orang Amerika setiap tahun. Melanoma adalah yang paling jarang dijumpai tetapi menyebabkan paling banyak kematian. Menurut WHO, sebanyak 160.000 orang menghidapi melanoma setiap tahun dan sebanyak 48.000 kematian dilaporkan setiap tahun(3). Kanker merupakan penyebab kematian yang ke enam di Indonesia, sedangkan pada negara-negara maju merupakan penyebab kematian yang kedua setelah penyakitpenyakit kardiovaskular. Kanker diderita oleh semua golongan masyarakat. Golongansosial yang ekonominya kurang umumnya berobat pada stadium lanjut, sehingga sangat sukar untuk menyembuhkannya walaupun dengan cara-cara pengobatan yang mutakhir seperti sekarang ini.

Khusus keganasan kulit memang sedikit disinggung di seminar Kanker nasional pertama maupun yang kedua. Akan tetapi semua pihak mengakui bahwa keganasan kulit merupakan 3 besar di antara keganasan gayudara dan leher rahim (serviks). Pada beberapa daerah seperti di Medan malah menduduki tempat teratas(4). I.2 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis serta penatalaksanaan dari tumor ganas kulit. BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Definisi Kanker kulit adalah proses keganasan yang timbul dipermukaan kulit dan berasal dari sel epitel, sel pluripotensial atau dari sel melanin di dalam kulit(2). Tumor ganas kulit merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena(5). II.2 Anatomi dan Fungsi Kulit Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong(6). Kulit melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri, virus dan jamur. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Setelah kehilangan seluruh kulit,maka ciran tubuh yang penting akan menguap dan elektrolit-elektrolit yang penting akan menghilang dari tubuh, akan menguap dan lektrolit-elektrolit akan hilang dalam beberapa jam saja. Contoh dari keadaan ini adalah penderita luka bakar. Bau yang sedap atau tidak sedap dari kulit berfungsi sebagai pertanda penerimaan atau penolakan sosial dan seksual. Kulit juga merupakan tempat sensasi raba, tekan, suhu, nyeri dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang bertautan(7).

Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat(6). Secara anatomis kulit tersusun atas 3 lapisan pokok terdiri dari : a. lapisan epidermis, b. lapisan dermis, c. subkutis, sedangkan alat-alat tambahan juga terdapat pada kulit antara lain kuku, rambut, kelenjar sebacea, kelenjar apokrin, kelenjar ekrin. Keseluruhan tambahan yang terdapat pada kulit dinamakan appendices atau adnexa kulit(2). A. EPIDERMIS Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk (keratinosit), mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu(6). Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) : 1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti. 2. Stratum Lusidum. Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis. 3. Stratum Granulosum. Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans. 4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans. 5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung

melanosit. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans)(6). B. DERMIS Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai True Skin. Lapisan dermis ini paling tebal dapat dijumpai di punggung dan paling tipis pada palpebrae. Hubungan antara dermis dan epidermis ini tidaklah sebagai bidang yang rata, tetapi berbentuk gelombang. Bagian dermis yang menonjol ke dalam epidermis dinamakan papilla, sedangkan bagian epidermis yang menonjol ke dermis disebut rete ridge. Papila ini pada telapak tangan dan jari-jari terutama tersusun linier yang member gambaran kulit yang berbeda-beda sebagai dermatoglyphic (sidik jari). Bagian dermis papiler ini tebalnya sekitar seperlima dari tebal dermis total. Bagian bawah dari dermis papiler ini dinamakan dermis retikuler yang mengandung vasa darah dan lymphe, serabut syaraf, adnexa dan lainnya(7). Dermis ini tersusun dari beberapa unsure atau organ yang meliputi: unsure seluler, unsure fibrous, substansi dasar, pembuluh darah dan limphe, system saraf. Kelima unsure atau organ yang menyusun dermis akan kita bahas satu demi satu. 1. Unsur seluler lebih banyak didapatkan pada stratum papillaris yang terdiri dari: 1. 2. 3. 4. fibroblast: merupakan sel pembentuk unsur untuk fibrous dan substansi Sel mast : merupakan sel pembentuk dan penyimpanan histamine dan Makrofag : merupakan sel fagosit yang berfungsi memfagosit bahanLeukosit : Banyak dijumpai pada proses-proses peradangan yang dapat dasarnya histamine like substance yang berperan dalam anafilaksis. bahan asing fan mikroorganisme. berupa mononuclear ataupun granulosit. 2. Unsur fibrous lebih padat pada stratum retikularis dibandingkan pada stratum papilaris. Unsur fibrous terdiri dari : 1. Kolagen : merupakan 70% dari berat kering seluruh jaringan ikat, serabut ini terbentuk oleh fibroblast, tersusun atas fibrin dari rantai polypeptide. Serabut ini bertanggung jawab pada ketegangan kulit merupakan unsure pembentuk garis langer (cleavage line) 2. Elastin : Hanya 2 % dari berat kering jaringan ikat. Serabut elastin, ini

juga dibentuk oleh fibroblast tetapi susunannya lebih halus disbandingkan dengan kolagen. Serabut elastin ini bertanggung jawab atas elastisitas kulit. 3. Retikulin : Merupakan serabut kolagen yang masih muda dan hanyalah dapat dilihat dengan pewarna khusus. 3. Substansi dasar, tersusun dari bahan mukopolisakaris (asam hialuronat dan dermatan sulfat), yang juga dibentuk oleh fibroblast. Substansi dasar hanya merupakan 0,1% dari berat kering jaringan ikat, tetapi substansi dasar ini mampu menahan sejumlah air, sehingga akan menempati ruang terbesar dari dermis. 4. Pembuluh darah dan limfe : Pada kulit yang masih normal, darah yang sampai pada kulit merupakan 10% dari seluruh peredaran darah dalam tubuh. Pembuluh darah di dalam kulit terdiri dari 2 plexus yaitu : 1. Plexus superficialis : terdapat pada bagian atas dermis dan tersusun sejajar dengan epidermis. Plexus superficialis ini terdiri dari atas kepilerkapiler,endarteriole dan venulae yang member makan ke papilla. 2. Plexus profunda : Terdapat pada bagian bawah dermis atau dekat subcutis dan terutama terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yang lebih besar dari pada plexus superficialis. Pada jari-jari di antara arteriole dan venulae terdapat kelompokan otot polos yang mempunyai fungsi khusus yaitu mengatur shunt arterio-venosa dan sering dinamakan glomus. Sedangkan pembuluh limfe biasanya mengikuti pembuluh darah(2). 1. Sistem saraf Kulit diinervasi oleh kira-kira 1.000.000 serabut saraf aferen. Sebagian besar terdapat pada wajah dan ekstremitas, sedangkan pada punggung relative sedikit. Serabut saraf ini mempunyai akson dengan badan sel yang berada pada dorsal root ganglia . Serabut saraf ini masuk kulit melalui lapisan lemak subkutan, kemudian masing-masing terbagi dua yaitu serabut saraf bermyelin dan serabut saraf tidak bermyelin. Serabut saraf bermyelin berjalan horizontal membentuk anyaman dengan serabut yang sama, kemudian naik ascenden bersama pembuluh darah dan menginervasi dermis bagian superficial. Dalam perjalanan selanjutnya serabut ini dibungkus oleh sel Schwann dan sebagian tidak bermyelin. Sebagian berakhir di dermis, beberapa melakukan penetrasi membrane basalis tetapi tidak jauh melanjut ke epidermis. Ada 3 macam serabut saraf yag terdapat pada kulit, yaitu : 1. Serabut adrenergic : berfungsi untuk menginervasi pembuluh darah (untuk

vasokonstriksi pembuluh darah, m erector papilare (untuk kontraksi otot tersebut), dan kelenjar apokrin (untuk pengatur sekresi kelenjar apokrin. 2. Serabut kolinergik : berfungsi menginervasi kelenjar ekrin. 3. Serabut sensorik : berfungsi untuk menerima rangsangan dari luar tubuh. Ada beberapa akhiran serabut saraf sensorik, yaitu : 1. Korpuskulum Meisnerri, 2. Korpuskulum Paccini, 3. Akhiran serabut saraf bebas. Ketiga akhiran serabut sensorik tersebut lebih jauh adalah sebagai berikut : 1. Korpuskulum Meisnerri berfungsi menerima rangsangan sentuhan dan tekanan ringan. Terdapat pada papilla dermis dan paling banyak dapat dijumpai pada telapak tangan dan kaki. 2. Korpuskulum Paccini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan dalam dan terdapat pada dermis bagian dalam terutama pada bagian-bagian badan yang sering menahan beban berat. 3. Akhiran saraf rambut bebas berfungsi untuk menerima rangsangan panas, dingin, nyeri, gatal. Akhiran saraf bebas ini terdapat terutama pada papilla dermis dan sekitar folikel rambut. Batas antara epidermis dan dermis dibentuk oleh zone membrane basalis. Dengan menggunakan mikroskop electron, membrane ini dapat dilihat terdiri dari 4 komponen yaitu : membrane sel dari sel basal dengan hemidesmosom, celah intermembranous, lamina basalis, komponen fibrous dermis yang dapat dilihat dengan mikroskop biasa dengan pewarna khusus menggunakan PAS. Zone membrane basalis ini merupakan filter semipermeable yang memungkinkan pertukaran sel dn cairan antara dermis dan epidermis(2). Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi(6). C. SUBKUTIS Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber(6). VASKULARISASI KULIT

Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis(6). II.3 Fisiologi Kulit Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas(6). II.4 Klasifikasi Tumor Ganas Kulit Kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM)(5). 1. A. Karsinoma Sel Basal Karsinoma sel basal (KSB) merupakan suatu tumor ganas kulit yang paling sering pada manusia. Biasanya mengenai pada daerah yang sering terpajan dengan sinar matahari. KSB ini pertumbuhannya lambat dan jarang metastasis, tapi dapat menyebabkan kerusakan lokal dan kecacatan apabila tidak diobati(10). KSB adalah suatu tumor ganas kulit (kanker) yang berasal dari pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit. Pertumbuhan tumor ini lambat, dengan beberapa macam pola pertumbuhan sehingga memberi gambaran klinis yang berveriasi, bersifat invasive, serta jarang mengadakan metastasis(8).

1. B. Karsinoma Sel Skuamosa Karsinoma Sel Skuamosa adalah kanker yang berasal dari lapisan tengah epidermis. Penyakit Bowen adalah suatu bentuk karsinoma sel skuamosa yang terbatas pada epidermis dan belum menyusup ke jaringan di bawahnya (dermis). Kulit yang terkena tampak coklat-merah dan bersisik atau berkeropeng dan mendatar, kadang menyerupai bercak pada psoriasis, dermatitis atau infeksi jamur(8). 1. C. Melanoma Maligna Melanoma maligna merupakan tumor ganas kulit yang sangat ganas dan berasal dari sistem melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang sangat luas dalam waktu singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah ke alat-alat dalam, serta dapat menyebabkan kematian(8). II.5 Etiologi 1. A. Karsinoma Sel Basal (KSB) Lebih dari 90% penyebab KSB terpapar sinar matahari atau penyinaran ultraviolet lainnya. KSB juga bisa ditemukan di kulit kepala. Paling sering muncul pada usia diatas 40 tahun. Faktor resiko lainnya adalah:

Faktor genetik (sering terjadi pada kulit terang, mata biru atau hijau dan rambut pirang atau merah). Pemaparan sinar X yang berlebihan atau penyinaran lainnya(8).

1. B. Karsinoma Sel Skuamosa Lebih dari 90% kanker kulit tumbuh di daerah yang terpapar oleh sinar matahari atau sinar ultra violet lainnya. Hal ini diduga merupakan penyebab utama dari semua jenis kanker kulit. Faktor resiko lainnya adalah:

Faktor genetik (kanker kulit lebih sering ditemukan pada orang berkulit terang, mata biru atau hijau dan rambut pirang atau merah) Pencemaran oleh bahan kimia Pemaparan berlebihan oleh sinar X atau radiasi lainnya(9).

1. C. Melanoma Maligna Faktor resiko terjadinya melanoma adalah:


Riwayat keluarga yang menderita melanoma Rambut merah atau pirang Adanya tahi lalat atipik multipel (tanda lahir) Terdapat keratosis aktinik pre-kanker

Frekels (bintik-bintik coklat) yang sangat jelas di punggung bagian atas Mengalami serangan lepuhan akibat luka bakar sinar matahari sebanyak 3 kali atau lebih sebelum berusia 20 tahun(8).

II.6 Gejala Klinis 1. A. Karsinoma Sel Basal Predileksinya terutama pada wajah (pipi, dahi, hidung, lipat nasolabial, daerah periorbital), leher. Meskipun jarang dapat pula di jumpai pada lengan, tangan, badan , tungkai, kaki, dan kulit kepala. Gambaran klinik KSB bervariasi. KSB terbagi menjadi 5 bentuk :

Nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens. Berpigmen. Morfea atau fibrosing atau sklerosing. superficial. Fibroepitelioma.

Disamping itu terdapat pula 3 sindroma klinis, dimana epitelioma sel basal berperan penting, yaitu :

sindroma epitelioma sel basal nevoid. Nevus sel basal unilateral linier. sindroma bazex(8).

1. B. Karsinoma Sel Skuamosa Predileksi terjadi pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari dan membrane mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap bagian tubuh. Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas, sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropic lebih banyak pada ekstremitas bawah, badan, dan dapat pula dijumpai bibir bawah serta punggung tangan(5). Gambaran klinis KSS bervariasi, dapat berupa :

Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau ulkus dengan tepi yang berbatasan kurang jelas. Nodul kemerahan dengan permukaan yang papilomatosa atau verukosa yang menyerupai bunga kol. Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya, lesi akan meluas dan mengadakan

metastasis ke kelenjar limfe regional atau ke organ-organ dalam.

KSS yang timbul dari kulit normal (de novo) lebih sering mengadakan invasi yang cepat dan terjadi metastasis, dibandingkan lesi yang timbul dari keratosis aktinik(5).

1. C. Melanoma Maligna Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan berpigmen pada kulit yang normal. Paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar sinar matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen. Melanoma mudah menyebar ke bagian tubuh yang jauh (metastase), dimana akan terus tumbuh dan menghancurkan jaringan. Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam kulit, maka semakin besar peluang untuk menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh ke dalam kulit, akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening dan pembuluh darah dan bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan atau tahun(8). Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh kekuatan pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh(5). Beberapa penderita yang keadaan kesehatannya baik, bisa bertahan hidup selama bertahun-tahun meskipun melanomanya telah menyebar. Tanda-tanda peringatan akan terbentuknya melanoma:

Bintik atau tahi lalat berpigmen (terutama yang berwarna hitam atau biru tua) yang semakin membesar Perubahan warna pada tahi lalat, terutama pigmentasi merah, putih dan biru di kulit sekelilingnya Perubahan pada kulit diatas bintik yang berpigmen, misalnya perubahan konsistensi atau bentuk Tanda-tanda peradangan pada kulit di sekitar tahi lalat(8).

Clark dan Mihm (1965) atas dasar tingkat penyebaran secara histologik mengklasifikasikan melanoma maligna menjadi stadium, yaitu : 1. Sel melanoma maligna berada di dalam epidermis tetapi tidak menembus membrane basal (karsinoma insitu) 2. Melanoma maligna sampai ke stratum papillare 3. Melanoma maligna masuk di antara dermis papillare dan dermis retikulare 4. Melanoma maligna masuk dalam dermis retikulare 5. Melanoma maligna masuk ke dalam jaringan subkutis

Breslow (1970) mengukur ketebalan invasi tumor dengan micrometer. Kedalam invasi diukur dari lapisan granuler epidermis sampai bagian terdalam dari invasi, dan apabila ada ulcerasi pengukuran dari dasar ulserasinya. Pembagian menurut Breslow adalah sebagai berikut :

0,75 mm > 0,75-1,50 mm > 1,50-3,99 mm > 4 mm

II.7 Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang 1. A. Karsinoma Sel Basal Diagnosis ditegakkan melalui gejala klinisnya. Untuk memperkuat diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa biopsy. 1. B. Karsinoma Sel Skuamosa Diagnosis ditegakkan melalui gejala klinisnya. Untuk memperkuat diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa biopsy. 1. C. Melanoma Maligna Diagnosis ditegakkan melalui gejala klinisnya. Tanda yang dapat dilihat adalah berdasarkan empat ciri berikut: 1. Bentuk : Ketumbuhan mempunyai bentuk yang tidak seragam , misalnya tidak simetri. (A-asymmetry) 2. Linkungan: Linkungan adalah tidak jelas, terutamanya untuk melanoma. (Bborder) 3. Warna : Pelbagai warna boleh dilihat dan distribusi warna tidak seragam. (Ccolour) 4. Diameter : Diameter lebih besar daripada 5-6 milimeter. (D-diameter) Untuk memperkuat diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa biopsy. Pemeriksaan rontgen thorax, USG dan atau CT-Scan untuk mengetahui daerah metastase. II.8 Penatalaksanaan 1. A. Karsinoma Sel Basal Biasanya kanker diangkat melalui pengorekan lalu dibakar dengan jarum listrik (kuretase dan elektrodesikasi) atau dipotong dengan pisau bedah. Sebelumnya diberikan suntikan anestesi. Jarang dilakukan terapi penyinaran.

Untuk tumor kambuhan dan karsinoma sel basal yang menyerupai jaringan parut, bisa dilakukan pembedahan mikroskopik atau bedah Mohs(8). 1. B. Karsinoma Sel Skuamosa Karsinoma sel skuamosa dan penyakit Bowen diatasi dengan mengangkat tumor, baik dengan cara kuretasi dan elektrodesikasi maupun memotongnya dengan pisau bedah. Keratosis aktinik bisa berubah menjadi karsinoma sel skuamosa. Keratosis aktinik dihancurkan dengan larutan nitrogen atau krim fluorourasil(5). 1. C. Melanoma Maligna Untuk bisa memahami melanoma maligna dan pengobatannya, penting untuk disadari bahwa prognosis tergantung pada kedalaman invasi tumor yang diketahui pada waktu eksisi pertama tanpa memperhatikan tipe tumor semula. Sebagian besar klinik mengukur invasi dengan menggunakan tehnik yang disebut sebagai ketebalan Breslow (Breslow thickness). Semua tipe melanoma sebaiknya di eksisi pada kesempatan sedini mungkin. Radioterapi dan krioterapi saat ini belum dapat membantu banyak dalam penyembuhan penyakit ini. Masih menjadi perdebatan tentang seberapa luas eksisi harus dilakukan, yang ada hanya kesepakatan bahwa kalau bisa sesempit mungkin. Sama sekali tidak ada bahaya dalam eksisi awal yang sempit. Yang harus segera dilakukan adalah mengangkat melanoma(5). II.8 Prognosa 1. A. Karsinoma Sel Basal Pengobatan pada KSB primer biasanya memberikan angka kesembuhan sekitar 95%; sedangkan pada KSB rekuren sekitar 92%. Dijumpai angka kekambuhan 5 tahun pada metode kuretase dan elektrodesikasi sebesar 7,7%; bedah mosh 1%(8). 1. B. Karsinoma Sel Skuamosa Prognosisnya sangat bervariasi, tergantung pada banyak faktor diantaranya lokasi, ukuran tumor, dan tingkat diferensiasi sel-sel, serta kedalaman perluasannya. Lesi-lesi kecil yang timbul dari kulit yang rusak secara klinik mudah disembuhkan, sedangkan lesi pada bibir mudah metastasis dan mempunyai prognosis yang jelek(9). 1. C. Melanoma Maligna Prognosis melanoma maligna sangat bervariasi. Ditentukan oleh beberapa factor, yaitu : 1. Sifat Tumor 2. Stadium klinis 3. Lokasi metastasis

4. Faktor penderita Bila tumor kurang dari 1,5 mm pada waktu dilakukan eksisi pertama, maka kemungkinan bertahan selama 5 tahun sekitar 90%; bila kedalaman lebih dari 3,5 mm, maka angka tersebut akan turun sampai 40% atau kurang(8). BAB III KESIMPULAN 1. Tumor ganas kulit adalah proses keganasan yang timbul dipermukaan kulit dan berasal dari sel epitel, sel pluripotensial atau dari sel melanin di dalam kulit. 2. Menurut jenis sel yang berdiferensiasi, tumor ganas kulit diklasifikasikan sebagai berikut: karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). 3. Menurut etiologinya, tumor ganas kulit dapat disebabkan oleh (1) faktor ekstrinsik berupa paparan sinar ultraviolet, paparan sinar-X, pemakaian bahan kimia dan adanya jaringan parut yang luas dan lama; (2) faktor intrinsik berupa genetik, sistem imun yang rendah dan ras. 4. Karsinoma sel basal biasanya terdapat pada wajah dan leher dengan gejala klinis berupa nodul ulseratif, berpigmen, morfea, superfisial dan fibroepitelioma. Biasanya ditandai dengan tepi ulkus yang meninggi tanpa adanya metastasis jauh. 5. Predileksi karsinoma sel skuamosa pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari dan pada membran mukosa dengan gambaran klinis berupa (1) nodul berwarna seperti kulit normal dengan permukaan halus tanpa krusta atau (2) nodul kemerahan dengan permukaan papilomatosa/verukosa yang menyerupai bungan kol atau (3) ulkus dengan krusta pada permukaannya dengan tepi meninggi berwarna kuning kemerahan. 6. Melanoma maligna paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar sinar matahari tapi hampir separuhnya tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen, terdapat tanda-tanda peradangan pada kulit sekitar tahi lalat, terjadi perubahan warna, ukuran, bentuk/konsistensi serta mudah mengadakan metastase jauh. 7. Diagnosis tumor ganas kulit ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang. 8. Penanganan KSB dan KSS biasanya dengan mengangkat tumor, baik dengan cara kuretase dan elektrodesikasi maupun memotongnya dengan pisau bedah. Sedangkan penanganan MM prinsipnya adalah melakukan eksisi yang pada

awalnya dilakukan pengukuran ketebalan invasi terlebih dahulu dengan teknik Breslow thickness. 9. Prognosa dari KSB adalah baik dengan angka kesembuhan skitar 95% sedangkan pada KSS tergantung dari lokasi, ukuran, tingkat diferensiasi sel-sel dan kedalaman perluasannya, dan pada MM prognosa ditentukan oleh sifat tumor, stadium klinis, lokasi metastase dan faktor penderita. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim, 2008. Penyakit Kanker Kulit. Diakses darihttp://www.ubatpenyakit.blogjo.com/ubat/penyakit-kanker-kulit. 2. Djuanda. A., Hamzah. M., Aisah. S., 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Tumor Kulit, Melanoma Maligna, edisi 3 Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, Jakarta. 3. Lim Pei-wen, Sharen, 2008. Kanker Kulit. Diakses dari http://wikipedia.org/kanker_kulit.htm 4. Agung, Gusti, 1985. Tumor Ganas Dini Kulit. Cermin Dunia Kedokteran. FKUI, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. 5. Anonim, 2006. Mengenal Kanker Kulit. Diakses dari http://www.dharmais.co.id 6. Perdanakusuma, David, 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka.Diakses dari http:// surabayaplasticsurgery.blogspot.com/2008/05/ anatomifisiologi-kulit-dan-penyembuhan.html 7. Price, Wilson, 1995. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. EGC, Jakarta. 8. Graham, R. 2005. Lecture Notes on Dermatologi. Ed. 8. Jakarta: Erlangga 9. Anonim, 2006. Nutrisi Pada Penderita Kanker Kulit. Diakses darihttp://www.dharmais.co.id 10. Ramsey, 2003. Basal Cell Carcinoma. Diakses dari http://www.emedicine.com.

Anda mungkin juga menyukai