Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

DISIPASI KALOR HOT WIRE


Nama Praktikan NPM Fakultas/Program Studi Kode Praktikum Minggu Percobaan : Ichsan Indhiarto : 1106021494 : Teknik/ Teknik Mesin : KR 02 : Minggu ke-6

LABORATORIUM FISIKA DASAR


UNIT PELAKSANA PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN DASAR

UNIVERSITAS INDONESIA 2012

Tujuan Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor. Alat 1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan 2. Kawat konduktor ( bermassa 2 gr ) 3. Termometer 4. Voltmeter dan Ampmeter 5. Adjustable power supply 6. Camcorder 7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis Teori Hubungan kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada percobaan kali ini akan dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik menjadi energi panas.

Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang mempunyai resistansi dinyatakan dengan persamaan :

... ( 1 ) Dimana W = energi listrik ( joule ) v = Tegangan listrik ( volt ) i = Arus listrik ( Ampere ) t = waktu / lama aliran listrik ( sekon ) Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam untuk kenaikan temperatur.

Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu zat dinyatakan dengan persamaan :

Q = m c (Ta - T) ....................................................... (1) Dimana Q = Jumlah kalor yang diperlukan ( kalori ) m = massa zat ( gram ) c = kalor jenis zat ( kal/gr0C) Ta = suhu akhir zat (K) T= suhu mula-mula (K) Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang diberikan. Kalor ada dua jenis, yaitu: Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)

Pada pembelajaran kalor terdapat dua kosep yang hampir sama, tetapi berbeda, yaitu kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c). Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius.

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.

Kedua persamaan di atas dapat digabungkan menjadi :

Gambar 1. Grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap.

Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0 oC kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 oC maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5).

Dibawah ini adalah tabel nilai kapasitas kalor dari beberapa benda.

Cara Kerja Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian bawah halaman ini. 1. Mengaktifkan Web cam. (klik icon video pada halaman web r-Lab). 2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor. 3. Menghidupkan Power Supply dengan mengklik radio button disebelahnya. 4. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada kawat konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara mengklik icon ukur. 5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, Menunggu hingga mendekati temperatur awal saat diberikan V0 . 6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3 Hasil dan Evaluasi Pengolahan Data

Percobaan ini dilakukan pada empat nilai tegangan yang berbeda, yaitu 0.00 V; 0.63 V; 1.51 V; 1.00 V. Pada setiap tegangan dilakukan 10 kali pengukuran, sehingga didapatkan total data tiap tegangan adalah 10 buah data. Data hasil percobaan pada setiap tegangan akan ditunjukan dalam bentuk tabel-tabel. Berikut adalah tabel yang menggambarkan hubungan antara temperature dan waktu untuk setiap tegangan yang diberikan ke kawat konduktor:

Untuk tegangan V0, data yang didapatkan adalah sebagai berikut :

Waktu 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

I 23,84 23,84 23,84 23,84 23,84 23,84 23,84 23,84 23,84 23,84

V Temp 0,00 21,10 0,00 21,10 0,00 21,10 0,00 21,10 0,00 21,10 0,00 21,10 0,00 21,10 0,00 21,10 0,00 21,10 0,00 21,00

Dan grafik yang didapatkan dari percobaan untuk tegangan V0 adalah sebagai berikut:

Grafik Suhu Pada V0


21.14 21.12 Suhu (Celcius) 21.10 21.08 21.06 21.04 21.02 21.00 20.98 0 10 20 Waktu (detik) 30 40 y = -0.0018x + 21.12 R = 0.2727

Suhu Linear (Suhu)

Untuk tegangan V1, data yang didapatkan adalah sebagai berikut :

Waktu 3 6 9 12 15

I 34,22 34,22 34,22 34,22 34,22

V Temp 0,60 20,90 0,60 21,00 0,60 21,20 0,60 21,30 0,60 21,50

18 21 24 27 30

34,22 34,22 34,22 34,22 34,22

0,60 0,60 0,60 0,60 0,60

21,60 21,70 21,80 21,90 22,00

Dan grafik yang didapatkan dari percobaan untuk tegangan V1 adalah sebagai berikut:

Grafik Suhu Pada V1


22.20 22.00 21.80 Axis Title 21.60 21.40 21.20 21.00 20.80 0 10 20 Axis Title 30 40 Suhu Linear (Suhu) y = 0.0414x + 20.807 R = 0.988

Untuk mencari nilai c pada V1, digunakan rumus W=Q, atau jika dijabarkan menjadi

Lalu berikutnya dicari persamaan garis untuk grafik waktu vs temperatur,

dimana y

adalah temperatur, sedangkan x adalah waktu dengan menggunakan least square, table penghitungan least square untuk V1 adalah sebagai berikut.

Tabel Least Square untuk tegangan V1


Waktu (x) 3 6 Suhu (y) 20,90 21,00 x2 y2

xy 62,7 126

9 436,81 36 441,00

9 12 15 18 21 24 27 30 165

21,20 81 21,30 144 21,50 225 21,60 324 21,70 441 21,80 576 21,90 729 22,00 900 214,9 3465

449,44 453,69 462,25 466,56 470,89 475,24 479,61 484,00 4619,5

190,8 255,6 322,5 388,8 455,7 523,2 591,3 660 3576,6

Dari data di atas dapat kita hitung least square yang akan menghubungkan antara suhu dan waktu yaitu sebagai berikut : ( )( ( ) ( )( ( ) )

Dengan m adalah besarnya gradien dari grafik hubungan antara keduanya dan b adalah faktor penambah. Keduanya merupakan variabel terikat pada persamaan yang menghubungkan antara suhu dan waktu. Dari keduanya, kita akan mendapatkan bahwa: m=0,0414 dan b=20,807 Maka persamaan yang didapatkan (least square) dari hubungan tegangan dan kecepatan angin, dengan suhu sebagai variabel terikat y dan waktu sebagai variabel bebas x, adalah:

y=0.0414x + 20.807

Dari persamaan garis tersebut kita mendapatkan nilai m yaitu sebesar 0.0414. Karena m = V I /mc, maka: 0.0414=0.63x34.79x10-3A 2x10-3xc c= 264.71 J/kgC0

Untuk tegangan V2, data yang didapatkan adalah sebagai berikut :


Waktu I V Temp

3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

50,08 49,96 49,85 49,96 49,96 49,96 49,96 49,85 49,96 49,96

1,51 1,51 1,51 1,51 1,51 1,51 1,51 1,51 1,51 1,51

21,60 21,90 22,60 23,40 24,20 25,00 25,60 26,10 26,60 27,00

Dan grafik yang didapatkan dari percobaan untuk tegangan V2 adalah sebagai berikut :

Grafik Suhu Pada V2


30.00 25.00 Suhu (Celcius) 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 0 10 20 Waktu (detik) 30 40 Suhu Linear (Suhu) y = 0.2149x + 20.853 R = 0.9898

Untuk mencari nilai c pada V2, digunakan rumus W=Q, atau jika dijabarkan menjadi

Lalu berikutnya dicari persamaan garis untuk grafik waktu vs temperatur,

dimana y

adalah temperatur, sedangkan x adalah waktu dengan menggunakan least square, table penghitungan least square untuk V2 adalah sebagai berikut.

Tabel Least Square untuk tegangan V2


Waktu (x) 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 165 Suhu (y) 21,60 21,90 22,60 23,40 24,20 25,00 25,60 26,10 26,60 27,00 244 x2 y2

xy 64,8 131,4 203,4 280,8 363 450 537,6 626,4 718,2 810 4185,6

9 466,56 36 479,61 81 510,76 144 547,56 225 585,64 324 625,00 441 655,36 576 681,21 729 707,56 900 729,00 3465 5988,26

Dari data di atas dapat kita hitung least square yang akan menghubungkan antara suhu dan waktu yaitu sebagai berikut : ( )( ( ) ( )( ( ) ) )

Dengan m adalah besarnya gradien dari grafik hubungan antara keduanya dan b adalah faktor penambah. Keduanya merupakan variabel terikat pada persamaan yang menghubungkan antara suhu dan waktu. Dari keduanya, kita akan mendapatkan bahwa:

m = 0.2149 dan b = 20.853

Maka persamaan yang didapatkan (least square) dari hubungan tegangan dan kecepatan angin, dengan suhu sebagai variabel terikat y dan waktu sebagai variabel bebas x, adalah:

y = 0.2149x + 20.853

Dari persamaan garis tersebut kita mendapatkan nilai m yaitu sebesar 0.2149. Karena m = V I /mc, maka: 0.2149 = 1.52x50.08x10-3A 2x10-3xc c = 177.11 J/kgC0

Untuk tegangan V3, data yang didapatkan adalah sebagai berikut :

Waktu 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

I 41,29 41,29 41,29 41,29 41,18 41,18 41,18 41,18 41,18 41,18

V Temp 1,00 26,90 1,00 26,60 1,00 26,60 1,00 26,50 1,00 26,40 1,00 26,30 1,00 26,20 1,00 26,20 1,00 26,20 1,00 26,30

Dan grafik yang didapatkan dari percobaan untuk tegangan V3 adalah sebagai berikut :

Grafik Suhu Pada V3


27.00 26.90 26.80 26.70 26.60 26.50 26.40 26.30 26.20 26.10 26.00 0 10 20 Waktu (detik) 30 40 y = -0.0226x + 26.793 R = 0.7986

Suhu (Celcius)

Suhu Linear (Suhu)

Untuk mencari nilai c pada V3, digunakan rumus W=Q, atau jika dijabarkan menjadi

Lalu berikutnya dicari persamaan garis untuk grafik waktu vs temperatur,

dimana y

adalah temperatur, sedangkan x adalah waktu dengan menggunakan least square, table penghitungan least square untuk V3 adalah sebagai berikut. Tabel Least Square untuk tegangan V3
Waktu (x) 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 165 Suhu (y) 26,90 26,60 26,60 26,50 26,40 26,30 26,20 26,20 26,20 26,30 264,2 x2 y2

xy 80,7 159,6 239,4 318 396 473,4 550,2 628,8 707,4 789 4342,5

9 723,61 36 707,56 81 707,56 144 702,25 225 696,96 324 691,69 441 686,44 576 686,44 729 686,44 900 691,69 3465 6980,64

Dari data di atas dapat kita hitung least square yang akan menghubungkan antara suhu dan waktu yaitu sebagai berikut : ( )( ( ) ( )( ( ) )

Dengan m adalah besarnya gradien dari grafik hubungan antara keduanya dan b adalah faktor penambah. Keduanya merupakan variabel terikat pada persamaan yang menghubungkan antara suhu dan waktu. Dari keduanya, kita akan mendapatkan bahwa:

m = -0.0226 dan b=26.793

Maka persamaan yang didapatkan (least square) dari hubungan tegangan dan kecepatan angin,dengan suhu sebagai variabel terikat y dan waktu sebagai variabel bebas x, adalah:

y= -0.0226x + 26.793

Dari persamaan garis tersebut kita mendapatkan nilai m yaitu sebesar -0.035. Karena m = V I /mc, maka: -0.0226 = 1.01x41.29x10-3A 2x10-3xc c = -922.63 J/kgC0

Setelah menghitung masing-masing nilai c dari percobaan saat V1, V2, dan V3, didapatkan hasil: c= 264.71 J/kgC0 c= 177.11 J/kgC0 c= -922.63 J/kgC0

Ketiga nilai c tersebut dapat kita rata-rata, sehingga didapatkan:

Analisis a) Analisis Percobaan Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui besar dari nilai kapasitas kalor dari kawat konduktor.. Pada awal melakukan percobaan, praktikan terlebih dahulu diharuskan untuk mengaktifkan web cam yang akan memantau nilai dari perubahan arus listrik dan temperatur. Percobaan r-lab mengenai calori work dilakukan dengan memberikan tegangan yang berbeda pada alat laboratorium fisika dengan mengklik tombol power supply sehingga tegangan langsung diberikan secara otomatis, hal ini dilakukan agar diperoleh data yang bervariasi sehingga hasil perhitungan menjadi lebih akurat.

Diketahui bahwa kawat konduktor tersebut memiliki massa 2 gr, dalam perhitungan dikonversi menjadi satuan SI, yaitu menjadi 2.10-3 kg. Praktikan mengklik tombol ukur untuk mendapatkan data, berupa arus, tegangan, dan suhu yang bervariasi setiap 3 detik (hingga 10 data). Percobaan dilakukan hingga 3 kali percobaan, masing-masing untuk Vo ( voltase = 0 V), V1 ( voltase = 0,60 V), V2 (voltase = 1,51 V), dan V3 (voltase = 1,00 V). Data percobaan diambil sebanyak sepuluh kali untuk setiap tegangan yang ada bertujuan agar data yang didapatkan memiliki grafik yang nilainya diharapakan mendekati nilai kebenaran. Apabila suatu data yang dipergunakan untuk membuat suatu grafik hanya dua atau tiga, maka besar kemungkinan persamaan garis tidak akan mewakili data-data lain yang tidak diujikan. Walaupun sepuluh data masih relatif kecil apabila kita bandingkan dengan angka-angka yang lebih besar, namun setidaknya jumlah ini diharapkan sudah cukup mewakili data-data lainnya yang tidakdiujikan.

b) Analisis Hasil dan Pengolahan Data Pada pengolahan data konsep utama yang digunakan adalah penggunaan hukum kekekalan energi, yaitu energi tidak dapat diciptakan ataupun dihilangkan, namun hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Pada praktikum ini Energi listrik diubah menjadi energi panas, maka persamaan yang menghubungkan keduanya adalah W=Q Dan dari persamaan (2) dan persamaan (6), kita akan mendapati persamaan ini berubah menjadi

Dengan mencocokkan data yang kita dapatkan dari percobaan, kita akan segera mengetahui bahwa besarnya perubahan pada suhu merupakan gradien yang terbentuk pada grafik, maka:

Akan sama dengan persamaan

Namun pertama-tama kita harus mencari besarnya gradien pada masing-masing tegangan yang kita dapatkan pada percobaan V1, V2, dan V3 dengan menggunakan least square. Untuk

mengitung gradien m menggunakan metode least, rumusan untuk mendapatkannya adalah sebagai berikut : ( )( ( ) )

Dan untuk menghitung konstanta b pada sebuah persamaan garis linear kitamempergunakan rumusan sebagai berikut.
( ( )( ) )

Untuk mencari c rata-rata,

c) Analisis Grafik

Pada grafik hasil perhitungan berdasarkan pengamatan yang diperoleh praktikan tidak sepenuhnya berbentuk garis lurus, sedangkan seharusnya grafik yang dihasilkan adalah grafik garis lurus. Hal ini disebabkan karena kesalahan-kesalahan yang terjadi saat praktikum berlangsung. Grafik hasil percobaan menggambarkan bahwa variabel x diwakili oleh waktu (t) dikarenakan waktu memiliki interval yang tetap, sedangkan variabel y yang diwakili oleh perubahan tidak memiliki interval yang tetap.

Untuk grafik pada saat V1, V2, dan V3 memiliki garis yang berbelok-belok, namun pergeseran garis dari garis lurus hanya sedikit. Hal ini dikarenakan suhu yang ditangkap oleh sistem cepat sekali berubah sehingga berpengaruh pada perubahan suhu yang ditampilkan dalam grafik. Dengan bentuk grafik yang tidak lurus sempurna, maka terlihat pula penyimpangan yang dihasilkan dalam pengamatan yang dilakukan praktikan.

d) Analisis Kesalahan

Pada percobaan praktikan memperkirakan bahwa terdapat beberapa kesalahan yang mungkin terjadi, diantaranya sistimatik (systematic error) dan kesalahan acak (random error). Kesalahan sistematis yang mungkin terjadi adalah:

1. Instrumental, yaitu keterbatasan alat yang tidak dapat mendeteksi tegangan yang sangat rendah sehingga ketika tegangan dinyatakan sebesar nol, masih terdapat arus yang mengalir. 2. Teori yaitu perubahan energi dari energi listrik ke energi panas dengan mengasumsikan tidak ada panas yang hilang ke lingkungan seperti konduksi dan radiasi.

Kesalahan acak yang mungkin terjadi antara lain: 1. Lingkungan yaitu adanya perubahan suhu lingkungan pada sistem percobaan, hal ini ditandai dengan berubahnya suhu pada percobaan dengan V0 padahal tidak memiliki tegangan dan telah dibuktikan bahwa perubahan suhu berbanding lurus dengan perubahan tegangan.

Kesimpulan

1. Setiap energi dapat ditransfer atau diubah menjadi energi lain dan berlaku hukum kekekalan energi. Apabila energi listrik diubah menjadi kalor, persamaannya adalah

2. Kapasitas kalor suatu kawat dapat dicari dengan suatu kerja kalor, yakni pengkonversian energy tegangan ke temperature 3. Kapasitas kalor bergantung pada besar tegangan, arus, massa bahan yang digunakan, perubahan suhu, dan waktu. 4. Semakin besar tegangan yang diberikan dan semakin lama listrik dialirkan, suhunya akan semakin naik Referensi 1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ, 2000. 2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

Anda mungkin juga menyukai