Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR STEPPER TANPA KABEL

BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

Yuhardiansyah

ABSTRAK
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Negeri Jakarta

2. KONSEP UMUM

Sistem pengendalian motor stepper tanpa kabel


berbasis mikrokontroler AT89C51 merupakan suatu sistem pengontrolan
digital untuk mengendalikan perputaran motor stepper
dengan menggunakan mikrokontroler AT89C51. Sistem pengontrolan
ini memanfaatkan infra merah sebagai media transfer data. Pengguna dapat memasukkan sudut dan arah perputaran
motor stepper melalui keypad yang disediakan. Data yang dimasukkan ini dikirim oleh mikrokontroler dari bagian
pengontrol ke mikrokontroler yang ada pada sisi motor stepper, kemudian data yang diterima digunakan untuk
mengendalikan perputaran motor stepper. Sensor pada sistem ini dapat mendeteksi posisi perputaran motor
0
stepper untuk setiap kelipatan sudut 36 . Posisi tersebut ditampilkan pada LCD yang ada pada bagian pengontrol. Sistem
ini berfungsi dengan baik jika jarak maksimum antara transmitter dan receiver kurang dari 22 cm.

Kata Kunci: AT89C51, motor Stepper dan LCD.

1. LATAR BELAKANG

Motor stepper merupakan salah satu komponen elektronika yang gerakan rotor-nya dapat dikontrol
dengan memberikan pulsa-pulsa yang dihasilkan dari sistem digital seperti mikroprosesor dan komputer. Motor stepper
ini dirancang untuk aplikasi-aplikasi pengontrolan digital seperti penggerak lengan robot, printer, pintu elektronik dan
lain sebagainya. Kebanyakan sistem pengontrolan motor stepper tersebut masih menggunakan kabel sebagai media
transmisi. Pengontrolan ini juga sering dilakukan dengan menggunakan komputer PC sebagai basis pengontrolnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka pada artikel ini
dibahas suatu sistem pengendalian motor stepper tanpa kabel yang berbasis mikrokontroler AT89C51. Sistem
pengendalian motor stepper tanpa kabel ini menggunakan LED infra merah sebagai transmitter yang akan
mengirimkan data ke receiver yang berupa Photo transistor. Data yang diterima oleh photo transistor
selanjutnya digunakan untuk menggerakan motor stepper.
2.1 Motor Stepper
Tidak seperti motor ac dan dc konvensional yang berputar secara kontinyu, perputaran motor stepper adalah secara
incremental atau langkah per langkah (step by step). Gerakan motor stepper sesuai dengan pulsa-pulsa digital yang
diberikan. Seperti halnya motor konvensional dc biasa, motor stepper juga dapat berputar dalam dua arah yaitu searah
jarum jam (CW) atau berlawanan arah jarum jam (CCW) yaitu dengan memberikan polaritas yang berbeda [1].
Ada dua tipe motor stepper yaitu motor stepper bi-
polar dan uni-polar. Pada motor stepper uni-polar arus yang mengalir melalui koil hanya satu arah. Sedangkan pada
motor stepper bi-polar arus mengalir melalui koil dalam dua arah. Motor stepper uni-polar dapat
difungsikan untuk perputaran half step dan full step. Sedangkan motor stepper bi-polar hanya dapat
difungsikan untuk perputaran full step saja.
Gambar 1 Prinsip Dasar Motor Stepper [2]

Prinsip dasar dari motor stepper adalah berdasarkan prinsip dasar magnet, yaitu kutub senama magnet
akan saling tolak-menolak dan kutub yang berbeda akan saling tarik-menarik. Dasar motor stepper yang paling
sederhana diperlihatkan pada Gambar 1.a yang terdiri atas sebuah rotor yang merupakan magnet permanen dan dua
buah stator yang dililiti kumparan sehingga dapat membentuk magnet listrik, jika stator diberi arus listrik, maka kedua
stator akan membentuk
kutub-kutub magnet. Jika kutub magnet stator dan rotor
sama, kedua magnet akan saling tolak menolak sehingga mengakibatkan rotor berputar.
Motor stepper pada Gambar 1.b merupakan motor stepper dengan perputaran full step. Motor ini terdiri atas empat
buah stator dengan sebuah rotor, prinsip kerja motor stepper ini sama dengan motor stepper pada Gambar 1.a.
Jika magnet permanen dan magnet listrik membentuk konfigurasi seperti Gambar 1.c, motor akan berputar 450 searah
jarum jam (CW). Perputaran ini disebut half step. Jika motor stepper terdiri atas 4 pasang
0
stator, besar full step adalah 90 dan half step sebesar
0
45

2.2 Mikrokontroler AT89C51


Mikrokontroler AT89C51 yaitu mikrokontroler dengan arsitekturMCS51 produksi Atmel yang
mempunyai sistem memori, timer, port serial dan 32 bit I/O di dalamnya. Oleh karena itu sangat dimungkinkan untuk
membentuk suatu sistem yang hanya terdiri dari single chip saja [2].
CPU mikrokontroler AT89C51 adalah prosesor 8
bit keluaran Atmel. Lebar bus data AT89C51 adalah 8 bit sehingga memerlukan 8 pena (D0...D7). Akan tetapi, karena
jumlah pena mikrokontroler terbatas, pena data ini tidak dikeluarkan, hanya di dalam chip. Pena untuk bus data
dimultipleks dengan alamat A0...A7 pada port 0. karena itu, port 0 seringkali dituliskan sebagai AD0...AD7, setiap bit data
memiliki bobot masing-masing, tergantung pada letaknya. Gambar 2 memperlihatkan susunan dari pin-pin mikrokontroler
AT89C51.

Gambar 2 Konfigurasi Pin AT89C51

2.3 LCD (Liquid Cristal Display)


LCD merupakan penampil karakter elektronik, kapasitas karakter yang
dapat ditampung oleh LCD tergantung kepada spesifikasi dari pabrik. Disini
penulis
menggunakan LCD M1632 keluaran Seiko Instrument.
LCD Display Module M1632 buatan Seiko Instrument Inc terdiri atas dua bagian, yang pertama merupakan panel LCD
sebagai media penampil informasi dalam bentuk huruf/angka dua baris, masing-masing baris bisa
menampung 16 huruf/angka. Pada Tabel 2.2 dapat dilihat fungsi dari masing-masing pin modul LCD.
Bagian kedua merupakan sebuah sistem yang
dibentuk dengan mikrokontroler yang ditempelkan dibalik panel LCD, berfungsi mengatur tampilan informasi serta berfungsi
mengatur komunikasi L1632 dengan mikrokontroler.

2.4 Infra Merah


LED infra merah adalah suatu komponen yang tersusun dari sambungan PN yang akan memancarkan cahaya bila
dialiri arus dengan bias maju. Proses pancaran cahaya berdasarkan perubahan tingkat energi ketika elektron dan lubang
bergabung atau berekombinasi di daerah N pada saat LED dibias maju [3]. Selama perubahan energi ini, proton
akan dibangkitkan, sebagian akan diserap oleh bahan semikonduktor dan sebagian lagi akan dipancarkan sebagai energi cahaya.
Tingkatan energi dari proton dinyatakan dengan persamaan 2.2.

hc
E= ............................................(2.2)
l
dimana:
E adalah energi dalam elektron volt c adalah kecepatan cahaya
l adalah panjang gelombang
-34
h adalah konstanta Plank (6,62.10 Js)

Infra merah yang digunakan sebagai transmisi data dalam artikel ini hanya memanfaatkan pancaran cahaya infra
merah. Jika LED infra merah memancarkan cahaya berarti datanya dianggap 1, sedangkan jika LED infra merah tidak
memancarkan cahaya berarti datanya 0.

2.5 Transistor
Transistor bipolar terdiri dari dua jenis yaitu jenis N dan P dengan susunan bahan di dalamnya terdiri atas tiga buah
semikonduktor ektrinsik yang tersusun berselang-selang yang diberi nama dengan kolektor, basis, dan emiter. Jika
semikonduktor yang di tengah adalah jenis P dan yang mengapit adalah jenis N, maka transistor itu tergolong transistor NPN
dan begitu sebaliknya yaitu jika yang di tengah jenis N dan diapit oleh jenis P maka
transistor tergolong jenis PNP.
Transistor PNP dapat diartikan sebagai komplemen dari transistor NPN, pembawa muatan mayoritas emiter adalah
hole, sebagai pengganti dari muatan bebas. Ini berarti bahwa transistor PNP membutuhkan arus dan tegangan yang
berlawanan dengan transistor NPN. Arus
listrik di dalam transistor NPN mengalir dari emiter ke
kolektor, sedangkan pada transistor PNP mengalir dari kolektor ke emiter, aliran arus listrik tersebut disebabkan oleh
pergerakan elektron-elektron bebas di dalam transistor. Gambar 3 merupakan kontruksi transistor jenis NPN dan PNP
[4].

Gambar 3. Transistor NPN dan Transistor PNP

2.6 Photo Transistor


Pada Gambar 4, simbol suatu photo transistor, terlihat bahwa basis dalam keadaan terbuka. Ini
merupakan cara yang biasa untuk mengoperasikan suatu photo transistor. Tingkat sensitivitas cahayanya dapat
dikendalikan melalui tahanan basis yang variabel (base return transistor), tetapi basis biasanya dibiarkan terbuka untuk
mendapatkan sensitivitas yang maksimum untuk diberi cahaya. Makin tinggi sensitivitas dari suatu photo transistor,
kecepatannya makin rendah.

Gambar 4. Photo Transistor

3. PERANCANGAN SISTEM

Diagram blok dari rangkaian sistem pengendali motor stepper tanpa kabel berbasis mikrokontroler
AT89C51 tampak pada Gambar 5. Rangkaian ini terdiri atas penampil LCD, keypad, mikrokontroler AT89C51,
rangkaian transmitter-receiver infra merah, driver penggerak motor stepper, motor stepper dan sensor.
Gambar 5. Diagram Blok Perancangan Sistem

3.1 Rangkaian Sistem Minimum AT89C51


Sistem minimum AT89C51 dalam rancangan ini digunakan sebagai basis pengontrol motor stepper.
Rangkaian ini hanya terdiri atas single chip mikrokontroler AT89C51. mikrokontroler ini memiliki osilator
on-chip yang dapat digunakan sebagai sumber detak (clock). Untuk menggunakannya harus dipasang sebuah resonator
(kristal) diantara kaki-kaki X1 dan X2 pada mikrokontroler dan ditambahkan dua buah kapasitor yang dihubungkan ke
ground. Skema dari rangkaian tersebut ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Rangkaian Sistem Minimum AT89C51

3.2 Rangkaian Pemancar Infra Merah


Rangkaian ini berfungsi untuk mentransmisikan data yang dikontrol melalui mikrokontroler AT89C51. data
yang dikeluarkan oleh mikrokontroler AT89C51 yang berupa data serial dikirim ke rangkaian penerima melalui
pemancar infra merah. Rangkaian ini terdiri dari sebuah LED infra merah, sebuah transistor dan sebuah tahanan.

3.3 Rangkaian photo Transistor


Rangkaian ini terdiri atas photo transistor BP2931 yang dihubungkan dengan sebuah IC inverter. Output dari inverter
ini dihubungkan dengan kaki RXD pada mikrokontroler AT89C51 pada sisi motor stepper.

3.4 Rangkaian Driver Motor Stepper


Dalam rancangan ini, motor stepper yang
digunakan adalah jenis ASTROSYN, Type 23LM C006 dari MINEBEA,Co.Ltd Singapura dengan spesifikasi sebagai
berikut: 24 Volt/Phase, 0.3 Ampere/Phase, 1.8
Degree/Step, sehingga untuk menggerakkannya
diperlukan suatu rangkaian driver, rangkaian ini disusun oleh sebuah transistor TIP 31 dan beberapa komponen
pendukung lainnya. Rangkaian ini dibuat sebanyak empat buah yang masing-masing berfungsi untuk menggerakkan step 1, step
2, step 3, step 4.

3.5 Rangkaian LCD


LCD digunakan sebagai penampil perintah dan informasi di dalam sistem pengaturan motor stepper ini.
Dalam rancangan ini LCD yang digunakan adalah LCD dot matrik 2x16 yaitu seri M1632 keluaran dari Seiko
Instrument.

3.6 Rangkaian keypad


Keypad ini berfungsi untuk memasukkan besarnya sudut perputaran motor. Keypad yang digunakan dalam hal ini
adalah keypad dengan 4 baris dan 4 kolom.

3.7 Rangkaian Sensor


Rangkaian sensor digunakan sebagai umpan balik untuk mengetahui posisi motor stepper. Sensor yang
digunakan berupa sensor infra merah yang ditembakkan ke atas sebuah piringan yang ditempatkan pada poros motor
stepper .

3.8 Perancangan Perangkat Lunak


Sistem pengendalian motor Stepper ini tidak dapat bekerja tanpa adanya suatu perangkat lunak yang
diprogramkan ke dalam mikrokontroler. Perangkat lunak ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemograman
assembly (asm 51). Diagram alir dari sistem ini diperlihatkan pada Gambar 7.

Pengujian dilakukan untuk membuktikan apakah rangkaian yang telah dibuat dapat bekerja sesuai dengan yang
direncanakan. Dalam tahapan ini akan dilakukan beberapa pengujian yaitu:

4.1 Pengujian Sistem Minimum


Pengujian sistem minimum AT89C51 bertujuan untuk memastikan dan melihat kinerja dari port-port
mikrokontroler AT89C51.
Dalam perancangan “Sistem Pengendalian Motor
Stepper Tanpa Kabel Berbasis Mikrokontroler AT89C51” ini, port yang difungsikan sebagai keluaran adalah port 0, sedangkan
port yang difungsikan sebagai masukan adalah port 1. Oleh karena itu dalam pengujian ini hanya diuji port 0 dan port
1. Pengujian yang dilakukan adalah sekaligus, yaitu data yang dimasukkan melalui port 0 dikeluarkan melalui port
1. Sebagai masukan data digunakan keypad yang dipasang pada port 1, sedangkan keluarannya dipasang LED pada port 0.

4.2 Pengujian Rangkaian Pemancar dan Penerima


Infra Merah
Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat apakah proses pengiriman dan penerimaan data melalui media transmisi
infra merah dapat berjalan dengan baik atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan dua buah mikrokontroler.
Rangkaian pemancar infra merah dipasang pada kaki TXD mikrokontroler yang digunakan untuk mengirimkan data,
sedangkan rangkaian penerima infra merah atau berupa rangkaian photo transistor dipasang pada kaki RXD
mikrokontroler untuk penerimaan data. Untuk mengetahui apakah data yang dikirimkan diterima dengan valid atau
tidak digunakan LED sebagai indikator output pada rangkaian sistem penerimanya.
Dari pengujian yang dilakukan diperoleh data seperti yang terlihat padaTabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Data pengujian jarak pemancar dan penerima infra merah

Jarak
Pemancar Penerima
(cm)
01010101 01010101 10
01010101 01010101 12
01010101 01010101 14
01010101 01010101 16
01010101 01010101 18
01010101 01010101 20
01010101 01010101 22
01010101 01010001 24
01010101 01010011 26
Gambar 7. Diagram Alir Sistem
4. PENGUJIAN SISTEM
Tabel 2. Data pengujian sudut penyimpangan maksimum
pemancar dan penerima infra merah
Sudut Penyimpangan
Jarak (cm)
Maksimum ( a )
0
2 10
4 8
0

6 8
0

8 7
0

10 7
0

12 6
0

14 6
0

16 4
0

18 3
0

0
20 ±3
0
22 ±3
0
25 ±2
Dari data didapatkan bahwa jarak efektif infra merah yang masih dapat melakukan transmisi data dengan baik
adalah 22 cm. Jika jarak lebih jauh dari 22 cm, maka data yang diterima tidak akan valid lagi. Sedangkan untuk sudut
penyimpangan maksimum yang masih dapat memancarkan data dengan baik tergantung dari jaraknya. Semakin jauh
jarak pemancar dan penerima maka semakin kecil sudut penyimpangan yang dibolehkan. Dengan kata lain infra
merah dapat mengirim data dengan baik apabila pemancar dan penerima berada pada satu garis lurus.

4.3 Pengujian Sistem


Pengujian sistem merupakan pengujian tahap akhir yang menggabungkan antara hasil perancangan
perangkat keras dengan perangkat lunak. Tabel 3 merupakan hasil dari pengujian sistem.
Tabel 3. Data hasil pengujian sistem
Jarak Input Error Dari data pengujian Tabel 4 terlihat bahwa
sistem Hasil dapat bekerja dengan baik pada jarak antara pemancar dan
(cm) Sudut
penerima adalah kurang dari 22 cm. Sedangkan untuk jarak
0 0 0
diatas 15 36 36 22 cm sistem akan mengalami error, bahkan pada 28 cm
sistem 0 0
0 mengalami error 100% atau dengan kata lain data yang dipancarkan
17 72 72
o l e h infra merah tidak dapat diterima sama sekali.
0 0
19 108 108 0
0 0
20 144 144 0
0 0
5. KESIMPULAN
22 180 180 0
23 216
0
200
0
7,4% Berdasarkan pengujian dan pembahasan dari “Sistem
0 0
Pengendalian Motor Stepper Tanpa Kabel Berbasis
24 252 220 12,6% Mikrokontroler AT89C51” yang telah dibuat maka dapat disimpulkan
hal-hal 25 288
0
272
0
5% sebagai berikut:
0 0
1. 26 324 300 7,4% Jarak efektif pemancar dan penerima infra merah yang masih
dapat mengirim dan menerima data dengan baik dari hasil pengujian adalah kurang dari
22 cm.
2. Sudut penyimpangan maksimum yang dibolehkan untuk infra agar dapat memancarkan data dengan baik adalah
tergantung dari jaraknya. Semakin jauh jarak pemancar dan penerima maka semakin kecil sudut penyimpangan
yang dibolehkan. Dengan kata lain infra merah dapat mengirim data dengan baik apabila pemancar dan penerima
berada pada satu garis lurus.

6. REFERENSI

[1] Schuler, CA & McName, WL 1993, Modern


Industrial Electronics, McGraw Hill, New York.
[2] Nalwan, PA 2003, Teknik Antar Muka dan Pemograman Mikrokontroller AT89C51, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
[3] Wikipedia 2006, Light Emitting Diode, didownload
pada tanggal 20 Pebruari 2006, http://en.wikipedia.org/wiki/Light-emitting_diode.
[4] Malvino 1999, Prinsip-prinsip Elektronika, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai