Anda di halaman 1dari 40

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Maksud 1.1.1 Mengamati batuan sedimen klastik secara megaskopis. 1.1.2 Menentukan komposisi penyusun batuan sedimen klastik. 1.1.3 Menentukan struktur batuan sedimen klastik. 1.1.4 Memberi nama batuan.

1.2 Tujuan 1.2.1 Mampu mendeskripsikan batuan sedimen klastik secara megaskopis. 1.2.2 Mampu membedakan komposisi penyusun batuan sedimen klastik berdasarkan ukuran butirnya. 1.2.3 Mampu menjelaskan petrogenesa batuan sedimen klastik. 1.2.4 Mampu menentukan nama batuan sedimen klastik berdasarkan klasifikasi batuan sedimen.

1.3 Pelaksanaan Praktikum Praktikum dilaksanakan pada Hari Selasa, tanggal 16 November 2010 pada pukul 07.30 WIB bertempat di laboratorium Petrologi Fakultas Teknis Geologi, Universitas Diponegoro.

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

BAB II DASAR TEORI

2.1 Batuan Sedimen Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil pengendapan bahan rombakan baik fisik maupun kimiawi batuan sebelumnya, setelah melalui media angin, sungai, gelombang, proses litifikasi, transportasi, dan diagenesis. Kemudian terendapkan di suatu tempat yang biasa disebut sedimen klastik. Sedangkan hasil dari proses pengendapan organik maupun proses kimiawi disebut sedimen nonklastik. Pada umumnya pembentukan batuan sedimen melalui 2 cara, yaitu : Pengendapan material detritus dari pre existing rock Proses yang terjadi pada lingkungan pengendapan, yang tidak melibatkan batuan yang sudah ada. Berdasarkan Proses fisik Sedimen silisiklasatik, seperti konglomerat, batupasir, batulempung. Proses biogenik, biokimia, dan sedimen organik Meliputi batugamping, baturijang, fosfat, batubara. Proses sedimentasi kimia Evaporit (halit, gypsum, anhydrit), ironstone. proses pembentukannya, batuan sedimen dapat

dikeolompokkan menjadi tiga macam :

2.2 Penggolongan Batuan Sedimen Batuan yang terbentuk akibat dari hasil reaksi kimia atau dapat juga dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalilasi langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement). Penggolongan oleh R.P. Koesoemadinata 1980 mengemukakan ada enam golongan utama batuan sediment yaitu :

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

Golongan Detritus Kasar Batuan sedimen ini diendapkan dengan proses mekanik termasuk dalam ini antara lain : breksi, konglomerat, dan batupasir. Lingkungan tempat diendapkan batu ini dapat di lingkungan sungai, danau, atau laut. Golongan Detritus Halus Batuan yang tergolong golongan ini pada umumnya diendapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam, termasuk golongan ini batulanau, batulempung dan napal. Golongan Karbonat Batuan ini umumnya terbentuk dari kumpulan cangkang moluskus, algae, foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur, jenis batuan karbonat ini banyak sekali jenisnya tergantung dari material penyusunnya. Misal : batugamping terumbu. Golongan Silika Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antar proses organik dan kimia untuk lebih menyempurnakan termasuk golongan ini rijang (Chert), radiolarian dan tanah diatom, batuan ini (golongan ini) tersebar hanya sedikit terbatas sekali. Golongan Evaporit Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup dan untuk terjadinya batuan ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat yang termasuk golongan ini adalah gypsum, anhidrit, batugaram (halit). Golongan Batubara Batuan sedimen ini termasuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuhan, dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal di atasnya sehingga tidak memungkinkan untuk terjadinya pelapukan, lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali. Batuan sedimen berdasarkan komposisinya dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

Batuan sediment detritus/klastik Dapat dibedakan menjadi : Detritus halus Detritus sedang Detritus kasar : batulempung, batulanau. : batupasir (greywacke, feldspathic) : breksi dan konglomerat.

Komposisi batuan ini pada umumnya adalah kuarsa, feldspar, mika, mineral lempung, dsb. Batuan sedimen evaporit Batuan sedimen ini terbentuk dari proses evaporasi. Contoh batuannya adalah gips, anhydrite, batu garam. Batuan sedimen batubara Batuan ini terbentuk dari material organik yang berasal dari tumbuhan. Untuk batubara dibedakan berdasarkan kandungan unsur karbon, oksigen, air dan tingkat perkembangannya. Contohnya lignit, bituminous coal, anthracite. Batuan sedimen silika Batuan sedimen silica ini terbentukoleh proses organic dan kimiawi. Contohnya adalah rijang (chert), radiolarian dan tanah diatomae. Batuan sedimen karbonat Batuan ini terbentuk baik oleh proses mekanis, kimiawi, organic. Contoh batuan karbonat adalah framestone, boundstone, packstone, wackstone dan sebagainya.

2.3 Klasifikasi Batuan Sedimen Karbonat Mineralogi Batuan karbonat merupakan salah satu batuan sedimen siliklastik. Menurut Pettijohn (1975), batuan karbonat adalah batuan yang fraksi karbonatnya lebih besar dari fraksi non karbonat atau dengan kata lain fraksi karbonatnya >50%. Apabila fraksi karbonatnya <50% maka, tidak bisa lagi disebut sebagai batuan karbonat. Fraksi-fraksi yang umum dapat dapat dilihat pada tabel berikut :

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

Tabel mineral karbonat yang umum dijumpai Mineral Aragonit Kalsit Magnesit Dolomit Ankerit Siderit Rumus Kimia CaCO3 CaCO3 MgCO3 CuMg(CO3)2 Ca(FeMg)(CO3)2 FeCO3 Sistem Kristal Orthorombik Heksagonal(rombohedral) Heksagonal(rombohedral) Heksagonal(rombohedral) Heksagonal(rombohedral) Heksagonal(rombohedral)

Tabel 2.1 Daftar Mineral Karbonat yang Umum Dijumpai

Diantara mineral-mineral di atas, yang paling banyak dijumpai adalah argonit, kalsit, dan dolomit. Endapan-endapan karbonat pada masa kini terutama tersusun oleh aragonite, disamping itu juga kalsit dan dolomite. Aragonite tersebut kebanyakan berasal dari proses biogenic (ganggang hijau atau calcareous green algae) atau hasil presipitasi langsung dari air laut secara kimiawi. Aragonite ini bersifat tidak stabil, aslinya segera setelah terbentuk akan berubah menjadi kalsit. Oleh karena adanya proses substitusi Cu dan Mg, maka endapan kalsit pada endapan masa kini ada dua macam, yaitu : Low-Mg calcite, apabila kandungan MgCO3<4% dan terbentuk pada daerah yang dingin. High-Mg calcite, apabila kandungan MgCO3>4% dan terbentuk pada daerah yang hangat. Dolomite terbentuk pada lingkungan supratidal dan danau air tawar, tetapi mempunyai nilai kepentingan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan aragonite dan kalsit. Dolomite primer hasil dari presipitasi langsung dari air laut secara kimiawi (12%) dan dolomite sekunder merupakan hasil proses penggantian (replacement) yang lebih dilkenal dengan proses dolomitisasi. Lain halnya dengan endapan karbonat masa kini yang didominasi oleh aragonite, maka batuan karbonat purba (aricient carbonate rock)

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

terutama tersusun oleh kalsit dan dolomite. Kalsit adalah mineral utama pada batugamping purba, sedangkan dolomite adalah mineral utama pada dolomite purba. Aragonite adalah polimorf metastabil dari CaCO3 dan mudah menjadi kalsit dalam berair (aqueous). Batuan karbonat penting dipelajari secara khusus karena

mempunyai arti ekonimis yang cukup besar dan dalam berbagai halberbeda dengan batuan silisiklastik. Aspek perbedaannya antar lain : Pembentukkannya tergantung aktifitas organisme (98% asal organisme) Sangat mudah berubah karena proses diagnesis. Terbentuk pada lingkungan dimana dia terendapkan (intrabasinal). Endapan karbonat merupakan hasil proses biokimia dilingkungan laut yang jernih, hangat, dan dangkal. Jernih : berhubungan dengan penetrasi sinar matahari, dimana aktifitas metabolisme organisme sangat tergantung pada sinar matahari, apabila silisiklastik berukuran halus (missal, lanau) hadir, maka bisa menyumbat pernafasan organisme dan menghambat penetrasi sinar matahari, sehingga menggangu metabolisme organisme pembentuk karbonat. Hangat : koral dan organisme lain bereproduksi pada suhu sekitar 180C Dongkal : semakin besar kedalaman laut, maka penetrsai sinar matahari akan semakin berkurang, sehingga organisme pembentuk karbonat akan sulit hidup.

2.4 Komponen Penyusun Batu purba merupakan batuan monomineralik yang tersusun oleh kalsit, sedang batugamping resen banyak tersusun oleh argonit, kalsit,dan juga dolomit, komponen warna penyusun batugamping dibagi menjadi tiga macam,yaitu : Butiran Karbonat (carbonate grain) : disebut sebagai allochem. Microcristaline calsite (micrite) : Lumpur karbonat, seperti seperti matrik pada silsiklastik.

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

Sparry calcite (sparit) : semen karbonat. Berikut adalah penjelasan dari komponen komponen penyusun batuan sedimen karbonat. a Butiran Karbonat Butiran karbonat berukuran sama atu lebih besar daripada lanau, dibagi menjadi dua macam, yaitu :
Butiran non cangkang (non skeleatel grain)

Butiran non cangkang ini ada empat macam yaitu ooid, pisoid/peloid, dan klastika karbonat. o Ooid/oolith/coated grain Adalah butirran karbonat yang berbentuk bulat atau ellipsoid yang mempunyai struktur lamina konsentris mengelilingi suatu pusat inti dengan ukuran < 22 mm yang menjadi partikel inti biasanya berupa fragmen cangkang atu butiran kwarsa yang kemudian terlingkupi oleh karbonat halus karena proses agitasi gelombang pada lingkungan laut dangkal, apabila salinitas sangat tingi maka akan terbentuk struktur radien.

Gambar 2.1 Ooid dengan struktur lamina Konsentris dan Radial

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

o Pisoid/pisolit Pisoid adalah butiran karbonat seperti ooid tapimempunyai ukuran >2 mm o Pellet/peloid Adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, ellipsoid, atau runcing tapi, tidak mempunya struktur dalam seperti ooid, ukuran pellet relatif kecil, tapi biasanya berdiameter 0,1-0,5 mm (lanau sampai pasir halus). Peloid berasal dari sekresi organisme, terutama organisme pemakan Lumpur karbonat seperti gastropoda atau crustacean. o Klastika karbonat Klastika karbonat adalah butiran karbonat berasal dari proses erosi batugamping purba yng telah tersingkap di darat, atau berasal dari proses erosi endapan-endapan karbonat terkonsolidasi lemah pada cekungan pengendapan ukuran klastika karbonat biasanya pasir sampai gravel. Butiran Cangkang Butiran cangkang pada batuan karbonat dapat berupa mikrofosil, makrofosil, atau fragmen/pecahan makrofosil. Jika, fosil tersebut berupa cangkang utuh.maka, disebut sebgai broklast. Butiran ini merupakan allochem yang paling sering dijumpai pada batuan batuan karbonat. Butiran ini merupakan allochem yang paling sering dijumpai pada batuan karbonat. Butiran fosil yang utuh maupun fragmen cangkang pada batugamping dapat digunakan untuk iterpretasi lingkungan pengendapan purba.

b Micrite Micrite atau Lumpur karbonat tersusun oleh kristal-kristal kalsit atau aragonite yang sangat halus, dapat berperan sebagai matriks diantara butiran karbonat atau sebagai penyusun utama batuan karbonat berbutir halus, butirnya berukuran <1/256 mm atau ukuran lempung.

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

Di

bawah

micrite

mempunyai

kenampakkan

cloudy

dan

translucent, keabu-abuan sampai cokelat, kehadiran micrite pada batugamping purba menunjukkan bahwa proses pencucian (winnowirg) oleh gelombang dan arus relative kecil sekali, sehingga micrite terbentuk pada kondisi air yang tenang.

c Sparite Sparite adalah kristal-kristal kalsit yang berbentuk equant, berukuran 0,02-0,1 mm dan berkenampakan transport dan jernih di bawah mikroskop polarisasi (Buggs, 1987). Sparite dibedakan dengan micrit, karena mempunyai ukuran kristal yang lebih besar dan kenampakannya lebih jernih, sedang perbedaannya dengan butiran/allochem adalah pada bentuk kristalnya dan tidak adanya tekstur eksternal. Sparite berfungsi sebagai semen pengisi rongga antar butiran atau hasi pelarutan. Secara umum klasifikasi batuan karbonat didasrakan pada dua halyaitu kenampakan fisik (klasifikasi deskritip) dan pada asal usul (klasifikasi genetik). Beberapa klasifikasi yang dapat digunakan antara lain. Klasifikasi Grabau (1904) Menurut Grabau, batugamping dapat dibagi menjadi lima berdasarkan ukuran dan teksturnya, yaitu : o Kalsidurit, yaitu batugamping yang berukuran butirnya > 2 mm atau lebih besar dari ukuran pasir. o Kalkarenit, yaitu batugamping dengan ukuran butir sama dengan ukuran pasir (1/16 2 mm). o Kalsilutit, yaitu batugamping yang ukurannya (ukuran butir) lebih kecil dari ukuran pasir. o Kalsipuluerit, yaitu batugamping hasilpresipitasi kimiawi, sifatnya kristalin. o Batugamping organic, yaitu hasil pertumbuhan organisme secara insitu, misalnya terumbu dan stromabolity.

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

Klasifikasi Folk (1959) Folk mengklasifikasikan batuan karbonat berdasarkan tekstur, pengendapan dan perbandingan fraksi komponen penyusunnya, yaitu butiran/allochem, mikrit, dan sparit (ortochem). Berdasarkan

perbandingan relief antara allochem, mikrit, dan sparit serta jenis allochem yang dominant, maka Folk membagi batugamping menjadi 4 Famili.Batugamping tipe I analog dengan batupasir/konglomerat yang tersortasi baik dan terbentuk pada high energy zone, batugamping tipe II analog dengan batupasir lempungan atau konglomerat lempungan dan terbentuk pada low energy zone dan batu gamping tipe III analog dengan batulempung dan terbentuk pada kondisi yang tenag (lagoon).

Gambar 2.2 Penggambaran skematik komponen penyusun

10

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

o Intaclast; suatu endapan yang berupa gel Lumpur karbonat , belum memadat, semi plastis, lalu ada erosi yang membentuk tubuh (discret body) o Pellet; suatu butiran yang strukturnya microcristalinne (warnanya gelap),kalau mengandung kotoran binatang maka disebut (facial pellet). Sedangkan jikamempunyaiukuran yang agak besar disebut lump. o Oolit; suatu butiran yang intinya dilapisi oleh unsur karbonat, intinya berfosil dan apabila disayat maka mempunyai bentuk konsentris. o Fossil; termasuk kedalamallochemical, karena mengalami

transportasi ditempat tersebut, misalnya Globigerina yang hidup secara plankton. Penggambaran skematik komponen penyusun batuan karbonat yang menjadi dasar klasifikasi batuan karbonat menurut Folk (1959). Klasifikasi Dunham (1962) Dunham membuat klasifikasi batuan karbonat berdasarkan tekstur pengendapan, meliputi ukuran butir dan pemilahan/sortasi. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam klasifikasiin antara lain: Derajat perubahan tekstur pengendapan Komponen asli terikat dan tidak terikat selama proses deposisi Tingkat kelimpahan antara butiran (grain) dengan Lumpur karbonat. Berdasarkan ketiga hal tersebut di atas, maka Dunham membuat klasifisikasi : o Boundstone o Grainstone Lumpur. o Packstone betolit. o Mudstone : Lumpur wackstone : ada lumpur, tetapi yang banyak adalah komponen : hubungan antar komponen tertutup yang

berhubungan dengan rapat (oolite). : hubungan antara komponen-komponen tanpa

11

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

2.5 Lingkungan Pembentukan Batuan Karbonat dan Fasies Terumbu lingkungan pembentukan karbonat dapat terjadi mulai zona supratidal sampai dengan cekungan yang lebih dalam, paparan cekungan dangkal, yang meliputi middle shelt outer shelf. Cekungan pembentukan karbonat ini disebut sebagai subtidal carbonate factory. Endapan-endapan ini akan terakumulasikan pada shelf, sebagian mengalami transportasi ke daratan (tidal flat) oleh gelembung dan pasang surut. Sebagian lagi mengalami transportasi ke arah laut (cekungan yang lebih dalam) Fasies Terumbu Meskipun lingkungan pengendapan karbinat dapat terjadi mulai dari zona supratidal sampai cekungan yang lebih dalam di luar shelf, paparan cekungan dangkal (shallow basin plattorm) yang meliputi middle shelf dan outer shelf adalah tempat produksi endapan karbonat yang utama dan kemudian tempat ini disebut sebagai subtidal carbonate factory. Endapan-endapan karbonat yang dihasilkan akan terakumulasi pada shelf, sebagian mengalami transportasi kea rah daratan, yaitu ke tidalflat, pantai, atau logoon, sedangkan sebagian lagi mengalami transportasi kearah laut yaitu ke cekungan yang lebih dalam. Pada lingkungan laut yang dalam jarang terbentuk endapan karbonat, kecuali merupakan hasil dari jatuhan planktonyang mengsekresikan kalsium karbonat dan hidup di air permukaan. Terumbu adalah suatu timbulan karbonat yang dibentuk oleh pertumbuhan organisme koloni yang insitu, mempunyai potensi untuk berdiri tegar membentuk struktur topografi yang tahan gelombang James (1979) membagi fasies terumbu masa kini secara fisiografi menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut : Fasies inti terumbu (reef core facies) Fasies ini tersusun oleh batugamping yang massif dan tidak berlapis. Berdasrkan litologi dan biota penyusunnya, fasies ini dapat dibagi menjadi 4 subfasies, yaitu :

12

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

o Subfasies puncak terumbu (reff-crest) Litologi berupa framestone dan bindstone, sebagi hasil hasil pertumbuhan biota jenis kubah dan mengerak serta merupakan key high energy zone. o Subfasies datarn terumbu (reef-flat) Litologi berupa lidstone, grainstone, dan rosule dari ganggang karbonatan dan merupakan daerah berenergi sedang dan tempat akumulasi rombakan terumbu. o Subfasies terumbu depan (reef-front) Litologi berupa bafflestone, bidstone dan framestone dan merupakan daerah berenergi lemah-sedang. o Subfasies terumbu belakang (back-reef) Litologi berupa bafflestone dan flocetstone dan merupakan daerah berenergi lemah dan relative tenang. Fasies deoan terumbu (fore reef facies) Litologi berupa grainstone dan sudstone serta merupakan lingkungan yang mempunyai kedalaman >30 m dengan lereng 45-60 m, semakin jauh dari inti terumbu (kearah laut), litologi berubah menjadi packstone, wackstone,dan mudstone. Fasies belakang terumbu (back reef facies) Fasies ini sering disebut juga fasies logoon dan meliputi zona laut dangkal (<30 m) dan tidak berhubungan dengan laut terbuka. Kondisi airnya tenang, sirkulasi air terbatas, dan banyak biota penggali yang hidup di dasar. Litologi berupa wackstone dan mudstone serta banyak dijumpai struktur jejak dan bioturbasi, baik horizontal maupun vertikal.

13

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

BAB III HASIL DESKRIPSI

3.1 Batuan No. Peraga 34 Hari / tanggal No. Urut Jenis batuan Deskripsi megaskopis : Warna Tekstur Ukuran Butir Struktur Komposisi : hitam : klastik : lanau ( 1/256 mm 1/16 mm ) : mold & cast : Allochem Ortochem Deskripsi komposisi : Allochem : Cangkang pelecypoda. Berwarna putih, penyebaran : skeletal grain : micrite berupa lumpur karbonat : Senin, 16 November 2010 :1 : Batuan Sedimen Karbonat

merata dengan kelimpahan 60%. Material lanau berukuran sangat kecil ( 1/256 mm 1/16 mm ) dengan penyebaran merata 20%. Ortochem : Butiran mikrit berwarna hitam, penyebaran merata dan

kelimpahan 20%. Petrogenesa : Merupakan batuan sedimen karbonat dengan fraksi karbonat > 50%. Terbentuk di zona reef front dengan arus gelombang sedang dan energi pengendapan yang cukup lemah sampai sedang. Mengendapkan fosil pelecypoda yang tercetak pada lanau.

14

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

lanau cangkang pelecypoda

micrite

Nama batuan

: Packstone ( Dunham, 1962 ) Biomicrite ( Folk, 1959 ) Kalsilutit ( Grabau,1904 )

15

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

3.2 Batuan No. Peraga BSK 19 Hari / tanggal No. Urut Jenis batuan Deskripsi megaskopis : Warna Tekstur Ukuran Butir Struktur Komposisi : coklat kekuningan : klastik : pasir sedang ( mm mm) : mold & laminasi : Allochem Ortochem Deskripsi komposisi : Allochem : - Ooid berukuran < 2mm dengan kelimpahan 30% - Pisoid berukuran > 2mm dengan kelimpahan 50% - Pellet berupa sisa kotoran dengan kelimpahan 10% Ortochem : Sparite berwarna cokelat cerah berukuran 0,021-0,1 mm : non skeletal grain : butiran sparite : Senin, 16 November 2010 :2 : Batuan Sedimen Karbonat

dengan kelimpahan 10% Petrogenesa : Berdasarkan hasil deskripsi megaskopis batuan, maka batuan ini termasuk batuan sedimen karbonat yang terendapkan di daerah laut dangkal tepatnya di reef flat - back reef (terumbu belakang) dengan energi gelombang yang kecil dan energi pengendapan yang lemah. Gambar Batuan :

Ooid Pisoid Pellet Sparite Terumbu

16

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

Nama batuan

: Packstone ( Dunham, 1962 ) Oosparite ( Folk, 1959 ) Kalkarenit ( Grabau,1904 )

17

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

3.3 Batuan No. Peraga 10 Hari / tanggal No. Urut Jenis batuan Deskripsi megaskopis : Warna Tekstur Ukuran Butir Struktur Komposisi : coklat : klastik : pasir kasar (1/2 1) mm : no structure : Allochem Ortochem Deskripsi komposisi : Allochem merata 90%. Ortochem sekitar 10%. Petrogenesa : Berdasarkan hasil deskripsi megaskopis batuan, maka batuan ini termasuk batuan sedimen karbonat yang terendapkan di daerah laut dangkal tepatnya di reef - flat (dataran terumbu) dengan energi gelombang yang sedang dan energi pengendapan yang juga sedang. Gambar Batuan :
Terumbu dan pecahan cangkang

: Senin, 16 November 2010 :3 : Batuan Sedimen Karbonat

: skeletal grain : micrite berupa lumpur karbonat

: pecahan cangkang dan terumbu dengan penyebaran

: micrite berupa lumpur karbonat dengan kelimpahan

micrite

18

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

Nama batuan

: Grainstone ( Dunham, 1962 ) Micrite ( Folk, 1959 ) Kalsilutit ( Grabau,1904 )

19

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

3.4 Batuan No. Peraga 212 Hari / tanggal No. Urut Jenis batuan Deskripsi megaskopis : Warna Tekstur Ukuran Butir Struktur Komposisi : coklat : klastik : pasir sedang (1/16-1/8) mm : cast & mold : Allochem Ortochem Deskripsi komposisi : Allochem Ortochem : pecahan cangkang pelecypoda berwarna putih, ukuran 2-3 : skeletal grain : micrite berupa lumpur karbonat : Senin, 16 November 2010 :4 : Batuan Sedimen Karbonat

cm dengan kelimpahan < 60%. : micrite berwarna abu-abu berupa lumpur karbonat

(<1/256 mm) dengan kelimpahan 40%. Petrogenesa : Berdasarkan hasil deskripsi megaskopis batuan, maka batuan ini termasuk batuan sedimen karbonat yang terendapkan di daerah laut dangkal tepatnya di back reef (terumbu belakang) dengan energi gelombang yang kecil dan energi pengendapan yang lemah. Gambar Batuan : Micrite
Cangkang pelecypoda

20

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

Nama batuan

: Packstone (Dunham, 1962) Biomicrite (Folk,1959) Kalkarenit (Grabau, 1904)

21

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

3.5 Batuan No. Peraga 79 Hari / tanggal No. Urut Jenis batuan Deskripsi megaskopis : Warna Tekstur Ukuran Butir Struktur Komposisi : coklat keabu-abuan : klastik : pasir halus (1/8-1/16) mm : cast & mold : Allochem Ortochem Deskripsi komposisi : Allochem Ortochem Petrogenesa : Berdasarkan hasil deskripsi megaskopis batuan, maka batuan ini termasuk batuan sedimen karbonat yang terendapkan di daerah laut dangkal tepatnya di fore reef facies (terumbu depan) dengan kedalaman >30m, kelerengan 45 60 m, di mana memiliki energi gelombangnya kecil dan energi pengendapan yang juga kecil. Gambar Batuan : : pecahan cangkang pelecypoda berwarna putih dengan : skeletal grain : micrite berupa lumpur karbonat : Senin, 16 November 2010 :5 : Batuan Sedimen Karbonat

kelimpahan 40% : micrite berwarna cokelat dengan kelimpahan 60%..

Cangkang pelecypoda Micrite

22

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

Nama batuan

: Packstone (Dunham, 1962) Biomicrite (Folk,1959) Kalsilutit (Grabau, 1904)

23

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

3.6 Batuan No. Peraga 0000 Hari / tanggal No. Urut Jenis batuan Deskripsi megaskopis : Warna Tekstur Ukuran Butir Struktur Komposisi : coklat : klastik : pasir sedang (1/4-1/2) mm : no structure : Allochem Ortochem Deskripsi komposisi : Allochem : berupa pisoid dengan ukuran > 2mm, kelimpahan >60% Ortochem : sparite berupa lumpur karbonat dengan kelimpahan <40% Petrogenesa : Berdasarkan hasil deskripsi megaskopis batuan, maka batuan ini termasuk batuan sedimen karbonat yang terendapkan di daerah laut dangkal tepatnya di reef flat - back reef (terumbu belakang) dengan energi gelombang yang kecil dan energi pengendapan yang lemah. Gambar Batuan : : non skeletal grain : sparite berupa lumpur karbonat : Senin, 16 November 2010 :6 : Batuan Sedimen Karbonat

Pisoid

Sparite

24

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

Nama batuan

: Packstone (Dunham, 1962) Oosparite (Folk,1959) Kalkarenit (Grabau, 1904)

25

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

3.7 Batuan No. Peraga 15 Hari / tanggal No. Urut Jenis batuan Deskripsi megaskopis : Warna Tekstur Ukuran Butir Struktur Komposisi : abu-abu hitam : klastik : pasir sedang (1/4-1/2) mm : mold : Allochem Ortochem Deskripsi komposisi : Allochem : tidak terdapat allochem, hanya ada mold dari bivalve dengan material karbonat berukuran pasir sedang (1/4-1/2) mm dengan kelimpahan 10% Ortochem : micrite berupa lumpur karbonat dengan kelimpahan 90% Petrogenesa : Berdasarkan hasil deskripsi megaskopis batuan, maka batuan ini termasuk batuan sedimen karbonat yang terendapkan di daerah laut dangkal tepatnya di back reef - laguna dengan energi gelombang yang kecil dan energi pengendapan yang lemah. Gambar Batuan : : non skeletal grain : micrite berupa lumpur karbonat : Senin, 16 November 2010 :6 : Batuan Sedimen Karbonat

Mold dari bivalve

Micrite

26

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

Nama batuan

: Mudstone (Dunham,1962) Micrite (Folk, 1959) Kalkarenite (Grabau, 1904)

27

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Batuan Nomor Peraga 34 Batuan peraga pertama adalah batuan dengan nomor peraga 34. Batuan ini termasuk jenis batuan sedimen karbonat. Batuan ini terbentuk akibat dari hasil reaksi kimia atau dapat juga dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalilasi langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement). Sebagian besar material penyusun batuan ini adalah material karbonatan (CaCO3) yang dapat diketahui melalui komposisi fragmen batuannya yang dalam batuan sedimen karbonat disebut allochem. Batu ini berwarna hitam dengan tekstur klastik, dengan ukuran butir berupa lanau ( 1/256 mm 1/16 mm ). Batu ini memiliki struktur mold and cast karena pada batuan ini terdapat cangkang organisme, baik berupa cetakan (mold) maupun fosil utuh (cast). Pembentukan struktur mold and cast ini terjadi saat proses pengendapan. Komposisi batuan ini terdiri dari allochem dan orthochem yang analog dengan fragmen dan matriks pada batuan sedimen klastik. Allochem berupa skeletal grain di mana merupakan pecahan cangkang pelecypoda yang berstruktur mold and cast, berwarna putih dengan kelimpahan 60% dengan penyebaran yang tidak merata. Terdapat juga material lanau berukuran sangat kecil ( 1/256 mm 1/16 mm ) dengan penyebaran merata 20%. Sedangkan Orthochem pada batuan ini tersusun oleh butiran mikrit berupa lumpur karbonat berwarna hitam, penyebaran merata dan kelimpahan 20%. Dalam batuan ini terdapat materal penyusun mikrit yang halus sehingga diperkirakan terendapkan pada lingkungan gelombang kecil perairan tenang. Micrite atau lumpur karbonat tersusun oleh kristal-kristal kalsit atau aragonite yang sangat halus, dapat berperan sebagai matriks diantara butiran karbonat atau sebagai penyusun utama batuan karbonat berbutir halus,

28

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

butirnya berukuran <1/256 mm atau ukuran lempung. Pada saat proses pengendapan cangkang masuk dalam material ortochem. Proses terbentuknya batuan ini diperkirakan berawal dari proses presipitasi dari cangkang organisme yang ada, yakni pelecypoda. Selanjutnya fosil cangkang ini mengalami transportasi bersama material karbonatannya (mikrit), kemudian terendapkan di daerah reef front dengan arus gelombang sedang dan energi pengendapan yang cukup lemah sampai sedang. Subfase ini termasuk fase terumbu dimana fase ini tersusun oleh batu gamping yang massif dan tidak berlapis. Adanya fosil Pelecypoda mengindikasikan bahwa tempat pengendapan dan pembentukan batuan ini merupakan lingkungan hidup dari organisme tersebut. Berdasarkan hasil deskripsi diatas, batuan nomor peraga 34 ini dapat disimpulkan bernama Packstone ( Dunham, 1962 ) karena mengandung sedikit lumpur dan didominasi oleh material allochem, Biomicrite ( Folk, 1959 ) karena mengandung fosil dalam allochem, Kalsilutit ( Grabau,1904 ) karena ukuran butirnya lebih kecil daripada ukuran pasir (<2 mm).

4.2 Batuan Nomor Peraga BSK 19 Batuan peraga selanjutnya adalah batuan dengan nomor peraga BSK 19. Batuan ini termasuk jenis batuan sedimen karbonat. Batuan ini terbentuk akibat dari hasil reaksi kimia atau dapat juga dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalilasi langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement). Sebagian besar material penyusun batuan ini adalah material karbonatan (CaCO3) yang dapat diketahui melalui komposisi fragmen batuannya yang dalam batuan sedimen karbonat disebut allochem. Batu ini berwarna coklat kekuningan dengan tekstur klastik, dengan ukuran butir berupa pasir sedang ( mm mm). Batu ini memiliki struktur mold and laminasi karena pada batuan ini terdapat cangkang organisme, berupa cetakan (mold) dan terdapat adanya suatu lamisasi (perlapisan yang tebalnya <1cm). Pembentukan struktur mold ini terjadi saat

29

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

proses pengendapan, sedangkan laminasi terbentuk ketika batuan sudah terbentuk. Komposisi batuan ini terdiri dari allochem dan orthochem yang analog dengan fragmen dan matriks pada batuan sedimen klastik. Allochem berupa non skeletal grain di mana merupakan butiran yang bukan berasal dari organism, yang meliputi : - Ooid (adalah butirran karbonat yang berbentuk bulat atau ellipsoid yang mempunyai struktur lamina konsentris mengelilingi suatu pusat inti dengan ukuran < 2mm) dengan kelimpahan 30% - Pisoid (merupakan butiran karbonat seperti ooid, namun berukuran > 2mm) dengan kelimpahan 50% - Pellet (Adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, ellipsoid, atau runcing tapi tidak mempunya struktur dalam seperti ooid, ukurannya relatif kecil, biasanya berdiameter lanau sampai pasir halus) berupa sisa kotoran dengan kelimpahan 10% Sedangkan Orthochem pada batuan ini tersusun oleh butiran Sparite berwarna cokelat cerah berukuran 0,021-0,1 mm dengan kelimpahan 10%. Sparite adalah kristal-kristal kalsit yang berbentuk equant, berkenampakan transport dan jernih di bawah mikroskop polarisasi. Sparite dibedakan dengan micrit, karena mempunyai ukuran kristal yang lebih besar dan

kenampakannya lebih jernih, sedang perbedaannya dengan butiran/allochem adalah pada bentuk kristalnya dan tidak adanya tekstur eksternal. Sparite berfungsi sebagai semen pengisi rongga antar butiran atau hasi pelarutan. Terendapkan di daerah laut dangkal tepatnya di reef flat - back reef (terumbu belakang) dengan energi gelombang yang kecil sedang dan energi pengendapan yang sedang. Subfase ini termasuk fase terumbu dimana fase ini tersusun oleh batu gamping yang massif dan tidak berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi diatas, batuan nomor peraga BSK 19 ini dapat disimpulkan bernama Packstone ( Dunham, 1962 ) karena mengandung sedikit lumpur dan didominasi oleh material allochem, Oosparit ( Folk, 1959 ) karena mengandung ooid yang terkandung dalam

30

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

sparit ortochem, Kalkarenit ( Grabau,1904 karena ukuran butirnya sama dengan ukuran pasir (1/16 mm - 2 mm). Aspek ekonomis dari batuan sedimen karbonat ini adalah dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bangunan dan bahan baku industri serta sebagai material untuk menimbun daerah yang cekung (cut and field).

4.3 Batuan Nomor Peraga 10 Batuan peraga pertama adalah batuan dengan nomor peraga 10. Batuan ini termasuk jenis batuan sedimen karbonat. Batuan ini terbentuk akibat dari hasil reaksi kimia atau dapat juga dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalilasi langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement). Sebagian besar material penyusun batuan ini adalah material karbonatan (CaCO3) yang dapat diketahui melalui komposisi fragmen batuannya yang dalam batuan sedimen karbonat disebut allochem. Batu ini berwarna coklat dengan tekstur klastik, di mana ukuran butir berupa pasir kasar (1/2 mm 1 mm). Batu ini tidak memiliki struktur (no structure) karena sampel yang didapat kurang besar untuk menunjukkan struktur asli batuan. Komposisi batuan ini terdiri dari allochem dan orthochem yang analog dengan fragmen dan matriks pada batuan sedimen klastik. Allochem berupa skeletal grain di mana berupa pecahan cangkang pelecypoda dan terumbu dengan penyebaran merata 90%. Sedangkan Orthochem pada batuan ini tersusun oleh butiran micrite berupa lumpur karbonat dengan kelimpahan sekitar 10%. Dalam batuan ini terdapat materal penyusun mikrit yang halus sehingga diperkirakan terendapkan pada lingkungan gelombang kecil perairan tenang. Micrite atau lumpur karbonat tersusun oleh kristal-kristal kalsit atau aragonite yang sangat halus, dapat berperan sebagai matriks diantara butiran karbonat atau sebagai penyusun utama batuan karbonat berbutir halus,

31

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

butirnya berukuran <1/256 mm atau ukuran lempung. Pada saat proses pengendapan cangkang masuk dalam material ortochem. Proses terbentuknya batuan ini diperkirakan berawal dari proses presipitasi dari cangkang organisme yang ada, yakni pelecypoda. Selanjutnya fosil cangkang ini mengalami transportasi bersama material karbonatannya (mikrit), kemudian terendapkan di daerah laut dangkal tepatnya di reef - flat (dataran terumbu) dengan energi gelombang yang sedang dan energi pengendapan yang juga sedang. Adanya fosil Pelecypoda dan terumbu mengindikasikan bahwa tempat pengendapan dan pembentukan batuan ini merupakan lingkungan hidup dari organisme tersebut. Berdasarkan hasil deskripsi diatas, batuan nomor peraga 10 ini dapat disimpulkan bernama Grainstone ( Dunham, 1962 ) karena yang dominan di sini adalah hubungan antar butir - butirnya, Micrite ( Folk, 1959 ) karena mengandung ukuran butirnya merata sama besar, Kalsilutit ( Grabau,1904 ) karena ukuran butirnya lebih kecil daripada ukuran pasir (<2 mm).

4.4 Batuan Nomor Peraga 212 Batuan peraga pertama adalah batuan dengan nomor peraga 212. Batuan ini termasuk jenis batuan sedimen karbonat. Batuan ini terbentuk akibat dari hasil reaksi kimia atau dapat juga dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalilasi langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement). Sebagian besar material penyusun batuan ini adalah material karbonatan (CaCO3) yang dapat diketahui melalui komposisi fragmen batuannya yang dalam batuan sedimen karbonat disebut allochem. Batu ini berwarna coklat dengan tekstur klastik, dengan ukuran butir berupa pasir sedang (1/16 mm -1/8 mm). Batu ini memiliki struktur mold and cast karena pada batuan ini terdapat cangkang organisme, baik berupa cetakan (mold) maupun fosil utuh (cast). Pembentukan struktur mold and cast ini terjadi saat proses pengendapan.

32

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

Komposisi batuan ini terdiri dari allochem dan orthochem yang analog dengan fragmen dan matriks pada batuan sedimen klastik. Allochem berupa skeletal grain di mana merupakan pecahan cangkang pelecypoda berwarna putih, ukuran 2-3 cm dengan kelimpahan <60%. Sedangkan Orthochem pada batuan ini tersusun oleh butiran mikrit berwarna abu-abu berupa lumpur karbonat (<1/256 mm) dengan kelimpahan 40%. Dalam batuan ini terdapat materal penyusun mikrit yang berukuran sedang sehingga diperkirakan terendapkan pada lingkungan gelombang kecil - sedang. Micrite atau lumpur karbonat tersusun oleh kristal-kristal kalsit atau aragonite yang sangat halus, dapat berperan sebagai matriks diantara butiran karbonat atau sebagai penyusun utama batuan karbonat berbutir halus, butirnya berukuran <1/256 mm atau ukuran lempung. Pada saat proses pengendapan cangkang masuk dalam material ortochem. Proses terbentuknya batuan ini diperkirakan berawal dari proses presipitasi dari cangkang organisme yang ada, yakni pelecypoda. Selanjutnya fosil cangkang ini mengalami transportasi bersama material karbonatannya (mikrit), kemudian terendapkan di daerah laut dangkal tepatnya di reef flat back reef (terumbu belakang) dengan energi gelombang yang kecil sedang dan energi pengendapan yang sedang. Subfase ini termasuk fase terumbu dimana fase ini tersusun oleh batu gamping yang massif dan tidak berlapis. Adanya fosil Pelecypoda mengindikasikan bahwa tempat pengendapan dan pembentukan batuan ini merupakan lingkungan hidup dari organisme tersebut. Berdasarkan hasil deskripsi diatas, batuan nomor peraga 212 ini dapat disimpulkan bernama Packstone ( Dunham, 1962 ) karena mengandung sedikit lumpur dan didominasi oleh material allochem, Biomicrite ( Folk, 1959 ) karena mengandung fosil dalam allochem, Kalkarenit (Grabau,1904) karena ukuran butirnya sama dengan ukuran pasir (1/16 mm - 2 mm).. Aspek ekonomis dari batuan sedimen karbonat ini adalah dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bangunan, sebagai Aquifer yang

33

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

baik, sebagai reservoar, dan bahan baku industri serta sebagai material untuk menimbun daerah yang cekung (cut and field).

4.5 Batuan Nomor Peraga 79 Batuan peraga pertama adalah batuan dengan nomor peraga 79. Batuan ini termasuk jenis batuan sedimen karbonat. Batuan ini terbentuk akibat dari hasil reaksi kimia atau dapat juga dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalilasi langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement). Sebagian besar material penyusun batuan ini adalah material karbonatan (CaCO3) yang dapat diketahui melalui komposisi fragmen batuannya yang dalam batuan sedimen karbonat disebut allochem. Batu ini berwarna coklat keabu abuan dengan tekstur klastik, dengan ukuran butir berupa pasir halus (1/8 mm -1/16 mm). Batu ini memiliki struktur mold and cast karena pada batuan ini terdapat cangkang organisme, baik berupa cetakan (mold) maupun fosil utuh (cast). Pembentukan struktur mold and cast ini terjadi saat proses pengendapan. Komposisi batuan ini terdiri dari allochem dan orthochem yang analog dengan fragmen dan matriks pada batuan sedimen klastik. Allochem berupa skeletal grain di mana merupakan pecahan cangkang pelecypoda berwarna putih dengan kelimpahan 40%. Sedangkan Orthochem pada batuan ini tersusun oleh butiran micrite berwarna cokelat dengan kelimpahan 60%. Dalam batuan ini terdapat materal penyusun mikrit yang berukuran halus sehingga diperkirakan terendapkan pada lingkungan gelombang kecil di mana energi pengendapannya rendah. Micrite atau lumpur karbonat tersusun oleh kristal-kristal kalsit atau aragonite yang sangat halus, dapat berperan sebagai matriks diantara butiran karbonat atau sebagai penyusun utama batuan karbonat berbutir halus, butirnya berukuran <1/256 mm atau ukuran lempung. Pada saat proses pengendapan cangkang masuk dalam material ortochem.

34

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

Proses terbentuknya batuan ini diperkirakan berawal dari proses presipitasi dari cangkang organisme yang ada, yakni pelecypoda. Selanjutnya fosil cangkang ini mengalami transportasi bersama material karbonatannya (mikrit), kemudian terendapkan di daerah laut dangkal tepatnya di fore reef facies (terumbu depan) dengan kedalaman >30m, kelerengan 45 60 m, di mana memiliki energi gelombangnya kecil dan energi pengendapan yang juga kecil. Adanya fosil Pelecypoda mengindikasikan bahwa tempat pengendapan dan pembentukan batuan ini merupakan lingkungan hidup dari organisme tersebut. Berdasarkan hasil deskripsi diatas, batuan nomor peraga 79 ini dapat disimpulkan bernama Packstone ( Dunham, 1962 ) karena mengandung sedikit lumpur dan didominasi oleh material allochem, Biomicrite ( Folk, 1959 ) karena mengandung fosil dalam allochem, Kalsilutit (Grabau,1904) karena ukuran butirnya lebih kecil dari ukuran pasir (<2 mm).

4.6 Batuan Nomor Peraga 0000 Batuan peraga pertama adalah batuan dengan nomor peraga 0000. Batuan ini termasuk jenis batuan sedimen karbonat. Batuan ini terbentuk akibat dari hasil reaksi kimia atau dapat juga dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalilasi langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement). Sebagian besar material penyusun batuan ini adalah material karbonatan (CaCO3) yang dapat diketahui melalui komposisi fragmen batuannya yang dalam batuan sedimen karbonat disebut allochem. Batu ini berwarna coklat dengan tekstur klastik, dengan ukuran butir berupa pasir sedang (1/4 mm -1/2 mm). Batu ini tidak memiliki struktur (no structure) karena sampel yang didapat kurang besar untuk menunjukkan struktur asli batuan. Komposisi batuan ini terdiri dari allochem dan orthochem yang analog dengan fragmen dan matriks pada batuan sedimen klastik. Allochem berupa non skeletal grain di mana berupa pisoid berukuran > 2mm, dengan

35

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

kelimpahan >60%. Sedangkan Orthochem pada batuan ini tersusun oleh sparite berupa lumpur karbonat dengan kelimpahan <40%. Sparite adalah kristal-kristal kalsit yang berbentuk equant,

berkenampakan transport dan jernih di bawah mikroskop polarisasi. Sparite dibedakan dengan micrit, karena mempunyai ukuran kristal yang lebih besar dan kenampakannya lebih jernih, sedang perbedaannya dengan

butiran/allochem adalah pada bentuk kristalnya dan tidak adanya tekstur eksternal. Sparite berfungsi sebagai semen pengisi rongga antar butiran atau hasi pelarutan. Diperkirakan terendapkan di daerah reef flat - back reef (terumbu belakang) dengan energi gelombang yang kecil sedang dan energi pengendapan yang sedang. Subfase ini termasuk fase terumbu dimana fase ini tersusun oleh batu gamping yang massif dan tidak berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi diatas, batuan nomor peraga 0000 ini dapat disimpulkan bernama Packstone ( Dunham, 1962 ) karena mengandung sedikit lumpur dan didominasi oleh material allochem, Oosparite ( Folk, 1959 ) karena allochemnya hanya berupa fosil berupa ooid tapi lebih besar (>2 mm), Kalkarenit (Grabau,1904) karena ukuran butirnya sama dengan ukuran pasir (1/16 mm - 2 mm).

4.7 Batuan Nomor Peraga 15 Batuan peraga pertama adalah batuan dengan nomor peraga 15. Batuan ini termasuk jenis batuan sedimen karbonat. Batuan ini terbentuk akibat dari hasil reaksi kimia atau dapat juga dari hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalilasi langsung atau reaksi organik (penggaraman unsur-unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement). Sebagian besar material penyusun batuan ini adalah material karbonatan (CaCO3) yang dapat diketahui melalui komposisi fragmen batuannya yang dalam batuan sedimen karbonat disebut allochem. Batu ini berwarna abu-abu hitam dengan tekstur klastik, dengan ukuran butir berupa pasir sedang (1/4 mm -1/2 mm). Batu ini memiliki

36

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

struktur mold karena pada batuan ini terdapat cangkang organism berupa cetakan (mold). Pembentukan struktur mold terjadi saat proses pengendapan. Komposisi batuan ini terdiri dari allochem dan orthochem yang analog dengan fragmen dan matriks pada batuan sedimen klastik. Allochem berupa non skeletal grain di mana tidak terdapat allochem, namun hanya ada mold dari bivalve dengan material karbonat berukuran pasir sedang (1/4-1/2) mm dengan kelimpahan 10%. Sedangkan Orthochem pada batuan ini tersusun oleh micrite berupa lumpur karbonat dengan kelimpahan 90%. Dalam batuan ini terdapat materal penyusun mikrit yang berukuran sedang sehingga diperkirakan terendapkan pada lingkungan gelombang kecil sampai sedang di mana energi pengendapannya juga tergolong rendah sampai agak tinggi. Micrite atau lumpur karbonat tersusun oleh kristal-kristal kalsit atau aragonite yang sangat halus, dapat berperan sebagai matriks diantara butiran karbonat atau sebagai penyusun utama batuan karbonat berbutir halus, butirnya berukuran <1/256 mm atau ukuran lempung. Pada saat proses pengendapan cangkang masuk dalam material ortochem. Diperkirakan terendapkan di daerah laut dangkal tepatnya di back reef - laguna dengan energi gelombang yang kecil dan energi pengendapan yang lemah. Subfase ini termasuk fase terumbu dimana fase ini tersusun oleh batu gamping yang massif dan tidak berlapis. Berdasarkan hasil deskripsi diatas, batuan nomor peraga 15 ini dapat disimpulkan bernama Mudstone ( Dunham, 1962 ) karena mengandung <10% butir dan didominasi oleh lumpur, Micrite ( Folk, 1959 ) karena ukuran butirnya merata, Kalkarenit (Grabau,1904) karena ukuran butirnya sama dengan ukuran pasir (1/16 mm - 2 mm)..

37

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

BAB V KESIMPULAN

Setelah melakukan pengamatan terhadap obyek batuan sedimen karbonat, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 5.1 Batuan sedimen karbonat adalah batuan yang mengandung sekurangkurangnya 50% kalsium karbonat (CaCO3). 5.2 Petrogenesis dari batuan sedimen karbonat dipengaruhi oleh tekstur, komposisi dan ukuran butir dari batuan itu sendiri yang mana selanjutnya juga akan berpengaruh dalam penamaan batuan. 5.3 Berdasarkan klasifikasi batuan karbonat oleh Grabau, Folk, dan Dunham, maka batuan sedimen karbonat yang dideskripsi memiliki nama secara berturut-turut sebagai berikut : Batuan nomor peraga 34, dari hasil deskripsi tekstur komposisi maka batu ini bernama Packstone (Dunham, 1962), Biomicrite ( Folk, 1959), Kalsilutit (Grabau,1904). Batuan nomor peraga 19, dari hasil deskripsi tekstur dan komposisi maka batu ini bernama Grainstone (Dunham, 1962), Oosparite (Folk, 1959), Kalkarenit (Grabau,1904). Batuan nomor peraga 10, dari hasil deskripsi tekstur dan komposisi maka batu ini bernama Grainstone (Dunham, 1962), Micrite (Folk, 1959), Kalsilutit (Grabau,1904). Batuan nomor peraga 212, dari hasil deskripsi tekstur dan komposisi maka batu ini bernama Packstone (Dunham, 1962), Biomicrite (Folk,1959), Kalkarenit (Grabau, 1904). Batuan nomor peraga 79, dari hasil deskripsi tekstur dan komposisi maka batu ini bernama Packstone (Dunham, 1962), Biomicrite (Folk,1959), Kalsilutit (Grabau, 1904).

38

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

Batuan nomor peraga 0000, dari hasil deskripsi tekstur dan komposisi maka batu ini bernama Packstone (Dunham, 1962), Biomicrite, (Folk,1959), Kalkarenit (Grabau, 1904). Batuan nomor peraga 15, dari hasil deskripsi tekstur dan komposisi maka batu ini bernama Mudstone (Dunham,1962), Micrite (Folk, 1959), Kalkarenite (Grabau, 1904).

39

Petrologi

Batuan Sedimen Karbonat

DAFTAR PUSTAKA

Amijaya.1995. Diktat Praktikum Petrologi. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Danisworo,dkk.1999. Buku Penuntun Kristalografi Mineralogi. Yogyakarta : UPN VETERAN Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung : Nova Katili, dkk. Geologi. Jakarta : Departemen Urusan Research Nasional Magetsari. 2006. Geologi Fisik. Bandung : Institut Teknologi Bandung Tim Assisten Petrologi. 2007. Buku Panduan Praktikum Petrologi. Semarang : UNDIP

40

Anda mungkin juga menyukai