mudah
dipindah-pindah
bila
dimaksudkan
untuk
memperkuat
lining beton dengan dinding galian. Biasanya dilaksanakan pada pembuatan terowongan.
5. Blanker Grouting
A. Metode Pelaksanaan Grouting Tirai Grouting tirai dilaksanakan dengan cara menginjeksi bahan berupa pasta sebagai bahan perekat ke dalam tanah / batuan yang lulus air, sehingga membentuk suatu tirai kedap air.
1. Tekanan :
Injeksi dilaksanakan pada lubang bor dengan kedalaman dan kekuatan tanah
tekanan ses dengan / batuan. Tekanan (P) = k . H2, dimana : P k = Tekanan grouting (kg/m2) =
k=0,3 H2= Kedalaman grouting diukur dari muka tanah sampai dengan zona tengah yang digrouting
2. Bahan : bahan yang digunakan untuk grouting tirai berupa
lempung (bentonite)
Mixer grouting.
Untuk
mengaduk
dan
mencampur
bahan
Pompa Grouting
kedalam lubang bor Mesin bor : Untuk membuat lubang bor pada tanah / grouting.
Page 1 2
TUGAS STABILITA S TANAH Pompa Tekan pemboran. 4. Grouting Perlu dilaksanakan uji grouting terlebih dahulu untuk menentukan a. Spasi grouting dan keperluan bahan. b. Tekanan yang diperbolehkan c. Perbandingan campuran bahan grouting 5. Urutan Pelaksanaan Grouting Tirai Pelaksanaan berurutan : Urutannya adalah : dimulai dari pilot holes, kemudian primary holes, secondary holes, tertiary holes, kuartenary holes. Setelah grouting selesai dilaksanakan pemboran cek holes. Pilot Holes berguna untuk mengevaluasi rancangan grouting yang ada, apakah sudah sesuai dengan data grouting test karena kondisi geologi sering berubah. Pelaksanaan grouting sbb : Pemboran Pensucian lubang bor Grouting Penutupan lubang bor grouting tirai sabaiknya dilaksanakan secara : Untuk sirkulasi air dalam pelaksanaan
Dari uji laboratorium di dapat harga Lugeon unit (Lu) yang didapat dengan rumus : Lu = dimana : Lu = Lugeon Unit (lt/menit/m)
Page 1 2
TUGAS STABILITA S TANAH Q = Debit air masuk (lt/menit) P = Tekanan L = Panjang zona yang diuji (meter) Besarnya Lu ini dapat digunakan sebagai batasan perlu tidaknya pelaksanaan grouting
Perbandingan campuran Semen : Air 1 :10
Jumlah Pemasukan <1200 liter/30 menit >1200 liter/30 menit <1200 liter/30 menit >1200 liter/30 menit <1200 liter/30 menit >1200 liter/30 menit <1200 liter/30 menit >1200 liter/30 menit sampa 1000 i lt/meter bila menurun setelah dihentikan dan diulang setelah kering dipakai bila terjadi kebocoran
Perbandingan Campuran Semen : Air Tetap 1:10 Diubah 1:8 Tetap 1:8 Diubah 1:5 Tetap 1:5 Diubah 1:3 Tetap 1:3 Diubah 1:2
1:8
1:5
1:3
1:2
1:1
6. Perubahan Campuran Dalam pelaksanaan penyuntikan campuran grouting ke dalam lubang bor dengan bahan semen dimulai dari campuran yang sangat encer kemudian berubah semakin kental. Perubahan campuran seperti table sebelumnya.
Page 1 2
TUGAS STABILITA S TANAH Grouting dinyatakan selesai apabila campuran semen idak masuk lagi, namun hal ini sangatlama sehingga diperlukan batasan yaitu :apabila pemasukan 6 liter/30 menit/meter.
Data Lugeon Unit di plot pada kertas sunilog, sehingga akan ketahuan perkembangan grouting. Dibuat juga penampang Lugeon Unit sebelum dan sesudah grouting. Dari penampang 2 tersebut akan kelihatan keberhasilan dari pelaksanaan grouting tirai.
Page 1 2
Page 1 2
Pencucian
Pematanga
Page 1 2
Uji
Tandon Air
Grouting
Mixing Plant S e m e n
Penutupan
Selesai Gudang
Page 1 2
Page 1 2
Apabila tanah yang baik sangat dalam sekali maka kita terpaksa menggunakan pondasi tiang. Untuk pondasi menerima getaran, seperti getaran mesin, getaran kendaraan, tiupan angin dll, maka di perlukan suatu pondasi yang agak berat, agar dapat mengimbangi atau mengurangi getaran yang timbul. Biasanya akibat suatu pondasi blok, kadang-kadang harus di tumpu di atas tiang apabila mesinya berat. Sekilas tentang dewatering
Page 1 2
TUGAS STABILITA S TANAH (penurunan air dalam tanah) Dalam pembangunan B.T.A, pintu air, graving dack basement dll, biasanya memerlukan penggalian tanah yang agak dalam, sehingga dasar podasi terletak di bawah permukaan air tanah agar kita dapat membuat pondasi tersebut maka perlu menurunkan muka air tanah atau dewatering. Dalam penggalian menuntut penurunan muka air tanah agar orang dapat bekerja dengan baik.
Penggalian dapat mengakibatkan rusaknya lapisan tanah yang akan memikul dasar pondasi. Akibat pemompaan air, banyak material air (pasir) akan terbawa, hal ini akan mengurangi kekuatan tanah yang bersangkutan. Akibat penggalian tanah, tegangan pada dasar tanah galian berkurang, hal ini akan mengakibatkan tanah dasar galian naik yang di sebut healle.
Page 1 2
TUGAS STABILITA S TANAH Menurunkan muka air tanah perlu di sesuaikan dengan ukuran dalamnya penggalian, keadaan tanah, dan keadaan lapisan tanah (geological). Tanah cepat kehilangan tegangan gesernya (c), sehingga terdapat kemungkinan tanah akan runtuh. Untuk menghindari hal ini maka bagian dasar pompa diberi lapisan kerikil pasir sebagai filter.
A.Sistem well Point ( sumuran titik ) Yang dimaksud dengan well point adalah sumur kecil yang dibuat dari pipa berdiameter 2 3 inch dan panjang kurang lebih 1,00 meter. Sumuran kecil ini dibuat dari kuningan atau baja tahan karat.
pom pa
pom pa
pom pa
pom pa
w ell point
w ell point
Dewtering / Pengeringan
Page 1 2
TUGAS STABILITA S TANAH Dewatering dapat mengakibatkan penurunan tanah dan bangunan disekitarnya Akibat pemompaan dapat mengakibatkan material pasir terhisap sehinggan dapat mengurangi kuat geser tanah Dalam perencanaan dewatering perlu mengetahui geological map dan perlapisan tanah secara jelas sehingga kita tahu secara jelas kondisi aqufer yang akan kita dewatering Sitim pengeringan dapat dilakukan di permukaan galian dan penurunan muka tanah
B. Debit Rembesan Sumur Tunggal Aliran air kedalam sumur, dan turunnya muka air pizometric merupakan permasalahan komplek dalam aliran tiga dimensi, sehingga perlu di analisa dengan model atau pendekatan matematis. Pendekatan dengan model maupun matemaitis tidak dapat
diterapkan secara tepat pada kondisi tanah, namun untuk situasi situasi tertentu pendekatan dengan model maupun matematis cukup memadai.
Page 1 2
dy dx
ho
ro perm eable
im perm eable
Anggapan anggapan
Hukum darcy =
=k*i *x*y
Q=k*
* x * y)
Dengan integrasi
Page 1 2
Q ln R ln ro =
hw2)
Q= Atau Q = S. S = -Si = # debit sumur tunggal # kondisi sumur sempurna # aliran grafitasi
Page 1 2
Si =
sumur sempurna
Dimana : Q = debit sumur (m3/dt) ro = jari jari sumur, ri = jari jari R = jari jari pengaruh (m) n = jumlah sumur terhadap sumur
Q Re Si
ri
hw
Page 1 2
Si =
sumur tunggal
Si = T = k*D T=k.D
multy well
Q=.k
[1+(0,3 +
) sin
Page 1 2
TUGAS STABILITA S TANAH Contoh: k H s rw 10 m Jawab: = 0,004 m/mnt = 40 m =0,3 m : Perkiraan aliran dari sumur apabila surut muka air adalah hw = 30 m =20m t = 20 -10 -2 = 8 m
Ditanya
Q =3,14 (0,004)
[1+(0,3 +
) sin
Q =3,14 (0,04)
(1,29)
Q=
E. Langkah langkah Perencanaan Dewatering 1. Membuat dan mengidentifikasi data perlapisan tanah dan muka air tanah (susunan lapisan tanah). 2. Membuat peta hidrogeologi (geological map)untuk mengetahui kondisi aquifer dan jenis aquifer (tertahan, semi tertahan, tidak tertekan) tertekan (confined aquifer), tidak tertekan (unconfined) 3. Menentukan jumlah dan letak pompa yang akan dipasang pada area yang akan didewatering. 4. Menghitung pengaruh sumur nyata pada titik titik yang ditinjau terhadap jumlah sumur yang direncanakan dengan rumus Sithardt ;
ln =
Si =
ln (paling minim)
8. Tabelkan penurunan air yang terjadi dengan debit yang telah dihitung ad.7.
Page 1 2
Page 1 2
Page 1 2
dengan
vertical
drain
akan
memperhitungkan
Vertical Sand Drain, yaitu dengan membuat lubang bor pada lapisan lempung dan diisi dengan pasir yag bergradasi tertentu
2.
Vertical Drain menggunakan geosintesis, yaitu berupa pita yang berukuran 10cm, dan diameter elevasinya diasumsikan sebagai keliling dibagi .
Teori Dasar Drainase Vertikal Pada pemasangan vertical drain maka pengaliran horisontal radial yang sangat dominan, sedangkan data soil yang ada biasanya hanya koefisien konsolidasi arah vertikal Cv. Dari hasil penelitian diketahui umumnya rasio koefisien konsolidasi arah horisontal dengan arah vertikal adalah :
Dengan semakin besar ratio tersebut, maka pemasangan vertikal drain dapat semakin bermanfaat, seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Jamiolkowski, dkk.1983, rasio konsolidasi arah vertikal denga arah horizontal dengan menggunakan konstruksi PVD didapat
Page 1 2
Konstruksi Vertical Sand Drain adalah seperti pada gambar dibawah ini :
Timbunan tanah
Lapisan pasir
Fungsi timbunan tanah adalah sebagai beban agar terjadi penurunan sebelum konstruksi yang sebenarnya dibuat. Setelah waktu tertentu (setelah diperkirakan konsolidasinya sebenarnya. mencapai 80%), timbunan tanah tersebut dibuang dan diganti dengan konstruksi yang
(0,50
1,00)
adalah untuk
Diameter lubang bor umumnya antara 20 60 cm, dan jarak lubang bor antara 1,50 4,50 m, tergantung pada jenis tanahnya.
Page 1 2
TUGAS STABILITA S TANAH Formasi lubang bor-nya ada dua macam, yaitu jaringan bujur sangkar dan jaringan segitiga sama sisi.
Jaringan Bujur sangkar R = 0,564 s Jaringan Segitiga sama sisi R = 0,525 s
PRINSIP TEORI KERJANYA Prinsip kerjanya adalah mempercepat aliran air. Jika tanpa sand drain, aliran air akan bergerak ke arah vertikal saja, tetapi dengan adanya sand drain, aliran air selain akan bergerak ke arah vertikal juga ke arah horisontal Dengan adanya sand drain, maka konsolidasi yang akan terjadi adalah konsolidasi tiga dimensi, yaitu arah x, y, dan z. Pada arah x y atau arah mendatar, hitungan didasarkan pada satu pipa pasir yang akan berpengaruh pada satu lingkaran tertentu yang mempunyai jari jari R. Mengenai besarnya jari jari R tersebut tergantung pada bentuk jaringan pipanya. Untuk : jaringan bujur sangkar, R = 0,564 s jaringan segitiga sama sisi, R = 0,525 s Untuk menghitung persentase konsolidasi pada arah mendatar,
digunakan rumus : Ur = f (Tr) dengan : Pada arah vertical digunakan rumus : Uv = f (Tv) dengan :
Page 1 2
TUGAS STABILITA S TANAH Untuk konsolidasi gabungan vertikal dan mendatar (radial) besarnya presentase konsolidasi adalah : U = 1- (1-Ur)(1-Uv) Harga Tr dan Tv adalah seperti daftar : Uv atau Ur 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 Tr n=5 0,012 0,026 0,042 0,060 0,081 0,107 0,137 0,188 0,27 n=10 0,021 0,044 0,070 0,101 0,137 0,180 0,231 0,317 0,455 n=20 0,030 0,063 0,101 0,144 0,195 0,258 0,330 0,453 0,649 Tv 0,008 0,031 0,071 0,126 0,197 0,237 0,405 0,565 0,842
= 2,76
Cc = 0,50
= 1,20
= 19,6 cm
Page 1 2
Tinjauan tekanan terhadap tengah tengah lapisan lempung Po = h.a = 4.0,8 = 3,2 t/m2 = 0.32 kg/cm2
Akibat timbunan pasir dan tanah : q = 0,50 . 1,80 + 2. 1,75 = 4,4 t/m2 = 0,44 kg/cm2 p = {[20 x 20] / [(20+4) (20+4)]}. 0,44 = 0,31 kg/cm2
R = 0,525 x s
Tr = 0,288
Dengan : Tv = 0,0194, dari daftar Uv Tv didapat Uv = 14,96% U = 1 - (1 Ur) (1 U v) = 1 (1 0,7072)(1 0,1496) = 0,7510 = 75,10 % Jadi penurunan yang akan terjadi setelah 4 bulan, bila menggunakan sand drain adalah : S4bulan = 0,7510 x 53,45 = 40,17cm
b.
TUGAS STABILITA S TANAH Laju konsolidasi lempung jenuh dengan permeabilitas rendah dapat dinaikkan dengan menggunakan drainase vertikal ( vertical drain ) yang memperoleh lintasan pengaliran dalam lempung ke atas (permukaan tanah) Dengan menggunakan konstruksi vertikal drain, volume air pada tanah lempung lunak dapat dialirkan ecara horizontal / radial dan melalui konstruksi vertikal drain dengan penambahan beban (pre-loading) maka air pori dapat mengalir ke atas menyebakan disposi air pori lebih cepat. Jenis Drainase Vertikal:
1.
Vertical Sand Drain, yaitu dengan membuat lubang bor pada lapisan lempung dan diisi dengan pasir yag bergradasi tertentu
2.
Vertical Drain menggunakan geosintesis, yaitu berupa pita yang berukuran 10cm, dan diameter elevasinya diasumsikan sebagai keliling dibagi .
Teori Dasar Drainase Vertikal Pada pemasangan vertical drain maka pengaliran horisontal radial yang sangat dominan, sedangkan data soil yang ada biasanya hanya koefisien konsolidasi arah vertikal Cv. Dari hasil penelitian diketahui umumnya rasio koefisien konsolidasi arah horisontal dengan arah vertikal adalah sebagai berikut: Ch = (1 2) Cv Dengan semakin besar ratio tersebut, maka pemasangan vertikal drain dapat semakin bermanfaat, seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Jamiolkowski, dkk.1983, rasio konsolidasi arah vertikal denga arah horizontal dengan menggunakan konstruksi PVD didapat : Ch = ( 2 4 ) Cv
Page 1 2
TUGAS STABILITA S TANAH Dengan memperhitungkan pengaruh smearzone nilai Ch dapat diambil : Ch = ( 1, 2 3 ) Cv
Derajat konsolidasi tanah lempung jenuh tanpa vertikal fibre drain : Tv = t . Cv / Hd2 Uv = f ( Tv )
Uv = 100
Dimana : - Uv = Derajat konsolidasi arah vertikal - Tv = Time faktor - t = waktu yang dibutuhkan untuk konsolidasi - Cv = koefisien konsolidasi arah vertikal - Hd = tebal tanah lunak yang terkonsolidasi
Derajat konsolidasi tanah lempung jenuh dengan vertikal fibre drain : U Uh Th = 1 (1-Uv) (1-Uh) = f (Th) = Ch . t / D2................................................ 1 Th = 1/8 ( Fn + Fs + Fr ) ln { 1 / (1-Uh) }
Page 1 2
TUGAS STABILITA S TANAH Th = 1/8 Fn ln { 1 / (1-Uh)}............................. 2 Fn dw Dimana : Uh Fn dw D = derajat konsolidasi rata-rata arah = ln ( D / dw 0,75 ) =(a+b)/2
horisontal/radial akibat vertical drain = factor jarak vertical drain = keliling bahan vertical drain = diameter ekivalen vertikal drain
Diameter ekivalen vertikal drain (D) ditentukan oleh formasi jarak titik vertikal fibre drain, ada dua macam susunan vertical drain yaitu : jaringan bujur sangkar dan jaringan segitiga, seperti gambar bawah. Persamaan 1 dan 2 dapat disubtitusikan sebagai berikut: (t x Ch) / D = { ln ( D / dw ) 0,75 } l { (pers.1) (pers.2) /( - Uh)} 3
Dengan cara coba coba nilai q maka dapat ditentukan persamaan 1 = persamaan 2, dan hasil ini jarak vertical fibre drain dapat ditentukan. Besarnya penurunan total ( Stot) Stot Besarnya settlement sisa yang terjadi akibat adanya vertical drain : S sisa = ( U100% - U akibat PVD ) * ( S total S PVD ) Input Data Perencanaan Vertical Fibre Drain
Page 1 2
TUGAS STABILITA S TANAH Data tanah yang diperlukan untuk perencanaan vertical drain antara lain: 1. Cv 2. 3. dw 5. H = koefisien konsolidasi (m / tahun) = berat isi tanah (t/m) = keliling vertical fibre drain yang digunakan = kedalaman tanah lunak yang akan dimempatkan. Prefabricated Drain (PVD) sangat efektif untuk mempercepat penurunan
pada tanah lempung jenuh sangat lunak sampai lunak. Definisi tanah lunak adalah : Data dari sondir - nilai tahanan konus (qc) < 10 kg/cm Data test SPT - nilai N-SPT < 5 pkln /30cm
Peralatan yang digunakan : 1. Crawler Crane kapasitas 35 ton, dilengkapi dengan mastdrell dan sticker rig.
2. Mastdrell atau rig, besi berbentuk segi empat (30cm : 30cm) dengan
panjang standar 6, 00 m 3. Mastdrel merupakan besi berongga segi empat dengan ukuran tanah yang dilengkapi dengan sepatu angkur atau shoeplate. x
Prosedur Pemasangan 1. Pemasangan titik-titik lokasi PVD ditentukan oleh surveyor sesuai gambar kerja. 2. PVD dimasukkan dari pemegang (holder) PVD lewat bagian bawah dalam masdrell kemudian keluar di bagian atas masdrell, lalu
Page 1 2
TUGAS STABILITA S TANAH dimasukkan pada bagian atas dari mandrell dan keluar pada bagian ujung bawah mandrell. 3. Di bagian ujung bawah PVD diberi shoepile dengan cara memasukkan ke dalam pegangan lalu dilipat dan dimasukkan ke dalam mandrell dengan menarik PVD bagian luar dari bagian bawah masdrell. 4. Kemudian unit peralatan diposisikan pada titik PVD yang akan dipasang dan secara mekanis dilakukan penekanan mandrell ke bawah sampai kedalaman yang ditentukan. 5. Pemasangan PVD harus dilaksanakan tanpa adanya kerusakan PVD saat pemancangan ataupun penarikan mandrell. Bilamana pada saat pemasangan ataupun penarikan mandrell PVD-nya putus, maka harus diperbaiki pemasangan PVD di dalam mandrell dan melakukan pemasangan ulang. 6. Tidak diperbolehkan penyambungan atau pemotongan mandrell pada saat pemancangan PVD, hal tersebut hanya diperbolehkan setelah selesai penarikan mandrell. 7. PVD yang terpasang akan dipotong dan dilebihkan lebih kurang dari 20,0 cm di atas permukaan tanah setempat.
Instrumentasi Monitoring yang Diperlukan Untuk memastikan bahwa pelaksanaan percepatan konsolidasi dengan pre-loading dan vertical drain pada timbunan badan jalan sesuai dengan perhitungan, maka diperlukan monitoring terhadap deformasi arah lateral maupun horizontal dan penurunan tegangan air pori yang terjadi akibat adanya penimbunan badan jalan tersebut.
Page 1 2
TUGAS STABILITA S TANAH Dari hasil pengamatan dini akan dievaluasi apakah timbunan mengalami keruntuhan atau tidak dan seberapa besar pertambahan kekuatan geser pada lapisan yang terkonsolidasi, sehingga dapat dilakukan penimbunan berikutnya. Beberapa alat monitoring yang diperlukan untuk pekerjaan vertical drain adalah : a. Settlement plate, digunakan untuk mengamati besarnya total penurunan arah vertical dan untuk pengukuran volume urugan. b. Piezometer, digunakan untuk mencatat tegangan air pori yang terjadi dan untuk mengetahui derajat konsolidasi. c. Inclinometer, digunakan untuk mengetahui besarnya pergerakan tanah lateral, sehingga kelongsoran timbunan tanah dapat diketahui lebih dini. C. Permasalahan Yang Sering Dihadapi Dilapangan a. Yang digunakan berupa pipa... bulat dan besar. Ini akan berpengaruh terhadap zone smear sehingga PVD tidak berfungsi dengan baik.
b. Lapisan tanah lempung yang dipasang vertical fibre drain tidak jenuh
100% (Sr < 100 %), hal ini akan berpengaruh terhadap gaya kapiler PVD. c. Penimbunan tanah saat pre-loading melebihi tinggi timbunan kritis (Hcr) dan terlalu cepat sehingga PVD akan bengkok.
d. Waktu pre-loading terlalu cepat dan penurunan belum mencapai lebih
Page 1 2
TUGAS STABILITA S TANAH Penimbunan tanah untuk preloading tidak boleh melebihi tinggi kritis timbunan ( Hcr ) Preloading harus dilakukan secara bertahap Final elevasi preloading harus diperhitungkan terhadap beban perkerasan dan beban trafik.
Page 1 2
digali III II I
0,6m timbunan tanah beban trafik 1,0m timbunan tanah perkerasan timbunan tanah Hcr
Page 1 2