Anda di halaman 1dari 4

Status epileptikus

Definisi.Bangkitan kejang yang berlangsung selama 30 menit atau lebih, baik secara terus menerus atau berulang tanpa disertai pulihnya kesadaran di antara kejang.. Status epileptikus dapat digolongkan sebagai menyeluruh (tonik-klonik, linglung) atau parsial (sederhana, kompleks, atau dengan generalisasi sekunder) Epidemiologi Terjadi dengan angkakejadian kira-kira 60.000 - 160.000 kasus dari status epileptikus tonikklonik umum yangterjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya. Pada sepertiga kasus, status epileptikus merupakan gejala yang timbul pada pasien yang mengalami epilepsi berulang. Sepertigakasus terjadi pada pasien yang didiagnosa epilepsi, biasanya karena ketidakteraturan dalammemakan obat antikonvulsan. Pada kejadian tahunan menunjukkan kejadian puncak pada neonatus, anak -anak dan usia tua. Pada usia tua Status Epileptikus kebanyakansekunder karena adanya penyakit serebrovaskuler, disfungsi jantung, dementia. Etiologi Ada 3 subtipe utama status epileptikus pada anak: 1. Kejang demam lama 2. Status epliepikus idiopatik (kejang berkembang pada tidak adanya lesi atau serangan SSS yang mendasari) misalnya karena penghentian antikonvolsan mendadak. 3. Status epileptikus bergejala (kejang terjadi bersama gangguan neurologis atau kelainan metabolik yang lama) misalnya karenap enyakit cerebrovaskular, epilepsi kronik, infeksi SSP, toksisitas obat-obatan, hipokalsemia, hipoglikemia, trauma, tumor, intoksikasi timah hitam. Patofisiologi Fase pertama terjadimekanisme kompensasi, seperti peningkatan aliran darah otak dan cardiac output,peningkatan oksigenase jaringan otak, peningkatan tekanan darah, peningkatan laktat serum, peningkatan glukosa serum dan penurunan pH yang diakibatkan asidosis laktat. Perubahan syaraf reversibel pada tahap ini. II. Setelah 30 menit, ada perubahan ke f ase kedua, kemampuan tubuh beradaptasi berkurang dimana tekanan darah , pH dan glukosa serum kembali normal. Kerusakan syaraf irreversibel pada tahap ini. III. Pada fase ketigaaktivitas kejang berlanjut mengarah pada terjadinya hipertermia(suhu meningkat),perburukan pernafasan dan peningkatan kerusakan syaraf yang irreversibel IV. .Aktivitas kejang yang berlanjut diikuti oleh mioklonus selama tahap keempat ketikapeningkatan pernafasan yang buruk memerlukan mekanisme ventilasi. V. Keadaan ini diikuti oleh penghentian dari seluruh klinis aktivitas kejang pada tahap kelima, tetapi kehilangan syaraf dan kehilangan otak berlanjut.Kerusakan dan kematian syaraf tidak seragam pada status epileptikus, tetapi maksimalpada lima area dari otak (lapisan ketiga, kelima, dan keenam dari korteks serebri,serebellum, hipokampus, nukleus thalamikus dan amigdala). Mekanisme yang tetap dari kerusakan atau kehilangan syaraf begitu kompleks dan melibatkan penurunan inhibisi aktivitas syaraf melalui reseptor GABA dan meningkatkanpelepasan dari glutamat dan merangsang reseptor glutamat dengan masuknya ion Natriumdan Kalsium dan kerusakan sel yang diperantarai kalsium. I.

Manifestasi klinis

Pengenalan terhadap status epileptikus penting pada awal stadium untuk mencegahketerlambatan penanganan. Status tonik -klonik umum(Generalized Tonic-Clonic )merupakan bentuk status epileptikus yang paling sering dijumpai, hasil dari survei ditemukankira-kira 44 sampai 74 persen, tetapi bentuk yang lain dapat j uga terjadi. A. Status Epileptikus Tonik-Klonik Umum(Generalized tonic-clonic Status Epileptikus) Ini merupakan bentuk dari Status Epileptikus yang paling sering dihadapi dan potensial dalam mengakibatkan kerusakan. Kejang didahului dengan tonik -klonik umum atau kejang parsial yang cepat berubah menjadi tonik klonik umum.Pada status tonik -klonikumum, serangan berawal dengan serial kejang tonik -klonik umum tanpa pemulihan kesadaran diantara serangan dan peningkatan frekuensi. Setiap kejang berlangsung dua sampai tiga menit, dengan fase tonik yang melibatkanotot-otot aksial dan pergerakan pernafasan yang terputus -putus.Pasien menjadi sianosisselama fase ini, diikuti oleh hyperpnea, retensi CO2. Adanya takikardi dan peningkatantekanan darah,hyperpireksia mungkin berkembang.Hiperglikemia dan peningkatan laktat serum terjadi yang mengakibatkan penurunan pH serum dan asidosis respiratorik dan metabolik. B. Status Epileptikus Klonik-Tonik-Klonik(Clonic-Tonic-Clonic Status Epileptikus). Adakalanya status epileptikus dijumpai dengan aktivitas klonik umum mendahului fasetonik dan diikuti oleh aktivitas klonik pada periode kedua C. Status Epileptikus Tonik (Tonic StatusEpileptikus) Status epilepsi tonik terjadi pada anak -anak dan remaja dengan kehilangan kesadaran tanpa diikuti fase klonik.Tipe ini terjai pada ensefalopati kronik dan merupakangambaran dari Lenox-Gestaut Syndrome D. Status EpileptikusMioklonik Biasanya terlihat pada pasien yang mengalami enselofati.Sentakan mioklonus adalah menyeluruh tetapi sering asimetris dan semakin memburuknya tingkat kesadaran.Tipe dari status epileptikus tidak biasanya pada enselofati anoksia berat dengan prognosa yang buruk, tetapi dapat terjadi pada keadaan toksisitas, metabolik, infeksi atau kondisi degeneratif E. Status Epileptikus Absens Bentuk status epileptikus yang jarang dan biasanya dijumpai pada usia pubertas ataudewasa. Mungkin ada riwayat kejangumum primer atau kejang absens pada masa anak -anak.Pada EEG terlihat aktivitas puncak 3 Hz monotonus pada semua tempat. F. Status Epileptikus Non Konvulsif Kondisi ini sulit dibedakan secara klinis dengan status absens atau parsial kom pleks, karena gejalanya dapat sama. Pasien dengan status epileptikus non -konvulsif ditandai denganstupor atau biasanya koma.Ketika sadar, dijumpai perubahan kepribadian dengan paranoia,delusional, cepat marah,halusinasi, tingkah laku , retardasi psikomotor dan pada beberapa kasus dijumpai psikosis. Pada EEG menunjukkan generalizedspikewavedischarges G. Status Epileptikus Parsial Sederhana Status SomatomotorikKejang diawali dengan kedutan mioklonik dari sudut mulut, ibu jari dan jari -jaripada satu tangan atau melibatkan jari -jari kaki dan kaki pada satu sisi danberkembang menjadi jacksonian march pada satu sisi dari tubuh. Kejangmungkin menetap secara unilateral dan kesadaran tidak terganggu. Pada EEGsering tetapi tidak selalu menunjukkan periodic lateralized epileptiform discharges pada hemisfer yang berlawanan(PLED), dimana sering berhubungandengan proses destruktif yang pokok dalam otak. Variasi dari s tatussomatomotorik ditandai dengan adanya afasia yang intermitten atau gangguanberbahasa(status afasik)

H. Status Epileptikus Parsial Kompleks Dapat dianggap sebagai serial dari kejang kompleks parsial dari frekuensi yang cukupuntuk mencegah pemulihan diantara episode.Dapat terjadi otomatisme, gangguanberbicara, dan keadaan kebingungan yang berkepanjangan.Pada EEG terlihat aktivitasfokal pada lobus temporalis atau frontalis di satu sisi, tetapi bangkitan epilepsi seringmenyeluruh.Kondisi ini dapat dibedakan dari status absens dengan EEG, tetapi mungkinsulit memisahkan status epileptikus parsial kompleks dan status epileptikus non konvulsif pada beberapa kasus

Diagnosa: Bagan Penatalaksanaan Status Epileptikus Darto Saharto 2006.


Tatalaksana

Prinsip penatalaksanaan penderita dengan status epileptikus adalah sebagai berikut: 1. Tindakan suportif. Merupakan tindakan awal yang bertujuan menstabilisasi penderita (harus tercapai dalam 10 menit pertama), yaitu ABC: Airway: Bebaskan jalan nafas, Breathing: Pemberian pernafasan buatan/bantuan nafas. Circulation: Pertahankan/ perbaiki sirkulasi, bila perlu pemberian infus atau transfusi jika terjadi renjatan 2. Hentikan kejang secepatnya*. Dengan memberikan obat anti kejang, dengan urutan pilihan sebagai berikut (harus tercapai dalam 30 menit pertama): Pilihan I: Golongan Benzodiazepin (Lorazepam, Diazepam), Pilihan II: Phenytoin, Pilihan III: Phenobarbital 3. 4. 5. 6. 7. Pemberian obat anti kejang lanjutan* Cari penyebab status epileptikus Penatalaksanaan penyakit dasar Mengatasi penyulit Bila terjadi refrakter status epileptikus atasi dengan*: Midazolam, atau Barbiturat (thiopental, phenobarbital, pentobarbital) atau Inhalasi dengan bahan isoflurane * Jenis dan dosis obat-obatan yang diberikan dapat dilihat pada Bagan Penatalaksanaan Status
Epileptikus Darto Saharto 2006.

DIAGNOSIS BANDING

Epilepsi Konvulsi Sinkop

KOMPLIKASI

Asidosis

Hipoglikemia Hiperkarbia Hipertermia Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) Gagal ginjal akut Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Edema otak, edem aotak, hipertensi pulmonal

PROGNOSIS Tergantung pada:Penyakit dasar, kecepatan penanganan kejang, komplikasi

Dafpus: nelson, pedoman tatalaksanan epilepsi (perhimpunan dr spesialis saraf), epilepsi /ayan (lumbantobing)

Anda mungkin juga menyukai