Anda di halaman 1dari 5

Halaman 12, 13, 14, 15, 16.

Bab 3 RHIZOPODA

Dari kelas Rhizopoda ini dapat dibagi menjadi 4 Genus berdasarkan morfologi dari intinya, yaitu: 1. Genus Entamoeba dengan inti Entamoeba. Inti entamoeba, yaitu kariosom kecil terletak di bagian tengah inti (eksentris atau sentris), di sekeliling membran inti terdapat banyak granula kromatin. Yang termasuk dalam genus ini ada beberapa spesies, yaitu: a) Entamoeba histolytica b) Entamoeba coli c) Entamoeb hartmani d) Entamoeba gynggivalis 2. Genus Endolimax dengan inti Endolimax Inti Endolimax, kariosomnya besar, dibagian tengah inti, bentuk tidak beraturan dan dihubungkan dengan membran inti oleh serabut ekromatik, tidak mempunyai kariosom perifer. Yang termasuk genus ini adalah spesies Endolimax nana. 3. Genus Iodamoeba dengan inti Iodamoeba Inti Iodamoeba, kariosomnya besar terletak di bagian tengah inti dikelilingi butir-butir akromatin, kromatin primer tidak ada. Yang termasuk genus ini adalah spesies Iodamoeba butschilii. Gambar 3.1 inti Entamoeba

Gambar 3.3 Inti Iodamoeba 4. Genus Dientamoeba Parasit kecil, hanya terdapat stadium trofozoit yang mempunyai 2 inti Dientamoeba, kariosomanya di bagian tengah inti terdiri dari beberapa

granula kromatin dan membentuk lingkaran yang dihubungkan dengan membran inti oleh serabut akromatik. Yang termasuk genus ini adalah spesies Dientamoeba fragilis.

Gambar 3.4 Inti Dientamoeba Manusia merupakan hospes dari 7 spesies Rhizopoda yang 6 diantaranya berhabitat di rongga usus besar, yaitu E. coli, E. hartmani, E. nana, I. bustchilii dan D. fragilis, sedang satu spesies yaitu E. gynggivalis hidup di rongga mulut manusia. Dari 7 spesies ini hanya Entamoeba histolytica yang petogen. Sedang 6 spesies lainnya tidak patogen dan hidup komersal pada manusia. Terdapat juga Amoeba yang hidup bebas dan patogen, yaitu spesies Naegleria fauleri dari genus Naegleria dan Acanthamoeba culbertsoni dari genus Acanthamoeba.

Entamoeba histolytica Schaudinn (1903) Sejarah Parasit ini pertama kali ditemukan oleh Lambl tahun 1859, sedang 1875 Losch membuktikan sifat patogen dari parasit ini, dan Schaudinn (1903) dapat membedakan janis Amoeba yang patogen dan yang apatogen. Penyebaran Parasit ini tersebar luas di seluruh dunia, tapi lebih banyak di daerah tropis dan subtropis daripada di daerah beriklim sedang. Hospes Hospes dari parasit ini adalah manusia dan kera. Di Cina, anjing dan tikustikus liar merupakan sumber infeksi bagi manusia. Walaupun bukan merupakan faktor penting dalam penyebaran penyakit pada manusia, maka hewan-hewan ini dianggap sebagai hospes reservoir dari E. histolytica. Habitat

Habitat dari stadium trofozoit parasit ini (stadium yang menginfeksi jaringan stadium histolytica) hidup di dalam jaringan mukosa dan submukosa dari usus besar manusia. Stadium minuta dan stadium kista ditemukan di lumen dari usus besar manusia. Morfologi Dalam mempelajari struktur E. histolytica biasanya dapat dipelajari dari preparat yang dipulas (yodium atau ironhematoxylin) ataupun tanpa pulasan. Dalam daur hidup E. histolytica: 1. Stadium Trofozoit (stadium pertumbuhan atau stadium makan). Dalam keadaan segar, di bawah mikroskop stadium ini terlihat bergerak dengan pseudopodia yang dibentuk mendadak dengan pergerakan cepat. Ukurannya: 10-40 mikron, rata-rata 20-30 mikron, karena pergerakan ini, bentuknya menjadi tidak tetap. Ektoplasmanya jernih dan transparan. Endoplasmanya mempunyai granula halus, di dalamnya ditemukan sel darah merah, kadang-kadang sel leukosit. Stadium ini adalah patogen disebut juga sebagai stadium histolytica (histolytica = jaringan, lysis = hancur). Stadium ini terdapat didalam jaringan usus besar, paru-paru, hati, otak, kulit, dan vagina. Stadium ini berkembang biak secara belah pasang di jaringan dan dapat merusak jaringan dengan enzim yang dikeluarkannya yaitu enzim proteliotik. Stadium ini mempunyai satu inti yaitu inti bentuk entamoeba dengan kariosom terletak di tengah = sentris.

Gambar 3.5 trofozoit dari E. histolytica 2. Stadium prekista =stadium minuta Ukuran stadium ini lebih kecil yaitu 10-20 mikro. Stadium ini disebut juga stadium esensial. Bentuknya hampir sama dengan stadium histolytica, hanya pseudopodianya dibentuk agak lambat, hingga bentuknya gak tumpul.

Endoplasmanya bergranula halus, mempunyai satu inti entamoeba, tidak mengandung sel darah, tapi mengandung bakteri dan sisa makanan. Stadium ini berkembang biak secara belah pasang dan hidup komensal dirongga usus besar dan dapat berubah menjadi stadium histolytica yang patogen. Oleh karena itu, stadium prekista atau stadium minuta ini dikenal sebagai stadium esensial atau stadium pokok. 3. Stadium kista Stadium kista dibentuk dalam rongga usus besar manusia. Proses perubahan dari stadium minuta menjadi stadium kista disebut ekistasi, dimana bentuknya berubah menjadi bulat yang dikelilingi membran yang refraktil, disebut dinding kista. Kista ini berukuran lebih kecil, yaitu 6-9 mikron dan ada yang 12-15 mikron. Kista ini mempunyai inti entamoeba. Ada tiga macam kista, yaitu yang berinti 1 dan yang berinti 2 serta berinti 4. Biasanya didalam tinja ditemukan kista dengan inti 1 dan inti 4. Di dalam endoplasma ditemukan benda kromatoid yang besar yang tampak seperti batang dengan ujung yang tumpul (membulat) yang menyerupai cerutu atau benda lisong dan terdapat juga didalam kista ini vakuola glikogen. Benda kromatid dan vakuola glikogen biasanya ditemukan pada kista yang muda, yaitu yang berinti 1 dan 2, maka benda-benda ini diduga sebagai makanan cadangan. Pada kista yang lebih tua yaitu kista inti empat benda-benda ini tidak ditemukan lagi. Stadiumstadium kista ini tidak patogen, tapi kista inti 4 merupakan stadium infektif.

Gambar 3.7 Kista pada E. histolytica 1. Dinding kista 2. Inti; 3. Benda kromatoid, 4. Vakuola glikogen

Siklus hidup E. histolytica Manusia terinfeksi E. histolytica bila memakan stadium kista inti 4. Di dalam lambung, kista tidak mengalami perubahan, sebab dinding kista tahan terhadap kesamaan lambung. Di rongga usus halus, dinding kista akan di cerna dan menjadi eksistasi dan keluarlah metakista yang disebut bentuk minuta. Bentuk minuta ini langsung masuk ke usus besar dan dapat berubah menjadi bentuk histolytica. Bentuk inilah yang patogen, karena stadium ini dapat menghancurkan mukosa usus besar dan jaringan dengan enzim histolisin yang dikeluarkannya. Dari jaringan mukosa yang sudah dirusak stadium histolytica ini dapat masuk ke jaringan submukosa. Di dalam jaringan submukosa ini stadium histolytica memperbanyak diri dengan berkembang biak secara belah pasang. Bentuk histolytica ini dapat masuk ke pembuluh darah dan dapat dibawa ke alat-alat di luar secara perkontinuitatum ke alat-alat yang berdekatan. Hal ini ditemukan bila terjadi perforasi. Bentuk histolytica ini tidak selalu menimbulkan penyakit. Bila hal ini terjadi, stadium histolytica akan berubah menjadi minuta dan hidup komensal dirongga usus besar, kemudian bentuk minuta akan berubah menjadi bentuk kista dengan cara membentuk dinding. Bentuk kista yang muda merupakan kista berinti 1 dengan vakuola dan benda kromatoid, kemudian terbentuk kista inti 2 yang juga mempunyai vakuola dan benda kromatoid. Benda-benda ini di anggap sebagai cadangan makanan, lalu terbentuk kista inti 4tanpa vakuola dan benda kromatoid. Stadium ini dianggap sebagai stadium infektif, tapi stadium ini hanya dapat berkembang setelah keluar dari tubuh hospes yang baru. Bersama tinja penderita dapat ditemukan stadium histolytica, stadium minuta, dan stadium kista. Stadium minuta dan stadium histolytica tidak infektif.

Anda mungkin juga menyukai