Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

SISTEM MANAJEMEN DAN INFORMASI KESEHATAN

O L E H:
Kartini Tri Wahyuni Zhylvia Ramdha Farida Hidayanti Nurul Ilmi Nurdin A. Dali K211 10 294 K211 10 292 K211 10 286 K211 10 289 K211 10 290 K211 11 405

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tujuan nasional bangsa Indonesia seperti yang termaktuf dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, adalah untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Menyadari bahwa tercapainya tujuan pembangunan nasional merupakan kehendak dari seluruh rakyat Indonesia, dan dalam rangka menghadapi semakin ketatnya persaingan bebas pada era globalisasi, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan. Dalam hal ini peranan keberhasilan pembangunan kesehatan sangat menentukan. Penduduk yang sehat bukan saja akan menunjang keberhasilan program pendidikan, tetapi juga mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan penduduk. Untuk mempercepat keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan kebijakan pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan proaktif dengan melibatkan semua sektor terkait, pemerintah, swasta dan masyarakat. Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh kinerja sektor kesehatan semata, melainkan sangat dipengaruhi oleh interaksi yang dinamis dari pelbagai sektor. Oleh karena itu sangat diperlukan suatu manajemen kesehatan untuk mengatur segala bentuk upaya pembangunan kesehatan. Selain itu peranan teknologi informasi juga sangat dibutuhkan untuk menjalin interaksi yang dinamis antara berbagai sektor demi kemajuan pembangunan kesehatan secara nyata.

B. Rumusan Masalah 1. Apa itu sistem manajemen kesehatan? 2. Apa itu sistem informasi kesehatan?

2. Apa saja unsur-unsur dari manajemen kesehatan? 3. Apa fungsi sistem informasi kesehatan dan manajemen kesehatan?

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem Manajemen Kesehatan Manajemen kesehatan merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan data dan informasi, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Manajemen kesehatan diselenggarakan melalui administrasi kesehatan, yaitu kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan serta pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Agar

administrasi kesehatan dapat dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna, diperlukan dukungan tiga unsur lain dari manajemen kesehatan, yaitu pengelolaan informasi kesehatan, pengelolaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kesehatan, serta penyelenggaraan hukum kesehatan. Komponen manajemen kesehatan menjadi penting ditengah

berkembangnya isu desentralisasi kesehatan seiring dengan otonomi daerah yang sedang berlangsung. Diakui selama otonomi daerah berlangsung, manajemen kesehatan di daerah belum memberikan gambaran kondisi yang menggembirakan. Di sisi lain untuk membentuk jaringan sistem kesehatan yang andal secara nasional, selain perlunya perubahan paradigma dari paradigma sakit menuju paradigma sehat, maka sistem informasi kesehatan akan menjadi tulang punggung arus informasi dari bawah ke atas. Dalam manajemen kesehatan baik dalam lingkup global dan lokal, tidak akan lepas dari unsur perencanaan, administrasi, regulasi dan legislasi. Semua unsur itu akan membentuk manajemen kesehatan yang mendukung sumber daya produksi, penyediaan kesehatan dalam masalah keorganisasian kesehatan selain dukungan sumber pembiayaan. Berikut ini beberapa unsur dalam manajemen kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Perencanaan merupakan fase kebijakan untuk menentukan sasaran yang akan memengaruhi semua komponen baik individu maupun secara lingkungan. Hal itu bisa dilakukan pertama kali di tingkat menteri dan diteruskan di tiap sistem di bawahnya. Saat ini aspek perencanaan memiliki peranan yang penting bagi suatu daerah. Aktivitas pemerintah akan terlaksana dengan lebih baik jika seluruh tahapan proses perencanaan dilaksanakan secara konsekuen. Perencanaan strategik mendorong pemikiran kedepan dan menjelaskan arah yang dikehendaki di masa yang akan datang. Secara lebih spesifik, konsep perencanaan strategik membicarakan hubungan antara lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Konsep ini memberi petunjuk bagaimana menghadapi dan menanggulangi perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal melalui serangkaian tindakan di lingkungan internal. Lebih dari itu, perencanaan strategik bahkan mampu memberikan petunjuk bagi para eksekutif dalam upaya memengaruhi dan mengendalikan lingkungan itu dan tidak hanya sekedar memberi reaksi atas perubahan di tingkat eksternal tersebut. Saat ini banyak program kesehatan yang kurang mengikutsertakan dan memberdayakan masyarakat. Pemerintah hanya mengandalkan tenaga kesehatan. Pemerintah dalam membuat program harus melihat potensi masyarakatnya seperti sumber daya manusia (SDM), kondisi geografis atau kondisi sosial dan budayanya sehingga program tersebut akan cocok terhadap kebutuhan masyarakat setempat. 2. Administrasi Administrasi dibuat untuk mempercepat proses keputusan, pengawasan, dan aktivitas lainnya yang menjamin tingkat keputusan sebuah sistem kesehatan terhadap pelanggannya. Dalam hal ini diperlukan delapan proses utama, yaitu organisasi, staffing dan anggaran, supervise, konsultasi, pengadaan dan logistik, catatan dan laporan, koordinasi dan evaluasi.

3. Regulasi Berjalannya sebuah sistem membutuhkan suatu regulasi (standar pelaksanaan) dari tingkat yang lebih tinggi terutama regulasi pemerintah. Regulasi ini harus menjamin unsur-unsur sistem kesehatan yang tersedia. Beberapa hal yang harus ada dalam sebuah regulasi yaitu mengenai kondisi lingkungan secara fisik, pharmaceuticals, fasilitas dan kesehatan personal serta jasa pelayanan kesehatan. 4. Legalitas Setiap sistem kesehatan baik secara langsung ataupun tidak langsung memiliki dukungan hukum. Beberapa fungsi adanya perlindungan hukum ini antara lain: 1) Menjamin berjalannya fasilitas produksi sumber daya 2) Otorisasi program yang membutuhkan perlindungan hukum 3) Pendanaan sosial pelayanan kesehatan 4) Kualitas surveilance yang membutuhkan proteksi hukum 5) Pelarangan perilaku yang merugikan lingkungan 6) Perlindungan hak asasi individu seseorang Dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan desentralisasi bidang

kesehatan, telah pula dirumuskan empat tujuan strategis, yaitu: 1) Terbangunnya komitmen antara pemerintah daerah, legislatif, masyarakat, dan stakeholder lainnya guna kesinambungan pembangunan kesehatan; 2) Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia; 3) Terlindunginya kesehatan masyarakat, khususnya penduduk miskin, kelompok rentan dan daerah miskin; 4) Terwujudnya komitmen nasional dan global dalam program kesehatan daerah dan tertatanya manajemen kesehatan di era desentralisasi. Dengan berlakunya kebijakan desentralisasi pelayanan kesehatan, maka diperkirakan sistem kesehatan wilayah akan berubah. Perubahan tersebut dipicu oleh perubahan mekanisme keuangan dan perubahan sistem dan struktur lembaga-lembaga kesehatan. Akibat perbedaan kekuatan sumber pembiayaan setelah proses desentralisasi berjalan, maka diperkirakan akan ada

berbagai kelompok daerah yang berbeda strategi pembangunan pelayanan kesehatannya. Pengembangan lembaga-lembaga pelayanan kesehatan akan mengacu pada konsep good governance dimana ada lembaga pemerintahan, lembaga usaha yang bergerak di sektor kesehatan dan masyarakat sendiri. Manajemen kesehatan yang transparan, akuntabilitas dan dapat diakses informasinya oleh masyarakat merupakan bukti bahwa pemerintah secara tidak langsung telah melakukan good governance melalui lembaga-lembaga penyedia pelayanan kesehatan.

B. Sistem Informasi Kesehatan Manajemen data dan informasi kesehatan adalah pengelolaan data dan informasi kesehatan mulai dari input (sumber data), pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian dan publikasi data & informasi. Adanya Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dapat memberikan dukungan informasi dalam proses pengambilan keputusan di semua tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi. Subsistem dalam sistem informasi kesehatan secara umum meliputi: 1) Surveilans epidemiologis (untuk penyakit menular dan tidak menular, kondisi lingkungan dan faktor risiko) 2) Pelaporan rutin dari puskesmas, rumah sakit, laboratorium kesehatan daerah, gudang farmasi sampai ke praktek swasta 3) Pelaporan program khusus, seperti TB, lepra, malaria, KIA, imunisasi, HIV/AIDS, yang biasanya bersifat vertikal.

4) Sistem administratif, meliputi sistem pembiayaan, keuangan, sistem kepegawaian, obat dan logistik, program pelatihan, penelitian dan lain-lain 5) Pencatatan vital, baik kelahiran, kematian maupun migrasi penduduk. Upaya pengembangan SIK harus dimulai dengan kegiatan penilaian secara menyeluruh kondisi sistem kesehatan yang ada serta kebutuhan terhadap pengembangan ke depan. Assessment tersebut akan menilai determinan teknis SIK yang meliputi: 1) Input data: yang mencakup keakuratan dan kelengkapan pencataan dan pengumpulan data. Di tingkat puskesmas, akurasi dan kelengkapan format berbagai laporan seperti LB1, LB3, laporan wabah, laporan obat maupun sistem informasi tenaga kesehatan perlu dikaji secara mendalam. 2) Analisis, pengiriman dan pelaporan data: meliputi efisiensi, kelengkapan dan mutunya di semua tingkatan. 3) Penggunaan informasi: meliputi pengambilan keputusan dan tindakan yang diambil berkaitan dengan kebijakan di tingkat unit pelayanan perorangan/masyarakat, program maupun pengambil kebijakan tingkat tinggi 4) Sumber daya sistem informasi: meliputi ketersediaan, kecukupan dan penggunaan sumber daya esensial, anggaran, staf yang terdidik dan terampil, fasilitas untuk penyimpanan data, peralatan untuk komunikasi data, penyimpanan, anlaisis dan penyiapan dokumen (fax, komputer, printer, fotokopi dll). 5) Sistem informasi manajemen dan networking: mencakup koordinasi dan mekanisme organisasi untuk menjamin penetapan, standarisasi,

pembuatan, pemeliharaan, pembagian (sharing) dan pelaporan data dan informasi dilaksanakan secara tepat. Sistem informasi manajemen kesehatan sebagai sub sistem dalam sistem administrasi kesehatan merupakan kesatuan/rangkaian kegiatan-kegiatan yang mencakup seluruh jajaran upaya kesehatan diseluruh jenjang administrasi yang mampu memberikan informasi kepada:

1) Pengelola, yaitu para administrator atau manajer kesehatan untuk dasar pertimbangan menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam menjalankan fungsi-fungsi administrasinya. 2) Masyarakat, dalam upaya untuk meningkatkan kemampuannya untuk menolong dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya. Sumber daya organisasi antara lain man, money, macine, method, material, dan juga data/informasi. Peran utama dari data/informasi pada hakekatnya adalah pada dukungannya terhadap fungsi-fungsi

administrasi/manajemen dalam pengelolaan program kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita rasakan bagaimana sulitnya menentukan kebijakan atau pengambilan keputusan yang baik bila data/informasi yang akan dipakai untuk mendasarinya kurang atau tidak cukup tersedia. Tanpa dukungan data/informasi yang baik kebijakan yang kita ambil akan kurang tepat atau keliru. Upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan ditujukan ke arah terbentuknya suatu sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna, yang mampu memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan untuk: 1) Pengambilan keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam rangka perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian 2) Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya penanggulangannya 3) Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri 4) Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan Sasaran dalam upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan meliputi:

1) Terciptanya pengorganisasian dan tata kerja pengelolaan data/informasi dan atau tersedianya tenaga fungsional pengelola data/ informasi yang terampil di seluruh tingkat administrasi 2) Ditetapkannya kebutuhan esensial data/ informasi di tiap tingkat dan pengembangan instrumen pengumpulan dan pelaporan data 3) Dihasilkannya berbagai informasi kesehatan di seluruh tingkat

administrasi secara teratur, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan dan atau atas permintaan dari pengguna data/ informasi 4) Tersedianya dukungan teknis dan sumber daya yang memadai dalam rangka pemantapan dan pengembangan otomasi pengolahan data di seluruh tingkat administrasi 5) Pengembangan bank data kesehatan, pengembangan jaringan komunikasi komputer dan informasi Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan maka strategi pengembangan SIKNAS adalah: 1. Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada Pengertian terintegrasi tidak bermaksud mematikan/ menyatukan semua sistem informasi yang ada. Sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila digabungkan akan disatukan. Sistem-sistem informasi lainnya,

pengintegrasian lebih berupa pengembangan: pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas-otoritas dan mekanisme saling hubung. Dengan integrasi ini diharapkan semua sistem informasi yang ada akan bekerja secara terpadu dan sinergis membentuk SIKNAS. Pembagian tugas dan tanggung jawab akan memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki kualitas dan validitas yang baik. Otoritas akan menyebabkan tidak adanya duplikasi dalam pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Mekanisme saling hubung, khususnya dengan Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan akan menjamin dapat dilakukannya pengolahan dan analisis data secara komprehensif.

2. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing) data dan informasi terintegrasi. Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan data yang masing-masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat signifikan, yaitu: a. Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan lingkungan dan pemantauan ketersediaan obat. b. Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten/ kota ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dari UPT provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi ke

Departemen Kesehatan (kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dan terkoordinas). c. Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang ada, seperti program pemberantasan malaria. d. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang sudah berjalan seperti ketenaga kesehatan (Sinakes, Sidiklat, dan lain-lain). e. Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari pengumpulan data rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional (seperti Survei Kesehatan Nasional), maupun yang berskala provinsi dan Kabupaten/ Kota (SI IPTEK Kesehatan / Jaringan Litbang Kesehatan). 3. Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah. Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan di unit-unit pelayanan kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah sakit), SIK kabupaten/ kota, dan SIK provinsi. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatankegiatan: a. Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar gedung. b. Mengolah data

c. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota d. Memelihara bank data e. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan manajemen unit puskesmas f. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya. Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan: a. Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit memiliki tanggungjawab

(penerimaan pasien, lama rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu dan lain-lain) b. Memantau kondisi finansial rumah sakit (cost recovery) c. Memantau pelaksanaan sistem rujukan d. Mengolah data e. Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah setempat f. Memelihara bank data g. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan manajemen unit rumah sakit h. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/ Kota memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan: a. Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber lain b. Menyelenggarakan survei/ penelitian bilamana diperlukan c. Membuat profil kesehatan kabupaten/ kota untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Kabupaten/ kota untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Kabupaten/ Kota sehat d. Mengirim laporan berkala/ profil kesehatan kabupaten/ kota ke dinas kesehatan provinsi setempat dan pemerintah pusat e. Memelihara bank data

f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan: a. Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah propinsi dan sumber-sumber lain b. Menyelenggarakan survei/ penelitian bilamana diperlukan c. Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian propinsi sehat d. Mengirim laporan berkala/ profil kesehatan propinsi ke pemerintah pusat e. Memelihara bank data f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya Fasilitasi pengembangan SIK daerah dilaksanakan dengan terlebih dahulu membantu menata sistem kesehatannya, membantu pengadaan perangkat keras, perangkat lunak, rekruitmen dan pelatihan tenaga kesehatan. 4. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen diawali dengan mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menyajikan data dan informasi kesehatan. Misalnya dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD harus dapat disajikan, kemasan-kemasan data dan informasi yang menggambarkan kecenderungan masalah-masalah

kesehatan rakyat dan kerugian yang diakibatkannya. Pembahasan rancangan anggaran harus disajikan kemasan data dan informasi tentang

cost

benefit

dari

kegiatan-kegiatan

yang

diusulkan.

Selain

itu

dikembangkan pula publikasi berkala cetak atau elektronik atau akses online 5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat Pemanfaatan fasilitas intranet dan internet karena penggunaannya sudah meluas di masyarakat. Depkes menyelenggarakan pelatihan bagi tenagatenaga fungsional pengelola data dan informasi kesehatan. 6. Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi berlangsung paralel dengan kegiatan 3,4 dan 5. Depkes menyusun Rencana Induk Penataan Kerangka Teknologi Informasi (Information Technology Framework Rearrangement Master Plan) dan Rencana Induk Pengembangan Sumber Daya Manusia Informasi (Information Human Resource Development Master Plan). Depkes juga menerbitkan standar dan pedoman, serta
advokasi agar terpenuhi sesuai rencana induk.

BAB III KESIMPULAN

Manajemen kesehatan merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan data dan informasi, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Unsur-unsur dari manajemen kesehatan adalah perencanaan, administrasi, regulasi dan legislasi. Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Adapun fungsi dari manajemen kesehatan ialah mengatur agar segala bentuk upaya pembangunan kesehatan dapat lebih terarah dan tepat sasaran sedangkan fungsi dari sistem informasi kesehatan ialah menyediakan informasi mengenai isu-isu kesehatan dan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi bagi pemerintah ataupun stakeholders lainnya dan menyediakan informasi berbagai kebijakan dan programprogram kesehatan bagi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Adisasmito, Wiku. 2010. Sistem Kesehatan. Jakarta: Rajawali Press. 2. http://arnalove.blogspot.com/2009/06/definisi-sistem-informasikesehatan.html 3. http://kevinrestu.blogspot.com/2010/11/idk-7-manajemen-informasikesehatan.html 4. http://www.depkes.go.id 5. http://www.desentralisasi-kesehatan.net 6. http://www.dinkes-dki.go.id/sik.htm 7. http://www.dinkesjatim.go.id 8. http://www.kesmas.unsoed.ac.id 9. http://www.sutanto@uns.ac.id 10. http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id

Anda mungkin juga menyukai