Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rahma Erdha Yunita NIM : 131011131 Resume Komunitas

(Kelompok 2) Theory Uncertainty Mishel dalam Keperawatan Komunitas pengertian Teori Ketidakpastian Penyakit Mishel meneliti bagaimana ketidakpastian dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk beradaptasi dengan penyakit serta hasil dari penyakit (Neville, 2003, hal. 206). Tiga komponen utama teori ketidakpastian penyakit Mishel : 1. Awal dari terbentuknya ketidakpastian pada pasien 2. Penilaian (applaise) ketidakpastian atau gangguan kemampuan untuk menilai secara kognitif penyakit 3. Koping (pertahanan) dari ketidakpastian yang dirasakan, Reconceptualized Uncertainty Illness Theory : Reconceptualized dalam teori ketidakpastian penyakit ini dikembangkan untuk mengatasi pengalaman hidup dengan ketidakpastian terus menerus baik penyakit kronis yang dialami dan membutuhkan manajemen atau penyakit dengan kemungkinan kambuh. RUIT dikembangkan melalui diskusi dengan kolega, data kualitatif dari sakit individu secara kronis dan kesadaran dari teori UIT Konsep Keperawatan : 1. Masyarakat adalah mitra 2. Memandirikan masyarakat

3. Perawat mentransfer pengetahuan,sikap dan tindakan. Intervensi Keperawatan Komunitas : 1. Prevensi primer : Aktivitas yang di desain untuk mengurangi insiden gangguan.

2. Prevensi sekunder : upaya pencegahan yang dilakukan untuk mengurangi durasi gang.mental 3. Prevensi Tersier : sama dengan rehabilitasi

( Kelompok 1 ) Health Promotion Model Pengertian Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan, kelompok dan masyarakat agar memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta mengembangkan iklan yang mendukung, dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat sesuai dengan faktor budaya setempat. Yang ingin di capai melalui pendekatan ini adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan keterampilan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. (Depkes RI, 2006). Tujuan : mempengaruhi sikap dan membawa perubahan (perbaikan )gaya hidup yang sehat dan positif , baik secara individu, di dalam masyarakat, maupun lingkungannya. Ruang lingkup :

a.

Sasaran pelayanan kesehatan : pelayanan promotif , preventif , kuratif , rehabilitatif.

b.

Jenis pelayanan kesehatan : promkes tingkat promotif , preventif , kuratif , rehabilitatif.

Teknik promosi kesehatan : Teknik kasus , kuliah , konferensi , simulasi , dll. Komponen Teori Model Promosi Kesehatan : Teori harapan dan Teori kognitif sosial Model Promosi Kesehatan Nolla J. Pender , Model ini berfokus pada : Karakteristik individu dan pengalamannya. Teori model promosi kesehatan oleh Nolla J. Pender pada tahun 1982. Perilaku individu yang mempengaruhi kondisinya. Hasil dari perilaku individu.

Sasaran Praktik Keperawatan Komunitas 1. Individu sebagai klien Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biopsikososiospiritual 2. Keluarga sebagai klien Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow

3. Masyarakat sebagai klien

PRINSIP DASAR PRAKTIK KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

1. 2.

Keluarga =

unit utama

Sasaran =

individu,keluarga,kelompok, masyarakat

3. Pelayanan keperawatan promotif,prefentif,kuratif,rehabilitatif

4. 5.

Kegiatan utama =

di masyarakat BUKAN di RS

Pasien =

masyarakat sehat dan sakit

6. Bekerja secara tim 7. Home visit Implementasi model promosi kesehatan Nolla J. Pender dalam keperawatan komunitas : a. Praktik Keperawatan b. Pendidikan Kesehatan c. Penelitian Keperawatan d. Modifikasi Lingkungan

1. Promotif, adalah upaya penyebar luasan informasi melalui berbagai media. Metode penyampaian, alat bantu, sasaran, media, waktu ideal, frekuensi, pelaksana dan bahasa keterlibatan instansi terkait maupun informal leader tidaklah sama di setiap daerah, kepada dinamika di masyarakat dan kejelian kita untuk menyiasatinya agar informasi kesehatan bisa diterima dengan benar dan selamat. Penting untuk diingat bahwa upaya promotif tidak selalu menggunakan dana negara, adakalnya diperlukan adakalanya tidak. Selain itu, penyebaran informasi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dengan memanfaatkan media yang ada dan sedapat mungkin dikembangkan agar menarik dan mudah dicerna. Materi yang disampaikan seyogyanya selalu diupdate seiring dengan perkembangan ilmu kesehatan terkini. Kalau perlu diusahakan menggunakan media teknologi terkini seperti multimedia menggunakan LCD. Ehm asyik. serta bergantung

2. Preventif, adalah upaya pencegahan semisal imunisasi, penimbangan balita di Posyandu dan upaya preventif lainnya. Kadang ada sekelompok masyarakat yang meyakini bahwa bayi berusia kurang dari 35

hari (jawa: selapan) tidak boleh dibawa keluar rumah. Menghadapi kondisi seperti ini kita tidak bisa serta merta memaksa masyarakat untuk mengimunisasikan bayinya pada usia seminggu misalnya. Diperlukan waktu dan kesabaran serta pemberian pengertian terus menerus agar masyarakat memahami bahwa imunisasi dini akan memberikan kekebalan bagi bayi sejak dini pula. Kalaupun tidak bisa, tak ada salahnya imunisasi diberikan setelah si bayi boleh keluar rumah. Resikonya, cakupan KN (kunjungan neonatus) menjadi rendah. Gak papa, tulis aja narasinya. Contoh lain, ketika kita menjumpai anak balita (1-5 tahun) kurang gizi di suatu desa terpencil, tidaklah bijak jikalau kita menganjurkan si ibu untuk memberi keju atau susu bagi balitnya, lha wong beli beras aja udah kembang kempis. Pun tidak pada tempatnya jikalau petugas kita sontak berkomentar sembari membelalakkan mata: lho, anak ibu kurang gizi bla ..blabla . Si ibu jadi malu, trus berikutnya ga datang nimbang lagi. Nah, salah siapa hayo !!!

Anda mungkin juga menyukai